Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti, tentu akan berhadapan
dengan sejumlah obyek penelitian yang disebut dengan populasi yang ada pada suatu
lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah seluruh siswa
yang ada pada MAN 1 Buton.

Pengertian populasi sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan yakni
antara lain: Amirman Yousda, menjelaskan “populasi adalah keseluruhan obyek yang
diteliti baik berupa benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi”.1

Disamping itu, Suharsini Arikunto, mengemukakan bahwa “populasi yaitu


keseluruhan dari subyek penelitian”.2

Berdasarkan pada pengertian di atas jelas menunjukan bahwa populasi merupakan


keseluruhan obyek yang akan diteliti, baik manusia, benda ataupun kejadian-kejadian
yang ada dalam wilayah penelitian yang dapat mendukung keberhasilan suatu penelitian.

Sehubungan dengan judul penelitian ini yaitu: “Kreativitas Guru Pendidikan Aqidah
Akhlak dalam Mengajar dalam Membentuk Karakter Siswa di MAN 1 Buton”, maka
yang menjadi populasi penelitian dan guru bidang studi Aqidah Akhlak dan siswa pada
MAN 1 Buton yang berjumlah 181 orang.

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah populasi siswa dapat penulis sajikan melalui
tabel berikut ini:

1
Amirman Yousda, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 1993) hlm. 134
Ibid. h. 100
2
Suharsini Arikunto, Prosedur penelitian, (Cet. II, Jakarta, Bumi Aksara, 2001), hlm. 40

17
18

Tabel : 1
Keadaan Populasi Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Buton
Keadaan T.P. 2019/2020

No. Kelas Jumlah Siswa Menurut Jenis Kelamin


Rombel L P Jml
1 X PMIA 1 8 12 20
2 X PIS 2 25 15 40
3 XI PMIA 2 18 21 39
4 XI PIS 1 14 5 19
5 XII PMIA 2 19 22 41
6 XII PIS 1 12 9 21

TOTAL 9 96 84 180
Sumber Data : Papan Potensi Siswa MAN I Buton, observasi, tanggal 24 Januari 2020.3

Dengan demikian, maka jumlah populasi yang menjadi sasaran penelitian ini adalah
sebanyak 180 orang sebagai jumlah keseluruhan dari siswa Madrasah Aliyah Negeri 1
Buton, yang terdiri dari kelas X berjumlah 60 orang kelas XI sebanyak 58 orang dan kelas
XII berjumlah 62 orang.

2. Sampel

Dalam setiap penelitian yang jumlah populasinya cukup besar, harus membutuhkan
sampel penelitian, karna tidak semua populasi yang ada menjadi obyek penelitian, terlebih
jika populasinya cukup besar. Prof. Dr. S. Nasution, MA., menjelaskan bahwa: “bila
populasi terlampau besar kita ambil sejumlah sampel yang representatif yaitu yang mewakili
keseluruhan populasi itu”.4

Mengingat banyaknya populasi siswa yang ada, maka untuk lebih terarahnya
penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 20 % atau sebanyak 36 orang siswa
sebagai sampel penelitian yang penulis ambil dari kelas X, XI dan kelas XII Madrasah
Aliyah Negeri 1 Buton.

3
Papan Potensi Siswa, Madrasah Aliyah Negeri 1 Buton, Observasi, 24 Januari 2020
4
Nasution, S., Metodelogi Research, (Cet; VIII; Jakarta: Bumi Aksara, 2006) hlm. 86
19

Untuk lebih jelasnya mengenai sampel penelitian dimaksud, dapat penulis


kemukakan melalui data tabel berikut:

Tabel : 2
Keadaan sampel penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa Menurut Jenis Kelamin

Rombel L P Jml

1 X 3 6 6 12

2 XI 3 6 6 12

3 XII 3 6 6 12

TOTAL 9 18 18 36

Sumber Data : Olahan tabel 1

nelitian ini diambil dari kelas X, XI dan kelas XII siswa MAN 1 Buton, dengan
jumlah sampel sebesar 36 orang, dengan rincian 18 orang siswa dan 18 siswi.

Pengambilan sampel tersebut penulis menggunakan teknik quota sampling untuk lebih
memudahkan dalam menentukan dan menurunkan populasi tersebut, tehnik pengambilan
sampel dengan quota sampling, Mahmud Ali menjelaskan bahwa:

Apabila penelitian mengambil sampel dari suatu populasi penelitian dengan cara
menetapkan sejumlah anggota sample secara quantum atau jatah, maka tehnik semacam ini
disebut dengan quota samling, anggota manapun yang timbul tidak menjadi persoalan, yang
penting jumlah quantum yang telah ditetapkan dapat terpenuhi.5
Sampel digunakan untuk mereduksi jumlah populasi yang cukup besar dengan tidak
mengesampingkan kenyataan-kenyataan yang sebenarnya. Jumlah sampel yang diambil
adalah informasi yang dianggap representatif untuk memberikan sejumlah informasi yang
dibutuhkan, terutama di dalam menelusuri tentang bagaimana Pembelajaran Aqidah Akhlak
dan bagaimana pula Pengaruhnya terhadap Akhalak Siswa pada MAN 1 Buton.

5
Nasution, S., Metodelogi Research, (Cet; VIII; Jakarta: Bumi Aksara, 2006) hlm. 86
20

Dengan memperhatikan rincian sampel yang diambil sebagaimana tersebut di atas,


dengan harapan bahwa sampel yang diambil dipandang tepat, cakap, mengerti
masalah,bertanggung jawab dan diharapkan secara representative dapat memberikan data
dan informasi, yang hasilnya dapat mewakili keadaan atau sifat populasi secara keseluruhan.

B. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, maka seorang peneliti melakukan penelitian


dengan tujuan untuk menguji apakah kesimpulan teoritis yang berupa hipotesis sesuai
dengan keadaan di lapangan atau tidak. Dalam hal ini tentu kesesuaian data yang
dikumpulkan dengan keadaan lapangan merupakan hal yang sangat penting, karena hal ini
merupakan dasar validasi internal penelitian. Untuk menjamin validitas internal penelitian
ini, maka kualitas instrumen pengumpul data sangat menentukan.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Drs. Sumadi Suryabrata,M.A., Ph. D.,
bahwa:

Dua karakteristik yang menentukan tinggi rendahnya mutu adalah (1)reliabilitas dan
(2)validitas instrumen. Reliabilitas menunjukan kepada konsistensi hasil perekaman data,
sedangkan validitas merujuk kepada sejauhmana instrumen itu mereka (mengukur) apa yang
dimaksudkan untuk direkam (diukur).6
Dengan demikian maka suatu penelitian ilmiah, eksistensi instrumen penelitian
sangatlah penting dan diperlukan, karena berhasil atau tidaknya suatu penelitian banyak
ditentukan oleh instrumen penelitian yang digunakan. Dalam kaitanya dengan pentingnya
sebuah instrumen dalam suatu penelitian, Nana Sudjana menjelaskan bahwa:

“Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab
data yang diperlukan untuk menjawab semua permasalahan (pertanyaan) penelitian dan
menguji kebenaran hipotesis diperoleh melalui instrumen penelitian”.7
Hal ini juga berarti bahwa keampuhan suatu penelitian sangat ditentukan oleh
instrumen penelitian (alat pengumpulan data) yang digunakan. Sehubungan dengan hal
tersebut Mardalis mengemukakan bahwa:

“Instrumen adalah alat ukur yaitu dengan instrumen penelitian ini dapat dikumpulkan data
sebagai alat untuk menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurang dalam bentuk
6
Sumadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Pajagrafindo Persada, 2005), hlm. 52
7
Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 2000), hlm. 97
21

kuantitatif atau kualitatif, sehingga berguna sebagai alat baik untuk mengumpulkan data
maupun bagi pengukurannya”.8
Marzuki mengemukakan juga bahwa instrumen adalah “data atau informasi yang
dikumpulkan harus relefan dengan persoalan yang dihadapi, artinya data yang berkaitan
mengena dan tepat.9

