Anda di halaman 1dari 9

Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171

Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

WORK OVERLOAD, TURN OVER INTENTION, DAN WORK FAMILY CONFLICTS


PADA PEGAWAI PERBANKAN DI SURAKARTA

Riska Fii Ahsani1, Sunarso2 , Dorothea Ririn Indriastuti3


Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta1,2,3

email : riskafii@gmail.com, sunarso66@gmail.com, indriastuti_ririn@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan menganalisis pengaruh kerja berlebih (work overload) terhadap keinginan keluar
dari organisasi (turnover intention) pegawai bank pada kantor perbankan di Surakarta. Jam kerja yang
tinggi dan ditambah dengan adanya work overload menyebabkan karyawan merasa tidak aman dan
tidak nyaman terhadap keadaan pekerjaannya dan tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
ketidakamanan itu sehingga mendorong seseorang untuk keluar dari pekerjaannya dan mencari
pekerjaan lain yang lebih baik dari sebelumnya. Alasan terbesar yang diberikan selain dari beban kerja
yang berat adalah urusan keluarga, tidak jarang para karyawan menjadi kekurangan waktu untuk
bersama keluarganya. Hal ini menjadikan karyawan tersebut tidak dapat menjalankan
tanggungjawabnya dalam pekerjaan dan keluarga secara seimbang sehingga mengakibatkan terjadinya
work-family conflict yang akhirnya mendorong peningkatan turnover intention. Penelitian ini
menggunakan 100 responden dari beberapa kantor perbankan di Surakarta. Sampel dipilih
menggunakan metode purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan
Pemodelan Persamaan Struktural/ SEM (Structural Equation Modeling). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa work overload dapat meningkatkan turnover intention melalui work family conflict.

Kata Kunci: work overload, turnover intention, work-family conflicts, perbankan

PENDAHULUAN turnover karyawan (Slattery, 2005; Egan et al.,


2004; Wright and Bonett, 2007).
Setiap perusahaan sangat mengandalkan Salah satu masalah yang timbul yang
dan sangat membutuhkan sumber daya manusia berkaitan dengan sumber daya manusia adalah
yang ideal guna membangun perusahaannya agar turnover. Karyawan yang melakukan turnover
dapat terus berkembang menjadi perusahaan yang biasanya disebabkan karena adanya beban kerja
lebih baik dan menonjol dibandingkan perusahaan yang berlebihan (work overload) sehingga
lain yang bergerak pada bidang yang sama. Untuk menyebabkan karyawan mencari perusahaan yang
mencapai kinerja yang unggul dan menjadikan lebih baik dibandingkan perusahaan sebelumnya.
perusahaan berdaya saing, sumber daya manusia Lalu dengan adanya persepsi terhadap beban kerja
(karyawan) merupakan pelaku yang dominan dan juga membuat karyawan meningkatkan
sangat penting dalam rangka mendukung tujuan- kemampuannya karena sadar dengan persaingan
tujuan perusahaan, namun ketika terdapat yang ada di lapangan pekerjaan saat ini (Du Plooy
turnover karyawan dalam perusahaan akan dan Roodt, 2013). Menurut Xiaoming, Ma,
merugikan perusahaan baik dari segi biaya dan Chang, dan Shieh (2014), turnover berkenaan
menganggu keberlangsungan organisasi dan dengan lingkungan industri dan organisasi yaitu
turnover intention merupakan prediktor terbaik meninggalkan pekerjaan baik secara sukarela atau
untuk melihat adanya sinyal awal terjadinya tanpa sadar (dikeluarkan). Turnover yang sering

198
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

digunakan untuk mengukur masa kerja (berapa (perhatian) yang lebih harus diselesaikan dalam
lama pekerja tetap pada pekerjaan) serta kepuasan jangka waktu tertentu. Beban kerja yang terlalu
atau ketidakpuasan kerja. Menurut Abelson berlebihan atau terlalu sedikit dapat menimbulkan
(1987) turnover intention adalah keinginan gangguan atau penyakit akibat bekerja. Beban
individu untuk meninggalkan organisasi lain guna kerja yang berlebihan dapat menimbulkan
mencari alternatif pekerjaan lain. Keletihan yang kelelahan baik fisik maupun mental dan reaksi-
ada pada saat bekerja sering kali membuat reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan
karyawan menjadi terbebani dengan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan beban
pekerjaannya, seseorang tersebut menjadi kerja yang terlalu sedikit, di mana pekerjaan yang
terbebani dan menafsirkan bahwa pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak, akan
dikerjakan berat. Karena adanya perasaan menimbulkan rasa kebosanan (Gawron, 2008).
terbebani akan pekerjaannya pastinya akan ada Setiap pekerja dapat merasakan beban
niat untuk meninggalkan perusahaan tempat kerja yang berbeda-beda, hal ini berkaitan dengan
seseorang tersebut bekerja. Penyebab turnover adanya perbedaan pemahaman, penghayatan,
karyawan pastinya bukan hanya beban kerja pengalaman, serta kemampuan tiap individu
terhadap perusahaan, ketidakpuasan kerja dan terhadap pekerjaannya. Hal ini tentunya berkaitan
lingkungan kerja yang tidak mendukung juga dengan munculnya turnover intention individu di
pasti akan mempengaruhi niat untuk mana dalam pekerjaan pastinya setiap karyawan
meninggalkan perusahaan tersebut. Salah satu memiliki niat untuk meninggalkan perusahaan
faktor yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang
(1997) yaitu faktor atribut peran dan pekerjaan tersebut masing-masing (Dewi, 2013). Karena
meliputi tantangan pekerjaan, lingkup jabatan, adanya beban kerja, menimbulkan suatu intensi
pengorbanan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, untuk meninggalkan perusahaan, setiap orang
ambiguitas peran, dan konflik peran. Hal ini menginginkan kenyamanan dalam pekerjaannya,
merupakan beban kerja yang dirasakan, di mana apabila seseorang merasa tidak nyaman dengan
membutuhkan aktivitas mental dan fisik dari suatu pekerjaannya, maka seseorang tersebut pasti
karyawan. Gawron (2008) mendefinisikan beban akan ingin mencari pekerjaan yang lebih baik
kerja sebagai seperangkat tuntutan tugas, sebagai daripada sebelumnya. Xiaoming et al., (2014)
upaya, dan sebagai kegiatan atau prestasi. Beban dalam penelitiannya menjelaskan beban kerja
dapat berupa beban fisik maupun beban mental. memiliki efek dengan turnover intention bahwa
Beban fisik dapat dilihat dari seberapa banyak semakin besar beban kerja maka semakin besar
karyawan menggunakan kekuatan fisiknya, dan juga turnover intention suatu karyawan tersebut.
juga dapat berupa beban kerja mental yang dapat Sebaliknya, semakin kecil beban kerja maka
dilihat dari seberapa besar aktivitas mental yang semakin kecil juga turnover intention pada suatu
dibutuhkan untuk mengingat hal-hal yang karyawan.
diperlukan, konsentrasi, mendeteksi Setiap perusahaan membutuhkan
permasalahan, mengatasi hal-hal yang tak terduga karyawan sebagai tenaga kerja yang menjalankan
dan membuat keputusan dengan cepat yang setiap aktivitas yang ada dalam organisasi
berkaitan dengan pekerjaan sejauh mana tingkat perusahaan. Ketika seorang karyawan merasakan
keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu. tidak mampu menjaga harmonisasi antara
Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu pekerjaan tuntutan terhadap perusahaan yaitu bekerja
merupakan beban kerja bagi karyawannya jika dengan baik dengan masalah kehidupan pribadi,
memiliki beban kerja fisik maupun mental. Beban maka seorang karyawan tersebut memilih untuk
kerja yang dirasakan oleh seorang pekerja dapat mencari alternatif pekerjaan lain atau berhenti dari
menjadi faktor penekan yang menghasilkan perusahaan dan memilih perusahaan lain yang
kondisi-kondisi tertentu, sehingga menuntut menganggap akan pentingnya work life balance.
manusia memberikan energi atau konsentrasi Sementara ketika seseorang tidak mampu

199
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

menjaga keharmonisan antara pekerjaan dan Banyaknya perusahaan-perusahaan baru


kehidupan pribadi, maka akan berdampak pada yang didirikan, turut memberikan angin segar
kepuasan kerja karyawan. Turnover intention erat kepada para karyawan untuk mencoba sebuah
hubungannya dengan work-family conflicts, peruntungan baru. Berkembangnya jumlah usaha-
ketika karyawan merasakan beban kerja yang usaha waralaba dan bisnis online, turut
berat kemudian tidak dapat mengelola kehidupan mendorong tingginya intensitas turnover di
pribadinya dan muncul permasalahan keluarga, sebuah perusahaan. Selain itu, tak dapat
maka karyawan cenderung akan meninggalkan dipungkiri adanya sistem kontrak membuat
pekerjaan diperusahaannya. karyawan mengantisipasi sedini mungkin
Turnover intention terjadi di berbagai sebelum perusahaan tersebut melakukan PHK
organisasi dikarenakan keinginan seseorang untuk kepada dirinya (Lathifah, 2008).
mencari kenyamanan pada pekerjaannya. Turnover secara tidak langsung telah
Perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi membuat berkurangnya tingkat produktivitas
masalah dalam mempertahankan karyawan yang dalam sebuah perusahaan. Selain itu, perusahaan
berprestasi tinggi (top performing employees). juga mengalami kerugian lain karena perlu
Bahkan, masalah tersebut lebih tinggi dibanding mengeluarkan biaya tambahan dalam rangka
kebanyakan negara-negara Asia Pasifik. Masalah melakukan perekrutan karyawan baru. Bahkan,
lain yang dihadapi perusahaan-perusahaan di beberapa manajer personalia mengalami frustrasi
Indonesia adalah mempertahankan karyawan ketika mengetahui bahwa proses rekrutmen yang
dengan keahlian khusus (critical skilled telah berhasil menjaring staf yang berkualitas
employees) dan karyawan berpotensi tinggi (high pada akhirnya sia-sia karena staf yang baru
potential employee). Berdasarkan hasil survei direkrut tersebut memilih bekerja di perusahaan
Global Strategic Rewards (dalam Lathifah, 2008) lain (Lathifah, 2008).
yang dilakukan oleh Watson Wyatt, kehilangan Di Indonesia perkiraan peningkatan
karyawan berprestasi tinggi dan karyawan dengan turnover dihasilkan dari studi oleh Hay Group
keahlian khusus sudah menjadi masalah yang bekerja sama dengan Centre for Economics and
perlu diwaspadai oleh industri di Indonesia. Business Research seperti dilansir TopCareer
Contohnya sektor migas, sudah terjadi indikasi Magazine (2013). Studi tersebut memperkirakan
aliran positif dari Indonesia ke luar negeri, seperti jumlah karyawan yang akan berhenti pada tahun
ke Arab Saudi, Malaysia, bahkan Eropa, karena 2014 dapat mencapai 161,7 juta atau meningkat
tawaran paket renumerasi yang jauh lebih 12,9% bila dibandingkan dengan tahun 2012,
menarik. Sementara di Indonesia, paket sedangkan di tahun 2015 turnover intention pada
remunerasinya masih dikaitkan dengan keadaan karyawan akan semakin meningkat hingga 13,4%.
rata-rata domestik. Contoh lain yaitu di sektor Kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan
perbankan, khususnya untuk tenaga dengan mengalami lonjakan terbesar dalam tingkat
keahlian khusus. Hasil survei yang dilakukan pergantian karyawan tahun 2014. Tingkat
sejak pertengahan tahun 2006-2007 itu turnover di Asia Pasifik akan mengalami kenaikan
menunjukkan turnover untuk posisi-posisi penting tertinggi di seluruh dunia, yakni naik 21,5-25,5%
(level manajerial dan di atasnya) di industri selama periode 2012-2018.
perbankan antara 6,3%-7,5%. Sedangkan Turnover sering terjadi pada karyawan Bank.
turnover karyawan di industri pada umumnya Pertumbuhan industri perbankan di Indonesia
hanya berkisar 0,1- 0,74%. Kasus di Indonesia, berkembang pesat. Menurut Michael R Tampi
fenomena turnover intention disadari benar oleh (2014) mengatakan bahwa turnover karyawan
akademisi maupun praktisi. Setiap tahunnya ada bank di Indonesia mencapai 15% - 20% per tahun.
sekitar 10-12% karyawan yang melakukan Dalam kasus lain, survei yang dilakukan oleh
turnover. PwC (PriceWaterhouseCoopers) Indonesia
(2014) menunjukkan bahwa tingkat turnover

200
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

untuk karyawan mencapai 15% - 25%. Survei tuntutan pekerjaan. Ketegangan psikologis ini
yang dilakukan oleh PwC Indonesia menunjukkan muncul ketika tuntutan pekerjaan dianggap
bahwa sumber daya manusia di industri melebihi kapasitas karyawan. Kelebihan
perbankan sering memindahkan perusahaan, 54% beban kerja yang dirasakan adalah sejauh
responden pindah untuk mendapatkan manfaat mana karyawan diminta untuk melakukan
yang lebih baik, sementara 37% responden lebih banyak pekerjaan daripada tanggung
mengatakan mereka mencari tempat kerja lain jawab yang diharapkan dalam periode tertentu
untuk peningkatan karir (Bisnis.com) . Topik (Tabassum, et al., 2017). Karyawan dalam
mengenai turnover intention mendapat perhatian perusahaan secara konstan diminta untuk
cukup besar dalam kajian manajemen dan mengambil beban kerja dengan tenggang
keperilakuan saat ini. Terdapat berbagai macam waktu yang tidak dapat diraih. Faktanya,
faktor yang dapat mempengaruhi turnover kondisi kelebihan pekerjaan dan lebih sedikit
intention. Dalam penelitian ini rumusan masalah waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
terbagi menjadi tiga hal. Pertama, pengaruh work merupakan tuntutan paling umum dalam
overload terhadap turnover intention. Kedua, lingkungan kerja karyawan (Moore, 2000).
berdasarkan dukungan empiris dan teoritis yang Ahuja et al. (2007) menetapkan bahwa work
ada, peneliti juga tertarik untuk menguji pengaruh overload secara signifikan mempengaruhi
work-family conflicts pada turnover intention. keseimbangan kehidupan kerja sehingga
Ketiga, penulis ingin menguji pengaruh work- muncul niat berpindah. Salah satu alasan atau
family conflicts sebagai variabel mediasi faktor yang menyebabkan turnover intention,
pengaruh work overload pada turnover intention. di mana perubahan pekerjaan dapat
disebabkan oleh beban kerja yang sangat
berat dari perusahaan yang menciptakan
BAHAN DAN METODE tekanan kerja sehingga karyawan tidak dapat
mengimplementasikannya. Bothma dan
Landasan Teori Roodt (2013) dalam penelitian mereka
1. Pengaruh Work Overload terhadap menyatakan bahwa work overload memiliki
Turnover Intention hubungan yang sangat kuat dan searah dengan
Menurut Menteri Pemberdayaan turnover intention, yang berarti bahwa jika
Aparatur Negara (1997), pengertian beban beban kerja semakin tinggi maka intensitas
kerja adalah sekumpulan atau sejumlah perpindahan karyawan juga akan meningkat
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu dan sebaliknya, jika beban kerja semakin
unit organisasi atau pemegang jabatan dalam rendah maka keinginan karyawan untuk
jangka waktu tertentu. Setiap orang pernah berpindah juga akan berkurang. Berdasarkan
mengalami beban kerja yang terlalu berat uraian penelitian sebelumnya maka dapat
(work-overload) pada sesuatu waktu. Beban disimpukan hipotesis:
kerja berlebihan (work-overload) adalah
suatu kondisi yang terjadi bila lingkungan H1: Work Overload berpengaruh positif
memberi tuntutan melebihi kemampuan terhadap Turnover Intention
individu. Dengan demikian yang dimaksud
dengan beban kerja adalah sejumlah kegiatan 2. Pengaruh Work Family Conflicts terhadap
atau tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh Turnover Intention
pekerja dalam jangka waktu tertentu. Sejalan Banyak penelitian menyimpulkan work
dengan pernyataan tersebut Anitei, et al., family conflicts memiliki hubungan yang
(2015) mendefinisikan overload kerja sebagai signifikan dengan turnover intention
interaksi antara tanggung jawab kerja aktual karyawan (Noor dan Maad, 2008). Keinginan
dengan tekanan psikologis yang berasal dari yang tinggi untuk meninggalkan perusahaan
akan menyebabkan lebih banyak pekerjaan

201
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

dan ketidaksetaraan keluarga di antara terkadang seorang pekerja harus bekerja dari
karyawan (Adams et al., 1996). Work family pagi hari sampai dengan larut malam
conflicts terjadi ketika aktivitas pekerjaan sehingga mereka mengabaikan keluarga. Hal
mengganggu tanggung jawab individu dalam ini tentu saja menimbulkan kecemburuan dari
lingkungan keluarga. Misalnya, individu pihak keluarga dimana mereka merasa
membawa pulang pekerjaan dan berusaha diabaikan karena anggota keluarga tersebut
untuk menyelesaikannya dengan terlalu fokus dan memikirkan pekerjaannya
mengorbankan waktu keluarga (Noor, 2003). Jam kerja yang panjang dan beban kerja yang
Jika individu terus menerus menghadapi berat merupakan pertanda langsung akan
bentrokan yang sedang berlangsung dan yang terjadinya konflik pekerjaan keluarga.
belum terselesaikan antara pekerjaan dan Konflik seperti ini pasti akan dialami oleh
perannya dalam keluarga, seseorang akan setiap pekerja, bagi para pekerja yang mampu
memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. menghadapi konflik ini maka mereka akan
Dengan demikian dapat memaksimalkan niat menemukan kepuasan dan kemudahan dalam
mereka untuk meninggalkan organisasi (Noor bekerja karena mereka mampu mengatur dan
dan Maad, 2008). menghadapi konflik yang mereka alami
Amstad, et.al., (2011) menyatakan antara pekeraan dan keluarga, tetapi bagi para
bahwa salah satu efek work family conflicts pekerja yang tidak mampu menghadapi
terkait dengan pekerjaan adalah turnover konflik ini, maka ada kemungkinan mereka
intention. Hasil penelitian juga menunjukkan harus meninggalkan salah satu dari dua
bahwa turnover sering terjadi karena adanya pilihan yaitu keluarga atau pekerjaan. Tentu
pertentangan tanggung jawab antara saja ini merupakan pilihan yang berat karena
pekerjaan dan keluarga. work family conflicts kita harus memilih salah satu dari dua hal
memiliki hubungan positif dengan turnover yang paling penting didalam hidup kita.
intention (Greenhaus et al., 2006) di mana Menurut James L. Gibson, setiap orang
konflik dalam keluarga yang muncul dapat pernah mengalami beban kerja yang terlalu
mempengaruhi perilaku seorang karyawan berat (work-overload) pada sesuatu waktu.
dalam bekerja seperti terlambat Beban kerja berlebihan (work-overload)
menyelesaikan pekerjaan dan permasalahan adalah suatu kondisi yang terjadi bila
kehadiran. Penelitian yang dilakukan lingkungan memberi tuntutan melebihi
Tabassum et al., (2017) menunjukkan bahwa kemampuan individu. Sedangkan menurut
work family conflicts memiliki efek positif Riggio, dalam dunia industri beban kerja yang
dan signifikan terhadap turnover intention.. berlebihan terjadi apabila suatu pekerjaan
Artinya, semakin tinggi konflik yang menuntut kecepatan kerja, hasil kerja, dan
dirasakan seseorang, semakin tinggi konsentrasi yang berlebihan dari
keinginan orang tersebut untuk meninggalkan karyawannya. Beban kerja berlebihan
perusahaan sehingga dapat disimpulkan dipercaya sebagai salah satu sumber yang
hipotesis: paling besar menyebabkan keinginan seorang
H2: Work family conflicts berpengaruh positif karyawan untuk berpindah pekerjaan.
terhadap turnover intention. Keinginan berpidah dapat terjadi jika
para pekerja merasa bahwa konflik dalam
3. Pengaruh Work Overload terhadap keluarga menghambat pekerjaan dan terlalu
Turnover Intention yang dimediasi oleh banyak dan beragam pekerjaan yang harus
Work Family Conflict dilakukan, atau tidak cukup waktu yang
Pekerjaan yang terlalu berat dan tersedia untuk menyelesaikan tugas yang
keluarga yang terabaikan tentu merupakan dibebankan. Berdasarkan uraian tersebut
masalah mendasar bagi seorang pekerja, dapat diduga bahwa:

202
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

H3: Work Overload berpengaruh positif 2013). Sehingga penelitian ini secara keseluruhan
terhadap Turnover Intention melalui Work menggunakan lima belas item kuesioner.
family conflicts.

Work overload dapat mempengaruhi HASIL DAN DISKUSI


turnover intention melalui work family conflicts
tercermin dalam model penelitian yang Kuesioner sebanyak 115 telah
ditunjukkan Gambar 1. didistribusikan oleh peneliti dan kuesioner yang
bisa dikumpulkan kembali oleh peneliti adalah
Work Family
Conflicts sejumlah 105 kuesioner (respon rate 91,30%).
Sebanyak kuesioner tidak semua data bisa
dianalisis karena sebanyak 5 responden tidak
Work overload Turnover
Intention mencantumkan data diri secara lengkap dan tidak
memenuhi kriteria responden. Sehingga hanya
Gambar 1 . ada 100 kuesioner yang dapat dianalisis lebih
Model Penelitian lanjut. Penyebaran kuesioner dilakukan dalam
rentang waktu dari bulan Juli 2019 sampai
Metode Penelitian dengan Agustus 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian Karakteristik responden untuk jenis
kuantitatif jenis konfirmatoris yang dapat kelamin didominasi oleh perempuan dengan
menjelaskan hubungan korelasional antar variabel presentase sebesar 63,20%, pada kategori umur
melalui pengujian hipotesis, dengan desain paling banyak adalah rentang usia 30-40 tahun
penelitian survei. Metode pengumpulan data dengan presentase sebesar 40,50%, untuk
menggunakan self-administered survey. Jenis data kategori tingkat pendidikan yang mendominasi
yang digunakan bersifat cross-sectional. adalah lulusan sarjana (S1) sebanyak 75,50% dan
Pengambilan sampel pada penelitian ini kategori masa kerja paling banyak adalah 2-5
melalui non-probability sampling, yaitu dengan tahun yaitu sebesar 43,60%.
purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah Hasil dari uji validitas menunjukkan
pekerja perbankan di Kota Surakarta. Jumlah dan semua item pertanyaan telah valid karena nilai
karakteristik karyawan memenuhi kebutuhan factor loading di atas 0,5 dan memenuhi
penelitian yaitu sebanyak 100 sampel. persyaratan untuk dapat diuji ke tahap selanjutnya
Pengukuran konstruk dalam penelitian ini yaitu uji reliabilitas. Dalam penelitian ini, seluruh
menggunakan skala likert yang dinyatakan variabel yaitu work overload, work-family
dengan angka 1 (sangat tidak setuju) sampai conflicts, dan turnover intention dinyatakan
angka 5 (sangat setuju). Work Family Conflict reliabel dengan nilai CR (Conctruct Reliability)
Scale diadopsi dari Adams et al. (1996) berisi 5 sama dengan atau di atas 0,7.
item pertanyaan. dirancang untuk mengukur Syarat lain yang harus dipenuhi dalam
tingkat keparahan konflik kerja dan keluarga dan menggunakan analisis SEM yaitu normalitas data.
konsekuensinya pada responden. Untuk Nilai statistik untuk menguji normalitas tersebut
pertanyaan Work overload dikembangkan oleh menggunakan z value CR dari nilai skewness dan
Moore (2000). Work overload scale terdapat 4 kurtosis sebaran data. Nilai kritis CR skewness di
item pertanyaan yang dikembangkan untuk bawah 2 dan nilai kritis dari CR kurtosis di bawah
mengidentifikasi efek dari beban kerja yang 7.
dirasakan pada turnover intention. Dan untuk
turnover intention, enam pertanyaan diperoleh
dari kuesioner yang dikembangkan oleh Roodt's
Turnover Intention Scale (Bothma dan Roodt,

203
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

Tabel 1. Tabel 2.
Hasil Goodness-of-Fit Model Hasil Uji Hipotesis
Regression
Goodness Weight Estimate SE CR P Ket
Nilai yang
of Fit Hasil Evaluasi Work overload
Diharapkan
indeks 
,895 ,043 12,785 ,048 Sig
2 Diharapkan 20,77 Baik work-family
x -
kecil conflicts
Chi Square work-family
Probabilitas ≥ 0,05 0,054 Baik conflicts 
,787 ,056 17,776 ,008 Sig
CMIN/DF ≤2 1,733 Baik Turnover
GFI ≥ 0,90 0,980 Baik Intention
AGFI ≥ 0,90 Baik Work overload
0,954

TLI ≥ 0,90 0,985 Baik Turnover
,855 ,071 16,495 ,016 Sig
CFI ≥ 0,90 0,991 Baik Intention
RMSEA ≤ 0,08 0,050 Baik
Sumber: Data diolah (2019) Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan keseluruhan pengukuran Penelitian ini membuktikan bahwa


goodness-of-fit model penelitian setelah proses dengan adanya work overload dapat
modifikasi tersebut di atas, mengindikasikan meningkatkan terjadinya work-family conflicts
bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini dalam rumah tangga karyawan. Didukungnya
dapat diterima. hipotesis ini menegaskan bahwa penelitian ini
Setelah kriteria goodness of fit model sesuai dengan penelitiann yang dikembangkan
struktural yang diestimasi dapat terpenuhi, oleh Moore (2000) yang menjelaskan bahwa
selanjutnya analisis terhadap hubungan-hubungan seseorang yang memiliki tekanan pekerjaan yang
struktural model (pengujian hipotesis) dapat tinggi akan mengurangi waktu menjalankan peran
dilakukan. Dengan menggunakan analisis jalur dan tuntutan lain diluar pekerjaannya. Jam kerja
dapat dihitung besarnya pengaruh langsung dari yang panjang dan beban kerja yang berat akan
variabel-variabel bebas terhadap suatu variabel memunculkan konflik dalam keluarga karena para
terikat. Hubungan antar konstruk dalam hipotesis pekerja tersebut tidak mampu menjalankan
ditunjukkan oleh regression weights. kewajibannya dalam keluarga.
Dari Tabel 2. terlihat bahwa nilai work Hasil uji hipotesis pada Tabel 2.
overload berpengaruh terhadap work-family menunjukkan bahwa work-family conflicts
conflicts dengan nilai SE 0,043 di bawah nilai berpengaruh terhadap turnover intention
CR 12,785 pada probabilitas <0,05. Dengan hasil karyawan dengan nilai SE 0,056 di bawah nilai CR
tersebut, dapat disimpulkan bahwa H1 17,776 pada probabilitas 0,008 <0,05. Dengan
didukung. Adapun pengaruh yang ditimbulkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa H2
bersifat positif. Artinya, semakin tinggi didukung. Adapun pengaruh yang ditimbulkan
pengaruh work overload, semakin tinggi work- bersifat positif. Artinya, semakin tinggi work-
family conflicts seorang karyawan dalam family conflicts maka turnover intention akan
bekerja. Besarnya pengaruh (regression weight) semakin meningkat. Besarnya pengaruh
adalah 0,895 menunjukkan bahwa pengaruh (regression weight) adalah 0,787 menunjukkan
work overload pada work-family conflicts sangat bahwa pengaruh work-family conflicts pada
besar karena nilainya yang mendekati angka 1 turnover intention sebesar 78,7%.
(Hair et al., 2010). Konflik yang terjadi didalam keluarga
yang dipicu karena pekerjaan dikantor akan
mendorong seseorang untuk keluar dari
pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan pernyataan

204
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

Amstad, et.al., (2011). Work-family conflicts Work-family conflicts memiliki efek


pasti dialami oleh setiap pekerja, bagi para pekerja positif dan signifikan terhadap turnover
yang mampu menghadapi konflik ini maka intention. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
mereka akan menemukan kepuasan dan tinggi konflik pekerjaan dengan keluarga maka
kemudahan dalam bekerja karena mampu semakin tinggi keinginan orang tersebut untuk
mengatur dan menghadapi konflik yang mereka meninggalkan perusahaan dan atau mencari
alami, namun bagi para pekerja yang tidak mampu pekerjaan lain.
menghadapi konflik, maka terdapat kemungkinan Work overload berpengaruh dan searah
mereka harus memilih untuk meninggalkan dengan turnover intention, yang berarti bahwa
pekerjaannya demi memenuhi peran dan jika beban kerja semakin tinggi maka intensitas
tanggungjawabnya pada keluarga. untuk meninggalkan perusahaan juga akan
Work overload dapat meningkatkan meningkat. Keinginan berpidah dapat terjadi jika
turnover intention melalui work-family conflicts para pekerja merasa bahwa konflik dalam
yang tertuang dalam Hipotesis 3 (H3) Didukung. keluarga menghambat pekerjaan dan terlalu
Pada Tabel 2. diketahui bahwa work overload banyak dan beragam pekerjaan yang harus
berpengaruh terhadap turnover intention dilakukan, atau tidak cukup waktu yang tersedia
karyawan dengan nilai SE 0,071 di bawah nilai CR untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan.
16,495 pada probabilitas <0,05. Adapun pengaruh Individu yang terus menerus
yang ditimbulkan bersifat positif. Artinya, menghadapi tekanan dan beban pekerjaan berat
semakin tinggi work overload, maka turnover akan menimbulkan permasalahan dalam
intention akan semakin meningkat. Besarnya keluarga sehingga terjadi konflik. Bila hal ini
pengaruh (regression weight) adalah 0,855 terjadi maka seseorang akan cenderung
menunjukkan bahwa pengaruh work overload memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan
pada turnover intention sebesar 85,5%. mencari pekerjaan lain yang lebih baik.
Frone (2003) mengatakan bahwa Pada riset ini, responden melakukan
kehadiran salah satu peran yaitu pekerjaan akan self-report, sehingga sangat berpotensi
menyebabkan kesulitan untuk memenuhi tuntutan menimbulkan common method bias yang
peran yang lain seperti keluarga, dimana harapan disebabkan oleh bias karena sumber penilai yang
orang lain terhadap berbagai peran yan harus sama (common rater effect bias). Pada penelitian
dilakukan seseorang dapat menimbulkan konflik. berikutnya, dapat dilakukan berbagai cara untuk
Konflik terjadi apabila harapan peran mengontrol common method bias seperti dengan
mengakibatkan seseorang sulit membagi waktu langkah perbaikan prosedural maupun perbaikan
dan sulit melaksanakan salah satu peran karena statistikal. Pengumpulan data pada riset ini
hadirnya peran yang lain kemudian menyebabkan hanya dilakukan dengan survei melalui
seseorang untuk memilih keluar dari penyebaran kuesioner. Eksplorasi informasi
pekerjaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menjadi sangat terbatas karena
dengan adanya work-family conflict akan tidak mampu mencari keterangan lebih lanjut
meningkatkan pengaruh work overload terhadap terhadap responden. Untuk menambahkan
turnover intention. kekayaan informasi dan tambahan pengetahuan
pada saat penyusunan hasil riset, penelitian
KESIMPULAN selanjutnya dapat menggunakan metode
Work overload memiliki efek positif dan triangulasi dengan wawancara lebih mendalam
signifikan terhadap work family conflicts. Beban pada responden.
yang berat pada pekerja menyebabkan seseorang
kehilangan peran dan dan tanggung jawab dalam
keluarga sehingga dapat memicu timbulnya
konflik.

205
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. (2015). Aplikasi Analisis


Multivariate dengan Program SEM.
Adams, G. A., King, L. A., and King, D. W. Semarang : Badan Penerbit Universitas
(1996). Relationships of job and family Diponegoro
involvement, family social support, and Greenhaus, H. J., Tammy, D. A., and Spector, P.
work-family conflict with job and life E. (2006). Health consequences of work-
satisfaction. Journal of Applied family: the dark side of the work-family
Psychology. 81, 411. 20 interface. Research in Occupational
Ahuja, M. K., Chudoba, K. M., Kacmar, C. J., Stress and Well-Being, 5, 61-98.
McKnight, D. H., and George, J. F. Hair, et al., (2006).Multivariate data analysis.
(2006). IT road warriors: Balancing work- Upper Saddle River, NJ: Pearson
family conflict, job autonomy, and work Education Inc.
overload to mitigate turnover intentions. Https://finansial.bisnis.com/read/20140515/90/2
MIS Quarterly, 31(1), 1-17. 28134/survei-sdm-perbankan-turn-over-
Ahmed, M., Muddasar, M., and Perviaz, S. karyawan-15-motif-utamanya-cari-
(2012). The Impact of Work-Family tunjangan-lebih-menjanjikan
Conflict and Pay on Employee Job Moore, J. E. (2000). One road to turnover: An
Satisfaction With the Moderating Affect examination of work exhaustion in
of Perceived Supervisor Support in technology professionals. MIS Quarterly,
Pakistan Banking Sector. Global Journal 24 (l), 141-168.
of Management and Business Research. Oshio, T., Inoue, A., and Tsutsumi, A. (2017).
Volume 12 Issue 6 . Does work to family conflict really matter
Amstad, F, T., Meier, L, L., Fasel , U, Elfering, for health? Cross-sectional, prospective
A, and Semmer, N,K. (2011). A Meta- cohort and fixed-effects analyses. Social
Analysis of Work–Family Conflict and Science & Medicine, 175, 36-42.
Various Outcomes With a Special Pradana, A., and Salehudin, I. (2013). Role of
Emphasis on Cross-Domain Versus Work Overload toward Turnover
Matching-Domain Relations. Journal of Intention among Newly Hired Public
Occupational Health Psychology . Vol. Accountants. Presented at 8th
16, No. 2, 151–169 International Conference on Business and
Aniţei, M., Chraif, M., and Ioniţă, E. (2015). Management Research. Seoul, South
Gender differences in workload and self- Korea.http://mpra.ub.uni-
perceived burnout in a multinational muenchen.de/54342/
company from Bucharest. Procedia -
Social and Behavioral Sciences, 187, 733- Sondhi, N., Chawla, D., Jain, P., and Kashyap,
737. M. (2008). Work-exhaustion - A
Consequential framework: Validating the
Bentzen, M.,Lemyre, P.M., and Kenttä, G. model in the Indian context. Indian
(2016). Development of exhaustion for Journal of Industrial Relations, 43 (4),
high-performance coaches in association 547-573.
with workload and motivation: A person- Tabassum, H., Farooq, Z., and Fatima, I. (2017).
centered approach. Psychology of Sport Work Family Conflict, Perceived Work
and Exercise, 22, 10-19. Overload and Work Exhaustion in
Bothma, F.C. and Roodt, G. (2013). ‘The Employees of Banking Sector. Vol. 11
validation of the turnover intention scale’, (1), 340-352.
SA Journal of Human Resource
Management, 11(1): 507−519.

206

Anda mungkin juga menyukai