NPM : 200325650
Kelas : M
1. 2 Fungsi Komunikasi
Komunikasi melayani lima fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi
manajemen, motivasi, berbagi emosi, persuasi, dan pertukaran informasi.
Komunikasi berperan untuk mengatur perilaku anggota dengan beberapa cara.
Seperti yang kita ketahui dari Bab 11, organisasi memiliki hierarki otoritas dan pedoman
formal yang diharapkan diikuti oleh karyawan. Misalnya, ketika karyawan mengikuti
uraian tugasnya atau mematuhi kebijakan perusahaan, komunikasi menjalankan fungsi
manajemen. Komunikasi informal juga mengontrol perilaku.
Ketika kelompok kerja mengejek anggota yang mengabaikan norma dengan
bekerja terlalu keras, mereka secara informal berkomunikasi dan mengelola perilaku
anggota.
Komunikasi bertindak untuk memotivasi dengan menjelaskan kepada karyawan
apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka melakukannya, dan bagaimana mereka
dapat meningkatkan kinerja mereka. Saat karyawan menetapkan tujuan tertentu, bekerja
menuju tujuan tersebut, dan menerima umpan balik tentang kemajuan menuju tujuan,
komunikasi diperlukan.
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber utama interaksi
sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan mekanisme fundamental
yang digunakan anggota untuk menunjukkan rasa frustrasi dan kepuasan. Komunikasi,
oleh karena itu, menyediakan berbagi perasaan secara emosional dan pemenuhan
kebutuhan sosial.
Persuasi dapat menjadi baik atau buruk tergantung pada apakah, katakanlah,
seorang pemimpin mencoba membujuk kelompok kerja untuk percaya pada komitmen
organisasi terhadap tanggung jawab sosial perusahaan atau, sebaliknya, untuk membujuk
kelompok kerja untuk melanggar hukum guna memenuhi tujuan organisasi. Ini mungkin
contoh ekstrem, tetapi penting untuk diingat bahwa persuasi dapat menguntungkan atau
merugikan organisasi.
Fungsi terakhir dari komunikasi adalah pertukaran informasi untuk memudahkan
pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang dibutuhkan individu dan
kelompok untuk membuat keputusan dengan mengirimkan data yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.
1. 3 Proses Komunikasi
Menggambarkan proses komunikasi. Model ini terdiri dari tujuh elemen
(1) sumber komunikasi
(2) pesan
(3) pengkodean
(4) saluran
(5) decoding
(6) penerima
(7) umpan balik
Selain itu, seluruh proses rentan terhadap kebisingan — yaitu, gangguan yang
mengganggu transmisi pesan. Contoh umum kebisingan termasuk cetakan yang tidak
terbaca, statis telepon, tidak diperhatikan oleh penerima, atau suara mesin di lantai
produksi. Ingatlah bahwa apa pun yang mengganggu pemahaman baik internal (seperti
suara pembicara / pengirim yang berbicara pelan) atau eksternal (seperti suara keras rekan
kerja yang berbicara di meja sebelah) menunjukkan kebisingan. Kebisingan dapat
membuat distorsi di titik mana pun dalam proses komunikasi.
1. 4 Mode Berkomunikasi
1. KOMUNIKA SI LISAN
Alat utama untuk menyampaikan pesan adalah komunikasi lisan. Pidato,
diskusi formal empat mata dan kelompok, dan rumor informal atau selentingan adalah
bentuk komunikasi lisan yang populer. Keuntungan komunikasi lisan adalah
kecepatan, umpan balik, dan pertukaran.
2. KOMUNIKASI TERTULIS
Komunikasi tertulis mencakup surat, email, pesan instan, blog, majalah
organisasi, dan metode lain yang menyampaikan kata atau simbol tertulis. Komunikasi
bisnis tertulis saat ini biasanya dilakukan melalui surat, PowerPoint, email, pesan teks,
media sosial, aplikasi, dan blog.
3. KOMUNIKASI NONVERBAL
Setiap kali kami menyampaikan pesan lisan, kami juga menyampaikan pesan yang
tidak terucapkan. Jadi, diskusi tentang komunikasi tidak akan lengkap tanpa
mempertimbangkan komunikasi nonverbal yang meliputi gerakan tubuh, intonasi atau
penekanan yang kita berikan pada kata-kata, dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh dan
intonasi secara khusus dapat berisi pesan yang kuat.
Kami dapat berargumen bahwa setiap gerakan tubuh memiliki makna, dan tidak
ada gerakan yang tidak disengaja (meskipun beberapa tidak disadari). Kami
memerankan keadaan kami dengan bahasa tubuh nonverbal. Misalnya, kita tersenyum
untuk menunjukkan kepercayaan, tidak menyilangkan tangan kita agar terlihat mudah
didekati, dan berdiri untuk menunjukkan otoritas.
