Anda di halaman 1dari 15

QUANTITATIVE MYASTHENIA GRAVIS (QMG)

Persiapan Alat:
1. Spirometer yang bisa dikalibrasi
2. Mouthpieces yang sesuai dengan spirometer; klip hidung
3. Sarung tangan sekali pakai (jika diinginkan)
4. Stopwatch
5. Cangkir dan air untuk tes menelan
6. Goniometer
7. Dinamometer

FORMULIR PENGAWASAN QUANTITATIVE MYASTHENIA GRAVIS


Nama Pasien: ________________ Pasien #: ____________ Tanggal: _________
MR #: _________ DOB: ___________ Jenis Kelamin: ____ Wt. (Kg): _______
Evaluator: ______ Handedness: ______ Leggedness: ______ Waktu Uji: ______
Obat antikolinesterase: _______________________________________________
Komentar: _________________________________________________________

ITEM KELEMAHAN TIDAK RINGAN SEDANG PARAH SKOR


KELAS 0 1 2 3
Penglihatan ganda 60 11-59 1-10 Spontan
(pandangan lateral) sec.
Ptosis (pandangan ke 60 11-59 1-10 Spontan
atas) sec.
Otot wajah Normal Lengkap, Lengkap Tidak
lemah, tanpa lengkap
beberapa perlawanan
perlawanan
Menelan (4 oz. Normal Sedikit Batuk Tidak
air/setengah cangkir) batuk parah, bisa
tersedak menelan
atau (tes tidak
regurgitasi dicoba)
Ucapan berhitung keras Tidak Disartria di Disartria di Disartria
1-50 (onset disartria) ada di #30-49 #10-29 di #9
#50
Lengan kanan terulur 240 90-239 10-89 0-9
(90°, duduk) sec.
Lengan kiri terulur (90°, 240 90-239 10-89 0-9
duduk) sec.
Kapasitas vital >80% 65-79% 50-64% <50%
Pegangan tangan kanan: >45 15-44 5-14 0-4
Laki-laki >30 10-29 5-9 0-4
(Kg): Perempuan
Pegangan tangan kiri: >35 15-34 5-14 0-4
Laki-laki >25 10-24 5-9 0-4
(Kg): Perempuan
Mengangkat kepala 120 30-119 1-29 0
(45%, terlentang) sec.
Kaki kanan terulur (45- 120 30-119 1-29 0
50%, terlentang) sec.
Kaki kiri terulur (45- 120 30-119 1-29 0
50%, terlentang) sec.

PETUNJUK UMUM
1. Pasien harus menghentikan terapi piridostigmin (atau obat penghambat
asetilkolinesterase) untuk dua belas (12) jam sebelum pengujian, (jika
secara medis aman melakukannya).
2. Lakukan tes sesuai urutan yang diberikan .
3. Kalibrasi peralatan pernafasan pada hari pengujian, sesuai instruksi pabrik,
sebelum tes dimulai. Tempatkan catatan kalibrasi di tempat yang mudah
diakses.
4. Untuk semua pengukuran, catat angka aktual dan juga kelas, contohnya jika
dibutuhkan 30 detik sebelum pasien melihat ganda, berarti skor 1.
5. Pasien harus tetap duduk untuk tes pernafasan.
6. Di akhir lembar penilaian, jumlahkan seluruh nilai dan itulah total skor
QMG.

QUANTITATIVE MYASTHENIA GRAVIS (QMG)


1. PENGLIHATAN GANDA
Persiapan pasien: Pasien duduk. Tanyakan apakah pasien sedang
mengalami penglihatan ganda lurus ke depan. Jika iya, catat 0-3 (actual
time/grade) pada lembar penilaian. Jika tidak, mintalah pasien untuk melihat
ke kanan dengan cepat kemudian ke kiri tanpa menggerakkan kepala
mereka. Jika pasien melihat ganda pada satu arah, catat sisi dan nilai kelas
0-3. Jika tidak ada gerakan mata, catat 0-3. Jika pasien tidak melihat ganda,
atau melihat ganda di kedua arah, mintalah mereka melakukan tes seperti
yang dijelaskan di bawah menatap ke kanan.
Penjelasan kepada pasien: "Saya ingin Anda menghadap ke depan. Saat
saya minta, lihat ke sisi kanan (kiri) Anda tanpa memutar kepala. Jika Anda
mulai melihat ganda, tolong beritahu saya."
Catatan untuk pemeriksa: Kepala pasien biasanya akan mulai berbalik
arah tatapan. Cobalah untuk mempertahankannya kepala di posisi depan.
Catat waktu dan nilai. Contoh: penglihatan ganda terbukti pada 15 detik. Di
bagian penilaian, catat 15/1.

2. PTOSIS
Persiapan pasien: Pasien duduk. Minta pasien untuk melihat lurus ke
depan. Jika kelopak mata atas menyentuh pupil, catat 0-3. Mintalah pasien
untuk melihat ke langit-langit tanpa menggerakkan kepala.
Penjelasan kepada pasien: "Saya ingin Anda menghadap ke depan. Saat
saya bertanya, lihat ke langit-langit tanpa menggerakkan kepala. Teruslah
melihat ke atas sampai saya menyuruh untuk rileks."
Catatan untuk pemeriksa: Kepala pasien biasanya akan mulai bergerak ke
atas. Cobalah untuk mempertahankan kepala ke posisi depan. Catat waktu
dan nilai saat melihat kelopak mata mulai terkulai. Contoh interpretasi:
Kelopak mata kanan dimulai terkulai pada 9 detik, rekam 9/2. Jika kelopak
mata tidak menyentuh pupil, catat 60/0.

3. OTOT WAJAH
Persiapan pasien: Pasien duduk menghadap ke depan.
Penjelasan kepada pasien: "Tutup matamu dan tahan. Jangan biarkan saya
membuka matamu."
Catatan untuk pemeriksa: Jika pasien tidak dapat sepenuhnya menutup
kedua mata, catat nilai sebagai 3. Tidak ada skor waktu diperlukan pada tes
ini. Catat nilai mata yang lebih lemah.

4. MENELAN
Persiapan pasien: Pasien duduk. Empat ons air (tanpa es) dituangkan ke
dalam cangkir.
Penjelasan kepada pasien: "Minumlah air ini seperti biasa."
Catatan untuk pemeriksa: Dengarkan batuk dan/atau pembersihan
tenggorokan selama tes dan segera lakukan post test. Jangan minta pasien
untuk minum lebih cepat dari yang biasa mereka lakukan.

5. BERBICARA
Persiapan pasien: Pasien sedang duduk.
Penjelasan kepada pasien: "Hitunglah dengan keras dari 1 sampai 50
dengan kecepatan yang nyaman."
Catatan untuk pemeriksa: Ini adalah salah satu tes yang paling sulit untuk
dinilai karena aksen yang bervariasi. Lakukan penilaian ketika Anda
mendengar suara nasal.

6. LENGAN KANAN DAN LENGAN KIRI


Persiapan pasien: Pasien perlu duduk di kursi dengan kedua kaki di lantai.
Mereka harus duduk tanpa bersandar di sandaran kursi. Uji kedua lengan
pada saat bersamaan. Lengan diulurkan ke samping 90°, telapak tangan ke
bawah. (Tunjukkan posisi ini). Jika pasien tidak bisa mengangkat lengan
90° karena masalah bahu, jangan uji lengan itu.
Penjelasan kepada pasien: "Saya ingin Anda mengulurkan kedua tangan
ke samping seperti ini. Pertahankan selama mungkin Jika satu lengan lebih
terasa lemah dari yang lain, Anda bisa menurunkan lengan itu dan
mempertahankan lengan yang lain."
Catatan untuk pemeriksa: Tidak jarang lengan mulai terkulai. Jika lengan
jatuh lebih dari 10° dari posisi awal, ingatkan pasien untuk menarik lengan
ke atas. Jika pasien bisa menarik lengannya tapi tidak bisa mempertahankan
posisi itu lebih dari dua detik, hentikan tesnya. Contoh interpretasi: 45 detik
untuk lengan kanan adalah 45/2; sedangkan 100 detik untuk lengan kiri
adalah 100/1).

7. KAPASITAS VITAL
Persiapan pasien: Pasien harus tetap duduk untuk tes ini.
Penjelasan kepada pasien: "Saya sedang menguji kapasitas paru-paru
total. Saya akan meminta Anda untuk memegang corong ini jauh dari wajah.
Saya kemudian akan menempatkan klip hidung di hidung Anda. Saya akan
memberitahu Anda untuk menarik napas dalam-dalam, lalu letakkan corong
di mulutmu. Lalu tiup secepat Anda akan meledak sekeras dan secepat
mungkin dan pertahankan sampai saya menyuruh untuk berhenti.
Catatan untuk pemeriksa: Kami hanya menguji FVC. Minimal tiga
percobaan dan maksimal lima uji coba akan dilakukan Tujuannya adalah
untuk mendapatkan dua percobaan terbaik antara satu sama lain. Berikan
banyak dorongan. Catat FVC terbaik (liter dan persentase) dan nilai pada
lembaran, (misal: 2,55-60%/2).

