Anda di halaman 1dari 5

Alat Musik Tradisional Arbab Dari Aceh

Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu Arbabnya sendiri (instrumen induknya) dan
penggeseknya (stryk stock) dalam bahasa daerah disebut: Go Arab. Instrumen ini memakai
bahan: tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai

Musik Arbab pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Arbab ini
dipertunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat, pasar malam dsb.
Sekarang ini tidak pernah dijumpai kesenian ini, diperkirakan sudah mulai punah. Terakhir
kesenian ini dapat dilihat pada zaman pemerintahan Belanda dan pendudukan Jepang.

Alat Musik Tradisional Bansi Dari Sumatra Barat

Bansi adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup dan memiliki bentuk
tabung silinder layaknya suling. Terdapat perbedaan antara bansi dari Sumatera Barat dengan
bansi yang berasal dari Aceh yang terletak pada ukurannya yang lebih kecil. Bansi terbuat
dari bahan bambu talang atau bambu sariak yang merupakan jenis bambu kecil dan cukup
tipis yaitu sekitar 33,5-36 cm dengan diameter 2,5-3 cm. Bansi memiliki 7 buah lubang yang
memiliki fungsinya tersendiri, 6 buah lubang sebagai pengatur nada dan 1 buah lubang udara
tempat meniup alat musik ini. Bansi memiliki nada diationik atau nada standar. Jadi alat
musik tradisional ini dapat memainkan lagu-lagu tradisional dan juga dapat dikombinasikan
dengan lagu-lagu modern.
Alat Musik Tradisional Genggong Dari Sumatra Selatan

Genggong merupakan salah satu alat musik tradisional Sumatera Selatan. Alat musik jenis ini
biasa dimainkan dengan cara ditiup serta getaran lidah sebagai pengatur nadanya. Alat musik
genggong ini menghasilkan suara yang mirip dengan harmonika.

Dahulu, genggong dimainkan oleh para petani sebagai pengisi waktu kosong atau hiburan
ketika mereka beristirahat selama kegiatan di sawah. Di sisi lain, alat musik genggong ini
juga kerap dimainkan oleh masyarakat Basemah.

Alat musik tradisional Sumatera Selatan jenis ini dapat dibuat dari beberapa macam material,
yakni dari bahan bambu, kayu, ataupun dari logam.

Alat Musik Tradisional Gendang Dari Lampung


Gendang adalah alat musik tradisional yang sangat umum di Indonesia khususnya di pulau
Jawa. Kita juga dapat menjumpai alat musik satu ini di daerah Lampung yang sudah
digunakan oleh masyarakat adat sejak dari dulu.

Gendang terbuat dari bahan kayu sebagai material utama pembuatannya. Bagian tengah kayu
dilubangi dan dilapisi oleh kulit binatang sebagai bagian yang menghasilkan suara. Gendang
dimainkan dengan cara ditepuk menggunakan tangan tanpa alat bantu khusus.

Permainan gendang biasa dimainkan dengan alat musik tradisional lainya untuk membuat
suatu irama yang harmonis.

Alat Musik Tradisional Gambus Dari Riau

Gambus merupakan alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Dimana
alat musik tradisional gambus ini biasanya bisa dengan mudah kita temukan di kawasan
Melayu.

Hal tersebut dikarenakan adanya pergeseran nilai spiritual dan juga kebersamaan dalam
masyarakat Melayu yang ada di Pekanbaru dari masa ke masa, sehingga membuat perubahan
pandangan masyarakat dari kesenian gambus dan juga zapin.

Hal tersebutlah yang membuat musik gambus beralihlah menjadi pengiring zapin di pentas,
bahkan bisa dibilang lebih berkembang jika dibandingkan dengan sebelumnya. Pada awalnya
gambus hanya akan dimainkan untuk sarana hiburan yang bernuansa religius dan biasanya
akan dimainkan secara individu, tetapi sekarang gambus bisa dimainkan menjadi lagu yang
lebih sekuler.

Alat musik tradisional gambus ini mempunyai bentuk seperti alat musik mandolin dengan
jumlah senar yang ada sangatlah bervariasi, antara 3 senar hingga 13 senar. Biasanya alat
musik ini akan dimainkan secara bersamaan dengan alat musik gendang, sehingga akan
menghasilkan suara yang merdu.
Alat Musik Tradisional Marwas Dari Kepulauan Riau

Alat musik Marwas merupakan salah satu alat musik Kepulauan Riau. Marwas sendiri sejenis
dengan gendang, meskipun Marwas memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan
gendang biasa.

Alat musik khas Kepulauan Riau ini biasa digunakan sebagai pengiring dalam tarian musik
Zapin. Marwas dimainkan untuk menjaga kestabilan intro dan menciptakan harmoni musik.
Selain itu, alat musik tradisional Marwas juga berfungsi sebagai roffle ketukan atau mat.
Dalam pertunjukan pentas Mak Yong, alat musik Marwas dimainkan sebagai peningkah.

Bahan material alat musik tradisional Kepulauan Riau jenis ini adalah kayu cempedak, rotan,
dan kulit kambing. Kayu tersebut adalah bahan pembuatan tabung resonansi. Sementara, kulit
kambing sendiri sebagai lapisan membran alat bunyi yang diikat dengan rotan.

Alat Musik Tradisional Akordeon Dari Jambi

Alat musik Akordeon merupakan alat musik sejenis dengan organ namun tidak menggunakan
listrik untuk memainkannya, cukup dengan menekannya agar menghasilkan nada yang
diinginkan.
Sebenarnya Alat musik Akordeon bukan asli berasal dari Jambi, alat musik ini pertama kali
dibuat oleh C.F.L. Buschman dari Berlin, Jerman.

Akordeon sering digunakan dalam pementasan musik tradisional daerah Jambi, karena suara
yang dihasilkan dari alat musik Akordeon  sangat cocok dengan musik-musik suku Melayu
yang merupakan suku asli dari daerah Jambi.

Alat Musik Tradisional Ceger Dari Bengkulu

Alat musik tradisional Bengkulu yang pertama dinamakan Ceger. Alat musik jenis ini dibuat
dari bahan kuningan. Ceger ini dibuat dengan berbentuk bulat pipih.

Alat musik kesenian ini dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan telapak tangan.
Biasanya Ceger dimainkan sebagai pelengkap alat musik Kromong Suku Lembak, di
Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai