Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi Bisnis

Dasar – Dasar Komunikasi Bisnis dan Pentingnya Mempelajari Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu :
Lilik Handayani S.E., M.M

Disusun Oleh :
Artha Dena Arsyanti 2021610005
Hayu Hamdan Rahmadana 2021610121
Willy Fedrha 2021610242
Gusti Azalya Narwastu Lesmana 2021610254

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI EKONOMI BALIKPAPAN
TA 2023
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Bisnis


Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antarindividu melalui berbagai cara, seperti
simbol, sinyal, perilaku, lisan, tulisan, dan sinyal-sinyal nonverbal. Dalam komunikasi, paling
tidak melibatkan dua orang atau lebih. Menurut Himstreet dan Baty, komunikasi bisnis adalah
pertukaran informasi dalam konteks bisnis. Sementara menurut Bover, komunikasi adalah proses
pengiriman dan penerimaan pesan.

Terdapat beberapa jenis komunikasi :


1. Komunikasi antarpribadi
Jenis komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan Bahasa yang mudah dipahami,
fleksibel dan informal, misalnya komunikasi yang dilakukan di dalam suatu keluarga,
antarkeluarga, antartetangga, antarteman, antar sejawat, atau antarkaryawan, untuk mencapai
tujuan tertentu. Komunikasi yang terjalin cenderung lebih santai, akrab, dan tidak kaku. Tidak
menjadi masalah apabila digunakan bahasa daerah, bahasa gaul, bahasa prokem, bahasa tubuh,
atau bahasa gado-gado alias bahasa campuran.
2. Komunikasi lintas budaya
Komunikasi antar individu yang berasal dari budaya yang berbeda, baik dalam konteks regional,
wilayah, dan negara.
3. Komunikasi bisnis
Komunikasi yang digunakan dalam bisnis untuk tujuan tertentu baik verbal maupun nonverbal
dan melibatkan penggunaan alat atau media komunikasi yang berbeda untuk menyampaikan
pesan pesan bisnis secara efektif dan efisien

B. Bentuk Dasar Komunikasi


Dua bentuk dasar komunikasi yang biasa digunakan dalam bisnis, yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada
pihak lain baik secara tertulis maupun lisan.
Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh komunikasi ver- bal, misalnya:
 Membuat dan mengirim surat pengantar barang ke suatu perusahaan.
 Membuat dan mengirim surat teguran atau peringatan kepada nasabah yang menunggak
pembayarannya.
 Membuat dan mengirim surat penawaran barang kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepada pelanggan.
 Membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim surat pengaduan kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim rat permintaan barang kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim surat penolakan kerja. Membuat dan mengirim surat penerimaan
kerja.
 Membuat dan mengirim surat kontrak kerja kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim surat pemberitahuan ke media massa.
 Membuat dan mengirim surat pengumuman ke media massa.
 Membuat dan mengirim informasi lowongan kerja ke media massa.

a. Berbicara dan Menulis


Umumnya mengirimkan pesan bisnis, orang lebih senang berbicara daripada
menulis. Dengan alasan komunikasi lisan lebih mudah, praktis, dan cepat dalam
menyampaikan pesan-pesan bisnis.
Pesan yang sangat penting dan kompleks seringkali lebih baik disampaikan
secara tertulis dalam dunia bisnis. Berikut adalah beberapa contoh situasi di mana
komunikasi tertulis lebih tepat:
1. Kontrak Bisnis
2. Laporan Keuangan
3. Proposal Bisnis
4. Memo Internal
5. Surat Peringatan
Meskipun komunikasi lisan lebih cepat, komunikasi tertulis penting dalam situasi
di mana perincian, catatan resmi, atau dokumentasi yang jelas diperlukan.
b. Mendengan dan Membaca
Orang-orang yang terlibat dalam bisnis cenderung lebih suka memperoleh
atau mendapatkan informasi daripada menyampaikan informasi.
Keterampilan mendengarkan (listening) dan membaca (reading) yang baik
sangat penting dalam dunia bisnis. Berikut beberapa contoh bagaimana kurangnya
kemampuan mendengarkan dan membaca dapat memengaruhi efektivitas komunikasi
di lingkungan bisnis:
1. Seminar Bisnis: Seorang peserta seminar bisa kehilangan Sebagian besar
informasi yang disampaikan oleh pembicara karna terganggu atau kurang
focus
2. Pertemuan Bisnis: Dapat mengakibatkan salah paham atau kehilangan
detail penting ( gagal memahami instruksi atau tujuan dari pertemuan)
3. Email Bisnis: Jika kurang teliti bisa melewatkan informasi penting yang
terkandung dalam pesan tersebut, misalnya manajer yang tidak teliti
membaca pesan bawahannya bisa melewati permintaan atau masalah yang
harus segera ditangani
4. Rapat Tim: Dalam rapat tim jika tidak mendengarkan secara seksama bisa
mengakibatkan kurangnya pemahaman anggota tim terhadap ide-ide atau
masalah yang dibahas yang nantinya akan mempengaruhi produktivitas tim
dam pengambilan keputusan.
Kemampuan mendengarkan dan membaca yang baik adalah aspek penting dalam
komunikasi dua arah, dan kurangnya keterampilan ini dapat menghambat efektivitas
komunikasi di lingkungan bisnis.