8. KEKUATAN PEGANGAN TANGAN KANAN DAN KIRI


Persiapan pasien: Pasien sedang duduk di kursi. Siku harus 90° . Dukungan
harus di bawah aspek medial lengan bawah dan di bawah dinamometer.
Penjelasan kepada pasien: "Saya sedang menguji kekuatan pegangan.
Saya perlu agar Anda meremas sekeras yang Anda bisa. Tidak ada yang
akan bergerak, tapi ini mengukur seberapa keras Anda meremasnya."
Catatan untuk pemeriksa: Berikan dorongan vokal. Catat dua percobaan
(kg) di kolom dan skor (misal: pada perempuan hasilnya 10 dan 8 kg, catat
10/1).

9. MENGANGKAT KEPALA
Persiapan pasien: Pasien berbaring tanpa bantal di bawah kepala. Bantal
bisa ditempatkan di bawah lutut atau lutut ditekuk sehingga kaki rata di atas
tempat tidur.
Penjelasan kepada pasien: "Saya ingin Anda mengangkat kepala, teruskan
sejauh mungkin."
Catatan untuk pemeriksa: Letakkan tangan Anda di bawah kepala mereka
(tanpa menyentuh) untuk memberi beberapa bantalan jika kepala turun
kembali.

10. KAKI KANAN DAN KAKI KIRI


Persiapan pasien: Pasien terlentang dengan bantal di bawah kepala. Kedua
kaki harus terulur lurus dan sepatu dilepas.
Penjelasan kepada pasien: "Saya akan menahan kaki Anda. Tahan kaki
dalam posisi ini selama mungkin."
Catatan untuk pemeriksa: Kaki harus dipertahankan pada 45-50% fleksi
pinggul. Jika kaki mulai terkulai, minta pasien mengangkat kaki ke atas.
Jika pasien mengangkat kaki ke atas, tapi tidak bisa mempertahankan posisi
itu selama 2 detik, hentikan tes.

Sumber:
Richard, J.B., & Laura, H. (2000). The Quantitative Myasthenia Gravis (QMG) Test
Manual. Myasthenia Gravis Foundation of America, Inc.
POLITEKNIK SOP
KESEHATAN
Tes Wartenberg dan Tes Pita Suara
KEMENKES
No. Dokumen: 01 Halaman 1/2 Ditetapkan Oleh
KALTIM
Direktur
Poltekkes
Kemenkes
Jl. W. Monginsidi
Samarinda
Kaltim

1. Definisi dan Merupakan suatu pemeriksaan atau tes klinik sederhana yang
Tujuan bertujuan untuk mengetahui adanya kelemahan/kelumpuhan otot
yang berulang setelah aktivitas dan membaik setelah istirahat,
guna mendukung diagnosis penyakit Myasthenia Gravis.
2. Prosedur KOMPONEN Ya Tidak
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Kontrak: Topik, waktu, tempat
Fase Kerja
a. Mencuci tangan.
b. Mengatur posisi pasien rileks
(fowler/duduk).
c. Minta pasien untuk menghitung dari
angka 1-100 dengan suara yang
keras. Tes positif jika lama-
kelamaan suara terdengar makin
lemah dan menjadi kurang terang.
Pasien menjadi anartris dan afonia.
d. Minta pasien memandang objek di
atas bidang antara kedua bola mata >
30 detik atau pasien ditugaskan
untuk mengedipkan matanya secara
terus-menerus. Tes positif jika
pasien menunjukkan ptosis.
e. Minta pasien meletakkan tangan di
atas meja. Abduksikan setiap jari-
jari pasien. Lalu minta pasien untuk
merapatkan jari-jarinya (adduksi).
Tes positif jika pasien tidak dapat
merapatkan jari kelingkingnya
(Wartenberg’s sign).
f. Setelah suara pasien menjadi parau
atau tampak ada ptosis, maka
anjurkan beristirahat. Kemudian
tampak bahwa suaranya akan
kembali baik dan ptosis juga tidak
tampak lagi.
g. Mencuci tangan dan dokumentasi.
Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien: Evaluasi
subjektif dan objektif
b. Tindak lanjut klien
Sikap:
a. Sabar dan teliti
b. Peka terhadap reaksi pasien
POLITEKNIK SOP
KESEHATAN
Uji Tensilon dan Prostigmin
KEMENKES
No. Dokumen: 02 Halaman 1/3 Ditetapkan Oleh
KALTIM
Direktur
Poltekkes
Kemenkes
Jl. W. Monginsidi
Samarinda
Kaltim

