Anda di halaman 1dari 13

Nama : I Made Ryandiva Yana

NPM : 200325650
Kelas : M

Bab 14 Managing Communication


Miskomunikasi telah terbukti menjadi salah satu sumber utama konflik kantor, bencana
nasional, dan bahkan insiden internasional. Mungkin salah satu contoh paling tragis dari
komunikasi yang buruk terjadi di bandara di pulau Tenerife, Spanyol, Kepulauan Canary.
Kapten jet jumbo KLM yang terisi penuh mengira pengawas lalu lintas udara telah memberinya
izin untuk lepas landas.
Dalam bab ini, kita melihat komunikasi antarpribadi dan organisasi. Kami melihat
hambatan komunikasi yang efektif dan cara untuk mengatasi hambatan tersebut. Kami menutup
bab ini dengan menyarankan cara-cara agar Anda dapat menjadi komunikator yang lebih baik.

1. 1 Apa Itu Komunikasi?


Komunikasi adalah transfer dan pemahaman makna. Perhatikan penekanan pada
transfer makna, jika informasi atau ide belum tersampaikan komunikasi belum terjadi.
Pembicara yang tidak mendengar atau penulis yang materinya tidak dibaca belum
menyampaikan. Lebih penting lagi, bagaimanapun, komunikasi melibatkan pemahaman
tentang makna. Agar komunikasi berhasil, maknanya harus disampaikan dan dipahami.
Surat yang ditulis dalam bahasa Spanyol yang ditujukan kepada orang yang tidak bisa
membaca bahasa Spanyol tidak dapat dianggap sebagai komunikasi sampai diterjemahkan
ke dalam bahasa yang dibaca dan dipahami orang tersebut. Komunikasi yang sempurna,
jika hal seperti itu ada, akan terjadi ketika pemikiran atau gagasan yang ditransmisikan
diterima dan dipahami oleh penerima persis seperti yang dibayangkan oleh pengirim.
Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa komunikasi yang baik sering kali secara
keliru didefinisikan oleh komunikator sebagai setuju dengan pesan daripada pemahaman
yang jelas tentang pesan. Jika seseorang tidak setuju dengan kita, kita berasumsi bahwa
orang tersebut tidak sepenuhnya memahami posisi kita. . Dengan kata lain, banyak dari
kita mendefinisikan komunikasi yang baik sebagai meminta seseorang menerima
pandangan kita. Tapi saya bisa mengerti dengan jelas apa yang Anda maksud dan tidak
setuju dengan apa yang Anda katakan.
Poin terakhir yang ingin kami buat tentang komunikasi adalah bahwa komunikasi
mencakup baik komunikasi antarpribadi, komunikasi antara dua orang atau lebih, dan
komunikasi organisasi. Yang merupakan semua pola, jaringan, dan sistem komunikasi
dalam suatu organisasi. Kedua tipe ini penting bagi manajer.

1. 2 Fungsi Komunikasi
Komunikasi melayani lima fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi
manajemen, motivasi, berbagi emosi, persuasi, dan pertukaran informasi.
Komunikasi berperan untuk mengatur perilaku anggota dengan beberapa cara.
Seperti yang kita ketahui dari Bab 11, organisasi memiliki hierarki otoritas dan pedoman
formal yang diharapkan diikuti oleh karyawan. Misalnya, ketika karyawan mengikuti
uraian tugasnya atau mematuhi kebijakan perusahaan, komunikasi menjalankan fungsi
manajemen. Komunikasi informal juga mengontrol perilaku.
Ketika kelompok kerja mengejek anggota yang mengabaikan norma dengan
bekerja terlalu keras, mereka secara informal berkomunikasi dan mengelola perilaku
anggota.
Komunikasi bertindak untuk memotivasi dengan menjelaskan kepada karyawan
apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka melakukannya, dan bagaimana mereka
dapat meningkatkan kinerja mereka. Saat karyawan menetapkan tujuan tertentu, bekerja
menuju tujuan tersebut, dan menerima umpan balik tentang kemajuan menuju tujuan,
komunikasi diperlukan.
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama interaksi
sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan mekanisme fundamental
yang digunakan anggota untuk menunjukkan rasa frustrasi dan kepuasan. Komunikasi,
oleh karena itu, menyediakan berbagi perasaan secara emosional dan pemenuhan
kebutuhan sosial.
Persuasi dapat menjadi baik atau buruk tergantung pada apakah, katakanlah,
seorang pemimpin mencoba membujuk kelompok kerja untuk percaya pada komitmen
organisasi terhadap tanggung jawab sosial perusahaan atau, sebaliknya, untuk membujuk
kelompok kerja untuk melanggar hukum guna memenuhi tujuan organisasi. Ini mungkin
contoh ekstrem, tetapi penting untuk diingat bahwa persuasi dapat menguntungkan atau
merugikan organisasi.
Fungsi terakhir dari komunikasi adalah pertukaran informasi untuk memudahkan
pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang dibutuhkan individu dan
kelompok untuk membuat keputusan dengan mengirimkan data yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

1. 3 Proses Komunikasi
Menggambarkan proses komunikasi. Model ini terdiri dari tujuh elemen
(1) sumber komunikasi
(2) pesan
(3) pengkodean
(4) saluran
(5) decoding
(6) penerima
(7) umpan balik
Selain itu, seluruh proses rentan terhadap kebisingan — yaitu, gangguan yang
mengganggu transmisi pesan. Contoh umum kebisingan termasuk cetakan yang tidak
terbaca, statis telepon, tidak diperhatikan oleh penerima, atau suara mesin di lantai
produksi. Ingatlah bahwa apa pun yang mengganggu pemahaman baik internal (seperti
suara pembicara / pengirim yang berbicara pelan) atau eksternal (seperti suara keras rekan
kerja yang berbicara di meja sebelah) menunjukkan kebisingan. Kebisingan dapat
membuat distorsi di titik mana pun dalam proses komunikasi.

1. 4 Mode Berkomunikasi
1. KOMUNIKA SI LISAN
Alat utama untuk menyampaikan pesan adalah komunikasi lisan. Pidato,
diskusi formal empat mata dan kelompok, dan rumor informal atau selentingan adalah
bentuk komunikasi lisan yang populer. Keuntungan komunikasi lisan adalah
kecepatan, umpan balik, dan pertukaran.
2. KOMUNIKASI TERTULIS
Komunikasi tertulis mencakup surat, email, pesan instan, blog, majalah
organisasi, dan metode lain yang menyampaikan kata atau simbol tertulis. Komunikasi
bisnis tertulis saat ini biasanya dilakukan melalui surat, PowerPoint, email, pesan teks,
media sosial, aplikasi, dan blog.
3. KOMUNIKASI NONVERBAL
Setiap kali kami menyampaikan pesan lisan, kami juga menyampaikan pesan yang
tidak terucapkan. Jadi, diskusi tentang komunikasi tidak akan lengkap tanpa
mempertimbangkan komunikasi nonverbal yang meliputi gerakan tubuh, intonasi atau
penekanan yang kita berikan pada kata-kata, dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh dan
intonasi secara khusus dapat berisi pesan yang kuat.
Kami dapat berargumen bahwa setiap gerakan tubuh memiliki makna, dan tidak
ada gerakan yang tidak disengaja (meskipun beberapa tidak disadari). Kami
memerankan keadaan kami dengan bahasa tubuh nonverbal. Misalnya, kita tersenyum
untuk menunjukkan kepercayaan, tidak menyilangkan tangan kita agar terlihat mudah
didekati, dan berdiri untuk menunjukkan otoritas.

