Anda di halaman 1dari 17

Hambatan komunikasi dan kerja sama tim

1.HAMBATAN KOMUNIKASi

Memahami Macam Hambatan Komunikasi dan Cara Mengatasinya

Untuk bisa melakukan komunikasi secara efektif, memang tidak akan cukup bila kita hanya
memahami faktor –faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi saja. Diperlukan pula pemahaman
terkait hambatan –hambatan komunikasi yang ada.

Hambatan komunikasi ini dapat terjadi, baik di antara individu atau antar manusia, dan bisa juga terjadi
di dalam organisasi.

Hambatan komunikasi antar manusia

Komunikasi antar manusia dilakukan oleh seorang komunikator (atau orang yang menyampaikan
pesan) dengan komunikan (orang yang menerima pesan). Nah, agar komunikator dan komunikan dapat
saling memahami, maka keduanya harus memiliki pengertian yang sama mengenai kata, nada suara,
isyarat atau gerakan badan, serta simbol –simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.Namun, ada
kalanya komunikasi antar individu ini juga mengalami hambatan. Hambatan komunikasi antar manusia
yang mungkin terjadi, berupa :

Perbedaan persepsi dan bahasa

Persepsi adalah interpretasi pribadi terhadap suatu hal tertentu. Karena persepsi ini berasal dari
interpretasi masing –masing individu, maka mungkin satu orang dengan yang lainnya dapat
mendefinisikan atau menginterpretasikan suatu kata dengan cara yang berbeda.

Pendengaran yang buruk

Menjadi pendengar yang baik ternyata bukan suatu hal mudah. Meski cara mendengar yang baik
sudah kita pahami, tapi ada kalanya pendengaran kita jadi buruk. Pendengaran yang buruk tidak harus
karena gangguan pendengaran di telinga. Pendengaran buruk bisa saja terjadi ketika kita sedang dalam
keadaan melamun atau lelah lantaran sedang memikirkan masalah lain. Biasanya, pada kondisi
demikian, seseorang akan kehilangan minatnya untuk mendengarkan.

Gangguan emosional

Emosi adalah suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap kondisi individu secara menyeluruh.
Artinya, ketika seseorang sedang merasa marah, sedih, kecewa, takut atau emosi lain, maka ia bisa
kesulitan untuk menyusun pesan maupun menerima pesan dengan baik. Meski begitu, tapi sulit pula
menghindari komunikasi ketika kita sedang dalam keadaan emosi. Akibatnya, kesalahpahaman pun
sering terjadi lantaran gangguan emosional ini.

Perbedaan budaya
Ada kalanya, kita juga perlu berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Dengan adanya
perbedaan budaya, maka pola komunikasi yang terjadi juga akan berbeda. Hal ini menjadi suatu
hambatan komunikasi yang paling sulit untuk diatasi.

Gangguan fisik

Seringkali, gangguan yang bersifat fisik bisa mengganggu proses komunikasi yang berlangsung.
Gangguan fisik ini dapat berupa akustik yang buruk, tulisan yang tak terbaca, cahaya yang redup,
masalah kesehatan dan lainnya. Berbagai gangguan fisik dalam komunikasi ini bisa mengakibatkan
gangguan konsentrasi dalam berkomunikasi.

Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

Di dalam suatu organisasi, komunikasi juga jadi hal yang amat penting dan sering dilakukan. Namun,
seringkali komunikasi dalam organisasi ini juga mengalami hambatan lantaran berbagai hal. Baik itu
karena materi yang disampaikan terlampau rumit, jumlahnya yang banyak, maupun karena materi yang
kontroversial.

Selain beberapa hal tersebut, hambatan komunikasi dalam organisasi yang paling sering ditemui, berupa
:

Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing

Teknologi yang terus berkembang menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi turut meningkat
secara drastis dan semakin cepat. Suatu organisasi seringkali dibanjiri oleh berbagai pesan melalui pos,
e-mail, telepon dan berbagai sumber lain. Masing –masing pun banyak yang meminta perhatian lebih
awal.Hal inilah yang dapat mengakibatkan pesan terhambat, tidak ditanggapi, dianggap tidak penting
atau respon yang diberikan jadi tidak akurat.

Penyaringan yang tidak tepat

Saat kita meneruskan pesan pada orang lain dalam suatu organisasi, biasanya akan terjadi penyaringan
yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi ini pun seringkali
melalui berbagai saringan. Mulai dari penjaga pintu, karyawan di kantor depan, sekretaris hingga
pimpinan. Karenanya, pesan yang disampaikan mungkin saja tidak sampai secara utuh karena ada
bagian pesan yang dipotong atau dibuang.

Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai

Komunikasi yang efektif, salah satunya memiliki ciri khas yakni dengan adanya pertukaran informasi
yang bebas dan terbuka. Namun, terkadang ada pula organisasi yang menerapkan gaya manejemen
yang tertutup.
Gaya manejemen tertutup inilah yang seringkali menghambat pertukaran informasi yang ada. Selain itu,
saluran yang terlalu banyak dalam komunikasi ini juga berpotensi mengubah pesan ketika bergerak, baik
secara vertikal maupun horisontal di dalam sebuah organisasi.

Macam gangguan komunikasi secara umum

Jika ditinjau secara umum, maka hambatan komunikasi ini pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam tujuh macam gangguan dan rintangan. Macam gangguan komunikasi menurut Cangara, 2004,
131, yakni :

1. Gangguan teknis

Gangguan teknis ini misalnya seperti gangguan yang terjadi pada jaringan telepon, saluran radio, akses
internet, kerusakan alat komunikasi dan lainnya.

2. Gangguan semantik

Gangguan semantik ini disebabkan oleh kesalahan pada bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.
Misalnya, bila kata –kata yang digunakan terlalu banyak menggunakan jargon asing yang tidak
dimengerti, penggunaan bahasa yang berbeda, atau pun penggunaan struktur bahasa yang tidak
sebagaimana mestinya.

3. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis ini adalah rintangan yang terjadi lantaran ada persoalan dalam diri individu.
Misalnya seperti adanya rasa kecewa, curita, situasi berduka atau adanya gangguan kejiwaan tertentu.

4. Rintangan fisik atau organik

Rintangan fisik atau organik adalah rintangan yang terjadi karena letak geografis. Misalnya, karena jarak
yang jauh sehingga sulit dicapai alat komunikasi dan transportasi.

5. Rintangan status

Rintangan status ini terjadi karena adanya perbedaan status sosial serta senioritas. Contoh yang dapat
terjadi seperti antara raja dan rakyat, antara atasan dan bawahan, serta antara dosen dengan
mahasiswanya.

6. Rintangan kerangka pikir

Rintangan kerangka pikir ini adalah hambatan komunikasi yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan
pola pikir. Perbedaan pola pikir ini bisa disebabkan adanya pengalaman serta latar belakang pendidikan
yang berlainan.

7. Rintangan budaya
Rintangan budaya adalah bentuk hambatan komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan norma,
kebiasaan serta nilai –nilai yang dianut oleh para individu.

Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dan Memperbaiki Komunikasi

Berbagai hambatan komunikasi yang terjadi ini, bisa pula diatasi dan diperbaiki. Untuk bisa mengatasi
serta memperbaiki komunikasi yang ada sehingga tercipta komunikasi yang lebih efektif, maka ada
beberapa cara yang bisa dilakukan. Cara mengatasi hambatan komunikasi menurut Bovee dan Thill,
2002, 22, adalah :

 Memelihara iklim komunikasi agar senantiasa terbuka

 Bertekat untuk memegang teguh etika dalam berkomunikasi dan menjalankannya dengan baik

 Memahami akan adanya kesulitan komunikasi antar budaya

 Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima pesan.

 Menggunakan teknologi yang ada secara bijaksana dan bertanggung jawab agar dapat memperoleh
dan membagi informasi dengan baik dan efektif.

 Menciptakan serta memproses pesan secara efektif dan juga efisien. Hal ini bisa dilakukan dengan
beberapa cara yakni : memahami penerima pesan, menyesuaikan pesan dengan si penerima,
mengurangi jumlah pesan, memilih saluran atau media secara tepat, meningkatkan keterampilan
berkomunikasi

2.KERJA SAMA TIM

A. Definisi Teamwork

Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk
kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target
yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk
mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula
tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.

Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun
dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi
untuk satu tujuan bersama.

Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan
pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun
dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang
terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan
sebagai anggota tim di atas segalanya.

Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain, setia kawan, dan
merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan berusaha keras untuk
mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat
penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta
dukungan antara sesama anggota team.

Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat
memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang
beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat
teamwork lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.

Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu
tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling
tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu
ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika
kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar
anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim :

1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal
ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team.

2. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau
aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan
lain-lain

Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :

1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam
pelaksanaanya.

2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan
keputusan dari satu orang saja
B. Manfaat dan Fungsi Teamwork

Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai
pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan , merundingkan dan bernegoisasi.

1. Manfaat Bekerja Dalam Tim

a) Bagi Organisasi Tim

(1) Meningkatkan produktivitas kerja.

(2) Meningkatkan kualitas kerja.

(3) Meningkatkan mentalitas kerja.

(4) Meningkatkan kemajuan organisasi.

b) Bagi Anggota Tim

(1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.

(2) Sebagai media aktualisasi diri.

(3) Stres atau beban kerja berkurang.

2. Tujuan Bekerja Dalam Tim

a) Kesatuan Tujuan

Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.

b) Efisiensi

Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa
pemborosan dan kecerobohan.

c) Efektif

Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai, memiliki
komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan
memiliki kemampuan yang tepat.

C. Jenis Teamwork

Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:

1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi
formal.

2. Tim Vertikal

Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang
bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.

3. Tim Horizontal

Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang
hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.

4. Tim dengan Tugas Khusus

Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal untuk menangani
sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.

5. Tim Mandiri

Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja dengan beragam
keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara
lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.

6. Tim Pemecahan Masalah

Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang dibayar perjam dari
departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas,
efisiensi, dan lingkungan kerja.

D. Model Efektifitas Team Work

Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan
berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian
mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan dengan kualitas dan
kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang
mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan
system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim. Karakteristik –
karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan
kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat – tingkat perkembangan,
kekompakan, norma – norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif. Berikut adalah
ciri-ciri tim yang efektif :

1. Tujuan yang sama


Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat
sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda,
berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung.
Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak
dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.

2. Antusiasme yang tinggi

Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme
tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut
menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan
menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.

3. Peran dan tanggung jawab yang jelas

Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika
semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando
untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan
tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa
mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.[1][2]

4. Komunikasi yang efektif

Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya:
Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi
prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan
informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana
melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan
atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik
untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya:
apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).

5. Resolusi Konflik

Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus
menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan
senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh
cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara
langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu
segera dikendalikan.

6. Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau
sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam
tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian
dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk
kesuksesan tercapainya tujuan bersama.

7. Keahlian

Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja,
tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan
paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan
bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis.

Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian
yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang
berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat
diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and
memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang
menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim,
pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa
dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus
berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan
Anda membantu pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya,” merupakan satu bentuk
apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya:
promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan fasilitas
transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan
kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan,
dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan ”kacamata” sikap dan pikiran yang positif,
dunia di sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena
kesulitan bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan
pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.

E. Perbedaan Tim Kerja dan Kelompok Kerja

Kelompok dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap sebagai hal yang sama bahkan sulit untuk
dibedakan, seseorang dapat dikatidakan sebagai kelompok apabila antara dua orang atau lebih saling
berinteraksi dengan tidak kolektif serta tidak menghasilkan energi yang positif.Jadi, sebenarnya
kelompok dan tim bukanlah hal yang sama. Apabila kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau
lebih yang berinteraksi dan tergantung yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu, maka
kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat
berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam kerja kolektif yang
membutuhkan usaha yang sama. Kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi
individual setiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat
kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan.

Sedangkan tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha individual
mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Definisi
ini membantu menjelaskan mengapa ada begitu banyak organisasi yang akhir-akhir ini menyusun ulang
proses kerja seputar tim. Manejemen mencari sinergi positif yang memungkinkan organisasi mereka
untuk meningkatkan kinerja. Penggunaan tim secara ekstensif (luas) menghasilkan potensi bagi sebuah
organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Namun,
perhatikan apa yang kita sebut ‘potensi’. Tidak ada yang dengan sendirinya membuat berbagi tim yang
memastikan pencapaian sinergi positif.. Hanya semata-mata menyebut sebuah kelompok sebagai tim
tidak otomatis meningkatkan kinerjanya. Tim yang efektif memiliki berbagai karakteristik umum.
Apabila ingin mendapatkan peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, menejemen
harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik.

F. Peranan Tim Kerja

Peranan tim secara umum yaitu menggunakan kemampuan dan keahlian unik mereka yang bebas dari
berbagai pembelajaran akademis (misalnya kemampuan mengkoordinasi, kreatifitas, komunikatif).
Sembilan peran tim yang harus dipenuhi yaitu:

1. Pencipta-pembaharu (creator-inovator)

Orang yang mempunyai imajinatif tinggi baik dalam memprakarsai gagasan atau konsep, dengan ciri
tidak tergantung, suka bekerja sendiri, cara dan gaya kerja tersendiri, pengaturan waktu menurut selera
mereka sendiri.

2. Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)

Orang dalam kelompok ini senang mengambil gagasan baru dan memperjuangkan kasus, menemukan
sumberdaya untuk mempromosikan gagasannya. Kelemahan orang dalam kelompok ini: tidak selalu
sabar dalam mengendalikan ketrampilan untuk memastikan gagasan ditindaklanjuti secara rinci.

3. Penilai-pengembang (assessor-developer)

Individu dalam kelompok ini mempunyai ketrampilan analisis yang kuat, paling baik jika mereka diberi
kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis sebelum diambil suatu keputusan.

4. Pendorong-pengorganisasi (Thruster-organizer)

Individu dalam kelompok ini suka menyusun prosedur operasi untuk mengubah gagasan menjadi
kenyataan dan menyelesaikan urusan, mereka menentukan tujuan, menegakan rencana,
mengorganisasi orang, dan menegakan sistem untuk menjamin dipatuhinya batas waktu (deadlines).
5. Penyimpul-penghasil (Concluder-producer)

Individu dalam kelompok ini peduli akan hasil, peran mereka memfokuskan pada diataatinya batas
waktu dan memastikan bahwa semua komitmen ditindak lanjuti. Mereka bangga akan hasil keluaran
secara teratur dan sesuai standar.

6. Pengawas-pemeriksa (controller-Inspector)

Individu dalam kelompok ini sangat mempedulikan penegakan dan mempedulikan penegakan dan
memperkuat aturan dan prosedur. Mereka menguji rincian dan memastikan agar menghindari
ketidaktepatan, mereka mengecek semua fakta dan angka, mereka menginginkan semua hal lengkap
dan sempurna.

7. Pemerkuat-penasehat (upholder-maintainer)

Pemerkuat-pemelihara penting, karena memberi kemamntapan Tim. mereka akan membela dan
bertempur demi tim melawan orang luar.

8. Pelapor-penasehat (reporter-adviser)

Individu dalam kelompok ini mendengarkan dengan baik, dan cenderung tdak menekankan titik
pandangnya kepada orang lain. Mereka cenderung mendapatkan informasi sebelum mengambil
keputusan.

9. Penaut (linker)

Peran ini tumpang tindih dengan yang lain, peran ini dapat dimainkan oleh peran-peran sebelumnya.
Penaut mencoba memahami semua pandangan, mereka sebagai koordinator dan integrator, mereka
tidak menyukai ekstriman, mereka mencoba membina kerja sama di antara semua anggota tim, mereka
memadukan sumbangan anggota tim dan aktivitas meskipun mungkin ada perbedaan.

G. Tahap Perkembangan Teamwork

Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :

1. Undevelopment

Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri
dari tahap ini adalah :

a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat tentang
bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat atau pertemuan lebih sering
terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya bersifat membangun,
tidak mereka utarakan. Mereka tidakut jika ‘gagasan itu’ akan mengganggu keseimbangan organisasi.

b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk membicarakan
perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang sibuk dengan tugasnya masing-masing
dan atasan yang membuat hampir semua keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai
aturan dan prosedur dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif
menunjukkan ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan, energi dan waktu untuk
membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang benar, karena dengan cara ini
kekuatan yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.

2. Experimenting

Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang metode operasional yang
berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji
coba. Mereka berani menghadapi berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.

Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan dibahas secara lebih terbuka serta
mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lebih luas sebelum membuat suatu keputusan.
Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi dibicarakan secara terbuka, perasaan individu
dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas.

Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi untuk menjadi lebih
efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif yang menghasilkan keuntungan.

3. Consolidating

Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki kepercayaan diri,
keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya. Biasanya tim akan memilih cara kerja yang
lebih sistematik atau bermetode. Aturan dan cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang
disepakati bersama, dimana setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau hubungan
antar pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya aturan-aturan dasar dan cara kerja
yang akan dipakai oleh tim.

Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu adanya kejelasan tujuan
dari aktivitas atau tugas, adanya penetapan sasaran, pengumpulan informasi yang dibutuhkan, adanya
kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada tim, adanya perencanaan rinci mengenai apa yang
harus dilakukan, kemauan meninjau kembali hasil kerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk
memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang. Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2
ini tetap dipertahankan, tetetapi mereka membangun aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai
oleh tim.

4. Mature

Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi terbentuknya suatu tim yang
matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan
yang sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.

Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur kerja yang berbeda.
Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan
yang dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan
anggotanya.

Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun review berkala terhadap
hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami
kesulitan maupun yang belum sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat
yang menyenangkan dan membawa hasil.

H. Dimensi Dalam Tim Kerja

Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus diemban oleh tim
dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah
unit sosial. Tugas yang harus diemban tim yaitu menjalankan seluruh program pelayanan yang sesuai
dengan aturan organisasi yang baik, di mana dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan, strategi,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika dikerjakan dalam sebuah tim kerja.
Tetetapi tim kerja merupakan satu unit sosial yang mempengaruhi kerja tim. Dengan perkataan lain, di
dalam tim terdapat interaksi sosial yang unik dan kompak.

Tim terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan berbagai kebutuhan
manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat membantu atau bahkan membuat frustrasi. Hal
ini disebabkan tim bukan saja berkumpul dan menjalankan tugas organisasi, tetetapi ada yang penting
dan perlu mendapatkan perhatian, yakni relasi sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim
kerja. Relasi antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu hati, satu pikiran dan satu
kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan efektif. Empat dimensi tim yang efektif :

1. Dimensi Personal

a. Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.

b. Segenap tim saling menularkan anthusiasme.

c. Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.

2. Dimensi Relational

a. Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.

b. Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan bersama.

c. Mereka memanage konfliks secara bijak.

3. Dimensi Strategis

a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b. Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.

4. Dimensi Proses

a. Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.

b. Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.

Tim yang efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila peningkatan kinerja organisasi
dengan menggunakan tim, manajemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-
karakteristik. Dalam Tim kerja harus mempunyai Sembilan peranan yaitu

1. Pencipta-pembaharu

2. Penjelajah-Promotor

3. Penilai-Pengembang

4. Pendorong-Pengorganisasi

5. Penyimpul-penghasil

6. Pengawas-Pemeriksa

7. Pemerkuat-Penasehat

8. Pelapor-Penasehat

9. Penaut

Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus diemban oleh tim
dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah
unit sosial

Langkah Membangun Kerja Sama dalam Tim yang Efektif.

Tahukah Anda, kerja sama tim tak hanya bisa menyelesaikan tugas-tugas kecil namun bisa meraih tujuan
tim Anda yang mana merupakan agenda besar dari tim Anda? Kerja sama tim yang efektif tentunya
menjanjikan sebuah pengalaman yang berharga dan merupakan sebuah wadah luas untuk belajar dalam
mengatasi kegiatan pekerjaan. Seperti kutipan diatas, kerja sama dan intelegensia (kecerdasan) dapat
memenangkan sesuatu yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan tanpa ada kerja sama tim.

Pastinya setiap orang mempunyai cara bekerja yang berbeda, ada yang terbiasa bekerja sendiri dan ada
pula yang lebih menyukai kerja bersama-sama dalam menyelesaikan tugas. Dalam dunia kerja, kerja
sama merupakan salah satu elemen penting dalam hal meraih tujuan.
Bagi Anda yang belum terbiasa bekerja bersama orang lain, maka mulailah Anda berlatih diri karena
bekerja sama dalam tim akan menghasilkan output yang lebih besar dibandingkan dengan bekerja
secara individu. Selain itu, bekerja sama dalam tim juga akan membawa Anda untuk mengakrabkan diri
dengan rekan kerja Anda.

Mengapa membangun kerja sama itu penting? Dalam bekerja di suatu instansi atau perusahaan
tentunya memerlukan sinergi setiap tim antar departemen untuk mencapai target secara keseluruhan.
Hal ini bisa terjadi dengan membangun kerja sama. Disamping itu, pada tingkatan individual, kerja sama
penting sebagai wadah yang berguna untuk memperdalam keahlian interpersonal dan intrapersonal,
atau bagaimana mengenal atau berinteraksi dengan sesama kolega atau dengan atasan.

