Anda di halaman 1dari 12

Tirosin kinase terlibat dalam beberapa langkah perkembangan dan perkembangan neoplastik.

Jalur
pensinyalan tirosin kinase biasanya mencegah proliferasi deregulasi atau berkontribusi pada sensitivitas
terhadap rangsangan apoptosis. Jalur pensinyalan ini sering diubah secara genetik atau epigenetik
dalam sel kanker untuk memberikan keuntungan seleksi pada sel kanker. Dengan demikian, tidak
mengherankan bahwa peningkatan pensinyalan yang menyimpang yang berasal dari tirosin kinase
memberi enzim ini status oncoprotein yang mendominasi, yang mengakibatkan tidak berfungsinya
jaringan pensinyalan.

Kanal ion merupakan protein membran yang terdapat pada lapisan lipid membran sel, tersusun dari
beberapa sub-unit protein membentuk suatu pori-pori

Kanal ion tersusun atas beberapa subunit protein, dimana subunit alfa adalah subunit terbesar dan
utama.

subunit alfa terdiri dari 4 domain homolog (liat di gambar yg warna ijo, biru muda, ijo-biru g jelas &
ungu) yg masing2 terdiri dari 6 segmen yg melintasi membran di masing2 homolog.

Mekanisme Sunting

Ilustrasi yang menggambarkan konsep dasar aktivasi konformasi GPCR. Ikatan ligan mengganggu kunci
ionik antara motif E/DRY TM-3 dan residu asam TM-6. Akibatnya, GPCR mengatur ulang untuk
memungkinkan aktivasi protein G alfa. Perspektif samping adalah pandangan dari atas dan ke samping
GPCR sebagaimana diatur dalam membran plasma (lipid membran telah dihilangkan untuk kejelasan).
Perspektif intraseluler menunjukkan pandangan menatap membran plasma dari dalam sel.[43]

Reseptor terhubung protein G diaktifkan oleh sinyal eksternal dalam bentuk ligan atau mediator sinyal
lainnya. Hal ini menciptakan perubahan konformasi pada reseptor, menyebabkan aktivasi protein G.
Efek lebih lanjut tergantung pada jenis protein G. Protein G kemudian dinonaktifkan oleh protein
pengaktif GTPase, yang dikenal sebagai protein RGS.

Ikatan ligan Sunting

GPCR meliputi satu atau lebih reseptor untuk ligan berikut: mediator sinyal sensorik (misalnya, molekul
stimulasi cahaya dan penciuman); adenosin, bombesin, bradikinin, endotelin, asam γ-aminobutirat
(GABA), faktor pertumbuhan hepatosit (HGF), melanokortin, neuropeptida Y, peptida opioid, opsins,
somatostatin, GH, tachykinin, anggota vasoaktif, anggota famili dan vasopeptida; amina biogenik
(misalnya dopamin, epinefrin norepinefrin, histamin, serotonin, dan melatonin); glutamat (efek
metabotropik); glukagon; asetilkolin (efek muskarinik); kemokin; mediator lipid dari peradangan
(misalnya, prostaglandin, prostanoid, faktor pengaktif trombosit, dan leukotrien); hormon peptida
(misalnya, kalsitonin, C5a Anafilatoksin, follicle-stimulating hormone [ FSH], gonadotropin-releasing
hormone [GnRH], neurokinin, tiroliberin [TRH], dan oksitosin); dan endocannabinoid.

GPCR yang bertindak sebagai reseptor untuk rangsangan yang belum diidentifikasi dikenal sebagai
reseptor orphan.

Namun, dalam jenis reseptor lain yang telah dipelajari, di mana ligan mengikat secara eksternal ke
membran, ligan GPCR biasanya mengikat dalam domain transmembran. Namun, reseptor yang
diaktifkan protease diaktifkan oleh pembelahan bagian dari domain ekstraseluler mereka.[44]

Perubahan konformasi Sunting

Struktur kristal reseptor beta-2 aktif dalam kompleks dengan Gs (PDB entri 3SN6). Reseptor berwarna
merah, Gα hijau, Gβ cyan, dan Gγ kuning. Ujung C Gα terletak di rongga yang dibuat oleh gerakan luar
bagian sitoplasma TM5 dan TM6.

Transduksi sinyal melalui membran oleh reseptor tidak sepenuhnya dipahami. Diketahui bahwa dalam
keadaan tidak aktif, GPCR terikat pada kompleks protein G heterotrimerik. Pengikatan agonis dengan
GPCR menghasilkan perubahan konformasi pada reseptor yang ditransmisikan ke subunit Gα terikat dari
protein G heterotrimerik melalui dinamika domain protein. Subunit Gα yang diaktifkan menukar GTP
menggantikan GDP yang pada gilirannya memicu disosiasi subunit Gα dari dimer Gγ dan dari reseptor.
Subunit G α dan Gβγ terdisosiasi berinteraksi dengan protein intraseluler lainnya untuk melanjutkan
kaskade transduksi sinyal sementara GPCR yang dibebaskan dapat berevolusi menjadi protein G
heterotrimerik lain untuk membentuk kompleks baru yang siap untuk memulai putaran transduksi sinyal
lainnya.[45]

Diyakini bahwa molekul reseptor ada dalam kesetimbangan konformasi antara keadaan biofisik aktif dan
tidak aktif.[46] Pengikatan ligan dengan reseptor dapat menggeser kesetimbangan menuju keadaan
reseptor aktif. Ada tiga jenis ligan: Agonis adalah ligan yang menggeser keseimbangan demi keadaan
aktif; agonis terbalik adalah ligan yang menggeser kesetimbangan untuk keadaan tidak aktif; dan
antagonis netral adalah ligan yang tidak memengaruhi kesetimbangan. Belum diketahui bagaimana
sebenarnya keadaan aktif dan tidak aktif berbeda satu sama lain.
Siklus aktivasi dan deaktivasi protein G Sunting

Ilustrasi yang menggambarkan siklus aktivasi/deaktivasi protein heterotrimerik dalam konteks


pensinyalan GPCR

Ketika reseptor tidak aktif, domain GEF mungkin terikat pada subunit α yang tidak aktif dari protein G
heterotrimerik. Protein G ini adalah trimer dari subunit α, β, dan γ (masing-masing dikenal sebagai Gα,
Gβ, dan Gγ) yang dibuat tidak aktif ketika secara reversibel terikat dengan Guanosine diphosphate (GDP)
(atau kemungkinan lain, tanpa nukleotida guanin) tetapi aktif ketika terikat dengan guanosine trifosfat
(GTP). Pada saat aktivasi reseptor, domain GEF, pada gilirannya, secara alosterik mengaktifkan protein G
dengan memfasilitasi pertukaran molekul GDP untuk GTP di subunit α dari protein G. Sel
mempertahankan rasio 10: 1 dari GTP sitosolik:GDP sehingga pertukaran untuk GTP terjamin. Pada titik
ini, subunit dari protein G berdisosiasi dari reseptor, serta satu sama lain, untuk menghasilkan monomer
Gα-GTP dan dimer Gβγ yang berinteraksi erat, yang sekarang bebas untuk memodulasi aktivitas protein
intraseluler lainnya. Sejauh mana mereka dapat berdifusi, bagaimanapun, terbatas karena palmitoilasi
Gα dan adanya gugus isoprenoid yang secara kovalen ditambahkan ke ujung C Gγ.

Karena Gα juga memiliki kemampuan hidrolisis GTP → GDP yang lambat, bentuk subunit α (Gα-GDP)
yang tidak aktif pada akhirnya diregenerasi, sehingga memungkinkan pengikatan kembali dengan dimer
Gβ form untuk membentuk protein G "istirahat", yang dapat kembali mengikat ke GPCR dan menunggu
aktivasi. Tingkat hidrolisis GTP sering dipercepat karena aksi famili lain dari protein modulasi allosterik
yang disebut Regulator G-protein Signaling (protein RGS), yang merupakan jenis GTPase-Activatng
Protein (GAP). Sebenarnya, banyak protein efektor utama (misal adenilil siklase) yang menjadi
aktif/tidak aktif saat berinteraksi dengan Gα-GTP juga memiliki aktivitas GAP. Dengan demikian, bahkan
pada tahap awal dalam proses ini, pensinyalan yang diprakarsai GPCR memiliki kapasitas untuk
penghentian diri.

Interaksi silang Sunting

Interaksi hilir yang diusulkan antara pensinyalan integrin dan GPCR. Integrin ditunjukkan meningkatkan
Ca2+ dan FAK fosforilasi, yang melemahkan pensinyalan GPCR.

Sinyal hilir GPCR telah terbukti mungkin berinteraksi dengan sinyal integrin, seperti FAK.[47] Pensinyalan
integrin akan memfosforilasi FAK, yang kemudian dapat mengurangi aktivitas GPCR

Melalui beragam cara, pengikatan ligan ekstraseluler biasanya akan menyebabkan atau menstabilkan
dimerisasi reseptor. Ini memungkinkan tirosin dalam bagian sitoplasmik dari masing-masing monomer
reseptor untuk ditransfosforilasi oleh reseptor mitranya, menyebarkan sinyal melalui membran plasma.
[9] Fosforilasi residu tirosin spesifik dalam reseptor yang diaktifkan menciptakan situs pengikatan untuk
domain yang mengandung domain homologi 2 (SH2) Src dan protein yang mengikat domain
phosphotyrosine (PTB). [10] [11] Protein spesifik yang mengandung domain ini termasuk Src dan
fosfolipase C γ. Fosforilasi dan aktivasi dua protein ini pada reseptor mengikat mengarah pada inisiasi
jalur transduksi sinyal . Protein lain yang berinteraksi dengan reseptor yang diaktifkan bertindak sebagai
protein adaptor dan tidak memiliki aktivitas enzimatik intrinsik mereka sendiri. Protein adaptor ini
menghubungkan aktivasi RTK ke jalur transduksi sinyal hilir, seperti kaskade pensinyalan MAP kinase .
[2] Contoh jalur transduksi sinyal vital melibatkan reseptor tirosin kinase, c-met, yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup dan proliferasi migrasi myoblas selama miogenesis . Kurangnya c-met mengganggu
miogenesis sekunder dan — seperti pada LBX1 — mencegah pembentukan otot tungkai. Tindakan lokal
FGFs ini (Fibroblast Growth Factors) dengan reseptor RTK mereka diklasifikasikan sebagai pensinyalan
paracrine . Sebagai reseptor RTK memfosforilasi residu tirosin ganda, reseptor ini dapat mengaktifkan
beberapa jalur transduksi sinyal .

Cytokine Receptors and JAK-STAT Pathway

merupakan reseptor yang mengikat cytokine

Ligand

Interferons, erythropoietin, growth hormone, beberapa interleukins (IL-2, IL-4), cytokines lain

Mekanisme

cytokine receptor sendiri terdiri dari 2 subunit. dimana bagian luar dia memiliki Cytokine binding
receptor (untuk gandeng cytokine). sementara bagian yg di sitoplasma gandeng JAK.

JAK atau kepanjangannya adalah Janus Kinase merupakan golongan tyrosine kinase non reseptor yang
berperan dalam JAK-STAT pathway.
Fungsinya? JAK berfungsi untuk memfosforilasi dan mengaktifkan protein yg terlibat dalam transduksi
sinyal

sesuai gambar:

1. Cytokine reseptor yang mengikat JAK masih terpisah

2. Dengan adanya Cytokine yang terikat di Cytokine Binding Receptor (yg ada di bagian luar) akan
menstabilkan kedua subunit tersebut sehingga keduanya gabung. dan JAK akan memfosforilasi ekor dari
cytokine receptor yg ada di sitoplasma

3. Kemudian STAT (Signal Transduction and Transcription) kemudian akan mendekat karena mengendus
fosfor yg ada di cytokine reseptor. kemudian akan melahapnya – berikatan maksudnya – dengan fosfat
tersebut. Dan STAT tersebut juga di fosforilasi oleh JAK (jadi STAT ngiket4 gugus fosfat).

4. Terus STAT melepaskan ikatannya sambil bawa 2 fosfat

5. STAT ke nukleus dan menyebabkan transkripsi.

Receptor Tyrosine Kinase

mekanisme tyrosine kinase receptor (TKR) hampir sama ama cytokine receptor.

Ligand

Insulin, epidermal growth factor (EGF), fibroblast growth factor (FGF),neurotrophins, other growth
factors

Mekanisme pada kondisi normal


1. Tyrose kinase receptor terdiri dari 2 subunit jg.

2. Lalu ligand (growth factor) nemepl di bagian binding receptor di bagian luar

3. Terjadi dimerisasi dimana kedua subunit tersebut nempel satu sama lain karena distabilkan oleh
growth factor

4. Pada bagian yang berhubungan dengan sitoplasma difosforilasi

5. Sehingga SH2 domains (Src homology 2) dan PTB (Phosphotyrosine Binding) domain

6. SH2 domaijn mengalami fosforilasi

7. Terjadi pelepasan signal

MAP Kinase pathway

MAP (Mitogen-activated Protein) Kinase Pathway merupakan signal yg umumnya di stimulasi oleh
mitogen yg dapat mempengaruhi ekspresi gen sehingga mengubah sifat fisiologi sel.

Sistem

Dalam MAP kinase minimal harus ada berikut:

1. Dimulai dari aktivasi Guanin Nucleotide Exchange Factor (GEF)


2. GEF kemudian menstimulasi G protein dengan cara menukar GDP dengan GTP

3. G protein yang aktif tersebut kemudian mengaktifkan MAP KINASE KINASE KINASE

4. kemudian MAP KINASE KINASE KINASE kemudian memfosforilasi MAP KINASE KINASE

5. MAP KINASE KINASE memiliki 2 fungsi: untuk memfosforilasi tyrosine maupun

Mekanisme transduksi sinyal

videonya:

1. transduksi sinyal dimulai saat ligan menempel pada Receptor Tyrosine Kinase

2. terjadi dimerisasi dari 2 subunit Receptor Tyrosine Kinase

3. kemudian terjadi fosforilasi di subunti TKR bagian dalam

4. kemudian Growth Factor Receptor Bound Protein-2 (GRB2) kemudian nempel dibagian yg
terfosforilasi (karena di dalam GRB2 ada SH2)

5. kemudian SON OF SEVENLESS (SOS) nempel di GRB2 dan dapat mengit protein Ras.
6. SOS berfungsi sebagai GEF (Guanin Nucleotide Exchange Factor) dengan menukar GDP pada Ras
menjadi GTP. sehihngga Ras menjadi aktif

7. Kemudian kompleks Ras-GTP akan mengikat B-Raf

8. B-Raf memfosforilasi MEK 1 / 2 atau Map Kinase Kinase

9. kemudian MEK 1 / 2 akan memfosforilasi ERK 1 / 2 atau Map Kinase

10. ERK 1 / 2 akan mengaktivasi protein yg termasuk famili AP-1 (Activator Protein) yaitu fos dan jun

11. kemudian fos dan jun akan masuk ke nukleus menuju DNA.

12. Terjadi ekspresi gen

Secara luas, kanal ion dapat dikategorikan menjadi kanal ion teraktivasi voltase (voltage – gated ion
channel), kanal ion teraktivasi ligan ( ligand – gated ion channel), dan kanal ion mekanosensitif
berdasarkan cara terbukanya ion. Oleh sebab itu, sebagian besar pembukaan kanal ion di atur oleh lebih
dari satu mekanisme. Oleh sebab itu, terdapat banyak kesamaan antara ketiga kelas ini. Karena sifat
pembukaan dan penutupan kanal ion yang sangat teratur dan jumlah molekul-molekul kecil yang
ditemukan dapat mengaktifkan (membuka) atau menghambat (menutup atau menonaktifkan) kanal ion,
kanal-kanal ion sering dipandang sebagai target kera obat yang menarik. Ada lebih dari 400 gen kanal
ion yang mewakili lebih dari 1,5% gonome manusia, namun kurang dari 10 kanal ion yang saat ini telah
menjadi target kerja obat yang ada.

Berdasarkan aktivasinya, kanal ion dibagi menjadi 5 macam:


1. Kanal ion teraktivasi voltase (Voltage-gatted channels)

sesuai namanya kanal yg 1 ini diaktivasi oleh perubahan voltase (potensial aksi)

Kanal akan membuka jika terjadi depolarisasi dan menutup jika terjadi hiperpolarisasi

depolarisasi : peristiwa berkurangnya perbedaan polaritas pada membran sel antara daerah intrasel
dan ekstrasel

perbedaan muatan listrik normalnya kan -60 sampai -80. yang dimaksud depolarisasi yaitu
‘kenegatifan’nya berkurang. misal dai -60 jadi -20 atau bahkan positif.

depolarisasi terjadi saat ada ion positif yg masuk ke sel (misal Na+)

hiperpolarisasi : peristiwa meningkatnya perbedaan polaritas pada membran sel antara daerah intrasel
dan ekstrasel

ini kebalikan yg depolarisasi. perbedaan muatan listrik menjadi semakin besar (negatif). terjadi saat
kanal ion K+ terbuka dan ion K keluar. atau dapat juga terjadi saat ion Cl- masuk ke dalam sel.

contohnya: kanal ion Na+, K+, Ca++

2. Kanal ion teraktivasi ligan (Ligand-gated channel)

sama kaya namanya jg. kanal ini berespon terhadap adanya molekul ligan yg spesifik.

Kanal ini punya tempat ikatan untuk ligan dan disebut juga reseptor kanal ion.
Contohnya: Reseptor GABA, resptor Ach nikotinik

3. Kanal ion teraktivasi molekul intrasel atau signal

jadi kanal ini berespon terhadap molekul di intrasel yang merupakanbagian dari cell signaling.

Contohnya: pada second messenger seperti Ca, cAMP, cGMP

4. Kanal ion teraktivasi oleh kekuatan mekanik (stretch-activated channel)

tipe kanal ini membuka dan menutup sebagai respon terhadap kekuatan mekanis yang timbul dari
peregangan atau pengerutan lokal membran di sekitar kanal.

5. Kanal ion terkait Protein-G (G-protein-gated channel)

kanal ini terkait dengan protein G, teraktivasi jika protein G teraktivasi.

Contohnya: Reseptor Ach muskarinik

kanal2 ion yg utamanya terlibat dalam menjaga potensial sel

1. Kanal ion Natrium


2. Kanal ion Kalium

3. Pompa Na+/K+ ATPase

4. Na+ / Ca++ exchanger

resting potential

dalam keadaan istirahat kondisi sel seperti berikut

1. Intra sel lebih negatif daripada ekstra sel

2. Perbedaan potensial -60 sampai -80 mV

3. Ion natrium di luar sel 10x lebih banyak daripada yg didalam sel

4. Ion kalium di dalam sel 10x lebih banyak daripada yg diluar sel

Hantar hantar sinyal

1. Saat ada stimulus berupa voltase maka kanal Na+ akan terbuka
2. Natrium yg banyak di luar sel akan masuk ke dalam sel (ingat dari yg konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah)

3.Nah karena ion natrium itu positif, maka intrasel yang semula negatif akan mengalami depolarisasi
karena perbedaan potensialnya dengan ekstrasel berkurang

4. Kemudian kanal K+ yg mengendus perubahan itu (err lebih tepatnya merasakan perbedaan potensial)
akan membuka sementara kanal Na+ menutup. Kanal K+ akan mengusir ion2 kalium agar keluar dari sel
untuk mengembalikan potensial seperti saat resting potential

5. Well it works! terjadi repolarisasi (potensial kembali ke keadaan semula)

6. Eits kelebihan, sampe jadi negatif -76 mV (hiperpolarisasi)! err yaudahlah mending balik kayak semula
aja. lah piye baliknone? tenang kan ada pompa Na+/K+ ATPase

7. Namanya juga ATPase dia butuh ATP untuk mengembalikan ion2 natrium dan kalium pulang ke
rumahnya masing2. di pompa ini 3 natrium dikeluarkan dan 2 kalium dimasukkan ke dalam sel

8. Wah kadang kala terasa tidak adil natrium keluar banyak. untuk itu digunakan juga Na+/Ca++
exchanger

Anda mungkin juga menyukai