1. 5 Hambatan Komunikasi Efektif


Dalam diskusi kami tentang proses komunikasi, kami mencatat potensi distorsi
yang konsisten. Apa yang menyebabkan distorsi seperti itu? Selain distorsi umum yang
diidentifikasi dalam proses komunikasi, ada hambatan lain untuk komunikasi yang efektif.
1. KELEBIHAN INFORMASI
Kelebihan informasi terjadi ketika informasi melebihi kapasitas pemrosesan kami.
Misalnya, seorang manajer pemasaran melakukan perjalanan penjualan selama
seminggu ke Spanyol di mana dia tidak memiliki akses ke emailnya dan menerima
1.000 pesan saat dia kembali. Apakah Anda percaya bahwa rata-rata pekerja
menghabiskan tiga belas jam seminggu untuk menangani email? Tidak mengherankan,
karyawan saat ini sering kali mengeluh tentang informasi yang berlebihan. Tuntutan
mengikuti email, pesan teks, panggilan telepon, rapat, dan membaca profesional
menciptakan serangan data. Apa yang terjadi ketika individu memiliki lebih banyak
informasi daripada yang dapat mereka proses? Mereka cenderung mengabaikan,
melewatkan, melupakan, atau memilih informasi secara selektif. Atau mereka mungkin
berhenti berkomunikasi.
2. PENYARINGAN
Penyaringan adalah manipulasi informasi yang disengaja agar tampak lebih
menguntungkan bagi penerima. Misalnya, ketika seseorang memberi tahu manajernya
apa yang ingin didengar oleh manajer, informasi sedang disaring. Atau jika informasi
yang dikomunikasikan melalui tingkat organisasi diringkas oleh pengirim, itulah
pemfilteran.
3. EMOSI
Bagaimana perasaan penerima memengaruhi cara dia menafsirkannya. Emosi yang
ekstrim kemungkinan besar menghalangi komunikasi yang efektif. Dalam kasus seperti
itu, kita sering mengabaikan proses berpikir rasional dan objektif kita dan
menggantikan penilaian emosional. Saat orang merasa terancam, mereka cenderung
bereaksi dengan cara yang menghalangi
komunikasi efektif dan mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai saling
pengertian. Mereka menjadi defensif — menyerang orang lain secara verbal, membuat
komentar sarkastik, terlalu menghakimi, atau mempertanyakan motif orang lain.
4. BAHASA
Meskipun kita berkomunikasi dalam bahasa yang sama, kata-kata memiliki arti
yang berbeda bagi orang yang berbeda. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya
adalah tiga variabel yang paling jelas memengaruhi bahasa yang digunakan seseorang
dan definisi yang dia berikan pada kata-kata. Dalam sebuah organisasi, karyawan
berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan memiliki pola tutur yang berbeda
pula. Bahkan karyawan yang bekerja untuk organisasi yang sama tetapi di departemen
yang berbeda sering kali memiliki jargon yang berbeda terminologi khusus atau
bahasa teknis yang digunakan anggota grup untuk berkomunikasi di antara mereka
sendiri.
5. HENING
Mudah untuk mengabaikan kesunyian atau kurangnya komunikasi karena hal itu
ditentukan oleh tidak adanya informasi. Namun, ini bisa menjadi kesalahan yang
serius. Keheningan bisa menjadi pesan ketika, misalnya, seseorang ingin
mengomunikasikan ketidaktertarikan atau keengganan untuk menangani suatu topik.
6. BUDAYA NASIONAL
Setiap aspek komunikasi global dipengaruhi oleh perbedaan budaya.11 Orang
Jepang, misalnya, yang memiliki akses ke teknologi terkini, masih lebih mengandalkan
komunikasi tatap muka daripada tertulis. Di AS, manajer sangat bergantung pada
laporan, memo, dan bentuk komunikasi formal lainnya. Seorang manajer Jepang secara
ekstensif berkonsultasi dengan bawahannya tentang suatu masalah terlebih dahulu dan
membuat dokumen formal kemudian untuk menguraikan kesepakatan yang dibuat.
Para eksekutif di negara-negara Amerika Latin, Arab, dan Asia meninggalkan sebagian
besar pesan mereka tidak ditentukan, mengandalkan konteks dan isyarat nonverbal
untuk dipahami. Ini berbeda dengan manajer Jerman, yang mengharapkan pesan
eksplisit dan spesifik.

1. 6 Mengatasi Hambatan
Apa yang dapat manajer dan Anda lakukan untuk menjadi komunikator yang lebih
efektif? Berikut lima saran.
1. GUNAKAN UMPAN BALIK
Banyak masalah komunikasi yang secara langsung dikaitkan dengan
kesalahpahaman dan ketidakakuratan. Masalah-masalah ini kecil kemungkinannya
terjadi jika manajer mendapat umpan balik, baik verbal maupun nonverbal. Seorang
manajer dapat mengajukan pertanyaan tentang sebuah pesan untuk menentukan apakah
pesan itu diterima dan dipahami sebagaimana mestinya. Atau manajer dapat meminta
penerima untuk menyatakan kembali pesan tersebut dengan kata-katanya sendiri.
2. MENYEDERHANAKAN BAHASA
Karena bahasa dapat menjadi penghalang, manajer harus mempertimbangkan
audiens yang menjadi tujuan pesan dan menyesuaikan bahasa tersebut untuk mereka.
Ingat, komunikasi yang efektif dicapai ketika pesan diterima dan dipahami.
3. DENGARKAN DENGAN AKTIF
Ketika seseorang berbicara, kita mendengar, tetapi terlalu sering kita tidak
mendengarkan. Mendengarkan adalah pencarian makna secara aktif,
sedangkan mendengar bersifat pasif. Dalam mendengarkan, penerima juga berusaha
melakukan komunikasi.
4. BATAS EMOSI
Adalah naif untuk mengasumsikan bahwa manajer selalu berkomunikasi dengan
cara yang rasional. Kita tahu bahwa emosi dapat mengaburkan dan mengganggu
komunikasi. Manajer yang kesal karena suatu masalah lebih cenderung salah
menanggapi pesan masuk dan gagal mengomunikasikan pesan keluarnya dengan jelas
dan akurat. Apa yang harus dilakukan? Jawaban paling sederhana adalah menenangkan
diri dan mengendalikan emosi sebelum berkomunikasi.
1. Memperhatikan Isyarat Nonverbal
Jika tindakan lebih keras daripada kata-kata maka penting untuk
memastikan bahwa tindakan selaras dan memperkuat kata-kata yang
menyertainya. Seorang komunikator yang efektif memperhatikan isyarat
nonverbal mereka untuk memastikan bahwa pesannya tersampaikan.

1. 7 Komunikasi Organisasi yang Efektif


Di bagian ini akan dihamparkan strutur organisasi pada kerangka kerja untuk
memahami komunikasi organisasi.
1. Formal dan Informal
Komunikasi dalam suatu organisasi terdiri dari komunikasi formal atau
informal. Komunikasi formal mengacu pada komunikasi yang terjadi dalam
pengaturan kerja organisasi yang ditentukan. Sedangkan komunikasi informal
adalah komunikasi organisasi yang tidak ditentukan oleh hierarki structural
organisasi.
2. Arah Arus
1. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi yang mengalir dari seorang manajer ke karyawan. Ini
digunakan untuk menginformasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan
mengevaluasi karyawan.
2. Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengalir dari karyawan ke
manajer. Ini membuat manajer tetap sadar tentang bagaimana perasaan
karyawan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi
secara umum.
Komunikasi ini juga menjadi manajer untuk mendapatkan ide tentang
bagaimanahal-hal dapat ditingkatkan.
3. Komunikasi Lateral
Komunikasi yang terjadi antara karyawan pada tingkat organisasi yang
sama. Komunikasi ini dibutuhkan untuk menghemat waktu dan memfasilitasi
koordinasi.
4. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang melintasi area kerja dan
tingkat organisasi, karena efisien dan cepat. Sisi negatifnya adalah sering
membuat para manajer tidak terlibat dan berpotensi menciptakan konflik.
3. Jaringan
1. Jenis Jaringan Komunikasi
Dalam jaringan rantai, komunikasi mengalir menurut rantai komando
formal, baik ke bawah maupun ke atas.
Jaringan roda mewakili komunikasi yang mengalir antara pemimpin yang
dapat diidentifikasi dengan jelas dan kuat dan orang lain dalam kelompok
kerja. Pemimpin berfungsi sebagai penghubung yang dilalui semua
komunikasi. Jaringan semua saluran, komunikasi mengalir dengan bebas di
antara semua anggota tim kerja.
2. Selentingan
Mendengar sesuatu melalui selentingan atau selentingan berarti
mempelajari sesuatu melalui sumber informal atau desas-desus dari orang
lain, ini merujuk pada percakapan yang tidak sengaja atau sumber informasi
anonim.

1. 8 Komunikasi di Era Internet dan Media Sosial


Perubahan teknologi yang sama ini telah memungkinkan manajer untuk
mrngkoordinasikan upaya kerja karyawan dengan cara lebih efisien dan efektif.
Teknologi Informasi (TI)sekarang menyentuh tiap aspek dari hamper setiap operasi
organisasi. Implikasinya sangat besar terhadap bagaimana, di mana, dan kapan orang
berkomunikasi.

1. Lingkungan Kerja 24/7


TI memungkinkan untuk tetap terhubung sepanjang waktu, tujuh hari
seminggu. TI memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk dapat diakses
sepenuhnya, kapan pun, di mana pun.

2. Media Sosial
Menyediakan saluran untuk pertukaran informasi tentang topik tertentu dapat
membantu memisahkan percakapan. Tidak hanya menyampaikan informasi penting,
tetapi juga memulai percakapan yang berguna di mana karyawan dapat berbagi
pengalaman dan memberikan saran untuk menciptakan keunggulan kompetitif.

3. Keamanan Cyber
Saat ini hampir semua yang dilakukan organisasi dilakukan secara digital, dan
sebagian besar adalah informasi sensitif seperti informasi karyawan, data pelanggan,
catatan keluarga, dan kekayaan intelektual. Itu semua harus memiliki keamanan siber
yang tinggi. Insiden peretasan sangat mempengaruhi dan kepercayaan pada
perusahaan-perusahaan ini sangat terpengaruh.

1.9 Menjadi Komunikator yang Lebih Baik


Komunikator yang efektif adalah salah satu unsur karier yang sukses.
Keterampilan komunikasi penting termasuk persuasi, berbicara, menulis, dan
membaca.
BAB 15 Understanding and Managing Individual Behavior

1.1 Fokus dan Tujuan Perilaku Organisasi


Yang cenderung dilihat di organisasi adalah aspek formalnya yaitu strategi,
tujuan, kebijakan dan prosedur, struktur, teknologi, hubungan otoritas formal, dan rantai
komando. Tetapi di bawah permukaan terdapat elemen informal yang perlu dipahami
oleh para manajer.
1. Fokus Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi berfokus pada dua bidang utama. Pertama dilihat dari
perilaku individu. Didasarkan terutama pada kontribusi dari psikolog, bidang ini
mencakup topik seperti sikap, kepribadian, persepsi, pembelajaran, dan motivasi.
Kedua berkaitan dengan perilaku kelompok yang meliputi norma, peran,
pembentukan tim, kepemimpinan, dan konflik.
2. Tujuan Perilaku Organisasi
Tujuannya adalah untuk menjelaskan, memprediksi, dan mempengaruhi
perilaku. Perilaku karyawan yang secara khusus dipedulikan untuk menjelaskan,
memprediksi, dan mempengaruhi perilaku adalah produktivitas karyawan,
ketidakhadiran, pergantian, perilaku kewarganegaraan organisasi, kepuasan kerja,
dan perilaku tempat kerja yang kontraproduktif.
1.2 Sikap dan Prestasi Kerja
Sikap adalah pernyataan evaluatif, mereka mencerminkan bagaimana perasaan
seseorang tentang sesuatu. Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognisi, pengaruh, dan
perilaku. Kepuasan kerja mengacu pada sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya.

1. Kepuasan Kerja
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki sikap
positifterhadap pekerjaannya, dan sebaliknya.
1. Seberapa Puas Karyawan?
Tingkat kepuasan kerja Sebagian besar cenderung konsisten dari waktu ke
waktu. Salah satu pengaruh kepuasan karyawan dipengaruhi oleh pendapatan.
2. Kepuasan dan Kinerja
Korelasi antara kepuasan dan kinerja cukup kuat.
3. Kepuasan dan Absensi
Karyawan yang puas memiliki tingkat ketidakhadiran yang lebih
rendah dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas.
4. Kepuasan dan Perputaran Karyawan
Perputaran memiliki koneksi lingkungan tempat kerja. Jika iklim di
tempat kerja langsung karyawan adalah salah satu kepuasan kerja rendah
yang menyebabkan pergantian, aka nada efek penularan. Ini menunjukan
bahwa manajer mempertimbangkan pola kepuasan kerja dan pergantian
rekan kerjasaat menugaskan pekerja ke area baru.
5. Kepuasan Kerja dan Kepuasan Pelanggan
Karyawan yang puas meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan,
karena karyawan yang puas cenderung ramah, ceria, dan responsif sehingga
membuat pelanggan puas dan merasa dihargai.
6. Kepuasan Kerja dan Perilaku Warga Organisasi
Karyawan yang puas akan cenderung berbicara positif tentang
organisasi, membantu orang lain, dan melampaui harapan pekerjaan
normal.

