A.
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu
sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal, maupun perilaku atau
tindakan
melibatkan dua orang atau lebih
Komunikasi
menggunakan cara-cara (melalui lisan, tulisan, maupun
sinyal-sinyal nonverbal)
Komunikasi Bisnis merupakan komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang
mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal
Verbal == melalui tulisan dan lisan
Bentuk Dasar
Komunikasi
Non Verbal == bahasa tubuh, ekspresi
Komunikasi verbal adalah komunikasi dalam bentuk percakapan atau tertulis. Setiap
orang dalam suatu komunitas berkomunikasi secara verbal dalam menyampaikan pesan
atau informasi. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata untuk menyatakan
ide. Gaya dalam berlomunikasi disesuaikan dengan situasi, dan lawan komunikasi.
Penggunaan gaya bicara sangat berpengaruh terhadap minat lawan komunikasi.
Mengungkapkan pesan verbal diperlukan keterampilan menggunakan kata-kata sederhana
dan dapat dipahami oleh lawan komunikasi.
Kebaikan dari komunikasi nonverbal adalah kesahihannya. Dari bahasa tubuh atau
isyarat yang yang keluar dari seseorang kita dapat menangkap maksud yang paling dalam
dari orang tersebut. Jika dibandingkan dengan kata-kata lebih dapat diatur sehingga kita
kadang-kadang merasa tertipu dengan kata-kata.
Komunikasi nonverbal memiliki beberapa tujuan penting seperti contoh dibawah ini :
1.
Menyediakan atau memberikan informasi
2.
Mengatur alur suatu percakapan
3.
Mengekspresikan emosi
4.
Memberi sifat, melengkapi, mengembangkan komunikasi verbal
5.
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
6.
Mempermudah tugas-tugas khusus
D.
6.
KREDIBILITAS
POTENSI
KEPEMIMPINAN
SESEORANG
KOMUNIKATOR
YANG BAIK
PENGELOLAAN PESAN
BISNIS
Seseorang akan dianggap mampu dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada
khalayak jika ditunjang dengan kemampuan diri yang memadai dalam menafsirkan pesan
nonverbal.
Hal ini juga akan menjadi barometer seseorang dalam mengukur potensi dirinya,
apakah ia mampu untuk menyampakan pesan atau informasi secara baik dan benar, tidah
hanya terlihat dari isi materi pesan yang disampaikan tetapi juga teknik atua metode cara
penyampaian pesan tersebut.
Apabila hal ini dapat dilakukan maka ia akan termasuk dalam komunikator yang
baik yang mampu menyampaikan dan mengelola pesan atau informasi secara efektif,
terlebih dalam menyampaikan pesan bisnis.
E.
PROSES KOMUNIKASI
Secara garis besar proses komunikasi terhat pada gambar dibawah ini.
Tahap 1
Pengirim Mempunyai
Pesan
SALURAN
Tahap 2
Pengirim mengubah ide
menjadi Pesan
Tahap 3
Pengirim Mengirim
Pesan
Tahap 6
Penerima mengirim ide
pesan (feedback)
Tahap 5
Penerima menafsirkan
pesan
MEDIA
Tahap 4
Penerima menerima
pesan
2.
3.
4.
5.
6.
Pengirim mengubah idenya menjadi pesan. Pasa saat ide di ubah menjadi pesan yang
akan diterima oleh pihak lain, ia menentukan bentuk pesan (kata, ekspresi wajah,
isyarat), panjang uraian pesan, susunan, nada, dan gaya, yang semua tergantungpada
ide, penerima pesan , dan suasana hati si pengirim pesan
Pengirim menyampaikan pesan. Untuk mengirim pesan kepada penerima perlu dipilih
saluran komunikasi (verbal atau nonverbal) dan media yang sesuai. Saluran dan
media yang dipilih tergantung pada pesan yang akan disampaikan, lokasi penerima,
sifat pesan, dan formalitas.
Pihak penerima menerima pesan. Komunikasi terjadi apabila penerima mnerima
pesan terlenih dahulu. Jika pesan yang dikirim dalam bentuk surat, penerima telah
membacanya dan memahami pesan yang diterima. Apabila pesan yang diterima
dalam bentuk presentasi lisan, penerima harus dapat mendengar pembicara dan
memperhatikan pesan yang disampaikan.
Penerima menafsirkan pesan. Penerima harus menyelaraskan pemikiran dengan pihak
penerima pesan, mnerima dan memahaminya, kemudian pesan yang diterima
disimpan dalam pikiran.
Penerima memberikan reaksi dan mengirim umpan balik. Umoan balik berupa respon
penerima, sebagai batas akhir rangkaian komunikasi. Umpan balik merupakan unsur
utama dalam proses komunikasi karena umpan balik memungkinkan pihak pengirim
pesan untuk mengevaluasi efektivitas pesan yang dikirim.
BAB
2
A.
PERENCANAAN
PESAN-PESAN BISNIS
Pesan bisnis yang efektif bertujuan untuk menarik perhatian pihak lawan komunikasi,
krena itu pesan harus ringkas dan menunjukkan tujuan yang jelas. Tujuan dalam penulisan
pesan bisnis yang efektif adalah lebih bersiafat untuk menyatakan ide daripada
mengesankan lawan komunikasi.
Proses komposisi bukan merupakan faktor yang bersifat wajib ditaati sehingga
langkah-langkah dalam penyusunan pesan tidak harus mengikuti rumus tertentu yang
bersifat matematis, melainkan diperlukan kesesuaian dengan kebutuhan, kondisi, dan
situasi komunikasi.
Proses komposisi adalah proses penyusunan pesan-pesan bisnis, yang meliputi
tahapan-tahapan :
1.
Perencanaan, meliputi maksud dan tujuan komunikasi, audiens yang akan menerima
pesan, ide pokok pesan-pesan yang akan disampaikan, saluran atau media yang akan
digunakan
2.
Organisasi dan Komposisi, mengorganisasikan ide-ide dan dituangkan dalam bentuk
draft yang berkaitan dengan komitment pemikiran yang dimulai dengan merangkai
kata, kalimat, paragraf yang sederhana, mudah dipahami, dimengerti dan
dilaksanakan oleh si penerima pesan serta memilih ilustrasi yang diperlukan untuk
mendukung ide pokok bahasannya.
3.
Revisi, proses perbaikan terhadap maksud dan isi pesan dari sisi substansi pesan yang
ingin disampaikan, gaya penulisannya, struktur kalimat yang digunakan dan
bagaimana tingkat pemahamannya serta memperhatikan penggunaan kata-kata,
kalimat dan paragraf telah di ekspresikan dengan benar.
B.
Komunikator yang baik menyadari bahwa tahapan dalam proses komposisi kadangkadang terjadi kesalahan komposisi. Karena itu dalam menyusun pesan tertulis perlu
memperhatikan beberapa tahapan sebagai berikut :
1.
Penentuan Tujuan
Tujuan penulisan pesan komunikasi perlu diperhatikan pada saat seseorang
merencanakan pesan bisnis. Faktor yang perlu diperhatikan adalah menjaga itikad
baik audiens dan menciptakan kesan positif tentang pihak pengirim pesan tanpa
mengesampingkan tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Tujuan umum seyiap pesan bisnis adalah menyampaikan informasi, menganjurkan,
dan menjalin kerjasama dengan audiens. Disamping itu, penentuan tujuan yang jelas
2.
3.
bagi suatu organisasi dapat membantu proses pengambilan keputusan yang mencakup
antara lain :
a.
Keputusan untuk meneruskan pesan
b.
Keputusan untuk menanggapi audiens
c.
Keputusan untuk memusatkan isi pesan
d.
Keputusan untuk menetapkan media yang akan digunakan
Sedangkan tujuan komunikasi bisnis meliputi :
a.
Memberi informasi (informing) yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada
pihak lain.
b.
Memberi persuasi (persuading) kepada pihak lain agar apa yang disampaikan
dapat dipahami dengan baik dan benar. Terutama dilakukan pada saat
melakukan negosiasi bisnis.
c.
Melakukan kolaborasi (collaboring) atau kerjasama bisnis antara seseorang
dengan orang lain. Melalui jalinan komunikasi bisnis seseorang dengan mudah
dapat melakukan kerjasama bisnis, baik dengan perusahaan domestik maupun
perusahaan asing.
Pertimbangan Pengiriman Pesan
Sebelum menetapkan maksud untuk mengirimkan pesan, ada faktor yang perlu
dipertimbangkan yang meliputi hal-hal berikut :
a.
Tujuan yang realistis. Pada umumnya orang tidak mudah untuk cepat berubah.
Oleh karena itu jika seseorang mempunyai tujuan yang mendasar sebaiknya
disampaikan secara realistis.
b.
Ketepatan waktu. Waktu yang tepat merupakan faktor penting dalam
pengiriman dan penyampaian pesan. Jika seseorang atau organisasi sedang
mengalami perubahan, pesan dapat disesuaikan dengan keadaan yang
berlangsung sampai dengan segala sesuatu menjadi stabil dan ada perhatian
terhadap pesan yang disampaikan.
c.
Ketepatan orang yang mengirimkan pesan. Meskipun semua tugas yang
diberikan dapat diselesaikan tanpa bantuan orang lain, pihak atasan mungkin
memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan kepada seseorang.
d.
Tujuan yang selaras dengan tujuan organisasi. Seorang karyawan harus bekerja
sesuai dengan tujuan organisasi. Hal ini memiliki tujuanm agar setiap
komunikasi yang terjadi didalamnya dapat berjalan dengan baik tanpa ada
hambatan yang disebabkan oleh perbedaan persepsi.
Analisis Audiens
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas, langkah
berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan dihadapi. Menyangkut siapa
mereka, bagaimana pemahaman mereka, latar belakang usia, pendidikan, jenis
kelamin, minat mereka, dan apa yang ingin mereka ketahui. Untuk menjawab semua
itu perlu adanya teknik atau metode dalam menganalisis audiens tersebut, hal itu
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beikut :
a.
Mengembangkan profil audiens dengan cara :
Menentukan ukuran dan komposisi audiens
b.
c.
d.
Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat disampaikan
melalui dua saluran, yaitu komunikasi lisan (oral) dan komunikasi tertulis (written). Pilihan
mendasar antara berbicara atau menulis tergantung pada tujuan atau maksud pesan, audiens
dan karakteristik dari kedua saluran komunikasi tersebut.
1.
Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikan dari komunikasi lisan (oral communication) adalah
kemampuannya dalam memberikan umpan balik dengan segera. Saluran ini
digunakan bila pesan yang disampaikan adalah sederhana, tidak diperlukan catatan
yang permanen. Komunikasi lisan mencakup antara lain percakapan, antara dua orang
atau lebih, pembicaraan melalui telepon, wawancara kerja, pertemuan kelompok,
seminar, workshop, program pelatihan, pidato formal, dan presentasi penting lainnya.
10
Agar komunikasi lisan dapat berjalan dengan baik dan menarik, perlu adanya sarana
pembantu yang dapat mendukungnya. Sarana pembantu tersebut biasanya berbentuk
audio visual seperti film, video clip, LCD Projector, dan tampilan slide show.
2.
Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis juga memiliki berbagai bentuk seperti surat, memo, proposal, dan
laporan. Salah satu kebaikan komunikasi ini adalah penulis memiliki kesempatan
untuk merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka. Format tulisan
diperlukan jika informasi yang disampaikan bersifat kompleks, dibutuhkan catatan
permanen untuk referensi di masa yang akan datang.
Dalam memilih saluran dan media berkomunikasi perlu dipertimbangkan tingkat
kepentingannya, formalitas, kompleksitas, tingkat kerahasiaan, emosional, dan biaya
pengiriman serta harapan audiens.
11
BAB
3
A.
KEAHLIAN
KOMUNIKASI : MENYIMAK
12
2.
Pada saat melakukan proses penyimakan ada beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan agar proses menyimak (mendengarkan) berjalan secara efektif antara lain:
1.
Mempunyai atensi untuk mendengarkan
2.
Mendengarkan dan memahami arti kata-kata yang diucapkan pembicara
3.
Menguasai bahasa yang dipergunakan pembicara
4.
Memahami arti kalimat-kalimat dan ungkapan yang dipergunakan pembicara
5.
Menyaring inti dan memisahkannya dari bunga-bunga pembicaraan, membedakan
fakta dan opini pembicara
6.
Memberikan reaksi terhadap pesan yang diberikan.
D.
Sindrom Hiburan
Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kesukaan akan hiburan, setiap penyimak
selalu mengharapkan atau menuntut para pembicara menyampaikan informasi yang
13
3.
4.
5.
6.
14
E.
Ada beberapa tips atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian agar
proses menyimak dapat berjalan dengan efektif antara lain:
1.
Memberikan Perhatian yang Besar
Hendaknya pada saat melakukan proses penyimakan (mendengarkan) audiens
mencoba mencoba menyisihkan sebagian dari dirinya untuk mencoba memahami arti
dari setiap pesan atau informasi yang disampaikan. Pemahaman ini sangat penting
untuk dilakukan karena berhasil atau tidaknya seorang pembicara atau komunikator
dalam menyampaikan sesuatu tergantung dari sejaumana lawan komuniasi (audiens)
memahaminya. Agar mampu menciptakan perhatian yang besar, audiens harus dapat
menghilangkan berbagai macam gangguan yang mungkin akan mengganggu
konsentrasi dalam memahami pesan atau informasi.
2.
Memahami Sifat Komunikasi Non Verbal
Terkadang dalam penyampaiannya, seorang komunikator atau pembicara lebih sering
menggunakan komunikasi nonverbalnya agar audiens lebih cepat dalam memahami
setiap pesan atau informasi. Tidak semua audiens terntunya memiliki kemampuan
dalam menafsirkan setiap bentuk komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh
pembicara. Bagi pembicara hendaknya perlu memperhatikan kaidah atau petunjuk
dalam menggunakan komunikasi nonverbal, harus mampu menempatkannya dalam
kondisi yang sesuai, sehingga pesan yang disampaikan akan dimengerti oleh seluruh
audiens.
3.
Memahami Simbol Verbal atau Pesan
Selaim memahami hal-hal yang bersifat nonverbal, inti dari proses menyimak adalah
mengerti akan pesan utama atau inti dari pesan yang dimaksud. Biasanya para
pembicara akan menggunakan berbagai macam cara agar pesan yang ia sampaikan
dapat mengena pada sasaran. Hal ini juga menyangkut dari penyampaian materi
pesan yang dibuat. Pesan yang disampaikan harusnya disajikan dalam bentuk yang
realistis dan tidak mengada-ada, dapat berupa data, hasil penelitian maupun pesan
dalam bentuk tertulis lainnya. Bagi para audiens diperlukan kemampuan analisa
untuk memahami pesan-pesan tersebut.
F.
15
4.
Mendengar konsep dan pokok pikiran, serta mengetahui perbedaan antara ide, dan
contoh, bukti dan argumen.
5.
Meninjau ulang pokok pembicaraan.
6.
Tetap berpikir terbuka dengan mengajukan pertanyaan yang mengklarifikasikan
pemahaman.
7.
Tidak menyela pembicaraan.
8.
Memberikan umpan balik (feed back)
9.
Mengevaluasi dan mengkritisi isi pembicaraan, bukan pembicaranya.
10. Membuat catatan tentang pokok pembicaraan.
Selain yang sudah disebutkan diatas, untuk meningkatkan kemampuan menyimak
(mendengarkan) secara efektif, tingkat penerimaan informasi diidentifikasikan dalam empat
tahapan yang dapat membantu pengukuran efektivitas menyimak. Dapat dilihat pada
ilustrasi gambar dibawah ini.
G.
16
Memerlukan banyak
17
c.
18
BAB
4
A.
PENGORGANISASIAN
PESAN-PESAN
BISNIS
Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para
bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan-pesan
yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apayang
dikehendaki.
Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang
disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi, maupun
praktis bagi audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu keharusan dan
menjadi tantangan bagi komunikator. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengorganisasi
pesan-pesan yang baik sebagai berikut :
1.
Subjek dan tujuan harus jelas.
2.
Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
3.
Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
4.
Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu bagi audiens terutama dalam
hal-hal berikut ini :
1.
Memahami pesan yang disampaikan
Dengan mengemukakan hal-hal penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis
dan berurutan, dan memasukan semua informasi yang relevan dalam pesan, maka
audiens akan lebih mudah dalam memahami maksud dan isi pesan.
2.
Membantu audiens menerima pesan
Pengorganisasian pesan-pesan yang baik disamping membantu audiend dalam
memahami maksud pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi pesan
tersebut.
3.
Menghemat waktu audiens
Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan
menghabiskan waktu audiens. Salah satu tujuan pengorganisasian pesan-pesan yang
baik adalah penyampaian informasi atau ide-ide yang relevan saja. Dengan hanya
menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens akan dapat dihemat.
Disamping itu, audiens dapat dengan mudah mengikuti alur pemikiran pesan yang
disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan dahi.
4.
Mempermudah pekerjaan komunikator.
19
Untuk mencapai pengorganisasian pesan-pesan yang baik maka diperlukan suatu cara
agar pesan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap penggunanya. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara :
1.
Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide
Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap
komunikator yang harus dicari pemecahannya. Jika materi memang lemah, tidak
memiliki suatu muatan yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang ada.
Apabila penyusunan pesan yang panjang dan kompleks, maka outline sangat
diperlukan dan menjadi penting artinya. Hal ini karena dengan adanya outline akan
sangat membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan
bagian yang lain. Selain itu, outline juga membantu untuk mengkomunikasikan ideide dengan cara yang lebih sistematik, efisien dan efektif. Melalui perencanaan yang
baik outline akan membantu mengekspresikan transisi antara ide-ide sehingga
audiens akan memahami pola pikir komunikator.
Susunan suatu outline secra garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan,
antara lain :
a.
Memulai dengan Ide Pokok, akan sangat membantu dalam menetapkan tujuan
dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum ke dalam dua hal
yaitu : keinginan terhadap audiens untuk melakukan dan memikirkannya,
sebagai alasan yang mendasar bagi audiens mengapa harus melakukan dan
memikirkannya.
b.
Menyatakan hal-hal pendukung yang penting, yang akan sangat berguna dalam
mendukung ide-ide pokok.
c.
Membuat ilustrasi dengan bukti-bukti, semakin banyak bukti-bukti yang dapat
disajikan, maka outline yang dibuat akan semakin baik.
2.
Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Setelah mengelompokkan ide-ide, langlah selanjutnya adalah menentukan urutanurutan terhadap ide-ide tersebut aga selaras dengan rencana organisasional, melalui
dua pendekatan yaitu :
a.
Pendekatan Langsung (direct approach), sering disebut juga dengan
pendekatan deduktif , dimana ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti
bukti-bukti pendukungnya. Biasanya reaksi dari audiens akan positif dan
menyenangkan jika menggunakan pendekatan ini.
b.
Pendekatan Tidak Langsung (indirect approach), atau sering disebut dengan
pendekatan induktif, dimana bukti-bukti diletakan paling awal, kemudian baru
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
20
diikuti dengan ide pokok. Biasanya audiens akan merespon negatif dan tidak
menyenangkan.
Setelah menganalisa berbagai kemungkinan respon yang ada dari dalam diri audiens
serta telah menemukan suatu pendekatan yang terbaik, maka tahap selanjutnya adalah
menentukan jenih pesan yang akan dibuat atau disampaikan. Secara garis besar jenis pesan
yang dapat di sampaikan meliputi permintaan langsung (direct request), pesan-pesan rutin,
good news atau goodwill, pesan-pesan bad news dan pesan-pesan persuasif.
C.
Jenis atau tipe pesan bisnis yang paling sering digunakan adalah penyampaian yang
langsung paha hal yang dituju. Pesan ini dapat berbebtuk surat dan memo. Contoh dari
pesan permintaan langsung ini dat terlihat pada pembuatan surat pesanan, permintaan rutin,
aduan atau klaim, permintaan kredit rutin.
Isi dari sebuah surat Direct Request harus terdiri dari 3 bagian antara lain:
1.
Bagian Awal
Bagian ini merupakan bagian pendahuluan atau pembukaan, yang berisi tentang
alasan kita dalam mengajukan atau meminta sesuatu. Kalimat yang digunakan
hendaknya haruslah jelas, singkat dan tidak bertele-tele, tujuannya adalah agar pihak
atau orang yang membaca pemintaan kita menjadi lebih paham akan maksud yang
tergan dung dalam surat permintaan tersebut.
2.
Bagian Pertengahan
Bagian ini merupakan penjelasan rinci dari apa yang kita tulikan pada bagian
pendahuluan, berisi hal-hal yang bersifat rincian dari maksud permintaan. Teknis
penyusunan kalimat dan kata-kata dapat menggunakan serangkaian pertanyaan
terutama jika permintaan menyangkut perlengkapan yang sangat kompleks. Dapat
berisi tentang pertanyaan mengenai teknis, dimensi serta kegunaan sesuatu yang kita
minta. Jika permintaan lebih dari satu jenis, sebaiknya kita membuat daftar dan
memberi nomor secara berurutan.
3.
Bagian akhir
Bagian ini merupakan bagian penutup yang sebaiknya diisi dengan suatu permintaan
beberapa tanggapan khusus, lengkap dengan batas waktu, dan ekspresi terhadap
apresiasi maupun pemberian goodwill. Untuk mempermudah pembaca, sebaiknya
perlu mencantumkan beberapa informasi penting seperi nomor telepon, jam kerja,
dan petugas yang dapat dihubungi.
D.
Surat permintaan rutin layak untuk memperoleh perhatian secara bijaksana. Dalam
kebanyakan organisasi, memo dan surat-surat seperti itu dikirim ke ratusan bahkan ribuan
karyawan, konsumen, klien dan para pemegang saham.
Surat permintaan rutin mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan positif atau
citra yang baik bagi suatu organisasi perusahaan.
Oleh karena itu, ketika menulis suatu surat permintaan rutin, anda harus menjaga
maksud/ tujuan menulis suatu pesan dalam ingatan anda. Anda harus bertanya pada diri
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
21
sendiri apa yang anda inginkan terhadap pembaca setelah mereka memahami pesan yang
anda sampaikan.
Surat permintaan rutin layak untuk memperoleh perhatian secara bijaksana. Dalam
setiap organisasi, memo dan surat-surat dikirim ke ratusan bahkan ke ribuan karyawan ,
konsumen, klien dan sebagainya. Surat permintaan rutin mempunyai potensi untuk
membentuk suatu kesan positif atau citra yang baik bagi organisasi yang bersangkutan.
Pedoman dalam menulis surat ini bahwa harus dijaga maksud dan tujuan menulis suatu
pesan dalam ingatan kita. Dalam membuat surat permintaan rutin perlu diperhatikan tiga
pertanyaan, yaitu : apa yang diketahui, mengapa hal tersebut perlu diketahui, mengapa hal
ini dapat membantu.
Dalam kaitannya dengan direct request, maka permintaan rutin dapat berasal dari
dalam maupun luar organisasi bisnis.
1.
Permintaan dari dalam organisasi
Meskipun suatu permintaan dapat saja dilakukan secara lisan, namun beberapa pesan
permintaan dapat dibuat lebih permanen dalam bentuk tertulis, seperti memo. Memo
dalam bentuk tertulis akan dapat menghemat waktu dan membantu audiens
mengetahui secara tepat apa yang diinginkan.
Pengiriman memo dapat dilakukan antara karyawan dengan karyawan, pimpinan
dengan karyawan, pimpinan dengan supervisor dan sebagainya.
Surat permintaan dalam bentuk memo mengikuti suatu estndar perencanaan
langsung. Mulai dengan pernyataan yang jelas mengenai alasan penulisan, kemudian
diikuti dengan penjelasan yang lebih mendalam dan diakhiri dengan suatu tindakan
yang dikehendaki.
2.
Permintaan dari luar organisasi
Sebagai seorang pelaku bisni prifesional perlu adanya komunikasi dengan para
pelanggan, pemasok, dan perusahaan lain untuk berbagai keperluan bisnis. Selain itu,
banyak surat-surat yang harus dikirim ke luar organisasi untuk memperoleh informasi
penting, seperti informasi produk baru, katalog buku terbaru, keinginan untuk
menjalin kerjasama bisnis, keinginan untuk berlangganan. Disamping itu , dapat juga
memberikan respon terhadap ilkan yang dipasang di suatu surat kabar. Dalam hal ini
perlu diperhatikan tiga hal, yaitu : dimana kita membaca iklan tersebut, jelaskan apa
yang kita maksud, cantumkan alamat yang jelas dan lengkap untuk balasan surat.
E.
Menulis pesan-pesan baik yang berupa surat-surat untuk kalangan intern maupun
ekstern perusahaan dan memo merupakan hal yang rutin. Penyampaian pesan-pesan rutin,
good news dan good will dapat dilakukan dengan pendekatan langsung (direct approach).
Pendekatan langsung (direct approach) memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1.
Meningkatkan pemahaman secara komprehensif (menyeluruh) ketika pertama kali
2.
membaca suatu pesan)
3.
Menekankan pada hasil suatu analisis yang telah anda lakukan
4.
Menghemat waktu bagi audiens karena mereka dapat segera mengetahui apa maksud
pesan tersebut dan juga dapat memutuskan segera pada bagian mana yang perlu
memperoleh perhatian dan yang tidak perlu memperoleh perhatian secara seksama.
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
22
Para pelaku bisnis telah banyak melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan dan
menjaga hubungan yang baik dengan para pelanggan, klien, karyawan/ pegawai dan
masyarakat pada umumnya. Disamping itu, mereka juga mengirimkan pesan-pesan good
will kepada karyawan, klien dan masyarakat pada umumnya.
Kualifiksi bentuk goodnews dalam komunikasi bisnis :
1.
Good News tentang pekerjaan
Umumnya surat yang menginformasikan kabar baik atau berita yang menyenangkan
(good news) menggunakan pendekatan langsung. Contoh good news berkaitan dengan
masalah pekerjaan, antara lain penerimaan kerja, kenaikan pangkat/ jabatan/ posisi,
memperoleh bonus kerja, tunjangan hari raya, kenaikan gaji dan pengakuan/
penghargaan prestasi kerja.
2.
Good News Tentang Produk
Good News yang berkaitan dengan produk antara lain, pembicaraan diskon harga
produk, sistem beli 3 produk dapat tambahan 1 produk gratis (buy 3 get 1 free),
pemberian kupon diskon harga produk, membeli produk dalam jumlah tertentu akan
memperoleh hadiah tertentu (seperti kalender tahun baru, produk aksesoris atau
produk pelengkap).
3.
Pesan-Pesan Goodwill
Goodwill adalah suatu perasaan positif yang dapat mendorong orang untuk menjaga
hubungan bisnis. Sebagai pelaku bisnis, seseorang dapat juga mendorong hubungan
baik dengan berbagai pihak, seperti pelanggan, pemasok atau pelaku bisnis lainnya
dengan penyampaian pesan-pesan secara bersahabat atau catatan-catatan singkat yang
tak diharapkan, yang secara tidak langsung berkaitan dengan tujuan bisnis tertentu.
Pesan-pesan goodwill dapat disampaikan melalui pemberian selamat kepada orang
lain, seperti kenaikan pangkat atau jabatan, diangkat sebagai pimpinan suatu asosiasi
organisasi bisnis dan sejenisnya. Penyampaian ucapan selamat oleh pimpinan
perusahaan kepada para pelanggan maupun pemasok, seperti ucapan selamat ulang
tahun, ucapan selamat atas penyelesaian studi, ucapan selamat atas kesuksesan non
bisnis, merupakan hal yang baik untuk menjaga hubungan baik diantara mereka.
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
23
G.
24
PEMBUKA
ALASAN
BAD NEWS
PENUTUP
Pernyataan
Netral
Penjelasan
Logis
Nyatakan
Bad News
Positif,
Bersahabat, dan
Menyenangkan
Perencanaan Langsung
Suatu pesan yang kurang menyenangkan yang diorganisir melalui perencanaan
langsung akan diawali dengan suatu pernyataan bad news, selanjutnya diikuti
dengan berbagai alasan yang mendukungnya, dan diakhiri dengan penutup yang
bersahabat. Pendekatan ini memiliki kelebihan bahwa audiens hanya
memerlukan waktu yang relatif singkat untuk sampai pada ide pokok yaitu bad
news.Pendekatan ini dapat diterapakan apabila :
Penerima pesan lebih menyukai pesan langsung ke inti yang dituju.
