Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SIMPEL BERES
(SIMULASI PELAYANAN BENGKEL RESMI)
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA MATA
PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR KELAS XII
TBSM SMK NEGERI 7 KENDAL

Disusun oleh:
Abdul Rozak, S.Pd
NIP. 198906122014021001
guritamendesah@gmail.com

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 7 KENDAL

TAHUN 2022
ABSTRAK

Rozak, Abdul. 2022. Simpel Beres (Simulasi Pelayanan Bengkel Resmi)


Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi pada Mata Pelajaran
Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XII TBSM SMK Negeri 7
Kendal.

Pembelajaran praktik di bengkel sepeda motor sekolah bertujuan agar murid


memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar industri sepeda motor. Namun
terdapat masalah yang menghalangi proses pencapaian tujuan tersebut. Masalah
yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran praktik bengkel yaitu, (1)
kurangnya alat dan bahan, (2) Pembelajaran yang kaku dan monoton, (3) Laporan
praktik yang memberatkan murid. Strategi pembelajaran SIMPEL BERES
(Simulasi Pelayanan Bengkel Resmi) hadir untuk mengatasi masalah tersebut.
Strategi ini merupakan penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang dipadukan
dengan model pembelajaran role playing (bermain peran). Untuk dapat
melaksanakan strategi pembelajaran ini dengan maksimal, ruangan bengkel ditata
sedemikian rupa agar mampu mengundang murid untuk belajar dan untuk
menunjangn kegiatan pembelajaran. Diferensiasi konten dihadirkan dalam bentuk
penyampaian materi melalui penjelasan langsung dan unjuk kerja oleh guru dan
menyediakan video pembelajaran. Diferensiasi proses dilakukan dengan
melakukan pembelajaraan role playing simulasi pelayanan bengkel resmi di
bengkel sekolah. Murid akan memainkan peran sebagai pelanggan, kasir dan
service counter, service advisor, petugas spare part, dan mekanik. Masing-masing
murid akan memainkan satu peran dalam satu siklus. Kemudian pada siklus
berikutnya murid akan memainkan peran yang lain, hingga seluruh peran
dimainkan oleh murid. Diferensiasi produk dihadirkan dalam bentuk laporan
praktik yang dibuat oleh murid dapat berbentuk sesuai dengan gaya dan minat
murid. Pembelajaran diakhiri dengan refleksi untuk perbaikan berkelanjutan proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran SIMPEL BERES memiliki dampak positif,
yaitu mampu menghadirkan pembelajaran yang efektif di tengah kurangnya allat
dan bahan praktik, menumbuhkan peran aktif murid dalam kegiatan pembelajaran
melalui bermain peran, dan menghasilkan produk laporan praktik yang bagus dan
lebih beragam.

Kata kunci : Simulasi Pelayanan Bengkel Resmi, Bermain Peran


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mulai awal tahun pelajaran 2022/2023, Pemerintah menetapkan
pembelajaran tatap muka penuh dilaksanakan di sekolah, hal ini tentunya
kabar yang sangat membahagiakan mengingat sudah dua tahun pembelajaran
dilakukan dengan sistem daring/online kemudian dilanjutkan dengan
pembelajaran tatap muka terbatas.

Namun kabar bahagia ini bukannya tanpa masalah yang menyertai, selalu ada
masalah disetiap hal yang terjadi, termasuk saat pembelajaran tatap muka
penuh yang di dilaksanakan di kelas penyusun (mata pelajaran Pemeliharaan
Mesin Sepeda Motor, Kelas XII TBSM). Masalah itu adalah keterbatasan alat
dan bahan praktik yang tersedia di bengkel sekolah. Rasio yang rendah dari
jumlah alat dan bahan praktik yang tersedia dibanding dengan jumlah murid,
membuat pelaksanaan praktik bengkel menjadi kurang efektif. Satu sepeda
motor digunakan untuk praktik enam sampai tujuh murid. Efek negatif yang
ditimbulkan oleh keadaan tersebut adalah tidak semua murid dapat
melakukan praktik dengan nyaman sesuai dengan kebutuhan mereka,
sehingga ada beberapa murid yang hanya kebingungan melihat temannya
praktik, ada yang sibuk bermain handphone sendiri, ada yang mengantuk, ada
juga yang melakukan kegiatan lain yang mereka sukai, dan tindakan-tindakan
lain yang tentunya akan menghambat peningkatan kompetensi murid.

Beberapa murid pun mengeluhkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan


begitu membosankan karena mereka hanya terus melakukan hal yang sama
seharian, yaitu melakukan pemeliharaan dan perbaikan komponen sepeda
motor. Mereka menginginkan adanya kegiatan yang lain selain melakukan
praktik pemeliharaan dan perbaikan komponen sepeda motor namun masih
tetap berhubungan dengan materi pembelajaran.
Selain itu beberapa murid juga mengeluhkan laporan praktik yang dibuat
dengan tulisan tangan dengan jumlah halaman yang berlembar-lembar.
Mereka merasa terpaksa harus menuliskan laporan dikarenakan takut tidak
diberikan nilai oleh guru, mereka menginginkan ada pilihan lain yang
diberikan oleh guru dalam membuat laporan praktik, sesuai dengan minat dan
gaya yang murid miliki.

Dari fakta dan informasi yang penyusun dapatkan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa masalah yang terdapat di pembelajaran yang penyusun lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran kurang efektif karena alat dan bahan praktik kurang;
2. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton;
3. Siswa terbebani dengan penugasan yang diberikan.

Masalah ini tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan
menghambat peningkatan kompetensi siswa dan pencapaian tujuan
pembelajaran. Sebagai guru, tentunya penyusun harus mampu mengeluarkan
segala daya dan potensinya untuk menemukan solusi permasalahan tersebut.
Penyusun harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada didalam diri
penyusun dan yang ada di sekitar untuk dapat dimanfaatkan dalam mengatasi
masalah yang ada.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sebuah pembelajaran yang


mampu memenuhi kebutuhan murid dalam belajar. Oleh karena itu, penyusun
menerapkan sebuah strategi pembelajaran yang diberi nama SIMPEL BERES
(Simulasi Pelayanan Bengkel Resmi) yang merupakan implementasi
pembelajaran berdiferensiasi di kelas XII TBSM SMK Negeri 7 Kendal pada
mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor, dimana murid akan
bermain peran menjadi berbagai jenis profesi yang terdapat dalam bengkel
resmi sepeda motor.
1.2. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran SIMPEL BERES dalam
pembelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XII TBSM SMK
Negeri 7 Kendal Tahun Pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimana dampak dari penerapan strategi pembelajaran SIMPEL
BERES sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi?

1.3. Tujuan
Dari penjelasan tentang latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka
dapat dijelaskan tentang tujuan penulisan untuk:
1. Mengetahui penerapan strategi pembelajaran SIMPEL BERES dalam
pembelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XII TBSM SMK
Negeri 7 Kendal Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Menghadirkan pembelajaran yang efektif dengan memanfaatkan alat dan
bahan yang tersedia.
3. Menumbuhkan peran aktif murid dalam kegiatan pembelajaran.
4. Menciptakan produk laporan praktik yang beragam sesuai dengan minat
dan gaya murid.

1.4. Hasil yang Diharapkan


Melalui penerapan strategi pembelajaran SIMPEL BERES, diharapkan:
1. kegiatan pembelajaran berlangsung dengan efektif meskipun alat dan
bahan terbatas, sehingga mampu menghasilkan murid yang kompeten di
bidang pelayanan bengkel dan pemeliharaan mesin sepeda motor.
2. pembelajaran berlangsung menarik, berorientasi pada murid, dan murid
berperen aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. laporan praktik murid menjadi beragam dan bervariasi, namun tetap
relevan dan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
BAB II
ISI

2.1. Situasi
Praktik baik pembelajaran yang diterapkan oleh penyusun pada makalah ini
adalah pada mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XII,
kompetensi dasar pemeliharaan dan perbaikan sistem transmisi otomatis
sepeda motor. Tujuan pembelajaran yang dituju adalah setelah melakukan
kegiatan pembelajaran praktik bengkel, murid dapat melakukan pemeliharaan
dan perbaikan pada komponen sistem transmisi otomatis sepeda motor sesuai
dengan standar operasional prosedur yang berlaku.

Kelas XII Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) SMK Negeri 7 Kendal
pada tahun pelajaran 2022/2023 terdiri dari 2 (dua) rombongan belajar, yaitu
XII TBSM 1 yang berjumlah 32 murid dan XII TBSM 2 yang berjumlah 33
murid.

Jumlah sepeda motor matic yang tersedia di bengkel sepeda motor SMK
Negeri 7 Kendal adalah 5 (lima) unit. Keadaan ini membuat pembelajaran
praktik bengkel menjadi kurang efektif, dikarenakan 1 (satu) unit sepeda
motor digunakan untuk praktik enam hingga tujuh murid.

Pembelajaran praktik bengkel juga berlangsung kaku dan monoton. Guru


mendemonstrasikan praktik, murid kemudian menirukan dan mempraktikan
pemeliharaan dan perbaikan komponen sepeda motor sesuai waktu yang telah
ditentukan guru. Di akhir pembelajaran, guru melakukan penilaian dimana
murid akan melakukan unjuk kerja. Pembelajaran ini membuat siswa merasa
bosan dan kurang nyaman dengan kegiatan pembelajaran di bengkel.

Guru juga masih menerapkan pola lama dalam penyusunan laporan praktik,
dimana murid diharuskan menuliskan kegiatan praktiknya dalam buku
laporan menggunakan tulisan tangan dalam jumlah yang berlembar-lembar.
Sebagian besar murid merasa keberatan dengan tugas yang diberikan oleh
guru tersebut.

Ada beberapa nilai positif yang dapat dimanfaatkan oleh penyusun untuk
mengatasi masalah. Pertama, mayoritas murid yang diajar oleh penyusun,
merupakan murid yang mampu memerankan dan memainkan kesenian
tradisional jaran kepang dan barongan. Sebagian kecil tidak mampu
memainkan, namun memahami dengan baik kesenian tersebut. Kedua, selain
mengampu mata pelajaran Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor, penyusun juga
mengampu mata pelaharan Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor, sehingga
penyusun mengetahui bagaimana proses pelayanan yang dilakukan didalam
bengkel resmi sepeda motor. Kondisi ini memungkinkan penyusun untuk
menerapkan model pembelajaran role playing dan diintegrasikan dengan
pelayanan bengkel resmi sepeda motor.

2.2. Tantangan
Tantangan yang dihadapi oleh penyusun adalah kesibukan penyusun sebagai
guru dengan jam mengajar yang banyak, tugas tambahan sebagai wakil
kepala sekolah bidang kurikulum dan Plt. Kasubbag TU. Namun hal itu dapat
diatasi penyusun dengan membagi waktu yang tepat agar semua pekerjaan
dapat terlaksana dengan baik.

2.3. Aksi
2.3.1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam merencanakan pembelajaran, yang pertama dilakukan adalah mencari
dan mempelajari literatur tentang pembelajaran berdiferensiasi dan
penerapannya, model pembelajaran bermain peran dan penerapannya, dan
jenis-jenis profesi didalam bengkel resmi sepeda motor beserta proses
pelayanannya. Pencarian dilakukan melalui buku bacaan, contoh praktik baik
pembelajaran di Youtube, Instagram dan media sosial lainnya, belajar melalui
Platform Merdeka Mengajar, dan melakukan aksi nyata modul yang dipelajari
penyusun di Pendidikan Guru Penggerak.

Kemudian penyusun melakukan kegiatan pra-asesmen melalui asesmen


diagnostik, dari hasil asesmen diagnostik yang penulis lakukan di pertemuan
awal, didapatkan hasil bahwa 58,8% murid memiliki gaya belajar kinestetik,
20,5% auditori, dan 20,5% visual. Dari hasil tersebut didapatkan informasi
bahwa gaya belajar murid yang penyusun ajar beragam. Mayoritas diisi
dengan murid yang selalu aktif bergerak dalam pembelajaran (kinestetik),
kemudian beberapa murid yang lebih suka melihat wujud benda secara
langsung (visual), dan beberapa murid lebih suka belajar dengan mendengar
penjelasan langsung dari guru (auditori).

Selain itu, penyusun juga melakukan kegiatan pra-asesmen lain dengan


mengajak murid yang penyusun ajar untuk melakukan kegiatan diskusi
bersama, kegiatan ini dilakukan agar penyusun dapat mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan murid. Cara ini terbukti efektif karena siswa cenderung
mau mengutarakan apa yang sebenarnya mereka inginkan dalam
pembelajaran, dan ini akan menjadi catatan penyusun dalam menentukan
strategi pembelajaran yang akan diterapkan.

Hingga didapatkan sebuah perencanaan pembelajaran sebagai berikut:


1. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang dan mengundang
minat murid untuk belajar, dan untuk menunjang pelaksanaan strategi
pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses, dan produk). Sehingga
berdasarkan hasil analisis pra-asesmen dan kesepakatan dengan murid
saat pelaksanaan diskusi, didalam gedung bengkel perlu ditambahkan
ruang perpustakaan (baik konvensional maupun digital) dan ruang media
center di salah satu sudut bengkel. Kedua ruang ini dapat digunakan
siswa dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Misal bagi siswa
yang suka membaca, bisa ke ruang perpustakaan konvensional. Bagi
siswa yang suka melihat video pembelajaran, bisa mengakses
perpustakaan digital, karena selain menyediakan e-book, di perpustakaan
digital juga menyediakan banyak video pembelajaran, mengakses
perpustakaan digital pun bisa diakses dari handphone masing-masing
murid karena perpustakaan digital dibuat dengan menggunakan google
site. Kemudian bagi murid yang ingin melakukan shooting dan editing
video, bisa dilakukan di media center dengan menggunakan peralatan
yang tersedia (tripod, gimbal, green screen, active speaker, dan editing
computer).
2. Melakukan diferensiasi konten dengan menyediakan sumber belajar
yang beragam, mulai dari penjelasan dan demontrasi praktik secara
langsung oleh guru, buku bacaan, video pembelajaran, dan poster.
3. Melakukan diferensiasi proses dengan menerapkan strategi pembelajaran
simulasi pelayanan bengkel resmi (SIMPEL BERES) di bengkel sekolah.
Kegiatan simulasi ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan
kurangnya alat dan bahan praktik. Sehingga murid tidak akan lagi
berjubel di satu sepeda motor untuk melaksanakan praktik bengkel,
melainkan akan bergantian satu-persatu dalam melaksanakan praktik,
namun selama proses menunggu giliran, murid masih tetap diberikan
pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari.
4. Melakukan dieferensiasi produk dengan memberikan pilihan bagi murid
dalam membuat laporan praktik, dimana laporan bisa berbentuk laporan
tertulis, video tutorial, rekaman suara, infografis, komik, dan bentuk lain
yang masih relevan.

2.3.2. Pelaksanaan Pembelajaran


Pada awal kegiatan pembelajaran, guru bersama dengan murid melakukan
kegiatan olahraga ringan, agar badan menjadi sehat dan segar, sehingga siap
untuk melaksanakan pembelajaran.
Kemudian guru mengecek kehadiran dan kesiapan murid dalam mengikuti
pembelajaran. Setelah itu, guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai, kompetensi apa saja yang diharapkan dapat dikuasai
oleh murid, model dan strategi apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran,
serta aturan main yang akan berlaku dalam pembelajaran. Tak lupa, guru juga
memberikan apersepsi.

Memasuki kegiatan inti, guru memberikan materi pelajaran kepada murid


sesuai dengan gaya belajar murid. Guru menyediakan berbagai jenis
penyampaian materi yang dapat dipilih oleh murid sesuai dengan gaya
belajarnya. Bagi murid yang memiliki gaya belajar auditori dan visual, guru
menyediakan video pembelajaran yang dapat diakses murid melalui
handphone. Bagi murid dengan gaya belajar kinestetik, guru
mendemonstrasikan proses pelayanan dan meminta murid untuk mencobanya
langsung.