Dibalik itu, juga bermanfaat bagi perkembangan setiap individu karena dapat saling bertukar ide dan
memberikan umpan balik dalam proses pengerjaan tugas bersama. Membangunkan kerja sama dalam
tim yang solid dan efektif kadang merupakan tantangan, akan tetapi hal tersebut bisa diwujudkan
dengan beberapa langkah dibawah ini.

Membangun kepercayaan dan saling menghormati

Sebaiknya sebuah tim didirikan berdasarkan kepercayaan antar sesama yang kuat. Disamping itu setiap
anggota tim akan lebih baik lagi jika saling menghormati posisi-posisi masing-masing. Mengapa? Dengan
kuatnya saling rasa percaya dan saling menghormati maka akan mempermudah bekerja sama dengan
sesama dan pemimpin dapat mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh anggota timnya
dengan baik.

Mengatur ekspektasi bersama

Tentu setiap orang mempunyai semangat pencapaian karir yang berbeda, maka akan lebih baik
menyelaraskan ekspektasi dalam tim. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa yang mereka harapkan
dari setiap kegiatan bekerja sama dalam tim. Tentunya tak hanya mengatur ekspektasi saja, tetapi juga
berusaha secara bersama-sama memenuhinya.

Pemimpin tim yang dapat memfasilitasi komunikasi diantara anggota tim

Hal ini penting untuk menciptakan atmosfer komunikasi yang terbuka, jujur dan saling menghormati.
Setiap anggota tim berhak untuk mengekspresikan dirinya dalam bentuk pemikiran, opini, bahkan
hingga solusi yang menjawab permasalahan yang ditemui kelompok. Mereka juga terbuka untuk
mendengar dan didengarkan untuk memahami masing-masing buah pikiran. Selain itu, suasana
keterbukaan dimana anggota tim juga dapat mengajukan sejumlah pertanyaan untuk klarifikasi ide-ide
yang dilemparkan. Hal ini justru lebih baik dibandingkan sikap mematahkan setiap ide yang muncul ke
permukaan.

Menanamkan sikap saling memiliki dalam kelompok (Sense of belonging)

Anggota tim yang telah mendapatkan ekspektasi dan komunikasi yang jelas mengenai tujuan grup akan
memiliki komitmen akan tindakan dan aksi tim. Sikap saling memiliki akan semakin mendalam saat
anggota tim menghabiskan waktu bersama mengembangkan norma atau panduan yang berlaku pada
tim secara bersama. Selain itu, pemimpin tim sebaiknya mengikut sertakan anggota tim dalam proses
pengambilan keputusan sebagai realisasi dari kerja sama tim bersama.

Melihat sisi positif dari perbedaan pendapat

Perbedaan mendasar dari bekerja sama dengan bekerja sendiri adalah jumlah kepala yang menuangkan
ide ke dalam pekerjaan. Perbedaan pendapat merupakan dua sisi pada koin, dapat dipandang sebagai
hambatan atau sebagai manfaat. Sebaiknya kita memasang kacamata positif dalam memandang suatu
fenomena dalam berinteraksi dengan sejumlah orang, hal ini berarti bahwa ada sudut pandang lain yang
bisa dianggap sebagai kesempatan yang bisa ditelusuri dan digunakan untuk kepentingan badan. ( baca :
Mengembangkan Etika Pergaulan Kerja Yang Baik )

Pengkajian performa tim dan umpan balik

Setelah selesai kerja sama tim, jangan lupa untuk mengkaji ulang performa ekspektasi dan tujuan tim.
Juga jangan lupa meminta umpan balik dari rekan-rekan tim Anda. Hal ini perlu untuk mengukur apakah
pencapaian kinerja tim Anda. Nah, dari sinilah Anda bisa melihat ruang untuk memperbaiki kinerja untuk
proyek tim selanjutnya. Disamping itu, setelah melihat kinerja tim, Anda bisa memberikan reward
(hadiah) dan insentif seperlunya agar memotivasi seluruh anggota tim untuk kinerja yang lebih baik di
masa depan dan sebagai bukti penghargaan atas kerja sama
Referensi:

Dewi, Sutrisna. 20067. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th Edition, Prentice
Hall, USA.

://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-tim.html [Diakses 10
April 2013]

Anda mungkin juga menyukai