Makna Istilah
7 warga Garut meninggal karena terpapar Difteri. Ridwan Kamil menemukan,
mereka belum melakukan vaksinasi difteri dan ada tokoh yang melarang
vaksin.(kompas.com)
Pada kata ‘vaksin’ yang juga merupakan istilah ilmiah memiliki arti bahan
yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan tubuh.
5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Leech (1976) membagi makna menjadi makna konseptual dan makna
asosiatif. Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki
oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Kata ‘kuda’
memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat yang biasa
dikendarai’. Jadi makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna
leksikal, makna denotatif, dan makna referensial.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di
luar bahasa. Misalnya, kata ‘melati’ berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian.
6. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari
makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Contoh
dari idiom adalah bentuk membanting tulang dengan makna ’bekerja keras’,
meja hijau dengan makna ’pengadilan’.
Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih dapat
ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi”
antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya
peribahasa ‘Seperti anjing dengan kucing’ yang bermakna dikatakan ihwal dua
orang yang tidak pernah akur. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang
yang namanya anjing dan kucing jika bersua memang selalu berkelahi, tidak
pernah damai.
Contoh :
“Jadi sekarang Abang sudah tahu, apa yang membuatku jadi begitu beda
memandang urusan kayak gini. Orang lain, kalau kena, dan terpanah tepat di
jantung seperti aku sekarang ini, pasti akan langsung membabi buta. Persetan
kanan-kiri atas-bawah, yang penting bisa memiliki. Karena bagi mereka,
bahagia Cuma bisa diraih dengan cara memiliki. Aku kebetulan nggak dibikin
Tuhan memiliki salah satu hal penting dasar yang dipunyai sumua manusia,
yaitu keluarga. Karenanya aku juga ngga terlalu hirau pada saat hal itu, yaitu
perasaan atau keinginan untuk memiliki. Buatku, semua cuma barang titipan.
Ngga ditakdirkan untuk lama-lama di sini, tepat di depanku. Karenanya, kalau
sesuatu mau hilang atau lenyap atau pergi, ya hilang aja. Ya pergi aja!
Semudah itu. Dan khusus untuk urusan cinta, atau jodoh, aku lebih suka
menerima daripada memiliki.” (Winarto, 2017:317-318)
Pada kata ‘membabi buta’ memiliki makna yang artinya mengamuk dan
bertindak tanpa peritungan.
7. Makna Kias
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti kiasan digunakan
sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa
(baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti
leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Jadi,
bentuk-bentuk seperti puteri malam dalam arti ’bulan’, raja siang dalam arti
’matahari’.
Contoh :
“Maka jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh jadi benci atas kehidupan
ini, boleh kecewa, boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada
pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Akan dia rawat kapalnya, hingga dia
bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka, jangan rusak kapal kehidupan milik kau,
Ambo, hingga dia tiba di dermaga terakhirnya.” (Liye, 2015:282-284).
Pada percakpan di atas memiliki makna kias pada kalimat tidak pernah
ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Maksud kias pada kata ‘pelaut’
bermakna manusia dan kata ‘kapal’ bernakna kehidupan. Jadi tidak ada
manusia yang merusak kehidupannya sendiri.