7. Kepuasan Kerja dan Perilaku Konterproduktif


Ketika karyawan merasa tidak puas maka akan cenderung
berperilaku kontraproduktif seperti mencuri, bersosialisasi yang tidak
semestinya, bergosip, ketidakhadiran, dan keterlambatan.

2. Keterlibatan Pekerjaan dan Komitmen Organisasi


Keterlibatan kerja adalah sejauh mana seorang karyawan terlibat dalam
pekerjaannya, secara aktif dan menganggap kinerja pekerjaannya penting untuk
harga dirinya. Sedangkan komitmen organisasi adalah sejauh mana seorang
karyawan mengidentifikasikan organisasi dan keinginannya untuk
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Tingkat dukungan
organisasi yang tinggi menyebabkan peningkatan kepuasan kerja dan pergantian
karyawan yang lebih rendah.

3. Keterlibatan Karyawan
Keterlibatan karyawan adalah keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme
karyawan atas pekerjaannya. Sejumlah manfaat datang dari karyawan yang
sangat terlibat. Perusahaan dengan karyawan yang sangat aktif memiliki tingkat
retensi yang lebih tinggi, yang dapat membantu menjaga biaya perekrutan dan
pelatihan tetap rendah.

4. Sikap dan Konsistensi


Orang mencari konsistensi antara sikap mereka dan antara sikap dan
perilaku mereka. Kecenderungan ini berarti bahwa individu berusaha untung
mendamaikan sikap yang berbeda dan menyelaraskan agar tampak rasional dan
konsisten.

5. Teori Disonansi Kognitif


Teori disonansi kognitif berusaha menjelaskan hubungan antara sikap
dan perilaku. Sikap disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian antara sikap atau
antara perilaku dan sikap.

6. Survei Sikap
Survei akan dirancang untuk memperoleh informasi spesifik yang
diinginkan manajer. Skor ini kemudian akan dirata-rata untuk kelompok kerja,
departemen, divisi, atau organisasi secara keseluruhan.

7. Implikasi bagi Manajer


Manajer harus tertarik dengan sikap karyawan karena mereka
mempengaruhi perilaku. Jika manajer ingin menahan pengunduran diri dan
ketidakhadiran mereka harus melakukan hal-hal yang menghasilkan sikap
kerja yang positif. Manajer harus focus pada faktor-faktor yang telah terbukti
kondusif untuk tingkat kepuasan kerja karyawan yang tinggi.
1.3 Kepribadian
Kepribadian seseorang adalah kombinasi dari emosi, pemikiran, dan pola perilaku
yang mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi dan berinteraksi
dengan orang lain.
1. Lima Faktor Besar
1. Extraversion
Sejauh mana seseorang dapat bersosialisasi, banyak bicara, tegas, dan nyaman
dalam hubungan dengan orang lain.
2. Agreeableness
Sejauh mana seseorang bersikap baik, kooperatif, dan percaya.
3. Conscientiousness
Sejauh mana seseorang dapat diandalkan, bertanggung jawab, dapat diandalkan,
gigih, dan berorientasi pada pencapaian.
4. Stabilitas Emosional
Sejauh mana seseorang tenang, antusias, dan aman (positif) atau tegang, gugup,
depresi, dan tidak aman (negatif).
5. Keterbukaan terhadap Pengalaman
Sejauh mana seseorang memiliki minat yang luas dan imajinatif, terpesona
dengan hal baru, sensitif secara artistik, dan intelektual.

2. Triad Kegelapan
1. Machiavelllianisme
Machiavelllianisme bersifat pragmatis, menjaga jarak emosional, dan
percaya bahwa tujuan dapat membenarkan cara.
2. Narsisme
Narsisme menggambarkan seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi,
membutuhkan kekaguman yang berlebih, dan sombong. Cenderung
mengeksploitasi situasi dan orang, rasa berhak, dan kekurangnya empati.
3. Psikopati
Istilah ini digunakan bukan untuk berkonotasi dengan penyakit mental
klinis, tetapi untuk menggambarkan individu yang kurang perhatian terhadap
orang laindan tidak memiliki rasa bersalah atau menyesal saat menyebabkan
kerugian, mereka cenderung antisosial.

