Npm : 1901040021
1. Komunikator
Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif
menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya.
Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari:
1. Satu orang.
2. Banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang.
3. Massa.
Ba
gan. Unsur komunikasi komunikator
2. Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada
siapa pesan komunikator ditujukan.
Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian.
Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan, maka proses komunikasi dapat
terjadi 9 kemungkinan.
Bagan. Sembilan kemungkinan proses komunikasi
3. Pesan
Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara,
mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain:
1. Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan).
2. Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan).
Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) yaitu:
1. Gestural communication (menggunakan sandi-sandi -> bidang
kerahasiaan)
Bagan. Unsur komunikasi pesan
5. Efek Komunikasi
Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan
pesan komunikator dalam diri komunikannya.
Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan:
1. Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu).
2. Afektif (sikap seseorang terbentuk).
3. Konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan
sesuatu).
6. Umpan Balik
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas
pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang
dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran.
Komunikasi Verbal
Komunikasi dalam bisnis dapat efektif tergantung pada keterampilan
menyampaikan (melalui tulisan dan berbicara) dan menerima (mendengar dan
membaca) pesan-pesan bisnis. Komunikasi verbal ( verbal communication )
adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan
dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Sepasang kekasih ber sms- an tiap
hari, seorang presenter membawakan acara musik di stasion televisi, seorang
wartawan menulis berita atau opininya di surat kabar, atau seorang ayah menelpon
anaknya, itu merupakan sebagian kecil contoh komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun
pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Prakteknya, komunikais verbal bisa dilakukan dengan cara :
Berbicara dan menulis. Umumnya untuk menyampaikan bussines message,orang
cenderung lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain
karena alas an praktis, speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran
karena langsung didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak
penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan
pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian writing.
Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya
disampaikan dengan berbicara.
Mendengarkan dan membaca. Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih
sering mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas
penerimaan informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening)
mendengarkan dan membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan,
masih banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan
kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga
pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang
tercerna dengan baik.
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi
pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka
sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah
untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi
tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong
Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50,
komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang
meliputi cetak dan elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam
komunikasi:
1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini
komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon
yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi.
Komunikasinya bersifat monolog.
2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang
pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik.
Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana
setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak
sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya
dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang
atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah
komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.