Anda di halaman 1dari 9

PENYEHATAN UDARA

“LAPORAN PRAKTIKUM UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR”

DISUSUN OLEH :

1. DINDA RISTIANI PUTRI P07133117012


2. MUHAMMAD CATUR MUKMININ P07133117026
3. RIDA YUNITA PANGESTUTI P07133117032
4. SHASQIA RAHMITA DIFFA P07133117034
5. ZHUHRIA ALIFSYA RAMADHANI P07133117039

SEMESTER III

DIPLOMA TIGA SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGAKARTA

2018/2019
LAPORAN PRAKTIKUM

UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

A.   Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Kamis, 15 November 2015
Pukul : 08.00-10.00 WIB
Lokasi : Lab. Hiperkes Jurusan Kesehatan Lingkungan

B.     Tujuan
Mahasiswa mampu memeriksa uji emisi kendaraan bermotor
C. Dasar Teori
Emisi adalah gas hasil dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Dalam uji
emisi sumber bergerak bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kandungan (gas
buang/partikulat) yang terdapat pada sumber bergerak seperti mobil dan motor. Dengan uji
ini dapat diketahui layak atau tidaknya kendaraan bermotor untuk beroperasi. Alat yang
digunakan pada uji emisi sumber bergerak adalah autocheck.
Pengertian uji emisi kendaraan bermotor berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup nomor 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Lama adalah uji emisi gas buang yang wajib dilakukan untuk kendaraan bermotor secara
berkala. Di dalam peraturan tersebut juga dijelaskan bahwa pelaksanaan uji emisi di suatu
daerah dievaluasi oleh Bupati atau Walikota minimal 6 bulan sekali.
Pada hasil proses pembakaran motor bensin, emisi gas buang yang dihasilkan meliputi :
1. HC atau Hidrokarbon
Hidrocarbon / HC merupakan unsur senyawa bahan bakar bensin. HC yang ada pada
gas buang adalah dari senyawa bahan bakar yang tidak terbakar habis dalam proses
pembakaran motor, HC diukur dalam satuan ppm. Dengan standart gas limit adalah 800 ppm
2. CO atau Carbon Monoksida
Merupakan senyawa gas beracun yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak
sempurna dalam prose kerja motor, CO diukur dalam satuan % volume. Standart gas limit
CO adalah 4,50%
3. NOx
Adalah unsur dari Nitrgen Oksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO 2) tetapi sering
dinyatakan dalam NOx saja. NOx juga merupakan senyawa gas beracun yang ditimbulkan
dari proses pembakaran yang tidak sempurna.
4. Pb atau Timah Hitam
Adalah senyawa beracun yang terkandung dalam bahan bakar bensin dengan tujuan
utuk menaikkan angka Oktan Bensin sehingga pada waktu pembakaran dalam proses kerja
motor tidak mudah terjadi Detonasi atau Knocking.
5. CO2 atau Carbon Dioksida
Merupakan senyawa yang tidak beracun hasil pembakaran motor, tetapi efek dari CO2
ini adalah membawa dampak terhadap efek rumah kaca/ pemanasan global. Standart gas
limit CO2 adalah 0,00%
6. SO2 atau Belerang
Merupakan senyawa hasil pembakaran motor yang bersifat asam yang dapat
membawa dampak terjadinya hujan asam yang nantinya dapat mengakibatkan kerusakan dan
kematian organisme makhluk hidup, disamping itu juga membawa dampak cepat terjadinya
korosi/karat pada logam, kalau pada kendaraan dapat mempercepat terjadinya keropos pada
knalpot.
Efek dari berbagai gas buang tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah,
misalnya saja karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau
tetapi sangat berbahaya. Kadar 10 bpj CO dalam udara dapat menyebabkan manusia sakit.
Dalam waktu setengah jam 1300 ppm dapat menyebabkan kematian. Setiap lima liter bensin
dapat menghasilkan 1-1,5 kg CO. Jika kita duduk di udara dengan kadar 60 bpj CO selama 8
jam, maka kemampuan mengikat O2 oleh darah kita akan turun sebanyak 15%. Sama dengan
kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Sedangkan pencemaran paling buruk ialah bahan bakar
yang kualitas rendah dan murah, karena mengandung belerang yang tinggi. Jika konsentrasi
SO2 naik, orang akan merasa terganggu. Kadar 6 bpj SO 2 akan melumpuhkan dan merusak
organ pernapasan. Pembakaran bensin akan lebih efisien jika kendaraan bermotor dilarikan
dengan kecepatan yang konstan dan mengurangi frekuensi pengereman serta menstarter.
Pemeliharaan mesin dan penyetelan mesin yang teratur akan menambah efisiensi kerja
kendaraan bermotor. Pembakaran bensin yang tidak sempurna akan menghasilkan banyak
bahan yang tidak diinginkan dan meningkatkan pencemaran.
Pencemaran kendaraan bermotor saat ini memang makin terasa. Pembakaran bensin
dalam kendaraan bermotor lebih dari separuh penyebab polusi udara. Disamping monoksida,
juga dikeluarkan nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan dan senyawa-senyawa
fosfor timbal. Senyawa ini selalu terdapat dalam bahan bakar minyak pelumas mesin.
Rancangan mesin dan macam bensin ikut menentukan akan jumlah pencemar yang timbul.
Baku mutu emisi gas buang telah diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor lama. Serta
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 4 tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi
Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Selain ke dua peraturan tersebut pemerintah
daerah dalam hal ini Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengeluarkan Peraturan
Daerah No 5 tahun 2007 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Peraturan Gubernur
Nomor 39 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan
Bermotor.

