Anda di halaman 1dari 11

ISBN: 978-602-60286-0-0

Konferensi Nasional Teknik Sipil 10

Menuju Masyarakat Industri Konstruksi


Berdaya Saing Tinggi
dan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

Editor :
Harijanto Setiawan
Ferianto Raharjo
Siswadi

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10

Menuju Masyarakat Industri Konstruksi


Berdaya Saing Tinggi
dan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

ISBN : 978-602-60286-0-0

Editor :
Harijanto Setiawan
Ferianto Raharjo
Siswadi

Desain sampul dan Tata letak


GKM Print

Penerbit
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Redaksi :
Jl. Babarsari No. 44
Yogyakarta 55281
Telp : 0274 - 487711 ext: 2162
email : tsipil@mail.uajy.ac.id

Cetakan pertama, Oktober 2016

Hak cipta dilindungi undang - undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara
apapun tanpa ijin
xiii

022
ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN PERJALANAN DI KOTA SURAKARTA DENGAN
MODEL GRAVITY ............................................................................................................................................... 385
Syafi’i, Slamet Jauhari Legowo dan Lydia Novitriana Nur Hidayati

031
IDENTIFIKASI KADAR EMISI GAS BUANG CO2 AKTIVITAS TRANSPORTASI PADA JALAN
LINGKUNGAN DI WILAYAH BANDUNG TIMUR ........................................................................................ 395
Atmy Verani R Sihombing

034
AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA
JALAN (Studi Kasus : Ring Road Utara Surakarta) ......................................................................................... 405
Amirotul MH Mahmudah, Dewi Handayani dan Arief Rahman Hakim

058
STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN LIGHT WEIGHT DEFLECTOMETER (LWD) PUSJATAN
DAN FALLING WEIGHT DEFLECTOMETER (FWD) PADA LAPIS PONDASI JALAN ........................... 413
Siegfried dan Afrizal Naumar

061
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TEBAL OVERLAY ASPAL MENGGUNAKAN PROGRAM
EVERSERIES 5.0 DAN METODE BINA MARGA Pd.T-05-2005-B ............................................................... 419
Ria Askarina dan Angga Marditama Sultan Sufanir

066
KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR SEPEDA MOTOR
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ......................................................................................... 427
Dewi Handayani, Raden Ajeng Dinasty Purnomoasri dan Slamet Jauhari Legowo

067
PROBABILITAS PENGGUNA KERETA API CEPAT JAKARTA BANDUNG MENGGUNAKAN
MODEL LOGIT BINER ....................................................................................................................................... 435
Kartika Seinari Manggala dan Dwi Prasetyanto Sudiatmono

070
WORLDWIDE SLAB TRACK DEVELOPMENT AS CONSIDERATION FOR INDONESIAN
SLAB TRACK DESIGN CONCEPT ................................................................................................................... 441
Dian Setiawan M

074
PENGARUH KONDISI JALAN DESA TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH ................................ 451
Dwi Ardianta Kurniawan

081
PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI KE KAMPUS OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS
GADJAH MADA ................................................................................................................................................... 457
Ibnu Fauzi dan Imam Basuki

085
EVALUASI KINERJA LALU LINTAS JALAN RAYA MAGETAN – MAOSPATI AKIBAT
PEMBANGUNAN PABRIK GARMEN SUKOMORO ..................................................................................... 467
Rosyid Kholilur Rohman dan Setiyo Daru Cahyono

087
KLASIFIKASI KERUSAKAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR
QUANTIZATION ................................................................................................................................................... 475
Setiyo Daru Cahyono dan Pradityo Utomo
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 26-27 Oktober 2016

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TEBAL OVERLAY ASPAL MENGGUNAKAN


PROGRAM EVERSERIES 5.0 DAN METODE BINA MARGA PD.T-05-2005-B

Ria Askarina1, Angga Marditama Sultan Sufanir2

1, 2
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Jl. Gegerkalong Hilir, Bandung
Email: angga.mss@polban.ac.id

ABSTRAK
Overlay aspal bermaksud untuk mengembalikan nilai kekuatan struktur pada konstruksi perkerasan
lentur jalan yang telah habis masa pelayanannya. Sebelum perhitungan kebutuhan tebal overlay
aspal dapat terlaksana, terlebih dahulu harus dilakukan survey kelayakan struktural kondisi
perkerasan dengan pengujian lendutan langsung menggunakan alat Falling Weight Deflectometer
(FWD) pada tahun 2011. Perhitungan kebutuhan tebal overlay aspal dilakukan menggunakan
Program EVERSERIES 5.0 dan Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B pada Jalan Tol Jagorawi Ruas
Citeureup – Sentul. Program EVERSERIES 5.0 merupakan perangkat lunak yang dikembangkan
oleh Washington State Department of Transportation (WSDOT), terdiri dari EVERCALC yang
digunakan untuk menghitung modulus elastisitas lapis perkerasan dengan proses backcalculation
dan EVERPAVE yang digunakan untuk menghitung tebal overlay aspal berdasarkan kebutuhan tebal
yang dipengaruhi oleh tingkat kerusakan jalan (fatigue cracking dan rutting). Kebutuhan tebal
overlay aspal dihitung untuk umur rencana 5 tahun mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016,
dengan kumulatif ESAL rencana sebesar 36.934.639 untuk jalur A dan 40.117.096 untuk jalur B.
Program EVERSERIES 5.0 menghasilkan kebutuhan tebal overlay aspal 9,5 cm untuk jalur A dan
10,5 cm untuk jalur B, sedangkan Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B menghasilkan kebutuhan
tebal overlay aspal 5,5 cm untuk jalur A dan 7,5 cm untuk jalur B. Perbedaan kebutuhan tebal
overlay aspal yang signifikan ini disebabkan karena pada Program EVERSERIES 5.0 didasarkan
oleh kerusakan yang terjadi di seluruh lapisan yang ditunjukkan dengan perhitungan modulus
elastisitas setiap lapis berdasarkan lendutan langsung untuk masing-masing lapisnya, sedangkan
pada Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B didasarkan oleh hanya kerusakan yang terjadi pada
lapisan permukaan saja yang ditunjukkan dengan penggunaan nilai lendutan langsung pada pusat
beban (df1) saja.
Kata kunci: Tebal Overlay Aspal, Lendutan Langsung, Falling Weight Deflectometer (FWD),
Program EVERSERIES 5.0, Metoda Bina Marga Pd.T-05-2005-B

1. PENDAHULUAN
Overlay aspal bermaksud untuk mengembalikan nilai kekuatan struktur pada konstruksi perkerasan lentur jalan yang
telah habis masa pelayanannya. Perencanaan overlay dibagi menjadi beberapa metoda, yaitu: Metoda Empiris,
Metoda Analitis, dan Metoda Analitis-Empiris. Metoda Empiris adalah metoda yang paling pertama digunakan,
dimana pengumpulan data diperoleh dari serangkaian pengujian, baik di laboratorium maupun di lapangan dalam
kurun waktu tertentu. Data tersebut kemudian di analisa secara statistik dan hasilnya dibuat grafik/nomogram.
Metoda Analitis merupakan metoda perhitungan struktur berdasarkan tegangan (stress), regangan (strain) dan
perubahan bentuk (deformation) sebagai akibat dari pembebanan. Pada umumnya perhitungan dengan metoda ini
lebih rumit dan biasanya dilakukan dengan bantuan program komputer. Metoda Analitis-Empiris adalah gabungan
dari dua metoda yang telah dibahas sebelumnya, dimana dicari karakteristik material dari laboratorium atau in-situ
testing dan model reaksi perkerasan secara analitis (biasanya dengan prinsip linear elastis).
Makalah ini bermaksud untuk menyajikan bahasan tentang perhitungan kebutuhan tebal overlay aspal dilakukan
menggunakan Program EVERSERIES 5.0 dan Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B pada Jalan Tol Jagorawi Ruas
Citeureup – Sentul. Sebelum perhitungan kebutuhan tebal overlay aspal dapat terlaksana, terlebih dahulu harus
dilakukan survey kelayakan struktural kondisi perkerasan dengan pengujian lendutan langsung menggunakan alat
Falling Weight Deflectometer (FWD) pada tahun 2011.

2. PROGRAM EVERSERIES 5.0


Program EVERSERIES 5.0 merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Washington State Department of
Transportation (WSDOT), terdiri dari EVERCALC yang digunakan untuk menghitung modulus elastisitas lapis

ISBN: 978-602-60286-0-0 419


420

perkerasan dengan proses backcalculation dan EVERPAVE yang digunakan untuk menghitung tebal overlay aspal
berdasarkan kebutuhan tebal yang dipengaruhi oleh tingkat kerusakan jalan (fatigue cracking dan rutting).
Ukuran utama dari konvergensi antara lendutan yang diukur dan dihitung, diperlihatkan dengan nilai fungsi galat
Root Mean Square (RMS):

(1)

dengan: RMS = fungsi galat Root Mean Square, dci = lendutan yang dihitung, dmi = lendutan yang diukur, nd =
nomor sensor lendutan.
Modulus resilien tanah dasar dapat ditentukan oleh Non Destructive Test (NDT) dan backcalculation, tes
laboratorium atau sumber informasi lainnya. Dalam program komputer ini, WSDOT menggunakan FWD dan
persamaan untuk memperkirakan Mr. Persamaan dasar dari Modulus resilien tanah dasar:

(2)

Jika μ = 0,50 dan p = 2,08 maka persamaan (2) menjadi:

(3)

dengan: Mr = Modulus elastisitas tanah dasar (psi), P = beban (lbs), r = jari-jari pelat beban (inch), dr = lendutan di
pusat pelat beban (inch).

Untuk kerusakan fatigue cracking, umumnya digunakan model Finn (Finn, F.N, 1977). Model ini menggunakan
model laboratorium Monismith (Monismith, 1969) seperti diperlihatkan di bawah ini:
(4)
dengan: Nf = angka yang menunjukkan beban sumbu yang menyebabkan kerusakan, ϵt = regangan tarik horizontal
di bawah lapis aspal (in/in x 10-6), Eac = modulus kekakuan lapis aspal (psi).

Rutting terjadi akibat deformasi permanen dari lapis aspal dan pondasi. Kriteria rutting diambil dari persamaan
Asphalt Institute (AI, 1981) seperti diperlihatkan di bawah ini:

(5)

dengan: Nf = angka ijin 80 kN ESAL pada rutting di lapis permukaan yang nilainya tidak boleh lebih dari 0,5 inch,
ϵv = regangan tekan vertikal di atas lapis tanah dasar
Temperatur udara musiman diperlukan untuk mengatur modulus aspal secara musiman. Temperatur udara bulanan
(MMAT) dikonversikan ke dalam temperature perkerasan bulanan rata-rata (MMPT) dengan menggunakan
persamaan berikut:

(6)

dengan: MMPT = temperatur perkerasan bulanan rata-rata (0F), MMAT = temperatur udara bulanan rata-rata (0F), z =
kedalaman di bawah lapis permukaan (inch).

3. STUDI KASUS: JALAN TOL JAGORAWI RUAS CITEUREUP – SENTUL

Data Umum
Jalan Tol Jagorawi Ruas Citeureup - Sentul terdiri dari tiga lajur untuk setiap arah, dengan umur rencana 5 tahun
mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 didapat kumulatif ESAL untuk arah A (Ciawi) sebesar 36.935.639
ESAL dan untuk arah B (Jakarta) sebesar 40.117.096 ESAL.

ISBN: 978-602-60286-0-0
421

Pengolahan Data Lendutan dan Analisis Modulus Elastisitas


Pengujian lendutan dilakukan tahun 2011 dengan menggunakan alat FWD pada Sta. 27+500 sampai dengan Sta.
33+400. Alat FWD dilengkapi dengan piringan beban berdiameter 300 mm dan deflektometer yang ditempatkan
antara 0, 200, 300, 450, 600, 900, 1500 mm dari pusat beban, serta pencatatan temperatur perkerasan dan waktu
pengukuran. Pengujian FWD menghasilkan nilai lendutan langsung yang sangat beragam, hal ini menunjukkan
perbedaan kinerja struktur perkerasan pada masing-masing Stasioning yang kemudian akan menentukan kebutuhan
tebal overlay. Untuk memudahkan perhitungan kebutuhan tebal overlay, perlu dilakukan pembagian seksi.
Pembagian seksi berdasarkan keseragaman lendutan di Jalur A dan Jalur B masing-masing ditampilkan pada
Gambar 1 dan Gambar 2.

300
275 7
250 6
225
Lendutan (x 0.001 mm)

2 5
200
3
175 4
1
150
125
100
75
50
25
0
27.500
27.650
27.800
27.950
28.100
28.250
28.400
28.551
28.700
28.900
29.050
29.200
29.350
29.502
29.650
29.800
29.950
30.100
30.251
30.400
30.550
30.700
30.850
31.000
31.150
31.300
31.450
31.600
31.750
31.900
32.052
32.200
32.350
32.502
32.650
32.800
33.000
33.200
33.350
Sta. (Stasioning)

Gambar 1. Pembagian seksi berdasarkan keseragaman lendutan di Jalur A


350

300

2 5 7
250
Lendutan (x 0.001 mm)

3
4
200 1
6
150

100

50

0
27.500
27.600
27.700
27.800
27.900
28.000
28.100
28.207
28.301
28.400
28.450
28.551
28.650
28.800
28.900
29.000
29.101
29.200
29.300
29.400
29.502
29.600
29.700
29.800
29.900
30.000
30.100
30.200
30.300
30.400
30.500
30.600
30.700
30.801
30.900
31.000
31.101
31.200
31.300
31.400
31.500
31.600
31.700
31.800
31.900
32.000
32.100
32.200
32.300
32.400
32.502
32.600
32.701
32.800
32.900
33.051
33.200
33.301

Sta. (Stasioning)

Gambar 2. Pembagian seksi berdasarkan keseragaman lendutan di Jalur B


Data lendutan pada Sta. 27+500 sampai dengan Sta. 33+400 menjadi input dalam program EVERCALC yang
merupakan program backcalculation. Modulus elastisitas masing-masing lapisan merupakan output dari program
EVERCALC, hasilnya dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

ISBN: 978-602-60286-0-0
422

Gambar 3. Analisis Modulus Elastisitas hasil Program EVERCALC untuk Jalur A

ISBN: 978-602-60286-0-0
423

Gambar 4. Analisis Modulus Elastisitas hasil Program EVERCALC untuk Jalur B

Output dari program EVERCALC menunjukkan bahwa E1 merupakan nilai modulus lapis permukaan, E2
merupakan nilai modulus lapis pondasi, dan E3 adalah nilai modulus lapis tanah dasar. Terlihat bahwa hasil
perhitungan menggunakan program EVERCALC menghasilkan nilai modulus elastisitas yang beragam.
Pengelompokkan hasil perhitungan nilai modulus E1, E2, dan E3 dari masing-masing lapis perkerasan dilakukan
untuk mengetahui persentasenya pada masing-masing stasioning terhadap jumlah seluruh stasioning, disajikan pada
Tabel 1.

ISBN: 978-602-60286-0-0
424

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai modulus lapis aspal dengan nilai E1 > 5000 MPa untuk Jalur A
sebesar 81.03 % dan Jalur B sebesar 81.90 %. Nilai modulus lapis pondasi dengan nilai E2 > 1000 MPa untuk Jalur
A sebesar 87.93 % dan Jalur B sebesar 81.03 %. Nilai modulus tanah dasar dengan nilai E3 > 200 MPa untuk Jalur
A sebesar 37.07 % dan Jalur B sebesar 26.72 %. Dapat disimpulkan bahwa nilai modulus elastisitas lapis aspal dan
lapis pondasi pada kedua ruas masuk ke dalam kategori sangat baik, demikian juga nilai modulus elastisitas lapis
tanah dasar Jalur A termasuk ke dalam kategori sangat baik sedangkan Jalur B termasuk ke dalam kategori baik.

Tabel 1. Klasifikasi nilai modulus elastisitas hasil dari program EVERCALC

Modulus Lapis Perkerasan


Jumlah Sta Total
E1 (MPa) E1<1000 1000<E1<3000 3000<E1<5000 E1>5000
Jalur A 0 13 9 94 116
Presentase (%) 0 11.21 7.76 81.03
Jalur B 0 10 11 94 116
Presentase (%) 0 8.62 9.48 81.90

E2 (MPa) E2<100 100<E2<500 500<E2<1000 E2>1000 Total


Jalur A 0 1 13 102 116
Presentase (%) 0 0.86 11.21 87.93
Jalur B 0 4 18 94 116
Presentase (%) 0 3.45 15. 52 81.03

E3 (MPa) E3<100 100<E3<150 150<E3<200 E3>200 Total


Jalur A 1 39 33 43 116
Presentase (%) 0.86 33.62 28.45 37.07
Jalur B 2 37 46 31 116
Presentase (%) 1.72 31.90 39.66 26.72

Tebal Overlay Aspal


Dalam perencanaan tebal lapis ulang dengan menggunakan program EVERSERIES 5.0, data yang diperlukan adalah
data lalu lintas, karakteristik lapis perkerasan eksisting, serta temperatur musiman. Hasil dari program EVERPAVE
menunjukkan kebutuhan tebal overlay aspal yang berbeda untuk setiap stasioning pada masing-masing jalur, hal ini
tergantung pada besarnya nilai lendutan hasil pengujian dengan alat FWD. Kebutuhan tebal overlay aspal jalur A
dapat dilihat pada Gambar 5 dan jalur B pada Gambar 6.
Terlihat bahwa hasil perhitungan menggunakan program EVERPAVE menghasilkan tebal overlay aspal yang
beragam. Klasifikasi kebutuhan tebal overlay aspal hasil dari program EVERPAVE disajikan pada Tabel 2.
Sebagian besar kebutuhan tebal overlay aspal pada masing-masing jalur adalah antara 5 cm sampai dengan 10 cm,
sebanyak 76 Sta pada jalur A dan 74 Sta pada jalur B. Rata-rata tebal overlay aspal yang dibutuhkan pada jalur A
sebesar 9,5 cm dan jalur B sebesar 10,5 cm.

ISBN: 978-602-60286-0-0
425

Gambar 5. Kebutuhan tebal overlay aspal jalur A hasil dari program EVERPAVE

Gambar 6. Kebutuhan tebal overlay aspal jalur B hasil dari program EVERPAVE

Tabel 2. Klasifikasi kebutuhan tebal overlay aspal hasil dari program EVERPAVE

Tebal Overlay Jalur A Jalur B


(cm) Sta (%) Sta (%)
Ho <5
5< Ho <10 76 65,52 74 63,79
10 < Ho <15 13 11,21 7 6,03
> 15 27 23,28 35 30,17
Jumlah 116 100 116 100

Perhitungan tebal overlay aspal metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B didasarkan pada data nilai lendutan langsung
pada pusat beban (df1) hasil pengujian dengan alat FWD, disarankan dilakukan pada jejak roda luar (jejak roda kiri).
Nilai lendutan dikoreksi dengan faktor muka air tanah dan faktor temperatur standar, serta faktor beban uji bila
beban uji tidak tepat sebesar 8,16 ton. Kebutuhan tebal overlay aspal dihitung pada setiap seksi yang panjang
masing-masing seksi ditentukan oleh keseragaman lendutan, kemudian dihitung lendutan wakilnya untuk
menentukan lendutan sebelum overlay. Data kumulatif ESAL digunakan untuk menghitung lendutan setelah
overlay. Tebal overlay aspal dikoreksi dengan temperatur rata-rata tahunan sesuai dengan lokasinya.

