Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK

KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR
BERTRANSMISI OTOMATIS

Tujuan

Untuk mengetahui unjuk kerja daya, torsi, dan konsumsi bahan bakar pada mesin dengan
menggunakan bahan bakar pertalite dan akan dibandingkan dengan bahan bakar Premium
dan Pertamax.

Metode Pengujian

 Alat dan Bahan


1. Alat
Penelitian dan pengujian unjuk kerja Daya, Torsi dan Konsumsi Bahan Bakar ini
mempergunakan peralatan dan bahan sebagai berikut: 1. Sepeda Motor Honda Vario
2. Rolling Road Dynamometer 3. Stop Watch 4. Buret untuk tempat bahan bakar 5.
Gelas ukur 6. Tangki buatan untuk menghitung konsumsi bahan bakar 7. Peralatan
perbengkelan
2. Bahan
Bahan penelitian ini menggunakan bahan bakar Pertalite yang akan dibandingkan
dengan bahan bakar Premium dan Pertamax
 Prosedur Pengujian
Pengujian unjuk kerja mesin dilakukan dengan menggunakan bahan bakar pertalite, dan
sebagai pembanding adalah bahan bakar premium dan pertamax. Dalam penelitian ini
menggunakan beberapa urutan langkah kerja. Adapun langkah-langkah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum mesin dihidupkan terlebih dahulu lakukan pengecekan terhadap minyak
pelumas, sistem bahan bakar, aki dan perlengkapan uji lainnya.
2. Pengujian pertama menggunakan bahan bakar Premium.
3. Posisikan motor / mesin uji di atas rolling road dynamometer pasangkan alat
pengamanan, seperti tali pengikat dan pengunci roda depan motor / mesin uji.
4. Hidupkan mesin, diamkan selama kira-kira 5 menit untuk pemanasan.
5. Lakukan pencatatan data waktu konsumsi bahan bakar 20 ml, dengan variable RPM
3000-6000.
6. Lakukan pencatatan data torsi, daya, dengan variable RPM 3000-9000.
7. Ulangi pengujian sampai tiga kali percobaan.
8. Matikan mesin, kemudian bersihkan karburator hingga benar-benar bersih dari bahan
bakar Premium.
9. Kemudian lakukan pengujian terhadap bahan bakar Pertamax dan bahan bakar
Pertalite dengan perlakuan yang sama, seperti pengujian bahan bakar Premium.
Pembahasan

1. Torsi
penggunaan bahan bakar yang memiliki angka oktan yang paling tinggi akan lebih tahan
terhadap temperatur yang diakibatkan oleh tekanan pada ruang bakar sehingga tidak
terbakar secara spontan atau terbakar sendiri (detonasi) sebelum terkena percikan bunga
api dari busi hal ini memungkinkan terjadinya pembakaran sempurna sehingga tekanan
gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan menghasilkan torsi yang
semakin besar[5]. Pertamax memiliki distilasi 50% vol. penguapan 110 0C sedangkan
Pertalite memiliki distilasi 50% vol. penguapan 215 0C sehingga pada Pertamax sistem
pembakaran bahan bakar akan lebih baik daripada Pertalite. Jadi semakin tinggi nilai
oktan dan semakin rendah distilasi penguapan bahan bakar yang digunakan dengan
putaran mesin 3000 rpm sampai dengan 9000 rpm dengan Rasio kompresi yang sama
yaitu 10.7 : 1 menghasilkan torsi yang lebih baik.

2. Daya
Pertalite menghasilkan daya lebih besar dari premium dan lebih kecil dari pertamax
dengan daya maksimum yang dihasilkan Pertalite adalah 7.671 kW. Perbandingan daya
yang dihasilkan ketiga bahan bakar ini disebabkan karena masing-masing bahan bakar
memiliki angka oktan yang berbeda. Seperti diketahui Pertalite memiliki angka oktan 90
lebih rendah dari angka oktan Pertamax yaitu 92 dan lebih tinggi dari angka oktan
Premium dengan angka oktan 88. Pada putaran 7000 rpm sampai 9000 rpm torsi yang
dihasilkan menurun, ini terjadi karena pada putaran tersebut gerakan piston dari TMA ke
TMB atau sebaliknya terjadi sangat cepat. Katup hisap dan katup buang membuka dan
menutup dengan cepat. Sehingga ada bahan bakar yang tidak terbakar saat piston
mencapai TMA. Akibatnya ada bahan bakar yang terbuang, hal ini menyebabkan
konsumsi bahan bakar sangat tinggi pada putaran diatas 7000 rpm. Namun karena
tekanan yang dihasilkan di ruang bakar tetap maka daya yang dihasilkan menjadi turun,
karena bahan bakar terbakar sesudah TMA yang mengakibatkan terjadi detonasi. Dengan
demikian pada putaran tinggi dimana tekanan di ruang bakar konstan tetapi terjadi
detonasi, maka daya menurun

3. Konsumsi Bahan Bakar


semakin tinggi nilai oktan bahan bakar yang digunakan dengan putaran mesin dan rasio
kompresi yang sama maka konsumsi bahan bakar yang di hasilkan akan lebih rendah.
Seperti yang ditampilkan pada grafik bahan bakar pertamax dengan nilai oktan tertinggi
menghasilkan konsumsi bahan bakar terendah dibandingkan dengan bahan bakar Pertalite
dan bahan bakar Premium.Hal ini menunjukan dengan penggunaan bahan bakar yang
memiliki angka oktan yang lebih tinggi menyebabkan bahan bakar akan lebih tahan
terhadap temperatur yang diakibatkan oleh tekanan pada ruang bakar, sehingga tidak
terbakar secara spontan atau terbakar sendiri (Detonasi), bahan bakar tidak terbakar
sebelum mencapai Titik Mati Atas (TMA), sehingga memungkinkan terjadinya
pembakaran sempurna, dan sebagai akibatnya tekana gas hasil pembakaran bisa
maksimal angka oktan ini menghasilkan delay periode dari pembakaran bahan bakar
menjadi lebih cepat, sehingga pembakaran menjadi lebih baik sehingga memungkinkan
terjadinya pembakaran sempurna. Karena proses pembakaran yang sempurna inilah yang
akan menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih rendah, dikarenakan bahan
bakar tidak ada yang terbuang.

Kesimpulan

Dari hasil pengujian penggunaan bahan bakar Pertalite menghasilkan uji kerja Daya,Torsi, dan
Konsumsi Bahan Bakar yang lebih baik dibandingkan Premium, namun jika dibandingkan
dengan bahan bakar Pertamax unjuk dari bahan bakar Petalite lebih rendah. Bahan bakar
Pertalite lebih hemat bahan bakar, dan menghasilkan daya yang lebih besar dibandingkan
Premium, sehingga menghasilkan SFC yang lebih baik dibandingkan Premium. Bila
dibandingkan Pertamax, SFC Pertalite lebih rendah.

Perbandingan Unjuk Kerja Mesin Berbahan Bakar Pertamax Plus Dengan Pertalite Pada
Rasio Kompresi Berbeda Terhadap Unjuk Kerja

Tujuan

untuk mengetahui pengaruh rasio kompresi dan variasi bahan bakar dengan sudut 0o
aliran masuk bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin 110cc transmisi otomatis.

Metode Pengujian

Langkah penelitiaan ini dilakukan dengan cara eksperimental, yaitu membandingakan unjuk
kerja mesin 4 langkah dari sudut 0o dengan variasi kompresi dan bahan bakar yang digunakan.
Pengerjaan dilakukan dari tahap menyiapkan Kepala silinder dengan variasi sudut 00,
menyiapkan Block silinder standar dan block silinder yang di sekrap 0,4 mm (kompresi 9,7 : 1),
menyiapkan bahan bakar : Pertamax plus, Pertalite, dan 50% Pertamax plus 50% Pertalite,
memeriksa tachometer dan stopwatch apakah dapat berfungsi dengan baik, melakukan
pengecekan kondisi sepeda motor yang meliputi pembersihan karburator, aliran masuk bahan
bakar (intake manifold dan lubang in pada kepala silinder), pengecekan kompresi, busi, dan
diupayakan mesin dapat bekerja secara maksimum, melakukan pemasangan alat ukur pada
dynamometer, siapkan alat tulis untuk mencatat data-data yang diambil.
Tahap Persiapan pengujian dengan menyiapkan mesin Dynamometer, naikkan sepeda motor
pada mesin Dynamometer, ikatkan sabuk pengaman sesuai dengan standar pengaman dari mesin
dynamometer agar sepeda motor tidak terlempar pada saat pengujian dan tidak terjadi slip antara
roda dan roller dynamometer.

Pengujian Power (Daya), Torsi, dan Konsumsi Bahan Bakar pada sepeda motor dengan
menggunakan alat uji Dynamometer, Bahan Bakar menggunakan bahan bakar Pertamax plus dan
kepala silinder modifikasi (sudut 0o) dengan rasio kompresi 9,2 :

1. pertama hidupkan mesin sepeda motor, kedua putar grip throttle sampai putaran 10.000
rpm
2. setelah grafik pada dynamometer mencapai putaran 10.000 rpm, lalu lepaskan grip
throttle hingga grafik pada dynamometer sampai pada 5000 rpm
3. ketiga tekan tombol “TAKE” dan putar grip throttle secara kontinu dari rpm 5000, 6000,
7000, 8000, 9000, komputer akan mengolah data Power (Daya) dan Torsi dalam bentuk
grafik dan tabel
4. dalam waktu bersamaan ukur pemakaian bahan bakar dengan stopwatch dan jumlah
bahan bakar yang terpakai pada gelas ukur (buret)
5. ulangi langkah pengujian diatas sebanyak 3 kali. Untuk bahan bakar pertalite, 50%
pertamax plus 50% pertalite dan rasio kompresi 9.7 : 1 proses pengujian dapat dilakukan
dengan mengulang proses pengujian dari langkah pertama sampai kelima.

Pembahasan

hubungan putaran mesin terhadap torsi dengan bahan bakar pertamax plus pada rasio
kompresi 9.2 : 1 tidak mengalami peningkatan dan cendrung lebih kecil dibandingkan
dengan bahan bakar pertalite dan campuran 50% pertamax plus 5-% pertalite, ini
menunjukkan bahwa peningkatan oktan bahan bakar pada rasio kompresi yang sama tidak
akan membuat torsi meningkat secara signifikan karena tingkat temperatur pada ruang bakar
lebih rendah untuk nilai oktan yang tinggi. Pada rasio kompresi 9.7 : 1 dengan bahan bakar
pertamax plus mengalami peningkatan sedangkan menggunakan pertalite torsi yang
dihasilkan cendrung lebih kecil, dengan menggunakan bahan bakar campuran 50% pertalite
50% pertamax plus torsi yang dihasilkan rata-rata lebih besar, hal ini dikarenakan pengaruh
temperatur yang dihasilkan oleh rasio kompresi 9.7 : 1 lebih tinggi pada ruang bakar
sehingga sesuai dengan nilai oktan yang tinggi (pertamax plus) dan variasi putaran mesin
(rpm) yang menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya torsi sehingga didapatkan torsi yang
menggunakan pertamax plus (95) lebih besar dibandingkan menggunakan pertalite (90).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahaan data penelitian tentang perubahan rasio kompresi pada sudut
0o aliran masuk bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin 110cc transmisi otomatis dengan
bahan bakar campuran pertamax plus dan pertalite, dapat disimpulkan bahwa Bahan bakar
yang diuji tidak berpengaruh pada unjuk kerja pada rasio kompresi yang tinggi, Torsi yang
tertinggi adalah rasio kompresi 9.7:1 bahan bakar pertamax plus dengan nilai Torsi tertinggi
dengan nilai 10.99 N.m pada putaran mesin 5000 rpm. Daya yang tertinggi adalah rasio
kompresi 9.7:1 bahan bakar pertamax plus dengan nilai 6.16 kW pada putaran mesin 5000
rpm, Dari 2 pilihan bahan bakar yang diuji untuk rasio kompresi 9.2 : 1 bahan bakar pertalite
yang baik dibandingkan pertamax plus, penelitian yang dilakukan dengan variasi bahan bakar
dan rasio kompresi 9.7 : 1, bahan bakar pertamax plus menghasilkan SFC yang irit.

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DENGAN TINGKAT


KOMSUMSINYA

Tujuan

membandingkan konsumsi bahan bakar premium, pertalite, pertamax dan pertamax turbo dengan
tingkat konsumsi bahan bakar pada kendaraan.

Metode Pengujian

Penelitian ini akan dilakukan dengan cara membandingkan konsumsi bahan bakar dari beberapa
jenis bahan bakar yang ada dipasaran Indonesia. Setiap bahan bakar akan dilakukan 3 kali
pengujian konsumsi bahan bakar pada 3 putaran mesin yang berbeda. Penelitian yang dilakukan
ini merupakan jenis penelitian experimental. Penelitian eksperimental merupakan bentuk
penelitian percobaan yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-
kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap efek
atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi. Dengan kata lain, perubahan atau
manipulasi dilakukan terhadap variabel bebas dan pengaruhnya diamati pada variabel terikat

Melalui uji konsumsi mengguanakan burret sebagai media pengukur konsumsi bahan bakar, dan
dengan bantuan tachometer sebagai alat pengukur putaran mesin.

Objek utama dalam penelitian ini yaitu membandingkan konsumsi bahan bakar sepeda motor
100cc dengan bahan bakar yang berbeda-beda. Alat dan bahan penelitian yang digunakan yaitu :
1. Tachometer. Alat ini berguna untuk mendeteksi putaran mesin. 2. Burret digunakan untuk
mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar pada sepeda motor. 3. Bahan Bakar, bahan inilah yang
akan digunakan sebagai objek penelitian. Bahan bakar tersebut yaitu: premium, pertalite,
pertamax, pertamax turbo. 4. Sepeda motor, adalah alat yang digunakan sebagai media
penelitian.
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan teknis analisis deskriptif dengan
melukiskan dan merangkum fenomena-fenomena terukur pada penelitian yang telah dilakukan.
Data-data yang dihasilkan berupa konsumsi bahan bakar motor bensin berdasarkan putaran yang
sudah ditetapkan.

Pembahasan

Secara visual berdasarkan gambar grafik di atas maka bahan bakar pertalite berada pada tingkat
konsumsi yang paling tinggi, dan bahan bakar pertamax turbo berada pada posisi bahan bakar
yang paling irit. Pada putaran rendah masih dipegang oleh bahan bakar premium dengan tingkat
konsumsi bahan bakar 208 detik per 5cc, dan pada putaran menengah konsumsi bahan bakar
paling irit berada pada penggunaan bahan bakar pertamax turbo, dan pada putaran tinggi
penggunaan bahan bakar petamax paling irit dengan waktu 40,67 detik untuk menghabiskan
bahan bakar 5cc. Data tersebut bisa dijadikan tolak ukur, konsumsi bahan bakar pada sebeda
motor apabila menggunakan beberapa jenis bahan bakar. Tidak menutup kemungkinan factor-
faktor yang lain bisa mempengaruhi hal tersbut. Secara keseluruhan kondisi pemakaian bahan
bakar pertamax turbo berada pada posisi teratas dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang
paling irit, selanjutnya disusul oleh pertamax, dan premium dan yang paling akhir pertalite.

Kesimpulan

Pengaruh penggunaan bahan bakar premium terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor
supra fit yaitu bahan bakar premium lebih membutuhkan bahan bakar lebih sedikit dibandingkan
dengan bahan bakar pertalite pada semua putaran mesin. Bahan bakar premium juga paling irit
pada putaran bawah di banding semua bahan bakar. Namun pada putaran menengah dan tinggi
bahan bakar premium lebih boros disbanding pertamax dan pertamax turbo.

PENGARUH BAHAN BAKAR PERTALITE DAN PREMIUM TERHADAP


PERFORMA MESIN MOTOR YAMAHA JUPITER ZCW TAHUN 2010

Tujuan

untuk mengetahui perbedaan performa motor terhadap penggunaan bahan bakar bakar pertalite
dan premium dengan melakukan pengujian torsi, daya, dan kemudian menganalisa konsumsi
bahan bakar spesifik.

Metode Pengujian
1. Melakukan pengujian daya dan torsi menggunakan dynotest pada kendaraan bermotor
dengan RPM yang ditentukan yaitu 4000 > 10000 RPM pada penggunaan bahan bakar
premium.
2. Melakukan pengujian konsumsi bahan bakar dan penghitungan nilai SFC bahan bakar
pada penggunaan bahan bakar premium.
3. Penggantian bahan bakar dari premium menjadi bahan bakar pertalite.
4. Melakukan pengujian daya dan torsi menggunakan dynotest pada kendaraan bermotor
dengan RPM yang ditentukan yaitu 4000 > 10000 RPM pada penggunaan bahan bakar
pertalite.
5. Melakukan pengujian konsumsi bahan bakar dan penghitungan nilai SFC bahan bakar
pada penggunaan bahan bakar premium.
6. Analisa hasil penelitian.

Pembahasan

Torsi maksimum pada mesin motor YAMAHA JUPITER Z – CW tahun 2010 yang
mengacu pada penggunaan bahan bakar pertalite yaitu 9,16 N.m pada putaran mesin 5128
rpm. Sedangkan torsi maksimum dengan bahan bakar premium yaitu 8,59 N.m pada putaran
mesin 4928 rpm. Dari tabel dan grafik diatas daya tertinggi yang dihasilkan oleh pertalite dan
premium besarnya sama, yaitu : 8,3 HP namun pada putaran mesin yang berbeda. Pertalite
pada putaran 7567 dan premium pada putaran 7642. Ini berarti penggunaan jenis bahan bakar
pertalite dan premium terhadap daya mesin motor tidak memberikan peningkatan. Sedangkan
untuk konsumsi bahan bakar spesifik untuk bahan bakar pertalite dan premium memiliki
variasi konsumsi bahan bakar yang berbedabeda. Dimana konsumsi bahan bakar yang lebih
baik terlihat pada bahan bakar pertalite. Dari hasil penelitian konsumsi bahan bakar spesifik,
menggunakan premium dan pertalite menunjukkan konsumsi bahan bakar premium lebih
tinggi dari pada pemakaian bahan bakar pertalite

Kesimpulan

Dari kesimpulan diatas dapat dilihat bahwa bahan bakar pertalite dan premium mempunyai
keunggulan dan kekurangan dari segi performa. Bahan bakar pertalite lebih unggul dari segi
konsumsi bahan bakar spesifik dan torsi, sedangkan premium lebih unggul dari segi daya
mesin pada putaran daya 7750 RPM sampai 10000 RPM.

Anda mungkin juga menyukai