Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MINGGU KE 10

NAMA : ZAINUDIN RAHMAN IBRAHIM

NIM : 220203602009
PRODI : D4 TEKNIK OTOMOTIF
MATA KULIAH : BAHAN BAKAR PELUMAS

SOAL

1. Jekaskan karakteristik daya mesin terhadap putaran mesin (RPM) untuk pembakaran bahan
bakar pertalite ataupun bensin dan gambarkan grafiknya
2. Jekaskan karakteristik emisi CO mesin terhadap putaran mesin (RPM) untuk pembakaran
bahan bakar pertalite ataupun bensin dan gambarkan grafiknya.
3. Jekaskan karakteristik emisi HC mesin terhadap putaran mesin (RPM) untuk pembakaran
bahan bakar pertalite ataupun bensin dan gambarkan grafiknya.
4. Jekaskan karakteristik Torsi mesin terhadap putaran mesin (RPM) untuk pembakaran bahan
bakar pertalite ataupun bensin dan gambarkan grafiknya.

5. Jekaskan karakteristik Daya efektif rata-rata (BMEP) mesin terhadap putaran mesin (RPM)
untuk pembakaran bahan bakar pertalite ataupun bensin dan gambarkan grafiknya.
JAWAB

1. Pembahasan untuk hasil unjuk kerja daya dari pengujian pemakaian bahan bakar Pertalite
dengan bahan bakar pembanding Premium dan Pertamax pada sepeda motor dengan sistem
transmisi otomatis, ditampilkan dalam grafik akselerasi berikut:

Grafik Perbandingan Daya dengan Bahan Bakar Premium, Pertamax dan Pertalite

Dari grafik di atas dapat dilihat bagaimana perbandingan daya yang dihasilkan dari ketiga
bahan bakar yang digunakan. Seperti yang ditampilkan pada grafik bahan bakar Pertalite
menghasilkan daya lebih besar dari premium dan lebih kecil dari pertamax dengan daya
maksimum yang dihasilkan Pertalite adalah 7.671 kW. Perbandingan daya yang dihasilkan
ketiga bahan bakar ini disebabkan karena masing-masing bahan bakar memiliki angka oktan
yang berbeda. Seperti diketahui Pertalite memiliki angka oktan 90 lebih rendah dari angka
oktan Pertamax yaitu 92 dan lebih tinggi dari angka oktan Premium dengan angka oktan 88.
Pada putaran 7000 rpm sampai 9000 rpm torsi yang dihasilkan menurun, ini terjadi karena
pada putaran tersebut gerakan piston dari TMA ke TMB atau sebaliknya terjadi sangat cepat.
Katup hisap dan katup buang membuka dan menutup dengan cepat. Sehingga ada bahan
bakar yang tidak terbakar saat piston mencapai TMA. Akibatnya ada bahan bakar yang
terbuang, halini menyebabkan konsumsi bahan bakar sangat tinggi pada putaran diatas 7000
rpm. Namun karena tekanan yang dihasilkan di ruang bakar tetap maka daya yang dihasilkan
menjadi turun, karena bahan bakar terbakar sesudah TMA yang mengakibatkan terjadi
detonasi. Dengan demikian pada putaran tinggi dimana tekanan di ruang bakar konstan tetapi
terjadi detonasi, maka daya menurun

2. Dalam sebuah pengujian emisi gas buang dilakukan pada beban mesin yang berbeda, mulai
dari 750 rpm sampai 5000 rpm. Hasil ujinya ditunjukkan dalam Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel Hasil Uji Emisi Bahan Bakar Premium


Bahan Putaran 1000 2000 3000 4000 5000
No. 750 rpm
bakar engine rpm rpm rpm rpm rpm
1. Pertalite HC 67 94 109 93 18 16
Premium (ppm) 163 218 112 88 63 42
Selisih -104 -124 -3 5 45 -26
2. Pertalite CO 0,05 0.09 0.51 1.77 0.14 0.24
Premium 0.47 0.64 0.64 0.60 0.47 0.36
(%)
Selisih -0.42 -0.55 -0.13 1.17 -0,33 -0.12
3. Pertalite CO2 13.6 13.1 12.5 12.4 12.8 13.0
Premium 12.6 12.0 11.9 12.6 12.5 13.0
(%)
Selisih 1 1.1 -0.6 0.02 0.25 0
4. Pertalite O2 0,06 0.11 0.82 0.51 0.10 0.10
Premium 1.14 1.52 0.99 0.85 0.58 0.33
(%)
Selisih -1.12 -1.41 -0.17 -0.34 -0.47 -0.23

Hasil pengujian emisi gas buang dengan bahan bakar pertalite menunjukan bahwa kandungan
gas berbahaya HC, CO memiliki banyak perbedaan. Pertalite menghasilkan kandungan HC,
CO lebih sedikit dibandingkan dengan premium, walaupun pada putaran tertentu ada sedikit
kenaikan. Sedangkan kandungan gas yang tidak berbahaya CO2 dan O2 Pertalite menghasilkan
gas lebih banyak. Gambar 5, 6, 7, dan 8 menunjukkan konsentrasi HC, CO, CO2 dan O2 hasil
pembakaran pertalite dan premium pada rentang variasi putaran mesin.

Kandungan emisi CO pada putaran mengengah (2000-3500 rpm) dari pertalite lebih tinggi
daripada premium, sementara pada putaran rendah dan putaran tinggi pertalite menghasilkan
emisi CO yang lebih rendah dari premium.
2
1,8 Pertalite

1,6 Premium
1,4
CO (ppm)

1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
750 1000 2000 3000 4000 5000
Putaran mesin (rpm)

Perbandingan emisi CO daripertalite dan premium

3. Kandungan emisi HC dari pertalite lebih rendah dibandingkan dengan premium hampir
untuk seluruh rentang putaran mesin.
250
Pertalite

200 Premium
HC (ppm)

150

100

50

0
750 1000 2000 3000 4000 5000
Putaran mesin (rpm)

4. Hasil torsi yang bervariasi ini disebabkan perbedaan kandungan angka oktan masing-
masing bahan bakar. Dimana pertamax memiliki nilai oktan tertinggi yaitu dengan nilai
oktan 92, Pertalite dengan nilai oktan 90 dan Premium dengan nilai oktan 88. Hal ini
menunjukan dengan penggunaan bahan bakar yang memiliki angka oktan yang paling
tinggi akan lebih tahan terhadap temperatur yang diakibatkan oleh tekanan pada ruang
bakar sehingga tidak terbakar secara spontan atau terbakar sendiri (detonasi) sebelum
terkena percikan bunga api dari busi hal ini memungkinkan terjadinya pembakaran
sempurna sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan
menghasilkan torsi yang semakin besar. Pertamax memiliki distilasi 50% vol. penguapan
110 0C sedangkan Pertalite memiliki distilasi 50% vol. penguapan 215 0C sehingga pada
Pertamax sistem pembakaran bahan bakar akan lebih baik daripada Pertalite. Jadi semakin
tinggi nilai oktan dan semakin rendah distilasi penguapan bahan bakar yang digunakan
dengan putaran mesin 3000 rpm sampai dengan 9000 rpm dengan Rasio kompresi yang
sama yaitu 10.7 : 1 menghasilkan torsi yang lebih baik.

Dilihat dari gambar pada putaran 7000 rpm sampai 9000 rpm torsi yang dihasilkan
menurun, ini terjadi karena pada putaran tersebut gerakan piston dari TMA ke TMB atau
sebaliknya terjadi sangat cepat. Katup hisap dan katup buang membuka dan menutup
dengan cepat. Sehingga ada bahan bakar yang tidak terbakar saat piston mencapai TMA.
Akibatnya ada bahan bakar yang terbuang, hal ini menyebabkan konsumsi bahan bakar
sangat tinggi pada putaran diatas 7000 rpm. Namun karena tekanan yang dihasilkan di
ruang bakar tetap maka torsi yang dihasilkan menjadi turun, karena bahan bakar terbakar
sesudah TMA yang mengakibatkan terjadi detonasi. Dengan demikian pada putaran tinggi
dimana tekanan di ruang bakar konstan tetapi terjadi detonasi, maka torsi menurun.

Grafik Perbandingan Torsi dengan Bahan Bakar Premium, Pertamax dan Pertalite

5. Brake Mean Effective Pressure (BMEP) dihitung dengan menggunakan Persamaan yaitu
daya poros yang dihasilkan dibagi dengan volume silinder persiklus (Gufta, 2013; Stone,
2012).

Tabel di ata memperlihatkan variasi BMEP terhadapputaran untuk berbagai campuran


bahan bakar. Nilai BMEP untuk RON 92 murni lebih tinggi dibandingkan dengan BMEP
untuk RON 90 murni maupun MIPLAS murni. Nilai BMEP tertinggi untuk RON 92 murni
adalah 7.381,76 kPa pada putaran 6.337 rpm, sedangkan BMEP untuk RON 90 murni dan
MIPLAS murni masing-masing adalah 7.128,35 kPa pada putaran 6.302 rpm dan 7.128,35
kPa pada putaran 6.302 rpm. Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa BMEP tertinggi
sebesar 7.458,87 kPa pada putaran 6.273 rpm terjadi pada campuran 50% RON 92 dan
50% MIPLAS, sedangkan BMEP terendah terjadi pada campuran 50% RON 90 dan 50%
MIPLAS yaitu sebesar 7.271,59 kPa pada putaran 6.145 rpm.

Anda mungkin juga menyukai