Anda di halaman 1dari 45

KULIAH TAMU CVT#2

ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN


dengan SAP2000
SABTU, 4 DESEMBER 2021, 09.00 sd 12.00 WIB
VIA ZOOM ONLINE
OUTLINE

PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000

PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA

PRAKTIK PEMODELAN JEMBATAN


CASE: JEMBATAN RANGKA BAJA
KONSEP JEMBATAN RANGKA BAJA
MATERIAL & PROFIL RANGKA BAJA
BEBAN & KOMBINASI BEBAN
PEMBACAAN & ANALISIS OUTPUT
SESI - 1

PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000

PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA

PRAKTIK PEMODELAN JEMBATAN


CASE: JEMBATAN RANGKA BAJA
KONSEP JEMBATAN RANGKA BAJA
MATERIAL & PROFIL RANGKA BAJA
BEBAN & KOMBINASI BEBAN
PEMBACAAN & ANALISIS OUTPUT
APA ITU SAP2000?
SAP2000 merupakan salah satu perangkat lunak (software) di bidang Teknik Sipil
sebagai alat bantu pemodelan struktur, eksekusi analisis, dan pemeriksaan atau
optimasi desain; yang semuanya dilakukan dalam satu langkah secara realtime.
SEJARAH SAP2000
SAP2000 dikembangkan berdasarkan program SAP1 pada sekitar tahun 1975.
Program SAP1 diciptakan oleh Prof. Edward L. Wilson, guru besar University
of California, Berkeley, USA. Pada tahun 1975, versi komersialnya dilansir oleh
perusahaan Computer and Structure Inc. (CSI) pimpinan Ashraf Habibullah.
SAP2000 DARI MASA KE MASA
Versi PC dari SAP dikeluarkan pada tahun 1980 yaitu SAP80 dan tahun 1990
menjadi versi SAP90. Versi tsb masih dalam sistem operasi DOS, dengan ciri
khasnya memakai file untuk input data.
Ketika PC beralih dari sistem operasi DOS (teks) ke Windows (grafis), versi
SAP2000 dikeluarkan dengan Graphical User Interface (GUI) sebagai dasar
dalam penggunaan program. Saat ini, versi PC terakhir adalah SAP2000 v23.
KEMAMPUAN SAP2000
1. Analisis yang cepat dan akurat,
2. Sistem koordinat ganda untuk bentuk geometri struktur yang kompleks,
3. Pemodelan elemen yang lebih akurat,
4. Model pembebanan yang lebih lengkap, baik static maupun dynamic loading,
5. User interface yang mudah dengan tampilan yang menarik. EERI, 2016
OTHERS SOFTWARE

SANSPRO
APLIKASI SAP2000
PEMODELAN DAN ANALISIS
Project Rumah Tinggal 2 Lantai
APLIKASI SAP2000

PEMODELAN DAN ANALISIS Jembatan Rangka Baja


Project Gelanggang Olah Raga

Gudang Rangka Baja


APLIKASI SAP2000
OPTIMASI DESAIN
Project RUSUNAMI 20 Lantai

jpnn.com
OPTIMASI DESAIN
Project APARTEMEN 25 Lantai

tribunnews.com
APLIKASI SAP2000
PEMERIKSAAN
Loading Test Jembatan

PEMERIKSAAN
Loading Test Jembatan
APLIKASI SAP2000
PEMERIKSAAN
Muatan Berat 240 ton

youtube.com
Manual SAP90 :
GIGO CONCEPT
" . . . No computer program can replace the engineering
judgment of an experienced engineer. It is well said that
an incapable engineer cannot do with a ton of computer
output what a good engineer can do on the back of an
envelope . ... "

Secanggih apapun program komputer, keputusan tetap


berada di tangan manusia yang memakainya, apakah
model sudah mampu mencerminkan kondisi sebenarnya,
atau apakah hasil output memang wajar ?