Kemudian guru membagi kelompok dan membagi peran murid pada masing-
masing kelompok. Dalam satu kelompok, terdiri dari lima murid, yang
masing-masing akan berperan sebagai (1) Pelangggan, (2) Counter Service
dan Kasir, (3) Service Advisor, (4) Petugas Spare Part, dan (5) Mekanik. Tiap
kelompok akan mensimulasikan kegiatan pelayanan bengkel resmi sepeda
motor. Dalam satu siklus pelayanan, masing-masing kelompok diberikan
waktu 60 menit, dan kemudian akan dimulai kembali siklus berikutnya
dengan diberlakukan sistem rolling peran, jadi pada akhirnya murid akan
memerankan seluruh peran dalam lima siklus pelayanan bengkel.

Pelayanan dimulai dengan pelanggan membawa sepeda motor kedalam


bengkel dan diterima oleh counter service, kemudian counter service
menanyakan identitas pelanggan, identitas sepeda motor, dan jenis layanan
apa saja yang diinginkan oleh pelanggan. Kemudian service advisor
menanyakan kepada pelanggan apakah ada keluhan pada sepeda motor
pelanggan. Pelanggan menjawab ada keluhan di transmisi otomatis (CVT)
sepeda motornya. Selain itu, service advisor juga bertugas untuk menjelaskan
kepada pelanggan tentang perkiraan waktu pengerjaan servis sepeda motor
pelanggan dan estimasi biayanya.

Selanjutnya service advisor akan mengantar sepeda motor kepada mekanik


dan menjelaskan pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan oleh mekanik.
Mekanik akan mengerjakan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan
komponen sepeda motor sesuai dengan jobsheet. Apabila ada komponen yang
perlu diganti, maka mekanik akan melakukan konfirmasi kepada pelanggan
mengenai penggantian spare part, jika pelanggan setuju, maka mekanik
melaporkan kepada petugas spare part, dan petugas spare part akan
memberikan spare part sesuai dengan kebutuhan. Mekanik melanjutkan
proses pemeliharaan dan perbaiikan komponen sepeda motor, dalam
pelaksanaannya, guru memberikan dukungan sesuai dengan tingkat
kebutuhan siswa. Selama mekanik bekerja, murid dengan peran lain
mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan oleh guru. Lembar kerja ini
disesuaikan dengan peran masing-masing murid dan masih berkaitan dengan
materi pembelajaran. Dalam mengerjakan lembar kerja, murid dapat bertanya
kepada guru, mencari referensi di buku, mencari referensi di perpustakaan
digital, ataupun berdiskusi dengan murid lain.

Setelah sepeda motor selesai di servis, maka service advisor akan


menyerahkan sepeda motor kepada kasir dan menjelaskan pekerjaaan apa
yang sudah dilakukan, spare part apa saja yang telah diganti. Kemudian kasir
akan menjelaskan kepada pelanggan mengenai pekerjaan apa yang sudah
dikerjakan dan spare part apa yang telah diganti. Terakhir kasir menjelaskan
besaran biaya yang harus dibayar oleh pelanggan. Pelanggan membayar biaya
servis dan membawa pulang sepeda motornya. Dan satu siklus pelayanan
bengel pun selesai dilakukan. Selanjutnya pembelajaran dilanjutkan dengan
melaksanakan siklus berikutnya sampai seluruh siswa memainkan seluruh
peran.

Setelah murid memainkan seluruh peran, siswa diberikan tugas untuk


membuat laporan praktik. Bentuk laporan dibebaskan sesuai dengan
preferensi masing-masing siswa. Laporan dapat berbentuk laporan tertulis,
video tutorial, rekaman suara, infografis, komik, dan bentuk lain yang masih
relevan. Pembuatan laporan memanfaatkan fasilitas yang telah diisediakan di
dalam bengkel, seperti perpustakaan mini, perpustakaan digital, media center,
dan juga WIFI bengkel.

2.3.3. Penilaian Pembelajaran


Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, penyusun melakukan 3 (tiga)
jenis penilaian, yaitu penilaian awal pembelajaran, penilaian proses
pembelajaran, dan penilaian akhir pembelajaran.

