Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

A. ORIENTASI.....................................................................................................2
B. Biografi Zubair bin Awwam............................................................................2
C. Perjuangan Zubair bin Awwam.......................................................................3
D. Sifat Zubair bin Awwam..................................................................................4
E. Kelaurga Zubair bin Awwam..............................................................................5
F. Zubair bin Awwam Wafat...................................................................................5
G. KESIMPULAN................................................................................................6
A. ORIENTASI
Zubair bin Awwam atau dengan nama lain Abu ‘Abd Allah Zubayr ibn al-Awwam seorang
sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang seluruh raga dan jiwanya hanya diperuntukkan di jalan
Alah.Zubair bin Awwam Beliau merupakan salah seorang “Mubasyirin Bil Jannah” (sepuluh
sahabat yang dijamin masuk syurga). Kenapa demikian, ialaha karena Zubair bin Awwam
merupakan salah seorang pejuang yang hebat.Bersama dengan Khalid bin Al-Walid, mereka
berdua sahaja yang hidupnya senantiasa berupaya untuk berperang dengan dua pedang dalam
satu masa, walaupun ketika menunggang kuda.

Zubair bin Awwam bisa dibilang sebagai perajurit dakwah yang berani mengangkat senjata
untuk melawan orang-orang yang menentang terhadap dakwah Islamiah.Bahkan dalam beberapa
riwayat disebutkan bahwa kepahlawanannya serta sifat kesatria sejati telah tampak pertama kali
sejak pertama kali ia ikut perang yang terjadi pada waktu Perang Badar.Dalam riwayatnya,
Zubaidah bin Awwam ketika peperangan itu, strategi yang yang digunakan pasukan Quraisy
pada saat itu menenpatkan para pendekar di barisan paling depan,menempatkan prajurit mereka
terlebih dahulu dipimpin oleh Ubaidah bin Said Ibnul Aash. Dia dikenal sebagai penunggang
kuda yang paling berani, paling terampil, dan paling kejam terhadap lawan-lawannya. Meski
sekujur tubuh Ubaidah diselimuti armor (pakaian yang terbuat dari baja), sehingga menyulitkan
senjata untuk menembusnya, Sementara Zubair bin Awwam tetap dengan pakain yang biasa
daja, namun demikian, ia tetap siap menyerbu ke medan pertempuran dan antara dirinya dengan
Ubaidah terjadi duel yang sangat sengit. Dalam dua putaran, Zubair berhasil mengarahkan ujung
tombaknya ke mata Ubaidah dan menusukkan kedua matanya ke belakang kepalanya. Selama
Pertempuran Uhud, Talhah bin Abu Talhah Al-Abdari, pembawa bendera perang pada waktu itu,
menyerukan duel, tetapi tidak ada yang keluar untuk menemuinya. Jadi Zubair bin Awwam
berhadapan langsung dengannya. Keduanya berkelahi sampai Zubair melompat ke atas unta dan
menjatuhkannya ke tanah. Di sana, dia melawan Talhah, sampai Zubair mengalahkan Talhah dan
membunuhnya dengan pedangnya.Karena kejadian itu, Nabi SAW bersabda: “Setiap Nabi
memiliki sahabat, dan sahabatku adalah Zubair.” Kemudian Yang Mulia berkata lagi, “Jika
Zubair tidak mengambil tindakan terhadapnya, saya akan keluar dan melawannya sendiri, karena
saya melihat banyak orang tidak mau melawannya. 2 (Al-Bidayah Wan- Nihayah 4: 20).

B. Biografi Zubair bin Awwam


Nama lengkap Zubair bin Awwam adalah Zubair bin Awwam bin Khuwailid bin Asad bin
Abdil Uzza bin Qushai bin Kilab.

Nama ibunya adalah Syafiyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah, saw. Wanita ini mengaku
sebagai pemeluk Islam. Dia adalah salah satu dari 7 orang pertama yang masuk Islam.

Dia masuk Islam pada usia 8 tahun dan berhijrah pada usia 18 tahun, dengan perawakan
tinggi dan putih. Namun, ada juga yang menganggap fisik Zubair tidak tinggi, pendek, atau
gemuk. Ada yang mengatakan bahwa kulitnya kecokelatan, rambutnya lebat dan pipinya tidak
berdaging. Ketika pamannya Naufal bin Khuwailid mengetahui bahwa Zubair telah masuk Islam,
dia menjadi sangat marah dan mencoba menyiksanya, begitu dia dimasukkan ke dalam karung,
lalu dibakar, dan dia berkata, “Pergilah dari Tuhan Muhammad, maka aku akan
menyelamatkanmu dari api ini.Akan tetapi Zubair bin Awwam menolak dan berkata kepadanya,
“Tidak, demi Allah, aku tidak akan kembali kepada kekufuran lagi selamanya.”

Suatu hari, dia mendengar kabar bahwa Nabi Muhammad saw, telah meninggal, jadi dia pergi
ke Mekah sambil menghunus pedangnya dan memecah sekumpulan orang, lalu pergi mencari
kepastian tentang masalah ini dan berjanji bahwa jika pertanyaannya benar dia akan membunuh
orang yang membunuh Rasulullah.Kemudian Zubair bin Awwam mendatanginya dan berjumpa
dengan Rasul, tepat di utara Mekkah, saat dia berada di utara Mekah, dan kemudian Rasulullah
SAW, berkata kepadanya, “ada apakah engkau gerangan ?” dia berkata,“Saya mendengar kabar
bahwa engkau telah terbunuh,” Nabi berkata kepadanya,“Lalu apa yang akan engkau lakukan?”
dia berkata,“Saya akan membunuh orang yang telah membunuhmu.”Setelah mendengar ini,
Zubair bin Awwam kemudian merasa gembira dan berdoa untuknya dengan kebaikanDan
pedangnya menang (Abu Nu’aim), dia juga orang pertama yang menghunus pedangnya di jalan
Tuhan.

C. Perjuangan Zubair bin Awwam


Zubair bin Awwam pernah ikut berhijrah ke Habsyah bersama orang-orang dari kaum
muslimin, dan beliau tetap tinggal disana hingga Rasulullah saw mengijinkannya untuk kembali
ke Madinah. Beliau selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah saw, setelah perang Uhud
dan orang-orang Quraisy kembali ke Mekah, Rasulullah saw mengirim 70 orang sahabat untuk
mendampingi dirinya, termasuk di dalamnya Abu Bakar As Siddiq dan Zubair bin Awwam. (Al-
Bukhari).

Pada perang Yarmuk, Zubair bin Awwam bertarung dengan pasukan Romawi, namun pada
saat tentara muslim bercerai berai, beliau berteriak : “Allahu Akbar” kemudian beliau menerobos
ke tengah pasukan musuh sambil mengibaskan pedangnya ke kiri dan ke kanan, anaknya Urwah
pernah berkata tentangnya,“Zubair memiliki tiga kali pukulan dengan pedangnya, saya pernah
memasukkan jari saya didalamnya, dua diantaranya saat perang badar, dan satunya lagi saat
perang Yarmuk. Salah seorang sahabatnya pernah bercerita,“Saya pernah bersama Zubair bin
Awwam dalam hidupnya dan saya melihat dalam tubuhnya ada sesuatu, saya berkata
kepadanya,”demi Allah saya tidak pernah melihat badan seorangpun seperti tubuhmu,” dia
berkata kepada saya,”demi Allah tidak ada luka dalam tubuh ini kecuali ikut berperang bersama
Rasulullah saw dan dijalan Allah.”
Dan diceritakan tentangnya,”Sesungguhnya tidak ada gubernur/pemimpin, penjaga dan keluar
sesuatu apapun kecuali dalam mengikuti perang bersama Nabi saw, atau Abu Bakar As Siddiq,
Umar bin Khattab atau Utsman bin Affan.”

Saat terjadi pengepungan atas Bani Quraidzah dan mereka tidak mau menyerah, Rasulullah
saw mengutus Zubir bin Awwam bersama Ali bin Abu Thalib, lalu keduanya berdiri di depan
benteng dan mengulangi kata-katanya,“Demi Allah kalian akan merasakan seperti yang telah
dirasakan oleh Hamzah, atau kami akan menaklukkan benteng ini.Nabi saw pernah berkata
tentangnya,“Setiap Nabi punya pendamping dan penolong, dan pendamping saya adalah Zubair.”
(Muttafaqun alaih).

Ia juga sangat bangga dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perang
Uhud dan perang Bani Quraydzah, “lemparlah anak panahmu, taruhannya adalah ayahku dan
ibuku aku”.

Sayyidah Aisyah pernah berkata kepada Urwah bin Az-Zubar: “Sesungguhnya kedua orang
tuamu adalah orang-orang yang mengikuti seruan Allah dan Rasul-Nya setelah keduanya
terluka” (inilah Abu Bakar dan Az-Zubair).

D. Sifat Zubair bin Awwam


Zubair bin Awwam merupakan seorang yang terhormat dan bermartabat, dan selalu
membelanjakan kekayaannya di jalan Allah. Tidak hanya disitu saja, hidupnya memang selain
menjadi panglima perang, ia jug merupakan serang saudagar yang sukses. Artiya Zubair bin
Awwam memang dipenuhi dengan harta benda dari hasil perdagangannya.Meski demikian, ia
tidak pernah sedikitpun menggunakan harta bendanya untuk keperluan dirinya, melainkan
diberikan sepenuhnya untuk jalan perjuangan, bahkan dirinya rela memiliki hutang demi
perjuangan menyebarluaskan agama Islam.

Salah satu sahabatnya bernama Ka’ab pernah berkata tentang dia: “Az-Zubair memiliki seribu
jenis kekayaan yang diambil karena perang, dan tidak satu dirham pun masuk ke rumahnya”
(artinya semua harta miliknya diberikan ), dia memberikan semua hartanya sampai kematiannya
dalam hutang, dan meninggalkan warisan kepada putranya untuk membayar hutang.Dan beliau
berkata kepadanya,“jika engkau tidak sanggup membayar hutang saya, maka mintalah tolong
kepada Tuanku,”

Abdullah pun bertanya,“Siapakah yang engkau maksud dengan Tuan?”

Ia menjawab,”Allah, Dialah sebaik-baik pemimpin dan penolong.”

Lalu setelah itu Abdullah berkata,“Demi Allah saya tidak pernah mengalami kesusahan dalam
membayar hutangnya, kecuali saya berkata,’Wahai Pemimpin/pemilik Zubair bayarlah hutang
Zubair,’ maka Diapun menggantinya.” (Al-Bukhari).
Meskipun dia selalu bersama Rasulullah sepanjang hidupnya, dia tidak menceritakan banyak
kisahnya kecuali beberapa, putranya Abdullah pernah bertanya alasannya, jadi dia berkata:
“Meskipun saya dan Rasulullah memiliki keluarga dan hubungan kekerabatan, saya mendengar
dia berkata: ‘Siapa pun yang berbohong tentang saya akan dibuang ke neraka.’ “(Al-Bukhari).
Karena itu, dia takut untuk meriwayatkan hadistyang tidak pernah dikatakan oleh Rasulullah.

E. Kelaurga Zubair bin Awwam


Nama Putra dan putri Az-Zubair adalah Abdullah, Urwah, Al Mundzir, Ashim, Al Muhajir,
Khadijah Al Kubra, Ummul Hasan, dan Aisyah. Semua anak Az-Zubair ini berasal dari istrinya
yang bernama Asma’ binti Abu Bakar.

Sedangkan anak-anaknya yeng bernama Khalid, Amru, Habibah, Saudah, dan Hindun berasal
dari istrinya yang bernama Ummu Khalid. Nama asli wanita ini adalah Amah binti Sa’id bin Al
Ash. Anak-anaknya yang bernama Mush’ab, Hamzah, dan Ramlah berasal dari istrinya yang
bernama Ar-Rabab binti Anif bin Ubaid. Anaknya yang bernama Ubaidah dan Ja’far berasal dari
istrinya, Zainab.

Putrinya yang bernama Zainab berasal dari istrinya , Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi
Mu’aith. Putrinya lagi yang bernama Khadijah Ash-Shugra berasal dari istrinya, Al Halal binti
Qais.

F. Zubair bin Awwam Wafat


Ketika Zubair bin Awwam muncul dalam Pertempuran Al-Jamal, seorang pria dari Tamim
bernama Amru bin Jarmuz membuntuntinya dari belakang, kemudian ia membunuhnya dari
belakang di sebuah tempat bernama Lembah Siba.

Kemudian dia pergi menemui Ali bin Abu Thalib berpikir bahwa dia telah membawa kabar
baik, setelah mendengar bahwa Ali bin Abu Thalib berteriak dan berkata kepada asistennya:
“Berikan kabar kepadanya. Orang yang membunuh putra Sofiyyah dengan neraka, sungguh
Rasulullah, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, pernah mengatakan
kepada saya bahwa pembunuh Zubair adalah penghuni neraka.” (Ahmad, Ibnu Hibban, Al-
Hakim dan At-Thobroni).

Zubair bin Awwam meninggal pada hari Kamis di bulan Jumadil Awal tahun 36 Hijriyah,
ketika itu, usianya mencapai 66/67 tahun.Kematian Zubair bin Awwam tentu banyak
mengisahkan rasa pilu terutama di hati keluarga dan juga para sahabat lainnya. Namun demikian,
ia sudah dijamin oleh rasul sebagai salaha satu penduduk surga nantinya.
G. KESIMPULAN
Dari Kisah Zubair bin Awwam kita dapat mengambil pelajaran, bahwa setiap perjuagan dalam
membela agama allah, tentu allah juga akan memberikan jalan selebar-lebarnya bagi mahluknya
terhadap kebaikan yang diridhaianya.

Selain itu, kesetian terhadap seorang Utusan Allah, tentu akan sangat dihargai dan diberikan
derajat yang tinggi di hadapannya, kelak. Wallahua’lam!

Anda mungkin juga menyukai