Manual SAP90 :
“ The slang name SAP was selected to remind the user that
this program, like all computer programs, lacks intelligence.
It is the responsibility of the engineer to idealize the structure
correctly and assume responsibility for the results"

SAP2000 & program struktur lainnya hanyalah alat bantu,


slideshare.net
pengguna program agar selalu berhati-hati & memeriksa
(check and re-check) model struktur maupun output
program apakah sudah sesuai dengan yang seharusnya. GARBAGE IN = GARBAGE OUT
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000
1 ATUR SATUAN YANG DIPAKAI

BUAT MODEL STRUKTUR 2

3 DEFINE MATERIAL YANG DIPAKAI

DEFINE PROFIL YANG DIPAKAI 4

5 APLIKASIKAN PROFIL PADA MODEL

DEFINE BEBAN & KOMBINASINYA 6

7 APLIKASIKAN BEBAN

RUN ANALISIS STRUKTUR 8

9 CEK HASIL ANALISIS

CEK DESIGN / CEK STRUKTUR 10


SESI - 2

PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000

PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA

PRAKTIK PEMODELAN JEMBATAN


CASE: JEMBATAN RANGKA BAJA
KONSEP JEMBATAN RANGKA BAJA
MATERIAL & PROFIL RANGKA BAJA
BEBAN & KOMBINASI BEBAN
PEMBACAAN & ANALISIS OUTPUT
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
A. BEBAN PERMANEN_ps 7
BERAT SENDIRI (MS)_ps 7.2
BEBAN MATI TAMBAHAN (MA) _ ps 7.3
BEBAN AKIBAT TEKANAN TANAH (TA)_ps 7.4
B. BEBAN LALU LINTAS_ps 8
BEBAN LAJUR “D” (TD)_ps 8.3
BEBAN TRUK “T” (TT)_ps 8.4
FAKTOR BEBAN DINAMIK (FBD)_ps 8.6
GAYA REM (TB)_ps 8.7, GAYA SENTRIFUGAL (TR)_ps 8.8
BEBAN PEJALAN KAKI (TP)_ps 8.9
BEBAN TUMBUKAN KENDARAAN (TC)_ps 8.10
BEBAN FATIK_ps 8.11
C. AKSI LINGKUNGAN_ps 9
PENURUNAN (ES)_ps 9.2
GAYA AKIBAT DEFORMASI (Suhu, Susut-Rangkak, Prategang)_ps 9.3
ALIRAN AIR, BENDA HANYUTAN, & TUMBUKAN (EF)_ps 9.4
TEKANAN HIDROSTATIS & GAYA APUNG (EU)_ps 9.5
BEBAN ANGIN (EW)_ps 9.6
BEBAN GEMPA (EQ)_ps 9.7
D. AKSI-AKSI LAINNYA_ps 10
FRIKSI PADA PERLETAKAN (BF)_ps 10.1
PENGARUH GETARAN_ps 10.2
BEBAN PELAKSANAAN (PL)_ps 10.3 SNI 1725:2016
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
A. BEBAN PERMANEN
BERAT SENDIRI (MS) BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
Berat bagian jembatan dan elemen-elemen Berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban
struktural lain yang dipikulnya, termasuk dalam hal pada jembatan yang merupakan elemen non-
ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang struktural, dan besarnya dapat berubah selama
merupakan elemen struktural, ditambah dengan umur jembatan.
elemen non-struktural yang dianggap tetap. Misal: Utilitas, Lapis Permukaan, Sarana Lain
Beban Tambahan yang berupa aspal beton
Berat Sendiri (MS) dapat dihitung otomatis oleh didesain setebal 50 mm & diijinkan untuk pelapisan
SAP2000 jika terlebih dahulu didefinisikan kembali maks. 1 layer di kemudian hari.
material & profil section-nya dalam pemodelan.
Beban Mati Tambahan harus didefinisikan dan
dilakukan input terlebih dahulu dalam pemodelan.
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
B. BEBAN LALU LINTAS
BEBAN LAJUR “D” (TD) BEBAN TRUK “T” (TT)
Terdiri atas beban terbagi rata (BTR) yang digabung Beban truk "T" tidak dapat digunakan bersamaan
dengan beban garis terpusat (BGT) dengan beban “D”. Beban truk “T” dapat digunakan
untuk perhitungan struktur lantai.

BTR : Intensitas
Beban BGT :
p = 49 kN/m
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
B. BEBAN LALU LINTAS
FAKTOR BEBAN DINAMIS (FBD)
FBD merupakan hasil interaksi antara kendaraan yang
bergerak dan jembatan. FBD dinyatakan sebagai
beban statis ekuivalen & diterapkan pada keadaan
batas daya layan dan batas ultimit.
FBD diberlakukan pada beban BGT dari pembebanan
lajur "D" dan beban roda dari pembebanan truk "T“.
FBD tidak diberlakukan untuk gaya sentrifugal, gaya
rem, beban pejalan kaki, atau beban terbagi rata BTR.

Untuk pembebanan "D“ : FBD merupakan fungsi Untuk pembebanan truk "T“ : FBD diambil 30%.
panjang bentang ekuivalen (Gambar 28).
Untuk bentang tunggal panjang bentang ekuivalen
diambil sama dengan panjang bentang sebenarnya. BEBAN PEJALAN KAKI (TP)
Trotoar dengan lebar lebih dari 600 mm harus
Lav = panjang bentang rata-rata dari
kelompok bentang yang disam- direncanakan untuk memikul beban pejalan kaki
bungkan secara menerus dengan intensitas 5 kPa dan dianggap bekerja
Lmax = panjang bentang maksimum secara bersamaan dengan beban kendaraan pada
dalam kelompok bentang yang
disambungkan secara menerus
masing-masing lajur kendaraan.
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
C. BEBAN LINGKUNGAN
GAYA AKIBAT DEFORMASI (TEMPERATUR)
Digunakan untuk perencanaan jembatan gelagar
terbuat dari beton atau baja.
Perbedaan antara temperatur min. atau maks. dengan
temperatur nominal dalam perencanaan harus TEMPERATUR SERAGAM (EUn)
digunakan untuk menghitung deformasi yang terjadi Digunakan dalam menghitung deformasi akibat
akibat perbedaan suhu tsb. Rentang temperatur harus perubahan temperatur merata dan sambungan pelat
seperti yang ditentukan dalam Tabel 18. lantai, dan juga tambahan beban akibat terjadinya
pengekangan dari pergerakan tersebut.
Besaran simpangan akibat beban temperatur (T) :
Keterangan :
Besarnya nilai koefisien perpanjangan dan modulus
L = panjang komponen jembatan (mm) elastisitas digunakan untuk menghitung besarnya
α = koefisien muai temperatur
(mm/mm/C) pergerakan dan gaya yang terjadi (Tabel 19).

VARIASI TEMPERATUR (ETG)