D. Alat dan Bahan


1. Auto check
2. Lima kendaraan bermotor roda 2

E. Cara Kerja
1. Auto check dihubungkan dengan sumber listrik.
2. Kendaraan dihidupkan tunggu selama 5 menit
3. Autocheck dihidupkan dengan menekan tombol on kemudian pilih menu gas. Akan
muncul kategori seperti HC, CO2, CO, O2 dan NO2 tunggu dilayar akan muncul menu
gasoline
4. Tekan enter di layar muncul HC, CO2, CO, O2 dan NO2 dan parameter 0%
5. Tekan enter kemudian segera masukkan pipa autocheck ke dalam knaplpot motor yang
sudah dipanasi tunggu sampai autocheck berbunyi tuit-tuit
6. Selanjutnya pipa autocheck dikeluarkan dan tunggu
7. Pada layar akan muncul menu type yaitu :
a) Type 1 kendaraan roda dua dengan bahan bakar bensin murni
b) Type 2 kendaraan roda dua dengan bahan bakar bensin campuran
c) Type 3 kendaraan roda empat (mobil) dengan bahan bakar bensin
d) Type 4 kendaraan roda empat (mobil) dengan bahan bakar solar
e) Type 5 kendaraan roda empat (truk) dengan bahan bakar solar
f) Type 6 kendaraan roda empat (fuso) dengan bahan bakar solar, dapat juga
dikategorikan ke dalam type 4
8. Pilih type sesuaikan dengan kendaraan yang diuji dengan cara menggeser
cursor/menurunkan anak panah
9. Tekan enter dilayar akan muncul save dan print
10. Pilih print dengan menggeser/menurunkan anak panah
11. Tekan enter hasil pengukuran dapat dilihat diprint out.
F. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengujian emisi kendaraan bermotor didapatkan hasil sebagai berikut :

No Nama Type Kendaraan Hasil Pemeriksaan Standart Gas Baku Mutu


. Pemilik Limit
1. Ambarwati Merk : Honda CO2 : 76,16 % CO2 : 20.00 % Kepmen LH
Retnaningrum Beat CO : 32,76 % CO :4.50 % No. 5 Th 2006
( AB2701LL ) HC : 12072 ppm HC :12000 ppm :
CO2 : 0,00 %
Mesin 4 langkah O2 : 0,00 % NOx : 250 ppm
CO : 4,50 %
Kapasitas NOx : 78 ppm Lambda: 1.0 . 98 HC : 2000
silinder : 108 cc AFR : 12,45 ppm
Tahun Lambda : 0,82
pembuatan : (Hcv : 1.85)
2014 (Ocv : 0.00)
RPM : 0
OIL TEMP : 0

2. Wenni Surya Merk : Honda CO2 : 73,47 % CO2 : 20.00 % Kepmen LH


Vario CO : 32,76% CO :4.50 % No. 5 Th 2006
Mesin 4 langkah HC : 12281 ppm HC :12000 ppm :
CO2 : 0,00 %
Kapasitas O2 : 0,00 % NOx : 250 ppm
CO  : 5,5 %
silinder : 110 cc NOx : 54 ppm Lambda: 1.0 . 98 HC : 2400
Tahun AFR : 12,38 ppm
pembuatan : Lambda : 0,85
2009 (Hcv : 1.85)
(Ocv : 0.00)
RPM : 0
OIL TEMP : 0

3. Zhuhria Merk : Blade CO2 : 69,37 % CO2 : 20.00 % Kepmen LH


( AB 2126 BU) CO : 32,76 % CO :4.50 % No. 5 Th 2006
Mesin 4 langkah HC : 12206 ppm HC :12000 ppm :
CO2 : 0,00 %
Kapasitas O2 : 0,00 % NOx : 250 ppm
CO  : 5,5 %
silinder : 110 cc NOx : 45 ppm Lambda: 1.0 . 98 HC : 2400
Tahun AFR : 12,29 ppm
pembuatan : Lambda : 0,84
2008 (Hcv : 1.85)
(Ocv : 0.00)
RPM : 0
OIL TEMP : 0

4. Hana Hanifa Merk : Honda CO2 : 72,98 % CO2 : 20.00 % Kepmen LH


Isniani Vario ( AB CO : 32,76% CO :4.50 % No. 5 Th 2006
6748) Mesin 4 HC : 12216 ppm HC :12000 ppm :
CO2 : 0,00 %
langkah O2 : 0,00 % NOx : 250 ppm
CO : 4,50 %
Kapasitas NOx : 60 ppm Lambda: 1.0 . 98 HC : 2000
silinder : 108 cc AFR : 12,37 ppm
Tahun Lambda : 0,85
pembuatan : (Hcv : 1.85)
2013 (Ocv : 0.00)
RPM : 0
OIL TEMP : 0
5. Adry Merk : Yamaha CO2 : 70,53% CO2 : 20.00 % Kepmen LH
NMAX Mesin 4 CO : 32,76% CO :4.50 % No. 5 Th 2006
langkah HC : 12076 ppm HC :12000 ppm :
CO2 : 0,00 %
Kapasitas O2 : 0,00 % NOx : 250 ppm
CO : 4,50 %
silinder : 155cc NOx : 51 ppm Lambda: 1.0 . 98 HC : 2000
Tahun AFR : 12,33 ppm
pembuatan : Lambda : 0,85
2018 (Hcv : 1.84)
(Ocv : 0.00)
RPM : 0
OIL TEMP : 0

G. Pembahasan
Pada praktikum pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor roda dua dengan
menggunakan autocheck. Pemeriksaan emisi gas buang ini dilakukan di Laboratorium
Hiperkes Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pada tanggal
Kamis, 15 November 2018 pukul 08.00-10.00 WIB.
Dalam pemeriksaan uji emisi gas buang kendaraan bermotor ini menggunakan lima
sampel motor dengan bahan bakar bensin. Dari hasil pemeriksaan yang dibandingkan dengan
baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2006 dapat
diketahui sebagai berikut :
Pada sampel motor pertama yang diperiksa yaitu motor milik Ambarwati dengan
merk Honda Beat dengan kapasitas silinder : 108 cc, tahun pembuatan : 2014 langkah
mengeluarkan gas CO sebesar 32,76 % sedangkan ambang batas yang ditentukan adalah 4,5
% (untuk motor keluaran > 2010). Untuk HC yang dihasilkan sebesar 12072 ppm, sedangkan
ambang batas yang ditentukan adalah 2000 ppm. Dan untuk CO2 yang dikeluarkan sebesar
76,16 %, sedangkan ambang batas yang ditentukan adalah 0,00 %. Jadi, kadar CO, HC, dan
CO2 pada sampel motor tersebut telah melampaui ambang batas yang ditentukan.
Pada sampel motor kedua yang diperiksa yaitu motor milik Wenni dengan merk
Honda Vario dengan kapasitas silinder : 110 cc, dan tahun pembuatan : 2009 dengan
spesifikasi mesin 4 langkah mengeluarkan gas CO sebesar 32,76 %, kadar HC sebesar 12281
ppm, dan kadar CO2 sebesar 73,47 %, CO2 0,00%, CO 5,5 % dan HC 2400 (untuk motor
keluaran < 2010) Jadi, emisi CO, HC dan CO2 yang dikeluarkan sampel motor tersebut telah
melampaui ambang batas yang ditentukan.
Pada sampel motor ketiga yang diperiksa yaitu motor milik Zhuhria dengan Merk :
Blade dengan kapasitas silinder : 110 cc dan tahun pembuatan : 2008 dengan spesifikasi
mesin 4 langkah mengeluarkan gas CO sebesar 32,76 %, HC sebesar 12206 ppm dan CO2
sebesar 69,37 %. CO2 0,00%, CO 5,5 % dan HC 2400 (untuk motor keluaran < 2010) Jadi
emisi gas CO, HC dan CO2 untuk sampel motor tersebut telah melampaui ambang batas yang
ditentukan,
Pada sampel motor keempat yaitu motor Hana merk : Honda Vario dengan kapasitas
silinder : 108 cc dan tahun pembuatan : 2013 dengan spesifikasi mesin 4 langkah,
mengeluarkan gas CO2 sebesar 72,98%, CO sebesar 32,76 % dan HC sebesar 12216 ppm.
ambang batas untuk CO2 0,00 %, CO 4,5 %, dan HC 2000 ppm (untuk motor keluaran >
2010). Jadi, kadar CO2, CO, dan HC pada sampel motor tersebut telah melampaui ambang
batas.
Dan pada sampel motor kelima yaitu motor Adry dengan merk Honda N- Max
dengan kapasitas silinder 155cc dan tahun pembuatan 2018 mesin 4 langkah mengeluarkan
gas CO2 sebesar 70,53 % sedangkan ambang batas yang ditentukan adalah 0,00 % (untuk
motor keluaran > 2010). Untuk kadar HC yang dikeluarkan sebesar 12076 ppm, sedangkan
ambang batas yang ditentukan adalah 2000 ppm kadar CO yang dikeluarkan diatas ambang
batas yaitu 32,76% dengan ambang batas 4,5 % . Jadi kadar CO2, CO dan HC yang
dikeluarkan oleh sampel motor tersebut telah melampaui ambang batas.

H. Kesimpulan
Dari hasil pengukuran uji emisi kendaraan bermotor dapat disimpul bahwa :
1. Motor pertama (Honda Beat 2014) kadar CO2, CO, dan HC telah melampaui ambang
batas
2. Motor kedua (Honda Vario 2009) kadar CO2, CO, dan HC telah melampaui ambang
batas
3. Motor ketiga (Blade 2008) kadar CO2, CO, dan HC telah melampaui ambang batas
4. Motor keempat (Honda Vario 2013) kadar CO2, CO, dan HC telah melampaui ambang
batas
5. Motor kelima (Yamaha NMAX 2018) kadar CO2, CO dan HC melampaui ambang batas,
6. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2006 ambang batas
untuk CO2 0,00 %, CO 4,5 %, dan HC 2000 ppm (untuk motor keluaran > 2010) dan CO 2
0,00%, CO 5,5 % dan HC 2400 (untuk motor keluaran < 2010)

Anda mungkin juga menyukai