Anda di halaman 1dari 4

KASUS HAM MARSINAH

PENDAHULUAN
Latar belakang
Marsinah adalah aktivis yang melawan aparat saat kekerasan terhadap negara
dan menjalar lebih cepat dari wabah flu. Yang dimana buruh perempuan
tersebut konon katanya rajin mengkliping berita koran itu nyala kritisnya
dipetangkan rezim otoriter dan beliau dibunuh diusia yang masih teramat
muda yaitu 24 tahun. Satu belum marsinah tersebut,presiden soeharto
menghadiri pertemuan hak asasi manusia di Thailand dalam hal itu soeharto
memberi tau bahwa RUU hak asasi manusia yang dicanangkan PBB tidak bisa
diterapkan di negara-negara asia. Jenderal tersebut menjelaskan bahwa di asia
warga tak bisa bebas mengkritik pemimpinnya, beda dengan budaya barat.
Soeharto juga menegaskan bahwa warga negara wajib menunjukan rasa
hormat pada pemimpin mereka, sebagai mana anggota keluarga pada
keluarga. Soeharto juga melakukan intervensi yang kuat untuk memonitor dan
mengatur proses buruh.
Marsinah adalah buruh PT Catur Putera Surya (CPS),pabrik arloji di
siring,porong, jawa timur.buruh PT CPS digaji Rp1.700 per bulan. Padahal
berdasarkan KepMen 50/1992, diatur bahwa UMR jawaa timur ialah Rp2.250.
Pemprov Surabaya meneruskan aturan itu dalam bentuk surat edaran gubenur
KDH tingkat I, jawa timur, 50/1992, isinya meminta agar para pengusaha
menaikan gaji buruh 20 persen dan kebanyakan pengusaha lain menolak atas
aturan tersebut termasuk PT CPS.
Tujuan
Untuk menganilisis kasus pembunuhan marsinah yang bekerja di PT.CPS di
daerah porong,sidoarjo,jawa timur yang diculik dan ditemukan tewas atau
terbunuh pada 8 mei 1993 Untuk mengetahui gaji UMR di jawa timur yang
dimana para pengusaha ingin menaikan gaji buruh 20%
Pembahasan
Pejuang ham yang bernama marsinah ia merupakan salah satu penggerak
unjuk rasa di PT Catur Surya 1993. Dalam unjuk rasa tersebut bahwa para
buruh menuntut agar upah buruh dinaikkan. Pada tanggal 3 dan 4 mei
marsinah berserta rekan-rekan buruh yang lain menjadi perwakilan untuk
perundingan dengan PT CPS. Tetapi pada tangga 6 mei marsinah menghilang
tanpa jejak dan kemudian ditemukan pada 8 mei dalam keadaan sudah tidak
bernyawa keberadaan marsinah tersebut ditemukan di hutan dengan keadaan
tergeletak sekujur tubuh dengan luka memar bekas pukulan benda keras dan
berlumuran darah sekujur tubuh.
Dalam kasus pelanggaran ham berat ini bahwa pada pasal 9 UU No 26 Tahun
2000 unsur kejahatan manusia dan juga mengandung unsur pelanggaran hak
asasi manusia.
Dasar hukum tersebut dilanggar pada sila ke-2 yaitu "kemanusiaan yang adil
dan beradab" didalam pasal tersebut menjelaskan bahwa ada suatu keadilan
bagi para manusia untuk mencurahkan isi pendapat mereka masing-masing
dan didalamnya juga ada tindak kejahatan seperti
pembunuhan,perbudakan,dan penyiksaan. Dalam rekayasa kasus
marsinah,juga banyak kecaman dari berbagai pihak seperti pihak yang mana
kasus marsinah sudah cukup lama, tetapi pembunuhannya entah kemana dan
kita sebagai makhluk sosial juga harus bisa memperjuangkan HAM
Dan soeharto juga menekankan bahwa warga negara wajib menunjukan rasa
hormat pada pemimpin mereka, sebagaimana anggota keluarga.hal itu di
uraikan Leena Avonius and Damien Kingsbury dalam " From marsinah to munir:
Grounding Human Rights in Indonesia" yang terbit pada tahun 2008.