Pesan tersebut mempunyai pengaruh yang kecil terhadap si penerima pesan
Pesan disampaikan secara empati.
BAD NEWS
ALASAN
PENUTUP
H.
Persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan atau tindakan audiens
untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasi yang efektif adalah kemampuan
untuk menyampaiakan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca
atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju.
Meskipun kebanyakan pesan-pesan bisnis adalah rutin, namun dalam beberapa situasi
tertentu diperlukan pesan yang didesain untuk memotivasi atau memberi persuasi kepada
orang lain. Penyampaian pesan ini tidak hanya digunakan untuk kepentingan internal
25
organisasi namun dapat pula digunakan untuk kepentingan eksternal organisasi seperti
permintaan atau informasi yang bersifat menyenangkan, atau kegiatan untuk mendapatkan
dana dan kerjasama.
Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung
mempertahankan ide atau gagasannya. Pesan-pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih
rinci, dan tergantung pada perencanaan strategis yang cukup ketat.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan
persuasif antara lain :
1.
Analisis Audiens
Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara menhubungkan
suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk mengakomodasi perbedaan
individual, maka perlu menganalisis audiens dan kemudian menyusun suatu pesan
yang dapat menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka. Cara yang paling mudah
dalam menilai kebutuhan audiens adalah dengan berpedoman pada teori kebutuhan
dari Maslow yang menyatakan bahwasanya manusia memiliki lima kebutuhan yang
sifatnya berjenjang. Dimana tiap-tiap kebutuhan memiliki kualitas atau tingkat
kepentingan yang berbeda-beda, mulai dari kebutuhan yang paling dasar hingga
kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya.
2.
Mempertimbangkan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam
memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka akan
memberikan penghormatan. Memberikan persuasi untuk budaya yang berbeda akan
berbeda cara memberikan persuasinya.
3.
Memilih Pendekatan Organisasional
Agar penyampaian pesan persuasif dapat tempat sasaran dan sesuai dengan apa yang
dikehendaki maka perlu diperhatikan cara penyampaiannya kepada audiens, apakah
menggunakan pendekatan langsung atau tidak langsung.
Penggunaan pendekatan organisasional baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyampaian pesan persuasif harus mampu meyakinkan audiens bahwasannya pesan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki alasan.
Persuasi yang efektif mencakup empat komponen penting, yaitu :
1.
Menetapkan kredibilitas
Bagi seorang komunikator tingkat kredibilitas ditentukan oleh sejaumana tingkat
kepercayaan dan reabilitas dirinya. Kredibilitas adalah kapabilitas untuk dapat
dipercaya oleh orang lain. Cara yang digunakan untuk menumbuhkan kredibilitas
seseorang adalah dengan fakta, berupa dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset
yang menjadi bukti objektif yang mendukung kredibilitas seseorang.
Cara lain yang dapat dilakukan guna menambah kredibilitas seseorang adalah
menjadi seorang pakar atau ahli dalam bidang tertentu, antusias terhadap materi yang
disampaikan, objektif dalam penilaian sesuatu, sikap hormat dapat membantu
memfokuskan kebutuhan audiens, kejujuran dapat menumbuhkan penghargaan
audiens, intensitas yang baik akan membantu minat audiens, dan pengalaman latar
belakang baik sikap, kepercayaan sebelumnya dapat membantu mengidentifikasi
audiens.
26
2.
3.
27
paling penting dalam pendekatan ini adalah menunjukkan perhatian yang jujur
kepada audiens dengan memenuhi kebutuhan mereka.
28
BAB
5
A.
WAWANCARA DALAM
LINGKUNGAN BISNIS
Dalam menjalankan setiap kegiatan bisnis, para pelaku yang ada di dalamnya
tentunya akan selaku berhadapan dengan lawan bisnisnya. Pada saat terjadi interaksi
diantara mereka, sering kali kita jumpai mereka melakukan semacam dialog, perundingan
atau wawancara dalam memutuskan suatu bisnis. Dalam organisasi teknik wawancara dapt
dijumpai terutama pada kegiatan sumber daya manusia, yang salah satu kegiatan
didalamnya adalah melakukan wawancara kerja.
Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengumpulkan data atau informasi
yang akan sangat berguna bagi kegiatan perusahaan. Pada kegiatan pemasaran adanya
bagian riset memungkinkan untuk memperoleh indfirmasi mengenai konsumen, pasar
produk yang sedang booming, kepuasan pelanggan, kelangsungan produk dan sebagainya,
yang kesemua itu dapat dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait.
Dalam setiap kegiatan wawancara terdapat dua pihak yang terlibat didalamnya yaitu
pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee). Pada komunikasi timbal
balik Interviewer mempunyai peranan yang lebih menentukan terhadap keberhasilan
wawancara.
Pada perkembangan dunia bisnis saat ini, tidak mudah untuk menemukan orang yang
ahli dalam berbicara dan yang memiliki bakat atau kemampuan sebagai interviewer.
Namun demikian kini telah hadir sarana-sarana pelatihan yang nantinya siap mencetak
tenaga-tenaga interviewer yang handal didukung oleh para praktisi yang handal di
bidangnya.
Tujuan bisnis dari kegiatan wawancara biasanya lebih bersifat formal, jika
dibandingkan hanya dengan sekedar bercakap-cakap saja. Bagi seorang interviewer bisnis,
ia harus memiliki prosedur tertentu dalam melakukan wawancara antara lain pembukaan
(opening), inti wawancara (body), dan penutup (closing). Wawancara bisnis merupakan
keterampilan manajemen (management skill) yang wajib dipelajari dan dilatih apabila
seseorang ingin menjadi interviewer yang profesional.
Wawancara bisnis yang dilakukan dapat dibagi ke dalam beberapa sifat yang
menyangkut interaksi antara pewawancara dan yang diwawancarai, yaitu :
1.
Direktif (perintah), dalam hal ini pewawancara menetapkan tujuan-tujuan situasi
pada
awal interaksi. Sehingga pewawancara memegang kendali sepenuhnya tas kegiatan
wawancara tersebut. Hal-hal yang menyangkut isi dari materi wawancara sepenuhnya
berada pada pihak pewawancara, serta pewawancara berhak menentukan kapan
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
29
2.
B.
wawancara tersebut mulai dan berakhir dengan membuat suatu kesimpulan (resume)
dari wawancara tersebut.
Non direktif (nonperintah), dalam hal ini pewawancara membiarkan orang yang
diwawancarai mengendalikan tujuan, langkah dan masalah pokok suatu wawancara.
JENIS WAWANCARA BISNIS
Tujuan dari setiap wawancara adalah memperoleh data atau informasi yang
dibutuhkan, yang nantinya akan sangat berguna untuk pengambilan keputusan. Tujuan
tersebut dapat tercapai apabila wawancara yang dilakukan berpedoman pada tahapantahapan sebagai berikut :
1.
Menentukan tujuan wawancara
Setiap kegiatan yang dilakukan sudah semestinya memiliki maksud dan tujuan,
begitu pula halnya dengan wawancara. Para pihak utama dalam proses wawanvara ini
30
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
31
9.
D.
Pertanyaan merupakan hal mendasar pada sebagian besar wawancara, apakah itu pada
saat memimpin survey, menyeleksi pegawai, melakukan penjualan, atau mengumpulkan
informasi untuk artikel surat kabar.
Kunci keterampilan komunikasi yang harus selaku dikembangkan adalah kemampuan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara efektif. Bentuk pertanyaan dalam wawancara,
antara lain :
1.
Pertanyaan terbuka (open questions)
Pertanyaan ini akan memberikan kebebasan yang lebih banyak kepada yng
diwawancarai untuk menjawab pertanyaan, dan ruang lingkup pertanyaan ini juga
cukup luas. Orang yang diwawancarai diberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan sesuai dengan persepsi dan informasi yang mereka miliki. Contoh dari
bentuk pertanyaan terbuka, yaitu :
a.
Ceritakanlah hal-hal yang menyangkut diri Anda
b.
Ceritakan apa yang Anda ketahui tentang perusahaan kami
c.
Menurut Anda apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari diri Anda
d.
Apakah menurut Anda perusahaan kami akan menerima Anda
e.
Apa yang menyebabkan Anda keluar dari perusahaan Anda, dan sebagainya.
Pertanyaan model ini akan memberikan keleluasaan bagi yang diwawancari dalam
menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keinginan dan pengetahuan yang
dimilikinya.
2.
Pertanyaan tertutup (closed questions)
Pertanyaan ini membatasi jawaban yang diberikan orang yang diwawancari. Dengan
pertanyaan tertutup arah jawaban berada dalam kendali pewawancara. Biasanya
bentuk pertanyaan seperti ini digunakan untuk memperoleh informasi yang
berdasarkan hasil questioner, angket ataupun survey. Contih dari pertanyaan bentuk
tertutup antara lain :
a.
Agar tugas ini berjalan dengan baik, sebaiknya Anda memilih partner siapa?
Rudi atau Anto?
b.
Apakah jumlah penghasilan Anda dibawah 2 juta atau diatas 2 juta?
c.
Setujuhkah anda jika para karyawan diberikan tambahan fasilitas, dan
sebagainy?
32
3.
4.
5.
E.
Wawancara dalam konteks wawanvara kerja merupakan salah satu cara yang sangat
penting bagi suatu perusahaan dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Kegiatan
wawancara kerja ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan dalam perekrutan karyawan.
Dalam suatu penarikan tenaga kerja wawancara digunakan untuk menilai capability
calon pelamar dan merupakan bagian dari proses seleksi.
33
Pelamar
Seleksi
Penilaian
Wawancara
Penerimaan
Karyawan
PERSIAPAN WAWANCARA
ada
beberap
hal
yang
harus
34
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Bersikap tenang
Ketuk pintu sebelum memasuki ruangan
Tersenyum
Tunggu sampai dipersilahkan duduk
Ingat nama pewawancara dengan benar
Tataplah pewawancara jika anda berbicara
Tunjukkan kemampuan diri
Perhatikan setiap pertanyaan yang diajukan
Berbicara dengan jelas
Atur nada suara dan intonasi
Tunjukkan minat dan kesungguhan
Bersikap jujur dan terbuka
Selain melakukan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal-hal lain yang perlu
dihindari dalam suatu wawancara yaitu :
1.
Jangan datang terlambat
2.
Terlihat kesal karena menunggu
3.
Datang Tanpa Persiapan
4.
Berpenampilan berlebihan (Norak)
5.
Membawa tas belanja atau sejenisnya
6.
Mengajak teman atau keluarga
7.
Duduk sebelum dipersilahkan
8.
Meletakkan tas di meja wawancara
9.
Membungkuk atau menundukkan kepala
10. Bertopang dagu
11. Melipat tangan di dada
12. Merokok atau makan saat wawancara
13. Membuka percakapan
14. Memotong kalimat pewawancara
15. Melebih-lebihkan diri anda
16. Mendikte pewawancara/perusahaan
17. Jangan membual
18. Mengkritik diri sendiri
19. Mengkritik/menjelekkan atasan tempat bekerja
20. Memberikan informasi yang tidak relevan
21. Memberikan kesan ditawarkan perusahaan
22. Bertanya hal-hal yang tidak berguna (basa basi)
23. Emosional
24. Membuka rahasia perusahaan yang lama
25. Tidak sabar
G.
Sebelum wawancara ada baiknya calon pelamar mencari informasi sebanyakbanyaknya mengenai bidang pekerjaan yang dimaksud, hal ini agar nantinya pada saat
wawancara berlangsung, calon pelamar telah memiliki gambaran mengenai bidang
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
35
pekerjaan tersebut. Informasi tersebut dapat di peroleh dari berbagai sumber antara lain
jurnal, atau media publikasi yang ada di perusahaan.
Dalam wawancara diperkenankan menanyakan tentang pekerjaan dan perusahaan
kepada pewawancara. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa :
1.
Tugas dan jawab pekerjaan
2.
Kebijakan perusahaan dalam hal promosi
3.
Kesempatan berkembang/peningkatan karir
4.
Ketersediaan program pelatihan karyawan
5.
Produk unggulan perusahaan
6.
Pesaing perusahaan
7.
Pangsa pasar produk yang dihasilkan
H.
Pada proses wawancara akan terjadi interaksi antara pewawancara dengan yang
diwawancarai, pada saat itu tetntunya akan ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan
antara lain :
1.
Pekerjaan yang Dilamar, bentuk-bentuk pertanyaan yang sering disampaikan seperti :
a.
Mengapa anda menginginkan bekerja di perusahaan tersebut ?
b.
Apakah pengalaman kerja Anda telah relevan dengan posisi yang anda lamar
saat ini ?
c.
Mengapa Anda merasa tertarik dengan jabatan dan posisi tertentu yang anda
lamar ?
d.
Jika Anda masih bekerja, mengapa Anda memetuskan untuk beralih pekerjaan ?
e.
Apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini?
dan sebagainya.
2.
Pendidikan dan Pelatihan
a.
Mata kuliah apa yang paling Anda senangi, dan yang paling Anda tidak
senangi, mengapa?
b.
Pembahasan apa saja yang paling menarik Anda dari mata kuliah ?
c.
Apakah pendidikan dan pelatihan yang telah Anda peroleh dapat membantu
pengembangan karir Anda?
d.
Apakan ada keinginan untuk melanjutkan studi anda?
dan sebagainya.
3.
Latar Belakang Keluarga
a.
Apa pekerjaan orang tua Anda?
b.
Apakah Pendidikan terakhir orang tua Anda?
c.
Bagaimana pandangan orang tua Anda terhadap pekerjaan yang Anda pilih?
dan sebagainya.
4.
Kepribadian
a. Bagaimana Anda menjelaskan tentang diri anda?
b. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan Anda?
c. Bagaimana Anda menilai orang lain?
dan sebagainya.
36
5.
6.
7.
I.
Penilaian Pribadi
a. Menurut Anda, faktor-faktor apa sajakah yang mampu mengembangkan karir
Anda?
b. Faktor apa saja yang Anda rasa menjadi penghambat karir Anda?
c.
Apa yang paling mengesankan, menjengkelkan dan menyebalkan bagi diri
Anda?
d. Pengalaman yang bagaimanakah yang menurut Anda mampu menyenangkan
Anda?
dan sebagainya.
Tujuan Karir
a.
Apa yang menjadi tujuan karir Anda?
b.
Bagaimana Anda dapat mencapai tujuan karir Anda?
c.
Posisi apakah kira-kira yang cocok dengan diri Anda?
d. Mengapa Anda merasa cocok dengan posisi tersebut?
dan sebagainya.
Hobi dan lain-lain
a.
Apa yang Anda lakukan pada saat senggang?
b.
Apakah Anda pernah atau sering terlibat dalam kegiata-kegiatan sosial di
masyarakat ?
c.
Jelaskan tetantang hobi Anda?
d.
Jenis olahraga apa saja yang paling Anda gemari?
e.
Apakah anda selalu mengikuti perkembangan berita akhir-akhir ini?
f.
Buku, majalah, surat kabar serta bacaan apa yang paling Anda sukai ?
dan sebagainya.
ARUS PROSES WAWANCARA PEKERJAAN
Proses wawancara kerja merupakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan penarikan (rekruitmen) tenaga karja.Dimana wawancara berperan dalam
menentukan layak atau tidak seseorang untuk menduduuki suatu jabatan tertentu.
Secara umum arus proses wawancara kerja terbagi dalam beberapa tahap, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.
Pihak perusahaan dan pelamar harus dapat menilai tingkat kebutuhan atau
kepentingan yang ada. Bagi pelamar pentingnya wawancara ini sangat berguna bagi
perkembangan karir dan pekerjaan yang akan diterimanya. Sedang bagi perusahaan
kegiatan ini dimaksudkan sebagai sarana untuk memperoleh orang-orang yang sesuai
dan cocok dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan.
2.
Sebelum pelamar mengajukan lmaran perkejaan sebaiknya perlu dilakukan
penyelidikan terhadap bidang pekerjaan yang akan dilamar. Hal ini dimaksudkan agar
bidang pekerjaan tersebut sesuai dengan latar belakang pendidikan dan, kemampuan
serta keahlian pelamar. penyelidikan pekerjaan dapat dilakukan dengan menyeleksi
setiap lowongan pekerjaan yang ditawarkan dan dibandingkan dengan latar belakang
pelamar.
3.
Tahap selanjutnya adalah membuat lamaran, pada tahap ini dituntut kemahiran
pelamar dalam menyajikan sebuah surat lamaran. Tidak ada pedoman yang baku
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
37
4.
5.
6.
7.
8.
9.
terhadap penulisan lamaran ini, hanya yang perlu diperhatikan dalam pembuatanya
haruslah dibuat semenarik mungkin karena surat lamaran tersebut akan menjadi nilai
jual bagi pelamar. Buatlah surat lamaran yang simple, padat, jelas dan tidak berbelitbelit. Perlu juga melampirkan resume yang berkualitas, yang menggambarkan
capabity pelamar. Buatlah resume mulai dari yang paling umum hingga yang paling
khusus, masukkan pula seluruh kelebihan atau kekuatan dirii, termasuk di dalamnya
pendidikan,pengalaman kerja, pelatihan yang telah diikuti, penghargaan-penghargaan
yang diperoleh serta hal lain yang dapat bersifat menjual diri pelamar sehingga
layak untuk dipertimbangkan.
setelah lamaran dibuat dan dikirim, tugas dari perusahaan adalah menyaring atau
menyeleksi lamaran yang diterima. proses penyaringan ini meliputi seleksi
administrasi terhadap lamaran tersebut. Menyangkut didalamnya kesesuaian antara
syarat dalam lowongan kerja dengan berkas-berkas yang dilampirkan. Ini merupakan
syarat minimal yang harus dipenuhi oleh pelamar sebagai tahapan awal dalam
melamar pekerjaan.
Setelah secara administrasi lmaran yang diajukan telah memenuhi syarat, tahp
selanjutnya adalah melakukan wawancara pendahuluan, yang bertujuan mengetahui
profil pelamar secara fisik serta mencari informasi mengenai minat pelamar, keahlian
dan keterampilan pelamar serta hal lain yang menyangkut diri pelamar.
apabila telah dinyatakan berhasil pada wawanvara pendahuluan pelamar akan
memasuki tahap selanjutnya yaitu wawancara lanjutan, Pada tahap ini pewawancara
akan memberikan pertanyan yang sifatnya lebih khusus seputar bidang pekerjaan
yang akan akan ditawarkan. Hal-hal yang sifatnya kompleks akan ditanyakan pada
tahap ini.
setelah dirasakan memenuhi kualifikasi bidang pekerjaan yang dibutuhkan, maka
pada tahap selanjutnya akan dilakukan tindak lanjut (foloow up) terhadap hasil
wawancara pendahuluan dan lanjutan. Bentuk dari follow up tersebut biasanya
diadakan seleksi lanjutan atau tes penentuan yang bertujuan untuk menyaring dan
menemukan sosok orang yang benar-benar sesuai dengan bidang pekerjaan yang
dimaksud, dapat berupa psikotes, tes kesehatan, wawancara penentuan, atau
penentuan akhir dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini karena setiap bidang
pekerjaan yang ditawarkan mungkin hanya akan diberikan pad satu orang saja.
Setelah dinyatakan memenuhi standar atau kriteria yang yang ditetapkn dan layak
untukmenempati posisi jabatan tertentu, pihak perusahaan akan menentukan di bagian
mana pelamar yang telah berhasil tersebut akan ditempatkan, disesuaikan dengan
posisi atau jabatan yang dilamarnya.
Pada tahap terakhir setelah menempati posisi jabatan yang sesuai, bagi karyawan baru
perlu adanya pengenalan terhadap seluk beluk perusahaan serta tugas dan tanggung
jawab bidang pekerjaannya dalam suatu orientasi kerja. tujuan dari orientasi ini agar
karyawan yang bersangkutan memiliki bekal yang cukup dalam menjalankan
pekerjaannya.
38
PEWAWANCARA
ORANG YANG
DIWAWANCARAA
Menilai
Kebutuhan
Menyelidiki Pekerjaan
Menyaring
Pelamar
Membuat Lamaran
Wawancara
Seleksi
Penempatan
Wawancara
Tindak Lanjut
Orientasi
39
BAB
6
A.
KOMUNIKASI MELALUI
PROPOSAL
PROPOSAL
Proposal adalah jenis laporan khusus yang didesain untuk menawarkan suatu produk,
rencana atau proyek kepada pihak lain di luar perusahaan. Proposal harus disusun dengan
cermat dan menarik untuk meyakinkan pihak lain agar tertarik melakukan suatu kerja sama
yang berkaitan dengan aktivitas bisnis.
B.
40
2.
C.
41
Isi proposal yang disusun dengan baik terdiri dari tiga bagian yang panjangnya dapat
disesuaikan dengan tujua. Bagian tersebut antara lain :
a.
Bagian depan, menunjukkan bahwa pihak yang mengajukan proposal
memahami kebutuhan konsumen, menyatakan maksud dan tujuan pelaksanaan
pekerjaan dan hasil yang dapat diperoleh, mendorong minat untuk segera
mengambil keputusan.
b.
Bagian inti, diagram yang menunjukkan setiap tahapanpekerjaan, jadwal
pelaksanaan tahapan pekerjan, rincian keterangan hasil, prnyelesaian dan
keuntungan.
c.
Kesimpulan, pengalaman dan kapabilitas perusahan, prosedur untuk
pemanfaatan jasayang diberikan, kesimpulan yang mengarah pada penyerahan
pekerjaan.
D.
FORMAT PROPOSAL
PENAMPILAN PROPOSAL
Proposal adalah sarana untuk mengemukakan potensi pembeli kepada perusahaan karena
penampilannya merupakan faktor yang harus diperhatikan. Penulisan proposal yang baik
perlu memperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut :
1.
Menggunakan sampul dari kertas tebal yang berkualitas baik dengan nama dan logo
perusahaan dengan warna yang mencerminkan citra perusahaan.
2.
Menggunakankertas berkualitas baik berwarna putih untuk penyajian uraian proposal
3.
Uraian ditulis dengan jarak 4 sentimeter dari batas tepi kertas sebelah kiri, kanan atas
dan bawah
4.
Diketik atau dicetak hanya pada satu sisi kertas dengan jarak dua spasi
5.
Menghindari setiap kesalahan agar dapat dibaca dengan mudah dan tidak
menimbulkan arti ganda yang dapat meragukan pembaca.
6.
Membuat anggaran yang tampak menarik karena halaman ini akan dibaca paling awal
oleh pengambil keputusan. Untuk itu, segala sesuatunya harus realistis.
42
43
44
BAB
7
A.
KOMUNIKASI MELALUI
LAPORAN
LAPORAN BISNIS
Laporan bisnis ialah setiap dokumen faktual yang menyatakan tujuan perusahaan
merupakan sarana manajerial untuk menginformasikan atau memberikan kontribusi pada
pengambilan keputusan harus bersifat akurat, lengkap dan obyektif.
Laporan bisnis juga dapat diartika sebagai suatu laporan yang memiliki sifat netral ,
tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas dan rencana penyajian fakta kepada seseorang
tau untuk kepentingan bisnis tertentu.
Laporan bisnis juga merupakan pesan-pesan yang objektif, tersusun secara teratur
yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari suatu bagian organisasional atau dari
saru institusi atau lembaga ke lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah.
Laporan fakta meliputi kejadian-kejadian, kondisi, mutu, perkembangan, hasil,
produk, masalah, atau saran pemecahan. Laporan dapat membantu penerima memahami
situasi bisnis yang kompleks, menyelesaikan tugas-tugas teknik, atau merencanakan
prosedur-prosedur, pemecahan masalah, dan membuat kebijakan tentang perencanaan
strategis.
Penulisan laporan bisnis biasanya digunakan untuk beberapa keperluan atau maksud
tertentu, antara lain:
1.
Mengawasi dan mengendalikan operasional perusahaan.
2.
Membantu mengimplementasikankebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan perusahaan.
3.
Memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku bagi
perusahaan.
4.
Untuk mendokumentasikan prestasi kerja yang diperlukan baik bagi keperluan
internal maupun eksternal perusahaan.
5.
Memganalisis dan memberikan bimbingan bagi pengambilan keputusan-keputusan
atas hal-hal tertentu.
Laporan bisnis yang dibuat baik secara periodik maupun secara spontanitas harus selalu
dikembangkan baik dari sisi penampilan maupun isi atau materi yang disajikan. Tujuan
pengembangan laporan untuk menjadikan informasi yang disampaikan jelas dan mudah
dipahami. Materi laporan yang disampaikan harus sebatas yang perlu diketahui oleh pihak
pembaca, disampaikan secara tertulis dalam bentuk cetakan atau secara elektronis melalui
bantuan komputer.
45
PEMEGANG SAHAM
Laporan
DEWAN KOMISARIS
Laporan
MANAJEMEN EKSEKUTIF
Laporan
Produksi
Personalia
B.
Ditinjau dari bermacam jenisnya laporan memiliki bentuk serta klasifikasi yang
berbeda-beda. Klasifikasi dari setiap laporan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Laporan individu dan laporan resmi
Laporan ini dibuat atas inisiatif seseorang dan oleh karenanya memerlukan rincian
dan pendukung yang lebih banyak daripada laporan resmi yang dibuat berdasarkan
permintaan pihak lain. pada waktu menyusun laporan individu, pembuat laporan lebih
banyak menyampaikan latar belakang pokok laporannya, dan menerangkan tujuan
laporan.
2.
Laporan rutin dan laporan khusus
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
46
3.
C.
Laporan rutin atau laporan berkala diajukan berdasarkan aktivitas yang rutin
dilakukan. Laporan rutin biasanya telah dibuat dalam bentuk tetap dengan beberapa
kolom kosong pada bagian-bagian tertentu.
Laporan internal dan laporan eksternal
Laporan internal pada umumnya bersifat tidak seperti laporan eksternal yang dibuat
kebih formal.
BAGAN LAPORAN BISNIS
Gambaran umum sebuah laporan bisnis terdiri dari beberapa bagian yaitu
pendahuluan, teks, dan penutup.
1.
Pendahuluan
Dalam bagian ini terdapat beberaP hal yang perlu untukm diperhatikan dan
merupakan bagian yang akan ditulis.
a.
Pemberi kuasa adalah orang yang meminta laporan
b.
Laayout atau rencana presentasi yang berisi apa yang akan dibahas dalam
laporan bisnis.
c.
Masalah yang biasanya diletakkan pada awal-awal pendajuluan sebelum
maksud dan tujuan.
d.
Maksud penulisan laporan bisnis harus nampak dalam bagian pendahuluan,
terdiri dari tujuan , misi, strategi, atau sasaran.
e.
Ruang lingkup berkaitan dengan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan
untuk sebuah laporan bisnis.
f.
Metodologi menyangkut pada cara pengumpulan data atau informasi.
g.
sumber-sumber primer atau sekunder yang meliputi antara lain publikasi,
catatan perusahaan, surat , memo, hasil wawancara karyawan, dan sebagainya.
h.
Latar belakang dari situasi yang sedang diteliti perlu juga dimasukkan, agar
memperoleh gambaran menyeluruh dan pemahaman yang jelas terhadap pokok
bahasan.
i.
Definisi istilah perlu dicantumkan agar tidak terjadi salah penafsiran, manakala
di gunakan definisi atau istilah-istilah yang tidak umum ayau lazim.
j.
Keterbatasan seperti dana, waktu, biaya, asisten peneliti, atau data yang
tersedia.
k.
Rekomendasi menjelaskan tentang keputusan yang perlu dilaporkan dalam
suatu laporan bisnis.
2.
Teks
Bagian ini berisi inti dari laporan bisnis yang dibuat dan merupakan bagian yang
terpanjang dalam laporan tersebut. Pada bagian ini dibahas dan dikembangkan hal-hal
yang penting secara rinci. Disamping itu, bagaian ini akan membantu dalam mencapai
tujuan atau maksud penulisan laporan bisnis. Penulisan laporan bisnis yang baik,
harus mencakup temuan fakta yang penting dan relevan serta membuang hal-hal yang
tidak diperlukan serta yang tidak relevan dengan maksud penulisan laporan bisnis
tersebut.
3.
Penutup
47
Bagian ini berfungsi unruk merangkum laporan yang sudah dibuat secara
menyeluruh, mengambil kesimpulan, atau memberikan rekomendasi. Pengambilan
kesimpulan akhir haruslah didasari oleh isi dari laporan bisnis yang dibuat, tidak
memasukan hal-hal yang ttidak dibahas pada bagian sebelumnya. Biasanya pada
bagian ini terdapat beberapa sub bagian antara lain :
a. Rangkuman, merupakan ringkasan pembahasan secara menyeluruh.
b. Kesimpulan, berisim evaluasi fakta-fakta dan data-data yang dibahas, tanpa
memasukkan pendapat pribadi.
c. Rekomendasi. merupakan saran suatu program tindakan yang didasarkan pada
kesimpulan yang telah dibuat.
d. Rencana tindakan, merupakan pernyataan terakhir yang mencakup waktu
pelaksanaan, anggaran yang diperlukan, serta orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan.
D.
LAPORAN INFORMASIONAL
48
Tahap 2
Ikhtisar pendekatan
Tahap 3
Tahap 4
Proses Informasi
Tahap 5
49
BAB
8
A.
PRESENTASI BISNIS
Presentasi bisnis dapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalm setiap kegiatan
bisnis. Seorang pembicara yang melakukan presentasi di hadapan audiens tentunya
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan hal tersebut diatas tentu
dibutuhkan kesiapan mental dan pemahaman materi yang ingin disampaikan, alat bantu
yang digunakan serta pemahaman yang baik terhadap audiens.
Setiap presentasi yang dilakukan memiliki tujuannya tersendiri, tergantung pada kondisi
serta maksud dilakukannya presentasi tersebut. Secara umum tujuan dari suatu presentasi
bisnis antara lain:
1.
Menginformasikan pesan-pesan bisnis kepada audiens
Pesan-pesan bisnis yng disampaikan haruslah menarik, sederhana ,mudah dipahami
,dan enak didengar oleh audiens. Hal yang perlu dihindari adalah melakukan
presentasi yang sifatnya membosankan , monoton, tidak jelas dan penggunaan bahasa
yang sulit dipahami.
2.
Menghibur audiens
Selain memberikan informasi, presentasi bisnis juga memiliki tujuan untuk
menghibur audiens. Dalam art bahwa untuk mencapai tujuan presentasi bisnis,
seseorang pembicara perlu menyelipkan humor-humor yang segar yang mampu
menghidupkan suasana. Namun demikian, suasana yang sebenarnay perlu tetap dijaga
agar tidak lepas kendali dan tujuan presentasi yang sebenarnya tidak tercapai.
Seorang pembicara yang ahli dan berpengalaman tentunya tahu kapan ia harus
berlaku serius dalam menyampaikan presentasinya, serta kapan ia harus menyisipkan
humor-humor kecil yang dapat membuat audiens lebih fresh dan tidak bosan.
3.
Menyentuh emosi audiens
Selain muatan inti dari presentasi disampaikan, serta mampu menghibur para audiens,
prensentasi juga harus mampu menyentuh emosi dan perasaan audiens dalam
memahami materi atau isi dari presentasi. dibutuhkan suatu keahlian tersendiri dalam
penyampaiannya. Biasanya pada saat menyampaikan presentasi pembicara
mengkombinasikan kemampuan ekspresi, intonasi suara, sikap sehingga mampu
membuat audiens terhanyut dalam pemahamannya.
4.
Memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu
Dalam memotivasi audiens, seorang pembicara perlu menyatakan secara eksplisit dan
bukan menggunakan bahasa basa-basi. artinya apa yang diinginkan pembicara harus
secara tegas dan jelas tercakup dalam presentasi.
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
50
B.
PERSIAPAN DASAR
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang matang, karena
dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan yang akan kita
sampaikan. Persiapan-persiapan tersebut meliputi :
1.
Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan merupakan hal terpenting dalam
sebuah presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi bergantung pa
kemampuan pembicara dalam memahami setiap detail hal-hal yang terkan dung
dalam isi materi presentasi. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan
akan menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image
yang kurang baik bagi pembicara tersebut.
2.
Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan tetapi juga
dipengaruhi oleh bagaimana cara membawakannya. Apabila penyampaian presentasi
dilakukan secara menarik, maka audiens akan merasa senag. Terlebih jika pada saat
presentasi pembicara menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai penunjang
presentasi, seperti OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio visual.
3.
Menganalisis siapa audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa
sebenarnya yang menjadi audiens. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana, maka
pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang
dimaksud.
4.
Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau tempat
dimana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan terhadap lokasi ataupun tempat akn
sangat membantu pembicara dalam menyampaikan presentasi, penggunaan alat serta
menentukan teknik penyampaian presentasi.
C.
Presentasi yang dilakukan secara lisan haruslah disampaikan secara sistematis. Hal ini
untuk mencegah agar apa yang telah dan akan disampaikan tidak keluar dari topik utama
pembicaraan, setidaknya dalam melakukan presentasi lisan harus memperhatikan tahapantahapan sebagai berikut :
1.
Persiapan berbicara (presentasi) yang berisi penetapan tujua, analisis audiens,
perencanaan isi, panjang dan gaya bicara.
2.
Pengembangan presentasi meliputi pembukaan, pokok-pokokpresentasi, penutup,
tanya jawab dan alat bantu visual.
3.
Penyampaian presentasi atu pidato.
51
D.
Biasanya presentasi lisan yang dilakukan dengan baik ditunjang atau ditentukan oleh
kepiawaian seorang pembicara dalam menyampaikan presentasinya. Kepiawaian pembicara
dalam menyampaikan presentasinya terlihat pada kriteria yang dimilik oleh pembicara
tersebut antara lain :
1.
Mempunyai wawasan, mengetahui dengan tepat kekurangan dan kelebihan yng ada
pada dirinya.
2.
Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha memahami sifat pihak yang telah
memberikannya kesempatan untuk menyampaikan presentasi dan menunjukkan
kepedulian kepada mereka.
3.
Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan berharap dapat memenuhi
alasan tersebut melalui presentasi yang disampaikan.
4.
Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan
informasi di pihak audiens dan bersedia memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang mungkin diajukan oleh audiens.
5.
Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah prestasi. Menyadari bahwa ia
harus berusaha keras untuk dapat menarik perhatian audiend terhadap materi yang
sisampaikan, mampu memahami sikap audiens yang tidak selalu konsisten.
6.
Dapat menerima kritik atau analisis purna presentasi mengenai berbagai hal
berkenaan dengan presentasinya.
Sedangkan syarat untuk menjadi seorang pembicara yang handal meliputi :
1.
Mengetahui dengan jelas tujuan presentasi
2.
Menguasai subjek presentasi
3.
Yakin bahwa subyek yang dipresentasikan bermanfaat bagi pendengarnya
4.
Mengetahu latar belakang audiens
5.
Menguasai bahasa pengantar yang juga dikuasai audiens
6.
Jujur, sabar, ramah, dan penuh percaya diri
7.
Mengusai teknik dasar berkomunikasi bisnis yang efektif
E.
PRESENTASI INFORMATIF
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang dimiliki oleh seorang
pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang disampaikan memiliki muatan
tersendiri. Secara umum presentasi yang didalamnya terdapat penyampaian informasi
memiliki implementasi antara lain:
1.
Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan
2.
Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3.
Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu :
1.
Paralaguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan berbicara,
nada, volume suara serta artikulasi kata.
2.
Body language
52
3.
4.
F.
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan tertentu
dapat dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian badan yang
dapat membantu efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan posisi badan
selama presentasi.
Kondisi ruangan presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat
efektifitas presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens
dirasakan nyaman oleh pembicara dan audiens.
Faktor-faktor lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi adalah
penampilan pembicara dan pakaian yang dikenakan.
MENGORGANISASIKAN PRESENTASI
53
G.
MENGAKHIRI PRESENTASI
54
BAB
9
A.
RAPAT
Rapat memegang peranan penting dalam dunia bisnis modern. Pengambilan
keputusan dan aktivitas pelaku bisnis dikoordinasikan melalui rapat. Interaksi peserta rapat
harus menuju pada suatu keputusan yang menguntungkan berdasarkan perpaduan
pemikiran kelompok. Rapat bisnis mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab
bersama diantara para personel sebuah perusahaan karena mereka berbagi ide dan informasi
dalam pengambilan keputusan.
Rapat yang efektif menghasilkan keputusan yang baik dan membangun rasa
kebersamaan, sebaliknya rapat yang tidak efektif hanya menyia-nyiakan waktu. Rapat
bukan aktivitas yang dapat diselenggarakan tanpa biaya. Selain merupakan pembiayaan
yang sia-sia, rapat yang tidak efektif tidak menghasilkan sesuatu selain keputusan yang
tidak tepat dan pemborosan biaya.
Untuk mewujudkan rapat yang demikian diperlukan perencanaan yang matang, tujuan
yang pasti dan penyusunan agendayang rinci. Pada saat rapat berakhir setiap peserta
mengetahui hasil rapat seutuhnya.
Rapat yang baik menghasilkan ide, keputusan dan reaksi langkah lanjut yang
sempurna. Perusahaan dan setiap orang yang terlibat di dalamnya mendapatkan hasil sesuai
dengan yang diinginkan. Ketika peserta rapat berkumpul terjadi interaksi pemikiran dan
kepribadian di ruang rapat. Ketika interaksi berakhir informasi, konsep dan pemikiran telah
teruji dan bercampur menjadi satu membentuk pemikiran baru yang terpadu.
B.
DEFINISI RAPAT
55
C.
PENYELENGGARAAN RAPAT
6.
7.
8.
9.
10.
Presensi
Persetujuan agenda
Persetujuan lama (waktu) rapat
Laporan pimpinan
Laporan manajer
a. Pengembangan pasar
b. Produk baru
c. Keuangan
Pekerjaan yang ditunda
Pengembangan tugas
Pengumuman
Penundaan
Tanya jawab
56
5.
Memimpin rapat
Keberhasilan suatu rapat sangat ditentukan oleh efektifitas pimpinan. Rapat dikatakan
produktif jika pimpinan dipersiapkan dan dipilih secara cermat
Pimpinan rapat adalah orang yang bertanggungjawab atas berlangsungnya rapat.
Seorang pimpinan rapat yasng bsik tidak mendominasi seluruh rapat sehingga
membatasi kesempatan peserta untuk memberikan saran atau masukan, tetapi juga
tidak bersikap pasif sehingga kendali atas rapat yang dipimpinnya.
Penyelenggaraan rapat biasanya didasarkan pada bermacam-macam alasan serta
maksud dan tujuan, diantaranya :
1.
Untuk Menerima Laporan dari Peserta Rapat
Laporan yang disampaikan dalam rapat akan lebih jelas apabila diuraikan dengan
menggunakan alat bantu visual yang berupa grafik dan gambar sehingga lebih nyata
dan mudah diingat. Juga membuka kesempatan berdiskusi untuk menentukan langkah
selanjutnya.
2.
Untuk Mencapai Keputusan Bersama
Rapt ini memberi kesempatan kepada setiap peserta rapat untuk menyatakan
pendapat. Kesepakatan berkembang dari berbagai masukan yang disampaikan oleh
peserta melalui persetujuan bersama.
3.
Untuk Menganalisis dan Memecahkan Masalah
Pada saat permasalahan teridentifikasikan, diskusi kelompok menyumbangkan
wawasan dan pengalaman yang berkaitan dengan permasalahan. Rapat akan efektif
jika terdapat keseimbangan antara interaksi ide, pengalaman, informasi, dan
wawasan.
4.
Untuk mencapai Kesamaan Pemikiran, Program, atau Keputusan
Ide, program, dan keputusan beru merupakan komoditi yang dapat ditawarkan
kepada pihak lain. Tolak ukur tingkat kualitasnya adalah kesediaan audiens dalam
rapat untuk menerimanya. Apabila rapat secara aklamasi dapat menerima, hal ini
membuktikan komoditi tersebut mempunyai daya jual.
5.
untuk Mencapai Tujuan Pelatihan.
Rapat merupakan tempat pelatihan bagi pesertanya. Dalam rapat, perserta rapat dapat
belajar dari orang-orang yang telah mahir dalam menyampaikan informasi.
6.
Untuk Menyatukan Pandangan yang Berbeda
Perbedaan pendapat yang tajam merupakan sesuatu yang wajar terjadi dan dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan. Pertukaran pemikiran dan ide merupakan sesuatu
yang kreatif dan dinamis. Rapat yang memberikan kesempatan peserta untuk
mengutarakan pendapat mereka membantu terciptanya kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan dan peluang untuk pengembangan pandangan atau penilaian
peserta.
7.
Untuk Menyampaikan Informasi Kepada Audiens.
Informasi yang disampaikan dengan penyampaian yang baik dan dengan dibantu oleh
sarana penunjang akan menghasilkan informasi yang dapat mengundang penafsiran
yang luas dipresentasikan dalam rapat. Pembicara dapat menjawab setiap pertanyaan
dan menghindarkan Audiens dari salah penafsira.
8.
Untuk Memastikan Bahwa Audiens Sependapat Dengan Informasi yang Disampaikan
57
Agar rapat dpat berjalan dengan baik dan sesuai dengan maksud dan tujuan dari rapat
itu sendiri, ada beberapa hal yang perlu dihindari yang akan menjadi faktor kesalahan
dalam rapat, yaitu :
1.
Monopoli oleh pimpinan rapat, perserta rapat tidak diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pendapat yang mungkin saja pendapat mereka itu berisi hal-hal yang
dapat membantu perkembangan perusahaan. Adanya monopoli dari pimpinan rapat
akan membatasi kreativitas dari tiap peserta, dan mungkin saja dari sebagaian mereka
akan kecewa dan tidak akan memperhatikan materi rapat yang ada. Hal semacam ini
sebaiknya dihindari agar suasana rapat menjadi lebih mengarah pada tujuan yang
sebenarnya.
2.
Melawak, jika rapat hanya diisi dengan obrolan-obrolan yang tidak berguna seperti
melawak, tentunya tidak akan membawa dampak yang baik bagi pelaksanaan rapat
itu sendiri. Memang dalam penyampaian materi kadang kala perlu adanya ungkapan
humor yang dapat menghilangkan kejenuhan. Namun jika seluruh pembahasan rapat
diisi dengan humor, tentunya akan mengurangi arti dan makna dari rapat itu sendiri.
3.
Lepas kendali, apabila terjadi perdebatan dalam rapat, hendaknya masing-masing
orang yang terlibat dalam rapat tersebut harus mampu menahan diri serta tidak lepas
kendali dan emosional. Suasana rspat yang ysng dipenuhi dengan situasi emosional
dan tidak terkendali hanya akan membuat kisruh rapat saja, sehingga tujuan rapat
yang sebenarnya tidak tercapai.
4.
Mengumpat, terkadang dalam memimpin rapat, seorang pemimpin menggunakan
teknik atau metode rapat yang mungkin kurang sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh peserta rapat. Bagi perserta rapat hendaknya tidak langsung appriory atau
mengumpat-umpat karena tidak menyukainya. Peserta rapat hendaknya sabar dan
tetap mengikuti rapat sampai selesai. Dalam hal keputusan rapat telah ditetapkan, dan
terkadang kurang sesuai dengan keinginan khalayak, maka bagi peserta rapat dapat
menerimanya secara lapang dada atau legowo karena keputusan tersebut
merupakan hasil akhir yang menjadi keputusan bersama.
5.
Memberi keleluasaan terlalu longgar, hendaknya peserta rapat tidak diberikan
keleluasaan yang longgar karena hanya akan menyebabkan hujan pendapat yang
tidak akan menimbulkan suatu titik temu. Perlu adanya pembatasan terhadap
keinginan para peserta yang ingin menyampaikan pendapat, saran atau kritikan.
6.
Menjawab pertanyaan dengan nada jengkel, memang bagi pemimpin rapat sering
harus menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta rapat. Apabila pertanyaan
yang diajukan tersebut mungkin kurang berkenan pada dirinya ada baiknya ia
menahan diri dan menjawab dengan menggunakan kata-kata yang persuasif, tidak
merasa jengkel, emosi apalagi sampai marah-marah.
58
7.
Tidak siap, matangnya persiapan sebelum, pada saat, dan sesudah rapat akan sangat
menunjang kelancaran rapat itu sendiri. Persiapan disini menyangkut, materi, alat
bantu, undangan bagi peserta, ruangan dan persiapan pemimpin rapat itu sendiri
dalam menyampaikannya. Kesemuanya itu harus diperhatikan agar rapat yang
berlangsung dapat berjalan dengan lancar.
Di lain pihak seorang manajer juga harus memahami bahwa tidak semua karyawan
menyukai rapat. Ada beberapa sebab, mengapa karyawan enggan atau kurang interest
mengikuti jalannya rapat :
1.
Rapat terlalu lama.
2.
Agenda rapat terlalu padat.
3.
Peserta rapat terlalu banyak.
4.
Orang yang berkompeten tidak hadir.
5.
Orang yang tidakdiperlukan hadir dan merusak suasana rapat.
6.
Rapat diselenggarakan tanpa perencanaan yang baik.
7.
Rapat diselenggarakan dengan alasan yang kurang tepat.
8.
Pembahasan materi rapat terlalu panjang karena lemahnya kepemimpinan.
9.
Waktu rapat bersamaan dengan rapat yang lain.
10. Rapat berakhir tanpa kesimpulan.
11. Peserta rapat hadir tanpa persiapan yang memadai
E.
Fungsi rapat adalah untuk mengikuti informasi yang berkembang dengan cepat.
Manajer menerima informasi melalui sistem komunikasi yang sangat cepat dari berbagai
perusahaan dan individu dari berbagai penjuru. Pengambilan keputusan yang didasarkan
pada informasi berpengaruh pada setiap aspek perusahaan antara lain penjualan, pemasaran,
manufaktur, keuangan dan perencanaan.
Informasi yang diperoleh disampaikan kepada staf dan manajer sebagai dasar pengambilan
keputusan, pengembangan produk, pengembangan perusahaan, perubahan atau
penyempurnaan kebijakan. Untuk mengantisipasi arus masuk informasi yang demikian
cepat, menuntut diselenggarakannya rapat yang efektif. Rapat harus diselenggarakan
dengan baik agar dapat mengambil manfaat dari perkembangan informasi yang cepat
dengan tepat.
F.
Rapat bisnis merupakan suatu aktivitas yang dinamis tapi rapuh. Dinamika rapat sangat
ditentukan oleh penyelenggaraan rapat, yakni orang yang mengundang rapat. Mereka
mengendalikan peserta rapat dan bertanggung jawab atas terciptanya suasana rapat yang
kondusif. Untuk itu penyelenggara rapat harus memiliki kapasitas kemampuan yang
memadai dalam hal pengetahuan tentang alasan diselenggarakannya rapat, seperta yang
harus diundang, dan tempat penyelenggaraan rapat yang memadai. Kekuatan dinamika
rapat bermula dari kesiapan seluruh peserta sebelum rapat dimulai.
Suasana rapat dapat bersifat positif, negatif atau netral. Dalam suasana yang netral, rapat
diselenggarakan dalam suasana yang kurang membangkitkan minat peserta untuk
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
59
60