SKRIPSI
Disusun oleh:
ALFIDO
NIM. 105060305111003 - 63
MAJELIS PENGUJI
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Elektro
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya lah skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi berjudul “Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Dengan Perekayasaan
Lingkungan Pada Rumah Kaca” ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang diberikan,
Rasulullah Muhammad SAW semoga sholawat dan salam tetap tercurah kepada
beliau,
Ayah Zulkarnaen dan ibu Sri Meidiana atas kasih sayang, perhatian dan
kesabarannya di dalam membesarkan dan mendidik penulis, serta telah banyak
mendoakan kelancaran penulis hingga terselesaikannya skripsi ini,
Saudara-saudarakuAldilo, Yudi Arfan dan Niko Febrian yang banyak
mendoakan kelancaran penulis hingga terselesaikannya skripsi ini,
Bapak Aziz Muslim, ST.,MT., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Brawijaya,
Bapak Purwanto Ir.,MT selaku Pembimbing I atas segala bimbingan, nasehat,
pengarahan, motivasi, saran dan masukan yang telah diberikan, dan juga sebagai
Ketua Kelompok Dosen Keahlian Sistem Kontrol Jurusan Teknik Elektro
Universitas Brawijaya,
Bapak Aziz Muslim, ST.,MT., Ph.Dselaku Dosen Pembimbing II atas segala
ilmu, bimbingan, nasehat, gagasan, ide, saran, motivasi dan bantuan yang telah
diberikan,
Staf rekording Jurusan Teknik Elektro,
Saudari Tarina Alkautsar yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis disaat
jenuh, segala ceritanya, semangat, dan doa yang selama inidiberikan buat
penulis,
ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.10. Grafik Tanggapan Sistem Dengan Set Point4,02V (100 Lux) ...39
Gambar 5.1. Grafik Tanggapan Sistem Dengan Set Point4,13V (120 Lux) ..... 40
Gambar 5.12. Grafik Tanggapan Sistem Dengan Set Point4,26V (150 Lux) ...41
Gambar 5.13. Grafik Tanggapan Sistem Terhadap Gangguan Dengan Set
Point4,02V (100 Lux) .................................................................43
vii
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
Alfido, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2014,“Sistem
Pengaturan Intensitas Cahaya Dengan Perekayasaan Kondisi Lingkungan Pada
Rumah Kaca ”, Dosen Pembimbing:Purwanto Ir.,MT danAziz Muslim, ST.,MT.,
Ph.D
Pembudidayaan tanaman umumnya dilakukan dengan melihat kondisi lingkungan
yang sesuai dengan tanaman yang akan ditanam. Untuk mengatasi masalah ini maka
perlu dibuat suatu perekayasaan kondisi lingkungkan yang sesuai dengan tanaman yang
akan ditanam.
Rumah kaca merupakan media yang baik untuk melakukan kondisi lingkungan.
Sehingga memungkinkan membudidayakan tanaman daerah tertentu dengan baik.
Parameter kondisi lingkungan yang mempengaruhi tanaman antara lain adalah
temperatur, kelembapan, intensitas cahaya, dan PH.
Pada penelitian ini dibuat miniatur rumah kaca yang dapat merekayasa salah satu
parameter kondisi lingkungan yaitu intensitas cahaya. Sistem pengaturan yang
digunakan adalah pengaturan loop tertutup. Pengaturan loop tertutup ini bertujuan untuk
membandingkan intesitas cahaya di dalam miniatur rumah kaca agar sesuai dengan
intensitas cahaya yang diinginkan. Metode pengaturan ini menggunakan kontroller PID
untuk mempercepat proses penambahan dan pengurangan intensitas cahaya pada
miniatur rumah kaca. Mikrokontroller yang digunakan adalah ATMega8535. Input
yang diberikan berupa besaran analog dan output yang dihasilkan Mikrokontroller
dikeluarkan dalam bentuk besaran Pulse Width Modulation (PWM) yang disambungkan
ke motor DC melalui driver motor DC untuk menggerakkan sirip rumah kaca yang
berada di bagian atas rumah kaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan dari skripsi ini adalah merancang suatu sisitem pengaturan intensitas
cahaya yang masuk pada rumah kaca agar cahaya yang masuk sesuai dengan yang
diharapkan sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
resistansi yang berubah-ubah sesuai dengan banyaknya cahaya yang jatuh padanya.
Nilai resistansinya semakin tinggi ketika tidak terkena cahaya tetapi nilai resistansinya
akan turun dengan drastis ketika LDR terkena cahaya. (Anonymous, 2011). Gambar 2.2
adalah bentuk fisik dari sensor LDR.
2.3 Motor DC
Pengertian motor arus searah (DC) adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, di mana gerak
tersebut berupa putaran dari rotor.
Motor DC hampir sama konstruksinya dengan motor AC, perbedaannya terletak
pada sikat dan cincin belah (komutator). Saat siklus pertama, arus mengalir dari kutub
positif ke negatif. Aliran arus yang melewati bagian kabel yang berada didekat kutub N
magnet akan menimbulkan gaya Lorentz ke bawah. Sementara itu aliran arus yang
melewati kabel yang berada di dekat kutub S magnet akan menyebabkan gaya Lorentz
ke atas. Kedua perpaduan gaya Lorentz tersebut akan menyebabkan kawat berputar.
Pada siklus berikutnya terjadi hal yang serupa seperti pada siklus sebelumnya. Apabila
arus terus-menerus dialirkan, maka kawat akan berputar secara terus menerus pula. Pada
aplikasi sesungguhnya, kawat adalah sebuah rotor yang akan dikopel dengan sebuah as
6
Gambar 2. 3.Motor DC
Sumber: Kismet F [1994:98]
Metode Pulse Width Modulation (PWM)adalah salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mengatur kecepatan dari motor DC.
Kecepatan motor DC tergantung pada besarnya duty cycle yang diberikan pada
motor DC tersebut. Pada sinyal PWM, frekuensi sinyal konstan sedangkan duty cycle
bervariasi dari 0%-100%. Dengan mengatur duty cycleakan diperoleh keluaran yang
diinginkan. (Alfarisi.R.,2011). Duty cycle adalah besarnya sinyal kontrol yang diberikan
pada motor. Persamaan untuk perhitungan duty cycle ditunjukkan dalam persamaan 2.1
dengan Ton adalah periode logika tinggi, dan T adalah periode keseluruhan.
5 R/W 0 = tulis
1 = baca
Sinyal pemilih register
2.5 Kontroller
Keberadaan kontroler dalam sebuah sistem kontrol mempunyai kontribusi yang
besar terhadap perilaku sistem. Pada prinsipnya hal itu disebabkan oleh tidak dapat
diubahnya komponen penyusun sistem tersebut. Artinya, karakteristik plant harus
diterima sebagaimana adanya, sehingga perubahan perilaku sistem hanya dapat
dilakukan melalui penambahan suatu sub sistem, yaitu kontroler.
Salah satu fungsi komponen kontroler adalah mengurangi sinyal kesalahan, yaitu
perbedaan antara nilai referensi/nilai yang diinginkan dan nilai aktual. Hal ini sesuai
dengan tujuan sistem kontrol mendapat nilai sinyal keluaran sama dengan nilai yang
diinginkan referensi. Semakin kecil kesalahan yang terjadi, semakin baik kinerja sistem
kontrol yang diterapkan.
Apabila perbedaan antara nilai referensi dengan nilai keluaran relatif besar,
maka kontroler yang baik seharusnya mampu mengamati perbedaan ini untuk segera
menghasilkan sinyal keluaran untuk mempengaruhi plant. Dengan demikian sistem
secara cepat mengubah keluaran plant sampai diperoleh selisih dengan nilai referensi
sekecil mungkin.
Prinsip kerja kontroler adalah membandingkan nilai aktual keluaran plant dengan nilai
referensi, kemudian menentukan nilai kesalahan dan akhirnya menghasilkan sinyal
kontrol untuk meminimalkan kesalahan (Ogata, 1996: 197-204).
9
Nilai keluaran kontroler m(t) sebangding dengan integral sinyal kesalahan e(t),
Sehingga
(2.3)
(2.4)
dengan Ki adalah konstanta integral. Jika sinyal kesalahan e(t)=0, maka laju
perubahan sinyal kendali integral atau sinyal keluaran kendali akan tetap
berada pada nilai yang dicapai sebelumnya. Aksi control integral digunakan untuk
menghilangkan kesalahan posisi dalam keadaan mantap (error steady state) tanpa
memperhitungkan kecepatan respon.
Input m(t)
+
Kd de(t)/dt
-
Nilai keluaran kontroler m(t) sebanding laju sinyal kesalahan . Hubungan ini
(2.5)
(2.6)
(2.7)
memperkirakan akan besar overshoot yang akan terjadi serta memberikan koreksi
sebelum terjadi lewatan sebenarnya sehingga diperoleh maximum overshoot yang kecil.
Jika kesalahan keadaan mantap tidak berubah terhadap waktu maka turunannya
terhadap waktu sama dengan nol, sehingga kontroler PD tidak mempunyai pengaruh
terhadap kesalahn keadaan mantap, tetapi jika terdapat perubahan kesalahan, kontroler
PD akan mengurangi besar kesalahan keadaan mantap. Jadi kontroler PD digunakan
untuk memperbaiki suatu sistem pengendalian yang tanggapan peralihannya
12
(2.8)
Gambar 2.10. Hubungan fungsi waktu antara sinyal keluaran dan sinyal masukan kontroler PID
Sumber: Gunterus, 1994:8-11
Keluaran kontroler PID merupakan penjumlahan dari keluaran kontroler
proporsional, integral dan differensial. Gambar 2.10 menunjukkan hubungan tersebut.
Karakteristik kontroler PID sangat dipengaruhi oleh kontribusi besar dari ketiga
13
.
Gambar 2.11. Konfigurasi pin-pin ATMega 8535
(Sumber: Datasheet Mikrokontroler ATMega 8535)
2. Pin In (Input, 1A, 2A, 3A, 4A) adalah pin input sinyal kendali
motor DC
3. Pin Out (Output, 1Y, 2Y, 3Y, 4Y) adalah jalur output masing -
masing driver yang dihubungkan ke motor DC
4. Pin VCC (VCC1, VCC2) adalah jalur input tegangan sumber driver
motor DC, dimana VCC1 adalah jalur input sumber tegangan
rangkaian kontrol dirver dan VCC2 adalah jalur input sumber
tegangan untuk motor DC yang dikendalikan.
Tampilan Rangkaian Driver Motor L293 adalah seperti pada gambar 2.13.
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
4.5.2 IC L293
Modul pengendali motor dc digunakan untuk mengendalikan putaran motor dc
yang menjadi penggerak plat. Rangkaian ini dihubungkan dengan
mikrokontroler.Driver pengendali pada perancangan ini menggunakan IC L293 yaitu
sebuah perangkat keras berupa rangkaian yang berfungsi untuk menggerakkan motor
DC. Rangkaian skematikdriver motorIC L293 ditunjukkan pada Gambar 4.3.
22
GND Ground
Port A PortA.1=input sensor cahaya (LDR)
(PA7..PA0)
Port B Port Pin Fungsi lain
(PB7..PB0) PortB.0-PortB.3 digunakan sebagai keypad untuk memasukan set
point dan konstanta KP , KI, KD
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa LCD mempunyai 8 bit data ( bidirectional bus) dan
3 buah sinyal kontrol yaitu RS, R/W dan E. Ketiga sinyal kontrol tersebut mempunyai
fungsi sebagai berikut:
2. R/W digunakan untuk memilih fungsi membaca atau menulis pada kedua
register IR dan DR.
3. E digunakan untuk memberikan sinyal pada bahwa data akan ditulis atau dibaca
ke register.
Mode pengiriman data antara mikrokontroler dengan LCD dapat dilakukan
dengan mode transfer data 4 bit.
M
Set point + errorr O
Σ I Σ T
O
R
SENSOR CAHAYA
Jika intensitas cahaya yang diharapkan pada rumah kaca adalah 100 lux atau
ketika tegangan sensor cahaya (light dependemt resistor) adalah 4,02 volt. Nilai
tegangan keluaran sensor cahaya (light dependent resistor) 4,02 volt adalah sebagai set
point. Sehingga apabila nilai present valuetidak sama dengan nilai set point artinya
terdapat kesalaahan (error). Pada saat terjadi error ini formula PID akan menentukan
sinyal kendalinya. Logika sensor PID kontrol dapat dilihat pada gambar 4.5.
26
Mulai
Inisialisasi Variael
Sistem
//Kp
error = Set point – Tegangan Sensor
OutP = Kp * error
//ki
Error i = error + error_sebelum i
Out i = ki*error i * Tc Error_sebelum i
= error i
//kd
Error d = error - error_sebelum d
Out d = (kd*error d) / Tc
Error_sebelum d = error
PV = SP Y
T PWM = 0
PWM = Set_Kecepatan±OutPID
Error dan last_error akan digunakan pada perhitungan aksi kontroller PID.
Setiap satu kali looping program error akan diperbarui dengan data yang diambil dari
sensor dan sebelumnya akan disimpan di last_error. Keluaran dari perhitungan program
kontroller PID ini adalah PWM.
Pemberian nilai KP, agar memperbaiki respon transien
Pemberian nilai KI, agar mengurangi error steady state
Pemberian nilai KD, agar mengurangi redaman sistem yang beisolalasi
4.5.3 Hand Tuning Kontroler PID
Kontroler PID dapat di tuning dalam beberapa cara, antara lain ziegler-nichols
tuning, loop shaping, metode analitis, optimasi, pole placement, auto tuning dan hand
tuning (Smith,1997; Astrom & Hagglund,2004). Pada penelitian kali ini digunakan cara
hand tuning untuk menentukan besar Kp, Ki dan Kd. Ini dilakukan karena ada kendala
untuk melakukan cara lain yang disebutkan di atas. Yakni tidak adanya model
matematis, sehingga membuat cara analitis sulit untuk dilakukan. Prosedur untuk
melakukan tuning adalah sebagai berikut:
1. Melepaskan kontroler integral dan diferensial dengan memberikan nilai Ki = 0
dan Kd = 0.
2. Mengatur nilai Kp hingga didapatkan respon transien yang cepat, dengan
mengabaikan offset.
3. Naikkan nilai Ki untuk menguragi error steady state.
4. Menambah nilai dari Kd untuk memberikan efek redaman agar sistem tidak
berisolasi
28
Dengan menggunakan metode hand tuning nilai parameter PID perlu diubah-
ubah secara trial dan error agar respon yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
2 1 0 0 4,04 Berhenti
4,02 Berhenti
3 2 0 0
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada percobaan ke 6 motor dapat berhenti
pada set point yang diinginkan. Oleh karena itu nilai-nilai parameter yang digunakan
pada sistem yaitu Kp = 2 .
29
START
SET POINT
PEMBACAAN
SENSOR
PENENTUAN
ERROR
APAKAH
TERDAPAT YA
ERROR
PID
TIDAK
E=0
Kuat
Intensitas
Cahaya
END
BAB V
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Tujuan pengujian sistem ini adalah untuk menentukan apakah alat yang telah
dibuat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan perancangan. Pengujian pada sistem ini
meliputi pengujian setiap blok maupun pengujian secara keseluruhan. Pengujian setiap
blok ini dilakukan untuk menemukan letak kesalahan dan mempermudah analisis pada
sistem apabila alat tidak bekerja sesuai dengan perancangan. Pengujian dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Pengujian sensor light dependent resistor
2. Pengujian driver motor dc
3. Pengujian kecepatan motor dc
4. Pengujian LCD
5. Pengujian tanpa kontroler
6. Pengujian keseluruhan sistem
5.1. Pengujian Sensor Light Dependent Resistor
Dalam pengujian Sensor Light Dependent Resistor terdapat beberapa aspek yang
harus diperhatikan, antara lain:
a. Tujuan
Mengetahui kemampuan atau kinerja dari sensor light dependent resistor dan grafik
dari perbandingan antara tegangan keluaran sensor light dependent resistordengan
intensitas cahaya.
b. Peralatan yang digunakan
1. Sensor light dependent resistor.
2. Resistor 10K.
3. Voltmeter Digital.
4. Luxmeter Krisbow KW06-288.
5. Catu daya 5 volt.
6. Lampu dc sebagai sumber cahaya.
c. Langkah pengujian
1. Merangkai peralatan seperti gambar 5.1.
31
Vcc
LDR
Vout
10K
Data dalam Tabel 5.1 merupakan hasil pengujian pada sensor ldr, apabila dibuat
dalam bentuk grafik maka hasilnya dapat dilihat pada Gambar 5.2 di bawah
21
18
15
RLDR (Kohm)
12
9
6
3
0
1 2.3 3.6
Vout (V)
Pada Gambar 5.2 dapat dilihat bahwa hubungan antara tegangan keluaran sensor
dengan resistansinya berbanding terbalik. Sedangkan hubungan antara tegangan
keluaran dan intensitas cahaya dapat dilihat pada gambar 5.3.
Gambar 5.3. Grafik Hubungan Antara Tegangan Keluaran dengan Intensitas Cahaya
d. Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian di dapatkan intensitas cahaya pada rumah kaca ketika sirip
rumah kaca tertutup penuh adalah 0 lux dan ketika sirip rumah kaca terbuka penuh
adalah 250 lux.
5.3. Pengujian Driver Motor DC
Dalam pengujian driver motor dc terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain:
a. Tujuan
Mengetahui output driver motor apabila diberi input yang berbeda-beda.
b. Peralatan yang digunakan
1. Atmega8535
2. Driver motor L293
3. Motor dc
4. Catu daya 5V dan 12V
c. Langkah pengujian
1. Merangkai peralatan seperti dalam Gambar 5.6.
2. Mengisi mikrokontroler dengan program yang mengeluarkan data keluaran
biner.
3. Mengaktifkan catu daya 5 volt dan 12 volt
4. Mencatat pergerakan motor dc
d. Hasil pengujian
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa motor dc
akan berputar searah jarum jam ketika Input1 dan Output1on, dan apabila Input2 dan
Output2on maka motor akan berputar berlawanan arah jarum jam. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa rangkaian driver motor dc ini dapat berjalan dengan baik pada
sistem yang direncanakan.
5.4. Pengujian Kecepatan Motor DC
Dalam pengujian kecepatan motor dc terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain:
a. Tujuan
Untuk mengetahui apakah motor dc dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
b. Peralatan yang digunakan
1. ATmega8535
2. Optocoupler
3. Tachometer
c. Langkah pengujian
Mengukur kecepatan motor dengan nilai Pulse Width Modulation (PWM) yang
berbeda dengan menggunakan tachometer, sehingga didapatkan kecepatan yang
diinginkan.
d. Hasil pengujian
Hasil pengujian kecepatan motor dengan nilai Pulse Width Modulation (PWM) yang
ditentukan ditunjukkan pada Tabel5.3
36
d. Hasil Pengujian
Setelah melakukan prosedur pengujian, didapatkan data hasil pengujian sistem
keseluruhan dengan kontroler PID. Hasil dapat dilihat pada gamabar 5.10 sampai
gambar 5.12.
39
120
100
Dari gambar 5.9 dapat dilihat nilai settling time (Ts), error steady state (Ess)dan
maximum overshoot (Mp).
a. Settling time (Ts) pada intensitas cahaya 100 lux (4,02 Volt) adalah Ts = 5 s
b. Error steady sate (Ess) didapatkan dari pengujian dengan set adalah :
= 0,375%
c. Maximum overshoot (Mp) merupakan nilai tertinggi dari grafik adalah 105 lux ,
maka :
40
140
120
Intensitas Cahaya (LUX)
100
80
60
40
20
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
Waktu (ms)
Dari gambar 5.10 dapat dilihat nilai settling time (Ts), error steady state (Ess)dan
maximum overshoot (Mp).
a. Settling time (Ts) pada intensitas cahaya 120 lux (4,13 Volt) adalah Ts = 5 s
b. Error steady sate (Ess) didapatkan dari pengujian dengan set adalah :
=0.757%
c. Maximum overshoot (Mp) merupakan nilai tertinggi dari grafik adalah 125 lux ,
maka :
41
180
160
140
Intensitas Cahaya (LUX)
120
100
80
60
40
20
0
0 2000 4000 6000 8000 10000
Waktu (ms)
Dari gambar 5.11 dapat dilihat nilai settling time (Ts), error steady state (Ess)dan
maximum overshoot (Mp).
a. Settling time (Ts) pada intensitas cahaya 150 lux (4,26 Volt) adalah Ts = 5,5 s
b. Error steady sate (Ess) didapatkan dari pengujian dengan set adalah :
= 0,6667%
c. Maximum overshoot (Mp) merupakan nilai tertinggi dari grafik adalah 157 lux ,
maka :
1. Rumah Kaca
2. Mikrokontroler Atmega8535
3. Driver Motor L293
4. Motor DC
5. Komputer
6. Program dan software BascomAVR.
c. Langkah Pengujian
1. Merangkai komponen elektrik seperti Gambar 5.8. Kemudian komponen elektrik
tersebut ditempatkan di dalam miniatur rumah kaca, gambar 5.9.
2. Menentukan set Point sistem sebesar 100 lux dan melihat respon sistemnya.
3. Pengambilan data dilakukan secara sampling tiap 500 ms terhadap tegangan yang
dihasilkan sensor.
4. Pengambilan data awal dilakukan saat sirip rumah kaca menutup atau saat
tegangan sensor bernilai 0 v.
5. Memberikan ganguan berupa penghalang cahaya yang berasal dari plastik putih
pada detik ke 8 dan melepaskan penghalang cahaya pada detik ke 13 .
6. Data yang di sampling ditampilkan pada LCDdan dicatat.
d. Hasil Pengujian
Setelah melakukan prosedur pengujian, didapatkan data hasil pengujian sistem
keseluruhan dengan kontroller PID dan diberi ganguan. Hasil dapat dilihat pada gambar
5.13.
43
250
200
100
50
0
0 5000 10000 15000 20000
Waktu (ms)
Gambar 5.13.Grafik Tanggapan Sistem Terhadap Ganguan dengan Set Point4,02 V (100 lux)
Pada saat detik ke 8 ganguan diberikan dengan mendekatkan kertas di atas sirip
rumah kaca, hasil yang terjadi adalah intensitas cahaya pada rumah kaca turun hingga
38 lux. Kemudian intensitas cahaya pada rumah kaca sensor normal kembali di detik
11,5. Pada saat kertas penghalang diambil saat detik ke 13 terjadi kenaikan intensitas
cahaya hingga 247 lux dan intensitas cahaya pada rumah kaca akan kembali normal di
detik ke 16.
44
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pengujian alat yang telah dilakukan, maka didapatkan:
1. Jangkauan Intensitas cahaya pada rumah kaca ini adalah 0-250 lux. Intensitas cahaya
0 lux terjadi saat sirip rumah kaca tertutup penuh dan intensitas cahaya 250 lux
terjadi saat sirip rumah kaca terbuka penuh. Sumber cahaya hanya berasal dari
lampu DC yang berada pada bagian atas miniatur rumah kaca.
2. Penentuan parameter nilai Kp dilakukan dengan menggunakan metode Hand
Tuning. Parameter yang digunakan pada sisstem yaitu Kp=2.
3. Hasil pengujian sistem dengan variasi Set Point mulai dari 100 lux, 120 lux dan 150
lux didapatkan rata-rata settling Time (Ts) = 5,33s, error steady state (Ess) =
±0,5995%, Maximum Overshoot (Mp) = 4,609%.
4. Pada saat diberi ganguan luar berupa penghalang intensitas cahaya sistem
membutuhkan waktu kurang dari 1,5s untuk kembali ke nilai referensi. Ketika
penghalang intensitas cahaya diambil maka sistem membutuhkan waktu 1,5s untuk
kembali ke nilai referensi.
45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I
FOTO ALAT
LAMPIRAN II
Listing Program
$regfile = "8535def.dat"
$crystal = 11059200
$eeprom
'deklarasi subrutin
'-------------------------------------
Declare Sub Baca_sensor()
Declare Sub Putar_kiri()
Declare Sub Putar_kanan()
Declare Sub Berhenti()
Declare Sub Putar_kiri_pelan()
Declare Sub Putar_kanan_pelan()
Declare Sub Hitung_pid()
Cls
Home
Lcd "ADC LDR"
Waitms 1500
Lowerline
Lcd "alfido brawijaya"
Waitms 1500
Menu_utama:
Menu = 0
Cls
Home : Lcd "'menu'<<<<^>>>>>"
Lowerline
Lcd "Please choice"
Do
If Sw_up = 0 Then : Waitms 250 : Menu = 1
End If
If Sw_down = 0 Then : Waitms 250 : Menu = 2
End If
If Sw_cancel = 0 Then : Waitms 150 : Gosub Menu_utama
50
End If
If Menu = 1 Then : Locate 2 , 1 : Lcd "SetRumahkaca"
If Sw_ok = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_kp : End If
End If
If Menu = 2 Then : Locate 2 , 1 : Lcd "Go..Ready?"
If Sw_ok = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Go : End If
End If
Loop
Cls
'------------------------------------
Menu_kp:
Do
Kp = Kp_eprom
If Sw_up = 0 Then : Incr Kp : Waitms 10
End If
If Sw_down = 0 Then : Decr Kp : Waitms 10
End If
If Sw_ok = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_ki
End If
If Sw_cancel = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_utama
End If
If Kp > 50 Then : Kp = 0 : Waitms 10
End If
If Kp < 0 Then : Kp = 50 : Waitms 10
End If
Home : Lcd "Tuning PID ^,^ " : Locate 2 , 1 : Lcd "KP:" : Locate 2 , 4 : Lcd " ":
Locate 2 , 4 : Lcd Kp : Waitms 100
Kp_eprom = Kp
Loop
'--------------------------------------
Menu_ki:
Do
Ki = Ki_eprom
If Sw_up = 0 Then : Incr Ki : Waitms 10
End If
If Sw_down = 0 Then : Decr Ki : Waitms 10
End If
If Sw_ok = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_kd
End If
If Sw_cancel = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_kp
End If
If Ki > 20 Then : Ki = 0 : Waitms 10
End If
If Ki < 0 Then : Ki = 20 : Waitms 10
End If
51
Home : Lcd "Tuning PID ^,^ " : Locate 2 , 1 : Lcd "KI:" : Locate 2 , 4 : Lcd " ":
Locate 2 , 4 : Lcd Ki : Waitms 100
Ki_eprom = Ki
Loop
'----------------------------------------
Menu_kd:
Do
Kd = Kd_eprom
If Sw_up = 0 Then : Kd = Kd + 5 : Waitms 10
End If
If Sw_down = 0 Then : Kd = Kd - 5 : Waitms 10
End If
If Sw_ok = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_ts
End If
If Sw_cancel = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_ki
End If
If Kd > 150 Then : Kd = 0 : Waitms 10
End If
If Kd < 0 Then : Kd = 150 : Waitms 10
End If
Home : Lcd "Tuning PID ^,^ " : Locate 2 , 1 : Lcd "KD:" : Locate 2 , 4 : Lcd " ":
Locate 2 , 4 : Lcd Kd : Waitms 100
Kd_eprom = Kd
Loop
'------------------------------------------
Menu_ts:
Do
Ts = Ts_eprom
If Sw_up = 0 Then : Ts = Ts + 100 : Waitms 10
End If
If Sw_down = 0 Then : Ts = Ts - 100 : Waitms 10
End If
If Sw_ok = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_sp_kecepatan
End If
If Sw_cancel = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_kd
End If
If Ts > 1000 Then : Ts = 0 : Waitms 10
End If
If Ts < 0 Then : Ts = 1000 : Waitms 10
End If
Home : Lcd "TimeSampling(ms)" : Locate 2 , 1 : Lcd "TS:" : Locate 2 , 4 : Lcd "
" : Locate 2 , 4 : Lcd Ts : Waitms 100
Ts_eprom = Ts
Loop
52
'------------------------------------------
Menu_sp_kecepatan:
Do
Sp_kecepatan = Sp_kecepatan_eprom
If Sw_up = 0 Then : Sp_kecepatan = Sp_kecepatan + 50 : Waitms 10
End If
If Sw_down = 0 Then : Sp_kecepatan = Sp_kecepatan - 50 : Waitms 10
End If
If Sw_ok = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Go
End If
If Sw_cancel = 0 Then : Waitms 250 : Gosub Menu_ts
End If
If Sp_kecepatan > 900 Then : Sp_kecepatan = 400 : Waitms 5
End If
If Sp_kecepatan < 400 Then : Sp_kecepatan = 900 : Waitms 5
End If
Home : Lcd "Set keceptan ^_^ " : Locate 2 , 1 : Lcd " " : Locate 2 , 1 : Lcd
Sp_kecepatan : Waitms 100
Sp_kecepatan_eprom = Sp_kecepatan
Loop
'------------------------------------------
Go:
Kp = Kp_eprom
Ki = Ki_eprom
Kd = Kd_eprom
Sp_kecepatan = Sp_kecepatan_eprom
Ts = Ts_eprom
Cls
Locate 2 , 5 : Lcd "Ready..!!"
Locate 1 , 8 : Lcd "-" : Waitms 150
Locate 1 , 8 : Lcd "3" : Waitms 150
Locate 1 , 8 : Lcd "2" : Waitms 150
Locate 1 , 8 : Lcd "1" : Waitms 150
Locate 1 , 8 : Lcd "-" : Waitms 150
Cls
Locate 2 , 7 : Lcd "GO.." : Waitms 200
Cls
Do
Sv = 822
Call Baca_sensor()
If Pv = Sv Then
Pv = 0
Call Berhenti()
End If
If Pv < Sv Then
53
Pv = 600
Call Putar_kiri()
End If
If Pv > Sv Then
Pv = 840
Call Putar_kanan()
End If
If Pv >= 750 Then
Pv = 800
Call Putar_kiri_pelan()
End If
If Pv >= 850 Then
Pv = 850
Call Putar_kanan_pelan()
End If
Locate 1 , 1
Lcd "SP="
Locate 1 , 4
Lcd Sv
Locate 2 , 1
Lcd "PV="
Locate 2 , 4
Lcd Dataadc
Locate 2 , 13
Lcd Pwm1a
Waitms Ts
Loop
End
Sub Hitung_pid()
Error = Sp - Pv
'proportional control
P = Kp * Error
' Integrativ Control
I1 = Error + Last_error
I2 = I1 / 2
I = Ki * I2
' Derivative Control
D1 = Kd * 10
D2 = Error - Last_error
D = D1 * D2
'error lampau
Last_error = Error
'proportional-derivative control
54
Pd = P + D
'proportional-integrativ-derivative control
Pid = Pd + I
Pwm1a = Sp_kecepatan + Pid
End Sub
Sub Baca_sensor()
Start Adc
Dataadc = Getadc(1)
Pv = Dataadc
End Sub
Sub Putar_kiri()
Portd.0 = 0
Portd.1 = 1
Call Hitung_pid()
End Sub
Sub Putar_kanan()
Portd.0 = 1
Portd.1 = 0
Call Hitung_pid()
End Sub
Sub Berhenti()
Portd.0 = 0
Portd.1 = 0
Pwm1a = 0
End Sub
Sub Putar_kiri_pelan()
Portd.0 = 0
Portd.1 = 1
Call Hitung_pid()
Pwm1a = Pwm1a / 4
End Sub
Sub Putar_kanan_pelan()
Portd.0 = 1
Portd.1 = 0
Call Hitung_pid()
Pwm1a = Pwm1a / 4
End Sub
lv
lv