ISBN: 978-602-60286-0-0
426

Perbandingan kebutuhan tebal overlay aspal hasil program EVERSERIES 5.0 dengan perhitungan metode Bina
Marga Pd.T-05-2005-B dapat dilihat pada Tabel 3. Program EVERSERIES 5.0 menghasilkan tebal overlay aspal
9,5 cm untuk jalur A dan 10,5 cm untuk jalur B, sedangkan Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B menghasilkan
tebal overlay aspal 5,5 cm untuk jalur A dan 7,5 cm untuk jalur B.

Tabel 3. Perbandingan kebutuhan tebal overlay aspal

Program EVERSERIES Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B

Jalur A Jalur B Jalur A Jalur B

Tebal overlay aspal 9,5 cm 10,5 cm 5,5 cm 7,5 cm

4. KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tebal overlay aspal, dapat disimpulkan bahwa Program EVERSERIES 5.0
menghasilkan nilai tebal overlay aspal yang lebih besar dibandingkan dengan Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B,
karena pada Program EVERSERIES 5.0 didasarkan oleh kerusakan yang terjadi di seluruh lapisan yang ditunjukkan
dengan perhitungan modulus elastisitas setiap lapis berdasarkan lendutan langsung untuk masing-masing lapisnya,
sedangkan pada Metode Bina Marga Pd.T-05-2005-B didasarkan oleh hanya kerusakan yang terjadi pada lapisan
permukaan saja yang ditunjukkan dengan penggunaan nilai lendutan langsung pada pusat beban (df1) saja..

DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum (2005). Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan
Lentur dengan Metoda Lendutan, Pd.T-05-2005-B. Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.
Finn, F.N. et al, (1977). “The Use if Distress Prediction Subsystems for the Design of Pavement Structures”.
Proceedings, 4th International Confrence on the Structural Design of Asphalt Pavements. University of
Michigan, Ann Harbor, USA.
Jasa Marga (Persero), PT. (2008). ”Data Struktur Perkerasan Jalan Tol Jagorawi Ruas Citeureup – Sentul”. Divisi
Pembangunan dan Pemeliharaan, Cabang Jagorawi. Jakarta.
Jasa Marga (Persero), PT. (2008). ”Data Volume Lalu Lintas Jalan Tol Jagorawi Ruas Citeureup – Sentul”. Divisi
Operasional, Kantor Pusat. Jakarta.
Monismith, C.L, and Epps, J.A. (1981). Thickness Design – Asphalt Mixture in Repeated Flexure. Institute of
Transportation and Traffic Engineering, Univ. of California Berkeley. USA.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum (2008). “Pekerjaan
Pengukuran dan Evaluasi Kondisi Perkerasan Jalan Tol Jagorawi, Laporan Akhir”. Satuan Kerja Pusat
Litbang Jalan dan Jembatan, Bandung.
Subagio B.S., Wibowo S.S., Ferdian T., Sufanir A.M.S. (2011). “Comparison of Overlay Design Analysis Using
Mechanistic and Semi-Analytical Methods Case Study: Jakarta–Cikampek Toll Road”. Proceedings of the
Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 8. Jeju, Korea.
The Asphalt Institute (1981). Thickness Design – Asphalt Pavement for Highways and Streets, Manual Series No.1
(MS-1), 9th Edition. College Park Maryland 20740.
Washington State Departement of Transportation (2005). EVERSERIES 5.0 User’s Guide Pavement Analysis
Computer Software and Case Studies. Washington, USA.

ISBN: 978-602-60286-0-0

Anda mungkin juga menyukai