2. Komunikasi Nonverbal
Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah
menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Contoh komunikasi nonverbal:
 Menggertakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan
 Mengerutkan dahi untuk menunjukkan sedang berpikir keras.
 Gambar pria atau wanita yang dipasang di pintu masuk toilet untuk menunjukkan
kamar sesuai dengan jenis kelaminnya.
 Berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang sedang melamun.
 Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa
senang, simpati dan penghormatan.
 Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau antipati terhadap
orang lain.
 Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau keheranan
Menganggukkan kepala untuk menunjukkan tanda setuju atau OK
 Berbicara dengan mengambil jarak agak menjauh untuk menunjukkan bahwa
lawan bicaranya belum beg dikenal dengan baik (asing).
 Menutup mulut dengan telapak tangan untuk menunjukkan suatu kebohongan

3. Pentingnya Komunikasi Nonverbal


Komunikasi nonverbal memiliki beberapa keunggulan, termasuk kesahihannya yang
tinggi, yang membuatnya lebih dipercayai daripada komunikasi verbal. Isyarat nonverbal
dapat membantu mendeteksi kecurangan dan menegaskan kejujuran seseorang karena
ekspresi wajah dan gerakan tubuh sulit untuk disembunyikan. Selain itu, komunikasi
nonverbal efisien karena pesan dapat disampaikan dengan cepat tanpa perlu berpikir panjang.
Contohnya, dalam situasi seperti pelayan menyajikan makanan atau memanggil teman yang
jauh.
Dalam konteks bisnis dan kehidupan sehari-hari, komunikasi nonverbal memainkan peran
penting dalam menyampaikan pesan dan memahami perasaan dan emosi orang lain.

4. Tujuan Komunikasi Nonverbal


Komunikasi nonverbal sering terkait erat dengan komunikasi verbal dalam situasi
percakapan sehari-hari. Tujuan komunikasi nonverbal dapat diuraikan dalam enam aspek:
1) Memberikan informasi.
2) Mengatur alur percakapan.
3) Mengekspresikan emosi.
4) Memberikan tambahan atau penegasan pada pesan verbal.
5) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
6) Memfasilitasi tugas khusus, seperti memberi contoh teknik golf yang benar.
Dalam dunia bisnis, komunikasi nonverbal memiliki relevansi besar. Ini dapat
membantu menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang. Manajer dan pemimpin
bisnis perlu menguasai komunikasi nonverbal untuk menyampaikan pesan bisnis dengan
efektif, memahami pesan nonverbal yang diterima dari karyawan, dan mengatasi masalah
dengan responsif. Kesadaran terhadap komunikasi nonverbal memungkinkan pemimpin untuk
menghindari akumulasi masalah yang dapat mempengaruhi produktivitas dan hubungan
di tempat kerja.

C. Proses Komunikasi
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication Today, 6e, proseskomunikasi
terdiri atas enam taham, yaitu :
1. Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu Ide/Gagasam
Tahap pertama dalam proses komunikasi adalah ketika pengirim memiliki ide atau
gagasan yang ingin disampaikan kepada audiens. Ide ini dapat berasal dari berbagai sumber
informasi di sekitar kita. Setiap individu memiliki peta mental unik yang memengaruhi cara
mereka mempersepsikan dunia dan mengorganisasi ide-ide dalam otak mereka. Karena
persepsi adalah hal yang unik, ide yang ingin disampaikan dapat berbeda antara individu,
bahkan jika mereka memiliki pengalaman yang sama. Seorang komunikator yang baik
mampu menyaring informasi yang tidak penting dan fokus pada hal-hal yang relevan dan
penting dalam proses yang disebut abstraksi.