Penilaian pada awal pembelajaran dilakukan dengan melakukan asesmen


diagnostik dan diskusi. Penilaian ini digunakan untuk memetakan gaya
belajar dan kesiapan murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Penilaian yang dillakukan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung


meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap
dilakukan dengan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan menilai lembar kerja siswa yang dikerjakan
oleh siswa selama siklus pelayanan berlangsung. Penilaian keterampilan
dilakukan dengan melakukan observasi saat siswa berperan menjadi mekanik.
Proses penilaian bersiifat formatif, dimana penilaian dilakukan untuk
mengukur progress kemajuan kompetensi siswa dan sebagai dasar penetapan
kebutuhan yang dibutuhkan siswa pada pembelajaran selanjutnya.
Pada akhir pembelajaran, guru melakukan asesmen sumatif dengan
memberikan tugas murid untuk membuat laporan praktik dengan bentuk
laporan sesuai dengan minat dan gaya murid.

2.3.4. Refleksi
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru mengajak murid untuk melakukan
refleksi. murid diberikan kesempatan untuk mengutarakan hal apa saja yang
mereka rasakan setelah melaksanakan pembelajaran dan hal apasaja yang
mereka inginkan pada pembelajaran selanjutnya. Kegiatan refleksi
berlangsung informal, santai, dan demokratis. Hasil refleksi dijadikan rujukan
guru dalam menetapkan rencana pembelajaran selanjutnya. Setelah kegiatan
refleksi selesai, guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya dan
kemudian menutup kegiatan pembelajaran.

2.4. Result/Refleksi
Dampak dilaksanakannya pembelajaran berdiferensiasi di kelas XII TBSM
SMK Negeri 7 Kendal adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan praktik pemeliharaan dan perbaikan komponen sepeda motor
menjadi lebih efektif karena satu motor digunakan untuk satu murid.
Murid yang lain pun tidak mengganggur saat menunggu waktu praktik
dengan sepeda motor, karena mereka mengerjakan pekerjaan lain yang
masih sesuai dengan materi pembelajaran.
2. Murid tidak merasa bosan melaksanakan pembelajaran karena adanya
variasi kegiatan yang murid lakukan dengan melakukan rolling peran.
3. Murid tidak terbebani dengan penugasan yang diberikan guru (laporan
praktik), karena bentuknya bisa disesuaikan dengan minat dan passion
murid. Sehingga selain tidak terbebani, hasil produk siswa pun semakin
bagus.
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
1. Strategi pembelajaran SIMPEL BERES (Simulasi Pelayanan Bengkel
Resmi) merupakan implementasi pembelajaran berdiferensiasi dengan
model bermain peran (role playing) dimana peran yang dimainkan adalah
profesi yang terdapat dalam bengkel resmi sepeda motor. Penerapan
strategi ini dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan dilakukan dengan
melakukan pemetaan gaya belajar dan kesiapan belajar murid melalui
asesmen diagnostic dan diskusi. Pelaksanaan pembelajaran diawali
dengan kegiatan olahraga ringan, kemudian dilanjutkan dengan
penyampaian materi dalam bentuk yang beragam. Selanjutnya dilakukan
praktik bermain peran dengan jenis peran antara lain sebagai pelanggan,
kasir dan counter service, service advisor, petugas spare part, dan
mekanik. Dalam satu siklus, murid akan memainkan satu peran, pada
siklus berikutnya murid akan memainkan peran lain, hingga semua peran
dimainkan oleh murid. Penilaian dilakukan melalui pra-asesmen, asesmen
proses pembelajaran, dan asesmen sumatif pada akhir pembelajaran. Pada
akhir pembelajaran dilakukan refleksi.
2. Pelaksanaan strategi pembelajaran SIMPEL BERES menghasilkan
dampak positif dimana pembelajaran berlangsung efektif, menumbuhkan
peran aktif murid, dan menghasilkan produk laporan praktik yang
beragam.

3.2. Rekomendasi
Di setiap kesulitan, pasti ada jalan keluar. Untuk semua guru diluar sana,
jangan pernah menyerah dengan keadaan, kurangnya alat dan bahan praktik
bukanlah halangan untuk terus berinovasi. Lakukan pemetaan sumber daya
yang ada di sekitar, lalu manfaatkan untuk menghadirkan pembelajaran yang
bermakna.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Syarif dan Sri Ambarwati. 2020. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor.
Malang : PT Kuantum Buku Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai