Anda di halaman 1dari 10

Ekonomika-Bisnis http://ejournal.umm.ac.id/index.

php/jeb
Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 67-76
p-ISSN : 2088-6845 e-ISSN : 2442-8604

PENGARUH WORK OVERLOAD DAN WORK FAMILY


CONFLICT TERHADAP TURNOVER INTENTION
YANG DIMEDIASI OLEH WORK EXHAUSTION
Nurul Hidayatin Nisa
Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail: nisa.alhikmah@gmail.com

Nazaruddin Malik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Abstract

The purpose of this research was to examine factors that determine


turnover intention in medical representative at PT. APL. To be known
before that medical representatives have high percentage in turnover.
The research using work exhaustion as mediation to determine the
relationship between works overload and work family conflict of
turnover intention. Research method is quantitative approach in causal
research. The analysis tools are AMOS and T-Sobel. Findings of this
research are both work overload and work family conflict berpengaruh
with work exhaustion and turnover intention, work exhaustion mediated
work overload and work family conflict over turnover intention.

Keywords: Work overload, Work family conflict, Work exhaustion,


Turnover intention

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang


mempengaruhi turnover intention pada tenaga medis di PT. APL. Telah
diketahui sebelumnya bahwa tenaga medis mempunyai persentase turnover
yang tinggi. Penelitian ini menggunakan work exhaustion sebagai mediasi
untuk mengetahui hubungan antara work overload dan work family conflict
terhadap turnover intention. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuantitatif dalam kausal research. Alat analisis yang
digunakan adalah AMOS dan T-Sobel. Temuan penelitian ini adalah work
overload dan work family conflict berpengaruh terhadap work exhaustion
dan turnover intention. Work exhaustion adalah mediasi work overload dan
work family conflict mediasi atas turnover intention.

Katakunci: Work overload, Work family conflict, Work exhaustion,


Turnover intention

67
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 67-76

Penelitian empiris mengenai turnover terbatas. Moore (2000) menyatakan


intention karyawan telah banyak bahwa work overload menjadi stressor
dilakukan untuk mengetahui faktor- utama yang menyebabkan work
faktor yang menyebabkannya. exhaustion. Work overload secara
Moore (2000) mengidentifikasi empiris ditemukan berhubungan positif
faktor-faktor yang mempengaruhi dengan keinginan berpindah.
turnover intention sehingga dapat Honeycutt, Jr. et al. (2009)
mengurangi efek negatif yang dihasi- membandingkan tingkat turnover
lkan dan menjadi alat efektif untuk intention pada 675 marketing dari
menurunkan angka turnover. Para delapan perusahaan yaitu: manufaktur,
peneliti telah menggali berbagai jasa keuangan, asuransi, distributor, dan
anteseden yang mempengaruhi pelayanan industri. Hasilnya adalah
turnover intention, antara lain tingkat pekerjaan yang paling tinggi
kepuasan, kinerja karyawan, komitmen menghadapi tekanan untuk berpindah
organisasi, dan kelelahan kerja (work adalah pekerja industri dengan posisi
exhaustion). jabatan sales representative. Posisi ini
Dijelaskan dalam banyak dinilai mempunyai tekanan yang tinggi
literatur bahwa tingkat kepuasan, karena harus bekerja dalam target yang
kinerja dan komitmen terhadap tinggi dalam waktu yang terbatas.
organisasi bersifat konstan terhadap Penelitian ini adalah penelitian
turnover intention. Namun pada work pertama yang menggabungkan work
exhaustion hubungan tersebut tidak overload dan work family conflict
bersifat dominan, karena karakteristik terhadap turnover intention melalui
pekerjaan dan individu sangat work exhaustion dengan menggunakan
mempengaruhi terjadinya kelelahan hubungan langsung dan tidak langsung
pada pekerja. pada karyawan medical representative.
Konsep work exhaustion Penelitian dilakukan pada
dicetuskan oleh Moore (2000) Medical Representative (MR) pada
menggabungkan konsep tedium dan perusahaan farmasi yang berkantor di
burnout yang terjadi pada pekerja. PT. APL. Tingkat turnover di PT. APL
Beberapa peneliti seperti Ahuja, mencapai 40% setiap tahunnya.
Kacmar et al. (2007), Chawla et.al Sehingga perusahaan menggunakan
(2011) meneliti dampak job related banyak waktu dan materi untuk
yang mempengaruhi terjadinya work melakukan perekrutan karyawan tiap
exhaustion, seperti work overload, role tahunnya.
conflict, job autonomy, social support, Penelitian Kardkarnklai (2014)
role ambiguity, work family conflict dan menjelaskan tingkat turnover yang
reward. Hasil dari penelitian terdahulu terjadi pada karyawan MR adalah
adalah adanya dua prediktor dominan 16.9%, presentase ini lebih tinggi
terhadap work exhaustion yaitu work dibanding industry lain yang rata-rata
overload dan work family conflict. hanya 11.9%. Penyebabnya adalah
Work overload merupakan salah culture perusahaan yang menyebabkan
satu stressor dalam lingkungan tingkat komitmen karyawan rendah.
pekerjaan. Kondisi ini muncul ketika Peneliti memilih medical (sales)
karyawan harus berhadapan dengan representative karena MR mempunyai
banyak pekerjaan dan waktu yang karakter pekerjaan dengan target kerja

68
Pengaruh Work Overload Dan Work Family …( Nurul Nisa, Nazaruddin Malik)

yang tinggi dan beban kerja yang pekerjaan dan keluarga saling tidak
berlebih. MR dituntut untuk detailing kompatibel dan tidak bisa disejajarkan
dokter, survai apotik, administrasi (Ahuja et al, 2007).
kantor yang melebihi kapasitas untuk Menurut Greenhaus and Beutall
menyelesaikannya. Tuntutan pekerjaan (1985) work family conflict dihasilkan
ini dapat mengganggu kehidupan oleh tekanan bersamaan antara peran
keluarganya. Karyawan pun merasa pekerjaan dan keluarga yang
kelelahan karena tekanan perusahaan. bertentangan satu sama lainnya. Work
Salah satu solusi untuk family conflict terjadi ketika seseorang
mengakhiri masalah tersebut adalah harus melaksanakan multi peran, yaitu
karyawan merasa perlu mencari sebagai karyawan, pasangan (suami
pekerjaan yang sesuai dengan kapasitas atau istri) dan orang tua. Tekanan dalam
mereka. Hal inilah yang mendukung lingkungan kerja yang dapat
terjadinya work overload, work family menimbulkan work family conflict,
conflict, work exhaustion, dan turnover antara lain tidak teraturnya atau tidak
intention pada MR. fleksibelnya jam kerja, overload
Imam Quresi (2013) menye- pekerjaan, perjalanan dinas yang
butkan bahhwa work overload banyak, konflik antar individu
berpengaruh positif signifikan terhadap karyawan dan tidak adanya dukungan
turnover intention. MR dituntut untuk dari supervisor atau perusahaan.
dapat mencapai target perusahaan. Tekanan dalam lingkungan
Apabila target tidak terpenuhi maka keluarga yang dapat menghasilkan
perusahaan akan melakukan evaluasi work family conflict, antara lain
pada karyawan. Evaluasi dapat berupa kehadiran anak yang paling kecil,
relokasi karyawan ataupun surat tanggung jawab utama terhadap anak,
peringatan. Hal ini yang membuat MR tanggung jawab sebagai anak yang
merasa di bawah tekanan sehingga tertua, konflik antar anggota keluarga
mencari solusi dengan meninggalkan dan tidak adanya dukungan dari
perusahaan. anggota keluarga.
Karyawan MR mempunyai Medical representative adalah
karakteristik pekerjaan di lapangan pekerjaan lapangan dengan jam kerja
dengan jam kerja panjang meliputi: yang panjang sehingga karyawan
target call harian yang dibebankan kesulitan memenuhi kewajibannya
perusahaan, survai apotik, entertaint dalam keluarga. Simposium dan
dokter, sponsorship, dan administrasi pekerjaan yang harus dilakukan pada
laporan hasil kerja. Target kerja yang hari libur membuat MR memiliki waktu
terlalu tinggi inilah yang membuat MR yang sedikit untuk keluarga.
merasa di bawah tekanan yang Karyawan dari luar kota pun
menyebabkan work exhaustion. Jarak kesulitan untuk menyeimbangkan
tempat kerja dengan tempat tinggal antara tuntutan sebagai anggota
yang terlampau jauh serta waktu kerja keluarga dan tuntutan perusahaan.
yang panjang menyebabkan karyawan Hal ini didukung penelitian
merasa work exhaustion. terdahulu oleh Chawla dan Shondi.
Sedangkan work family conflict (2011) yang menyatakan bahwa work
merujuk kepada bentuk konflik antar- family conflict dipandang sebagai faktor
peran yang terjadi ketika tuntutan situasi dimana pekerja tidak dapat

69
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 67-76

menyeimbangkan antara tuntutan Metode Penelitian


pekerjaan dengan tuntutan keluarga, Metode penelitian pada peneli-
sehingga karyawan mengalami tian ini digunakan untuk menjawab
kelelahan kerja dalam usahanya hipotesis sebagai berikut:
memenuhi tuntutan tersebut. H1: Work overload berpengaruh
Morthati and Kumar (2014) positif terhadap work exhaustion.
menyatakan bahwa status pernikahan H2: Work family conflict
juga sangat mempengaruhi MR dalam berpengaruh positif terhadap
mengambil keputusan untuk keluar dari work exhaustion.
pekerjaan. Sehingga diketahui bahwa H3: Work overload berpengaruh
status pernikahan MR berpengaruh positif terhadap turnover
signifikan terhadap turnover intention. intention.
Job Burnout didefinisikan oleh H4: Work family conflict
Maslach dan Jackson (1981) sebagai berpengaruh positif terhadap
hasil tekanan emosi yang konstan atau turnover intention.
berulang dalam waktu yang lama di H5: Work exhaustion berpengaruh
tempat kerja. Sementara work positif terhadap turnover
exhaustion adalah keletihan fisik, emosi intention.
dan mental yang disebabkan karena H6: Work exhaustion memediasi
tekanan kerja dalam jangka waktu yang work overload dan work family
panjang (Moore, 2000). Jadi dapat conflict terhadap turnover
disimpulkan bahwa job burnout intention.
merupakan bagian dari work
exhaustion. Adapun penelitian ini menggunakan
Penelitian ini fokus pada work pendekatan kuantitatif dan jenis
exhaustion karena: (1) work exhaustion penelitian kausal yaitu penelitian
merupakan varibel unik karena dengan bentuk hubungan yang bersifat
mempengaruhi variabel lain bedas- sebab–akibat.
Teknik analisis dalam penelitian
arkan karakteristik dari pekerjaan. (2)
ini dibagi menjadi dua yaitu analisis
work exhasution berdampak negatif deskriptif dan analisis inferensia. Ana-
pada karyawan karena meningkatkan lisis deskriptif menggunakan statistik
perpindahan karyawan, ketidak hadiran rata-rata (MEAN) dengan kategori
dan mengurangi produktifitas. (3) berdasarkan Tree-box Method. Seda-
Pemahaman mengenai work exhau- ngkan analisis inferensia menggunakan
AMOS versi 16.0. dan untuk meng-
stion dalam lingkungan Medical
analisis hubungan mediasi menguna-
representative akan membantu mana- kan uji tes sobel.
jemen dalam mengurangi pengaruh Populasi dari penelitian ini adalah
negatifnya pada perusahaan. (4) adalah karyawan medical
Penelitian terdahulu menunjukkan bah- representativeyang berkantor di PT.
wa work exhaustion sebagai antecedent APL sebanyak 300 orang. Penelitian ini
dominan dari keinginan berpindah menggunakan teknik propotionate
stratified random sampling. Dengan
tenaga kerja (Chawla, 2011; Ahuja et
tingkat signifikansi sebesar 5 %, maka
al., 2007). diperoleh jumlah sampel adalah sebesar

