Anda di halaman 1dari 19

BAB I

Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam agama islam pasti kita sudah mengenal yang namanya zakat fitrah.Zakat fitrah termasuk
ibadah yang mengandung dua dimensi yakni dimensi ritual mengajarkan kepatuhan terhadap
perintah Allah dan dimensi sosial zakat mengajarkan kepedulian social yang tinggi terhadap sesama.

Dalam Zakat Fitrah mempunyai ketentuan-ketentuan yang perlu sekali adanya pemahaman yang
luas agar masyarakat tidak salah dalam melakukan Zakat Fitrah menurut syariat islam.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengetian Zakat?

2.      Apa pengertian Zakat Fitrah?

3.      Apa syarat wajib Zakat Fitrah?

4.      Kapan waktu pembayaran Zakat Fitrah?

5.      Siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat?

6.      Siapa saja orang-orang yang tidak berhak menerima zakat?

7.      Apa jenis harta, nisab, haul, dan kadar zakat?

8.      Apa benda-benda yang dikeluarkan untuk Zakat Fitrah?

9.      Berapa jumlah besarnya Zakat Fitrah?

10.  Bagaimana pendistribusian zakat fitrah?

11.  Apa hikmah zakat fitrah?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Dapat mengetahui pengertian Zakat

2.      Dapat mengetahui pengertian Zakat Fitrah

3.      Dapat mengetahui syarat wajib Zakat Fitrah

4.      Dapat mengetahui waktu pembayaran Zakat Fitrah

5.      Dapat mengetahui orang-orang yang berhak menerima zakat

6.       Dapat mengetahui orang-orang yang tidak berhak menerima zakat

7.      Dapat mengetahui jenis harta, nisab, haul, dan kadar zakat

8.      Dapat mengetahui benda-benda yang dikeluarkan untuk Zakat Fitrah


9.      Dapat mengetahui jumlah besarnya Zakat Fitrah

10.  Dapat mengetahui hikmah zakat fitrah

BAB II

Pembahasan

A.    Pengertian zakat

Zakat secara etimologi merupakan bentuk masdar dari akar kata yang bermakna an nama’
(tumbuh) , al barakah (barokah), at thaharah (bersih), as salah (kebaikan) , safwatu asy ya’i
( jernihnya sesuatu), dan al madu (pujian) zakat juga bermakna takziah ( mensucikan).

Sedangkan menurut terminology zakat adalah pemberian suatu yang wajib diberikan dari
sekumpulan harta tertentu, menurut sifat – sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu
yang berhak menerimanya.Atau zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan kepada orang
yang berhak menerimanya ,dengan beberapa syarat tertentu pula[1]

B.     Pengertian zakat fitrah

Pada setiap hari raya idul fitri, setiap orang islam, lali-laki dan perempuan, besar kecil, merdeka atau
hamba, diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3,1 liter dari makanan yang mengenyangkan
menurut tiap-tiap tempat atau negeri.

Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan dengan
selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan .zakat fitrah ini diwajibkan atas
setiap individu muslim yang ada (hidup) sampai di malam hari lebaran dan menjelang sholat idul fitri,
termasuk bayi lahir sebelum waktu itu.[2]

Zakat fitrah di syari’atkan pada bulan sya’ban tahun ke-02 hijriyah. Kehadirannya merupakan nilai
tambah (hussusiyyah) bagi umat Muhammad SAW . Menurut imam Waki’zakat fitrah memiliki
kesamaan fungsi dengan sujud sahwi,yakni sama-sama sebagai penyempurna ibadah. Sujud sahwi
sebagai pengganti kekurangan yang terjadi dalam shalat,sedangkan zakat fitrah sebagai
penyempurna kekurangan yang trjadi dalam berpuasa[3]

Pengertian zakat fitrah menurut ulama ahli fikih adalah zakat yang diwajibkan bagi setiap muslim,
baik laki-laki, maupun perempuan, besar maupun kecil, merdeka maupun budak yang memiliki
kelebihan makan bagi diri dan keluarganya pada tanggal 1 Syawal. Zakat fitrah adalah zakat wajib
yang tanpa memandang status sosial, gender (jenis kelamin) maupun umur.

