Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI PROGRAM

KOMUNIKASI
INFORMASI
EDUKASI (KIE)
TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
2014

PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
1
Satu tindakan untuk masa depan,
baca label sebelum membeli

2 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
3
SAMBUTAN KEPALA BADAN POM

satunya adalah dengan cara menjadikan sumber Dalam hal ini diperlukan pedoman berupa
informasi yang dapat dipercaya. Namun, seiring Strategi Komunikasi Program KIE terkait Informasi
dengan kemajuan teknologi membuat masyrakat Obat dan Pencegahan Keracunannya yang akan
dapat memperoleh informasi dari manapun menjadi acuan setiap sektor dalam melakukan
yang belum tentu benar keabsahannya, oleh kegiatan sosialisasi baik pada tingkat lokal maupun
karenanya dibutuhkan kerjasama dengan para regional dan nasional. Untuk itulah buku ini
praktisi kesehatan seperti apoteker dan dokter disusun, dengan harapan dapat mengoptimalkan
diperlukan pedoman berupa untuk memberikan informasi baik teknik maupun pelaksanaan KIE terkait Informasi Obat dan
konten yang benar. Pencegahan Keracunan.
Strategi Komunikasi Program

KIE terkait Informasi Obat dan Selain itu, sebagai salah satu cara untuk Dengan adanya buku ini diharapkan semua pihak
Pencegahan Keracunannya meminimalisir kesalahan penggunaan maupun terkait dapat memberikan informasi yang tepat
yang akan menjadi acuan setiap pemberian informasi, Badan POM dalam hal dan dapat mengembangkan program informasi
pada sektor masing masing serta memperoleh
sektor dalam melakukan ini Pusat Informasi Obat dan Makanan telah
memliki beberapa program salah satunya yaitu acuan dalam memonitoring dan mengevaluasi
kegiatan sosialisasi baik pada Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) baik itu pelaksanaan sosialisasi KIE Informasi Obat dan
tingkat lokal maupun regional mengenai obat, makanan, ataupun bahan-bahan Pencegahan Keracunan. Harapan lainnya adalah
dan nasional. lain yang berbahaya dan dapat menyebabkan dapat menjadikan Badan POM sebagai salah satu
kasus keracunan khususnya untuk obat-obat AIDS, lembaga yang dipercaya dalam hal memberikan
TBC dan Malaria yang penggunaannya butuh informasi dan edukasi secara menyeluruh dengan
Dr. Roy A. Sparringa, M.App.Sc dipantau secara terus menerus dan berkelanjutan. benar dan sesuai dengan keinginan masyarakat
mengenai obat dan pencegahan keracunan
Dalam pelaksanaannya, Badan POM memerlukan sehingga dapat dijadikan sumber untuk bertanya
keterlibatan dari berbagai pihak.Hal demikian serta dapat meningkatkan peran aktif dari berbagai
Internasional untuk Melindungi Masyarakat”, oleh diperlukan untuk menjamin keberlanjutan hasil pihak baik dari produsen, konsumen maupun
Dewasa ini pesatnya perkembangan IPTEK
karenanya untuk melaksanakan tanggung jawab yang dicapai. Guna memperoleh dukungan dan distributor untuk bersama sama memaksimalkan
mendorong percepatan teknologi dan
tersebut Badan POM memiliki misi antara lain keterlibatan berbagai pihak tersebut, diperlukan program informasi, dan edukasi serta pencegahan
penelitian, termasuk dalam bidang kesehatan,
(1) Melakukan pengawasan pre-market dan post- upaya-upaya memberikan pemahaman mengenai keracunan untuk membuat indonesia yang lebih
obat, dan makanan. Meningkatnya kesadaran
market berstandar internasional, (2) Menerapkan kebijakan, pengertian, tujuan, konsep, mekanisme sehat kedepannya.
dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
sistem manajemen mutu secara konsisten, (3) dan hasil-hasil KIE terkait Informasi Obat dan
juga mendorong masyarakat menuntut pelayanan
Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku Pencegahan Keracunannya melalui kegiatan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
kesehatan yang lebih optimal termasuk pelayanan
kepentingan di berbagai lini, (4) Memberdayakan komunikasi dan sosialisasi yang efektif, selain
informasi. Dalam hal ini, Badan POM sebagai
masyarakat agar mampu melindungi diri dari Obat itu diperlukan juga langkah komunikasi yang
salah satu lembaga negara yang berfungsi untuk
dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan, menyeluruh untuk memberikan pemahaman
melakukan pengawasan Obat dan Makanan di
serta (5) Membangun Organisasi Pembelajar mengenai Informasi obat dan pencegahan
wilayah Republik Indonesia berkewajiban untuk,
(Learning Organization). keracunan sebagai upaya menanggulangi
melakukan pelayanan kepada publik terkait
kemiskinan berbasis pada pemberdayaan
Obat dan Makanan. Sesuai dengan Visi Badan
Jaminan bahwa obat tersebut dapat sampai kepada masyarakat. Dr. Roy A. Sparringa, M.App.Sc
POM yaitu “Menjadi Institusi Pengawas Obat dan
Makanan yang Inovatif, Kredibel dan Diakui Secara konsumen dengan benar dan tepat sasaran, salah

4 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
5
SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA

di bidang pengawasan obat dan makanan, maka peredaran juga terdapat obat yang dikategorikan
Badan POM telah dan akan terus memantapkan ilegal. Kegiatan pemberian informasi obat, dapat
strategi komunikasi dan kehumasan yang dimiliki dielaborasi dengan pesan utama agar selain
dalam mendukung pengawasan Obat dan Makanan masyarakat dapat mewaspadai produk obat ilegal
dengan lebih mendekatkan akses masyarakat. sekaligus juga dapat menjaga kualitas obat sehingga
kemanfaatan dan keamanannya tetap dapat terjamin
Dengan memantapkan strategi komunikasi dan pada saat obat sudah ditangan mereka.
kehumasan yang dimiliki maka diharapkan akan
terwujudnya perkuatan pengawasan pasca Khusus obat-obat yang harus dikonsumsi dengan

Satu tindakan
pemasaran produk obat, melalui peningkatan kepatuhan tinggi utamanya yang terkait dengan
kesadaran masyarakat akan pentingnya obat penanggulangan infeksi nasional termasuk obat

untuk masa
yang aman, bermanfaat dan bermutu, tersedianya AIDS, Tuberkulosis, Malaria (ATM) diperlukan panduan
pedoman strategi komunikasi terpadu terkait untuk peningkatan kesadaran masyarakat akan

depan, baca
perluasan cakupan diseminasi informasi obat pentingnya menjaga obat tetap berkhasiat, aman dan
yang komprehensif, adanya perluasan diseminasi bermutu. Panduan tersebut harus mencakup Strategi

label sebelum
informasi obat yang valid dan obyektif kepada Komunikasi dalam rangka KIE terkait obat termasuk
tenaga kesehatan agar dapat memilih obat secara pencegahan keracunannya. Dengan pendekatan
tepat, adanya perluasan diseminasi informasi obat positif tersebut di atas maka diharapkan akan tumbuh
membeli yang valid dan obyektif kepada masyarakat agar dan memupuk rasa kepercayaan masyarakat. Tujuan
dapat melindungi dirinya dari produk obat yang yang ingin dicapai adalah keberadaan Badan POM
berisiko terhadap kesehatan, serta sebagai upaya benar-benar dirasakan sebagai lembaga pemerintah
Drs. T. Bahdar Johan H., Apt., M.Pharm
untuk mendukung perubahan perilaku masyarakat yang mampu melindungi masyarakat dari Obat
dalam memilih dan menggunakan obat sehingga dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan
diperoleh manfaat obat yang maksimal dan terhindar sesuai amanah yang diberikan untuk melakukan
dari bahaya keracunan. pengawasan Obat dan Makanan.

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 103 instansi pemerintah dan masyarakat di bidang Sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja, pesan Dengan adanya buku Pedoman Strategi Komunikasi
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, pengawasan obat dan makanan. utama Badan POM yang bersifat generik dengan ini, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja kalimat “Satu tindakan untuk masa depan, baca label atau rujukan dalam pelaksanaan KIE terkait obat
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana Menyadari hal tersebut maka dalam melakukan sebelum membeli” perlu dibuat turunannya dalam oleh Badan POM, termasuk Balai Besar/Balai POM
telah beberapa kali diubah terakhir dengan pengawasan Obat dan Makanan, Badan POM tidak program Komunikasi Informasi dan Edukasi(KIE) diseluruh Indonesia.
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 pada pasal mungkin bekerja sendiri, tetapi harus mengacu pada terkait obat, untuk mengakomodir kekhususan sifat
67 dinyatakan bahwa Badan POM melaksanakan konsep pengawasan tiga pilar, yaitu pengawasan dari komoditi obat. Masyarakat juga perlu diberi Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik
tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat oleh produsen, pengawasan oleh pemerintah dan pengetahuan untuk tidak menyalahgunakan obat di dan NAPZA
dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan pengawasan oleh masyarakat. Berdasarkan berbagai luar tujuan pengobatan dan kesehatan, bahwa obat
perundang-undangan yang berlaku. Pada pasal 68 permasalahan yang timbul di masyarakat dan mempunyai khasiat bila digunakan dengan baik
salah satu fungsi untuk melaksanakan tugas tersebut ekspektasi masyarakat yang tinggi, dan sesuai dengan dan diperlakukan dengan baik. Perilaku masyarakat
adalah menyelenggarakan pemantauan, pemberian kewenangan yang diberikan kepada Badan POM agar selalu waspada, teliti, dan peduli dalam
bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan salah satunya adalah penetapan sistem informasi menggunakan obat perlu ditingkatkan karena di Drs. T. Bahdar Johan H., Apt., M.Pharm

6 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
7
SAMBUTAN SEKRETARIS UTAMA

berbagai stakeholder terkait baik produsen, maupun Setiap elemen masyarakat dari berbagai komunitas
konsumen dalam melakukan pengawasan obat / organisasi yang mewakili setiap profesi ikut serta
dan makanan secara komprehensif. Produsen harus menjadi partisipan yang proaktif menjalankan
memiliki tanggung jawab dalam memberikan jaminan fungsinya masing-masing dalam program
bahwa produk yang dihasilkannya aman, bermanfaat pemerintah terkait pengawasan obat beserta
dan bermutu. Masyarakat selaku konsumen juga harus pencegahan keracunannya. Hal ini sebagaimana
Berdasarkan hasil cermat dan cerdas dalam memilih produk yang akan terdapat pada perumusan segmen / target yang

survei terbatas yang digunakan/dikonsumsi sehingga bisa melindungi terdiri dari : (1) Masyarakat mencakup pasien dan
diri dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap keluarganya, (2) Tenaga kesehatan dan Asosiasi
dilakukan Badan POM kesehatan. Sinergi pengawasan antara Badan POM, Profesi, (3) Instansi terkait pelaksanaan program KIE,

pada tahun 2013, produsen dan masyarakat merupakan satu dari (4) Kelompok masyarakat peduli atau pemangku
banyak upaya yang dilakukan oleh Badan POM untuk kepentingan lainnya, serta (5) Pelaku usaha. Pola
menyatakan bahwa menanggulangi permasalahan Obat dan Makanan komunikasi yang dilakukan oleh kelima kelompok

(97, 44%) masyarakat yang banyak merugikan masyarakat. segmentasi tersebut meliputi empat metode yang
saling terkait satu sama lain yaitu penyebaran
membutuhkan Berdasarkan hasil survei terbatas yang dilakukan Badan informasi, persuasi, edukasi, dan regulasi.

informasi tentang obat POM pada tahun 2013, menyatakan bahwa (97, 44%)
masyarakat membutuhkan informasi tentang obat Dengan pedoman strategi komunikasi tersebut
dan makanan dan makanan. Media komunikasi yang diinginkan diharapkan Badan POM dapat memberikan
masyarakat dapat berupa iklan layanan masyarakat/ kemudahan publik dalam memperoleh informasi
Dra. Reri Indriani, Apt, M.Si talkshow/workshop/penyuluhan langsung (46,55%), yang akurat, sehingga ke depan dapat menumbuhkan
dll. Dengan program komunikasi informasi dan kesadaran publik terhadap penggunaan obat beserta
edukasi yang efisien dan efektif serta menyadari pencegahan keracunannya, terutama Obat Aids,
harapan masyarakat kepada Badan POM yang semakin Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) secara benar. Namun
Badan POM dalam melaksanakan tugasnya, keselamatan. Konsumen juga memiliki hak atas besar, maka perlu optimalisasi kekuatan dan upaya demikian, pedoman strategi komunikasi ini perlu
berkeinginan keras untuk mewujudkan suatu informasi dari suatu produk yang dikonsumsi, baik Badan POM untuk lebih mendekatkan diri dengan dilengkapi dengan petunjuk teknis sebagai acuan
keadaan ideal bagi masyarakat Indonesia, cara penggunaan, indikasi penggunaan, komposisi masyarakat, agar masyarakat merasa ikut memiliki pihak terkait dalam mengimplementasikan strategi
terutama terhadap pengawasan obat dan bahan, dan sebagainya. Berdasarkan Undang- Badan POM. Sebagai salah satu upaya yang telah komunikasi program KIE terkait pengunaan obat
makanan yang tepat sesuai mutu, kemanfaatan, undang di atas, maka masyarakat sebagai konsumen dilakukan Badan POM yaitu dengan mengembangkan beserta pencegahan keracunannya.
dan keamanannya. Tujuan yang ingin dicapai dijamin oleh hukum dalam memperoleh hak-haknya strategi komunikasi melalui pendekatan komunikasi
adalah keberadaan Badan POM benar-benar yaitu terlindungi dalam hal ini dari bahaya obat dan berbasis komunitarian yang tertuang dalam Pedoman Sekretaris Utama
dirasakan sebagai lembaga pemerintah yang mampu makanan yang beresiko terhadap kesehatan, terlebih Strategi Komunikasi dalam rangka Komunikasi
melindungi masyarakat dari Obat dan Makanan saat ini peredaran obat dan makanan kian marak dan Informasi Edukasi (KIE) terkait obat termasuk
yang berisiko terhadap kesehatan. Sejalan dengan beragam seiring dengan pesatnya perkembangan pencegahan keracunannya. Pola komunikasi tersebut
itu, Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor teknologi informasi. linier dengan socio-cultural masyarakat Indonesia di
8 Tahun 1999 mengamanahkan bahwa konsumen mana sistem nilai yang dibangun untuk menciptakan
berhak memperoleh kepastian hukum yang memberi Pada era modern saat ini dengan dinamika keteraturan publik dalam kehidupan sosial berdasarkan Dra. Reri Indriani, Apt, M.Si
perlindungan kepada konsumen yang berasaskan lingkungan dan segala bentuk perubahannya, penguatan nilai ‘kebersamaan’.
manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan maka Badan POM terus menjalin kerjasama dengan

8 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
9
KATA PEGANTAR

Melalui pemberian edukasi

D
yang komprehensif, alam mendapatkan informasi obat yang valid, obyektif dan terkini, masyarakat harus
keingintahuan masyarakat akan menjadikan tenaga kesehatan dan Badan POM sebagai tempat bertanya. Selain
itu, Badan POM perlu memberi “bekal’ kepada masyarakat berupa informasi dan
meningkat dengan mencari edukasi mengenai obat yang aman, bermanfaat dan bermutu agar masyarakat dapat
informasi obat dari sumber melindungi dirinya dari produk obat yang tidak memenuhi syarat keamanan, kemanfaatan, dan
informasi yang valid, obyektif kualitas.

dan terkini dan menjadikan Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, dalam rangka mendukung perkuatan pengawasan
Badan POM sebagai knowledge pasca pemasaran terhadap produk obat, BPOM akan melakukan kegiatan pengembangan dan
bank informasi obat. implementasi strategi komunikasi terpadu untuk diseminasi informasi terstandar obat, termasuk
obat AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.

Melalui pemberian edukasi yang komprehensif, keingintahuan masyarakat akan meningkat


dengan mencari informasi obat dari sumber informasi yang valid, obyektif dan terkini dan
menjadikan Badan POM sebagai knowledge bank informasi obat. Oleh karena itu, Badan POM harus
mempersiapkan diri dengan membangun “contact center” yang terintegrasi, dengan satu nomor
hotline 1500533 yang mudah diingat dan mudah diakses oleh masyarakat.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan berharga sehingga tersusunnya
Pedoman Strategi Komunikasi Program Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Terkait Obat Beserta
Pencegahan Keracunannya. Semoga pedoman tersebut bermanfaat bagi jajaran Badan POM dan
stakeholder terkait.

Tim Penyusun,

November 2014

10 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
11
DAFTAR ISI

BAB IV BAB V
4 SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
CAKUPAN STRATEGI KOMUNIKASI STRATEGI EKSEKUSI PELAKSANAAN

55 75
6 SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA
56 4.1. PENETAPAN SASARAN
KHALAYAK KOMUNIKASI 76 5.1. INTEGRASI EKSEKUSI
STRAKOM

8 SAMBUTAN sekretaris utama

58 4.2. METODE KOMUNIKASI


78 5.2. SUMBER DANA

10 KATA PENGANTAR
62 4.3. PENGGUNAAN PESAN
KOMUNIKASI

12 daftar isi

64 4.4. STRATEGI PENGGUNAAN


SALURAN KOMUNIKASI

BAB I BAB II
PENDAHULUAN PERMASALAHAN DAN 66 4.5. STRATEGI KOMUNIKATOR
BAB VI

15
KONDISI YANG ADA INDIKATOR CAPAIAN DAN MONITORING

85
68

27
16 1.1. LATAR BELAKANG

28 2.1. PERSEPSI MASYARAKAT


4.6. STRATEGI PENGEMBANGAN
MATERI INFORMASI
86 6.1. INDIKATOR PENCAPAIAN

20 70
TERHADAP OBAT
1.2. TUJUAN STRATEGI 4.7. STRATEGI KOMUNIKASI

88
KOMUNIKASI

32
TERKAIT OBAT AIDS,
2.2. KEGIATAN KIE TERKAIT TUBERKULOSIS DAN MALARIA 6.2. MONITORING DAN

22 1.3. SASARAN STRATEGI


KOMUNIKASI
OBAT DAN PENCEGAHAN
KERACUNANNYA DI BADAN
72 4.8. PUSTAKA ATAU SUMBER
EVALUASI

25
POM SERTA HASIL SURVEi INFORMASI YANG DAPAT
1.4. LINGKUP STRATEGI TINGKAT KEPERCAYAAN DIGUNAKAN DALAM
KOMUNIKASI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI
BADAN POM INFORMASI

BAB III 43 2.3. FAKTOR TERKAIT OBAT


PADA PASIEN AIDS,
TUBERKULOSIS DAN
PRINSIP DASAR DAN FOKUS
90 BAB VII PENUTUP
MALARIA

STRATEGI KOMUNIKAS

47
48 3.1. PRINSIP DASAR STRATEGI 91 ucapan terimakasih

92
KOMUNIKASI

52
daftar pustaka
3.2. FOKUS STRATEGI
KOMUNIKASI

12 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
13
BAB I
Pendahuluan

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun
2013, pada pasal 67 dinyatakan bahwa Badan POM melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Salah satu fungsi untuk melaksanakan tugas tersebut adalah menyelenggarakan
pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan
masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan. Dalam rangka melindungi masyarakat dari
obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. Badan POM dapat memberikan perlindungan
kepada masyarakat dalam bentuk jaminan atas keamanan, manfaat/khasiat dan mutu produk yang
beredar. Produk obat dan makanan yang dimaksud di sini antara lain adalah obat, obat tradisional,
kosmetik, suplemen makanan, dan makanan. Jaminan ini diberikan melalui serangkaian program/
kegiatan pengawasan yang bersifat full spectrum, mulai dari pre market evaluation yang dilakukan
sebelum produk beredar melalui kegiatan penilaian produk sebelum beredar, inspeksi ke sarana
produksi untuk menjamin penerapan Cara Produksi Yang Baik, Post Market Control yang
dilakukan setelah produk beredar melalui kegiatan sampling dan pengujian laboratorium, inspeksi
ke sarana produksi dan distribusi untuk menjamin penerapan Cara Produksi Yang Baik Dan Cara
Distribusi Yang Baik, penilaian dan pemantauan iklan, upaya penegakan hukum, dan KIE kepada
masyarakat. Seluruh rangkaian kegiatan ini ditujukan untuk memastikan bahwa produk obat dan
makanan yang beredar di pasaran memenuhi syarat keamanan, manfaat/khasiat dan mutu.

Terkait dengan peran tersebut, dalam rangka pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pengawasan obat dan
makanan, Badan POM telah melaksanakan promosi dan sosialisai keseluruh lapisan masyarakat
dengan berbagai informasi yang terstandar baik berupa sosialisasi langsung berupa penyuluhan,
pameran, talkhow, dll. Melalui sosialisasi tidak langsung berupa sosialisasi melalui media cetak/
elektornik, dll, dengan harapan agar masyarakat dengan diberikan informasi yang terstandar
dari Badan POM, akan menjadikan masyarakat cerdas serta dapat melindungi diri dari obat dan
makanan yang berisiko terhadap kesehatan.

14 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
15
masyarakat
harus
menjadikan
tenaga kesehatan
dan BPOM
P
erkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu pesat membuat
1. 1.

sebagai tempat
informasi obat yang terjadi beberapa tahun
yang lalu, dapat menjadi tidak lagi akurat
pada kondisi sekarang. Sementara itu, kecenderungan

Latar masyarakat untuk melakukan swamedikasi

bertanya.
telah meningkat seiring dengan meningkatnya

Belakang
kemampuan ekonomi masyarakat dan peningkatan
pendidikan. Dewasa ini masyarakat semakin mudah
mendapatkan informasi obat termasuk dari internet,
media komunikasi lain seperti telepon seluler dan
kampanye dari industri farmasi. Hal ini membuat
masyarakat semakin kritis namun juga rentan
terhadap ketidaktepatan cara memperoleh informasi
dan ketidaktepatan respons dalam menyikapi setiap
informasi yang ada.

16 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
17
Sebagaimana telah diketahui, obat sangat yang didiseminasikan tidak dapat menggantikan masyarakat secara komprehensif; (kode 3.13.2) intervensi komunikasi secara terintegrasi.
berperan dalam memperbaiki kesehatan peran profesi kesehatan seperti dokter, apoteker, Mengembangkan dan memproduksi produk Masyarakat perlu ‘dihujani’ oleh materi edukasi
masyarakat dengan menurunkan tingkat perawat, asisten apoteker dan tenaga kesehatan informasi terkait obat untuk melakukan KIE yang dilakukan secara terus menerus melalui
morbiditas dan mortalitas. Obat baru semakin lainnya. kepada masyarakat, serta mendiseminasikannya berbagai jenis media, seperti media luar ruang,
banyak ditemukan baik untuk memperbaiki kinerja melalui berbagai media; (kode 3.13.3) Training serta edukasi publik yang diberikan secara
obat yang sudah ada atau merupakan terapi Dalam mendapatkan informasi obat yang valid, peningkatan keahlian komunikasi; (kode 3.15.1) langsung, melalui seminar kepada tenaga
baru dari suatu penyakit. Namun demikian, sudah obyektif dan terkini, masyarakat harus menjadikan Seminar penyebaran informasi terstandar terkait kesehatan dan workshop kepada masyarakat.
diketahui pula bahwa adanya penggunaan obat tenaga kesehatan dan BPOM sebagai tempat obat yang aman, bermanfaat dan bermutu Dengan strategi ini diharapkan, materi edukasi
yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan bertanya. Selain itu, Badan POM perlu memberi kepada tenaga kesehatan, dengan melibatkan yang diberikan dapat diterima masyarakat secara
munculnya efek yang tidak diinginkan, yang “bekal’ kepada masyarakat berupa informasi dan Balai Besar/Balai POM di 24 propinsi; serta (kode tepat melalui media yang efektif dan efisien.
bisa berbahaya atau paling tidak menyebabkan edukasi mengenai obat yang aman, bermanfaat 3.15.2) Workshop penyebaran informasi terstandar Dengan pemberian edukasi secara continue dan
pengeluaran biaya yang tidak perlu. Dengan dan bermutu agar masyarakat dapat melindungi terkait obat yang aman, bermanfaat dan bermutu intensif diharapkan masyarakat dapat melakukan
pertimbangan hal itu, penggunaan obat yang dirinya dari produk obat yang tidak memenuhi kepada masyarakat, pemimpin masyarakat, tindakan tepat sebagaimana yang diharapkan
memenuhi syarat dengan cara mendapatkannya syarat keamanan, kemanfaatan, dan kualitas. lembaga swadaya masyarakat di 24 propinsi. dari materi edukasi ini, untuk melindungi dirinya
ditempat yang benar, perlu selalu menjadi sendiri dari produk obat yang dapat berisiko
perhatian oleh masyarakat. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, dalam Ketiga aktivitas 3.13, 3.14 hingga 3.15 merupakan terhadap kesehatan.
rangka mendukung perkuatan pengawasan satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisah-
Dalam menggunakan obat, masyarakat dapat pasca pemasaran terhadap produk obat, dengan pisahkan karena Badan POM ingin melakukan
melakukan swamedikasi atau mendapat obat dukungan dari Global Funds, Badan POM akan
yang diresepkan oleh dokter. Untuk menjamin melakukan kegiatan pengembangan dan
swamedikasi yang dilakukan oleh masyarakat implementasi strategi komunikasi terpadu untuk
sudah tepat maka masyarakat harus menggunakan
obat yang memenuhi syarat, dan obat didapatkan
diseminasi informasi terstandar obat, termasuk
obat AIDS, tuberkulosis dan malaria.
Diperlukan ketersediaan
dengan dilengkapi oleh informasi lengkap yang informasi obat yang obyektif
dari sumber informasi yang
diperoleh saat membeli obat. Selain itu juga, Buku pedoman strategi komunikasi ini merupakan
masyarakat dapat mengantisipasi efek yang tidak langkah awal dari 3 rangkaian kegiatan besar, yaitu
diinginkan dari obat yang sedang diminum. Untuk
itu, diperlukan ketersediaan informasi obat yang
terdiri dari aktivitas (kode 3.13) Pengembangan
strategi komunikasi tentang keamanan obat
independen dan dapat dipercaya,
obyektif dari sumber informasi yang independen kepada masyarakat (Develop communication yang didiseminasikan melalui
kegiatan komunikasi, informasi
dan dapat dipercaya, yang didiseminasikan strategy on drug safety to consumer); (kode 3.14)
melalui kegiatan komunikasi, informasi dan Develop call center; dan (kode 3.15) Diseminasi
edukasi (KIE). Sumber informasi ini berupa buku
Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI)
strategi komunikasi kepada pemangku
kepentingan (Disseminate communication
dan edukasi (KIE)
untuk tenaga kesehatan serta buku Kompendia strategy to stakeholders). Dari ketiga rangkaian
Obat Bebas (KOB) untuk masyarakat sebagai besar tersebut kemudian terbagi lagi menjadi
panduan bagi masyarakat dalam memilih dan 5 sub aktivitas, yaitu: sub aktivitas (kode 3.13.1)
menggunakan obat bebas secara tepat. Namun Mengembangkan pedoman strategi komunikasi
demikian, satu hal yang perlu ditekankan adalah dalam rangka melakukan kegiatan komunikasi,
informasi yang tercantum pada produk informasi informasi dan edukasi (KIE) terkait obat kepada

18 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
19
1. 2.

Tujuan Strategi
Komunikasi
TUJUAN

1. Terwujudnya perkuatan pengawasan pasca pemasaran produk


obat, termasuk obat AIDs, Tuberkulosis, Malaria (ATM) melalui
peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya obat yang
aman, bermanfaat dan bermutu.

2. Tersedianya pedoman strategi komunikasi terpadu terkait


perluasan cakupan diseminasi informasi obat yang komprehensif

3. Perluasan diseminasi informasi obat yang valid dan obyektif


kepada tenaga kesehatan agar dapat memilih obat secara tepat.

4. Perluasan diseminasi informasi obat yang valid dan obyektif


masyarakat agar dapat melindungi dirinya dari produk obat yang
berisiko terhadap kesehatan

5. Sebagai upaya untuk mendukung perubahan perilaku


masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat sehingga
diperoleh manfaat obat yang maksimal dan terhindar dari
bahaya keracunan.

Sosialisasi Produk Ilegal


dalam Pameran BPOM

20 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
21
1. 3.

Sasaran Strategi
Komunikasi
Dengan disusunnya strategi komunikasi
ini, diharapkan dicapai dua sasaran yang
saling terkait:

a. Tim Pelaksana kegiatan KIE Informasi


Obat dan Pencegahan Keracunannya di
lingkungan BPOM serta Balai Besar/Balai
POM di seluruh Indonesia serta berbagai
pihak terkait mendapatkan rujukan yang
dapat dikembangkan sendiri dalam
mengembangkan sosialisasi Informasi
Obat dan Pencegahan Keracunannya di
sektornya masing-masing.

b. Tim Pelaksana Kegiatan KIE Informasi


Obat dan Pencegahan Keracunannya di
lingkungan BPOM serta Balai Besar/Balai
POM di seluruh Indonesia memperoleh
acuan dalam melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan sosialisasi
KIE Informasi Obat dan Pencegahan
Keracunannya.

Penyuluhan KIE tentang GNWOMI

22 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
23
1. 4.

Lingkup
Strategi
Komunikasi

L
ingkup strategi komunikasi dalam
Program KIE terkait Obat beserta
Pencegahan Keracunannya meliputi
analisis masalah baik yang terkait
dengan Program KIE terkait Obat beserta
Pencegahan Keracunannya maupun
komunikasi, tujuan umum yang hendak
dicapai, dan prinsip dasar strategi, fokus
strategi, cakupan strategi meliputi karakteristik
khalayak, pendekatan, strategi pesan, strategi
saluran, strategi komunikator.

Kemudian dijelaskan juga mengenai pola


implementasi yang merupakan integrasi
elemen Strakom, dan sebagai penutup
dikemukakan indikator keberhasilan dan
monitoringnya.

24 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
25
BAB Ii
PERMASALAHAN DAN KONDISI YANG ADA
Begitu banyaknya informasi yang begitu mudah diperoleh oleh masyarakat di era informasi
sekarang ini, membuat masyarakat juga rentan terhadap perolehan informasi – informasi yang
seringkali tidak tepat dan bahkan bisa menyesatkan. Permasalahan dan kondisi ini harus dapat
terus diantisipasi oleh seluruh institusi pemerintah sebagai tempat yang diharapkan dapat
menjadi rujukan informasi yang tepat. Khusunya pada informasi tentang produk obat dan
makanan, peran Badan POM untuk menjadi acuan dalam mendapatkan informasi obat dan
makanan sangatlah penting. Hasil survei terbatas pada tahun 2013 menyebutkan bahwa 97,44%
masyarakat membutuhkan informasi tentang obat dan makanan.

Dengan program komunikasi informasi dan edukasi yang efisien dan efektif serta menyadari
harapan masyarakat kepada Badan POM yang semakin besar, perlu optimalisasi kekuatan
dan upaya Badan POM untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat, agar masyarakat
menjadi terlindungi. Sebagai salah satu upaya yang telah dilakukan Badan POM yaitu dengan
mengembangkan strategi komunikasi melalui pendekatan komunikasi berbasis komunitarian
yang tertuang dalam Pedoman Strategi Komunikasi dalam rangka Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE). Pola komunikasi tersebut linier dengan socio-cultural masyarakat Indonesia di mana sistem
nilai yang dibangun untuk menciptakan keteraturan publik dalam kehidupan sosial berdasarkan
penguatan nilai ‘kebersamaan’.

26 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
27
pola konsumsi obat yang akan
dipakai seorang konsumen
juga selain dipengaruhi
oleh tenaga kesehatan
juga dipengaruhi oleh daya
tangkap masyarakat terhadap

M
asyarakat pada umumnya
2. 1. menganggap bahwa
obat yang terbuat dari
promosi produk obat.
bahan kimia seringkali

Persepsi memberikan efek yang merugikan,


padahal jika digunakan dengan tepat

masyarakat sesuai aturan pakai yang tercantum


pada label kemasan obat, obat dapat

terhadap obat
mengatasi penyakit yang ada dengan
memberikan keuntungan yang lebih
besar daripada risikonya.

28 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
29
Jenis obat yang sebagian besar termasuk
golongan obat keras yang penggunaannya
harus melalui resep dokter dan dibeli pada
tempat-tempat khusus dengan penanggung
jawab tenaga kesehatan seperti apoteker,
menyebabkan pola distribusi obat akan
ditentukan oleh tenaga kesehatan. Sementara
itu, untuk golongan obat bebas dan obat bebas
terbatas, masyarakat mudah memperolehnya.
Khusus untuk obat bebas, adanya promosi-
promosi produk obat sangat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan oleh
masyarakat dalam memilih obat apa yang
digunakan untuk mengobati suatu penyakit
ringan. Oleh karena itu, pola konsumsi obat
yang akan dipakai seorang konsumen juga
selain dipengaruhi oleh tenaga kesehatan juga
dipengaruhi oleh daya tangkap masyarakat
terhadap promosi produk obat.

30 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
31
2. 2.

Kegiatan KIE terkait obat dan


pencegahan keracunannya di Badan
POM serta hasil survey tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap
Badan POM

U
ntuk mewujudkan komunikasi eksternal timbal balik yang efektif, maka BPOM
telah memfasilitasi permintaan informasi atau pengaduan dari masyarakat/
pelanggan/ konsumen melalui berbagai saluran.

a. Layanan Pengaduan Konsumen.


Badan POM memiliki Unit Layanan Pengaduan Konsumen yang selalu siap memberikan
pelayanan dengan cepat, baik melalui telepon, sms, faximile, e-mail, maupun datang
langsung, baik di Pusat maupun di Balai Besar/ Balai POM seluruh Indonesia.

Saat ini ULPK sudah memiliki tim koordinasi, dengan anggota terdiri dari perwakilan dari
seluruh unit kerja di BPOM maupun Balai Besar/ Balai POM seluruh Indonesia.

Tahun 2015, perlu dilakukan evaluasi terhadap kompetensi anggota Tim Koordinasi
ULPK dalam menyediakan data dan menindaklanjuti pengaduan/ permintaan informasi.
Dalam hal ini, komitmen Pimpinan masing-masing unit kerja dalam menunjuk stafnya
sebagai tim ULPK sangat dibutuhkan, untuk validitas data dan mempercepat tindak
lanjut pengaduan.

Tahun 2014 sudah beroperasional contact center Halo BPOM 1500533 sebagai sarana
pengaduan/permintaan informasi satu pintu BPOM.

contact center BPOM

32 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
33
LAPORAN SINGKAT
UNIT LAYANAN PENGADUAN BADAN POM (PUSAT)
SEMESTER I (JANUARI-JUNI) 2014

JUMLAH PENGADUAN
1 JANUARI - 30 JUNI 2014
1260
I % P %
1045 82,94% 215 17,06%

KELOMPOK JENIS PENGADUAN KELOMPOK MEKANISME MENJAWAB KELOMPOK INFORMASI PRODUK JENIS PROFESI PENGADU/ KONSUMEN
I % P % JML % I % P % JML % I % P % JML % I % P % JML %
Obat 103 8.17% 12 0.95% 115 9.13% E-mail 306 24.29% 74 5.87% 380 30.16% Farmakologi 29 2.30% 4 0.32% 33 2.62% Apoteker 22 1.75% 11 0.87% 33 2.62%
Pangan 314 24.92% 69 5.48% 383 30.40% Langsung 116 9.21% 18 1.43% 134 10.63% Mutu 91 7.22% 8 0.63% 99 7.86% Dokter 7 0.56% 1 0.08% 8 0.63%
Obat Telepon 460 36.51% 72 5.71% 532 42.22% Legalitas 658 52.22% 174 13.81% 832 66.03% Nakes Lain 4 0.32% 0 0.00% 4 0.32%
142 11.27% 54 4.29% 196 15.56%
Tradisional Fax 1 0.08% 1 0.08% 2 0.16% Penandaan 41 3.25% 6 0.48% 47 3.73% Ibu Rumah
113 8.97% 29 2.30% 142 11.27%
Kosmetika 266 21.11% 45 3.57% 311 24.68% Surat 4 0.32% 5 0.40% 9 0.71% Info lain ttg Tangga
81 6.43% 13 1.03% 94 7.46%
Suplemen SMS 158 12.54% 45 3.57% 203 16.11% Produk Karyawan 555 44.05% 112 8.89% 667 52.94%
47 3.73% 18 1.43% 65 5.16%
Makanan Info Umum 145 11.51% 10 0.79% 155 12.30% Pelajar/
108% 8.57% 4 0.32% 112 8.89%
Napza 8 0.63% 2 0.16% 10 0.79% Mahasiswa
BB 12 0.95% 3 0.24% 15 1.19% Pelaku
117 9.29% 19 1.51% 136 10.79%
Alkes 3 0.24% 1 0.08% 4 0.32% Usaha
PKRT 4 0.32% 0 0.00% 4 0.32% Sarjana
10 0.79% 4 0.32% 14 1.11%
Hukum
Info
146 11.59% 11 0.87% 157 12.46% Wartawan 5 0.40% 0 0.00% 5 0.40%
Umum
LSM 1 0.08% 7 0.56% 8 0.63%
Umum 103 8.17% 28 2.22% 131 10.40%

KELOMPOK FARMAKOLOGI KELOMPOK MUTU KELOMPOK LEGALITAS KELOMPOK PENANDAAN KELOMPOK INFO LAIN KELOMPOK INFO UMUM
I % P % JML % I % P % JML % I % P % JML % I % P % JML % TTG PRODUK I % P % JML %
Kontraindikasi 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Pengujian 76 76.77% 3 3.03% 79 79.80% Proses Label I % P % JML % Manajemen 145 93.55% 9 5.81% 154 99.35%
142 17.07% 19 2.28% 161 19.35% 9 13.85% 0 0.00% 9 13.85%
Efek Samping 5 15.15% 2 6.06% 7 21.21% Cara Pendaftaran Halal Harga 6 6.38% 2 2.13% 8 8.51% Badan
1 1.01% 0 0.00% 1 1.01%
Indikasi / Khasiat / Penyimpanan Sertifikasi 120 14.42% 9 1.08% 129 15.50% No Batch 2 3.08% 0 0.00% 2 3.08% Literatur/ POM
18 54.55% 1 3.03% 19 57.58% 39 41.49% 1 1.06% 40 42.55%
Kegunaan / Manfaat Stabilitas 5 5.05% 1 1.01% 6 6.06% Inspeksi 22 2.64% 90 10.82% 112 13.46% No Reg 7 10.77% 1 1.54% 8 12.31% Peraturan Info
0 0.00% 1 0.65% 1 0.65%
Dosis 2 6.06% 0 0.00% 2 6.06% Zat Pengawet 3 3.03% 0 0.00% 3 3.03% Produk Tgl Produsen/ Penyakit
365 43.87% 45 5.41% 410 49.28% 8 12.31% 3 4.62% 11 16.92% 34 36.17% 8 8.51% 42 44.68%
Interaksi 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Zat Pemanis 0 0.00% 1 1.01% 1 1.01% Terdaftar Daluarsa Distributor
Aturan Pakai 1 3.03% 1 3.03% 2 6.06% Zat Pewarna 1 1.01% 2 2.02% 3 3.03% Publik Komposisi 7 10.77% 0 0.00% 7 10.77% Brosur/
6 0.72% 6 0.72% 12 1.44% 2 2.13% 2 2.13% 4 4.26%
Warning Desain Buletin
Farmakokinetika / BTP lain 5 5.05% 1 1.01% 6 6.06% 7 10.77% 2 3.08% 9 13.85%
1 3.03% 0 0.00% 1 3.03% Periklanan 3 0.36% 5 0.60% 8 0.96% Kemasan Leaflet/
farmakodinamika Angka
0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Logo 1 1.54% 0 0.00% 1 1.54% Makalah
Peringatan 2 6.06% 0 0.00% 2 6.06% Kecukupan Gizi

Pertanyaan tentang Efek samping


urutan kedua terbesar setelah
pertanyaan tentang indikasi

Gambar 1. Laporan Singkat Nasional ULPK BPOM Periode Januari-Juni 2014 Jakarta, 2 Juli 2014
Ket. Kepala Bagian Pengaduan Konsumen
I : Permintaan Informasi
P : Pengaduan Dra. Fauziah Amin, Apt.
NIP.19600323 199103 2 001

34 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
35
b. Layanan Informasi Obat Tahun 2015, promosi keberadaan PIONas harus Jumlah Layanan Informasi dan Konsultasi PIONas Periode Januari – Juni 2014
Saat ini, Badan POM sudah memiliki PIONas lebih gencar dilakukan untuk meningkatkan Layanan Informasi dan konsultasi obat PIONas periode Januari – Oktober 2014 sebanyak 180
(Pusat Informasi Obat Nasional) yang menjadi jumlah informasi yang diberikan dan menjalin layanan. Jumlah layanan tiap bulannya sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini:
tanggung jawab Pusat Informasi Obat dan hubungan baik dengan mitra kerja dari
Makanan. PIONas menyediakan layanan kalangan profesional dan masyarakat umum. LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI PIONas PERIODE JANUARI - JUNI 2014
khusus untuk permintaan informasi tentang Bulan Ke- Jan Feb Mar Apr Mei Juni Total
obat, termasuk obat tradisional dan suplemen Tahun 2014 sudah beroperasional contact
Pertanyaan Masuk 24 52 25 20 17 42 180
makanan, dengan target khalayak dari kalangan center Halo BPOM 1500533 sebagai sarana
Pertanyaan Sudah Dijawab 24 52 25 20 17 42 180
profesional dan masyarakat umum. pengaduan/permintaan informasi satu pintu
BPOM.

Gambar Grafik Jumlah Layanan Informasi


dan Konsultasi PIONas Januari – Juni 2014

komitmen Pimpinan
masing-masing unit
kerja dalam menunjuk
stafnya sebagai tim
ULPK sangat dibutuhkan,
untuk validitas data dan
mempercepat tindak
lanjut pengaduan

36 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
37
c. Layanan Informasi Keracunan jumlah informasi keracunan yang diberikan Gambar 4. Diagram 5 penyebab utama kasus keracunan Jabodetabek periode 2010-2013
Saat ini, Badan POM sudah memiliki Layanan dan menjalin hubungan baik dengan mitra
Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) yang kerja dari tenaga kesehatan, seperti rumah
menjadi tanggung jawab Pusat Informasi Obat sakit, klinik, Puskesmas, dll.
dan Makanan (PIOM). SIKerNas menyediakan
layanan khusus untuk pengaduan/ informasi Tahun 2014 sudah beroperasional contact
keracunan, khususnya terkait produk yang center Halo BPOM 1500533 sebagai sarana
diawasi BPOM. pengaduan/permintaan informasi satu pintu
BPOM.
Tahun 2015, promosi keberadaan SIKerNas harus
lebih gencar dilakukan untuk meningkatkan

Gambar 3. Diagram 5 penyebab utama kasus keracunan di Indonesia periode 2010-2013

Target penyuluhan yang telah dilaksanakan keluarga, tetangga, kelompok arisan, PKK, dll.
BPOM ditujukan kepada masyarakat umum, Selama tahun 2012 telah dilaksanakan 9 kali
termasuk siswa/pelajar dan para ibu. Para ibu talkshow “Badan POM Sahabat Ibu”, dimana
menjadi target dalam pemberian KIE, karena ibu 8 kali dilaksanakan di kantor BPOM dan 1 kali
merupakan decision makers di keluarga dalam dilaksanakan di Gedung PKK Provinsi DKI
pemilihan obat, obat tradisinal, kosmetika, Jakarta, dengan total jumlah peserta sebanyak
suplemen makanan dan produk pangan yang 615 orang ibu.
akan dikonsumsi/digunakan. Diharapkan
dengan ibu yang cerdas maka keluarga akan Kegiatan lainnya adalah penyebaran informasi
terlindungi dari obat dan makanan yang melalui pameran dengan menyebarkan produk
berisiko terhadap kesehatan. Pergaulan informasi yang telah dibuat, penyebaran
para ibu juga relatif luas di lingkungannya, informasi melalui talkshow serta penyebaran
sehingga diharapkan para ibu tersebut dapat informasi melalui website.
menjadi duta BPOM yang akan menyebarkan
pengetahuan yang diperolehnya kepada sanak

38 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
39
d. Hasil Survey Tingkat Kepercayaan
Masyarakat terhadap Badan POM
Secara keseluruhan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap Badan POM sudah cukup
tinggi yaitu sebesar 72,9%.
Kepercayaan tertinggi masyarakat terhadap
BPOM adalah bahwa hasil pengawasan
Obat dan Makanan yang dilakukan BPOM
bermanfaat bagi masyarakat, dengan nilai
tingkat kepercayaan sebesar 81,1%.
Dari 10 hal yang ditanyakan kepada responden,
terdapat 4 hal yang harus mendapat
perhatian dari BPOM dikarenakan nilai tingkat
kepercayaannya masih rendah (dibawah 7),
yaitu tentang:
a. pengaduan masyarakat/konsumen (66,2%),
b. penyuluhan dan pemberian informasi
kepada masyarakat (66,8%),
c. pemberitaan Badan POM di media (68,2%),
dan
d. kejelasan informasi yang diberikan oleh
petugas (69,1%).

40 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
41
2. 3.

Faktor terkait obat


pada pasien AIDS,
Tuberkulosis dan
Malaria

K
epatuhan dalam mengkonsumsi Kepatuhan pasien didefinisikan sebagai sejauh
obat pada pasien tuberkulosis sering mana perilaku pasien mengikuti ketentuan
menjadi masalah. Sedangkan efek yang diberikan oleh petugas kesehatan.
samping obat antimalaria yang Kepatuhan pasien meliputi sejauh mana pasien
berat, seringkali menyebabkan penurunan memahami maksud atau harapan dokter
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. dalam memberikan pengobatan dan sejauh
Dikatakan pada salah satu penelitian bahwa mana pasien melaksanakan pengobatan
penolakan pasien mendapat obat antimalaria serta perilaku-perilaku yang disarankan
ACT karena keterbatasan pengetahuan/ oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
informasi tentang efek samping obat. Selain Derajat kepatuhan sering digunakan untuk
itu, dikatakan pula bahwa penggunaan menggambarkan keadaan dimana pasien
antimalaria tunggal seperti kina masih efektif akan mengubah perilakunya atau “patuh”
untuk digunakan sebagai antimalaria namun karena mereka diminta untuk melakukannya.
mengalami masalah dalam kepatuhan berobat, Berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku
karena harus diminum selama 7 hari, 3 kali kepatuhan minum obat, diantaranya adalah
sehari. Begitu pula penggunaan obat yang penyakit, individu, tenaga kesehatan, obat
begitu banyak pada pasien AIDS seringkali yang dikonsumsi dan lingkungan pasien.
menyebabkan pula adanya kemungkinan
penurunan kepatuhan pasien.

42 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
43
Berbagai faktor yang Tenaga Kesehatan:
mempengaruhi perilaku Kualitas interaksi antara pasien dengan petugas
kepatuhan minum obat kesehatan menentukan derajat kepatuhan.
Kegagalan pemberian informasi yang lengkap

Penyakit: tentang obat dari tenaga kesehatan bisa

Variabel penyakit seperti keparahan menjadi penyebab ketidakpatuhan pasien

penyakit dan hilangnya gejala akibat meminum obatnya. Pemberian perawatan

terapi mempengaruhi kepatuhan klien lanjutan ketika di rumah, keyakinan tenaga

terhadap program pengobatan. Klien kesehatan terhadap suksesnya pengobatan,

dengan gejala negatif dapat memiliki hubungan yang baik antara pasien dan tenaga

tingkat kepatuhan yang tinggi ataupun kesehatan, serta efektifitas dari perawatan pada

rendah, bisa karena kurangnya motivasi rawat jalan mempengaruhi kepatuhan pasien
Individu:
maupun sebaliknya klien tidak berani dalam menjalani program pengobatan.
Variabel demografi
menolak anjuran medis dan mengikuti yang mempengaruhi
saja apa yang disarankan mengenai kepatuhan seperti:
program pengobatannya. usia, jenis kelamin,
suku bangsa, status
sosioekonomi dan Obat yang dikonsumsi:
pendidikan. Obat yang dikonsumsi dapat mempengaruhi
Lingkungan Pasien: kepatuhan pasien terutama terkait dengan
Keluarga dapat mempengaruhi keyakinan, kemanjuran dan tolerabilitas antipsikotik.
nilai kesehatan dan menentukan program Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengobatan yang dapat diterima oleh pasien. pengobatan meliputi: efek samping, dosis
Keluarga berperan dalam pengambilan yang diberikan, cara penggunaan, lama
keputusan tentang perawatan anggota pengobatan, biaya pengobatan dan jumlah
keluarga yang sakit, menentukan keputusan obat yang harus diminum. Semakin banyak
mencari dan mematuhi ajaran pengobatan. jumlah obat yang direkomendasikan maka
Faktor lingkungan, seperti tingkat dukungan kemungkinan besar semakin rendah tingkat
sosial yang tersedia, juga prediktor yang akurat kepatuhan karena kompleksitas pengobatan
dari kepatuhan. yang harus dijalankan.

44 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
45
BAB Iii
PRINSIP DASAR DAN FOKUS STRATEGI KOMUNIKASI
Prinsip komunikasi yang digunakan antara lain mempertimbangkan bahwa: komunikasi adalah
suatu proses simbolik, setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi, komunikasi punya dimensi
isi dan dimensi hubungan, komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan,
komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu, komunikasi melibatkan prediksi peserta
komunikasi, komunikasi itu bersifat sistematik, semakin mirip latar belakang sosial budaya
semakin efektiflah komunikasi, komunikasi bersifat non sekuensial, komunikasi bersifat prosesual,
dinamis, transaksional dan Komunikasi bersifat inreversible. Komunikasi bukan merupakan obat
mujarab (panasea) untuk menyelesaikan berbagai masalah, oleh karena itu strategi komunikasi
yang digunakan disesuaikan dengan target audiens, membangun kebersamaaan dengan
mengintegrasikan suatu proses. Proses penyampaian komunikasi atau informasi melalui suatu cara
tertentu sehingga target audiens menjadi mengerti betul apa yang dimaksud oleh sipembawa
pesan atau komunikator.

46 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
47
Satu
tindakan
untuk masa
depan,
Baca label
S sebelum
trategi komunikasi yang akan
3. 1. dikembangkan dalam buku pedoman
ini memiliki prinsip dasar adanya

Prinsip Dasar
konsolidasi konten dengan mengikuti
strategi komunikasi yang telah dikembangkan
oleh Biro Hukmas BPOM.
membeli
Strategi Pesan umum yang akan dirumuskan harus
merupakan kelengkapan dari pesan utama

Komunikasi program kampanye BPOM dalam melindungi


masyarakat dari produk obat dan makanan
ilegal, yang tidak memenuhi syarat keamanan,
kemanfaatan dan mutu.

48 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
49
“Satu tindakan untuk masa
depan, Baca label sebelum
membeli”

Pesan utama ini bertujuan agar


masyarakat dapat mewaspadai
produk obat ilegal, sekaligus untuk
mengedukasi masyarakat agar dapat
menjaga kualitas obat sehingga
kemanfaatan dan keamanannya
tetap dapat terjamin pada saat obat
sudah ditangan mereka. Sehingga
selanjutnya diharapkan masyarakat
dapat melindungi dirinya sendiri
dari produk obat yang dapat berisiko
terhadap kesehatan.

Pemusnahan Produk Ilegal oleh BPOM

50 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
51
3. 2.

Fokus Strategi
Komunikasi
Untuk mewujudkan tujuan program KIE, maka
disusun strategi komunikasi yang difokuskan
pada upaya mendorong partisipasi untuk
mengimplementasikan serta mereplikasi program
KIE terkait obat dan pencegahan keracunannya,
termasuk obat AIDS, tuberkulosis dan malaria.

Pesan umum yang perlu diformulasikan


merupakan pesan utama program KIE terkait
obat dan pencegahan keracunannya, yang dapat
mengatasi permasalahan yang ada dan tidak keluar
dari koridor tugas pokok dan fungsi BPOM. Pesan
tersebut dapat merangkum beberapa pesan atau
salah satu pesan yang dipilih dari beberapa pesan
berikut ini:

• Hindari obat palsu/bahaya obat palsu


• Belilah obat ditempat yang benar dan
dapatkan informasi lengkapnya
• Kenali efek samping obat anda, agar bisa
mendapatkan manfaat yang maksimal.

52 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
53
BAB IV
CAKUPAN STRATEGI KOMUNIKASI
Cakupan strategi komunikasi meliputi lima aspek pokok berikut; kategorisasi/pengelompokan
khalayak sasaran, metode komunikasi, pesan komunikasi, penggunaan saluran, dan
penetapan komunikator.

54 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
55
P
ada dasarnya sasaran strategi hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan donor, CSR dunia usaha/industri, (3) pihak-
komunikasi meliputi: masyarakat luas program. pihak yang memberikan dukungan publik dari
4.1. termasuk pasien dan keluarganya, kelompok peduli yaitu kelompok profesional,
tenaga kesehatan, instansi terkait c. Instansi terkait pelaksanaan program KIE lembaga swadaya masyarakat, organisasi
pelaksanaan program KIE terkait obat dan Sebagai penanggungjawab pelaksanaan kemasyarakatan, lembaga atau kelompok

Penetapan pencegahan keracunannya, stakeholders,


lembaga legislatif (DPR/DPRD),
profesional, Lembaga Swadaya Masyarakat
para
dan pelaku program KIE terkait obat dan
pencegahan keracunannya,
pemahaman dan komitmen untuk terlibat
diperlukan
peduli lainnya.

Sasaran (LSM), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas),


lembaga atau kelompok peduli lainnya serta
dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan
program sesuai tugas dan fungsi masing-

Khalayak
produsen, distributor atau pelaku usaha lainnya masing di setiap tingkat administrasi.
yang terkait dalam produksi dan distribusi obat.
d. Pelaku usaha

Komunikasi
a. Masyarakat (termasuk masyarakat dalam Para pelaku usaha yang berada dalam mata
lingkup pasien dan keluarganya) rantai produksi dan distribusi obat ikut
Yaitu masyarakat pada umumnya dan memiliki tanggung jawab dalam memberikan pada kelompok
masyarakat yang merupakan pasien dan jaminan bahwa produk yang dihasilkannya dan
keluarga sekitarnya yang perlu menggunakan didistribusikannya terjamin aman, bermanfaat sasaran tenaga
serta memperhatikan obat dalam terapi dan bermutu. Pesan yang disampaikan dalam
penyakitnya termasuk penyakit AIDS,
tuberkulosis dan malaria. Masyarakat ini
program KIE terkait obat dan pencegahan kesehatan perlu
keracunannya perlu direplikasi dalam informasi
perlu diberikan informasi dan edukasi karena
masyarakat selaku konsumen juga harus
obat yang menyertai setiap produk obat yang
dihasilkan dan didistribusikannya.
pemahaman dan
cermat dan cerdas dalam memilih produk yang
akan digunakan/dikonsumsi sehingga bisa e. Kelompok masyarakat peduli atau
pengertian yang
melindungi diri dari obat dan makanan yang
berisiko terhadap kesehatan.
pemangku kepentingan lainnya
Pelaksanaan program KIE terkait obat dan
tinggi untuk turut
b. Tenaga kesehatan dan Asosiasi Profesi
pencegahan keracunannya memerlukan
dukungan dari berbagai pihak meliputi:
berpartisipasi baik
Sebagai kelompok perantara yang sangat
mempengaruhi perilaku dan persepsi
(1) Lembaga yang mendukung dari aspek
kebijakan seperti DPR, DPRD, Pemerintah
dalam perencanaan
masyarakat terhadap obat. Dalam program KIE
Informasi obat dan pencegahan keracunannya
Daerah. Posisi Pemerintah dan DPRD dalam hal
ini menjadi dominan, sebab program KIE ini
maupun dalam
ini, pada kelompok sasaran tenaga kesehatan
perlu pemahaman dan pengertian yang
merupakan program pemerintah pusat, yang
perlu diteruskan ke tingkat daerah agar manfaat pelaksanaan
program
tinggi untuk turut berpartisipasi baik dalam yang dihasilkan dapat mencakup di seluruh
perencanaan maupun dalam pelaksanaan Indonesia. (2) Lembaga yang mendukung
program. Dengan demikian keberlangsungan terjadinya partisipasi untuk mengembangkan
program dapat terlaksana dengan baik dan dan mereplikasi program, seperti lembaga

56 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
57
S
trategi komunikasi dalam sosialisasi b. Persuasi Informasi obat dan pencegahan Membangun komitmen diarahkan kepada
informasi obat dan pencegahan keracunannya para penentu kebijakan dan pengambil
4.2.
keracunannya dilakukan dengan Tindakan persuasi program KIE terkait obat dan keputusan dan kesediaan memberikan
menggunakan empat metode berikut: pencegahan keracunannya pada prinsipnya dukungan dari setiap instansi terkait dan
Penyebaran informasi, Persuasi, Advokasi, terkait erat dengan tindakan penyebaran DPR baik di pusat maupun di daerah dengan

Metode dan Edukasi. Keempat metode ini dalam


penerapannya saling terkait satu sama lain
informasi sebagaimana diuraikan pada poin
(a) di atas. Bedanya dalam kegiatan persuasi,
harapan terjadi proses keberlanjutan dan
perluasan program di wilayah kerja dan di

Komunikasi
meskipun pada satu kegiatan komunikasi tujuan utama yang ingin dicapai adalah setiap daerah.
akan dapat diidentifikasi metode pokok yang untuk membangun keberpihakan, dukungan
digunakan dan ketertarikan khalayak sasaran terhadap d. Edukasi
informasi obat dan pencegahan keracunannya. Edukasi merupakan proses pembelajaran yang
a. Penyebaran Informasi terkait obat dan Khalayak sasaran persuasi adalah masyarakat diarahkan pada perubahan sikap dan perilaku
pencegahan keracunannya penerima pemanfaat (direct beneficieries), dari penerima informasi melalui penyebaran
Metode penyebaran informasi merupakan kelompok peduli dan pemerintah daerah/ informasi, persuasi, dan edukasi secara terus
penyampaian informasi secara masif dan lembaga/ perusahaan donor. Dalam tindakan menerus. Tujuan edukasi adalah membangun
intensif kepada seluruh khalayak sasaran persuasi diupayakan untuk menggerakkan rasa percaya diri (self confident), rasa mampu
dengan menggunakan berbagai saluran khalayak sasaran agar melakukan tindakan diri (self efficacy), dan kesadaran kerjasama
komunikasi khususnya media massa, media partisipatif untuk menyelenggarakan untuk menjaga kualitas obat dan keamanan
luar ruang dan bahan cetakan seperti poster program dalam kerangka informasi obat dan obat dengan mencegah terjadinya keracunan
dan booklet. Tujuan kegiatan ini adalah pencegahan keracunannya. Metode persuasi akibat obat. Hal lain yang penting dari kegiatan
untuk membangun pemahaman yang tepat diterapkan dengan pendekatan berbasis edukasi adalah memberikan keterampilan
oleh khalayak sasaran tentang prinsip dasar, komunitas yang memungkinkan interaksi praktis kepada khalayak sasaran dalam
kebijakan, strategi dan mekanisme kerja KIE langsung antara penyelenggara Informasi merancang program, menyusun proposal
Informasi obat dan pencegahan keracunannya obat dan pencegahan keracunannya dengan hingga membuat laporan pelaksanaan
secara keseluruhan, sehingga masyarakat khalayak penerima manfaat dan kelompok program Informasi obat dan pencegahan
memiliki kesadaran dan pengetahuan yang peduli lainnya. keracunannya. Pesan yang disampaikan
cukup untuk berpartisipasi secara aktif harus dibuat dengan bahasa yang sederhana
dalam pelaksanaan KIE Informasi Obat dan c. Advokasi dan mudah dimengerti agar masyarakat
Pencegahan Keracunannya. Format Pedoman Advokasi dilakukan dengan tujuan dengan mudah dapat memahami tujuan
dapat dicetak dalam bentuk yang mudah membangun kepedulian dan komitmen para dan kegiatan program sehingga termotivasi
dibawa dan dibuat semenarik mungkin, pemangku kebijakan informasi obat dan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
seperti misalnya gimmick, buku saku. Dalam pencegahan keracunannya. Dengan demikian, program KIE Informasi Obat dan Pencegahan
penyebaran pedoman strategi komunikasi para pengambil keputusan akan lebih Keracunannya. Edukasi mengenai informasi
program KIE terkait Obat ini dapat bekerja memahami pentingnya informasi obat dan obat dan penanganan keracunannya dapat
sama dengan perguruan tinggi kesehatan pencegahan keracunannya dan mempunyai diberikan langsung dalam bentuk pelatihan
yang diharapkan dapat menjadi informan komitmen untuk memberikan dukungan keterampilan, atau percontohan (modeling).
dalam penyampaian pesan edukasi ke penuh dalam pelaksanaan Informasi obat dan
masyarakat. pencegahan keracunannya.

58 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
59
Tabel 1 Perumusan Segmen/Target dan Pola Komunikasi

Segmen/Target Tujuan Pola Komunikasi


Advokasi dilakukan
Masyarakat (termasuk
masyarakat dalam lingkup
Membangun kesadaran
dan pemahaman
Penyebaran informasi
Edukasi dengan tujuan
membangun
pasien dan keluarganya)

Membangun kesamaan
Tenaga kesehatan dan
Asosiasi Profesi
dan pemahaman visi, Penyebaran informasi
prinsip dalam mewujudkan Advokasi kepedulian dan
komitmen para
konsolidasi program

pemangku kebijakan
Membangun kesamaan
Instansi terkait pelaksanaan dan pemahaman visi, Penyebaran informasi
program KIE prinsip dalam mewujudkan Persuasi
konsolidasi program
informasi obat
Kelompok masyarakat
peduli atau pemangku
kepentingan lainnya
Membangun dukungan
dan komitmen untuk
implementasi program
Persuasi dan pencegahan
Pencantuman pesan
keracunannya
Pelaku usaha (dengan pola tertentu) Regulasi
pada brosur produk

60 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
61
b. Cakupan Isi Pesan
Isi pesan merupakan bagian pokok dari materi
4.3.
sosialisasi yang implementasinya dapat bersifat
pesan umum dan khusus. Pesan umum berlaku

Penggunaan
untuk keseluruhan kategori khalayak sasaran,
sedangkan pesan khusus menekankan pada
aspek tertentu sesuai fokus strategi komunikasi

Pesan kepada kategori khalayak tertentu. Pada


dasarnya pilihan untuk isi pesan umum dan

Komunikasi
khusus mencakup hal-hal berikut:

S
• Pesan yang disampaikan mencakup upaya
trategi komunikasi berkaitan dengan menjamin kualitas, kemanfaatan dan keamanan
penggunaan pesan mencakup isi pesan, obat agar terbangun pemahaman, kepedulian,
himbuan dan organisasi pesan sebagai dukungan dan keterlibatan dalam menjaga
berikut: kualitas obat dan mencegah keracunan akibat
obat.
a. Metode Penggunaan Pesan • Uraian tentang apa, bagaimana, dan untuk apa
Penyusunan segala bentuk pesan hendaknya obat dijaga kualitas diselenggarakan (diuraikan
memperhatikan aspek-aspek berikut : tersendiri dalam media leaflet/booklet)
• Uraian alur proses dan teknik merancang
• Formulasi pesan kunci termasuk tagline harus kegiatan KIE informasi obat dan pencegahan
disajikan secara sama dan konsisten secara keracunannya
nasional. • Pada prinsipnya pesan dibuat sedemikian rupa
• Formulasi pesan segmentatif (segmented agar sesuai dengan karakteristik khalayak yang • Pendekatan emosional yang menggugah sama sebagaimana ditetapkan cakupan isi
messages) harus memperhatikan karakteristik akan dituju serta media yang digunakan. semangat dan komitmen masyarakat penerima pesan.
khalayak sasaran termasuk aspek budaya lokal. • Pesan motivatif yang mendorong dan manfaat program untuk bertindak/berpartisipasi • Elemen-elemen seperti karakteristik pembawa
• Pesan harus membangkitkan kepedulian menggugah kesadaran bahwa masyarakat harus menyelenggarakan kegiatan Informasi obat dan pesan, logo, slogan, tema-tema pokok pesan atau
khalayak akan pentingnya menjaga kualitas obat mandiri dan memiliki tanggungjawab untuk ikut pencegahan keracunannya; fakta-fakta kunci lainnya perlu dikoordinasikan
• Pesan disampaikan dalam bahasa yang mudah menjaga kualitas obat secara tepat dan disampaikan dengan cara/
dipahami d. Koordinasi penyampaian pesan bentuk yang sama (single voice)
• Apabila pesan dapat disajikan lebih ringkas, c. Himbauan pesan Agar pesan dapat mencapai khalayak sasaran • Kesesuaian pesan dan saluran yang digunakan
maka formulasi pesan dipilih yang paling ringkas. Konstruksi/bentuk pesan dapat dilakukan secara efektif maka diperlukan koordinasi akan ditetapkan kemudian melalui rapat
• Pesan disampaikan secara verbal dan visual dengan beberapa pendekatan sebagai berikut : mengenai isi pesan yang perlu disampaikan komunikasi (communication meeting) di antara
bergantung media yang dijadikan saluran • Pendekatan rasional yang menekankan melalui berbagai saluran kepada khalayak yang penyelenggara.
• Pesan harus memberikan jalan keluar bagi pada data, logika, dan fakta-fakta sasaran berbeda-beda. • Variasi isi pesan berdasarkan karakteristik
pemenuhan kebutuhan khalayak sasaran lainnya tentang perlunya perencanaan • Pesan-pesan pokok yang disampaikan oleh demografis, geografis ataupun psikografis
terhadapinformasi obat dan pencegahan dalam memperbaiki kualitas hidup berbasis berbagai tingkatan penyelenggara harus harus merujuk pada pesan-pesan kunci yang
keracunannya. pemberdayaan mesyarakat; dipastikan mengandung muatan pesan yang ditetapkan dalam pokok isi pesan.

62 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
63
4.4.

Strategi Penggunaan
Saluran Komunikasi

U
ntuk meningkatkan keefektifan penyampaian pesan pada khalayak yang
beragam maka perlu digunakan berbagai saluran komunikasi meliputi
saluran personal, media tradisional dan media massa serta media baru
(internet). Saluran komunikasi personal, media tradisional, media massa,
dan media baru digunakan untuk mengkativasi masyarakat agar terlibat dalam
merancang dan melaksanakan kegiatan KIE terkait informasi obat dan pencegahan
keracunannya. Sementara membangun kesadaran pemangku kepentingan agar
peduli dan terlibat dalam kegiatan KIE informasi obat dan pencegahan keracunannya
digunakan saluran personal dan media tradisional. Pada tataran aktivasi, penggunaan
saluran berbasis komunitas (community based channel) sangat dianjurkan. Dalam
melakukan penyebaran pesan edukasi dapat melalui sosial media seperti facebook
dan twitter dengan menentukan pesan kunci yang disampaikan secara berulang-
ulang tetapi tetap harus memperhatikan segmentasi targetnya serta dapat juga
melalui SMS blast terkait pesan edukasi terkait obat.

membangun kesadaran pemangku kepentingan agar peduli dan


terlibat dalam kegiatan KIE informasi obat dan pencegahan
keracunannya digunakan saluran personal dan media
tradisional

64 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
65
akan lebih mudah mengingat informasi yang
4.5. disampaikan dengan metode peragaan/
pemberian contoh.

Strategi
• Penyiapan masyarakat dan pemangku
kepentingan untuk memiliki concern yang
sama mengenai pentingnya menanamkan

Komunikator
health belief pada masyarakat agar pesan
edukasi yang disampaikan lebih mudah
diterima.

• Komunikator atau pembawa pesan


• Sebelum melakukan diseminasi perlu
dirumuskan pemahaman yang sama dan
Untuk mengaktivasi kesadaran
(messenger) informasi obat dan pencegahan menentukan indikator perluasan atau
keracunannya harus berdasarkan kredibilitas
(keahlian, pengalaman, dapat dipercaya) dan
penyebarannya serta pelatihan kepada petugas
kesehatan yang akan melakukan sosialisasi.
masyarakat agar terlibat dalam
akseptabilitas (kedekatan/dapat diterima)
pembawa pesan oleh khalayak. • Dalam penyebarluasan Pedoman Strategi kegiatan KIE terkait informasi obat
Komunikasi Program KIE terkait Obat pada
• Para pembawa pesan harus sejalan dengan
khalayak sasaran dan saluran yang digunakan.
beberapa daerah tertentu perlu merangkul
tokoh masyarakat yang dihormati dan dan pencegahan keracunannya
didengar oleh lingkungan sehingga pesan
• Untuk mengaktivasi kesadaran masyarakat
agar terlibat dalam kegiatan KIE terkait
yang disampaikan dapat mudah diterima
oleh masyarakat. Identifikasi role-model yang
diperlukan endorser dari ahli
informasi obat dan pencegahan keracunannya dihormati dan menjadi panutan oleh target
diperlukan endorser dari ahli farmasi atau
tenaga kesehatan lainnya dengan kemampuan
sehingga target merasa didukung untuk
melakukan perilaku baru.
farmasi atau tenaga kesehatan
komunikasi yang baik, opinion leader dan
aktor pelaku KIE terkaitobat dan pencegahan
keracunannya yang telah berhasil (best
• Tahapan dalam melakukan penyebaran lainnya dengan kemampuan
informasi perlu memperhatikan norma dan
practices) . nilai yang berlaku di masyarakat, situasi target,
pemilihan pembawa pesan (role model), komunikasi yang baik
• Pemilihan pembawa pesan senantiasa pesan edukasi dapat dimengerti, mudah
mempertimbangkan karakteristik khalayak diingat sehingga mendapatkan perhatian dari
sasaran sehingga pesan efektif. masyarakat dan memotivasi masyarakat untuk
melakukan perubahan perilaku.
• Komunikator atau pembawa pesan perlu
memperlihatkan suatu contoh obat sebagai • Perlu dilakukan riset terlebih dahulu terhadap
alat peraga dalam membawakan pesan nilai kultur, budaya dan pendidikan masyarakat
tentang cara membaca label, penyimpanan dalam penyampaian informasi. Hal ini dapat
obat atau mengenali efek samping obat. Hal memanfaatkan data Riskesdas atau bekerja
ini berdasarkan fakta bahwa 90% masyarakat sama dengan instansi terkait

66 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA PROGRAM
PROGRAMKIE
KIETERKAIT
PEDOMAN
PEDOMAN
TERKAITOBAT
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
OBATBESERTA
STRATEGI
BESERTAPENCEGAHAN
STRATEGI
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
PENCEGAHANKERACUNANNYA
KERACUNANNYA
67
10
ditentukan bagian mana dari materi informasi berlangsung sesuai jadwal, dan apabila terjadi
yang telah dikembangkan yang harus direvisi penundaan, apakah akan berdampak pada
4.6.
dan bagaimana revisi yang tepat yang harus kegiatan lain.
dilakukan.
6. Evaluasi dan menilai kembali kegiatan

Strategi Pengembangan 5. Pelaksanaan dan monitor kegiatan.


Sebelum melaksanakan kegiatan, seluruh
yang telah dilakukan. Evaluasi yang dilakukan
terhadap kegiatan meliputi keberhasilan

Materi Informasi
materi informasi yang digunakan beserta pelaksanaan kegiatan dilihat dari dampak
acuannya harus disiapkan, termasuk melakukan yang terjadi pada khalayak sasaran setelah
pelatihan bagi komunikator atau pembawa kegiatan selesai dilakukan, kendala-kendala
pesan, dan mengatur kebutuhan-kebutuhan yang muncul selama kegiatan berlangsung,

B
pelaksanaan kegiatan (tempat, panitia, dan perubahan-perubahan apa saja yang perlu
erdasarkan panduan dari WHO, dalam 3. Mengembangkan materi informasi.
materi informasi). Selama dan setelah kegiatan dilakukan untuk membuat kegiatan menjadi
mengembangkan materi informasi dan Materi informasi yang dikembangkan harus
berlangsung, perlu dilakukan monitoring lebih baik, dan hal-hal apa saja yang menjadi
melakukan edukasi publik yang efektif, berdasarkan perkembangan riset dengan
apakah sasaran komunikasi menerima, pelajaran untuk kegiatan lainnya di waktu yang
terdapat 6 (enam) langkah yang harus data yang up to date, dan memiliki pesan
mengerti dan memahami materi informasi akan datang.
dilalui, yaitu : yang jelas sehingga khalayak sasaran dapat
dan pesan yang disampaikan, apakah kegiatan
dengan mudah menerima dan memahami
1. Investigasi. Mencari informasi mengenai pesan yang disampaikan. Penyusunan naskah
persepsi khalayak sasaran tentang materi materi informasi harus disesuaikan dengan
yang akan disampaikan, karakteristik termasuk karakteristik target komunikasi dengan
perilaku khayalak sasaran, jejaring komunikasi menggunakan bahasa-bahasa yang mudah
yang dapat digunakan dan sumber informasi dimengerti dan dipahami.
apa saja yang sudah tersedia, serta membuat
data baik data kuantitatif maupun kualitatif 4. Menguji dan merevisi materi informasi.
yang menjadi acuan untuk tahap kegiatan Sebelum materi informasi disampaikan
selanjutnya. pada khalayak sasaran, materi yang telah

2. Merencanakan kegiatan. Berdasarkan hasil


disusun selayaknya diuji terlebih dahulu pada
perwakilan dari tiap-tiap khalayak sasaran
Materi informasi yang dikembangkan
investigasi, dibuat suatu perencanaan kegiatan
yang meliputi tujuan kegiatan, target khayalak
untuk memastikan bahwa materi informasi
yang telah disusun menarik, sesuai untuk target
harus berdasarkan perkembangan riset
komunikasi, faktor-faktor yang mendukung
maupun yang membatasi komunikasi, pola
komunikasi tersebut, dan mudah dimengerti.
Pelaksana juga harus melihat apakah materi
dengan data yang up to date
pendekatan dan sarana komunikasi yang tersebut bisa langsung diaplikasikan dalam
digunakan, institusi mana saja yang akan ikut kehidupan sehari-hari khalayak sasaran,
dilibatkan dalam kegiatan, serta bagaimana apakah ada bagian dari materi yang membuat
melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap khalayak tidak berkenan atau secara kultur
kegiatan tersebut. tidak sesuai. Setelah dilakukan uji-uji tersebut,

68 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
69
4.7.

Strategi Komunikasi
Terkait Obat Aids,
Tuberkulosis Dan
Malaria

P
ermasalahan utama terkait obat AIDS, Tuberkulosis dan
Malaria (ATM) terutama adalah perlunya meningkatkan
kepatuhan penggunaan obat-obat tersebut. Hal ini dapat
disebabkan karena adanya efek samping berat yang
Pentingnya membaca
dialami pasien atau karena waktu penggunaan yang begitu lama informasi obat
sehingga diperlukan kesadaran penuh dari pasien akan pentingnya
mengkonsumsi obat secara rutin. Untuk mendapatkan kesadaran
yang terdapat
dari pasien, pasien perlu mendapat pengetahuan tentang alasan pada kemasan obat
mengapa obat tersebut diberikan dengan memberikan informasi
mengenai kegunaan obat, dan mengenal efek samping obatnya perlu ditekankan
sehingga manfaat yang diperoleh dapat maksimal.
pada semua
Pentingnya membaca informasi obat yang terdapat pada kemasan pasien (termasuk
obat perlu ditekankan pada semua pasien (termasuk keluarganya)
yang harus mengkonsumsi obat ATM. Untuk itu, strategi komunikasi keluarganya) yang
terkait obat ATM dapat mengikuti strategi komunikasi yang
diberlakukan untuk obat lain secara umum.
harus mengkonsumsi
obat ATM

70 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
71
4.8.

Pustaka atau
Sumber Informasi
yang Dapat
Digunakan dalam
Pengembangan
Materi Informasi

S
alah satu faktor yang menunjang a. Brosur/Leaflet terkait obat dan pencegahan
keberhasilan program KIE terkait obat keracunan, yang telah dikembangkan
dan pencegahan keracunannya adalah sebelumnya
materi informasi yang diberikan pada b. IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia)
sasaran khalayak sasaran. Materi informasi c. KOB (Kompedia Obat Bebas)
yang digunakan dalam program KIE sebaiknya d. Buku saku tentang obat program seperti
menyesuaikan dengan khalayak sasaran yang Buku Saku Penanggulangan TB,
menjadi target dari program ini. Oleh karena itu, e. atau obat program lainnya, untuk KIE terkait
diperlukan pustaka dan/atau sumber informasi obat ATM, yang diterbitkan oleh Ditjen P2PL,
acuan dalam menyiapkan dan mengembangkan Kemenkes.
materi informasi. Berbagai pustaka ataupun f. Program edukasi terkait obat ATM, yang
sumber informasi dapat digunakan dalam diterbitkan oleh Ditjen P2PL, Kemenkes.
pengembangan materi informasiantara lain g. Guideline yang diterbitkan oleh WHO
adalah:

72 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
73
BAB V
STRATEGI EKSEKUSI PELAKSANAAN

Sesuai dengan fokus strategi komunikasi, secara umum antar kegiatan aktivasi Program KIE
terkait Obat beserta Pencegahan Keracunan, harus saling mendukung. Upaya membangun
kesadaran harus menjadi dasar atau pendorong peningkatan aktivasi Program KIE terkait
Obat beserta Pencegahan Keracunan yang memberikan jawaban atas pertanyaan “Why” dari
setiap informasi yang diberikan. Sebaliknya upaya peningkatan aktivasi akan meneguhkan
dan memelihara kesadaran yang terbentuk, sehingga kedua kegiatan ini perlu terintegrasi.

74 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
75
5.1.

Integrasi Eksekusi
STRAKOM

I
ntegrasi elemen strakom dibutuhkan dalam
operasionalisasi strategi komunikasi program KIE
terkait obat beserta pencegahan keracunannya
kepada hampir seluruh sasaran komunikasi.

Program komunikasi KIE terkait obat beserta


pencegahan keracunannya baik dilakukan dengan
metode informasi, persuasi, advokasi dan edukasi
dapat dilaksanakan oleh Tim KIE yang memiliki
kepedulian dalam menumbuhkan kesadaran bagi
setiap elemen masyarakat terhadap pentingnya
menjaga kualitas obat agar tetap aman dan
bermanfaat.

Dalam pelaksanaannya, setiap langkah operasional


menetapkan sasaran atau target komunikasi yang
akan dituju, kemudian menetapkan strategi pesan,
saluran dan pilihan komunikator atau pembawa setiap langkah operasional menetapkan sasaran atau
pesan yang efektif. target komunikasi yang akan dituju, kemudian menetapkan
strategi pesan, saluran dan pilihan komunikator atau
pembawa pesan yang efektif.

76 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
77
5.2.

Sumber Dana

Pola administrasi pertangungjawaban

D
penggunaan anggaran mengacu pada
ukungan pembiayaan sosialisasi peraturan dan perundangan yang
informasi obat dan pencegahan berlaku. Dalam implementasi strategi
keracunannya bisa berasal dari komunikasi program KIE terkait Obat
institusi yang menyelenggarakan ini dapat digunakan pembiayaan
program komunikasi dan sosialisasi, atau terpadu antar instansi.
pada Tim Pengendali atau Tim Koordinator
di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota.
Anggaran diperoleh dari APBN, APBD,
lembaga donor, dan dari partisipasi dunia
usaha sebagai CSR.

78 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
79
Tabel Integrasi Elemen Strakom
Segmen/ Target Metode/ Fokus Pesan Substansi Pesan Saluran/ Instrumen Pembawa Pesan Institusi Pelaksana
Masyarakat • Penyebaran informasi “Satu tindakan untuk 1. Informasi obat penting, • ILM (radio, TV, media Contoh keberhasilan BPOM (termasuk Balai Besar/
(termasuk • Edukasi masa depan, Baca label dan merupakan hak cetak, media sosial, (tokoh agama setempat, Balai POM)
masyarakat dalam sebelum membeli” masyarakat (tanyakan/ • Produk Informasi (leaflet, tokoh masyarakat Dinkes
lingkup pasien dan konsultasikan pada tenaga poster, Baliho/billboard) setempat, public figure Institusi kesehatan
keluarganya) kesehatan) • Penyuluhan langsung yang memiliki concern Profesional kesehatan
2. Kenali dan hindari obat (talkshow, pameran, terhadap pentingnya
palsu / bahaya obat palsu penyuluhan) informasi obat, tokoh
3. Belilah obat di tempat profesi –Ibu Rumah
yang benar dan dapatkan Tangga, Ibu PKK, tenaga
informasi lengkapnya kesehatan)
4. Kenali efek samping obat
anda agar bisa mendapatkan
manfaat yang maksimal
5. Edukasi istilah-istilah
yang lazim dalam label obat
(khususnya : bahan aktif,
indikasi, kontraindikasi,
aturan pakai, efek samping)

Tenaga kesehatan& • Penyebaran informasi “Satu tindakan untuk 1. Pengenalan kebutuhan Buku panduan, buku saku, Pakar, BPOM (termasuk BPOM (termasuk Balai Besar/
Asosiasi Profesi • Advokasi masa depan, Memberi konsumen , misalnya : Media cetak lainnya, Balai Besar/Balai POM), Balai POM)
informasi obat adalah istilah-istilah yang lazim Workshop, FGD KemKes, dan asosiasi
tanggung jawab kita” dalam label obat (khususnya Poster di sarana pelayanan profesi
: bahan aktif, indikasi, kesehatan
kontraindikasi, aturan
pakai, efek samping), cara
mengenali dan menghindari
obat palsu, anjuran membeli
obat di tempat yang benar
dan dapatkan informasi
lengkapnya

2. Pengenalan sumber
informasi (produk informasi,
website, hotline, contact
center)

80 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
81
Instansi terkait • Penyebaran informasi “Satu tindakan 1. Pengenalan kebutuhan Buku panduan, buku saku, Wakil pemerintah, BPOM (termasuk Balai Besar/
pelaksanaan program • Edukasi untuk masa depan, konsumen , misalnya : Media cetak lainnya, Pakar Balai POM)
KIE Pemberian informasi istilah-istilah yang lazim Workshop, FGD
obat memerlukan dalam label obat (khususnya (kuesioner, poster, leaflet,
peran serta bersama” : bahan aktif, indikasi, gimmick)
kontraindikasi, aturan
pakai, efek samping), cara
mengenali dan menghindari
obat palsu, anjuran membeli
obat di tempat yang benar
dan dapatkan informasi
lengkapnya

2. Pengenalan sumber
informasi (produk informasi,
website, hotline, contact
center)

Kelompok Persuasi “Satu tindakan untuk 1. Informasi obat penting, FGD, personal approach, Pakar, pejabat BPOM (termasuk Balai Besar/
masyarakat peduli, masa depan, Memberi dan merupakan hak diskusi, dialog dengan pemerintah, contoh Balai POM)
tokoh masyarakat informasi obat adalah masyarakat (tanyakan/ dukungan produk cetakan: keberhasilan
atau pemangku tanggung jawab konsultasikan pada tenaga pedoman, leaflet, buku saku
kepentingan lainnya bersama” kesehatan)
2. Kenali dan hindari obat
palsu / bahaya obat palsu
3. Belilah obat di tempat
yang benar dan dapatkan
informasi lengkapnya
4. Kenali efek samping obat
anda agar bisa mendapatkan
manfaat yang maksimal

Pelaku usaha Regulasi “Satu tindakan untuk Disesuaikan dengan NSPK BPOM, K/L terkait BPOM (termasuk Balai Besar/
masa depan, Pastikan kebutuhan Balai POM)
lengkap informasi
obat”

82 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
83
BAB VI
INDIKATOR CAPAIAN DAN MONITORING

Indikator capaian dan monitoring perlu dilakukan untuk mengukur


keberhasilan komunikasi yang disampaikan, apakah informasi sudah
mencapai target atau bahkan tidak ada pengaruh apa-apa terhadap
target. Pengukuran dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Penetapan
indikator pencapaian akan merujuk pada sasaran sosialisasi serta fokus
pada masing-masing strategi komunikasi sehingga pengambil keputusan
dapat mengetahui keberhasilan, kemajuan maupun permasalahan yang
dihadapi sedini mungkin untuk dapat melakukan analisis, identifikasi dan
menangani secara tepat waktu.

84 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
85
6.1.

Indikator Pencapaian
Indikator hasil aktivasi

I
ndikator pencapaian dapat bersifat kuantitatif postintervention untuk melihat perubahan
ataupun kualitatif. Penetapan indikator perilaku sasaran khayalak komunikasi sebelum mencakup aspek kognitif (tingkat
pencapaian akan merujuk pada sasaran dan sesudah program ini dilaksanakan. Pada
kegiatan KIE terkait obat dan pencegahan
keracunannya beserta fokus dari masing-
tahap survei preintervention, parameter
utama yang akan dilihat adalah perilaku dan pengetahuan), aspek afeksi
masing strategi komunikasi. pemahaman masyarakat tentang obat, cara

Indikator hasil aktivasi mencakup aspek


masyarakat mendapatkan informasi tentang
obat (information-seeking behaviour), dan
(ketertarikan dan kepedulian) dan
kognitif (tingkat pengetahuan), aspek afeksi bagaimana masyarakat terus memperkaya diri
(ketertarikan dan kepedulian) dan konatif dengan informasi dan pemahaman tentang konatif (tingkat partisipasi dalam
(tingkat partisipasi dalam pengambilan obat (self-learning behaviour). Hasil dari
keputusan, komitmen tindakan melaksanakan
tujuan dari KIE terkait obat dan pencegahan
survei preintervention akan menjadi acuan
untuk menentukan langkah-langkah apa yang pengambilan keputusan, komitmen
keracunannya). perlu dipertajam pada saat melaksanakan

Untuk menentukan seberapa berhasilnya


program serta menentukan sejauh mana
tujuan program KIE tercapai dilakukan survei
tindakan melaksanakan tujuan dari
program ini perlu dilakukan kegiatan pre- dan postintervention.
KIE terkait obat dan pencegahan
keracunannya).

86 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
87
a. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi • Meningkatnya komunikasi dan koordinasi Melalui koordinasi kerja yang baik, informasi
Monitoring dan evaluasi bertujuan agar setiap kerjasama antar instansi/sektor dan yang diterima dapat diteruskan untuk
6.2. penanggungjawab dan pengambil keputusan terbangunnya kemitraan dengan berbagai ditindaklanjuti penanganannya dengan
dapat mengetahui keberhasilan maupun pihak. tepat waktu dan tepat sasaran. Informasi
permasalahan yang dihadapi sedini mungkin tersebut juga disampaikan kepada pelaksana

Monitoring
untuk dapat ditangani secara tepat waktu. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan sosialisasi untuk perbaikan program sosialisasi
evaluasi ini akan melibatkan unsur-unsur apabila diperlukan.
Monitoring meliputi aspek proses pelaksanaan komunikasi terkait lainnya seperti unit
komunikasi dan pengaruh yang terbentuk pengaduan yang merupakan bagian yang c. Mekanisme Pengelolaan Umpan Balik

& Evaluasi sebagai berikut :


1. Proses sosialisasi, ialah memonitor dan
mengevaluasi apakah aktivitas komunikasi
yang dilaksanakan telah sesuai dengan strategi
tidak terpisahkan dari kegiatan monitoring
dan evaluasi program secara keseluruhan.
Indikator keberhasilan dari aspek proses,
akan disesuaikan dengan jadwal monitoring
Keberhasilan penyelenggaraan program
KIE Informasi Obat dan Pencegahan
Keracunannya membutuhkan masukan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu umpan
dan program yang telah disusun. dan evaluasi program KIE terkait obat dan balik dari seluruh pihak yang terlibat mutlak
pencegahankeracunannya secara umum. diperlukan. Mekanisme penyampaian umpan
2. Pengaruh komunikasi dimonitor untuk balik dapat dilakukan dengan membuka kotak
menjawab capaian indikator keberhasilan b. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi saran, melakukan wawancara dengan target
sosialisasi, sebagai berikut : Unit yang melakukan monitoring terhadap sasaran, atau meningkatkan akseskontak
• Meningkatnya pemahaman masyarakat luas, proses dan keberhasilan komunikasi dilakukan bagi masyarakat untuk menerima masukan
• Diperolehnya dukungan yang kuat dari oleh institusi penyelenggara komunikasi baik disampaikan secara langsung ataupun
berbagai pihak, dan sosialisasi dengan bekerjasama dengan melalui media umum seperti surat, SMS,
• Meningkatnya kesadaran dan partisipasi lembaga independen. Peranan unit atau lewat telepon. Termasuk di sini dengan
masyarakat terhadap program KIE terkait obat layanan pengaduan masyarakat, disamping mengevaluasi laporan dan pemberitaan di
dan pencegahan keracunannya, menampung pengaduan yang berkaitan media massa dan produk media lainnya.
• Adanya perubahan perilaku dari masyarakat dengan substansi program KIE Informasi Salah satu langkah dalam mengembangkan
mengenai pemahaman tentang produk obat, Obat dan Pencegahan Keracunannya, juga komunikasi perlu dilakukan monitoring dan
informasi obat dan pencegahan keracunan menampung dan menyalurkan respon evaluasi pre dan pasca intervensi.
obat. terhadap kegiatan komunikasi dan sosialisasi.

karena itu umpan balik dari seluruh pihak yang terlibat mutlak diperlukan. Mekanisme penyampaian
umpan balik dapat dilakukan dengan membuka kotak saran, melakukan wawancara dengan target
sasaran, atau meningkatkan akseskontak bagi masyarakat untuk menerima masukan baik disampaikan
secara langsung ataupun melalui media umum seperti surat, SMS, atau lewat telepon

88 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
89
UCAPAN TERIMA KASIH

BAB VII Kepala Biro Hukum dan Humas

PENUTUP Terimakasih yang mendalam saya sampaikan kepada Tim Penyusun Pedoman
Strategi Komunikasi Program Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Terkait
Obat Beserta Pencegahan Keracunannya. Badan POM menyadari bahwa
Pedoman strategi komunikasi ini komunikasi kehumasan menjadi instrumen yang sangat vital dalam setiap
keberlangsungan business process suatu organisasi / instansi. Segala gagasan
perlu dilengkapi dengan petunjuk cemerlang yang tertuang pada Pedoman Strakom ini sangat bermanfaat
pelaksanaan atau petunjuk teknis sebagai acuan guna melakukan kegiatan KIE dalam rangka melindungi
yang lebih bersifat operasional masyarakat terhadap obat yang berisiko terhadap kesehatan, termasuk KIE
tentang informasi obat, obat Aids, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM). Dengan
sehingga mudah dipahami dan adanya pedoman strategi komunikasi ini diharapkan seluruh pihak baik inter-
dimanfaatkan oleh pemangku nal maupun eksternal Badan POM dalam menjalankan fungsi masing-masing
kepentingan, khususnya dalam untuk mengedukasi masyarakat terkait penggunaan obat beserta pencegah-
an keracunannya berdasarkan pedoman ini.
program penanggulangan penyakit
aids, tuberkulosis, dan malaria Budi Djanu Purwanto, SH, MH
(ATM).
Plt Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, dengan ridhoNya maka
Pedoman Strategi Komunikasi Program Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Terkait Obat Beserta Pencegahan Keracunannya dapat diselesaikan tepat
waktu. Sebagai institusi Pengawas Obat dan Makanan, Badan POM ber-
komitmen tinggi untuk melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang
berisiko terhadap kesehatan, oleh karena itu secara terus menerus mening-
katkan pengawasan serta memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan
masyarakat termasuk pemangku kepentingan. Pedoman strategi komunikasi
yang terarah merupakan kunci sukses keberhasilan Badan POM dalam mem-
berikan KIE kepada masyarakat agar mampu melindungi dirinya dari produk
obat yang tidak memenuhi syarat keamanan, kemanfaatan, dan kualitas
serta pencegahan keracunannya. Terimakasih atas kerja keras dan cerdas Tim
Penyusunan Pedoman Strategi Komunikasi Program KIE Terkait Obat Beserta
Pencegahan Keracunannya.

Dra. Rita Endang, Apt, M.Kes

90 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
91
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria,


Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan
RI, 2012

2. Epidemiologi Malaria di Indonesia, Buletin


Jendela DATA & INFORMASI KESEHATAN, Volume
1, TRIWULAN I 2011

3. Informasi Umum Malaria, Pusat Promosi


Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2009

4. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis,


Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan
RI, 2011

5. Pedoman Pelaksanaan Strategi Komunikasi


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri, Kementerian Koordinasi
Kesejahteraan Rakyat, 2008

6. Strategi Komunikasi dan Kehumasan, Biro


Hukum dan Hubungan Masyarakat Badan
Pengawas Obat dan Makanan, 2013

7. Tesis “Pengaruhi terapi perilaku modeling


partisipan terhadap kepatuhan minum obat
pada klien penatalaksanaan regimen terapeutik
tidak efektif di RSJD. Dr. Amini Gondo Hutomo
Semarang” oleh Dwi Indah Iswanti, Fakultas Ilmu
Keperawatan, Universitas Indonesia, Bab II, hal.
17-23.

8. WHO, Effective Public Education, http://


archives.who.int/PRDUC2004/RDUCD/Acrobat_
Files/VA_Acrobat_Files/13_Eff_pub_ed_va.pdf
(diunduh Juli 2013)

9. Buku Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar,


Mulyana (2003)

92 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA
93
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
2014

Jl. Percetakan Negara No.23 - Jakarta


10560 Indonesia

08121 9999 533


halobpom@pom.go.id
www.pom.go.id
@bpom_ri
bpomri
94 PEDOMAN PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
PROGRAM KIE TERKAIT OBAT BESERTA PENCEGAHAN KERACUNANNYA

Anda mungkin juga menyukai