100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
133 tayangan1 halaman
Dokumen menjelaskan tentang penilaian efek samping obat menggunakan algoritma Naranjo yang meliputi langkah-langkah seperti membaca kasus pasien, mencatat riwayat penggunaan obat dan keluhan, serta mengisi formulir evaluasi. Kemudian memberikan tiga kasus contoh yang mencakup pasien dengan berbagai keluhan setelah mengonsumsi obat tertentu seperti cetirizine, simvastatin, dan kaptoril.
Dokumen menjelaskan tentang penilaian efek samping obat menggunakan algoritma Naranjo yang meliputi langkah-langkah seperti membaca kasus pasien, mencatat riwayat penggunaan obat dan keluhan, serta mengisi formulir evaluasi. Kemudian memberikan tiga kasus contoh yang mencakup pasien dengan berbagai keluhan setelah mengonsumsi obat tertentu seperti cetirizine, simvastatin, dan kaptoril.
Dokumen menjelaskan tentang penilaian efek samping obat menggunakan algoritma Naranjo yang meliputi langkah-langkah seperti membaca kasus pasien, mencatat riwayat penggunaan obat dan keluhan, serta mengisi formulir evaluasi. Kemudian memberikan tiga kasus contoh yang mencakup pasien dengan berbagai keluhan setelah mengonsumsi obat tertentu seperti cetirizine, simvastatin, dan kaptoril.
1. Mahasiswa membaca kasus pemicu 2. Mahasiswa mengidentifikasi data pasien (nama, umur, suku, berat badan, pekerjaan, jenis kelamin dan status kesehatan) dan riwayat penyakit pasien 3. Mahasiswa mencatat penggunaan obat pasien dan keluhan yang terjadi 4. Mahasiswa menilai efek samping obat dengan menggunakan algoritma Naranjo 5. Mahasiswa mengisi dan melengkapi formulir kuning MESO (Monitoring Efek Samping Obat) 6. Mahasiswa mempresentasikan hasil penilaian Naranjo Kasus 1 Kakek berusia 75 tahun mengalami gatal-gatal. Dokter memberikan cetirizine 5 mg. Setelah minum obat tersebut, pasien tidak bangun selama 2 hari. Kasus 2 Pak AH 42 tahun menderita hiperkolesterol. Pasien telah mengkonsumsi simvastatin sejak 1 tahun lalu. Pada hari kamis pasien ke RS untuk kontrol ke dokter setelah pulang olahraga. Saat bertemu dokter, pasien mengeluh otot-ototnya nyeri. Bila obat tersebut tidak diminum, rasa nyerinya berkurang. Kasus 3 Ny. WS (58 tahun, 60 kg) mengkonsumsi kaptoril untuk hipertensi nya. Secara rutin, pasien kontrol ke dokter. Saat kontrol 2 bulan kemudian, pasien berobat ke dokter untuk keluhan batuk yang mengganggu.