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, menjelaskan bahwa “instrumen adalah alat


pada waktu penelitian mengemukakan suatu metode.10

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti, agar
hipotesisnya dapat diuji maka dianggap dapat atau tepat digunakan adalah:

1. Observasi

Instrumen pertama yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
observasi. Observasi atau pengamatan langsung terhadap obyek penelitian ini digunakan
untuk mengamati tentang keadaan obyek penelitian.

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam


suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk
menyadari adanya suatu rangsangan tentu yang diinginkan, atau suatu studi yang
disengaja dan sistematika tentang keadaan fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan mengamati dan mencatat.11

Berdasarkan pengertian di atas, maka observasi yang dimaksud oleh penulis adalah
mengamati bagaimana Peranan Madrasah Aliyah Terhadap peningkatan pemahaman dan
pengalaman ajaran islam bagi siswanya.

2. Wawancara

Pengertian wawancara menurut Moh. Nasir. Ph. D adalah sebagai berikut:

8
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Cet. I., Jakarta: Bumi Aksara, 2003 hlm.
63.
9
Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2003) 55.
10
harsimi Arikunto, op jit, hlm. 121.
11
Mardalis, op cit hlm. 212.
22

Wawancara adalah tehnik mengumpulkan data yang digunakan peneliti untuk


mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka
dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti, wawancara itu dapat
dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.12
Untuk itu demi memperoleh data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini, maka
penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak tertentu, dalam hal ini adalah para guru
bidang studi Aqidah Akhlak, kepada Madrasah dan lain sebagainya.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dengan penyusunan instrumen penelitian


adalah sebagai berikut:

a. mengidentifikasi aspek-aspek kepribadian siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Buton, yang


berkaitan dengan pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Siswa pada MAN 1 Buton.

b. Membuat interview guide untuk memudahkan penulis di dalam memperoleh data melalui
wawancara serta membuat daftar pertanyaan untuk diberikan kepada responden.

3. Angket

Dalam penggunaan angket sebagai instrumen penelitian ini yakni dengan melakukan
tanya jawab secara tertulis. Angket ini akan disebarkan kepada sampel penelitian yakni
Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Buton yang berjumlah 36 siswa.

C. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, penulis
melalui beberapa proses atau beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan
data dan tahap pengolahan atau analisa data.

1. Tahap Persiapan

pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan, yaitu melakukan studi pustaka,
sekaligus dimaksudkan untuk mengumpulkan beberapa literatur yang berhubungan dengan
judul yang akan dibahas dalam penelitian ini. Selain itu penulis juga melakukan penjejakan
awal pada lokasi yang hendak diteliti dalam mengumpulkan data dan informasi yang

12
Mo. Nasir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Gehalia Indonesia, 1999), hlm. 212.
23

dibutuhkan di lapangan. Selanjutnya penulis menyusun rancangan dan instrumen-instrumen


penelitian berupa observasi, interview atau wawancara, angket.

Semua instrumen di atas dimaksud untuk lebih memudahkan penulis dalam


mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, di samping sebelumnya penulis terlebih dahulu
menyelesaikan segala administrasi yang berhubungan dengan penelitian ini, baik di kampus
maupun instansi terkait.

2. Tahap Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan beberapa tehnik


atau metode, yaitu:

a. Library Research, yakni cara mengumpulkan data dengan mengutip pendapat para ahli
dari buku-buku bacaan yang ada kaitanya dengan pembahasan skripsi ini kemudian
mengolahnya.

