BAB III

BAB III
DAMPAK PENJAJAHAN BANGSA-BANGSA EROPA DI
INDONESIA

DAMPAK DALAM ASPEK POLITIK-PEMERINTAHAN DAN

EKONOMI
▪ FAKTOR UTAMA YANG MENDASARI PEMBANGUNAN
JALUR KERETA API PADA MASA COLONIAL BELANDA
ADALAH PENGOPTIMALAN MOBILITAS HASIL PERKEBUNAN
TERUTAMA KOMODITAS EKSPOR.
▪ HASIL PERKEBUNAN INI MENJADI SALAH SATU SUMBER
PENGHASILAN YANG MAMPU MENOPANG PEREKONOMIAN
BELANDA.
▪ AKIBAT PEMBANGUNAN KERETA API BANYAK RAKYAT
MENDERITA KARENA DIPAKA MENJADI PEKERJA RODI DAN
ADA BEBERAPA KEBIJAKAN YANG DI TERAPKAN OLEH
BANGSA EROPA SEHINGGA BERDAMPAK PADA BIDANG
POLITIK, EKONOMI DAN PEMERINTAHAN

ASPEK POLITIK DAN PEMERINTAHAN

SEJAK ABAD XIX WILAYAH KEPUALAUN INDONESIA
DIKUASAI OLEH BEBERAPA BANGSA EROPA. PADA MASA
KEKUASAANNYA TERSEBUT BANGSA-BANGSA EROPA
MENERAPKAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN YANG
BERDAMPAK PADA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA.

BERBAGAI KEBIJAKAN POLITIK DAN PEMERINTAHAN YANG

DITERAPKAN BANGSA-BANGSA EROPA PADA MASA ITU
MEMBAWA PERUBAHAN PADA STRUKUR PEMERINTAHAN DI
INDONESIA.

A. MASA KEKUASAAN VOC

✓MASA KEKUSAN VOC DI INDONESIA MENYEBABKAN
KONDISI PEMERINTAHAN DI INDONESIA DIBEBERAPA
KERAJAAN LOCAL DIWILAYAH INDONESIA MENGALAMI
PRUBAHAN. PERUBAHAN TERSEBUT TAMPAK PADA
PERGANTIAN KEKUASAAN LINGKUNGAN KERAJAAN LOCAL.
✓ KONDISI TERSEBUT TERJADI KARENA VOC SERING IKUT
CAMPUR DALAM PROSES PENGANGKATAN RAJA DAN
PUTRA MAHKOTA DI KERAJAAN. BAHKAN, VOC SERING
MENERAPKAN POLITIK ADU DOMBA (DEVIDE ET IMPERA)
UNTUK MEMECAH BELAH KELUARGA KERAJAAN.

CONTOH PRAKTIK POLITIK ADU DOMBA TAMPAK PADA

SAAT VOC IKUT CAMPUR DALAM DALAAM KONFLIK
INTERNAL DI KERAJAAN BANTEN. KONFLIK TERSEBUT
TERJADI ANTARA SULTAN HAJI (PUTRA MAHKOTA
BANTEN)DAN SULTAN AGENG TIRTAYASA TERSEBUT
TERJADI KARENA PERUBAHAN STRUKTUR PEMERINTAHAN
DIKERAJAAN BANTEN.
✓DALAM KONFLIK TERSEBUT VOC MEMBERIKAN BANTUAN
KEPADA SULTAN HAJI UNTUK MELENGSERKAN SULTAN
AGENG TIRTAYASA DARI TAKHTA KERAJAAN.
✓ SETELAH BERHASIL MELENGSERKAN SULTAN AGENG
TIRTAYASA, VOC MEMINTA IMBALAN BERUPA HAK
KEKUASAAN ATAS WILAYAH BANTEN. SELAIN ITU VOC
JUGA MENDAPATKAN HAK MONOPOLI PERDAGANGAN DI
WILAYAH BANTEN

MASA PEMERINTAHAN REPUBLIK BATAAF

❑PADA MASA PEMERINTAHAN REPUBLIK BATAAF TERJADI
PEMBARUAN DALAM BIDANG POLITIK DAN
PEMERINTAHAN. PERUBAHAN TERSEBUT DILAKUKAN OLEH
GUBERNUR JENDERAL HERMAN WILLEM DAENDELS. PADA
MASA PEMERINTAHANNYA, GUBERNUR JENDERAL
DAENDELS MENERAPKAN SYSTEM PEMERINTAHAN
SENTRALISTIK. ARTINYA SELURUH UNSUR BIROKRASI
BERADA DIBAWAH PENGAWASAN PEMERINTAH COLONIAL
BELANDA YANG BERPUSAT DI BATAVIA.
❑ SELAIN ITU, PADA MASA ITU RAAD VAN INDIE BERPERAN
SEBAGAI DEWAN PENASIHAT PEMERINTAH KOLONOAL
BELANDA
❑PADA MASA PEMERINTAHANNYA, GUBERNUR JENDERAL
DAENDELS MEMBAGI PULAU JAWA MENJADI 8 WILAYAH
BESAR (HOOFDELING) YANG DISEBUT KERESIDENAN
(RESINTIE).
❑ TIAP-TIAP KERESIDENAN DIBAGI MENJADI BEBERAPA
KABUPATEN (REGENTSCHP)

MASA PEMERINTAHAN INGGRIS

1. THOMAS STAMFORD RAFFLES, LETNAN GUBERNUR
JENDERAL YANG MENJALANKAN PEMERINTAH INGGRIS DI
INDONESIA. PADA AWAL PEMERINTAHANNYA, RAFFLES
YANG BERPANDAGNA LIBERAL BERUPAYA MEREFORMASI
SYSTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA MENJADI SYSTEM
PEMERINTAHAN EROPA. REFORMASI TERSEBUT BERUPA
PEMBARUAN DI BIDANG KETATANEGARAAN,
PENGHAPUSAN IKATAN FEODAL DALAM MASYARAKAT
JAWA DAN KEPASTIAN KEPASTIAN HUKUM BAGI SELURUH
MASYARAKAT.
2. DALAM BIDANG PEMERINTAHAN, RAFFLES MEMBAGI
PULAU JAWA MENJADI 18 KERESIDENAN. RAFFLES JUGA
MENERAPKAN SYSTEM PEMERINTAHAN TIDAK
BERLANGSUNG. DALAM SYSTEM INI PEMERINTAHAN PUSAT
MEMERINTAH RAKYAT MELALUI PERANTARA PENGUASA
LOCAL. AKAN TETAPI, PENGAWASAN LANGSUNG ATAS
TANAH-TANAH DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH COLONIAL.
ADAPUN UNTUK MENGHAPUS VEODALISME DALAM
MASYARAKAT JAWA, RAFFLES MENERAPKAN BEBERAPA
KEBIJAKAN BERIKUT.
MENJAUHKAN PENGUASA LOCAL DARI OTONOMI YANG
MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI
2. MEMPERSEMPIT RUANG GERAK BUPATI DENGAAN CARA
MENGANGKAT PARA BUPATI SEBAGAI PEMERINTAH
FIBAWAH RESIDEN.
3. MENGHAPUS SYSTEM PENYERAHAN PAKSA DAN KERJA
PAKSA AGAR RAKYAT MEMILIKI KEBEBASAN BERUSAHA
4. MENGURANGI PERAN PENGUASA LOCAL AGAR TIDAK
LAGI MEMPUNYAI KEKUASAAN BESAR TEERHADAP
RAKYAT. PARA PENGUASA LOCAL HANYA BERPERAN
SEBAGAI PEGAWAI PEMERINTAH, BUKAN PENARIK PAJAK.

✓ PADA MASA PEMERINTAHANNYA, RAFFLES JUGA

BERUPAYA MEMBANGUN SYSTEM PERADILAN MODEL
BARAT. AKAN TETAPI, SYSTEM PERADILAN TERSEBUT
DIANGGAP MASIH ASING BAGI KALANGAN MASYARAKAT
BUMI PUTRA. OLEH KARENA ITU, KEBIJAKAN TERSEBUT
TIDAK DAPAT TERLAKSANA. BERBAGAI KEBIJAKAN YANG
DITERAPKAN RAFFLES DI INDONESIA MENIMBULKAN
DAMPAK SEBAGAI BERIKUT.
1. 2. 3. 4.
PARA PENGUASA BUMI PUTRA TIDAK MAMPU MENCARI
KEUNTUNGAN BAGI DIRI SENDIRI RUANG GERAK PARA
BUPATI MAKIN SEMPIT KARENA DIAAWASI OLEH RESINDEN.
RAKYAT MEMILIKI KEBEBASAN BERUSAHA KARENA TIDAK
ADA SYSTEM KERJA PAKSA. PENGUASA BUMI PUTRA TIDAK
LAGI MEMILKI KUASA YANG BESAR ATAS RAKYAT

D. MASA PEMERINTAH KOLONIA BELANDA

PADA MASA COLONIAL BELANDA PEMERINTAH BERUSAHA
MEMPERBAIKI SYSTEM PEMERINTAHA SEBELUMNYA. PADA
MASA ITU KEKUASAAN TERTINGGI MASIH DIPEGANG OLEH
GUBERNUR JENDERAL.
SELAIN ITU, RAAD VAN INDIE MASIH BERTUGAS SEBAGAI
DEWAN PENASIHAT PEMERINTAH COLONIAL BELANDA.
SELANJUTNYA, PADA ABAD XIX PEMERINTAH COLONIAL
BELANDA BERUPAYA MENYATUKAN SELURUH WILAYAH
HINDIA BELANDA (INDONESIA) YANG PADA SAAT ITU
BERBENTUK KERAJAAN-KERAJAAN MELALUI GAGASAN
PAX NEERLANDICA.
2.
1. PAX NEERLANDICA berarti penyatuan seluruh wilayah hindia
Belanda dibawah kekuasaan Belanda. Gagasan Pax Neerlandica
dicetuskan oleh gubernur jenderal Johannes Benedictus Van Heutsz.
2. Wilayah Hindia Belanda ini menjadi cikal bakal wilayah kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) setelah proklamasi kemerdekaan.
3. Untuk mewujudkan PAX Neerlandica, pemerintahan kolonia Belanda
melakukan politik pasifikasi kewilayahan di Aceh, Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil, Maluku dan Papua. Penyatuan
Wilayah Hindia Belanda tersebut baru berhasil pada 1905.

a. Selain gagasan PAX Neerlandica dampak Politik masa pemerintahan

Kolonial Belanda adalah lahirnya organisasi- organisasi pergerakan
nasiolan dan terbentuknya Volksraad (Dewan Rakyat).
b. Organisasi-organisasi pergerakan nasiolnal menjadi wadah perjuangan
bagi bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
c.
Adapun Volksraad merupaka sebuah dewan yang dibentuk gubernur
jenderal GRAAF VON LIMBURG STIROM. Organisasi ini sengaja
dibentuk sebagai penasihat Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Bukan
senagai parlemen perwakilan rakyat Indonesia.

2. ASPEK EKONOMI
a. UPAYA BANGSA-BANGSA EROPA MENGUASAI SUMBER
DAYA ALAM INDONESIA MENYEBABKAN SYSTEM
PEREKONOMIAN DI INDONESIA MENGALAMI PERUBAHAN.
PERUBAHAN TERSEBUT TERJADI KARENA PADA MASA
PENJAJAHAN BANGSA-BANGSA EROPA TERJADI
KOMERSIALIASASI EKONOMI DAN INDUSTRIALIASASI.
KOMERSIALIASASI EKONOMI MENJADI KARNA HASIL
PERKEBUNAN SEPERTI KOPI, TEH, KAPAS, TEBU, DAN KINA
SEMAKINMENINGKAT.
b. PERKEMBANGAN PERKEBUNAN MENDORONG
TERJADINYA INDUSTRIALISASI. SEBAGAI CONTOH AKIBAT
PERKEMBANGAN PERKEBUNAN TEBU DIWILAYAH
FORSTENLANDEN, BAIK PEMERINTAH COLONIAL MAUPUN
SWASTA MENDIRIKAN PABRIK GULA DI WILAYAH
TEERSEBUT. SALAH SATU PABRIK GULA DIWILAYAH
TERSEBUT ADALAH PABRIK GULA (PG) COLOMADU YG
DIDIRIKAN OLEH KGPAA MANGKU NEGARA IV PADA 1861.