Digunakan untuk menghitung deformasi di dalam
bangunan atas jembatan (beton & baja) yang
disebabkan oleh pemanasan langsung dari sinar
matahari di waktu siang pada bagian atas permukaan
lantai dan pelepasan kembali di waktu malam.
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
C. BEBAN LINGKUNGAN
BEBAN ANGIN
BEBAN ANGIN PADA STRUKTUR (EWS)
Tekanan angin yang ditentukan pada pasal ini
Apabila tidak tersedia data angin, tek. angin rencana
diasumsikan disebabkan oleh angin rencana dengan
dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan :
kecepatan dasar (VB) sebesar 90 - 126 km/jam.
Keterangan :
Beban angin diasumsikan terdistribusi secara merata PB = tekanan angin dasar spt
pada permukaan yang terekspos oleh angin. ditentukan dalam Tabel 29
Luas area : luasan semua komponen, termasuk lantai
dan railing yang diambil tegak lurus arah angin.
Jembatan dengan elevasi >10000 mm (10 m) di atas
permukaan tanah atau air harus dihitung kecepatan
angin rencana, VDZ dan mengacu pada Tabel 28.
VDZ = kec. angin rencana pada elev.
rencana, Z (km/jam)
V10 = kec. angin pada elev. 10000 mm Gaya total beban angin tidak boleh diambil < 4,4
VB = kec. angin rencana 90 sd 126 kN/m pada bidang tekan dan 2,2 kN/m pada bidang
km/jam pada elevasi 1000 mm hisap pada struktur rangka dan pelengkung, serta
Z = elevasi struktur diukur dari
permukaan tanah atau air tidak < 4,4 kN/m pada balok atau gelagar.
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
C. BEBAN LINGKUNGAN
BEBAN GEMPA (EQ)
Perhitungan pengaruh gempa terhadap jembatan
termasuk : beban gempa, cara analisis, peta gempa,
dan detail struktur mengacu pada SNI 2833:2016
“Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Jembatan” dan Peta Sumber dan Bahaya Gempa
Indonesia tahun 2017.
Input gaya gempa dapat berupa: Statik Ekivalen,
Time History, Respon Spektrum, dsb.
Respon spektra adalah nilai yang menggambarkan
respon maksimum sistem berderajat-kebebasan- SS
PGA
tunggal pada berbagai frekuensi alami (periode
alami) teredam akibat suatu goyangan tanah.
Respon spektra di permukaan tanah ditentukan dari
3 (tiga) nilai percepatan puncak yang mengacu pada
Peta Sumber dan Bahaya
peta gempa Indonesia dengan probabilitas
Gempa Indonesia Tahun 2017
terlampaui 7% dalam 75 tahun (PGA, SS dan S1), (PuSGeN-Puskim PUPR, 2018)
serta nilai faktor amplifikasi FPGA, Fa, dan Fv. S1
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
C. BEBAN LINGKUNGAN
BEBAN GEMPA (EQ)
Aplikasi online LINI versi beta yang dikeluarkan oleh
Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR dan dapat
diakses pada laman http://lini.binamarga.pu.go.id/
Nilai-nilai respon spektra rencana ini digunakan
sebagai input beban gempa pada model SAP2000.
Kombinasi Beban Gempa :
(1). DL + EQLL ± EQx ± 0,3 EQy
(2). DL + EQLL ± EQy ± 0,3 EQx
Keterangan :
DL : beban mati yang bekerja (kN)
EQ : faktor beban hidup kondisi gempa
EQ = 0,5 (jembatan sangat penting)
EQ = 0,3 (jembatan penting)
EQ = 0 (jembatan lainnya)
LL : beban hidup yang bekerja (kN)
EQx : beban gempa yang bekerja pada arah x
EQy : beban gempa yang bekerja pada arah y
KOMBINASI BEBAN LOAD ON BRIDGES
Kuat I : Kombinasi pada jembatan dalam keadaan normal tanpa memperhitungkan beban angin.
Semua gaya nominal yang terjadi dikalikan dengan faktor beban yang sesuai.
Kuat II : Kombinasi akibat penggunaan jembatan untuk memikul beban kendaraan khusus yang ditentukan pemilik tanpa
memperhitungkan beban angin.
Kuat III : Kombinasi akibat dikenai beban angin berkecepatan 90 km/jam hingga 126 km/jam.
Kuat IV : Kombinasi akibat kemungkinan adanya rasio beban mati dengan beban hidup yang besar.
Kuat V : Kombinasi berkaitan dengan operasional normal jembatan dengan memperhitungkan beban angin berkecepatan
90 km/jam hingga 126 km/jam.
Ekstrem I : Kombinasi akibat gempa. Faktor beban hidup EQ yang mempertimbangkan bekerjanya beban hidup pada saat
gempa berlangsung harus ditentukan berdasarkan kepentingan jembatan.
Ekstrem II : Kombinasi antara beban hidup terkurangi dengan beban yang timbul akibat tumbukan kapal, tumbukan kendaraan,
banjir atau beban hidrolika lainnya, kecuali untuk kasus pembebanan akibat tumbukan kendaraan (TC).
Kasus pembebanan akibat banjir tidak boleh dikombinasikan dengan beban akibat tumbukan kendaraan & kapal.
Layan I : Kombinasi berkaitan dengan operasional jembatan dengan semua beban mempunyai nilai nominal serta
memperhitungkan adanya beban angin berkecepatan 90 km/jam hingga 126 km/jam.
Layan II : Kombinasi yang ditujukan untuk mencegah terjadinya pelelehan pada struktur baja dan selip pada sambungan
akibat beban kendaraan.
Layan III : Kombinasi untuk menghitung tegangan tarik pada arah memanjang jembatan beton pratekan dengan tujuan untuk
mengontrol besarnya retak dan tegangan utama tarik pada bagian badan dari jembatan beton segmental.
Layan IV : Kombinasi untuk menghitung tegangan tarik pada kolom beton pratekan untuk mengontrol besarnya retak.
KOMBINASI BEBAN LOAD ON BRIDGES
SNI 1725 : 2016 Beban Permanen
MS = beban mati komponen struktural
dan non-struktural jembatan
MA = beban mati perkerasan & utilitas
TA = gaya horizontal akibat tek. tanah
PR = prategang
PL = gaya akibat proses pelaksanaan,
termasuk akibat perubahan statika
pada konstruksi segmental
SH = gaya akibat susut/rangkak

Beban Transien
TT = beban truk “T”
TD = beban lajur “D”
TB = gaya akibat rem
TR = gaya sentrifugal
TP = beban pejalan kaki
EU = beban arus dan hanyutan
EWS = beban angin pada struktur
EWL = beban angin pada kendaraan
BF = gaya friksi
EUn = gaya akibat temperatur seragam
ETG = gaya akibat temperatur gradien
Kuat I : 1,1 MS + 1,4 MA + 1,8 (TD / TT) + 1.8 TP + 1,2 EUn ES = beban akibat penurunan
Kuat III : 1,1 MS + 1,4 MA + 1,4 EWS + 1,2 EUn EQ = gaya gempa
Ekstrem I : 1,1 MS + 1,4 MA + EQ (TD+TP) / EQ (TT+TP) + 1,0 EQ TC = gaya akibat tumbukan kendaraan
TV = gaya akibat tumbukan kapal
Layan I : 1,0 (MS + MA) + 1,0 (TD / TT) + 1.0 TP + 1,0 Ews + 1,0 EUn
SESI - 3

PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000

PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA

PRAKTIK PEMODELAN JEMBATAN


CASE: JEMBATAN RANGKA BAJA
KONSEP JEMBATAN RANGKA BAJA
MATERIAL & PROFIL RANGKA BAJA
BEBAN & KOMBINASI BEBAN
PEMBACAAN & ANALISIS OUTPUT
ELEMEN-ELEMEN JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
Top Bracing
Top Chord

Diagonal

Railing

Gusset Plate Lateral


Stopper

Trotoar
Bottom Chord
Concrete Slab
Baut mutu tinggi
(high strength bolt): Cross Girder
 ASTM A325 & A490
 ISO 898-1 (8.8 & 10.9) Stringer
Bearing Centunion, 2005
 JIS (F10T)
ELEMEN-ELEMEN JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
Secara umum, struktur atas jembatan rangka terdiri d) Bracing/Pengaku
atas komponen utama sebagai berikut: Berfungsi menahan gaya arah lateral pada rangka yang
a) Pelat Lantai diakibatkan oleh gaya angin, gempa, maupun gaya
Merupakan komponen struktural jembatan yang lainnya. Struktur berupa rangka batang pengaku yang
secara langsung mendukung beban lalu lintas. Pelat diletakkan pada sisi atas dan bawah rangka utama.
lantai ini didukung oleh girder/gelagar di bawahnya. e) Sistem sambungan
b) Girder/Gelagar Elemen batang disatukan menjadi struktur rangka
Terdapat dua macam gelagar pada jembatan yaitu dengan sistem sambungan frictionless pin joint,
gelagar melintang (cross girder) dan gelagar sehingga tidak ada momen yang bekerja. Alat
memanjang (stringer). sambung berupa gussetplate dengan baut/paku
keling.
c) Truss/Rangka
Struktur utama jembatan yang berfungsi mendukung f) Bearing/Landasan
seluruh beban yang bekerja, baik beban internal (berat Berfungsi mengakomodasi pergerakan jembatan arah
sendiri) maupun beban eksternal. Beban-beban vertikal dan horisontal yang disebabkan oleh beban
diterima dan ditransferkan menuju perletakan gravitasi, pemuaian dan kontraksi material, defleksi
(bearing) melalui batang-batang pada rangka, akibat beban eksternal, tekanan tanah & gaya lainnya.
sehingga batang mengalami gaya aksial (tarik & tekan). g) Siar muai
Berfungsi mengakomodasi pergerakan jembatan arah
Terdapat 2 buah rangka simetris pada tiap sisi longitudinal yang disebabkan pemuaian dan kontraksi
jembatan yang keduanya diikat secara lateral oleh material, serta beban lalu lintas.
gelagar melintang (cross girder) pada sisi bawah dan
ikatan angin (top bracing) pada sisi atas. h) Komponen pendukung
Seperti: sandaran (railing), trotoar, dan pipa cucuran.
KONSEP DISTRIBUSI GAYA DALAM CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
Beban–beban diatur sedemikian
rupa sehingga ditransferkan sebagai
Beban Terpusat yang tepat bekerja
di titik buhul (joints).
 Beban dari deck (tributary area) disalurkan ke balok
panjang (stringer) sebagai beban terdistribusi;
 Beban dari balok panjang (stringer) disalurkan ke
balok pendek (cross girder) sebagai beban terpusat;
 Beban dari balok pendek (cross girder) disalurkan ke

Utama, A.B. (2019)


masing-masing titik buhul (joint) sebagai beban
terpusat;
 Beban tersebut ditransferkan oleh balok bawah
(bottom chord) ke perletakan dan struktur bawah
(abutmen/pilar).
KONSEP SAMBUNGAN RANGKA CASE JEMBATAN RANGKA BAJA

Utama, A.B. (2019)


 Hanya terjadi gaya aksial di seluruh batang; kecuali
ditentukan lain seperti pada rangka bawah (bottom
chord) dan rangka atas (top chord) jembatan.
 Sistem sambungan dengan Frictionless Pin Joints 
tidak terjadi momen;
 Komponen: Titik Buhul  Gusset  Pelat Sambung
 menggunakan baut / paku keling;
 Transfer gaya geser dilakukan oleh komponen vertikal
dan diagonal melalui mekanisme aksial (tarik / tekan).

Sistem Sambungan Las (Welding) Sistem Sambungan Pin


CASE JEMBATAN RANGKA BAJA 40 M
Bangunan Atas :
Tipe Struktur : Rangka Baja tipe WARREN
Tipe Lintasan : Sungai
Bentang Jembatan : 40.0 m
Kelas Jembatan :A
Lebar jembatan : 1.0 + 7.0 + 1.0 meter
Jumlah Jalur / Lajur : 2 Jalur / 2 Lajur @3.50 m
Lebar Trotoar : 2 x 1.0 m
Tebal Plat Lantai : 30 cm

KemenPUPR Material :
Rangka Baja : ASTM A572 Gr50
Plat Lantai : Beton Bertulang fc’ = 30 Mpa

Standar Pembebanan :
SNI 1725:2016 Pembebanan untuk Jembatan
TAMPAK SAMPING JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA

5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

TC 1 TC 2 TC 3 TC 4 TC 5 TC 6 TC 7

11

13

DG

DG
15
DG

DG
1

DG

DG
DG

9
7

DG
DG

DG

DG

DG
DG

DG

DG

DG
1

1
1

1
4

6
2

6
0

2
6000

BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8

5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

40000 (PANJANG TOTAL)


DENAH LANTAI JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA

40000 (PANJANG TOTAL)

5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
CG 1

CG 2

CG 3

CG 4

CG 6

CG 7

CG 8

CG 9
CG 5
9000

BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
DENAH IKATAN ANGIN (TOP BRACING) CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

TC 1 TB TC 2 TC 3 TC 4 TC 5 TC 6 TC 7

TB

TB

TB

TB

TB
TB
TB

TB

TB

TB

TB

TB

TB
TB

TB
TB

TB

TB

TB

TB

TB

TB
TB

TB

TB

TB

TB

TB

TB
TC 1 TC 2 TC 3 TC 4 TC 5 TC 6 TC 7
POTONGAN MELINTANG JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA

9000

6000 1000 3500 3500 1000

300
300
RESUME PROFIL dan MATERIAL SECTION PROPERTIES
No ELEMENT PROFIL
A BAJA PROFIL
1 TOP CHORD H-BEAM / WF
2 BOTTOM CHORD H-BEAM / WF
3 DIAGONAL MEMBER H-BEAM / WF
PROFIL
4 CROSS GIRDER I-BEAM/ IWF
I-BEAM
5 TOP BRACING H-BEAM / WF
6 STRINGER I-BEAM/ IWF PROFIL
H-BEAM
7 PIPA RAILING PIPA  3 INCH
B BETON
1 PLAT LANTAI, Beton f’c = 30 MPa B. Jenis = 2.447 t/m3
a. TEBAL 300 mm
b. LEBAR 9000 mm
2 TROTOAR, Beton f’c = 20 MPa B. Jenis = 2.20 t/m3
a. TEBAL 300 mm
b. LEBAR 1000 mm
E ASPAL B. Jenis = 2.20 t/m3
a. TEBAL 50 mm x2
Profil rangka terbuat dari baja dengan mutu
ASTM A572 grade 50 (fy = 345 MPa, fu = 450 MPa)
RESUME BEBAN & KOMBINASI BEBAN LOAD ON BRIDGES
No BEBAN INTENSITAS & LOKASI INPUT BEBAN FAKTOR BEBAN
A BEBAN PERMANEN
1. BERAT SENDIRI (MS) BETON f’c = 30 Mpa, BJ = 2,45 ton/m3 Define propertis material & 1,1
BAJA BJ = 7,85 ton/m3 section pada model
2. BERAT MATI TAMBAHAN (MA) ASPAL 1 LAPIS + 1x OVERLAY (50mm x2) 0,05 x 2 x 2,2 1,4
BJ = 2,2 ton/m3 = 0,22 ton/m2
TROTOAR BETON, tebal = 0,3m 0,30 x 1 x 5 x 2,2 1,4
BJ = 2,2 ton/m3 = 3,30 ton/titik buhul
RAILING, 0,00847x2x40 = 0,68 ton /9 1,4
PIPA 2 baris, dia. 3” = 0.076 ≈ 0,1 ton/titik buhul
B BEBAN LALU LINTAS
1. BEBAN LAJUR “D” (BTR) Beban Merata di Lajur Lalu Lintas 7,875 kPa = 0,7875 ton/m2 1,8
2. BEBAN GARIS TERPUSAT (BGT) Beban Garis di Tengah Bentang Jembatan 49 kN/m’ x 1,4 = 6,86 ton/m’ 1,8