1. 6 Mengatasi Hambatan
Apa yang dapat manajer dan Anda lakukan untuk menjadi komunikator yang lebih
efektif? Berikut lima saran.
1. GUNAKAN UMPAN BALIK
Banyak masalah komunikasi yang secara langsung dikaitkan dengan
kesalahpahaman dan ketidakakuratan. Masalah-masalah ini kecil kemungkinannya
terjadi jika manajer mendapat umpan balik, baik verbal maupun nonverbal. Seorang
manajer dapat mengajukan pertanyaan tentang sebuah pesan untuk menentukan apakah
pesan itu diterima dan dipahami sebagaimana mestinya. Atau manajer dapat meminta
penerima untuk menyatakan kembali pesan tersebut dengan kata-katanya sendiri.
2. MENYEDERHANAKAN BAHASA
Karena bahasa dapat menjadi penghalang, manajer harus mempertimbangkan
audiens yang menjadi tujuan pesan dan menyesuaikan bahasa tersebut untuk mereka.
Ingat, komunikasi yang efektif dicapai ketika pesan diterima dan dipahami.
3. DENGARKAN DENGAN AKTIF
Ketika seseorang berbicara, kita mendengar, tetapi terlalu sering kita tidak
mendengarkan. Mendengarkan adalah pencarian makna secara aktif,
sedangkan mendengar bersifat pasif. Dalam mendengarkan, penerima juga berusaha
melakukan komunikasi.
4. BATAS EMOSI
Adalah naif untuk mengasumsikan bahwa manajer selalu berkomunikasi dengan
cara yang rasional. Kita tahu bahwa emosi dapat mengaburkan dan mengganggu
komunikasi. Manajer yang kesal karena suatu masalah lebih cenderung salah
menanggapi pesan masuk dan gagal mengomunikasikan pesan keluarnya dengan jelas
dan akurat. Apa yang harus dilakukan? Jawaban paling sederhana adalah menenangkan
diri dan mengendalikan emosi sebelum berkomunikasi.
1. Memperhatikan Isyarat Nonverbal
Jika tindakan lebih keras daripada kata-kata maka penting untuk
memastikan bahwa tindakan selaras dan memperkuat kata-kata yang
menyertainya. Seorang komunikator yang efektif memperhatikan isyarat
nonverbal mereka untuk memastikan bahwa pesannya tersampaikan.
2. Media Sosial
Menyediakan saluran untuk pertukaran informasi tentang topik tertentu dapat
membantu memisahkan percakapan. Tidak hanya menyampaikan informasi penting,
tetapi juga memulai percakapan yang berguna di mana karyawan dapat berbagi
pengalaman dan memberikan saran untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
3. Keamanan Cyber
Saat ini hampir semua yang dilakukan organisasi dilakukan secara digital, dan
sebagian besar adalah informasi sensitif seperti informasi karyawan, data pelanggan,
catatan keluarga, dan kekayaan intelektual. Itu semua harus memiliki keamanan siber
yang tinggi. Insiden peretasan sangat mempengaruhi dan kepercayaan pada
perusahaan-perusahaan ini sangat terpengaruh.
1. Kepuasan Kerja
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki sikap
positifterhadap pekerjaannya, dan sebaliknya.
1. Seberapa Puas Karyawan?
Tingkat kepuasan kerja Sebagian besar cenderung konsisten dari waktu ke
waktu. Salah satu pengaruh kepuasan karyawan dipengaruhi oleh pendapatan.
2. Kepuasan dan Kinerja
Korelasi antara kepuasan dan kinerja cukup kuat.
3. Kepuasan dan Absensi
Karyawan yang puas memiliki tingkat ketidakhadiran yang lebih
rendah dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas.
4. Kepuasan dan Perputaran Karyawan
Perputaran memiliki koneksi lingkungan tempat kerja. Jika iklim di
tempat kerja langsung karyawan adalah salah satu kepuasan kerja rendah
yang menyebabkan pergantian, aka nada efek penularan. Ini menunjukan
bahwa manajer mempertimbangkan pola kepuasan kerja dan pergantian
rekan kerjasaat menugaskan pekerja ke area baru.
5. Kepuasan Kerja dan Kepuasan Pelanggan
Karyawan yang puas meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan,
karena karyawan yang puas cenderung ramah, ceria, dan responsif sehingga
membuat pelanggan puas dan merasa dihargai.
6. Kepuasan Kerja dan Perilaku Warga Organisasi
Karyawan yang puas akan cenderung berbicara positif tentang
organisasi, membantu orang lain, dan melampaui harapan pekerjaan
normal.
3. Keterlibatan Karyawan
Keterlibatan karyawan adalah keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme
karyawan atas pekerjaannya. Sejumlah manfaat datang dari karyawan yang
sangat terlibat. Perusahaan dengan karyawan yang sangat aktif memiliki tingkat
retensi yang lebih tinggi, yang dapat membantu menjaga biaya perekrutan dan
pelatihan tetap rendah.
6. Survei Sikap
Survei akan dirancang untuk memperoleh informasi spesifik yang
diinginkan manajer. Skor ini kemudian akan dirata-rata untuk kelompok kerja,
departemen, divisi, atau organisasi secara keseluruhan.
2. Triad Kegelapan
1. Machiavelllianisme
Machiavelllianisme bersifat pragmatis, menjaga jarak emosional, dan
percaya bahwa tujuan dapat membenarkan cara.
2. Narsisme
Narsisme menggambarkan seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi,
membutuhkan kekaguman yang berlebih, dan sombong. Cenderung
mengeksploitasi situasi dan orang, rasa berhak, dan kekurangnya empati.
3. Psikopati
Istilah ini digunakan bukan untuk berkonotasi dengan penyakit mental
klinis, tetapi untuk menggambarkan individu yang kurang perhatian terhadap
orang laindan tidak memiliki rasa bersalah atau menyesal saat menyebabkan
kerugian, mereka cenderung antisosial.
2. Teori Atribusi
Teori yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana kita menilai orang secara
berbeda tergantung dengan makna apa yang kita kaitkan dengan perilaku tertentu.
Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa Ketika kita mengamati individu, kita
mencoba untuk menentukan apakah itu disebabkan secara internal atau eksternal.
3. Jalan Pintas yang Digunakan untuk Menilai Orang Lain
1. Persepsi Selektif
Membuat pilihan berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan
sikap.
2. Kesamaan yang Diasumsikan’
Persepsi pengamat tentang orang lain lebih dipengaruhi oleh
karakteristik pengamat itu sendiri daripada dari orang yang diamati.
3. Stereotip
Ketika kita menilai seseorang berdasarkan persepsi kita tentang
kelompok yang dia ikuti.
4. Efek Halo
Saat kita membentuk kesan umum tentang seseorang berdasarkan
karakteristik tunggal, seperti kecerdasan, kemampuan bersosialisasi, atau
penampilan.
5. Efek Kontras
Efek kontras dapat mendistorsi persepsi.
4. Implikasi bagi Manajer
Manajer perlu menyadari bahwa karyawan bereaksi terhadap persepsi, bykan
kenyataan. Perhatikan baik-baik bagaimana karyawan memandang pekerjaan dan
tindakan manakemen mereka.
1.5 Pembelajaran
Jika kita ingin menjelaskan, memprediksi, dan memengaruhi perilaku, kita perlu
memahami bagaimana orang belajar. Definisi pembelajaran yang bisa diterapkan adalah
setiap perubahan yang relatif permanen dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman.
1. Pengkondisian Operan
Pengondisian operan berpendapat bahwa perilaku adalah fungsi dari
konsekuensinya. Orang belajar berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yang
mereka inginkan atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Perilaku operator adalah perilaku yang disengaja atau dipelajari, bukan
perilaku refleksif atau tidak dipelajari.
2. Pembelajaran Sosial
Pandangan yang dapat kita pelajari baik melalui observasi maupun
pengalaman langsung ini disebut teori pembelajaran sosial. Pengaruh orang lain
sangat penting dalam sudut pandang pembelajaran sosial. Besarnya pengaruh
model ini terhadap individu ditentukan oleh empat proses:
1. Proses perhatian
Orang belajar dari model saat mereka mengenali dan
memperhatikan fitur pentingnya. Kami paling dipengaruhi oleh model
yang menarik, selalu tersedia, dianggap penting, atau dianggap mirip
dengan kami.
2. Proses Retensi
Pengaruh model akan bergantung pada seberapa baik individu
mengingat tindakan model, bahkan setelah model tidak lagi tersedia.
3. Proses Reproduksi Motorik
Setelah seseorang melihat tingkah laku baru dengan mengamati
model, menonton harus menjadi tindakan. Proses ini kemudian
menunjukkan bahwa individu benar- benar dapat melakukan aktivitas
yang dicontohkan.
4. Proses Penguatan
Individu akan termotivasi untuk menunjukkan perilaku yang
dicontohkan jika insentif atau penghargaan positif diberikan. Perilaku
yang diperkuat akan lebih diperhatikan, dipelajari lebih baik, dan dilakukan
lebih sering.