XI IPA SEMESTER II
By Halmia Wahyuni,S.Pd
1
PENGERTIAN
Halmia Wahyuni,S.Pd 2
Alat Titrasi
Larutan
baku/penitrasi/
titer
Titran→titrat
Halmia Wahyuni,S.Pd 3
Prinsip Titrasi
Titrat ditambahkan penitrasi sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen
( artinya secara stoikiometri titrant dan
titer/penitrasi tepat habis bereaksi).
Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Halmia Wahyuni,S.Pd 4
Lanjut Prinsip Titrasi
Halmia Wahyuni,S.Pd 5
Cara Mengetahui Titik
Ekuivalen
1. Memakai pH meter untuk
memonitor perubahan pH selama
titrasi dilakukan, kemudian membuat
plot antara pH dengan volume titrant
untuk memperoleh kurva titrasi. Titik
tengah dari kurva titrasi tersebut
adalah “titik ekuivalent”.
Halmia Wahyuni,S.Pd 6
Lanjut Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
2. Memakai indicator asam basa.
Indikator ditambahkan pada titrant
sebelum proses titrasi dilakukan.
Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada
saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih
disebabkan kemudahan pengamatan,
tidak diperlukan alat tambahan, dan
sangat praktis.
Halmia Wahyuni,S.Pd 7
indikator
•Indikator yang dipakai = ind. warnanya
dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator
diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya
adalah dua hingga tiga tetes.
•Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi
maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin
dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan
dengan memilih indicator yang tepat dan
sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Halmia Wahyuni,S.Pd 8
Lanjut indikator
Keadaan dimana titrasi dihentikan
dengan cara melihat perubahan
warna indicator disebut sebagai
“titik akhir titrasi”.
Halmia Wahyuni,S.Pd 9
Basa Kuat vs Asam Kuat
HCl + NaOH → NaCl + NaOH
Mengalirkan asam
pada basa
pH hanya menurun dalam
jumlah yang sangat sedikit
sekali sampai mendekati titik
ekivalen. Kemudian kurva
tersebu melonjak turun dengan
sangat curam
10
Asam Kuat vs Basa Kuat
HCl + NaOH → NaCl + NaOH
Mengalirkan basa pada asam • dimulai dengan pH
rendah dan meningkat
seiring dengan
penambahan larutan
natrium hidroksida
• pH tidak berubah
drastis sampai anda
mendekati titik
ekivalen. Kemudian
kurva tersebut
meningkat dengan
sangat tajam.
11
Basa Lemah vs Asam Kuat
Mengalirkan asam pada basa NH3 + HCl → NH4Cl
12
Asam kuat vs Basa lemah
NH3 + HCl → NH4Cl • Pada bagian permulaan titrasi ini,
anda memiliki kelebihan asam
Mengalirkan basa pada asam hidroklorida. Bentuk kurva akan
sama dengan ketika anda memiliki
kelebihan asam pada permulaan
titrasi yang menggunakan larutan
natrium hidroksida pada asam.
• Ini hanya terjadi setelah titik
ekivalen yang mana menjadi
sesuatu yang berbeda.
• Larutan penyangga yang terbentuk
mengandung kelebihan amonia dan
amonium klorida. Larutan
penyangga ini menahan kenaikan
pH yang sangat besar – tidak akan
terjadi kenaikan yang sangat besar
lagi. Karena amonia hanya basa
lemah. 13
Basa Kuat vs Asam Lemah
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O Pertama kita memiliki kelebihan
natrium hidroksida. Kurva akan tepat
sama dengan ketika anda
Mengalirkan asam pada basa
menambahkan asam hidroklorida
pada natrium hidroksida. Sekali saja
ada kelebihan asam, maka akan
terjadi suatu hal yang berbeda.
14
asam lemah vs basa kuat
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Permulaan gambar
Mengalirkan basa pada asam
menunjukkan kenaikan pH
yang relatif cepat tetapi
mereda seiring dengan
pembentukan larutan
penyangga yang
mengandung asam etanoat
dan natrium etanoat.
Setelah melewati titik
ekivalen (ketika terjadi
kelebihan natrium
hidroksida) kurva sama
seperti pada bagian akhir
gambar HCl-NaOH.
15
Basa lemah vs Asam lemah
CH3COOH + NH3 → CH3COONH4
16
Rumus
Halmia Wahyuni,S.Pd 17
Soal
1. 10 mL HCl yang tidak diketahui konsentrasinya
dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Pada titik akhir
titrasi ternyata rata-rata volum NaOH 0,1 M yang
digunakan adalah 12,52 mL. Hitung konsentrasi
HCl yang dititrasi
Halmia Wahyuni,S.Pd 18