Dalam mengutip pendapat parah ahli tersebut, digunakan pula teknik-teknik


kutipan sebagai berikut:

1). Kutipan langsung, yakni mengutip pendapat para ahli sesuai dengan redaksi
aslinya aslinya, tanpa mengurangi atau menambahnya.

2). Kutipan tidak langsung. Yakni mengutip pendapat para ahli dengan mengubah
sebagian redaksinya, meskipun tujuan dan maknanya tetap sama seperti sumber
aslinya. Kutipan seperti ini berbentuk ikhtisar yakni dengan cara meringkas
pendapat para ahli yang dikutip itu atau hanya mengambil secara garis besarnya
saja. Selain itu kutipan seperti ini dapat pula berbentuk ulasan,yakni dengan
mengomentari pendapat yang dikutip itu dengan maksud untuk lebih memperjelas
maksud dan tujuan kutipan tersebut dalam kaitannya dengan pembahasan skripsi
ini.

b. Field Research, yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara
langsung ke lokasi yang dijadikan sebagai sasaran penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk
24

mendapatkan data yang dibutuhkan terhadap masalah-masalah yang ada hubungannya


denagan pembahasan skripsi ini.

Dalam metode ini untuk dapat memudahkan penulis dalam mengumpulkan data yang
dibutuhkan, maka penulis menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:

1) Observasi,

2) Metode Interview (wawancara),

3) Angket Penelitian.

3. Tahap Pengolahan atau Analisa Data

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa data yang diperoleh dari


lapangan sebagai hasil penelitian terlebih dahulu diolah kemudian dijabarkan dan
dianalisis untuk kebutuhan penyusunan laporan hasil penelitian (skripsi). Olehnya itu
setelah data dan informasi rampung semuanya, maka penulis melakukan pengolahan data
itu dengan menggunakan metode pengolahan data menurut sifat data itu sendiri.

D. Teknik Analisa Data

Analisa data yang dikembangkan dalam pembahasan masalah yang menjadi obyek
kajian penelitian ini ialah analisis berdasarkan sifat data itu sendiri. Data-data yang bersifat
kualitatif diolah dengan menggunakan tiga cara berpikir ilmiah sebagai sarana untuk sampai
kepada suatu kesimpulan. Ketiga cara berpikir dimaksud ialah:

1. Cara berpikir deduktif, yakni menganalisa data untuk merumuskan suatu kesimpulan yang
bersifat khusus dengan bersandar pada kaidah-kaidah yang bersifat umum.

2. Cara berpikir induktif, adalah merupakan kebalikan dari cara berpikir deduktif, yakni
penulis mencoba merumuskan suatu kesimpulan yang bersifat umum dengan bersandar
pada kaidah-kaidah yang bersifat khusus.

3. Cara berpikir komperatif, ialah penulis mencoba merumuskan suatu kesimpulan atas suatu
permasalahan dengan terlebih dahulu memperbandingkan beberapa norma, kaidah atau
teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini.
25

Menggunakan analisa statistik untuk data kuantitatif dengan menggunakan korelasi


Product Moment dengan angka kasar.

( N ∑ XY –|( ∑ X )( ∑ Y ) )

rXY =
N ∑ 2−( ∑ X ) 2 { N ∑Y 2−(∑ Y }
{ }
2
)

Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi antara X dengan Y

∑XY = Product Moment X kali Y

N = Jumlah sampel penelitian

∑ X = Variabel X (Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak)

∑ Y = Variabel Y(Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah

Adapun untuk menentukan koefisien korelasi, digunakan tafsiran sebagai berikut:

- Antara 0,801 sampai dengan 1,00 : Sangat Tinggi

- Antara 0,601 sampai dengan 0,800 : Tinggi

- Antara 0, 401 sampai dengan 0,600 : Cukup

- Antara 0,201 sampai dengan 0,400 : Rendah

- Antara 0, 00 sampai dengan 0,200 : Sangat Rendah13

13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi endidikan, (Jakarta,Bumi Aksara, 1998), h.
78

Anda mungkin juga menyukai