PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000
PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA
PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000
PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA
SANSPRO
APLIKASI SAP2000
PEMODELAN DAN ANALISIS
Project Rumah Tinggal 2 Lantai
APLIKASI SAP2000
jpnn.com
OPTIMASI DESAIN
Project APARTEMEN 25 Lantai
tribunnews.com
APLIKASI SAP2000
PEMERIKSAAN
Loading Test Jembatan
PEMERIKSAAN
Loading Test Jembatan
APLIKASI SAP2000
PEMERIKSAAN
Muatan Berat 240 ton
youtube.com
Manual SAP90 :
GIGO CONCEPT
" . . . No computer program can replace the engineering
judgment of an experienced engineer. It is well said that
an incapable engineer cannot do with a ton of computer
output what a good engineer can do on the back of an
envelope . ... "
Manual SAP90 :
“ The slang name SAP was selected to remind the user that
this program, like all computer programs, lacks intelligence.
It is the responsibility of the engineer to idealize the structure
correctly and assume responsibility for the results"
7 APLIKASIKAN BEBAN
PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000
PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA
BTR : Intensitas
Beban BGT :
p = 49 kN/m
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
B. BEBAN LALU LINTAS
FAKTOR BEBAN DINAMIS (FBD)
FBD merupakan hasil interaksi antara kendaraan yang
bergerak dan jembatan. FBD dinyatakan sebagai
beban statis ekuivalen & diterapkan pada keadaan
batas daya layan dan batas ultimit.
FBD diberlakukan pada beban BGT dari pembebanan
lajur "D" dan beban roda dari pembebanan truk "T“.
FBD tidak diberlakukan untuk gaya sentrifugal, gaya
rem, beban pejalan kaki, atau beban terbagi rata BTR.
Untuk pembebanan "D“ : FBD merupakan fungsi Untuk pembebanan truk "T“ : FBD diambil 30%.
panjang bentang ekuivalen (Gambar 28).
Untuk bentang tunggal panjang bentang ekuivalen
diambil sama dengan panjang bentang sebenarnya. BEBAN PEJALAN KAKI (TP)
Trotoar dengan lebar lebih dari 600 mm harus
Lav = panjang bentang rata-rata dari
kelompok bentang yang disam- direncanakan untuk memikul beban pejalan kaki
bungkan secara menerus dengan intensitas 5 kPa dan dianggap bekerja
Lmax = panjang bentang maksimum secara bersamaan dengan beban kendaraan pada
dalam kelompok bentang yang
disambungkan secara menerus
masing-masing lajur kendaraan.
SNI 1725 : 2016 – PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN LOAD ON BRIDGES
C. BEBAN LINGKUNGAN
GAYA AKIBAT DEFORMASI (TEMPERATUR)
Digunakan untuk perencanaan jembatan gelagar
terbuat dari beton atau baja.
Perbedaan antara temperatur min. atau maks. dengan
temperatur nominal dalam perencanaan harus TEMPERATUR SERAGAM (EUn)
digunakan untuk menghitung deformasi yang terjadi Digunakan dalam menghitung deformasi akibat
akibat perbedaan suhu tsb. Rentang temperatur harus perubahan temperatur merata dan sambungan pelat
seperti yang ditentukan dalam Tabel 18. lantai, dan juga tambahan beban akibat terjadinya
pengekangan dari pergerakan tersebut.
Besaran simpangan akibat beban temperatur (T) :
Keterangan :
Besarnya nilai koefisien perpanjangan dan modulus
L = panjang komponen jembatan (mm) elastisitas digunakan untuk menghitung besarnya
α = koefisien muai temperatur
(mm/mm/C) pergerakan dan gaya yang terjadi (Tabel 19).
