SKABIES
Oleh :
Siskha Sabilla
G992202071
Pembimbing :
Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp. KK (K)
JAWABAN
1. Klasifikasi skabies
a. Skabies pada orang bersih
Skabies pada orang bersih atau scabies of cultivated biasanya ditemukan pada
orang dengan tingkat kebersihan yang baik. Penderita skabies mengeluh gatal di
daerah predileksi skabies seperti sela-sela jari tangan dan pergelangan tangan.
Rasa gatal biasanya tidak terlalu berat. Manifestasi skabies pada orang bersih
adalah lesi berupa papul dan terowongan dengan jumlah sedikit sehingga sulit
diidentifikasi dan sering terjadi kesalahan diagnosis karena gejala yang tidak
khas1.
d. Skabies Bulosa
Skabies yang menginfestasi bayi dan individu immunocompromised memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mengalami skabies bulosa. Bula yang terbentuk
mirip dengan bula pada pemfigoid bulosa yaitu penyakit kulit yang ditandai
dengan lepuh berukuran besar. Perbedaan antara skabies bulosa dengan pemfigoid
bulosa adalah lokasi lesi, gejala, dan usia penderita. Skabies bulosa biasanya
tersebar di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan dan genital sedangkan
pemfigoid bulosa tersebar di daerah badan dan ekstremitas1.
a. Kasus pausibasiler (PB): kasus kusta dengan 1 sampai 5 lesi kulit, tanpa
menunjukkan adanya basil pada apusan kulit.
b. Kasus multibasiler (MB): kasus kusta dengan lebih dari lima lesi kulit; atau
dengan keterlibatan saraf (neuritis murni, atau sejumlah lesi kulit dan neuritis);
atau dengan adanya basil yang ditunjukkan pada apusan slit-skin, terlepas dari
jumlah lesi kulit
5.
Pencegahan Morbus Hansen
Pencegahan cacat dapat dilakukan dengan diagnosis dini kusta, pemberian
pengobatan MDT yang cepat dan tepat. Selanjutnya dengan mengenali gejala dan
tanda reaksi kusta yang disertai gangguan saraf serta memulai pengobatan dengan
kortikosteroid sesegera mungkin. Bila terdapat gangguan sensibilitas, penderita diberi
petunjuk sederhana misalnya memakai sepatu untuk melindungi kaki yang telah
terkena, memakai sarung tangan bila bekerja dengan benda yang tajam atau panas,
dan memakai kacamata untuk melindungi matanya. Selain itu, diajarkan cara merawat
kulit sehari-hari, dengan memeriksa ada tidaknya memar, luka, ulkus. Setelah itu
tangan dan kaki direndam, disikat, dan diminyaki agar tidak kering dan pecah4.
Apabila dirangkum, pencegahan dapat dilakukan dengan:
a. Diagnosis dini yang tepat
b. Pengobatan awal yang cepat dan tepat
c. Imunisasi BCG
d. Hindari kontak dengan penderita MH
DAFTAR PUSTAKA
2. Conceição R, Penna MLF. Leprosy: current situation, clinical and laboratory aspects, treatment
history and perspective of the uniform multidrug therapy for all patients. Anais Brasileiros de
Dermatologia. 2017;92(6):761–73.m
3. Ribeiro MDA, Silva JCA, Oliveira SB, Organization WH, Normas SA, Ministério da Saúde B,
et al. Guidelines for the diagnosis, treatment and prevention of leprosy. World Heal Organ.
2020;Jan(2):1-7
4. Djuanda A, Suriadiredja AS., Sudharmono A, Wiryadi BE. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
Edisi 7 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 2017. 87–102 p.
5. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2019 Tentang Penanggulangan Kusta. 2019
6. Widaty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis
Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: PerhimpunanDokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Indonesia (PERDOSKI); 2017