2. Tahap Kedua: Pengirim Merubah Ide Menjadi Suatu Pesan


Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan
sempurna. Ide awal dalam pikiran pengirim harus diubah menjadi pesan yang
mempertimbangkan subjek, maksud audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya.
Contohnya, orang Timur cenderung menggunakan bahasa taklangsung dan penghalusan
dalam komunikasi. Misalnya, untuk menyatakan penolakan, mereka mungkin akan
menggunakan kalimat-kalimat netral sebelum menyampaikan sikap penolakan secara
langsung. Ini menekankan pentingnya memahami konteks budaya dalam komunikasi.
3. Tahap Ketiga: Pengirim Menyampaikan Pesan
Setelah mengubah ide menjadi pesan, langkah berikutnya adalah menyampaikan
pesan melalui berbagai saluran komunikasi yang tersedia kepada penerima pesan. Panjang
atau pendeknya saluran komunikasi dapat mempengaruhi efektivitas penyampaian pesan.
Pesan yang panjang dan kompleks mungkin dapat terdistorsi atau tidak sesuai dengan pesan
aslinya jika disampaikan secara lisan. Selain itu, dalam menyampaikan pesan, berbagai media
komunikasi, baik tulisan maupun lisan, dapat digunakan, dan perlu mempertimbangkan jenis
atau sifat pesan yang akan disampaikan.

4. Tahap Keempat: Penerima Menerima Pesan


Komunikasi antara individu terjadi ketika pengirim (komunikator) mengirimkan
pesan dan penerima (komunikan) menerima serta memahami pesan tersebut. Contohnya,
dalam kasus pengiriman surat, komunikasi terjadi saat penerima surat membaca dan
memahami isinya. Dalam situasi pidato di hadapan umum, audiens harus mendengar dan
memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara agar komunikasi dapat terjadi.

5. Tahap Kelima: Penerima Menafsirkan Pesan


Setelah penerima menerima pesan, langkah berikutnya adalah bagaimana ia
menafsirkan pesan tersebut. Pesan harus mudah dimengerti dan tersimpan di dalam pikiran
penerima pesan. Untuk benar-benar memahami pesan, penerima pesan harus memiliki
pemahaman yang sesuai dengan maksud pengirim pesan.

6. Tahap Keenam: Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan Balik ke Pengirim


Umpan balik (feedback) adalah tahap akhir dalam proses komunikasi yang
memungkinkan pengirim pesan untuk mengevaluasi efektivitas pesannya. Setelah menerima
pesan, penerima pesan memberikan tanggapan dengan berbagai cara, seperti ekspresi wajah,
senyuman, tertawa, atau pesan tertulis. Contohnya, ekspresi wajah seseorang setelah
membaca surat dari atasan bisa menunjukkan apakah berita tersebut menyenangkan atau
tidak. Umpan balik adalah indikator penting dalam komunikasi dan bisa
mengungkapkanhambatan-hambatan seperti perbedaan latar belakang, penafsiran kata-kata,
dan perbedaan emosi dalam komunikasi.

D. Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi


Dalam pidato atau komunikasi verbal lainnya, seringkali terjadi kesulitan dalam pemahaman
pesan oleh penerima pesan karena adanya faktor penghambat komunikasi. Faktor-faktor
penghambat ini dapat dikelompokkan menjadi empat masalah utama yang mencakup:
1. Masalah dalam pengembangan pesan: Ini terjadi ketika pengirim pesan tidak merumuskan
pesannya dengan baik. Pesan mungkin tidak jelas, terlalu kompleks, atau kurang
terorganisir.
2. Masalah dalam penyampaian pesan: Faktor ini terkait dengan cara pengirim pesan
menyampaikan pesannya. Bisa terjadi gangguan dalam transmisi suara atau tulisan,
gangguan lingkungan, atau bahasa yang tidak sesuai dengan audiens.
3. Masalah dalam penerimaan pesan: Penerima pesan mungkin tidak benar-benar
mendengarkan atau membaca pesan dengan saksama. Ini bisa terjadi karena gangguan
eksternal, kurangnya perhatian, atau ketidakmampuan dalam memproses informasi.
4. Masalah dalam penafsiran pesan: Penerima pesan dapat memiliki pemahaman yang
berbeda atau salah tentang pesan yang diterima. Ini bisa disebabkan oleh perbedaan latar
belakang, penafsiran kata-kata, atau perbedaan emosi yang memengaruhi interpretasi.
a. Perbedaan Latar Belakang
Perbedaan mendasar dalam pengalaman hidup antara pengirim pesan dan
penerima pesan dapat menyulitkan proses komunikasi. Faktor-faktor seperti usia,
pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar belakang budaya,
temperamen, kesehatan, kecantikan, popularitas, atau agama dapat mengganggu
komunikasi.
Kemampuan seseorang untuk menyerap informasi biasanya bergantung pada
pengalaman masa lalu, dan ketika mereka belajar sesuatu yang baru, mereka
cenderung mencocokkannya dengan pola yang telah ada. Jika informasi baru tidak
cocok dengan kerangka berpikir yang ada, mereka mungkin cenderung mengubahnya
daripada menyesuaikan pola yang ada. Oleh karena itu, ketika seseorang
berkomunikasi dengan orang yang memiliki pengalaman dan harapan yang serupa,
pesan mereka akan lebih mudah dipahami karena cocok dengan pemahaman bersama.
Namun, ketika berkomunikasi dengan orang yang memiliki latar belakang yang
berbeda, pesan mereka mungkin ditafsirkan secara berbeda karena sudut
pandang yang berbeda.

b. Perbedaan Penafsiran Kata


Kesulitan dalam memahami pesan seringkali terkait dengan penggunaan bahasa
yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk menggambarkan kenyataan.
Karena perbedaan latar belakang seperti budaya, pendidikan, usia, dan lainnya, orang
dapat memiliki pemahaman yang berbeda terhadap kata yang sama. Sebagai contoh,
kata "roti" bisa memiliki makna yang berbeda-beda bagi berbagai orang berdasarkan
pengalaman mereka. Beberapa mungkin memahami roti berdasarkan jenisnya, rasa,
atau produsen, sedangkan yang lain mungkin membedakan antara roti dan kue. Ini
menunjukkan bagaimana perbedaan latar belakang dapat memengaruhi interpretasi
kata-kata dalam komunikasi.
c. Perbedaan Reaksi Emosional
Reaksi seseorang terhadap kata yang sama dapat berbeda tergantung pada
konteks atau kondisi tertentu. Suatu pesan yang jelas dan diterima dengan baik dalam
satu situasi dapat menjadi bingung atau menimbulkan reaksi yang berbeda dalam
situasi yang berbeda. Ini sering tergantung pada hubungan emosional antara pengirim
dan penerima pesan.
Setiap pesan memiliki dua aspek: "isi" yang berhubungan dengan subjek
pesan dan "hubungan" yang menciptakan dinamika interaksi antara pengirim dan
penerima pesan. Gangguan dalam komunikasi dapat terjadi jika penerima pesan
merespons negatif baik terhadap aspek isi maupun hubungan. Sebagai contoh,
perintah seorang manajer kepada seorang karyawan untuk mengambil laporan
bulanan pada pukul 18.00 dapat membuat karyawan merasa berat hati karena ini
menghalangi waktu bersama keluarganya. Secara fungsional, karyawan harus
melakukan apa yang diminta oleh manajer, tetapi secara emosional, ia merasa kurang
memiliki kebebasan. Ini menunjukkan bahwa komunikasi dapat terganggu oleh reaksi
emosional penerima pesan, meskipun pemahaman pesan itu sendiri dapat tetap jelas.
Semua masalah ini dapat menyebabkan ketidakjelasan atau kebingungan dalam komunikasi dan
perlu diatasi untuk memastikan pesan disampaikan dengan baik dan dipahami
oleh penerima pesan.

E. BAGAIMANA MEMPERBAIKI KOMUNIKASI


Dalam melakukan komunikasi, adakalanya hasilnya tidak sesuai dengan apa yang Anda
harapkanDengan kata lain, komunikasi yang Anda lakukan tidak efektif, tidak mencapai
sasaran dengan baik. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif
diperlukan beberapa persyaratan, yaitu perseps ketepatan, kredibilitas, pengendalian, dan
keharmonisan/keserasian.
a. Persepsi
Seorang komunikator yang cerdas harus dapat memprediksi apakah pesan- pesan yang
akan disampaikannya dapat diteroleh komunikan atau tidak.
Bila prediksinya tepat, audiens akan dapat membaca dan menerima tanggap- annya
dengan benar. Kemudian, audiens sebagai penerima pesan akan mengantisipasi bagaimana
reaksi komunikator (pengirim pesan) dalam menyusun umpan balik, dengan tetap
melakukan penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi tersebut.
b. Ketepatan
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelasAgar
komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu meng ekspresikan sesuatu
sesuai dengan apa yang ada dalam kengka berpikir merekaApabila hal itu diabaikan, yang
muncul adalah kesalahan komunikasi (miscommunications)
c. Kredibilitas
Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan dan optimisme
yang tinggi bahwa audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian pula,
komunikator harus mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti pesan yang
ingin disampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Di samping itukomunikator juga harus memahami dengan baik
apa maksud dan tujuan penyampaian suatu pesan tersebut
d. Pengendalian
Dalam berkomunikasi, audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan
terhadap pesan yang disampaikanReaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa,
menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut. Hal ini ditentukan oleh
intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang disampaikan oleh
komunikatorSebaliknya, reaksi audiens bergantung pada berhasil atau tidaknya
komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi
e. Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang
baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai
tujuannyaSeorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil memberi
kesan yang baik kepada audiensnya
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam
komunikasi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut

1. Membuat Suatu Pesan secara Lebih Berhati-Hati


Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah
memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi dan audiens yang ditujuKatakan apa
yang dikehendaki dengan menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah
dipahamidan tidak bertele-teleJelaskan hal-hal yang penting dan jangan lupa tekankan dan
telaah ulang butir-butir tersebut
2. Minimalkan Gangguan dalam Proses Komunikasi
Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hakomunikator dapat membuat
audiensnya lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan
Penyampaian pesan dengan cara lisan (oral) akan efektit bila lokasi atau tempat
penyampaian pesan teratur, rapi, nyaman, sejuk, dan sebagainya.
4. Melakukan Kerja Sama
Tujuan komunikasi antarpribadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerja sama
antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Sebagai contoh, seseorang
melakukan kerja sama atau saling membantu antara seseorang dengan orang lain di dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentuAdanya kerja sama yang baik antara seseorang
dengan orang lain tersebut akan semakin mempermudah dan mempercepat penyelesaian
suatu pekerjaan.

5. Menceritakan Kekecewaan atau Kekesalan


Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa
kecewa atau kekesalan kepada orang lain. Pengungkapan segala bentuk kekecewaan atau
kekesalan secara tepat secara tidak langsung akan dapat me ngurangi beban pikiranDalam
bahasa Jawa, orang yang sudah dapat mengungkap kan isi hatinya kepada orang lain yang
dianggap dapat membantu memberikan solusiakan merasa "plong" atau lega, seperti tidak
ada beban pikiran dalam dirinya. Oleh karena itusering kali kita mendengar saran (nasihat)
para orang tua atau sesepuh bahwa kalau seseorang sedang menghadapi suatu
permasalahan sebaiknya jangan disimpan di hati tetapi dapat disampaikan ("curhat")
kepada orang lain secara tepat dan meminta saran bagi pemecahan masalah yang
dihadapiApabila setiap permasalahan yang ada dibumpan sendinbeban pikiran vang
ditanggung akan semakin berat dan semakin mempersulit dinmya Selanjumyakalau
seseorang beban pikirannya semakin berat, bukan tidak mustahil kalau ujung maungnya
mengarah pada sakit keitwaan atau stres
Komunikasi antarpribadi tersebut bukan saja merupakan cara untuk mencurahkan isi
hati tetapi juga merupakan cara mencari jalan keluar atau alternatif solusi masalah yang di
hadapi.
6. Menumbuhkan Motivasi
Melalomunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuat dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatuPada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan
sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan berbagai cara, seperti pemberian insentif
yang bersifat finansial maupun nonfinansialseperti pemberian pengakuan atas prestasi
kerjanya, dan memberikan penghargaan kepada orang lain.
Sementara itu, asumsi yang dikembangkan dalam Teori Y pada dasarnya cenderung positif
dan gaya kepemimpinan yang diterapkannya adalah gaya kepemimpinan partisipatit
(participative leadership styles Dalam Teon Y diasumsikan bahwa karyawan cenderung
berperilaku positifKaryawan pada dasarnya memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak nalas
bekerja, ingin kerja mandin, dan memilik komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan suatu
organisasi Di samping itu, karyawan juga memiliki kecenderungan untuk memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap setiap pekenaan vang mereka kerjakan Oleh karena ini
gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam situasi tersebut adalah gaya kepemimpinan
partisipati di mana para karyawan dilibatkan di dalam proses pengambilan keputusan. Dalam
gaya kepemimpinan partisipatif tersebut, komunikasi yang dikembangkan antara manajer dan
bawahan adalah komunikasi dua arahManajer juga memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk menyampaikan ide atau gagasannya (masukan), yang sangat berharga bagi
pengembangan suatu organisasiRingkasnya, dalam Teori X dan Y Douglas McGregor
berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus
bagaimana gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang
berbeda, termasuk bagaimana komunikasi antarpribadi (manajer dan bawahan) tersebut
dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.

G. GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam dunia bisnis, penerapan gaya kepemimpinan seseorang akan dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya (para karyawan dan pegawai) dalam
melakukan pekerjaan mereka. Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya
interaksi antara tiga komponen penting , yaitu manajer, karyawan, dan situasi , atau kondisi
lingkungan kerja tertentu. Salah satu teori yang mampu memberikan gaya kepemimpinan
seseorang adalah Teori X dan Y.
Teori X dan Y
Teori X:
 Karyawan cenderung tidak suka (malas) bekerja, kalau mungkin menghindarinya.
 Karyawan selalu ingin diarahkan.
 Manajer harus selalu mengawasi kerja.
Teori Y
- Karyawan suka bekerja.
- Karyawan yang memiliki komitmen pada tujuan organisasi akan dapat mengarahkan
dan mengendalikan dirinya sendiri.
- Karyawan belajar untuk menerima bahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Ludlow dan Panton terdapat 4 gaya kepemimpinan .
1. Pengarahan Gaya kepemimpinan pengarahan tepat digunakan pada situasi dan kondisi
di mana para karyawan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan
suatu tugas tertentu.
2. Pembekalan Gaya kepemimpinan pembekalan tepat digunakan pada situasi dan
kondisi dimana para karyawan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam
menyelesaikan pekerjaan.
3. Dukungan Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana
para karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan
hubungan yang baik dengan seorang manajer
4. Pendelegasian Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan konsisi
dimana para karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus
diselesaikan.
GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
- Keterampilan analitis, adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang manajer dalam melakukan evaluasi atau penilaian kinerja karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan mereka.
- Keterampilan fleksibilitas, penerapan gaya kepemimpinan kadang kala diterapkan
secara kaku, tetapi dapat juga diterapkan secara luwes tergantung pada situasi dan
kondisi yang ada.
- Keterampilan komunikasi, merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang
manajer untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada bawahannya , termasuk
bagaimana ia harus menjelaskan perubahan gaya kepeimpinannya kepada
bawahannya
KEPEMIMPINAN INTI
- Pemberdayaan
Pada dasaranya merupakan kemampuan seorang manajer untuk berbagi pengaruh dan
kendali dengan para karyawannya.

- Intuisi
Adalah keyakinan bawaan dalam diri seseorang mengenai sesuatu tanpa pertimbangan
sadar. Manajer kadang memutuskan sesuatu hanya karena “rasanya benar” atau karena
firasat.
- Pemahaman diri
Seorang manajer harus mampu menilai apa saja kekuatan yang dimilikinya dan juga
kelemahan yang ada pada dirinya. Kemampuan memahami diri yang baik akan membantunya
dalam mengembangkan diri di masa depan.
– Visi
Kemampuan berimajinasi dalam situasi yang berbeda dan situasi yang lebih baik dengan cara
bagaiman mencapainya. - Kesesuaian nilai Kemampuan untuk memahami dan memadukan
prinsip-prinsip organisasi dengan nilai-nilai karyawan.
MENDENGARKAN SEBAGAI KEAHLIAN ANTARPRIBADI
Sebagai contoh, ketika seorang manajer sedang menyampaikan presentasi bisnis disuatu
ruang pertemuan, tiba-tiba telepon genggam salah seorang karyawan bordering. Dering
telepon tersebut dapat membuyarkan atau mengganggu konsentrasi para peseta yang sedang
mendengarkan presentasi

Anda mungkin juga menyukai