payudara, kanker prostate, kanker otak dan kanker usu, reseptor growth factor
terekspresi hingga 100 kali lebih banyak dibanbing sel normal. Over-ekspresi ini
akan menginisiasi pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel kanker maupun
tanda-tanda seperti penghambatan apoptosis, migrasi sel, metastase, dan resistensi
terhadap terapi standar. Beberapa obat yang beraksi pada reseptor growtnh factor
adalah erlotinib dan gefitinib , suatu inhibitor reseptor EGF. Selain itu,
bevasizumab (avastin) juga merupakan obat antibody monoclonal terhadap VEGF
(vascular endhothelial growth factor), suatu factor pro-angiogenesis. Angiogenesis
adalah proses pembentukan pembuluh darah baru disekitar tumor untukm
menyuplai kebutuhan nutrisi sel. Penghambatan angiogenesis merupakan salah
satu pendekatan terspi kanker dengan cara menghentikan suplai darah ketempat
terjadinya kanker.
Selain untuk menghambat reseptor tirosin kinase, pengembangan obat
kanker sekarang juga ditujukan pada target-target pdada jalur transduksi signal
sel, sehingga mungkin untuk menghentikan proses signaling, yang nantinya akan
menghentikan proliferasi sel.senyawa-senyawa yang telah dikembangkan antara
lain antagonis Ras, inhibitor Raf, inhibitor MEK, dll. Beberapa target aksi yang
sedang dikembangkan adalah seperti gambar berikut:
RESEPTOR INSULIN
Tergolong kedalam reseptor tirosin kinase, namun tidak sama dengan RTK
lainnya yang berbentuk monomer, receptor ini berbentuk dimmer. Terdiri dari 2
subunit dan 2 subunit yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Pada proses
signalingnya, jika ligan terikat pada subunit maka subunit akan mengalami
autofosforilasi, yang selanjutnya memicu aktivitas katalitiknya. Reseptor yang
Akan terbentuk suatu transporter glukosa yang disebut Glut-4 menepi dan
berdifusi dengan dengan plasma membrane yang memungkinkan glukosa untuk
ditranspor ke dalam sel. Tanpa insulin dan aktivasi reseptornya, Glut-4 tetap
berada didalam sitoplasma dan tidak berfungsi untuk mentranspor glukosa. Jika
kadar insulin menurunatau reseptor insulin tidak lagi teraktivasi, Glut-4 akan
kembali ke sitoplasma.
MEKANISME PENYAKIT
Banyak bentuk molekuler dari growth hormon (GH). Kebanyakan GH
terikat ke protein (Growth Hormon Binding Protein, GHBP) yang berasak dari
GH reseptor. GH disekresi ke darah oleh sel somatotrope di kelenjar pituitary
anterior dalam. Jumlah yang lebih besar dibanding hormon pituitary yang lain.
Level sekresi tertinggi terjadi selama pubertas. Faktor transkripsi PIT-1
menstimulasi perkembangan se somatotrop dan produksi GH oleh sel tersebut.
Kegagalan pertumbuhan sel somatotrop dan juga kerusakan kelenjar pitutary
menyebabkan defisiensi GH.
REGULASI
Rilis peptida oleh inti neurosecretory dari hipotalamus ke vena portal di
sekitar kelenjat pituitary adalah kontrol utama sekresi GH oleh somatotrop.
POLA SEKRESI
Kebanyakan sekresi GH terjadi seperti dengan beberapa puncak rilis GH
setiap hari. Konsentrasi GH di plasma selam puncak berkisar antar 5-30 ng/ml
atau lebih. Tiap puncak berlangsung antara 10-30 menit, sebelum kembali ke level
basal (dasar). Diprediksi puncak sekresi GH kira-kira 1 jam setelah tidur.
Sebaliknya da variasi harian dan variasi tiap individu. Diantara puncak, level basal
GH adalah rendah, biasanya < 3 ng/ml baik siang dan malam.
Jumlah dan pola sekresi GH berubah selama hidup. Level basal paling
tinggi adalah selama awal-awal masa kanak-kanak. Amplitudo dan frekuensi dari
puncak paling besar selama pubertas. Anak sehat dan puber rata-rata menmpunyai
8 puncak setiap 24 jam, orang dewasa punya 5 puncak. Level basal dan frekuensi
dan amplitudo puncak makin dewasa makin menurun.
DEFISIENSI GH
Kekurangan growth hormon (GH) merupakan kondisi dimana produksi
GH tidak cukup diproduksi oleh tubuh dan hal ini berakibat pda orang dewasa dan
anak-anak. GH atau yang sering disebut somatropin adalah hormon polipeptida
yang menstimulasi pertumbuhan dan reproduksi sel.
Defisiensi GH menghasilkan perbedaan masalah untuk tiap-tiap umur pada
anak-anak, growth failure dan kerdil / pendek adalah manifestasi utama dari
defisiensi GH. Pada orang dewasa efek dari defisiensi lebih halus dan termasuk
defisiensi kekutan, energi dan massa tulang dan meningkatkan resiko serangan
jantung.
Ada beberapa penyebab dari defisiensi GH antara lain:
KRETINISME
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi
akibat kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan
dalam perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak
lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
ini
tak
dapat
memperbaiki
keterbelakangan
mental
yang
ditimbulkannya.
Penyakit lain yang mirip dengan kretinisme adalah mongolisme dan
kekurangan hormon tiroid akibat kurangnya hormon perangsang kelenjar tersebut
(TSH-thyroid stimulating hormone). TSH diproduksi oleh kelenjar hipofisis.
Bedanya, pada mongolisme, ditemukan kelainan genetik yang menjadi
penyebabnya. Hormon tiroid pada penderitanya tetap normal. Kekurangan
hormon TSH dapat diketahui dari pemeriksaan kadar hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis.
Selain itu, bila tulang diperiksa dengan rontgen, pada anak kretin ditemukan
kelainan yang sangat khas, yaitu umur tulang lebih muda daripada umur yang
seharusnya. Ditambah lagi, pertumbuhan tulang tungkai terganggu.
tiroksin
ini
memainkan
peranan yang
penting pada
PROFIL OBAT
Nama obat
Komposisi
Bentuk sediaan
Indikasi
Anak-anak
: Omnitrope
: 1ml terdiri dari 1,3mg Somatropin
: serbuk dan solven untuk larutan injeksi
: - gangguan pertumbuhan yang berhubungan
dengan kurangnya sekresi growth hormone
(GH)
- gangguan pertumbuhan karena sindrom Turner,
gangguan ginjal kronik, dan yang masa
Dewasa
Cara pemberian
kehamilannya pendek
: untuk terapi pada defisiensi growth hormone (GH)
: injeksi subkutan dengan tempat injeksi di beberapa
tempat untuk menghindari lipoatropi, Injeksi i.v
Dosis
Indikasi
Defisiensi GH pada anak
Sindrom Turner
Gangguan ginjal kronik
Anak
yang
masa
mg/m2Luas permukaan
0,025-0,035
0,045-0,050
0,045-0,050
0,035
kehamilannya pendek
Kontra indikasi
Hipersensitifitas somatropin
Somatropin tidak boleh digunakan pada pasien dengan gejala tumor
Pasien yang baru mengalami bedah jantung, luka kecelakaan parah,
kegagalan pernafasan akut tidak boleh menggunakan somatropin
Peringatan Penggunaan
Somatropin dapat memacu resistensi insulin dan hiperglikemia untuk
pasien yang menderita diabetes militus, perlu terapi antidiabetes
bersamaan dengan somatropin.
klirens
senyawa-senyawa
yang
somatropin
jangka
panjang.
Somatropin
juga
Penyimpanan
Simpan dalam kemasan asli untuk melindungi dari bahaya
Simpan pada suhu 2-80C
Jangan dibekukan
Setelah dibuka, obat harus segera digunakan. Larutan dapat disimpan
pada suhu 2-80C selama 24 jam
Penggunaan single dose
Tidak boleh digunakan setelah kadaluwarsa
Tidak boleh digunakan jika sediaan telah membeku atau suhunya tinggi
Tidak boleh digunakan jika larutan sudah tidak jernih
CARA PEMAKAIAN
OMNITROPE tidak harus diinjeksikan secara intravena. Omnitrope TM 1,5
mg tersedia dalam 2 bentuk vial, yang satu mengandung somatropin dalam bentuk
serbuk, dan yang satunya berisi diluent (air steril untuk injeksi). Suntikan
disposable digunakan untuk mencampur antara diluent dan serbuk somatropin.
OmnitropeTM 15,8 mg tersedia dalam 2 bentuk vial, yang satu mengandung
somatropin dalam bentuk serbuk, dan yang satunya berisi diluent (air
bakteriostatik untuk injeksi mengandung benzil alkohol sebagai pengawet)
suntikan disposable digunakan untuk
Pertama diluent ditambahkan ke dalam serbuk somatropin terliofilisasi.
Kemudian dipelintir secara perlahan. Jangan digojog karena dapat menyebabkan
denaturasi. Semua bentuk sediaan obat secara parenteral bahan particulatenya
harus dapat diamati dan tidak berwarna (jernih). Jika larutan berkabut maka tidak
boleh diinjeksikan. Pasien yang akan diberikan Omnitrope hendaknya diberikan
penjelasan dan intruksi mengenai cara pemakaian Omnitrope dari ahli kesehatan
yang berkompeten.
1. Cara Menginjeksikan Omnitrope
dari syringe
ke
posisi
dalam
dibuat
bawah.
vial,
dengan
Setelah
dan
tutup
itu,
vial
mengarah ke
ambil
ke
dalam
spuit injeksi.
Jika larutan obat berkabut atau mengandung partikel maka tidak dapat
digunakan. Disini larutan obat harus jernih setelah pencampuran. Obat dalam vial
harus digunakan tidak lebih dari 3 minggu setelah pembuatan. Penyimpanan vial
disimpan dalam pendingin dengan suhu 360 sampai 460 F ( 20-80C).
3. Penyuntikan Omnitrope
Pemilihan tempat injeksi pada tubuh. Tempat terbaik untuk injeksi adalah
di lapisan lemak antara kulit dan otot. Seperti pada paha, pantat, atau wilayah
perut. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Jangan disuntikan di
bagian pusar, atau dekat garis pinggang.
Pastikan
rotasi
penyuntikan
dilakukan dalam pemilihan tempat injeksi dalam tubuh. Suntikan paling sedikit
inchi dari tempat injeksi terakhir. Sebelum melakukan injeksi, bersihkan kulit
dengan alkohol dan tunggu kering. Dengan menggunakan satu tangan cubit
lipatan kulit yang berlemak pada tempat injeksi. Dengan tangan yang lain pegang
spuit injeksi seperti layaknya memegang pensil. Sisipkan jarum ke dalam kulit
yang dicubit tegak lurus atau pada sudut slight (450-900). Setelah jarum spuit
dimasukkan, gerakkan tangan dengan mencubit kulit dan gunakan untuk menahan
syringe. Tarik kembali plunger dengan perlahan menggunakan satu tangan. Jika
darah mengalir pada syringe, jarum telah masuk ke dalam pembuluh darah.
Jangan injeksikan pada bagian ini, tarik jarum dan lakukan sesuai prosedur pada
bagian lain. Jika tidak ada darah yang mengalir, injeksikan larutan dengan
menekan plunger.
Tarik jarum tegak lurus keluar kulit. Setelah penyuntikan tekan bekas
tempat injeksi dengan perban kecil atau kassa steril jika dibutuhkan ketika terjadi
pendarahan selama beberapa detik. Jangan pijat atau gosok tempat injeksi.
4. Setelah Penyuntikan Omnitrope
Vial dari obat yang telah dicampur harus disimpan di pendingin pada suhu
360 sampai 460 F.
TM
STUDI KLINIK
A.Pada anak-anak yang kekurangan hormon pertumbuhan
Efikasi dan keamanan OMNITROPE dibandingkan dengan somatropin
lain pada pasien anak-anak yang kekurangan hormon pertumbuhan atau growth
hormone deficiency (GHD). Pada randomazied clinical trial dengan mengambil 89
pasien dengan GHD, 44 pasien menerima menerima omnitrope dan 45 pasien
lainya menerima somatropin lainya selama 9 bulan. Pemberian omnitrope
dilanjutkan melebihi 9 bulan dengan perlakuan dan dosis yang sama. Pada kedua
kelompok somatropine diberikan setiap hari dengan injeksi subkutan dengan dosis
0,03 mg/kg. Omnitrope dan somatropin pembandingnya menunjukkan efek yang
sama untuk pertumbuhan selama 9 bulan pengobatan.
Subyek yang menerima omnitrope dilanjutkan pengobatanya selama 6
bulan. Kecepatan pertumbuhanya dari bulan ke-9 sampai 15 dibandingkan dengan
kecepatan pertumbuhan pada bulan ke 6 sampai 9.
B. Pada pasien defisiensi growth hormon dewasa
Randomazed placebo-controlled
ekskresi
nitrogen urin dan nitogen urea pada serumnya merupakan awal dari terapi dengan
somatropin.
3. Metabolisme karbohidrat.
Pada pasien anak-anak dengan hipopituitarism kadang-kadang mengalami
hipoglikemia pada saat puasa yang dapat diobati dengan somatropin. Pemberian
dengan dosis besar dapat mengganggu toleransi glukosa.
4. Metabolisme lipid
Pada pasien GHD, pemberian somatropin menghasilkan mobilisasi lipid,
pengurangan penyimpanan lemak tubuh dan penurunan asam lemak dalam
plasma.
5. Metabolisme mineral
Somatropin menginduksi retensi sodium, potasium dan fosfor. Konsentrasi
dalam plasma anorganik fosfat menurun pada pasien dengan GHD setelah
diberikan terapi somatropin. Kalsium plasma tidak mengalami perubahan secara
signifikan karena terapi somatropin. Growth hormon dapat meningkatkan resiko
terjadinya kalsiuria.
6. Komposisi tubuh
Pasien GHD dewasa yang diberi perlakuan dengan somatropin dengan
dosis yang sudah direkomendasikan untuk orang dewasa menunjukkan penurunan
massa lemak dan peningkatan dalam massa lean body .
Obat-obat lain yang digunakan untuk pengobatan dwarfisme antara lain
Asellacrin dan Crescormon yang juga merupakan turunan hormon pertumbuhan
yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari. Obat ini disetujui oleh FDA tahun 1976
dan tahun 1979.
Hormon pertumbuhan digunakan untuk terapi pasien yang kekurangan
hormon pertumbuhan endogen. Pengobatan dengan hormon pertumbuhan ini
dilaporkan pada tahun 1958. produksi secara komersilnya dilakukan pada tahun
1979. Hormon pertumbuhan merupakan rantai tunggal dengan 191 rantai asam
amino,
protein
intramolekular.
yang
tidak
terglikosilasi
dengan
dua
ikatan
disulfida