1. Definisi dan Merupakan suatu tes dengan menyuntikkan anti kolinesterase ke


Tujuan dalam pembuluh darah vena untuk memperpanjang kerja
acetilkolin pada nerumuscular juction dalam beberapa menit,
guna mendukung diagnosis penyakit Myasthenia Gravis.
2. Prosedur KOMPONEN Ya Tidak
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Kontrak: Topik, waktu, tempat
Fase Kerja
Persiapan Alat
a. Spuit
b. Zat antikolinesterase (edrophonium
chloride 10 mg atau prostigmin
methylsulfat 1,5 mg)
c. Bengkok
d. Kapas alkohol
e. Torniquet
f. Plester
Persiapan Pasien
a. Pasien diberi tahu tentang prosedur
yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien fowler atau
senyaman mungkin dan
membebaskan pakaian yang
menutupi lengan
Cara Kerja
a. Perawat mencuci tangan.
b. Lakukan pembendungan dan
desinfeksi pada area yang akan
diinjeksi.
c. Ambil edrophonium chloride
sebanyak 2 mg ke dalam spuit.
Suntikkan edrophonium chloride
secara intravena sesuai prosedur.
Observasi selama 15 detik setelah
penyuntikan. Bila dalam 30 detik
tidak terdapat reaksi, maka
disuntikkan lagi sebanyak 8-9 mg
tensilon secara intravena.
d. Cara lain: Suntikkan 3 cc atau 1,5
mg prostigmin methylsulfat secara
intramuskular sesuai prosedur (bila
perlu, diberikan pula atropin 0,8
mg).
e. Segera setelah antikolinesterase
disuntikkan kita harus
memperhatikan otot-otot yang lemah
seperti misalnya kelopak mata yang
memperlihatkan adanya ptosis,
strabismus, dan gejala-gejala lain.
Bila kelemahan itu benar disebabkan
oleh Miastenia gravis, maka gejala
tersebut kemudian akan lenyap.
f. Rapikan pasien dan alat.
g. Mencuci tangan dan dokumentasi.
Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien: Evaluasi
subjektif dan objektif
b. Tindak lanjut klien
Sikap:
a. Sabar, hati-hati dan teliti
b. Peka terhadap reaksi pasien
POLITEKNIK SOP
KESEHATAN
Pemeriksaan Kekuatan Otot
KEMENKES
No. Dokumen: 03 Halaman 1/3 Ditetapkan Oleh
KALTIM
Direktur
Poltekkes
Kemenkes
Jl. W. Monginsidi
Samarinda
Kaltim

1. Definisi dan Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kekuatan dan daya


Tujuan tahan otot. Tujuannya antara lain untuk asesmen perubahan
kondisi pasien, mengetahui efektivitas terapi dan program latihan,
diagnosis dan prognosis.
2. Prosedur KOMPONEN Ya Tidak
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Kontrak: Topik, waktu, tempat
Fase Kerja
Persiapan Pasien
a. Pasien diberi tahu tentang prosedur
yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien supinasi
Cara Kerja
a. Perawat mencuci tangan.
b. Minta klien berbaring, kemudian
pemeriksa berdiri di samping kanan
tempat tidur klien. Suruhlah klien
mengangkat kedua lengan ke atas
sampai melewati kepala. Nilailah
kekuatan lengan dengan
membandingkan kiri dan kanan.
Kelemahan dapat dilihat bila lengan
yang satu lebih berat atau lebih
lambat bergerak dibandingkan
lengan yang lainnya.
c. Berikan tahanan ringan sampai berat
pada lengan klien dan nilailah besar
kekuatan yang dimilki oleh klien.
d. Hal yang sama dilakukan pada
kedua tungkai.
e. Interpretasi kekuatan otot dinilai
dalam derajat:
5: Kekuatan normal. Seluruh
gerakan dapat dilakukan berulang-
ulang tanpa terlihat adanya
kelelahan
4: Seluruh gerakan otot dapat
dilakukan dengan benar dan dapat
melawan tahan ringan dan sedang
dari pemeriksa
3: Dapat mengadakan gerakan
melawan gaya berat
2: Di dapatkan gerakan tetapi
gerakan ini tidak mampu melawan
gaya berat (gravitasi)
1: Kontraksi minimal dapat terasa
atau teraba pada otot yang
bersangkutan tanpa mengakibatkan
gerakan
0: Tidak ada kontraksi sama sekali.
Paralisis total.
f. Mencuci tangan dan dokumentasi.
Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien: Evaluasi
subjektif dan objektif
b. Tindak lanjut klien
Sikap:
a. Sabar, hati-hati dan teliti
b. Peka terhadap reaksi pasien

Anda mungkin juga menyukai