Beban Transien
TT = beban truk “T”
TD = beban lajur “D”
TB = gaya akibat rem
TR = gaya sentrifugal
TP = beban pejalan kaki
EU = beban arus dan hanyutan
EWS = beban angin pada struktur
EWL = beban angin pada kendaraan
BF = gaya friksi
EUn = gaya akibat temperatur seragam
ETG = gaya akibat temperatur gradien
Kuat I : 1,1 MS + 1,4 MA + 1,8 (TD / TT) + 1.8 TP + 1,2 EUn ES = beban akibat penurunan
Kuat III : 1,1 MS + 1,4 MA + 1,4 EWS + 1,2 EUn EQ = gaya gempa
Ekstrem I : 1,1 MS + 1,4 MA + EQ (TD+TP) / EQ (TT+TP) + 1,0 EQ TC = gaya akibat tumbukan kendaraan
TV = gaya akibat tumbukan kapal
Layan I : 1,0 (MS + MA) + 1,0 (TD / TT) + 1.0 TP + 1,0 Ews + 1,0 EUn
SESI - 3
PENDAHULUAN
APA ITU SAP2000
CONTOH APLIKASI SAP2000
10 LANGKAH PEMODELAN DENGAN SAP2000
PEMBEBANAN JEMBATAN
BERDASAR SNI 1725 : 2016
BEBAN PERMANEN
BEBAN LALU LINTAS
AKSI LINGKUNGAN
AKSI LAINNYA
Diagonal
Railing
Trotoar
Bottom Chord
Concrete Slab
Baut mutu tinggi
(high strength bolt): Cross Girder
ASTM A325 & A490
ISO 898-1 (8.8 & 10.9) Stringer
Bearing Centunion, 2005
JIS (F10T)
ELEMEN-ELEMEN JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
Secara umum, struktur atas jembatan rangka terdiri d) Bracing/Pengaku
atas komponen utama sebagai berikut: Berfungsi menahan gaya arah lateral pada rangka yang
a) Pelat Lantai diakibatkan oleh gaya angin, gempa, maupun gaya
Merupakan komponen struktural jembatan yang lainnya. Struktur berupa rangka batang pengaku yang
secara langsung mendukung beban lalu lintas. Pelat diletakkan pada sisi atas dan bawah rangka utama.
lantai ini didukung oleh girder/gelagar di bawahnya. e) Sistem sambungan
b) Girder/Gelagar Elemen batang disatukan menjadi struktur rangka
Terdapat dua macam gelagar pada jembatan yaitu dengan sistem sambungan frictionless pin joint,
gelagar melintang (cross girder) dan gelagar sehingga tidak ada momen yang bekerja. Alat
memanjang (stringer). sambung berupa gussetplate dengan baut/paku
keling.
c) Truss/Rangka
Struktur utama jembatan yang berfungsi mendukung f) Bearing/Landasan
seluruh beban yang bekerja, baik beban internal (berat Berfungsi mengakomodasi pergerakan jembatan arah
sendiri) maupun beban eksternal. Beban-beban vertikal dan horisontal yang disebabkan oleh beban
diterima dan ditransferkan menuju perletakan gravitasi, pemuaian dan kontraksi material, defleksi
(bearing) melalui batang-batang pada rangka, akibat beban eksternal, tekanan tanah & gaya lainnya.
sehingga batang mengalami gaya aksial (tarik & tekan). g) Siar muai
Berfungsi mengakomodasi pergerakan jembatan arah
Terdapat 2 buah rangka simetris pada tiap sisi longitudinal yang disebabkan pemuaian dan kontraksi
jembatan yang keduanya diikat secara lateral oleh material, serta beban lalu lintas.
gelagar melintang (cross girder) pada sisi bawah dan
ikatan angin (top bracing) pada sisi atas. h) Komponen pendukung
Seperti: sandaran (railing), trotoar, dan pipa cucuran.
KONSEP DISTRIBUSI GAYA DALAM CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
Beban–beban diatur sedemikian
rupa sehingga ditransferkan sebagai
Beban Terpusat yang tepat bekerja
di titik buhul (joints).
Beban dari deck (tributary area) disalurkan ke balok
panjang (stringer) sebagai beban terdistribusi;
Beban dari balok panjang (stringer) disalurkan ke
balok pendek (cross girder) sebagai beban terpusat;
Beban dari balok pendek (cross girder) disalurkan ke
KemenPUPR Material :
Rangka Baja : ASTM A572 Gr50
Plat Lantai : Beton Bertulang fc’ = 30 Mpa
Standar Pembebanan :
SNI 1725:2016 Pembebanan untuk Jembatan
TAMPAK SAMPING JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
TC 1 TC 2 TC 3 TC 4 TC 5 TC 6 TC 7
11
13
DG
DG
15
DG
DG
1
DG
DG
DG
9
7
DG
DG
DG
DG
DG
DG
DG
DG
DG
1
1
1
1
4
6
2
6
0
2
6000
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
CG 1
CG 2
CG 3
CG 4
CG 6
CG 7
CG 8
CG 9
CG 5
9000
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
DENAH IKATAN ANGIN (TOP BRACING) CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
TC 1 TB TC 2 TC 3 TC 4 TC 5 TC 6 TC 7
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TC 1 TC 2 TC 3 TC 4 TC 5 TC 6 TC 7
POTONGAN MELINTANG JEMBATAN CASE JEMBATAN RANGKA BAJA
9000
300
300
RESUME PROFIL dan MATERIAL SECTION PROPERTIES
No ELEMENT PROFIL
A BAJA PROFIL
1 TOP CHORD H-BEAM / WF
2 BOTTOM CHORD H-BEAM / WF
3 DIAGONAL MEMBER H-BEAM / WF
PROFIL
4 CROSS GIRDER I-BEAM/ IWF
I-BEAM
5 TOP BRACING H-BEAM / WF
6 STRINGER I-BEAM/ IWF PROFIL
H-BEAM
7 PIPA RAILING PIPA 3 INCH
B BETON
1 PLAT LANTAI, Beton f’c = 30 MPa B. Jenis = 2.447 t/m3
a. TEBAL 300 mm
b. LEBAR 9000 mm
2 TROTOAR, Beton f’c = 20 MPa B. Jenis = 2.20 t/m3
a. TEBAL 300 mm
b. LEBAR 1000 mm
E ASPAL B. Jenis = 2.20 t/m3
a. TEBAL 50 mm x2
Profil rangka terbuat dari baja dengan mutu
ASTM A572 grade 50 (fy = 345 MPa, fu = 450 MPa)
RESUME BEBAN & KOMBINASI BEBAN LOAD ON BRIDGES
No BEBAN INTENSITAS & LOKASI INPUT BEBAN FAKTOR BEBAN
A BEBAN PERMANEN
1. BERAT SENDIRI (MS) BETON f’c = 30 Mpa, BJ = 2,45 ton/m3 Define propertis material & 1,1
BAJA BJ = 7,85 ton/m3 section pada model
2. BERAT MATI TAMBAHAN (MA) ASPAL 1 LAPIS + 1x OVERLAY (50mm x2) 0,05 x 2 x 2,2 1,4
BJ = 2,2 ton/m3 = 0,22 ton/m2
TROTOAR BETON, tebal = 0,3m 0,30 x 1 x 5 x 2,2 1,4
BJ = 2,2 ton/m3 = 3,30 ton/titik buhul
RAILING, 0,00847x2x40 = 0,68 ton /9 1,4
PIPA 2 baris, dia. 3” = 0.076 ≈ 0,1 ton/titik buhul
B BEBAN LALU LINTAS
1. BEBAN LAJUR “D” (BTR) Beban Merata di Lajur Lalu Lintas 7,875 kPa = 0,7875 ton/m2 1,8
2. BEBAN GARIS TERPUSAT (BGT) Beban Garis di Tengah Bentang Jembatan 49 kN/m’ x 1,4 = 6,86 ton/m’ 1,8
9000
X FBD
300
(1,30)
CEK SATUAN
PILIH : 2D TRUSSES
DG
DG
DG
DG
11
15
13
DG
DG
DG
1
DG
3
9
7
DG
DG
DG
DG
DG
DG
DG
DG
14
16
10
12
2
6
4
8
6000
Grid Z-1
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
Grid Y-2
Z
Y
CG 1
CG 5
CG 2
CG 3
CG 4
CG 6
CG 7
CG 8
CG 9
9000
Grid Y-1
BC 1 BC 2 BC 3 BC 4 BC 5 BC 6 BC 7 BC 8
TAMPAK DEPAN JEMBATAN PEMODELAN JEMBATAN
Grid Grid
Y-1 Y-2
9000
Grid Z-2
300
300
Grid Z-1
Z
X
Y
2. BUAT MODEL
ISIKAN:
PILIH: Sloped Truss Dimensions
Slopped Truss Numb of Divisions = 8
Division Length = 5
Height = 6
KLIK OK
2. BUAT MODEL
LANGKAH BERIKUTNYA….
IKUTI 10 LANGKAH PEMODELAN SAP2000
085643054154
masdosen
TERIMA KASIH