Disusun oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
(Istiqomah Muryaningsih)
NIM. 21030119120015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Besar Mata Kuliah Model dan
Komputasi Proses dengan judul “Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR Kondisi
Eksotermis dalam Pembuatan Kloroform dari Aseton dan Bleaching Powder
dengan Menggunakan Program Scilab 6.1.1” dapat diselesaikan dengan baik dan
lancar.
Berbagai dukungan dan doa sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini. Untuk itu, tim penyusun mengucapakan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Prof. Dr. Ing. Suherman, S.T., M.T. selaku Kepala Departemen Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
3. Prof. Dr. Ir. Setia Budi Sasongko, DEA dan Prof. Dr. Luqman Buchori, S.T.,
M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Model dan Komputasi Proses.
4. Ivander Wonderix Lumban Gaol sebagai koordinator asisten Laboratorium
Komputasi Proses Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
5. Istiqomah Muryaningsih selaku asisten pengampu laporan tugas besar mata
kuliah model dan komputasi proses.
6. Teman-teman angkatan 2020 Adaptif dan berbagai pihak yang ikut berperan
dalam membantu menyelesaikan laporan ini.
Kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
untuk menuju kesempurnaan penyusunan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai bahan penambah
ilmu pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
harus tetap sama dengan yang dihasilkan, bagaimana juga atom-atom itu
berubah untuk membentuk pola molekul yang baru. Ciri-ciri reaksi kimia
yaitu, reaksi dapat menimbulkan perubahan warna, membentuk endapan,
menimbulkan perubahan suhu, dan menimbulkan gas (Perdani dan Sipayung,
2016).
Reaktor adalah alat yang menjadi tempat bagi suatu reaksi berlangsung.
Reaksi yang berlangsung dapat berupa reaksi kimia ataupun reaksi nuklir,
namun bukan reaksi fisika. Reaktor kimia adalah segala tempat terjadinya
reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran
yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor harus mempertimbangkan
efisiensi agar dapat menghasilkan produk lebih banyak, sehingga biaya
operasional dapat diminimalisir dan hasil produk maksimal. Dua jenis reaktor
yang paling umum digunakan untuk perekasian kimia dalam kondisi tunak
(steady state) adalah Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) dan Plug Flow
Reaktor (PFR). Kedua jenis reaktor tersebut memiliki perbedaan yaitu
konsentrasi dari komponen-komponen yang bereaksi. Untuk jenis reaktor
CSTR yang memiliki pengaduk, maka reaksi dan pengadukan dianggap
sempurna sehingga konsentrasi komponen di dalam reaktor menjadi seragam.
Jenis reaktor CSTR sering digunakan untuk reaksi homogen antara komponen
liquid-liquid, dengan katalis fase cair juga (Nahara et al., 2021).
Simulasi perhitungan scilab ini menggunakan reaktor CSTR. Reaktor
tangki pengaduk kontinyu (CSTR) adalah bejana dimana reaktan
ditambahkan dan produk dikeluarkan sementara isi di dalam bejana diaduk
dengan kuat dengan agitasi internal atau secara internal (atau eksternal) me-
recycle isinya. CSTR dapat digunakan secara seri atau paralel (Damanik et
al., 2019). Pada beberapa perancangan reaktor yang telah ada, berbagai
macam perhitungan dilakukan dengan metode numerik secara manual.
Sebagai perbaikan metode yang telah ada, akan dilakukan perancangan dan
simulasi reaktor secara numerik menggunakan perangkat lunak. Perangkat
lunak yang handal, stabil, dan terjangkau dari segi harga adalah salah satu
perlengkapan yang diperlukan untuk simulasi komputer. Simulasi komputer
merupakan salah satu bagian untuk menganalisis karakteristik dari suatu
sistem proses. Scilab merupakan salah satu pilihan perangkat lunak yang
memenuhi kriteria tersebut (Sasongko, 2008).
1.3 Tujuan
1. Merancang reaktor CSTR adiabatis untuk reaksi pembentukan
kloroform menggunakan program scilab 6.1.1.
2. Melakukan pembuktian neraca massa untuk reaksi pembentukan
kloroform menggunakan program scilab 6.1.1.
3. Melakukan pembuktian neraca panas untuk reaksi pembentukan
kloroform menggunakan program scilab 6.1.1.
4. Menentukan hubungan konversi terhadap suhu reaksi dengan
permodelan matematis.
5. Menentukan hubungan konversi terhadap volume reaktor alir tangki
berpengaduk produk.
6. Menentukan hubungan suhu reaktor alir tangki berpengaduk terhadap
volume.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat menyusun program komputasi dalam merancang
reaktor CSTR adiabatis untuk reaksi pembentukan kloroform
menggunakan program scilab 6.1.1.
2. Mahasiswa dapat menyusun program komputasi dalam melakukan
pembuktian neraca massa untuk reaksi pembentukan kloroform
menggunakan program scilab 6.1.1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Koperasi ∆H°298 1 1
ln ( )=− (T − T ) (2.3)
K298 R 298
2A →A2
Atau reaksi pertukaran,
A+B→C+D
2A → C + D
Beberapa contoh reaksi-reaksi bimolekular,
CH3 + C2H5 → C3H8
CH3 + CH3 → C2H6
C2H4 + HI →C2H5I
H + H2 → H2 + H
O3 + NO → O2 + NO2
(Levenspiel, 1999)
2.1.6 Reaksi Seri dan Paralel
A. Reaksi Seri
Reaksi seri atau reaksi konsekutif yaitu dari reaktan
terbentuk produk antara yang aktif kemudian lebih lanjut berubah
menjadi produk lain yang stabil.
Contoh:
k1 k2
A → R→ s
Reaksi seri yang terkenal pada skala industri adalah reaksi
antara etilen-oksida dan ammonia berurutan terbentuk mono-
etanol-amin, kemudian reaksi berlanjut terbentuk di-etanol-amin
dan produk akhir adalah tri-etanol-amin.
k1 EO
C2 H4 O + NH3 → HOCH2 CH2 NH2 → (HOCH2 CH2 NH)2 NH
EO
→ (HOCH2 CH2 )3 N
B. Reaksi Paralel
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction)
yaitu dari reaktan yang sama dihasilkan produk yang berbeda
melalui jalur reaksi yang berbeda pula.
k1
A→R
k2
A→S
Reaksi dijalankan pada suhu 122°F (110-149) °F, (Faith and Keyes,
1965), sehingga harga K pada suhu 323,15K dapat dihitung:
K 323,15 −849459,852 J/mol 1 1
ln 931
= ( − )
6,996 × 10 0,8314 J/mol. K 323,15 298,15
K 323,15 = 8,0064 × 10931
Harga konstanta kesetimbangan reaksi (K) besar, sehingga reaksi dapat
dianggap berjalan irreversible.
2.2.5 Tinjauan Kinetika
Dari persamaan Arhenius:
k=Ae-E/RT (2.8)
Dimana:
k = konstanta kecepatan reaksi
Ae = Faktor tumbukan
E = Energi aktivasi
R = Konstanta gas ideal
T = Temperatur reaksi
Terlihat bahwa harga A, E, dan R adalah tetap. Harga k hanya
dipengaruhi oleh T (temperatur reaksi). Bila temperatur reaksi semakin
tinggi, maka harga k akan semakin besar, sehingga reaksi akan berjalan
lebih cepat.
Suatu orde reaksi dapat tidak bergantung pada koefisien
stoikiometri pereaksi atau disebut juga reaksi non-elementer. pada
reaksi pembentukan kloroform, bleaching powder (B) dibuat dalam
kondisi excess, yang artinya jika kenaikan konsentrasi B tidak
menaikkan laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B
(Yuda et al., 2017).
2.2.6 Kasus yang Dirancang
Kasus yang akan dirancang dalam simulasi pemrograman kali ini
yaitu kondisi dibuat pada suhu 50°C dan tekanan 2 atm pada reaktor
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) secara adiabatis. Dalam
kasus ini membuktikan apakah reaksi berlangsung eksotermis dan
irreversible atau tidak sesuai dengan teori yang ada. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka akan dilakukan:
1. Mensimulasikan dan merancang ukuran reaktor CSTR yang
dibutuhkan.
2. Mensimulasikan hubungan konversi terhadap volume pada reaksi
pembentukan kloroform.
3. Mensimulasikan hubungan suhu reaktor CSTR terhadap volume
pada reaksi pembentukan kloroform.
BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1 Permodelan
Simulasi perancangan reaktor Continous Stirred Tank Reactor (CSTR)
adiabatis pada reaksi pembentukan kloroform dari aseton dan bleaching
powder. Adapun reaksinya sebagai berikut:
Reaksi Utama :
A B C D
E F G
FA0
FB0 FA
Tin FB
FC
FD
FE
FF
G = Air
Sehingga persamaan kecepatan reaksinya sebagai berikut:
𝑑𝐶𝐴 (3.6)
𝑟𝐴 = = −𝑘𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐵 (3.7)
𝑟𝐵 = = −𝑘𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐶 (3.8)
𝑟𝐶 = = 𝑘𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐷 (3.9)
𝑟𝐷 = = 𝑘𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐸 (3.10)
𝑟𝐸 = = 𝑘𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐹 (3.11)
𝑟𝐹 = = 𝑘𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐺 (3.12)
𝑟𝐺 = = 𝑘𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝑑𝑡
3.2.3 Stoikiometri
Dengan mengasumsikan bahwa Aseton (CH3COCH3) merupakan
reaksi pembatas maka stokiometri reaksi tersebut dapat disusun sebagai
berikut:
1
CH3COCH3(l) + 3 CaOCl2.H2O(aq) → CHCl3(l) + 2 Ca(CH3COO)2(aq) +
3
Ca(OH)2(aq) + 2 CaCl2(aq) + 3 H2O(l)
dE
FinEin - FoutEout + Q - W =
dt
E = Ui (3.32)
Hi = Ui + PV (3.33)
Work shaft diabaikan, maka Ws = 0
Karena sistem merupakan adiabatis, maka Q = 0
dE
System merupakan steady state, maka =0
dt
T
Nilai ∆HRx (T) = ∆H°Rx (TR ) + ∫TR ∆Cp dt
−FA0 XA = VrA (3.41)
Vr
XA = −F A (3.42)
A0
Sehingga,
T T
FA0 ∑ θi ∫Ti0 Cpi dT + (∆HRx (TR ) + ∫TR ∆Cp dt) VrA = 0 (3.43)
T T
−FA0 ∑ θi ∫Ti0 Cpi (T − T0 ) + (∆HRx (TR ) + ∫TR ∆Cp dt) VrA = 0 (3.44)
T q
−FA0 ∑ θi ∫Ti0 Cpi dT + VrA ∑i=1 rij ∆HRx (T) = 0 (3.45)
−FA0 ∑ θi Cpi (T − T0 ) + VrA [∆HRx1 (T) + ∆HRx2 (T)] = 0 (3.46)
VrA
∑ θi Cpi (T − T0 ) + [∆HRx1 (T) + ∆HRx2 (T)] = 0 (3.47)
−FA0
CSTR
𝐹𝐴0 .𝑋𝐴
Neraca Massa = −𝑟𝑎
𝐹𝐴0 .𝑋𝐴.(1+𝜀𝑋𝐴)
Kombinasi = 𝑉 = 𝑘1 .𝐶𝐴0(1−𝑋𝐴)
X ditentukan T dihitung
𝑈.𝐴.𝑇𝑎+𝑟𝑎𝑉.∆𝐻𝑅𝑋𝑇𝑅−𝑟𝑎𝑉.∆𝐶𝑃.𝑇𝑅+𝐹𝐴0 ∑𝑛
𝑖=1 𝜃𝑖 𝐶𝑃𝑖𝑇𝐼𝑜
T= 𝑈.𝐴−𝑟𝑎𝑉.∆𝐶𝑃+𝐹𝐴0 ∑𝑛
𝑖=1 𝜃𝑖 𝐶𝑃𝑖
//Reaksi Pembatas
Rtp=Mol_Awal./Koefisien
for i=1:JR
[x(i),y(i)]=min(Rtp(1,:))
Koefisien_Rtp(i)=abs(Koefisien(i,y(i)))
Mol_Rtp(i)=Mol_Awal(i,y(i))
end
//Stoikiometri
v0=10//m^3/s
F0(1)=Mol_Awal(1,1);C0(1)=F0(1)/v0
F0(2)=Mol_Awal(1,2);C0(2)=F0(2)/v0
F0(3)=Mol_Awal(1,3);C0(3)=F0(3)/v0
F0(4)=Mol_Awal(1,4);C0(4)=F0(4)/v0
F0(5)=Mol_Awal(1,5);C0(5)=F0(5)/v0
F0(6)=Mol_Awal(1,6);C0(6)=F0(6)/v0
F0(7)=Mol_Awal(1,7);C0(7)=F0(7)/v0
//Tinjauan Termodinamika
T0=100+273
T1=450
Tr=298
R=8.314
for i=1:JR
for j=1:JK(i)
HT(i,j)=Hf(i,j)*1000+(ACp(i,j)*(T1-Tr)+BCp(i,j)*(T1^2-
Tr^2)/2+CCp(i,j)*(T1^3-Tr^3)/3+DCp(i,j)*(T1^4-Tr^4)/4+ECp(i,j)*(T1^5-
Tr^5)/5)
HTij(i,j)=HT(i,j)*Koefisien(i,j)
Gfij(i,j)=Gf(i,j)*Koefisien(i,j)
CpT(i,j)=(ACp(i,j)*(T1-Tr)+BCp(i,j)*(T1^2-Tr^2)/2+CCp(i,j)*(T1^3-
Tr^3)/3+DCp(i,j)*(T1^4-Tr^4)/4+ECp(i,j)*(T1^5-Tr^5)/5)
OCpij(i,j)=CpT(i,j)*Mol_Awal(i,j)/Mol_Awal(1,1)
end
dHT(i)=sum(HTij(i,:))
dGf(i)=sum(Gfij(i,:))
OCpi(i)=sum((OCpij(i,j)))
end
EOCpi=sum((OCpi(:)))
DHT=sum((dHT(:)))
DGf=sum((dGf(:)))
Kf=exp(-DGf/(R*Tr))
KT=Kf*exp(-DHT/R*(1/T0-1/Tr))
//Kinetika
k0=207.2326584
Ea=1.4201*10^4
k1=k0(1)*exp(-Ea(1)/(R*T1))
//pada t ke 1
function y=CSTR1(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(1) C(2)-C0(2)-r(2)*t(1) C(3)-C0(3)-r(3)*t(1) C(4)-
C0(4)-r(4)*t(1) C(5)-C0(5)-r(5)*t(1) C(6)-C0(6)-r(6)*t(1) C(7)-C0(7)-
r(7)*t(1)]
endfunction
C1=fsolve(C0,CSTR1)
//Pada t ke 2
function y=CSTR2(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(2) C(2)-C0(2)-r(2)*t(2) C(3)-C0(3)-r(3)*t(2) C(4)-
C0(4)-r(4)*t(2) C(5)-C0(5)-r(5)*t(2) C(6)-C0(6)-r(6)*t(2) C(7)-C0(7)-
r(7)*t(2)]
endfunction
C2=fsolve(C0,CSTR2)
//Pada t ke 3
function y=CSTR3(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
C5=fsolve(C0,CSTR5)
//Pada t ke 6
function y=CSTR6(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(6) C(2)-C0(2)-r(2)*t(6) C(3)-C0(3)-r(3)*t(6) C(4)-
C0(4)-r(4)*t(6) C(5)-C0(5)-r(5)*t(6) C(6)-C0(6)-r(6)*t(6) C(7)-C0(7)-
r(7)*t(6)]
endfunction
C6=fsolve(C0,CSTR6)
//Pada t ke 7
function y=CSTR7(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(7) C(2)-C0(2)-r(2)*t(7) C(3)-C0(3)-r(3)*t(7) C(4)-
C0(4)-r(4)*t(7) C(5)-C0(5)-r(5)*t(7) C(6)-C0(6)-r(6)*t(7) C(7)-C0(7)-
r(7)*t(7)]
endfunction
C7=fsolve(C0,CSTR7)
//Pada t ke 8
function y=CSTR8(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(8) C(2)-C0(2)-r(2)*t(8) C(3)-C0(3)-r(3)*t(8) C(4)-
C0(4)-r(4)*t(8) C(5)-C0(5)-r(5)*t(8) C(6)-C0(6)-r(6)*t(8) C(7)-C0(7)-
r(7)*t(8)]
endfunction
C8=fsolve(C0,CSTR8)
//Pada t ke 9
function y=CSTR9(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(9) C(2)-C0(2)-r(2)*t(9) C(3)-C0(3)-r(3)*t(9) C(4)-
C0(4)-r(4)*t(9) C(5)-C0(5)-r(5)*t(9) C(6)-C0(6)-r(6)*t(9) C(7)-C0(7)-
r(7)*t(9)]
endfunction
C9=fsolve(C0,CSTR9)
//Pada t ke 10
function y=CSTR10(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(10) C(2)-C0(2)-r(2)*t(10) C(3)-C0(3)-r(3)*t(10)
C(4)-C0(4)-r(4)*t(10) C(5)-C0(5)-r(5)*t(10) C(6)-C0(6)-r(6)*t(10) C(7)-
C0(7)-r(7)*t(10)]
endfunction
C10=fsolve(C0,CSTR10)
//Pada t ke 11
function y=CSTR11(C)
r(1)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(2)=-k1*C(1)*(C(2)^3)
r(3)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(4)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(5)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(6)=k1*C(1)*(C(2)^3)
r(7)=k1*C(1)*(C(2)^3)