70
Pengaruh Work Overload Dan Work Family …( Nurul Nisa, Nazaruddin Malik)

146 responden. Teknik peng-umpulan dan variabel turnover intention sebesar


data dilakukan dengan meny-ebar 4,48. Maka dapat disimpulkan bahwa
langsung lembar kuisioner pada 146 semua variabel dirasa tinggi oleh
responden di kantor APL dan di rumah karyawan dan tidak terjadi auto-
sakit. korelasi.
Hasilnya sebanyak 118 kuisioner Hasil analisis AMOS dalam
kembali kepada peneliti.Dalam pene- penelitian ini dibagi dalam analisis uji
litian ini dapat dikelompokan menjadi konfirmasi full model meliputi uji nilai
variabel independen yaitu variabel CR ratio, uji konvergent validity dan
work overload dan variabel work family reability, uji multivariate outlier, uji
conflict. Variabel dependen yaitu normalitas. Kemudian analisis stuc-
variabel turnover intention dan variabel tural equation modelling.
work exhaustion. Hasil dari uji konfirmasi full
model dapat diketahu nuilai CR ratio
Hasil Penelitian dan Pembahasan dari semua indikator variabel mem-
Karakteristik responden dalam punyai nilai p-value sebesar 0.000 hal
penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu ini membuktikan bahwa indikator
(1) responden berdasarkan jenis tersebut membentuk variabel latennya
kelamin, (2) responden berdasarkan secara signifikan, dilihat dari p-value
masa kerja, (3) responden berdasarkan yang dihasilkan <0.050.
pendidikan. Jumlah responden MR Hasil uji validitas diketahui nilai
berjenis kelamin laki–laki adalah 82 standardized loading factors pada
orang (70%) sedangkan MR berjenis semua indikator variabel >0,40 sehi-
kelamin perempuan adalah 36 orang ngga dapat dikatakan tersebut
(30%). mempunyai validitas yang baik.
Responden berdasarkan masa Hasil uji nilai construct Reli-
kerja 1-5 tahun sebanyak 37 orang atau ability tiap konstruk adalah >0.40
31%, sedangkan responden dengan sehingga dapat dinyatakan bahwa
masa kerja diatas 15-20 tahun sebanyak model reliabel karena nilai construct
8 orang atau 0.6%. Res-ponden Reliability. Hasil dari uji multivariate
berdasarkan pendidikan SMA sebanyak outlier diketahui bahwa jarak Maha-
25 orang atau 21 %. Res-ponden lanobis maksimal adalah 33,439 (Chi-
berpendidikan D3/D2/D1 seba-nyak 39 square 17=39.252) sehingga dapat
orang atau 33%. Responden disimpulkan bahwa tidak terdapat
berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak multivariate outliers.
54 orang atau sebesar 45%. Hasil dari uji normalitas diketa-
Penilaian responden atas masing- hui nilai CR dari skewness dan kurtosis
masing variabel penelitian dapat dijela- sebagian besar indikator berada
skan dengan melihat hasil pengolahan didalam selang ± 2,58 , hanya pada Ti1
statistika deskriptif yang menunjukkan lebih dar 2,58 namun secara
bahwa nilai mean (rata-rata) variabel multivariate multivariate nilai CR
work overload sebesar 3.78, variabel masih menunjukkan distribusi yang
work family conflict sebesar 3.67, normal yaitu 0,87.(<2,58).
variabel work exhasution sebesar 4,13,

71
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 67-76

Sumber : Data diolah


Gambar 1. Full Model Structural Equation Modeling

Tabel 1. Hasil Goodness of Fit Indices Modell

Kriteria Hasil Nilai Kritis


Cmin/df 1.190 ≤ 2,00
Probability 0.85 ≥ 0,05
RMSEA 0,040 ≤ 0,08
GFI 0.891 ≥ 0,90
AGFI 0,847 ≥ 0,90
TLI 0.953 ≥ 0,95
CFI 0.963 ≥ 0,95

Sumber : Data diolah

Tabel 2.Hasil Loading Factor Stuctural Equation Modelling

Pengaruh hubungan Estim S.E. C.R. P

We <--- Wo ,858 ,163 5,267 0.00


We <--- Wfc ,765 ,145 5,261 0.00
Ti <--- We ,236 ,086 2,744 0.006
Ti <--- Wo ,320 ,105 3,045 0.002
Ti <--- Wfc ,625 ,120 5,191 0.00

Sumber : Data diolah

72
Pengaruh Work Overload Dan Work Family …( Nurul Nisa, Nazaruddin Malik)

Tabel 3. Hasil Sobel test Work overload-work exhaustion-turnover intention


Variabel Test statis Std Error P-value
Work overload 2.432 0.0831 0.0149

Work 2.398 0.0843 0.0164


exhasution
2.468 0.0819 0.0135

Sumber : Data diolah

Tabel 4. Hasil Sobel test Work family conflict-work exhasution-turnover intention

Variabel Test statis Std Error P-value


Work family- 2.434 0.0741 0.0149
conflict
2.400 0.0751 0.0163
Work exhaustion
2.469 0.0731 0.0135

Sumber : Data diolah


kurang dari 5% dan nilai CR 5,261 atau
Pada tabel 1 hasil uji kelayakan lebih dari 1.96.
model didapatkan nilai p-value lebih Work overload berpengaruh
dari 0,05 (5%) hal ini menunjukkan signifikan terhadap turnover intention,
matriks varian-kovarian populasi sama dilihat dari nilai p-value 0.00 atau
dengan matriks varian-kovarian model kurang dari 5% dan nilai CR 3,045 atau
yang diestimasi, dengan kata lain model lebih dari 1.96. Work–family conflict
sesuai. Selain itu juga, dilihat semua berpengaruh signifikan terhadap tur-
kriteria memenuhi batas cut off value nover intention, dilihat dari nilai p-
yang ditentukan. Sehingga memenuhi value 0.00 atau kurang dari 5% dan nilai
good of fit. Setelah didapatkan model CR 5,191 atau lebih dari 1.96.
yang sesuai, selanjutnya dapat dilihat Work exhaustion berpengaruh
signifikansi dari model tersebut dengan signifikan terhadap turnover intentions,
membandingkan nilai probabilitas dari dilihat dari nilai p-value 0.00 atau
setiap hubungan kausalitas dengan  kurang dari 5% dan nilai CR 2,744 atau
(5%). lebih dari 1.96.
Pada tabel 2 diketahui bahwa Untuk mengukur signifikan dari
work overload berpengaruh signifikan koefisien efek tidak langsung (mediasi)
terhadap work exhaustion, dilihat dari dapat menggunakan software yang
nilai p-value 0.00 atau kurang dari 5% dikembangkan oleh Sobel (1982) yang
dan nilai CR 5,267 atau lebih dari 1.96. lebih dikenal dengan Sobel test. Hasil
Work family conflict berpengaruh Sobel test dalam penelitian ini adalah
signifikan terhadap work exhaustion, pada tabel 3.
dilihat dari nilai p-value 0.00 atau

73
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 67-76

Work exhaustion memediasi faktor dominan karyawan mengalami


pengaruh work overload dan work kelelahan kerja. Beban kerja yang tidak
exhaustion terhadap turnover sesuai dengan kapasitas karyawan juga
intentions, dilihat dari nilai p-value akan menimbulkan work-family con-
0.0135 atau kurang dari 5% dan nilai flict.
test statistik 2.468 atau lebih dari 1.96. Bedasarkan hasil penelitian,
Work exhaustion memediasi peneliti dapat memberikan beberapa
pengaruh work family conflictdan work saran sebagai berikut: Perusahaan diha-
exhaustionterhadap turnover intentions, rapkan memberikan beban pekerjaan
dilihat dari nilai p-value 0.013 atau yang sesuai dengan kapasitas karyawan.
kurang dari 5% dan nilai test statistik Seiring dengan penambahan beban
2.469 atau lebih dari 1.96. kerja maka perusahaan perlu menambah
Bedasarkan hasil analisis jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
menunjukan pengaruh positif signifikan Hal ini bertujuan agar beban kerja dapat
antara variabel work–family conflict berkurang dan tidak menyebabkan
dan turnover intention. Hal ini sesuai kelelahan pada karyawan ataupun kei-
dengan hipotesis peneliti yang nginan karyawan untuk berhenti dari
menyatakan bahwa work overload perusahaan.
berpengaruh signifikan terhadap Dalam menanggapi konflik
turnover intention. Penelitian ini yang disebabkan oleh work-family con-
mendukung dari penelitian yang flict, perusahaan dapat memberikan
dilakukan oleh Saragih (2000) yang perhatian kepada keluarga karyawan
menyatakan bahwa work-family sehingga dapat memotivasi karyawan
conflict adalah konflik berefek fatal dalam bekerja. Sebagai contoh pem-
dan cenderung membuat seseorang berian ucapan atas kelahiran, perni-
untuk meninggalkan pekerjaannya. kahan, atau berita duka yang berhu-
bungan dengan keluarga, atau membe-
Penutup rikan parcel ketika hari raya, atau meng-
Berdasarkan hasil penelitian ini, adakan Family Gathering. Tentunya hal
Medical representative di PT. APL tesebut akan membuat karyawan merasa
mengalami work overload atau beban bahwa perusahaan sangat memper-
kerja yang berlebih akibat dari hatikan kehidupan keluarga mereka dan
pekerjaan dalam waktu yang panjang pada akhirnya dapat mengurangi keing-
dan mobilitas yang tinggi. Sehingga inan medical representative untuk ber-
medical representative menganggap pindah.
penugasan perusahaan tidak sesuai Untuk mengurangi work exhau-
dengan kapasitas mereka. stion, perusahaan perlu membuat sistem
Beban pekerjaan yang berlebih kompensasi penjualan yang adil dan
yang terus dikerjakan akan mening- progesif, reward bedasarkan kinerja,
katkan kelehan kerja yang berke- ataupun kenaikan level jabatan kar-
panjangan pada karyawan (work yawan. Bagi peneliti selanjutnya, dapat
exhasution). Work overload yang tidak dilakukan di perusahaan jasa atau
bisa ditoleransi akan meningkatkan pelayanan, misal pendidikan dan per-
keinginan karyawan untuk berpindah bankan. Peneliti selanjutnya dapat
(turnover intention). Pada penelitian ini menambahkan dan memodifikasi indi-
diketahui bahwa work overload menjadi kator yang peneliti gunakan.

74
Pengaruh Work Overload Dan Work Family …( Nurul Nisa, Nazaruddin Malik)

DAFTAR PUSTAKA selling & major account


management 9(2).
Ahuja, m.k., chudoba, k.a., kacmar, c.j.
2007. It road warriors: balancing Ferdinand. 2002. Structural equation
work–family conflict, job modeling dalam penelitian.
autonomy, and work overload to Semarang: Universitas
mitigate turnover in tentions, mis Diponegoro
quarterly, vol. 31, no.1, march,
pp.1-17. Ghazali. 2012. Structural Equation
Modeling: Metode Alternatif
Ahuja, m.k. 2002. Women in the dengan AMOS. Semarang:
information technology Universitas Diponegoro
profession: a literature review,
synthesis and research agenda. Greenhaus, j. H., dan beutall, n. J. 1985.
European journal of information Sources of conflict between work
systems (11:1), hlm.20-34. and family roles. Academy of
management review, 10(1), 76-
Ahuja, m., et al. 2002. "Overworked 88. (online) vol. 3, no. 2,
and isolated? Predicting the effect
of work family conflict, Maslach and s. E. Jackson. 1984.
autonomy, and workload on Burnout in Organizational
organizational commitment and Settings. Applied social
turnover of virtual workers. psychology annual: applications
Proceedings of the 35th hawaii in organizational settings.
international conference on journal industry (133-153).
system sciences 24(5): 132-156.
Moore, Jo Ellen. 2000. One road to
Chawla, Deepak dan Neena S. 2011. turnover: an examination of work
Assessing the Role of exhaution on technology
Organizational and Personal proferssionals. Vol. 24. No. 01.
Factors in Predicting Turnover
Intentions: a Case of School Saragih, Susanti R. 2009. Pengaruh
Teachers and BPO Employees Work Exhaustion terhadap
(online) vol 38, no. 02 Keinginan Berpindah: Studi pada
Tenaga Kerja IT di Indonesia.
Cordes, c. L. And t. W. Dougherty
.1993. A review and an Simamora. 2002. Panduan Riset
integration of research on job Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
burnout. Academy of management Gramedia Pustaka Utama.
review. 18(4): 622-656.
Simamora dan Henry. 1997.
Earl d. Honeycutt, et al. 2009. Turnover Manajemen Sumber Daya
in the sales force: a comparison of Manusia. Yogyakarta: STIE
hunters and farmers. Journal of YKPN

75
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 67-76

Sugiono. 2012. Statistika untuk


Peneliti. Bandung: PT. Alfabeta

76

Anda mungkin juga menyukai