Dinamakan zakat fitrah karena zakat ini wajib ditunaikan ketika telah bebuka atau selesai dati bulan
Ramadhan (fathr). Zakat fitrah juga dinamakan “zakat badan”, karena ia ditujukan untuk
membersihkan dan mensucikan diri. Hukum mengeluarkan zakat fitrah adalah wajib atas tiap-tiap
muslim, bahkan bagi bayi yang baru lahir dan orang sakit yang mendekati ajal sekalipun. Orang yang
wajib mengeluarkan zakat fitrah tidak disyaratkan agar memiliki harta setara dengan nishab perak,
yaitu 200 dirham[4]

C.    Syarat wajib zakat fitrah

1.      Islam

2.      Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau menjelang
malam idul fitri.seorang muslim yang meninggal sebelum matahari terbenam ada hari terakhir bulan
Ramadhan tidak wajib membayar zakat fitrah. Akan tetapi jika meninggal ketika matahari tenggelam
pada hari terakhir bulan Ramadhan maka dia tetap berkewajiban membayar zakat fitrah. Lain dari
pada itu, bayi yang lahir sesudah matahari terbenam pada terakhir bulan Ramadhan, maka ia tidak
wajib membayar zakat fitrah, akan tetapi jika bayi itu lahir sebelum matahari tenggelam pada hari
terakhir bulan Ramadhan, maka ia wajib dizakat fitrah. Demikian juga dengan laki-laki yang menikah
sesudah terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Ramadahn juga tidak berkewajiban
membayarkan zakat fitrah untuk istrinya.

3.      Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi
tanggungannya pada malam idul fitri dan siang harinya.

Orang –orang yang telah memenuhi syarat sebagaimana diatas wajib membayar zakat fitrah atas diri
dan keluarga yang menjadi tanggungannya, meliputi anak-anaknya, istrinya, orang tuanya, dan
semua anggota keluarga yang menjadi tanggungannya[5]

D.    Membayar fitrah sebelum waktu wajib

            Sebagaimana telah diketahui , waktu wajib zakat fitrah ialah sewaktu terbenam matahari
pada malam hari raya . sungguhpun  begitu , tidak ada halangan bila dibayar sebelumnya , asal
dalam bulan puasa . dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar fitrah
pada waktu itu.

1.      Waktu yang di perbolehkan , yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan .

2.      Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penhabisan ramadhan

3.      Waktu yang lebih baik (sunat) , yaitu dibayar sesudah salat subuh sebelum pergi salat hari raya

4.      Waktu makruh , yaitu membayar fitrah sesudah salat hari raya , tetapi sebelum terbenam
matahari pada hari raya .

5.      Waktu haram lebih telat lagi , yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.

E.     Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-quran surat AL-Taubah (9) ayat 60:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang kafir, orang miskin, pengurus-pengurus
zakat atau amil, para mualaf yang ditunjuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah.”[6]
Perintah membayar zakat diwajibkan kepada setiap umat Islam yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari secara layak. Bagi muslim yang tidak mampu mencukupi biaya hidup, mereka
tidak wajib membayar zakat, sebaliknya, mereka malah harus diberikan zakat. 8 golongan orang
Islam yang berhak menerima zakat:

·         Fakir (orang yang tidak memiliki harta)

Kata fakir berarti orang-orang sangat miskin dan hidup menderita yang tak memiliki apa-apa untuk
hidup.

·          Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)

Golongan miskin sama halnya dengan golongan fakir dalam hal sama-sama memperoleh manfaat
dari dana zakat. Kata miskin mencangkup semua orang yang lemah dan tidak berdaya, oleh karena
itu dalam keadaan sakit, usia lanjut, sementara tidak memperoleh penghasilan yang cukup ukntuk
menjamin dirinya sendiri dan keluarganya.

·         Riqab (hamba sahaya atau budak)

Menurut Sayyid Quthb, pemberian dana zakat terhadap kelompok ini sudah tertutup, dikarenakan
tidak adanya perbudakan. Maka dana xakat ini bisa disaurkan pada para pengrajin yang tidak
memiliki modal untuk mengembangkan usahanya.

·         Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)

Mereka ini adalah orang-orang yang harta bendanya tergadai dalam hutang, dengan syarat bahwa
mereka berhutang bukan untuk keperluan maksiat. Jadi mereka berhutang, bukan untuk bermewah-
mewahan ataupun sebab menuju kemewahan. Golongan ini diberikan dan zakat dengan bagian yang
adil sehingga bisa terlepas dari hutang dan menjadikan kehidupan mereka lebih terhormat.

·          Mualaf (orang yang baru masuk Islam)

Penerima zakat yang baru masuk islam atau kelompok yang memiliki komitmen tinggi dalam
memperjuangkan dan menegakkan islam. Tujuan pemberian zakat terhadap orang-orang yang baru
masuk islam guna menguatkan iman mereka.

·         Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)

Jumhur ahli fikih berpendapat, maksud sabilillah adalah para pahlawan suka rela dalam
perjuangannya. Namun jika melihat makna fisabiiah mempunyai cakupan yang cukup luas dan
bentuknya, hal ini tergantung sosio kondisi dan kebutuhan waktu. Memang kata tersebut dapat
mencakup berbagai macam perbuatan yang memiliki nilai makna jihad.

·         Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)

Ibnu sabil ini adalah orang-orang yang bepergian dan kehabisan bekal, serta terpisah dari harta
bendanya, seperti kaum pengungsi yang mengungsi karena peperangan, kerusuhan dan terpaksa
meninggalkan harta bendanya, dan tidak bisa mengambilnya.

·          Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)

Mereka inilah orang-orang yang bertugas mengumpulkan zakat yang telah ditugaskan oleh
pemerintah atau pemimpin dalam masyarakat. Kata amilum yang diartikan pengumpul bisa
mencangkup semua pegawai yang turut mengelola akan sumber dana zakat, pengumpu, pekerja,
pembagi, distributor, penjaga akuntan dan sebagainya yang bersangkutan dalam mengelola
managemen dan administrasi dana zakat.[7]

F.     Orang yang tidak berhak menerima zakat fitrah

            Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana penjelasan
berikut ini.

1.    Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan kaya itu adalah orang yang mempunyai
harta (usaha) mencukupi untuk penghidupanya sendiri serta orang yang dalam tanggunganya sehari-
hari , baik iya mempunyai satu nisab , kurang, ataupun lebih .

2.    Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka

3.    Keturunan rosululloh SAW

4.    Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya orang yang berzakat tidak boleh memberikan
zakatnya kepada orang yang dalam tanggunganya dengan nama fakir atau miskin, sedangkan
mereka mendapat nafkah yang mencukupi.

5.    Orang yang tidak beragama islam , karena pesan rosululloh SAW kepada mu’az sewaktu dia di
utus ke negeri yaman. Beliau berkata kepada mu’az , “beritahukanlah kepada mereka (umat islam) di
wajibkan atas mereka zakat, zakat itu di ambil dari orang kaya, dan di berikan kepada orang fakir di
antara mereka(umat islam).[8]

G.    Jenis harta , nishab, haul, dan kadar zakatnya

Ka
N Jenis hart
nishab Haul da keterangan
o a
r

1 Zakat Mempunyai kelebihan bahan mak Tiap akhi 2, Dikeluarkan pada bu


fitrah : anan untuk keluarga pada hari ray r ramad 5 lan ramadhan.
a idul fitri han Kg Biasa dibayarkan de
Beras,sag
at ngan uang seharga b
u,
au arang.
jagung,sin
3,
gkong/ga
5
plek
lit
er

H.    Benda-Benda yang Dikeluarkan Untuk Zakat Fitrah

Benda-benda atau barang yang bisa dipergunakan untuk membayar zakat fitrah adalah:

A.    Bahan makanan pokok yang biasa dimakan masyarakat setempat, bisa berupa beras, jagung,
sagu dan sebagainya. Benda-benda tersebut adalah benda-benda yang paling berkwalitas. Jangan
sampai membayar zakat fitrah dengan beras, misalnya yang sudah berkutu.
B.     Uang sebagai pengganti hargaa bahan makanan pokok. Besarnya nilai uang yang dikeluarkan
adalah seharga barang yang dikeluarkan zakat waktu itu secara umum.

I.       Jumlah Besarnya Zakat Fitrah

Besarnya jumlah zakat yang harus dikeluarkan adalah satu sha’. Satu sha’ adalah seukuran empat
genggam dua telapak tangan. Ukuran satu sha’ sama dengan empat mud. Imam Syafi’i dan Fuqaha
Hijaz dan As Shahibaini mengatakan bahwa ukuran satu mud adalah 573,75 gr.

            Dengan demikian jumlah yang wajib dibyarkan zakat fitrah berupa makanan pokok oleh setiap
individu adalah sekitar 2295 gr. Untuk memudahkan penghitungan, selanjutnya para ulama
menjelaskan bahwa 1 sha’ apabila dikonversikan ke beras menjadi sekitar2,5 kg beras. Bila
pembayaran diganti dengan uang, maka besarnya uang yang harus dibayarkan adalah sebesar harga
beras 2,5 kg padawaktu tersebut.

Contoh Penghitungan:

            Pak H. Alfan seorang kepala keluarga dengan satu istri, tiga orang anak dan satu famili yang
sehari-harinya hidup bersama. Menjelang hari raya Pak H. Alfan berniat membayar zakat fitrah untuk
dirinya, keluarganya, dan familinya. Saat membayar zakat, harga beras waktu itu Rp. 5000/kg.
Karena Pak H. Alfan membayar untuk dirinya, anak istri dan familinya maka jumlah zakat yang harus
dibayar Pak H. Alfan adalah 15 kg beras. Namun jika Pak H. Alfan ingin membayar zakat fitrahnya
dengan uang maka jumlah uang yang harus dibayar adalah 15 kg x Rp. 5000 = Rp. 75.000

J.      Pendistribusian Zakat Fitrah

Secara umum pendistribusian zakat fitrah sama dengan pendistribusian zakat mal, yakni diberikan
kepada delapan golongan yakni fakir, miskin, amil, muallaf, budak, gharim, fisabiillah, dan ibnu sabil.
Dari delapan golongan tersebut, prioritas umumnya adalah fakir miskin. Pemberian zakat fitrah
kepada fakir miskin dimaksudkan agar pada hari raya idul fitri mereka tidak meminta-minta dan bisa
ikut bergembira sebagaimana umat islam yang lain. Mekanisme pembayaran zakat fitrah sama
dengan zakat mal, yakni boleh jika langsung diberikan kepada yang berhak menerimanya atau
dilewatkan badan khusus yang menangani zakat atau biasa disebut amil. Badan amil nanti yang akan
mendistribusikan zakat-zakat tersebut kepada para mustahik dengan lebih efektif dan tepat sasaran.

            Perlu diketahui bahwa pendistribusian zakat fitrah adalah diberikan pada para mustahik yang
berada di satu daerah. Banyak para ulama menjelaskan bahwa zakat fitrah tidak boleh dipindahkan
dari satu daerah ke daerah yang lain. Pemindahan harta zakatdari satu daerah ke daerah yang lain
baru diperbolehkan dalam kondisi darurat, misalnya bila ditempat lain terdapat orang lain yang ebih
membutuhkan.  Dari pertimbanagn kemaslahatan umat inilah maka perpindahan hasil zakat boleh
dilakukan untuk:

a.       Dialihkan ke wilayah tempat perang fi sabililah terjadi.

b.      Dialihkan pada lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan maupun pusat kesehatan untuk
mengurusi kebutuhan orang yang termasuk delapan golongan yang berhak menerima zakat.
c.       Dialihkan ke wilayah tempat kaum muslimin yang mengalami musibah kelaparan dan bencana
alam.

d.      Dialihkan ke kaum kerabat si pembayar Zakat yang berhak menerima zakat (mustahik).[9]

K.    Hikmah (gunanya zakat )

            Guna zakat sungguh penting dan banyak , baik terhadap si kaya , si miskin ,maupun
masyarakat umum . di antaranya adalah :

1.    Menolong orang yang lemah san susah agar dia dapat menunaikan kewajibanya terhadap alloh
dan terhadap makhluk alloh (masyarakat)

2.    Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela , serta mendidik diri agar bersifat mulia
dan pemurah dengan membiasakan membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan
berkepentingan.

3.    Sebagai ucapan syukur dan terimakasih atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.

4.    Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dengan si kaya.
[10]
BAB III

Penutup

A.    Kesimpulan

Zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan kepada orang yang berhak menerimanya ,dengan
beberapa syarat tertentu pula.

Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan dengan
selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan.

Syarat wajib zakat fitrah:

Ø  Islam

Ø  Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau menjelang
malam idul fitri

Ø  Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi tanggungannya
pada malam idul fitri dan siang harinya.

Delapan  golongan orang Islam yang berhak menerima zakat:

·         Fakir (orang yang tidak memiliki harta)

·          Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)

·         Riqab (hamba sahaya atau budak)

·         Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)

·          Mualaf (orang yang baru masuk Islam)

·         Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)

·         Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)

·          Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)

Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana penjelasan berikut
ini.

1.    Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.

2.    Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka

3.    Keturunan rosululloh SAW

4.    Orang dalam tanggungan yang berzakat

5.    Orang yang tidak beragama islam


B.     Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjalankan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.  Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahan makalah yang telah
dijelaskan.

Daftar Pustaka

Mas’ud,Ridwan, 2005, zakat dan kemiskinan, Yogyakarta:UII Press.

An nakhrawie,Asrifin, 2011, sucikan hati & bertambah kaya bersama zakat,  delta prima press.

Anas, muhammad, fiqh ibadah,  Kediri: Lembaga ta’lif wannasyir.

Kurde, arfawi nuktah, 2005, zakat dan infaq profesi,Yogyakarta:Pustaka belajar.

Rasjid, Sulaiman,2013,fiqh islam, Bandung:Sinar Baru Al Gesindo.

[1]Arfawie nukhtoh, zakat dan infaq profesi,(Yogyakarta : pustaka belajar) hlm 21-22


[2] Rasjid sulaiman, fiqh islam (Bandung :sinar baru algesindo) hlm 207

[3]Anas mohamad, fiqih ibadah (Kediri :lembagata’tifwannasyr ) hlm 233

[4]Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima press)hlm153-155

[5]Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima press)hlm 155-156

[6] Mas’ud Ridwan, Zakat &Kemiskinan(Yogyakarta:UII Press),2005,hal 54

[7] Mas’ud Ridwan, Zakat & Kemiskinan, hal54-58

[8] Rasjid sulaiman, fiqh islam, hal 215-216

[9] Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima press)hlm 158-161

[10] Rasjid sulaiman, fiqh islam, hal 217-218

BAB I

Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam agama islam pasti kita sudah mengenal yang namanya zakat fitrah.Zakat fitrah termasuk
ibadah yang mengandung dua dimensi yakni dimensi ritual mengajarkan kepatuhan terhadap
perintah Allah dan dimensi sosial zakat mengajarkan kepedulian social yang tinggi terhadap sesama.

Dalam Zakat Fitrah mempunyai ketentuan-ketentuan yang perlu sekali adanya pemahaman yang
luas agar masyarakat tidak salah dalam melakukan Zakat Fitrah menurut syariat islam.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengetian Zakat?

2.      Apa pengertian Zakat Fitrah?

3.      Apa syarat wajib Zakat Fitrah?

4.      Kapan waktu pembayaran Zakat Fitrah?

5.      Siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat?

6.      Siapa saja orang-orang yang tidak berhak menerima zakat?

7.      Apa jenis harta, nisab, haul, dan kadar zakat?

8.      Apa benda-benda yang dikeluarkan untuk Zakat Fitrah?

9.      Berapa jumlah besarnya Zakat Fitrah?


10.  Bagaimana pendistribusian zakat fitrah?

11.  Apa hikmah zakat fitrah?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Dapat mengetahui pengertian Zakat

2.      Dapat mengetahui pengertian Zakat Fitrah

3.      Dapat mengetahui syarat wajib Zakat Fitrah

4.      Dapat mengetahui waktu pembayaran Zakat Fitrah

5.      Dapat mengetahui orang-orang yang berhak menerima zakat

6.       Dapat mengetahui orang-orang yang tidak berhak menerima zakat

7.      Dapat mengetahui jenis harta, nisab, haul, dan kadar zakat

8.      Dapat mengetahui benda-benda yang dikeluarkan untuk Zakat Fitrah

9.      Dapat mengetahui jumlah besarnya Zakat Fitrah

10.  Dapat mengetahui hikmah zakat fitrah

BAB II

Pembahasan

A.    Pengertian zakat

Zakat secara etimologi merupakan bentuk masdar dari akar kata yang bermakna an nama’
(tumbuh) , al barakah (barokah), at thaharah (bersih), as salah (kebaikan) , safwatu asy ya’i
( jernihnya sesuatu), dan al madu (pujian) zakat juga bermakna takziah ( mensucikan).

Sedangkan menurut terminology zakat adalah pemberian suatu yang wajib diberikan dari
sekumpulan harta tertentu, menurut sifat – sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu
yang berhak menerimanya.Atau zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan kepada orang
yang berhak menerimanya ,dengan beberapa syarat tertentu pula[1]

B.     Pengertian zakat fitrah

Pada setiap hari raya idul fitri, setiap orang islam, lali-laki dan perempuan, besar kecil, merdeka atau
hamba, diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3,1 liter dari makanan yang mengenyangkan
menurut tiap-tiap tempat atau negeri.
Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan dengan
selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan .zakat fitrah ini diwajibkan atas
setiap individu muslim yang ada (hidup) sampai di malam hari lebaran dan menjelang sholat idul fitri,
termasuk bayi lahir sebelum waktu itu.[2]

Zakat fitrah di syari’atkan pada bulan sya’ban tahun ke-02 hijriyah. Kehadirannya merupakan nilai
tambah (hussusiyyah) bagi umat Muhammad SAW . Menurut imam Waki’zakat fitrah memiliki
kesamaan fungsi dengan sujud sahwi,yakni sama-sama sebagai penyempurna ibadah. Sujud sahwi
sebagai pengganti kekurangan yang terjadi dalam shalat,sedangkan zakat fitrah sebagai
penyempurna kekurangan yang trjadi dalam berpuasa[3]

Pengertian zakat fitrah menurut ulama ahli fikih adalah zakat yang diwajibkan bagi setiap muslim,
baik laki-laki, maupun perempuan, besar maupun kecil, merdeka maupun budak yang memiliki
kelebihan makan bagi diri dan keluarganya pada tanggal 1 Syawal. Zakat fitrah adalah zakat wajib
yang tanpa memandang status sosial, gender (jenis kelamin) maupun umur.

Dinamakan zakat fitrah karena zakat ini wajib ditunaikan ketika telah bebuka atau selesai dati bulan
Ramadhan (fathr). Zakat fitrah juga dinamakan “zakat badan”, karena ia ditujukan untuk
membersihkan dan mensucikan diri. Hukum mengeluarkan zakat fitrah adalah wajib atas tiap-tiap
muslim, bahkan bagi bayi yang baru lahir dan orang sakit yang mendekati ajal sekalipun. Orang yang
wajib mengeluarkan zakat fitrah tidak disyaratkan agar memiliki harta setara dengan nishab perak,
yaitu 200 dirham[4]

C.    Syarat wajib zakat fitrah

1.      Islam

2.      Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau menjelang
malam idul fitri.seorang muslim yang meninggal sebelum matahari terbenam ada hari terakhir bulan
Ramadhan tidak wajib membayar zakat fitrah. Akan tetapi jika meninggal ketika matahari tenggelam
pada hari terakhir bulan Ramadhan maka dia tetap berkewajiban membayar zakat fitrah. Lain dari
pada itu, bayi yang lahir sesudah matahari terbenam pada terakhir bulan Ramadhan, maka ia tidak
wajib membayar zakat fitrah, akan tetapi jika bayi itu lahir sebelum matahari tenggelam pada hari
terakhir bulan Ramadhan, maka ia wajib dizakat fitrah. Demikian juga dengan laki-laki yang menikah
sesudah terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Ramadahn juga tidak berkewajiban
membayarkan zakat fitrah untuk istrinya.

3.      Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi
tanggungannya pada malam idul fitri dan siang harinya.

Orang –orang yang telah memenuhi syarat sebagaimana diatas wajib membayar zakat fitrah atas diri
dan keluarga yang menjadi tanggungannya, meliputi anak-anaknya, istrinya, orang tuanya, dan
semua anggota keluarga yang menjadi tanggungannya[5]

D.    Membayar fitrah sebelum waktu wajib

            Sebagaimana telah diketahui , waktu wajib zakat fitrah ialah sewaktu terbenam matahari
pada malam hari raya . sungguhpun  begitu , tidak ada halangan bila dibayar sebelumnya , asal
dalam bulan puasa . dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar fitrah
pada waktu itu.
1.      Waktu yang di perbolehkan , yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan .

2.      Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penhabisan ramadhan

3.      Waktu yang lebih baik (sunat) , yaitu dibayar sesudah salat subuh sebelum pergi salat hari raya

4.      Waktu makruh , yaitu membayar fitrah sesudah salat hari raya , tetapi sebelum terbenam
matahari pada hari raya .

5.      Waktu haram lebih telat lagi , yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.

E.     Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-quran surat AL-Taubah (9) ayat 60:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang kafir, orang miskin, pengurus-pengurus
zakat atau amil, para mualaf yang ditunjuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah.”[6]

Perintah membayar zakat diwajibkan kepada setiap umat Islam yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari secara layak. Bagi muslim yang tidak mampu mencukupi biaya hidup, mereka
tidak wajib membayar zakat, sebaliknya, mereka malah harus diberikan zakat. 8 golongan orang
Islam yang berhak menerima zakat:

·         Fakir (orang yang tidak memiliki harta)

Kata fakir berarti orang-orang sangat miskin dan hidup menderita yang tak memiliki apa-apa untuk
hidup.

·          Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)

Golongan miskin sama halnya dengan golongan fakir dalam hal sama-sama memperoleh manfaat
dari dana zakat. Kata miskin mencangkup semua orang yang lemah dan tidak berdaya, oleh karena
itu dalam keadaan sakit, usia lanjut, sementara tidak memperoleh penghasilan yang cukup ukntuk
menjamin dirinya sendiri dan keluarganya.

·         Riqab (hamba sahaya atau budak)

Menurut Sayyid Quthb, pemberian dana zakat terhadap kelompok ini sudah tertutup, dikarenakan
tidak adanya perbudakan. Maka dana xakat ini bisa disaurkan pada para pengrajin yang tidak
memiliki modal untuk mengembangkan usahanya.

·         Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)

Mereka ini adalah orang-orang yang harta bendanya tergadai dalam hutang, dengan syarat bahwa
mereka berhutang bukan untuk keperluan maksiat. Jadi mereka berhutang, bukan untuk bermewah-
mewahan ataupun sebab menuju kemewahan. Golongan ini diberikan dan zakat dengan bagian yang
adil sehingga bisa terlepas dari hutang dan menjadikan kehidupan mereka lebih terhormat.

·          Mualaf (orang yang baru masuk Islam)


Penerima zakat yang baru masuk islam atau kelompok yang memiliki komitmen tinggi dalam
memperjuangkan dan menegakkan islam. Tujuan pemberian zakat terhadap orang-orang yang baru
masuk islam guna menguatkan iman mereka.

·         Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)

Jumhur ahli fikih berpendapat, maksud sabilillah adalah para pahlawan suka rela dalam
perjuangannya. Namun jika melihat makna fisabiiah mempunyai cakupan yang cukup luas dan
bentuknya, hal ini tergantung sosio kondisi dan kebutuhan waktu. Memang kata tersebut dapat
mencakup berbagai macam perbuatan yang memiliki nilai makna jihad.

·         Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)

Ibnu sabil ini adalah orang-orang yang bepergian dan kehabisan bekal, serta terpisah dari harta
bendanya, seperti kaum pengungsi yang mengungsi karena peperangan, kerusuhan dan terpaksa
meninggalkan harta bendanya, dan tidak bisa mengambilnya.

·          Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)

Mereka inilah orang-orang yang bertugas mengumpulkan zakat yang telah ditugaskan oleh
pemerintah atau pemimpin dalam masyarakat. Kata amilum yang diartikan pengumpul bisa
mencangkup semua pegawai yang turut mengelola akan sumber dana zakat, pengumpu, pekerja,
pembagi, distributor, penjaga akuntan dan sebagainya yang bersangkutan dalam mengelola
managemen dan administrasi dana zakat.[7]

F.     Orang yang tidak berhak menerima zakat fitrah

            Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana penjelasan
berikut ini.

1.    Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan kaya itu adalah orang yang mempunyai
harta (usaha) mencukupi untuk penghidupanya sendiri serta orang yang dalam tanggunganya sehari-
hari , baik iya mempunyai satu nisab , kurang, ataupun lebih .

2.    Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka

3.    Keturunan rosululloh SAW

4.    Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya orang yang berzakat tidak boleh memberikan
zakatnya kepada orang yang dalam tanggunganya dengan nama fakir atau miskin, sedangkan
mereka mendapat nafkah yang mencukupi.

5.    Orang yang tidak beragama islam , karena pesan rosululloh SAW kepada mu’az sewaktu dia di
utus ke negeri yaman. Beliau berkata kepada mu’az , “beritahukanlah kepada mereka (umat islam) di
wajibkan atas mereka zakat, zakat itu di ambil dari orang kaya, dan di berikan kepada orang fakir di
antara mereka(umat islam).[8]

G.    Jenis harta , nishab, haul, dan kadar zakatnya

N Jenis hart nishab Haul Ka keterangan


o a da
r

1 Zakat Mempunyai kelebihan bahan mak Tiap akhi 2, Dikeluarkan pada bu


fitrah : anan untuk keluarga pada hari ray r ramad 5 lan ramadhan.
a idul fitri han Kg Biasa dibayarkan de
Beras,sag
at ngan uang seharga b
u,
au arang.
jagung,sin
3,
gkong/ga
5
plek
lit
er

H.    Benda-Benda yang Dikeluarkan Untuk Zakat Fitrah

Benda-benda atau barang yang bisa dipergunakan untuk membayar zakat fitrah adalah:

A.    Bahan makanan pokok yang biasa dimakan masyarakat setempat, bisa berupa beras, jagung,
sagu dan sebagainya. Benda-benda tersebut adalah benda-benda yang paling berkwalitas. Jangan
sampai membayar zakat fitrah dengan beras, misalnya yang sudah berkutu.

B.     Uang sebagai pengganti hargaa bahan makanan pokok. Besarnya nilai uang yang dikeluarkan
adalah seharga barang yang dikeluarkan zakat waktu itu secara umum.

I.       Jumlah Besarnya Zakat Fitrah

Besarnya jumlah zakat yang harus dikeluarkan adalah satu sha’. Satu sha’ adalah seukuran empat
genggam dua telapak tangan. Ukuran satu sha’ sama dengan empat mud. Imam Syafi’i dan Fuqaha
Hijaz dan As Shahibaini mengatakan bahwa ukuran satu mud adalah 573,75 gr.

            Dengan demikian jumlah yang wajib dibyarkan zakat fitrah berupa makanan pokok oleh setiap
individu adalah sekitar 2295 gr. Untuk memudahkan penghitungan, selanjutnya para ulama
menjelaskan bahwa 1 sha’ apabila dikonversikan ke beras menjadi sekitar2,5 kg beras. Bila
pembayaran diganti dengan uang, maka besarnya uang yang harus dibayarkan adalah sebesar harga
beras 2,5 kg padawaktu tersebut.

Contoh Penghitungan:

            Pak H. Alfan seorang kepala keluarga dengan satu istri, tiga orang anak dan satu famili yang
sehari-harinya hidup bersama. Menjelang hari raya Pak H. Alfan berniat membayar zakat fitrah untuk
dirinya, keluarganya, dan familinya. Saat membayar zakat, harga beras waktu itu Rp. 5000/kg.
Karena Pak H. Alfan membayar untuk dirinya, anak istri dan familinya maka jumlah zakat yang harus
dibayar Pak H. Alfan adalah 15 kg beras. Namun jika Pak H. Alfan ingin membayar zakat fitrahnya
dengan uang maka jumlah uang yang harus dibayar adalah 15 kg x Rp. 5000 = Rp. 75.000

J.      Pendistribusian Zakat Fitrah


Secara umum pendistribusian zakat fitrah sama dengan pendistribusian zakat mal, yakni diberikan
kepada delapan golongan yakni fakir, miskin, amil, muallaf, budak, gharim, fisabiillah, dan ibnu sabil.
Dari delapan golongan tersebut, prioritas umumnya adalah fakir miskin. Pemberian zakat fitrah
kepada fakir miskin dimaksudkan agar pada hari raya idul fitri mereka tidak meminta-minta dan bisa
ikut bergembira sebagaimana umat islam yang lain. Mekanisme pembayaran zakat fitrah sama
dengan zakat mal, yakni boleh jika langsung diberikan kepada yang berhak menerimanya atau
dilewatkan badan khusus yang menangani zakat atau biasa disebut amil. Badan amil nanti yang akan
mendistribusikan zakat-zakat tersebut kepada para mustahik dengan lebih efektif dan tepat sasaran.

            Perlu diketahui bahwa pendistribusian zakat fitrah adalah diberikan pada para mustahik yang
berada di satu daerah. Banyak para ulama menjelaskan bahwa zakat fitrah tidak boleh dipindahkan
dari satu daerah ke daerah yang lain. Pemindahan harta zakatdari satu daerah ke daerah yang lain
baru diperbolehkan dalam kondisi darurat, misalnya bila ditempat lain terdapat orang lain yang ebih
membutuhkan.  Dari pertimbanagn kemaslahatan umat inilah maka perpindahan hasil zakat boleh
dilakukan untuk:

a.       Dialihkan ke wilayah tempat perang fi sabililah terjadi.

b.      Dialihkan pada lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan maupun pusat kesehatan untuk
mengurusi kebutuhan orang yang termasuk delapan golongan yang berhak menerima zakat.

c.       Dialihkan ke wilayah tempat kaum muslimin yang mengalami musibah kelaparan dan bencana
alam.

d.      Dialihkan ke kaum kerabat si pembayar Zakat yang berhak menerima zakat (mustahik).[9]

K.    Hikmah (gunanya zakat )

            Guna zakat sungguh penting dan banyak , baik terhadap si kaya , si miskin ,maupun
masyarakat umum . di antaranya adalah :

1.    Menolong orang yang lemah san susah agar dia dapat menunaikan kewajibanya terhadap alloh
dan terhadap makhluk alloh (masyarakat)

2.    Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela , serta mendidik diri agar bersifat mulia
dan pemurah dengan membiasakan membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan
berkepentingan.

3.    Sebagai ucapan syukur dan terimakasih atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.

4.    Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dengan si kaya.
[10]
BAB III

Penutup

A.    Kesimpulan

Zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan kepada orang yang berhak menerimanya ,dengan
beberapa syarat tertentu pula.

Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan dengan
selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan.

Syarat wajib zakat fitrah:

Ø  Islam

Ø  Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau menjelang
malam idul fitri

Ø  Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi tanggungannya
pada malam idul fitri dan siang harinya.

Delapan  golongan orang Islam yang berhak menerima zakat:

·         Fakir (orang yang tidak memiliki harta)

·          Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)


·         Riqab (hamba sahaya atau budak)

·         Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)

·          Mualaf (orang yang baru masuk Islam)

·         Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)

·         Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)

·          Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)

Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana penjelasan berikut
ini.

1.    Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.

2.    Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka

3.    Keturunan rosululloh SAW

4.    Orang dalam tanggungan yang berzakat

5.    Orang yang tidak beragama islam

B.     Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjalankan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.  Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahan makalah yang telah
dijelaskan.

Daftar Pustaka

Mas’ud,Ridwan, 2005, zakat dan kemiskinan, Yogyakarta:UII Press.

An nakhrawie,Asrifin, 2011, sucikan hati & bertambah kaya bersama zakat,  delta prima press.
Anas, muhammad, fiqh ibadah,  Kediri: Lembaga ta’lif wannasyir.

Kurde, arfawi nuktah, 2005, zakat dan infaq profesi,Yogyakarta:Pustaka belajar.

Rasjid, Sulaiman,2013,fiqh islam, Bandung:Sinar Baru Al Gesindo.

[1]Arfawie nukhtoh, zakat dan infaq profesi,(Yogyakarta : pustaka belajar) hlm 21-22

[2] Rasjid sulaiman, fiqh islam (Bandung :sinar baru algesindo) hlm 207

[3]Anas mohamad, fiqih ibadah (Kediri :lembagata’tifwannasyr ) hlm 233

[4]Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima press)hlm153-155

[5]Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima press)hlm 155-156

[6] Mas’ud Ridwan, Zakat &Kemiskinan(Yogyakarta:UII Press),2005,hal 54

[7] Mas’ud Ridwan, Zakat & Kemiskinan, hal54-58

[8] Rasjid sulaiman, fiqh islam, hal 215-216

[9] Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima press)hlm 158-161

Anda mungkin juga menyukai