y=[C(1)-C0(1)-r(1)*t(11) C(2)-C0(2)-r(2)*t(11) C(3)-C0(3)-r(3)*t(11)
C(4)-C0(4)-r(4)*t(11) C(5)-C0(5)-r(5)*t(11) C(6)-C0(6)-r(6)*t(11) C(7)-
C0(7)-r(7)*t(11)]
endfunction
C11=fsolve(C0,CSTR11)
C=[C1;C2;C3;C4;C5;C6;C7;C8;C9;C10;C11]
Xa=1-C(:,1)/C0(1)
//Neraca Energi
function f=suhu(T1)
tn=t'
r1=-k1.*C(:,1).*(C(:,2).^3)
Q=U*A*(Ta-T1)
f=Q-F0(1).*EOCpi-DHT.*r1.*tn
endfunction
Ttebak=[300:0.1:301];Tt=Ttebak'
Tout=fsolve(Tt,suhu)
mprintf(" V(m3) Ca(M) Cb(M) Cc(M) Cd(M)
Ce(M) Cf(M) Cg(M) Xa Tkeluar(K)")
V=V'
disp([V C Xa Tout])
clf
subplot(3,1,1)
plot2d(Xa,Tout)
xtitle('Profil Konversi terhadap Suhu Keluar Reaktor','Konversi','Suhu(K)')
subplot(3,1,2)
plot2d(Xa,V)
xtitle('Profil Konversi terhadap Volume Reaktor','Konversi','Volume(m3)')
subplot(3,1,3)
plot2d(Tout,V)
xtitle('Profil Suhu Keluar Reaktor terhadap Volume
Reaktor','Suhu(K)','Volume(m3)')
BAB IV
HASIL SIMULASI DAN ANALISA
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Rancangan reaktor CSTR adiabatis untuk reaksi pembentukan kloroform
digambarkan melalui hasil console program scilab 6.1.1.
2. Neraca massa untuk reaksi pembentukan kloroform terbukti dengan hasil
running simulasi program scilab 6.1.1.
3. Neraca panas untuk reaksi pembentukan kloroform terbukti dengan hasil
running simulasi program scilab 6.1.1.
4. Hubungan konversi terhadap suhu reaksi dengan permodelan matematis
adalah semakin tinggi nilai konversinya maka suhu akan semakin turun hal
ini juga sesuai dengan prinsip Le Chatelier.
5. Hubungan konversi terhadap volume reaktor alir tangki berpengaduk
adalah semakin besar volume tangki, maka konversi akan semakin besar.
6. Hubungan suhu reaktor alir tangki berpengaduk terhadap volume adalah
semakin tinggi suhu maka volume reaktor semakin menurun.
5.2. Saran
1. Penulisan algoritma dilakukan secara benar-benar teliti
2. Memperhatikan setiap penggunaan symbol atau tanda agar scilab dapat
dijalankan/diconsole.
3. Data-data pendukung harus benar-benar didapatkan dari sumber yang
valid.
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
Diperiksa
Keterangan Tanda Tangan
No Tanggal
1. 5/11/2022 Revisi P0:
- Format penulisan
- NIM asisten pengampu pada
halaman pengesahan
- Kata pengantar
- Daftar isi
- Perbaikan latar belakang
- Perbaikan BAB II
2. 21/11/2022 Revisi P1:
- Format penulisan
- Daftar isi
- Ringkasan
- Persamaan pada subbab 3.2.5
3. 22/11/2022 Revisi P2:
- Nomor halaman
- Format penulisan
4. 22/11/2022 Revisi P3:
- Footer
- Format penulisan
- Daftar tabel
5. 22/11/2022 Revisi P4:
- Footer
- Daftar isi
- Format penulisan
6. 28/11/2022 Revisi P0 Tugas Besar:
- Daftar isi
- Format penulisan
- Grafik bab 4