Dan soeharto juga melakukan intervensi yang kuat untuk memonitor dan
mengatur proses buruh dengan begitu kita harus seadil-adilnya, kita juga harus
bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai pelanggaran
HAM itu sendiri terjadi karna kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi HAM kita dengan orang lain dan kita harus mengetahui sikap
kita sendiri dan memahami keadilan hak asasi manusia.
Kesimpulan
Kasus pembunuhan marsinah dapat kita ambil sebagai kejahatan yang tidak
wajar karna kasus tersebut sudah melanggar HAM dan pembunuhan tersebut
memliki sifat yang tidak berperikemanusiaan yang dilakukan dengan keji
sehingga nyawa korban melayang dalam kasus pembunuhan aktifis HAM
lainnya seperti munir dalam proses hukumnya dan dengan diterapkannya
pasal-pasal dalam KUHP tentang pembunuhan, bukan pasal-pasal dalam UU
No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM,begitu pulan juga dengan defines
HAM pada pasal 1 butir ke-1 jo pasa 9 butir ke-1 UU No 39 tahun 1999, dengan
dikaitkan dengan adanya fakta kejadian tersebut diatas, serta didukung oleh
pernyataan komnas HAM dalam laporan tahunan pada tahun 2007.
Negara juga telah mengabaikan kasus ini membiarkannya menjadi misteri
yang tidak terpecahkan selama bertahun-tahun. 5 pergantian presiden
mencoba membuka kejanggalan pada kasus ini, seolah-olah pemerintah ini
menghilangkan jejak kasus marsinah bahkan ketika kasus ini belum terungkap
terdapat ada masa kadaluwarsa tahun 2014 era presiden Susilo Bambang
Yudhoyono yang akhirnya kasus ini di tutup.Tentu jelas sebuah anomaly dan
paradox jika kita komparasikan dengan tujuan pembentukan dan kewajiban
negara ini. Marsinah hanyalah satu dari ribuna potret perempuan di Indonesia
seringkali harus dihadapkan dengan berbabagai persoalan pelik yang
mendasar.
Persoalan kesejahteraan,kekerasan,eksploitas dan diskriminasi yang seolah
terus menjadsi perkerjaan rumah yang menumpuk bagi pemerintah untuk
diselesai. Realitas kekinian memperlihatkan bahwa sampai hari ini begitu
banyak buruh perempuan di Indonesia yang masih ambil bagian dalam rangka
pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Upaya yang dapat dilakukan untuk
menegakkan HAM dilakukan dalam dua bentuk, yaitu pencegahan dan
penindakan. Pencegahan merupakan upaya menciptakan kondisi yang semakin
kondusif bagi penghormatan HAM. Sedangkan penindakan merupakan upaya
untuk menangani kasus pelanggaran HAM berdasarkan ketentuan hokum yang
berlaku.
Dalam upaya pencegahan terjadinya pelanggaran terhadap HAM, pemerintah
melalui peraturan perundang-undangan yang dibuatnya, dimasukkanlah
masalah HAM tersebut. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan
cara :Pelayanan, konsultasi, pendampingan dan advokasi bagi masyarakat yang
menghadapi kasus HAM, biasanya dilakukan oleh Lembaga Bantuan Huk
Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM, Komnas HAM, lembaga
bantuan hukum, dan LSM HAM memiliki peranan penting.
*Investigasi, yaitu pencarian data,informasi, fakta yang berkaitan dengan
peristiwa pelanggaran HAM, merupakan tugas Komnas HAM dan LSM
HAM.*Penyelesaian perkara melali perdamaian, negosiasi, mediasi, konsiliasi,
dan penilaian ahli, tugas Komnas HAM.*Penyelesaian pelanggaran HAM berat
melalu proses peradilan di pengadilan HAM, misalnya kejahatan genosida dan
kejahatan kemanusiaan.
Daftar Pustaka:
https://www.kompasiana.com/redandziomalikibrahim/5dee5fbf097f363a4455
1422/pelanggaran-ham-kasus-pembunuhan-marsinah?
page=all&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai