Anda di halaman 1dari 41

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

MK. Interpersonal and Life Skill


Program Studi. Teknologi Informasi, Semester 3
Konsep Dasar Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak.
Konsep Dasar Komunikasi
apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gestur
tubuh, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
dengan komunikasi nonverbal.
Konsep Dasar Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang
mengacu pada kegiatan pertukaran informasi
atau pesan antara dua orang atau lebih. Agar
tujuan komunikasi dapat berjalan dengan
baik, maka pihak-pihak yang berkaitan dalam
proses komunikasi ini harus mau untuk saling
bertukar informasi, sehingga semua pihak
dapat memahami satu sama lain. .
Jenis-jenis komunikasi yang dapat Anda ketahui
di antaranya ialah seperti berikut:

1. Komunikasi berdasarkan penyampaian


a. Lisan
Komunikasi secara lisan dimaknai sebagai jenis komunikasi yang terjadi
secara langsung tanpa ada batasan jarak. Misalnya, dalam suatu rapat,
wawancara maupun percakapan biasa.
b. Tulisan
Komunikasi secara tertulis merupakan jenis media komunikasi yang
penyampaiannya dilakukan dalam bentuk tulisan. Misalnya, naskah,
spanduk, undangan dan sebagainya.
Jenis-jenis komunikasi yang dapat Anda ketahui
di antaranya ialah seperti berikut:

2. Komunikasi berdasarkan tujuan

Jika ditinjau berdasarkan tujuan, komunikasi dapat dikategorikan menjadi


beberapa macam. Misalnya, pemberian saran, pidato, perintah, ceramah
maupun wawancara. Konsep komunikasi semacam ini menekankan bahwa
komunikator menjadi faktor penting dalam jalinan interaksi tersebut.
Jenis-jenis komunikasi yang dapat Anda ketahui
di antaranya ialah seperti berikut:

3. Komunikasi berdasarkan ruang lingkup


a. Internal
Komunikasi internal merupakan jenis komunikasi yang terjadi dalam ruang
lingkup organisasi maupun perusahaan. Contohnya, interaksi antar individu
yang ada dalam ruang lingkup tersebut. Komunikasi internal bisa berupa
komunikasi vertikal, horizontal maupun diagonal.
b. Eksternal
Komunikasi eksternal berarti komunikasi yang terjalin antar organisasi
maupun masyarakat dalam berbagai macam bentuk. Misalnya, koneferensi
pers, pameran, publikasi, siaran televisi maupun bakti sosial.
Jenis-jenis komunikasi yang dapat Anda ketahui
di antaranya ialah seperti berikut:

4. Komunikasi berdasarkan aliran


a. Komunikasi satu arah, yakni komunikasi yang berasal dari salah satu pihak
saja.
b. Komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang mempunyai sifat saling
memberikan timbal balik.
c. Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi dari atasan dengan bawahan.
d. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yabg berasal dari seorang bawahan
kepada atasan.
e. Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang terjalin di antara beberapa
orang pada kedudukan setara.
Miskomunikasi
Miskomunikasi
Dalam sebuah komunikasi, makna dan proses
merupakan dua faktor penting. Karena kedua
kata tersebut sangat menentukan tingkat
keberhasilan dan atau kegagalan dari aktivitas
komunikasi. Jika tepat memaknai pesan yang
disampaikan dalam komunikasi, maka
komunikasi akan menghasilkan sesuatu yang
diharapkan.
Miskomunikasi
Sebaliknya, ketika salah memaknai pesan dalam
aktivitas komunikasi maka yang selalu terjadi
adalah miscommunication, atau dalam bahasa
Indonesia lazim disebut dengan miskomunikasi.
Kesalahan dalam memaknai pesan dapat
menimbulkan konflik. Baik bersifat sederhana
maupun rumit. Banyak penelitian dilakukan yang
menyimpulkan bahwa miskomunikasi adalah
penyebab utama konflik kemanusiaan.
Miskomunikasi
Sebagai contoh, ketika berkecamuknya Perang Dunia II yang
lalu. Ketika Jepang diminta oleh sekutu (Amerika Serikat) agar
menyerah, Jepang menjawab permintaan tersebut dengan
menggunakan perkataan “mokosatsu”. Maksudnya adalah
“tidak memberikan komentar sampai keputusan diambil”.
Tetapi, kata mokosatsu oleh Kantor Berita Domei
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “ignore”, yang
berarti “tidak perduli”.

Miskomunikasi inilah yang menjadi salah satu penyebab


Hirosima dan Nagasaki dijatuhi bom atom dalam Perang
Dunia II tersebut.
Miskomunikasi
Miskomunikasi adalah kesalahan memaknai informasi
antara pengirim dan penerima pesan. Baik dua atau
lebih individu yang terlibat, semuanya memiliki
perbedaan pemahaman akan pesan yang disampaikan.

Pada dasarnya, komunikasi sangatlah sederhana. Hanya


seputar mengirimkan pesan, menerima pesan, dan
begitu seterusnya. Namun, pada kenyataannya tidaklah
sesederhana itu. Ada banyak faktor penganggu yang
akhirnya menyebabkan miskomunikasi.
Faktor Penyebab Miskomunikasi
Banyak hal yang bisa menjadi faktor kegagalan berkomunikasi, baik dari sisi pemberi maupun penerima
informasi. Berikut beberapa hal yang paling sering ditemui sebagai faktor penyebab terjadinya miskomunikasi.
Faktor Penyebab Miskomunikasi

1. Kurang atau Tidak Memahami Inti Pembicaraan


Kurang pemahaman akan inti atau substansi pembicaraan bisa terjadi karena
beberapa hal, yang paling mendasar ialah tidak menyimak bahasan secara
keseluruhan hingga kesalahan persepsi.

Menyimak sebuah informasi secara sepotong-sepotong bisa berujung pada


ketidaktahuan akan inti, maksud, dan tujuan sebuah pembicaraan. Hal ini jugalah
yang mengarah pada kesalahan persepsi antara pembicara dan penerima.
Faktor Penyebab Miskomunikasi

2. Asumsi
Asumsi bisa diartikan sebagai dugaan yang dianggap benar namun tidak
pernah dikonfirmasi kebenarannya. Hal ini sebenarnya lumrah terjadi dalam
proses komunikasi. Namun, akan lebih baik jika kita memastikan apakah
asumsi tersebut tepat atau tidak.
Faktor Penyebab Miskomunikasi

3. Ketidakjelasan
Ketidakjelasan atau ambiguitas terjadi ketika pesan tidak sepenuhnya
tersampaikan. Bisa karena pembicara yang salah ucap, konteks yang tidak
jelas, atau informasi penting yang tertinggal. Semakin diperburuk pula jika
penerima mengalami salah dengar dan tidak bisa mengajukan pertanyaan
klarifikasi.
Faktor Penyebab Miskomunikasi

4. Kelebihan Informasi
Kesalahahpahaman dalam mencerna informasi juga bisa terjadi ketika
informasi yang masuk terlalu banyak atau berlebihan. Terlebih jika informasi
ini membuat pesan yang esensial terlewat. Oleh karena itu, kita disarankan
menyortir terlebih dahulu informasi yang hendak disampaikan berdasarkan
skala prioritas atau urgensinya.
Cara Mengatasi Miskomunikasi
Miskomunikasi dalam segala konteks kehidupan bisa menimbulkan masalah lain apabila
dibiarkan terus menerus. Berikut beberapa langkah untuk mengatasinya.
Cara Mengatasi Miskomunikasi

1. Jadi Pendengar yang Baik


Miskomunikasi bisa terjadi karena ketergesaan individu dalam menangkap
sebuah pesan pembicara. Karena itu, langkah pertama yang bisa dilakukan
yaitu dengan menjadi pendengar yang baik.

Mendengarkan lawan bicara dengan cermat dan seksama juga merupakan


kunci untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih baik karena akan
meningkatkan konsentrasi, tanggapan, serta memori percakapan.
Cara Mengatasi Miskomunikasi

2. Dapatkan Informasi Selengkap Mungkin


Untuk menghindari miskomunikasi, kita perlu memastikan bahwa seluruh
informasi yang diberikan sudah lengkap. Jangan ragu bertanya apabila ada
pesan atau informasi yang dirasa kurang. Tanyakan sedetail dan sespesifik
mungkin apa yang ingin diketahui.
Cara Mengatasi Miskomunikasi

3. Sampaikan Informasi Dengan Jelas


Hal yang sama berlaku bagi pembicara untuk menyampaikan informasi atau
pesan secara jelas dan ringkas. Hindari menjelaskan secara berbelit-belit
dan menimbulkan ambiguitas. Adapun baiknya seorang pembicara
menyortir terlebih dahulu informasi yang hendak diberikan agar pesan
esensial tidak terlewatkan.
Cara Mengatasi Miskomunikasi

4. Bersikap Jujur dalam Berkomunikasi


Kesalahpahaman dalam berkomunikasi sebenarnya bisa dihindari apabila
setiap individu bersikap jujur. Karena itu, jujurlah ketika kita belum
memahami pesan yang disampaikan.

Sebagai pembicara, kita juga tidak perlu tersinggung apabila penerima


pesan belum memahami apa yang kita sampaikan.
Proses Penyampaian Pesan
Proses Penyampaian Pesan
Proses Penyampaian Pesan adalah proses saat
elemen - elemen komunikasi bekerja dan berfungsi
untuk mengantarkan pesan dari komunikator ke
komunikan.
Penyampaian pesan antara komunikator dan
komunikan memerlukan keterampilan dan pemilihan
yang tepat. Proses penyampaian pesan terbagi
menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara
sekunder.
1. Proses Penyampaian Pesan Secara Primer
Proses penyampaian pesan secara primer
merupakan kegiatan seseorang menyampaikan
informasi, pesan, ide, opini dan atau perasaan
kepada orang lain baik yang abstrak maupun
kongkret. Penyampaiannya pun tidak hanya sebatas
dalam jangkauan waktu di masa kini tetapi bisa juga
menceritakan masa depan dan masa lalu, dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lam
bang (simbol) digunakan sebagai media primer
dalam proses komunikasi, lambang (simbol) yang
dimaksud berupa isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya.
2. Proses Penyampaian Pesan Secara Sekunder
Proses penyampaian pesan secara sekunder
menambahkan media kedua setelah pemakaian
lambang pada media pertama. Media kedua yang
digunakan adalah alat atau sarana seperti surat,
televi si, jejaring sosial, film, musik email , telepon,
majalah, radio, dan sebagainya. Pengg unaan media
kedua dapat dilakukan karena kondisi jarak yang
berjauhan atau perbedaan zona waktu antara
komunikan dan komunikator, sehingga penyampaian
pesan dengan penggunaan media kedua akan lebih
efisien.
Di dalam proses penyampaian pesan terdapat
beberapa unsur, yaitu :
a ) Sender yaitu, komunikator yang menyampaikan
pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
b ) Encoding yaitu, proses pengalihan pikiran
kedalam bentuk lambang.
c ) Message yaitu, pesan yang merupakan
seperangkat lambang yang disampaikan oleh
komunikator.
d ) Media yaitu, saluran komunikasi tempat
berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan.
e ) Decoding yaitu, proses dimana komunikan
menetapkan makna pada lambang yang disampaikan
oleh komunikator kepadanya.
f ) Receiver yaitu, komunikan yang menerima pesan
dari komunikator.
g ) Response yaitu, tanggapan seperangkat reaksi
pada komunikan setelah diterpa pesan.
h ) Feedback (umpan balik) yaitu, tanggapan
komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan
kepada komunikator.
i ) Noise yaitu, gangguan tak terencana yang terjadi
dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya
pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan
pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya.
Distorsi Komunikasi
Pengertian Distorsi

Distorsi komunikasi adalah suatu kondisi dimana terjadinya perubahan


makna informasi, maksud, dan ide antara komunikator dengan komunikan.
Distorsi komunikasi bukanlah miscomunication (kesalahan pengertian), tapi
pergerseran atau perubahan arah dari makna informasi yang disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan. Distorsi komunikasi mengakibatkan
terjadinya gagal paham dalam berkomunikasi yang bisaterjadi karena
berbagai hal, misalnya kultur budaya seseorang (logat, gaya bahasa,
pelafalan).
Faktor Distorsi

1. Perbedaan budaya

Ketika kita terlibat dalam komunikasi antar budaya, komunikasi lintas budaya, atau
komunikasi bisnis lintas budaya dengan orang lain yang berbeda budaya dalam
satu negara atau berbeda budaya antar negara maka akan timbul berbagai
permasalahan jika kita tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk
menghadapinya. Masalah-masalah yang umum terjadi dalam komunikasi budaya
tersebut akibat adanya perbedaan pola budaya seperti perbedaan dalam gaya
berkomunikasi, menyikapi konflik, cara-cara menyelesaikan tugas, gaya
pengambilan keputusan, menyikapi pengungkapan, dan mengetahui sesuatu.
Faktor Distorsi

2. Gangguan fisik

Gangguan fisik adalah faktor penyebab distorsi dalam komunikasi yang


kedua. Gangguan fisik dalam komunikasi terjadi ketika hal-hal yang
berkaitan dengan fisik menghalangi jalannya proses komunikasi. Misalnya,
ketika seorang atasan sedang menerima telepon penting dari klien tiba-tiba
pintu ruangan diketuk oleh pegawai yang hendak menyerahkan dokumen
yang harus segera ditandangani segera. Hal ini dapat mengganggu proses
komunikasi antara atasan dan klien atau atasan dan bawahan.
Faktor Distorsi

3. Gangguan semantik

Faktor penyebab distorsi dalam komunikasi yang ketiga adalah gangguan


semantik. Gangguan semantik yang merupakan bagian dari gangguan
bahasa dalam komunikasi terjadi karena adanya ambiguitas yang inheren di
dalam seluruh sistem bahasa dan sistem tanda lainnya yang berujung pada
terhentinya komunikasi.
Faktor Distorsi

4. Tidak adanya umpan balik

Dalam komunikasi dua arah selalu melibatkan umpan balik dalam proses komunikasi.
Umpan balik adalah reaksi yang diberikan oleh komunikate terhadap pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Umpan balik yang diberikan oleh komunikate dapat
berupa pesan verbal maupun nonverbal. Umpan balik juga dapat berupa umpan balik
internal atau sesuatu yang tidak dapat kita lihat dan umpan balik eksternal atau sesuatu
yang dapat kita lihat. Umpan balik inilah yang memungkinkan komunikator untuk
menyesuaikan isi pesan agar menjadi lebih efektif. Tanpa adanya umpan balik, maka tidak
akan ada cara untuk mengetahui apakah pesan dapat dipahami dengan baik oleh
komunikate sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.
Faktor Distorsi

5. Perbedaan status

Dalam konteks komunikasi organisasi atau komunikasi bisnis, perbedaan status


dalam organisasi berpotensi menciptakan hambatan komunikasi organisasi atau
hambatan komunikasi bisnis antara orang yang berada dalam status tinggi dengan
orang yang berada dalam status rendah atau antara atasan dan bawahan. Dengan
otoritas yang dimiliki, atasan cenderung lebih banyak berbicara kepada bawahan
dibandingkan mendengarkan bawahan. Sementara itu, bawahan akan menyaring
informasi yang kurang menyenangkan yang diberikan kepada atasan dengan
harapan atasan akan senang.
Faktor Distorsi

6. Pesan campuran

Pesan campuran terjadi ketika kata-kata yang disampaikan berbeda dengan


petunjuk nonverbal yang diberikan oleh komunikator. Misalnya, seseorang
yang menyatakan persetujuannya dalam sebuah diskusi dengan
mengatakan “ya, setuju” namun salah satu bahasa tubuh dalam komunikasi
yakni ekspresi wajah justru menunjukkan sebaliknya.
Faktor Distorsi

7. Bahasa

Distorsi yang disebabkan oleh bahasa terjadi ketika orang tidak menggunakan bahasa yang sama
ketika berkomunikasi atau tidak memiliki kemampuan yang sama dalam bahasa tertentu. Selain itu,
distorsi juga dapat terjadi ketika orang berbicara dengan menggunakan bahasa yang sama namun
dengan tingkatan bahasa yang berbeda.

8. Lingkungan

Distorsi dalam komunikasi juga dapat disebabkan oleh lingkungan. Terdapat beberapa faktor
lingkungan yang mempengaruhi proses komunikasi yang efektif , misalnya situasi dimana komunikasi
terjadi.
Faktor Distorsi

9. Banjir informasi

Banyaknya jumlah informasi yang diterima oleh komunikate dapat


menyebabkan distorsi dalam komunikasi. Dalam konteks komunikasi
organisasi atau komunikasi bisnis, seorang atasan akan dibanjiri oleh banyak
informasi jika sekretaris tidak melakukan penyaringan informasi terlebih
dahulu. Situasi ini dapat menyebabkan atasan tidak dapat mengetahui
berbagai permasalahan yang terjadi yang berujung apa gagalnya mengambil
atau menentukan langkah yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada.
Faktor Distorsi

10. Media komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada


komunikate dengan menggunakan media tertentu. Macam-macam media
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan tidak selamanya
berfungsi dengan baik. Misalnya jaringan internet sebagai media komunikasi
yang mengalami gangguan dapat menyebabkan komunikasi yang dilakukan
melalui konferensi video tidak dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai