A. Laba Antar Perusahaan Atas Aktiva Tetap Yang Tidak Dapat Disusutkan
A.1 Penjualan Tanah Arus-ke-bawah
Pada tanggal 1 januari 20X6 PT Pakerin memperoleh 90 persen kepemilikan
perusahaan anak, PT Swallow dengan harga Rp 270.000.000. Biaya investasi sama
dengan nilai buku dan nilai wajar kepemilikan yang diperoleh. Laba bersih PT Swallow
20X6 sebesar Rp 70.000.000, dan pendapatan PT Pakerin, diluar pendapatannya dari PT
Swallow, sebesar Rp 90.000.000. pendapatan PT Pakerin termasuk laba yang belum
direalisasi atas tanah Rp 10.000.000, yang mempunyai harga perolehan Rp 40.000.000
dan dijual kepada PT Swallow dengan harga Rp 50.000.000. karena itu, PT Pakerin
membuat ayat-ayat jurnal berikut dalam mempertanggungjawabkan investasinya pada
PT Swallow pada tanggal 31 Desember 20X6.
Investasi pada PT Swallow Rp 63.000.000
Pendapatan dari PT Swallow Rp 63.000.000
Untuk mencatat 90% dari Rp 70.000.000, pendapatan yang dilaporkan oleh PT Swallow
Peraga 6-1
Penjualan pada tahun Berikutnya kepada Entitas Luar
Diasumsikan bahwa PT Swallow menggunakan tanah selama tiga tahun dan
menjualnya dengan harga Rp 65.000.000 pada tahun 20X10. pada tahun terjadinya
penjualan (20X10) PT Swallow akan melaporkan keuntungan sebesar Rp 15.000.000
(hasil penjualan sebesar Rp 65.000.000 dikurangi dengan harga perolehan sebesar Rp
50.000.000), tetapi keuntungan bagi entitas yang dikonsolidasikan adalah sebesar Rp
25.000.000 (Hasil Penjualan sebesar Rp 65.000.000 dikurangi dengan harga perolehan
PT Pakerin sebesar Rp 40.000.000).
PT Pakerin mengakui keuntungan atas tanah tahun 20X10 berdasarkan metode
ekuitas dengan menyesuaikan pendapatan investasinya pada tahun tersebut. Ayat jurnal
pada buku PT Pakerin adalah :
BUKU PT POLARIS
Kas Rp.80.000.000
Akumulasi penyusutan Rp.40.000.000
Mesin Rp.90.000.000
Keuntungan atas penjualan mesin Rp.30.000.000
BUKU PT SAMATOR
Mesin Rp.80.000.000
Kas Rp.80.000.000
Keuntungan atas mesin seharusnya tidak nampak dalam laporan rugi laba konsolidasi
tahun 20X3, dan mesin seharusnya masuk dalam neraca konsolidasi sebesar
Rp.50.000.000, nilai yang dapat disusutkan oleh entitas konsolidasi. Pengaruh ini
diselesaikan dengan penyesuaian kertas kerja konsolidaasi sbb:
Alternatif lainnya, ayat jurnal kertas kerja dapat dicatat dengan mendebit keuntungan
atas penjualan mesin sebesar Rp.30.000.000, debit mesin sebesar Rp.10.000.000 dan
kredit akm. penyusutan mesin sebesar Rp.40.000.000
Pada setiap tahun mulai tahun 20X4 hingga 20X7, PT Polaris menyesuaikan pendapatan
investasinya untuk pengakuan bagian perbagian dari keuntungan yang belum direalisasi
atas mesin dengan ayat jurnal sbb:
Pengaruh dari keuntungan yang belum direalisasi pada akun investasi tanggal 31
desember 20X3 dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi 20X4 dengan ayat jurnal
sbb:
Ayat jurnal untuk tahun 20X4 ini dimasukkan dalam sebagian kertas kerja konsolidasi
PT Polaris dan PT Samator pada tampilan peraga 6-3. sebaguian kertas kerja pada
peraga 6-3 menunjukkan 2 penyesuaian kertas kerja untuk setiap tahun mulai tahun
20X4 hingga 20X7. kedua ayat jurnal untuk setiap tahun digunakan untuk meisahkan
antara pengaruh pada saldo awal periode dan perubahan-perubahan tahun sekarang .
Catat bahwa pendapatan hak minoritas untuk tahun 20X4 sebesar Rp 9.600.00
dihitung sebagai 20 persen dari pendapatan yang direalisasi sebesar Rp 48.000.000 {Rp
50.000.000 – Rp 3.000.000 + Rp 1.000.000 ) x 20%}. Sebagian kertas kerja konsolidasi
dan ayat-ayat jurnal kertas kerja dalam bentuk jurnal untuk tahun 20X5, satu tahun
berikutnya setelah penjualan arus ke atas, adalah sebagai berikut :
Neraca
Truk 12,000 b. 3.000 9,000
Akm Penyusutan 3,000 a. 1.000
b. 1.000 4,000
Invest pada PT Samator 479,200 b. 1.600 c. 40.800
d. 440.000
Ekuitas PT Samator-1Jan 550,000 d.550.000
Hak minoritas-1Jan b. 400 d. 110.000 109,600
Hak minoritas-1Des 119,800 119,800
Jurnal
Pengaruh Penjualan Arus Kas Ke Atas Pada Tahun-Tahun Berikutnya. Pada tahun
20X5, satu tahun berikutnya setelah penjualan antar perusahaan, baik akun investasi
awal tahun maupun hak mionoritas awal dipengaruhi oleh keuntungan yang belum
direalisasi. Ayat jurnal kertas kerja mengalokasikan keuntungan yang belum direalisasi
Rp 2.000.000 pada akun investasi pada PT Samator sebesar 80 persen (Rp 1.600.000)
dan pada hak minoritas awal sebesar 20 persen (Rp 400.000). Debit pada akun investasi
pada PT Samator menyesuaikan perbedaan antara akun investasi dan 80 persen ekuitas
PT Samator Rp 1.600.000 pada tanggal 31 Desember 20X4. Debit pada hak minoritas
awal tahun 20X5 menjadi Rp 109.600.000, sama dengan hak minoritas akhir tahun
20X4.
Sebagian kertas kerja konsolidasi dan ayat-ayat jurnal kertas kerja dalam bentuk
jurnal untuk tahun 20X6, dua tahun berikutnya setelah penjualan arus ke atas, tampak
sebagai berikut :
Neraca
Truk Rp 12,000 b. 3.000 Rp 9,000
Akumulasi Penyusutan Rp 9,000 a. 1.000
b. 2.000 Rp 6,000
Investasi pada PT Samator Rp520,000 b. 800 c. 40.800
d. 480.000
Ekuitas PT Samator-1Jan Rp 600,000 d. 600.000
Hak Minoritas-1Jan b. 200 d. 120.000 Rp119,800
Hak Minoritas-31Des Rp130,000 Rp130,000
Dalam sebagian kertas kerja konsolidasi untuk tahun 20X6, jumlah yang
dialokasikan adalah sebesar Rp 800.000 untuk akun investasi dan sebesar Rp 200.000
untuk hak minoritas karena hanya tersisa Rp 1.000.000, dari keuntungan yang belum
direalisasi awal (Rp 3.000.000), yang belum direalisasi pada tanggal 1 Jan 20X6. tidak
diperlukan lebih lanjut pada tahun 20X7 karena jumlah seluruh keuntungan yang belum
direalisasi telah direalisasi melalui penyusutan. Perhatikan bahwa akun truk dikurangi
dengan akumulasi penyusutan pada tanggal. 31 Des 20X6 adalah sama dengan nilai sisa
truk pada tanggal tersebut sebeasr Rp 3.000.000 (harga perolehan truk sebesar Rp
9.000.000 dikurangi dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.000.000).