3. Wawasan Kepribadian Tambahan


1. Lokus Pengendalian
Beberapa orang percaya bahwa mereka mengendalikan nasib mereka sendiri.
2. Harga Diri
Orang berbeda dalam tingkat dimana mereka menyukai atau tidak menyukai
diri mereka sendiri, suatu sifat yang disebut harga diri.
3. Pemantauan Diri
Mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan perilaku dengan
factor situasional eksternal.
4. Mengambil Risiko
Orang berbeda dalam kemauannya untuk mengambil risiko. Perbedaan
dalam kecendurungan untuk mengambil atau menghindari risiko
telah terbukti mempengaruhi berapa lama manajer mengambil keputusan dan
berapa banyak informasi yang mereka butuhkan sebelum membuat keputusan.
5. Kepribadian Proaktif
Kepribadian proaktif mengidentifikasi peluang, menunjukan inisiatif,
mengambil Tindakan, dan bertahan sampai terjadi perubahan yang berarti, tidak
seperti mereka yang umumnya bereaksi terhadap situasi.

4. Jenis Kepribadian dalam Budaya Berbeda


Tidak ada tipe kepribadian yang umum di negara tertentu. Namun budaya suatu
negara mempengaruhi karakteristik kepribadian yang dominan dari masyarakatnya.
Kita dapat melihat pengaruh budaya nasional dengan melihat salah satu ciri
kepribadian.

5. Emosi dan Kecerdasan Emosional


Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan pada seseorang atau sesuatu.
Orang merespons secara berbeda terhadap rangsangan pemicu emosi yang identik.
Dalam beberapa kasus, perbedaan dapat dikaitkan dengan kepribadian seseorang dan
karena orang berbeda dalam kemampuan untuk mengekspresikan emosinya.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memperhatikan dan
mengelola isyarat dan informasi emosional. Ini terdiri dari lima dimensi:
1. Kesadaran diri
Kemampuan untuk menyadari apa yang Anda rasakan.
2. Manajemen Diri
Kemampuan untuk mengelola emosi dan impuls seseorang sendiri.
3. Motivasi Diri
Kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kemunduran dan kegagalan.
4. Empati
Kemampuan untuk merasakan bagaimana perasaan orang lain.
5. Keterampilan Sosial
Kemampuan menangani emosi orang lain.

6. Implikasi bagi Manajer


Perusahaan menggunakan tes kepribadian saat merekrut. Manajer cenderung
memiliki karyawan yang berkinerja lebih tinggi dan lebih puas jika dipertimbangkan
untuk menyesuaikan kepribadian dengan pekerjaan. Berikut adalah empat saran
perekrutan:
1. Menilai minat kejuruan dalam proses perekrutan.
2. Jika mencari ciri kepribadian tunggal yang kemungkinan dikaitkan
dengan performa kerja yang unggul, disarankan untuk mempekerjakan
orang yangmemiliki skor tinggi dalam hal teliti.
3. Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kinerja, rekrut orang
dengan kecerdasan emosional tinggi.
4. Luangkan waktu untuk menyaring calon pekerja dengan hati-hati,
melalui wawancara intensif, pemeriksaan referensi, dan sejenisnya.
Untuk mengidentifikasi dan menolak individu yang memiliki ciri-ciri
triad gelap.
1.4 Persepsi
Persepsi adalah proses dimana kita memberi makna pada lingkungan kita
dengan mengatur dan menafsirkan kesan sensorik.
1. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor-faktor ini berada dalam pengindera, dalam sasaran yang
dipersepsikan, atau dalam konteks dimana persepsi tersebut terjadi.
Karakteristik target yang diobservasi juga mempengaruhi apa yang
dipersepsikannya. Hubungan target dengan latar belakangnya juga
mempengaruhi persepsi, begitu pula kecenderungan kita untuk
mengelompokkan hal-hal dekat dan sejenisnya.

2. Teori Atribusi
Teori yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana kita menilai orang secara
berbeda tergantung dengan makna apa yang kita kaitkan dengan perilaku tertentu.
Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa Ketika kita mengamati individu, kita
mencoba untuk menentukan apakah itu disebabkan secara internal atau eksternal.
3. Jalan Pintas yang Digunakan untuk Menilai Orang Lain
1. Persepsi Selektif
Membuat pilihan berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan
sikap.
2. Kesamaan yang Diasumsikan’
Persepsi pengamat tentang orang lain lebih dipengaruhi oleh
karakteristik pengamat itu sendiri daripada dari orang yang diamati.
3. Stereotip
Ketika kita menilai seseorang berdasarkan persepsi kita tentang
kelompok yang dia ikuti.
4. Efek Halo
Saat kita membentuk kesan umum tentang seseorang berdasarkan
karakteristik tunggal, seperti kecerdasan, kemampuan bersosialisasi, atau
penampilan.
5. Efek Kontras
Efek kontras dapat mendistorsi persepsi.
4. Implikasi bagi Manajer
Manajer perlu menyadari bahwa karyawan bereaksi terhadap persepsi, bykan
kenyataan. Perhatikan baik-baik bagaimana karyawan memandang pekerjaan dan
tindakan manakemen mereka.

1.5 Pembelajaran
Jika kita ingin menjelaskan, memprediksi, dan memengaruhi perilaku, kita perlu
memahami bagaimana orang belajar. Definisi pembelajaran yang bisa diterapkan adalah
setiap perubahan yang relatif permanen dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman.
1. Pengkondisian Operan
Pengondisian operan berpendapat bahwa perilaku adalah fungsi dari
konsekuensinya. Orang belajar berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yang
mereka inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Perilaku operator adalah perilaku yang disengaja atau dipelajari, bukan
perilaku refleksif atau tidak dipelajari.
2. Pembelajaran Sosial
Pandangan yang dapat kita pelajari baik melalui observasi maupun
pengalaman langsung ini disebut teori pembelajaran sosial. Pengaruh orang lain
sangat penting dalam sudut pandang pembelajaran sosial. Besarnya pengaruh
model ini terhadap individu ditentukan oleh empat proses:
1. Proses perhatian
Orang belajar dari model saat mereka mengenali dan
memperhatikan fitur pentingnya. Kami paling dipengaruhi oleh model
yang menarik, selalu tersedia, dianggap penting, atau dianggap mirip
dengan kami.
2. Proses Retensi
Pengaruh model akan bergantung pada seberapa baik individu
mengingat tindakan model, bahkan setelah model tidak lagi tersedia.
3. Proses Reproduksi Motorik
Setelah seseorang melihat tingkah laku baru dengan mengamati
model, menonton harus menjadi tindakan. Proses ini kemudian
menunjukkan bahwa individu benar- benar dapat melakukan aktivitas
yang dicontohkan.
4. Proses Penguatan
Individu akan termotivasi untuk menunjukkan perilaku yang
dicontohkan jika insentif atau penghargaan positif diberikan. Perilaku
yang diperkuat akan lebih diperhatikan, dipelajari lebih baik, dan dilakukan
lebih sering.

3. Pembentukan: Alat Manajerial


Manajer akan sering mencoba untuk "membentuk" individu dengan
membimbing pembelajaran mereka dalam langkah-langkah bertahap, melalui
metode yang disebut perilaku membentuk. Pertimbangkan situasi di mana
perilaku karyawan berbeda secara signifikan dari yang dicari oleh manajer.
Membentuk perilaku dengan secara sistematis memperkuat setiap langkah
berurutan yang menggerakkan individu lebih dekat ke perilaku yang diinginkan.
Empat cara untuk membentuk perilaku meliputi penguatan positif, penguatan
negatif, hukuman, dan pemadaman.

4. Implikasi bagi Manajer


Karyawan akan belajar sambil bekerja. Satu-satunya masalah adalah
apakah manajer akan mengelola pembelajaran mereka melalui penghargaan
yang mereka alokasikan dan contoh yang mereka berikan, atau membiarkannya
terjadi secara sembarangan. Manajer harus memberi contoh yang baik karena
karyawan akan memandang mereka sebagai model.

Anda mungkin juga menyukai