Beban BTR: Beban BGT :


Faktor Beban Dinamis (FBD), lihat Gambar 28
SNI 1725:2016, didapat 40%
Bentang (L) = 40 m, maka BTR : q = 7,875 kPa = 0,7875 ton/m2 maka BGT : p = 49 x 1,40 = 68,6 kN/m’ = 6,86 ton/m’
RESUME BEBAN & KOMBINASI BEBAN LOAD ON BRIDGES
No BEBAN INTENSITAS & LOKASI INPUT BEBAN FAKTOR BEBAN
B BEBAN LALU LINTAS
3. BEBAN TRUK “T” Input sebagai beban titik = 50 x ( 1 + FBD ) = 50 X ( 1 + 0,30 ) 1,8
sesuai konfigurasi gandar & = 65 ton (didistribusikan s/d besaran
roda pada tiap lajur lalin beban pada tiap roda)
4. BEBAN PEJALAN KAKI (TP) Beban Merata di Trotoar Kiri 5 kPa = 0,5 ton/m2 atau 1,8
& Kanan B.Titik = 0,5 x1 x5 = 2,5 ton /titik buhul
C KOMBINASI BEBAN
1. LAYAN 1 TD/TT Input sebagai Load 1,0MS + 1,0MA + 1,0(TD/TT) + 1,0TP Sesuai SNI
2. KUAT 1 TD/TT Combination 1,1MS + 1,4MA + 1,8(TD/TT) + 1,8TP 1725:2016

9000

6000 1000 3500 3500 1000


32,5 kN 146,25 kN 146,25 kN

X FBD
300
(1,30)

32,5 kN 146,25 kN 146,25 kN 1875 1750 1750 1750 1875


1. ATUR SATUAN

ATUR SATUAN YANG DIGUNAKAN


2. BUAT MODEL

PILIH : FILE > NEW MODEL


2. BUAT MODEL

TAMPIL DIALOG BOX : NEW MODEL

CEK SATUAN

PILIH : 2D TRUSSES

Pilih model 2D TRUSSES


TAMPAK SAMPING & DENAH JEMBATAN PEMODELAN JEMBATAN
Grid Grid Grid Grid Grid Grid Grid Grid Grid
X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9
TC 1 TC 2 TC 3 TC 4 TC 5 TC 6 TC 7
Grid Z-2

DG

DG
DG

DG
11

15
13
DG

DG

DG
1

DG
3

9
7
DG

DG

DG

DG
DG

DG

DG
DG

14

16
10

12
2

6
4

8
6000

Grid Z-1
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
Grid Y-2

Z
Y
CG 1

CG 5
CG 2

CG 3

CG 4

CG 6

CG 7

CG 8

CG 9
9000

Grid Y-1
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
TAMPAK DEPAN JEMBATAN PEMODELAN JEMBATAN
Grid Grid
Y-1 Y-2
9000

Grid Z-2

6000 1000 3500 3500 1000

300
300
Grid Z-1

Z
X

Y
2. BUAT MODEL

TAMPIL DIALOG BOX : 2D TRUSS

ISIKAN:
PILIH: Sloped Truss Dimensions
Slopped Truss Numb of Divisions = 8
Division Length = 5
Height = 6

KLIK OK
2. BUAT MODEL

MODEL 2D TRUSS SUDAH TERBENTUK

LANGKAH BERIKUTNYA….
IKUTI 10 LANGKAH PEMODELAN SAP2000

LANGSUNG KE PRAKTIK SAJA !!!!!


Contact me:
HINAWAN TEGUH SANTOSO, ST, MT
POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM, SEMARANG
hteguhsantoso@gmail.com

085643054154

masdosen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai