Anda di halaman 1dari 1

PENYEBARAN BERITA HOAX

Media online mempunyai peranan sangat penting untuk penyebaran informasi bagi penggunanya. Sekali
membagikan informasi, seketika itu pula langsung tersebar ke berbagai tempat, daerah, negara bahkan
seluruh dunia. Berbicara mengenai etika, berkomunikasi di dunia nyata dan dunia maya sebenarnya
tidak ada perbedaan. Artinya keduanya dengan berbagai karakteristiknya memiliki porsi yang sama
untuk mendapatkan hasil komunikasi yang berkualitas tanpa harus merugikan orang lain. Dari
banyaknya masyarakat yang menggunakan media online ini, maka perlu adanya dorongan kepada
semua lapisan masyarakat agar memiliki etika bagaimana berkomunikasi dengan baik di media online.
Banyak sekali pengguna media online yang memanfaatkan media ini untuk hal-hal yang sifatnya negatif
dan dapat merugikan semua pihak, baik itu pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.

Hoax adalah kata yang berarti ketidakbenaran suatu informasi yang disebarkan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab yang bisa meresahkan publik dan bisa merenggangkan persatuan dan kesatuan
serta kebersamaan sebagai sesama anak bangsa. Hoax merupakan berita yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan sumber dan isinya. Hoax bahkan menjadi komoditi yang khusus dilihat oleh
berbagai pihak untuk kepentingan yang berbeda dan bisa digunakan industri untuk kepentingan politik,
sara, agama.

Contoh Kasus:
Kasus Hoax Ratna Sarumpaet

Kasus ini bermula saat foto Ratna Sarumpaet dengan wajah bengkak dan memar beredar viral di media
sosial. Foto ini geger, karena Ratna yang saat itu menjadi salah satu Juru Bicara Badan Pemenangan
Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno disebut dianiaya. Kabar penganiayaan ini mendapatkan
respon keras dari BPN Prabowo-Sandiaga. Mereka mengutuk kejadian ini dengan menyebut sebagai
perbuatan biadab. Bahkan Ratna mengaku kepada Prabowo secara langsung bahwa dirinya dianiaya
sekelompok orang. Dirinya mengaku dianiaya di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa
Barat pada 21 September 2018.

Polisi langsung melakukan langkah cepat dengan melakukan pendalaman. Polisi melakukan penyelidikan
setelah mendapatkan tiga laporan mengenai dugaan hoaks salam cerita penganiayaan Ratna. Hasilnya,
ditemukan fakta bahwa lebam pada wajah Ratna bukan akibat dipukul, melainkan akibat operasi sedot
lemak di RSK Bina Estetika. Beberapa jam setelah konferensi pers yang dilakukan oleh pihak kepolisian,
Ratna juga memberikan keterangan bahwa dirinya berbohong.

Atas perbuatannya, Ratna Sarumpaet didakwa dengan Pasal 14 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan atau Pasal 28 ayat 2 jo Pasal 45 A ayat (2) UU No 19 Tahun
2016 tentang ITE.

Anda mungkin juga menyukai