Pembahasan
Pada modul kali ini kita akan membahas Asian Development Bank (ADB) atau Bank
Pembangunan Asia didirikan pada tahun 1966, dimana pada saat itu negara-negara
Asia sangat membutuhkan bantuan ekonomi untuk membiayai pertumbuhan dan
pembangunannya. ADB memiliki tugas yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, serta bekerja sama dengan semua pihak yang berkepentingan di Asia. ADB
merupakan lembaga pengembangan keuangan internasional yang melaksanakan
penyaluran dana, menyokong investasi, dan memberikan kerjasama teknis (technical
assistance) kepada negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. ADB
merupakan lembaga negara yang memiliki jumlah anggota hingga saat ini sebanyak
67 negara yang anggotanya merupakan pemerintah-pemerintah dari berbagai negara.
ADB juga merupakan organisasi internasional khususnya di wilayah Asia. Selain itu
ADB juga beranggotakan negara-negara non-Asia, yang sangat banyak membantu
permodalan ADB (Suyatno, 2007:104).
Akumulasi total bantuan ADB terhadap Indonesia dengan total 291 gelombang telah
mencapai jumlah US$22,56 milyar. Lembaga ini juga telah menyediakan bantuan
teknis untuk 491 proyek yang bernilai US$253,66 juta. Pada tahun 2008, ADB
memberikan bantuan sebesar US$1,085 milyar untuk Indonesia. Jumlah tersebut
meningkat pada 2009 menjadi US$1,75 milyar. Berdasarkan data dari tahun 1999,
sebagian besar bantuan ADB digunakan untuk mendanai proyek- proyek infrastruktur
sosial (35%), kemudian diikuti oleh sektor energi (23%), sektor industri dan keuangan
(18%), pertanian dan sumber daya alam (14%), transportasi dan komunikasi (9,5%),
dan multisektor lainnya (0,5%). Delapan tahun kemudian, terjadi perubahan proporsi
bantuan ADB. Dalam bantuan yang diberikannya tahun 2007, sektor pertanian dan
sumber daya alam mendapatkan jumlah terbesar (17,13%), diikuti oleh sektor energi
(17,09%), keuangan (13,5%), multisektor (12,58%), transportasi dan komunikasi
(12,03%), pendidikan (9,5%), hukum dan kebijakan publik (8,69%), kesehatan dan
jaring pengaman sosial (7,74%), perdagangan dan industri (3,08%), serta air dan
sanitasi pembuangan limbah (1,67%) (Serikat Petani Indonesia, 2009:6).
Salah satu lembaga internasional yang sangan berperan di Indonesia adalah ADB.
ADB didirikan sebagai lembaga keuangan Asia yang membantu negara- negara
berkembang dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup
rakyatnya. ADB yang awalnya 31 yang kini menjadi 67 negara anggota. Pada tahun
pertama didirikan ADB hanya berfokus pada bantuan produksi pangan dan
pembangunan pedesaan. Semakin berkembagnya zaman maka bantuan yang
diberikan ADB semakin berkembang ke berbagai sektor seperti infrastruktur, energi,
keuangan, dan pendidikan. (adb.org).
2) Membuat proyek – proyek atau program regional yang memafaatkan sumber daya
yang tersedia untuk membiayai pembangunan, dengan memprioritaskan wilayah
dan sub-wilayah Asia, yang berperan secara efektif terhadap pertumbuhan
ekonomi yang selaras di wilayah tersebut secara keseluruhan. Dan yang sangat
diutamakan adalah kebutuhan dari negara-negara kecil atau negara-negara yang
sulit berkembang di wilayah Asia.
Menurut Beryl Levinger dan Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe kemitraan
yaitu:
1) Potential Partnership: Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu
sama lain tetapi belum bekerja bersama secara lebih dekat.
Country Partnershp Strategy (CPS) atau strategi kemitraan negara adalah suatu
strategi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk
meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan. Menurut Lucyna Czechowska, Strategi kemitraan dapat diartikan
sebagai hubungan bilateral yang dicirikan secara bersamaan dengan fleksibilitas
suatu kelembagaan dalam menjaga kedaulatan hukum yang sesuai pada integritas
strategis masing-masing negara. Hubungan yang dilakukan dalam kemitraan strategis
biasanya lebih kepada permasalahn ekonomi. Karena hal tersebutlah dilakukan
kerjasama secara jangka panjang untuk mengimplementasikannya (Czechowska,
2013:47).
Daftar Pustaka
Subagyo, dkk. (1998). Bank dan Keuangan Lainnya. Yogyakarta: STIE YKPN.
Secara umum, untuk pinjaman program maupun proyek, terms pinjaman dari ADB adalah:
Front-end fee : 0%
Commitment Charge : 0,15% pa (dari pinjaman yang belum ditarik)
Bunga : Cost Based Rate + Effective Contractual Spread + Maturity
Premium + (rebate)/surcharge on funding cost margin.
dimana:
Cost Based Rate : USD Libor 6 bulan
Effective Contractual Spread : 0,5%
Maturity Premium : 0 – 0.2%
Eksposure pinjaman dari ADB kepada Pemerintah Indonesia sebesar USD 8,98 milliar
atau sebesar 16% dari outstanding loans (DMFAS 31 Mei 2016). Terdapat 14 pinjaman aktif
dengan rincian sebagai berikut:
Loan
Loan Date Date Amount
NAME
No. Number Signed Closed (thousand
USD)
1 Financial Market Dev & Inclusion Program 3274-INO 30-Sep-15 30-Jun-16 400,000
2 Java Bali 500 KV Power Trans 3083-INO 30-Dec-13 30-Sep-19 224,000
3 Java Bali 500 KV Power Trans 8276-INO 30-Dec-13 30-Sep-19 25,000
4 Strengthening West Kalimantan 3015-INO 17-Oct-13 31-Jul-16 49,500
5 Metro Sanitation Management 3123-INO 13-May-14 31-Dec-20 80,000
6 Metro Sanitation Management 8280-INO 13-May-14 31-Dec-20 40,000
7 Coral Reef Rehab & Management 3094-INO 23-Dec-13 30-Jun-19 45,520
8 Regional Roads Develop Project 2817-INO 7-May-12 31-Jul-18 180,000
9 Neighborhood Upgrading & Shelter 2 3122-INO 23-Apr-14 30-Jun-18 74,400
10 State Accountability Revitalization 2927-INO 26-Nov-12 30-Jun-18 57,750
11 Polytechnic Education Development 2928-INO 21-Nov-12 30-Jun-18 75,000
12 Metro Sanitation Management & Health 2654-INO 21-Sep-10 30-Oct-16 35,000
13 Integrated Citarum Water Resources 2500-INO 22-Apr-09 31-May-16 20,000
14 Integrated Citarum Water Resources 2501-INO (SF) 22-Apr-09 31-May-16 20,162
Indonesia merupakan salah satu negara anggota ADB dengan saham terbesar ke-6
(5,17%) setelah Jepang (15,65%), AS (15,65%), China (6,46%), India (6,35%), dan Australia
(5,8%). Indonesia menempatkan seorang Executive Director dalam Board of Director di ADB.
Sejak tahun 2014 jabatan tersebut ditempati oleh Bpk. Bhimantara Widyajala (mantan eselon II
di DJPPR, Kementerian Keuangan). Berdasarkan portfolio pinjaman ADB, Pemerintah
Indonesia adalah borrower terbesar ke-3 (11.2%) setelah China ( 25.6%) dan India (24.3%) dari
outstanding per akhir tahun 2015 (eq. USD 56,5 miliar).
Contact Person:
Mr. Steven R. Tabor
Country Director
Gedung BRI II, 7 Floor