Anda di halaman 1dari 11

“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp.

01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

“PENGARUH PENDAPATAN DAN BIAYA OPERASIONAL


TERHADAP LABA BERSIH PADA SUB SEKTOR PERUSAHAAN
TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA PERIODE 2013-2021”

“Anggrenita Aulia1), Sugiharto 2), Rasyidi 3) Novia Nour Halisa 4)”


“1)Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin”
“2*3*4) Dosen Program Studi Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin”

“E-mail author: anggrenitaa@gmail.com”

“ARTICLE HISTORY:” “ABSTRACT”


“Received” Anggrenita Aulia, 1810412620008, 2022, The Effect of Operating
“Accepted” Expenses and Reveneu on Net Profits in the Sub-Sector of Telecommunication
“Published” Companies in Indonesia for the 2013-2021 period. Under the guidance of
Sugiharto.
The telecommunications industry is one of the industries that has a
major influence on the smooth running of the econmoy because
telecommunication is important in life to support the improvement of various
aspects, ranging from the economy, education, and relations between nations.
This study aims to determine and examine the partial and
simultaneous significant effect of operating expenses and reveneu on net
income in the sub-sector of telecomminocations companies in Indonesia for
the period 2013-2021. The research approach is quanttatitve with an
explanatory research design. The population in this study is all Financial
Statements of the Telecommunication Company Sub-Sector in Indonesia with
the sampling technique used is purposive sampling and obtained 4 of the
financial statements of the Telecommunication Sub-Sector with an
observation period of 9 years so that the sample becomes 36 samples. Data
collection technique used multiple linier regression analysis with SPSS
version 26.0
“The results of this study prove that partially income has a significant
effect on net profit. Operating Expenses partially have a significant effect on
Net Profit. Rervenue and Operating Expenses simultaneously have a
significant effect on Net Profit. With a very strong relationship level.”
KEYWORDS:
Reveneu, Operating Expenses, Net Profit
PENDAHULUAN penduduk Indonesia di karenakan satu penduduk
Indonesia bisa berlangganan lebih dari satu kartu
Latar Belakang
suvcriber identitiy module (SIM).
Di Indonesia telekomunikasi merupakan
salah satu jenis industri yang memiliki efek besar Gambar 1 Grafik Pemakaian Internet dan Telpon
terhadap kelancaran kegiatan ekonomi. Komunikasi Seluler di Indonesia Periode 2013-2021
ialah aktivitas utama pada kegiatan bisnis serta
memberikan kontribusi pada perekonomian Indonesia
yang cukup besar. Indonesia sudah berada di era
kemajuan ekonomi digital dan revolusi industri 4.0.
oleh karena itu, Kementrian dan Informatika
(Kemenkominfo) optimis dengan kemajuan di bidang
indutri telekomunikasi dari tahun ketahun. industri
perbankan ialah industri yang mengalami kemajuan
yang sangat pesat dibandingkan dengan industri
lainnya. Pada perkembangan teknologi yang semakin
tahun semakin maju penggunaan telepon seluler dan
internet paling banyak digunakan saat ini. Jumlah
pelanggan telepon seluler bahkan melebihi total
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

Sumber www.bps.go.id perusahaan dalam waktu satu periode dan biaya-biaya


yang dikeluarkan dalam mencapai hasil tersebut.
Berdasarkan gambar 1 pemakain internet dan Hasil yang dikurangi dengan biaya-biaya disebut laba
telpon seluler di Indonesia mengalami kenaikan atau rugi. Jika pemasukan pendapatan lebih besar dari
secara signifikan, dimana rata-rata pemakaian internet biaya berarti untung sebaliknya bila hasil pendapatan
di tahun 2013-2021 berjumlah 1.321,94 juta lebih kecil dari biaya berarti rugi. Menurut Mulyadi
pelanggan dan angka tertinggi di tahun 2021 (2014:513) faktor-faktor yang mempengaruhi laba
berjumlah 205 juta pelanggan sedangkan angka antara lain biaya, harga jual, dan volume penjualan.
terendah untuk pemakaian internet di tahun 2013 Laproan laba rugi yang menghasilkan laba
berjumlah 72,8 juta pelanggan dibuktikan dengan atau rugi ditentukan dari dua unsur yaitu pendapatan
pemakain internet selama kurun waktu 9 tahun, untuk serta beban. Laba memegang peranan yang sangat
pemakaian telpon seluler rata-rata berjumalah 351,858 krusial dalam perusahaan dan selalu mencuri
juta pelanggan di tahun 2017 pengguna telpon seluler perhatian para pemiliknya. Oleh karena itu, perihal
yang paling tertinggi berjumalah 435,19 juta tentang laba umumnya dipandang sebagai informasi
pelanggan sedangkan di tahun 2013 pengguna telpon yang penting dilakukan dibanding informasi keuangan
seluler terendah berjumlah 313,23 juta pelanggan lainnya.
yang dimana adanya fluktuasi turun naiknya Perusahaan perlu memperhatikan pendapatan
pengguna telpon seluler dari 2013-2017 mengalami diterima dan dikeluarkan selama kegiatan operasi
kenaikan sedangkan 2018 mengalami penurunan yang berlangsung agar perusahaan dapat menghasilkan laba
di sebabkan oleh adanya regulasi registrasi kartu SIM yang diinginkan keberlangsungan usahanya. Menurut
prebayar, perang harga dan penurunan layanan. Ali (2021:166) pendapatan memiliki pengaruh
Berikut nama-nama perusahaan Sub Sektor signifikan bagi keseluruh hidup perusahaan, semakin
Telekomunikasi tersebut besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membiayai segala
Tabel 1 Daftar Perusahaan Sub Sektor aktivitas dan operasional bisnis yang akan dilakukan
Telekomunikasi di Indonesia oleh perusahaan. Menurut Diana & Setiawati
(2017:361) pendapatan yaitu perputaran kas masuk
bruto pada manfaat ekonomi yang datang atas
aktivitas biasa pada entitas dalam waktu seperiode
jika arus masuk tersebut menyebabkan penaikan
ekuitas yang tidak bersumber dari kontribusi penanam
modal. Menurut Hery (2015:82) pendapatan ialah
aliran masuk modal atau peningkatan lainnya dari aset
atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi
asal keduanya) seperti ekspedisi barang, penyediaan
jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi
Menurut Sumiyati dan Suwartini (2019:60) utama atau operasi sentral perusahaan.
pada umumnya perusahaan didirikan bertujuan untuk Semakin besar suatu perusahaan maka akan
mendapatkan pendapatan atau laba yang semaksimal semakin meningkat pula aktivitas perusahaan. Apabila
mungkin agar kelangsungan hidup perusahaan dapat aktivitas atau kegiatan perusahaan semakin meningkat
terjamin, sehingga dapat selalu mengusahakan akibatnya akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan
tumbuh dan berkembang. Menurut Rahmat dan Iman untuk operasionalisasi perusahaan. Maka agar tidak
(2002:14) laporan laba rugi menampilkan jumlah terjadi hal yang tidak dinginkan seperti pemborosan
selisih lebih pendapatan atas biaya yang tejadi. Bila dan penyelewengan, biaya yang dikeluarkan harus
pendapatan lebih besar dari biaya, selisih dianggap digunakan secara efisien dan efektif untuk menekan
laba bersih. Jika biaya melebihi pendapatan, selishnya biaya.
disebut rugi bersih. Menurut Hery (2012:13) biaya operasional
Menurut Harahap (2011:276) laba yaitu hasil yaitu biaya atau pengeluaran yang dilakukan oleh
total yang bersumber dari pengurangan harga pokok perusahaan terkait dengan operasional perusahaan.
produksi (cost of goods manufactured), biaya lain-lain Biaya operasional merupakan terdiri atas beban
dan juga penyusutan dari penghasilan atau penjualan dan beban umum dan administrasi. Menurut
penghasilan operasi. Menurut FASB (Financial Harahap (2011:86) terdapat 2 indikator biaya
Accounting Standarts Board) laba (rugi) merupakan operasional yaitu biaya pendapatan yaitu semua biaya
selisih hasil (defisit anggaran) penghasilan dari yang digunakan untuk penjualan hingga barang itu
pengeluaran selama satu periode akuntansi. berada pada tangan konsumen, seperti biaya
Menurut Harahap (2018:73) laba/rugi pengiriman, pajak-pajak yang berkaitan dengan
tersebut menerangkan jumlah hasil, pengeluaran dan penjualan, promosi, dan upah karyawan. Biaya umum
laba/rugi perusahaan dalam suatu periode tertentu. dan administrasi merupakan pengeluaran untuk
laba/rugi mendeskripsikan hasil yang diterima kegiatan-kegiatan diluar kegiatan penjualan misalnya
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

kegiatan administrasi, kegiatan personalia perusahaan, Sumber https://indosatooredoo.com


dan umum. Contohnya gaji pegawai bagian umum,
air, telepon, pajak, iuran, dan biaya kantor. Berdasarkan tabel 3 PT Indosat Tbk pada
Berikut data yang berkaitan dengan tahun 2013-2021 pendapatan mengalami naik turun,
pendapatan, biaya operasional dan laba bersih pendapatan terendah di tahun 2019 dan tertinggi di
Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi tahun 2013 tahun 2021. Biaya operasional mengalami naik turun,
sampai 2021. biaya operasional terendah di tahun 2018 dan tertinggi
di tahun 2021. Laba/rugi bersih mengalami naik
Tabel 2 Hasil data Pendapatan, biaya operasional turun, laba bersih terendah di tahun 2016 dan tertinggi
dan laba bersih perusahaan Telkom Indonesia di tahun 2021 sedangkan rugi bersih terendah di tahun
tahun 2013-2021 2021 dan tertinggi di tahun 2013.

“Tabel 4 Hasil data pendapatan, biaya operasional,


dan laba bersih perusahaan XL Axiata tahun
2013-2021”

Sumber : www.Telkom.co.id

Berdasarkan tabel 2 pada tahun 2013-2021


PT Telkom Indonesia Tbk, pendapatan mengalami
kenaikan tiap tahun. Biaya operasional mengalami Sumber www.xlaxiata.co.id
naik turun, biaya operasional terendah di tahun 2013
dan tertinggi di tahun 2017. Laba bersih juga Berdasarkan tabel 4 PT XL Axiata Tbk, pada
mengalami naik turun, laba bersih terendah di tahun tahun 2013-2021 pendapatan mengalami naik turun,
2013 dan tertinggi di tahun 2021. Perusahaan tersebut pendapatan terendah di tahun 2013 dan tertinggi di
mendapatkan laba (untung) sehingga dapat tahun 2020. Biaya operasional mengalami naik turun,
mengembangkan atau memajukan perusahaan biaya operasional terendah di tahun 2013 dan tertinggi
di tahun 2020. Laba bersih mengalami naik turun,
Tabel 3 Hasil data pendapatan, biaya operasional, laba bersih terendah di tahun 2020 dan tertinggi di
dan laba bersih perusahaan Indosat tahun 2013- tahun 2021 sedangkan rugi bersih terendah di tahun
2021 2015 dan tertinggi di tahun 2018.
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

Tabel 5 Hasil data Pendapatan, biaya operasional, 28.503,89. Nilai rata-rata laba bersih dari tahun 2013-
dan laba bersih perusahaan Smartfren Tbk tahun 2021 sebesar Rp 2.163,111
2013-2021 Pada perusahaan PT XL Axiata Tbk
menunjukkan rata-rata pendapatan dari tahun 2013-
2021 sebesar Rp 24.905,33. Nilai rata-rata biaya
operasional dari tahun 2013-2021 sebesar Rp
24.911,67. Nilai rata-rata laba bersih dari tahun 2013-
2021 sebesar Rp 929,933. Pada perusahaan PT
Smartfrren Tbk menujukkan nilai rata-rata pendapatan
dari tahun 2013-2021 sebesar Rp 7.622,44. Nilai rata-
rata laba bersih dari tahun 2013-2021 sebesar Rp
2.019
Dari kesimpulan diatas rata-rata pendapatan,
biaya operasional, dan laba bersih tertinggi dari 4
perusahaan yaitu PT Telkom Indonesia sedangkan
perusahaan yang memiliki nilai rata-rata pendapatan,
biaya operasional, dan laba bersih terendah yaitu PT
Smartfren Tbk.
Dari feneomena dan penjelasan diatas
berdasarkan teori dan data. Teori menurut Kasmir
Sumber www.smartfren.com
(2015:45) jika jumlah pendapatan lebih besar dari
Berdasarkan tabel 5 PT Smarfren Tbk tahun
jumlah biaya maka perusahaan akan mendapatkan
2013-2021. Pendapatam mengalami kenaikan tiap
laba (untung) sebaliknya jika jumlah biaya lebih besar
tahun secara signifikan. Biaya operasional juga
dari pendapatan maka perusahaan akan mendapatkan
mengalami kenaikan tiap tahun secara signifikan.
rugi.
Laba/rugi bersih mengalami naik turun, laba/rugi
Maka penulis tertarik melakukan penelitian
bersih terendah di tahun 2021 dan tertinggi di tahun
dengan judul “PENGARUH PENDAPATAN DAN
2018. Karena biaya lebih besar dari pendapatan
BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA
sehingga perusahaan smartfren mengalami kerugian
BERSIH PADA SUB SEKTOR PERUSAHAAN
sehingga perusahaan tidak dapat berkembang karena
TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA PERIODE
rugi.
2013-2021”
“Gambar 2 Rata-rata pendapatan, biaya
Rumusan Masalah
operasional, dan laba bersih (Dalam Miliar
Rupiah)”
1. Apakah Pendapatan terdapat pengaruh
signifikan secara parsial terhadap Laba
Bersih pada Sub Sektor Perusahaan
Telekomunikasi di Indonesis Periode 2013-
2021?
2. Apakah Biaya Operasional terdapat pengaruh
signifikan secara parsial terhadap Laba
Bersih pada Sub Sektor Perusahaan
Telekomunikasi di Indonesia Periode 2013-
2021?
3. Apakah Pendapatan dan Biaya Operasional
terdapat pengaruh signifikan secara simultan
terhadap Laba Bersih pada Sub Sektor
Perusahaan Telkomunikasi Periode 2013-
Pada gambar 2 menunjukkan kinerja dari 4 2021?
perusahaan sub sektor telekomunikasi di Indonesia.
Pada perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk Tujuan Penelitian
menunjukkan nilai rata-rata pendpatan dari tahun
2013-2021 sebesar Rp 121.082,1. Nilai rata-rata biaya 1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh
operasional dari tahun 2013-2021 sebesar Rp 93.889. signifikan secara parsial Pendapatan terhadap
nilai rata-rata laba bersih dari tahun 2013-2021 Laba Bersih pada Sub Sektor Perusahaan
sebesar Rp 27.223,11. Pada perusahaan PT Indosat Telekomunikasi di Indonesia Periode 2013-
Tbk menunjukkan nilai rata-rata pendapatan dari 2021.
tahun 2013-2021 sebesar Rp 28.800. nilai rata-rata 2. “Untuk mengetahui dan menguji pengaruh
biaya operasional dari tahun 2013-2021 sebesar Rp signifikan secara parsial Biaya Operasional
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

terhadap Laba Bersih pada Sub Sektor kemampuan entitas dalam menghasilkan kas yang
Perusahaan Telkomunikasi di Indonesia dipergunakan kepada sebagian kelompok pengguna
Periode 2013-2021.” laporan keuangan dalam membuat keputusan
3. “Untuk mengetahui dan menguji pengaruh ekonomik.
signifikan secara simultan Pendapatan dan
Biaya Operasional terhadap Laba Bersih Pendapatan
pada Sub Sektor Perusahaan Telekomunikasi
di Indonesi Periode 2013-2021.” Menurut Hery (2015:82) pendapatan yaitu
arus masuk modal atau peningkatan lainnya dalam
TINJAUAN PUSTAKA modal atau pelunasan kewajiban entitas (atau
gabungan dari keduanya) dari ekspedisi barang, upah
Manajemen Keuangan pemberian atas jasa, atau kegiatan lainnya yang
merupakan operasi sentral atau juga operasi pokok
Menurut Harjito & Martono (2014:4) segala perusahaan. Menurut Ismail (2015:20) pendapatan
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan dibedakan menjadi pendapatan operasional dan
bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, pendapatan non-operasional. Menurut Dwi martini
dan mengelola asser sesuai tujuan perusahaan secara dkk (2015:208) pendapatan dihitung sebesar nilai
menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan wajar hasil yang dicapai atau bisa diterima. Jenis-jenis
meupakan manajeman (pengelolaan) mengenai pendapatan yaitu penjualan barang, pendapatan jasa,
bagaimana mendapatkan asset, mendanai asset dan pendapatan yang bersumber dari pemakaian aset
mengelola asset untuk menggapai tujuan perusahaan. seperti pendapatan dari bunga, sewa atau royalti dan
Menurut Hanafi (2018:2) manajemen keuangan bisa pendapatan yang bersumber dari penjualan asset.
diartikan sebagai kegiatan perencana,
pengorganisasian atau penataan, penyusunan Pendapatan = Pendapatan Operasional +
personalia (staffing), pelaksana dan mengendalikan Pendapatan Non Operasoinal
atau mengatur fungsi-fungsi keuangan.

Tujuan Manajemen Biaya Operasional

Menurut Kasmir (2016:13) tujuan utama Menurut Harahap (2011:86) ada dua jenis
manajemen keuangan yaitu untuk memaksimalkan indikator biaya opersaional yaitu biaya pendapatan
nilai yang didapat oleh perusahaan atau mendapatakan ialah semua biaya yang dipergunakan untuk kegiatan
nilai tambah terhadap aset yang dimiliki oleh para penjualan, biaya umum dan administrasi merupakan
pemegang saham. biaya yang timbul dari aktivitas diluar kegiatan
penjualan. “Menurut Werner Murhadi (2013:37) biaya
Laporan Keuangan operasi yaitu suatu biaya yang berhubungan atas
adanya aktivitas pada perusahaan yang mencakup
Menurut Kasmir (2016:7) Laporan Keuangan biaya penjualan dan administrasi (selling and
mencatat bagian-bagian keuangan perusahaan yang administrative expense), biaya iklan (advertising
didapatkan pada suatu periode. “Dalam praktirannya expense), biaya penyusutan (repairs and amortization
diketahui ada 5 (lima) didalam jenis laporan keuangan expense), serta biaya perbaikan dan pemeiharaan
diantaranya: Neraca, laporan laba rugi, laporan (repairs and maintenance expense).”
perubahan modal, laporan catatan atas laporan
keuangan dan laporan kas.” Menurut Hery (2015:50) Biaya Operasional = Biaya Penjualan dan
laporan keuangan yaitu laporan akuntansi yang Pemasaran + Biaya Administrasi dan Umum +
diperuntukkan kepada yang membutuhkan informasi Biaya Penyusutan + Biaya Lain-Lain
yang berfungsi untuk para pengguna laporan Laba Bersih
keuangan, yang terpenting menjadi dasar
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan Laba Bersih
kelak.
“Menurut Hery (2013:267) Laba bersih
Tujuan Laporan Keuangan yakni bagian dari suatu laba operasi yang
ditambahkan oleh pendapatan non operasi (seperti
Menurut Diana & Lilis (2017:17) laporan pendapatan bunga), dikurang dari biaya non operasi
keuangan yaitu suatu penyajian tersususn dari bagian (seperti biaya bunga), dan yang terakhir dikurangi
keuangan sampai kinerja keuangan suatu entitas. dengan pajak penghasilan.” Laba bersih yaitu hasil
Tujuan laporan keuangan yaitu memberikan data yang sisa dari seluruh pendapatan dari semua biaya untuk
berhubungan dengan bagian keuangan, kinerja suatu periode tertentu setelah dikurangi dengan pajak
keuangan, dan arus kas entitas berguna ketika menilai
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

penghasilan yang ditampilkan dalam bentuk laporan dengan tujuan penelitian. Dan teknik pengumpulan
laba rugi. data menggunakan metode dokumentasi. Menurut
Sugiyono (2018:476) metode dokumentasi ialah salah
Laba Bersih = Total Pendapatan – Laba satu cara metode yang digunakan untuk mendapatkan
Usaha – Pajak Penghasilan perolehan informasi yang bersumber dari dalam buku,
arsipan, dokumen, tulisan, angka dan gambar yang
berbentuk laporan dan penjelasan bisa mendukung
Model Penelitian dalam penelitian. Teknik dokumentasi dilakukan
dengan cara mengumpulkan laporan tahunan yang
telah dipublikasikan oleh perusahaan tersebut.
Pendapatan
(X1) Teknik Analisis Data
Laba Bersih
(Y) Menurut Sugiyono (2017:232) Teknik analisa
Biaya data yakni mengategorikan data berdasarkan variabel
Operasional dan tipe responden, tabulasi data berdasarkan variabel
(X2) dari semua responden, menampilkan data pervariabel
yang diteliti, membuat perkiraan untuk menjawab
Keterangan : rumusan masalah, dan membuat dugaan dalam
menguji hipotesis yang akan diajukan. Teknik analisis
= Pengaruh secara parsial data yang dipakai dalam penelitian ini memakai
= Pengaruh secara simultan analisis dan teknik metode statistik untuk
memberikan jawaban dari permasalahan. Teknik
analisis data pada penelitian kuantitatif ini memakai
Gambar 2.1 Model Penelitian
statistik deskriptif.

Analisis Statistik Deskriptif


METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2017:232) statistik
Pendekatan penelitian dalam penelitian ini
deskriptif merupakan statistik yang dipergunakan
yaitu kuantitatif. Menurut Siyoto & Sodik (2015:17)
untuk menganalisa data dengan mendeskripsikan atau
metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai
menggambarkan data yang sudah terkumpul. Yang
penelitian yang banyak menggunakan angka, dari
termasuk statistik deskriptif yaitu penyajian data
awal proses pengumpulan data, penafsiran terhadap
melalui tabel, grafik, perhitungan modus, median,
data hingga penampilan data hasilnya. Dengan desain
mean, perhitungan penyebaran data melalui
penelitian yaitu menggunakan penelitian ekplanatory.
perhitungan rata-rata dan standar deviasi.
Menurut Sugiyono (2017:6) eksplanatory research
yaitu metode penelitian yang mendeskripsikan peran
variabel pada penelitian serta pengaruh antar satu Uji Asumsi Klasik
variabel dengan variabel lainnya. Pada penelitian
tersebut bersifat menguji hubungan antar variabel Tujuan menguji dengan menggunakan uji
yaitu pengaruh pendapatan dan biaya operasional asumsi klasik yang menentukan apakah model regresi
terhadap laba bersih. Lokasi penelitian diambil dari yang ditemukan dapat menghasilkan estimator yang
situs resmi Sub Sektor Perusahaan Telekomunikasi di baik. Menurut Ghozali (2018:161) tujuan dari Uji
Indonesia. Populasi dalam penelitian ini seluruh normalitas untuk apakah dalam model regresi variabel
laporan keuangan dari 6 Sub Sektor Perusahaan dependen dan variabel independen mempunyai
Telekomunikasi di Indonesia yang terdaftar di Bursa distribusi yang normal atau tidak. Pada model regresi
Efek Indonesia (BEI). Besar Sampel yang digunakan yang baik yaitu memiliki data distribusi yang normal
yaitu 9 tahun laporan keuangan dari 4 perusahaan atau yang mendekati normal. Dalam pengujian
maka jumlah sampel yang digunakan yaitu 36 laporan normalitas dapat menggunakan analisis grafik dan
keuangan. Dengan menggunakan teknik purposive analisis statistik. Uji Heteroskedastisitas Menurut
sampling. Menurut Sugiyono (2017:144) purposive Ghozali (2018:137) Uji heteroskedastisitas untuk
sampling ialah teknik penentuan sampel dengan menguji apakah dalam model regresi terjadi
pertimbangan tertentu. menurut Hermawan & Yusran ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan
(2017:104) penarikan sampel berdasarkan ke pengamatan lainnya. Dalam pengujian
pertimbangan merupakan bentuk penarikan non- heteroskedasitas dapat menggunakan analisis grafik
probabilitas yang didasarkan kriteria-kriteria tertentu. pada grafik Scatterplot dan analisis statistik
yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan menggunakan uji glejser. Untuk mengetahui ada atau
dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan tidaknya heteroskedastisitas yaitu dapat dilakukan
dengan mencari ada tidaknya pola tertentu pada grafik
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

Scatterplot antara SRESID (residual) dan ZPRED


(variabel terikat). jika data atau titik-titik menyebar
dengan acak dan tersebar, maka hal tersebut dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
dikatakan bahwa tidak ada terjadi heteroskedastisitas.
Pada uji glesjer melakukan regresi nilai absolut Analisis Statistik Deskriptif
residual terhadap variabel independen. Uji
Multikolinearitas menurut Ghozali (2018:107) uji ini Tabel 6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
berfungsi untuk menguji model regresi apakah
ditemukan korelasi antar variabel independen.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
VIF. Tujuan dari Uji Autokorelasi menurut Ghozali
(2018:111) dipergunakan untuk menguji model
regresi linier apakah terdapat kesalahan korelasi
pengganggu pada periode t dan juga kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi Pada hasil analisis statistik deskriptif jumlah
terjadinya autokorelasi atau tidak, Uji Durbin Watson data yang dioperasikan variabel berjumlah 36
(DW Test) juga dapat diaplikasikan. dilambangkan N. Variabel X1 yaitu pendapatan
memiliki nilai minimum 2504,00 pada PT Smartfren
Analisis Regresi Linier Berganda Telecom dan nilai maksimum 147424,00 pada PT
Telkom Indonesia. Nilai rata-rata Pendapatan sebesar
Menurut Sugiyono (2017:305) Analisis regresi 45097,8889 dan standar deviasi sebesar 46635,63172.
linier berganda merupakan analisis yang dipakai Variabel X2 yaitu biaya operasional
peneliti, dalam memperkirakan apakah keadaan (naik memiliki nilai minimum 2772,00 dan nilai maksimum
turunnya) variabel dependen (kriterium), jika dua atau 113476,00 pada PT Telkom Indonesia. Nilai rata-rata
lebih dari dua variabel independen yang menjadi 38645,3611 dan nilai standar deviasu 34471,24906.
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan Variabel Y yaitu laba bersih memiliki nilai minimum
nilainya). Dalam penelitian ini mengaplikasikan sebesar 25,0 pada PT XL Axiata dan maksimum
program SPSS. 33948,00 pada PT Telkom Indonesia. Juga nilai rata-
rata 8083,6389 dan standar deviasi 11498,52081.
Pengujian Hipotesis

Uji regresi secara parsial (uji t) menurut Uji Normalitas


Sugiyono (2017:288) kegunaan Uji t untuk
mendeteksi hubungan variabel independen dengan Tabel 7 Uji Kolmogorov Smirnov Test
variabel dependen secara individual/parsial.
Sedangkan Uji regresi secara simultan (uji f) menurut
Sugiyono (2017:284) Uji f dalam penelitian tersebut
memperlihatkan secara bersamaan apakah variabel
bebas atau indpenden variabel (X1) terdapat pengaruh
positif atau negatif dan signifikan terhadap variabel
terikat atau dependen variabel (Y).

Koefisien Determinasi

“Menurut Ghozali (2018:97), koefisien


determinasi yang dipakai buat menilai kemampuan
dari suatu model dalam menggmabarkan akan dari
variasi variabel dependen kemudian dengan pada
Nilai R2 yang kecil menggambarkan kualifikasi
variabel independen dalam memaparkan variasi
variabel dependen yang terbatas, juga sebaliknya jika
nilai R2 tinggi.” Nilai yang hampir mendekati satu Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) bisa
berarti variabel independen mampu menyajikan terlihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed) atau nilai
seluruh data yang dibutuhkan untuk meramalkan signifikan diatas 0,05 yaitu sebesar 0,078. Dapat
variasi variabel dependen. disimpulkan bahwa data residual model regresi
tersebut tercatat dalam penelitian ini berdistribusi
normal dikarenakan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sudah
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

terpenuhi persyaratan uji normalitas dikarenakan Pada gambar 5 bisa dilihat titik-titik berpencar
nilainya berada di atas 0,05. secara teracak dan terpencar di atas ataupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Sehingga bisa dikatakan
bahwa tidak ada terdapat Heteroskedastisitas pada
Gambar 3 Grafik Histogram model regresi.

Tabel 8 uji Glejser

Pada tabel di atas menunjukkan hasil uji


glejser pada variabel X1 pendapatan nilai Sig. 0,081 >
Pada hasil grafik histogram di atas dapat 0,05. Pada variabel X2 Biaya Operasional nilai Ssig.
terlihat bahwa bentuk pola menyerupai lonceng yang 0,139 > 0,05. Maka dari itu di simpulkan bahwa
berarti pola berdistribusi normal dan data observasi model regresi ini tidak ada terjadi heteroskedasitas
serta distribusi berada pada alur distribusi normal dikarenan nilainya lebih besar dari 0,05.

Gambar 4 Probability Plot (P-Plot) Uji Multikolinieritas

Tabel 9 Uji Multikolinieritas I

Pada grafik terlihat titik-titik tersebar disekitar


sumbu diagonal dan penyebarannya tersebar di Dilihat pada tabel diatas nilai tolerance
sepanjang arah garis diagonal tersebut, sehingga dapat masing-masing variabel yaitu Pendapatan (X1) dan
disimpulkan terdapat data Laba Bersih yang telah Biaya Operasional (X2) sebesar 0,005, dan nilai
memenuhi asumsi normalitas variance Inflation Factor (VIF) variable Pendapatan
(X1) dan Biaya Operasional (X2) sebesar 197,891,
Uji Heteroskedastisitas Dari besarnya nilai tolerance dan VIF pada masing-
masing variabel, bisa disimpulkan pada model
Gambar 5 Grafik Scatterplot penelitian ini terdapat persoalan multikolinieritas
antar variabel. Karena itu untuk mengatasi masalah
multikolinieritas perlu usaha yang lebih lanjut untuk
dapat mencapai level yang signifikan. Maka peneliti
menggunakan metode transformasi LN (Logaritma
Natural).

Tabel 10 Uji Multikolinieritas II


“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Dapat dilihat tabel setelah perbaikan nilai


VIF berjumlah senilai 4.856 dan nilai tolerance
senilai 0,206. yang berarti tiap-tiap variabel X Dari persamaan regresi pada tabel, maka
mendapatkan nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 dapat diinterpretasikan bahwa:
sehingga bisa disimpulkan sudah tidak terdapat
multikolinearitas antar variabel dependen di model
1) Nilai Konstanta sebesar 1919,300 menunjukkan
regresi pada penelitian ini.
bilamana variabel X1 dan X2, mendapatkan nilai 0
atau tidak mengalami perubahan (konstanta),
Uji Autokorelasi
sehingga nilai Laba Bersih yaitu sebesar 1919,300.
2) Nilai koefisien X1 positif bernilai 0,869
Tabel 11 Uji Autokorelasi menunjukkan bahwa apabila nilai X1 ditingkatkan
sebesar 1% atau 1 satuan, sehingga Laba Bersih
akan mengalami kenaikan sebesar 86,9%
3) Nilai koefisien X2 negatif bernilai -0,854
memperlihatkan bilamana nilai X2 dinaikkan
sebesar 1% atau 1 satuan, sehingga Laba Bersih
bisa mengalami penurunan sebesar 85,4%

Terdapat nilai Durbin Watson (DW) yaitu


1,427. Nilai akan dibandingkan pada tabel DW Uji Hipotesis
dengan sampel (N) berjumlah sebesar 36 dan variabel
bebas ada 2. Hingga diperoleh nilai DL = 1.3537 dan Tabel 14 Hasil Uji Secara Parsial (Uji T)
nilai DU 1.5872 serta 4-du = 2.4128. letak syarat nilai
Durbin Watson di antara du < dw < 4-du. Sedangkan
pada data di atas nilai DW yaitu 1,5872 > 1,427 <
2,4128. Sehingga disimpulkan bahwa dalam model
regresi ini terjadi autokorelasi. Karena itu untuk
mengatasi masalh autokorelasi perlu adanya usaha
yang lebih lanjut agar bisa menggapai level yang
signifikan, peneliti menggunakan metode Cochrane-
Orcutt two-step Procedure yaitu meng-lag nilai Apabila t hitung bernilai positif, maka
residualnya. digunakan uji 2 sisi (Two-Tailed). Sehingga
didapatkan hasil t tabel yaitu 2,03452. Sedangkan,
Tabel 12 Uji Autokorelasi II apabila t hitung bernilai negatif, maka digunakan uji 1
sisi (One-Tailed). Sehingga diperoleh t tabel yaitu
1,69236 dan t hitung menjadi positif.

1) Hasil menunjukkan nilai Thitung < Ttabel yaitu 8,589 <


2,03452 dan nilai signifikan sebesar 0,00 > 0,05.
Dinyatakan hasil tersebut Ho ditolak dan Ha
diterima, yaitu terdapat pengaruh Pendapatan
Berdasarkan hasil nilai Durbin Watson (DW) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
1,749. Letak syarat nilai Durbin Watson (DW) Laba Bersih.
diantara du < dw < 4-du didapatkan jumlah nilai du 2) Hasil menunjukkan nilai Thitung > Ttabel yaitu 6,243 >
sebesar 1,749, dan nilai DW sebesar 1,5872 lebih 1,69236 dan nilai signifikan sebesar 0,00 < 0,05.
besar dari batas atas (dua) yakni 1,749 dan kurang “Dinyatakan hasil tersebut Ho dengan hasilnya
dari (4-du) atau 4-1,749 = 2,4128. Sehingga bisa ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat pengaruh
disimpulkan nilai 1,5872 < 1.749 < 2,4128 bahwa Biaya Operasional berpengaruh signifikan secara
sudah tidak terdapat gejala autokorelasi. parsial terhadap Laba Bersih.”
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

Tabel 15 Hasil Uji Secara Simultan (Uji F) Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia Periode
2013-2021.”
3. “Pendapatan dan Biaya Operasional berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Laba Bersih
pada Sub Sektor Perusahaan Telekomunikasi di
Indonesia Periode 2013-2021.”

Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan tabel diatas nilai f hitung lebih 1. Bagi Perusahaan
besar dari f tabel yaitu 571,318 > 3,28 dengan nilai a. Dalam upaya untuk meningkatkan laba bersih
signifikansi secara simultan 0,000 < 0,05. pada Sub Sektor Perusahaan Telekominikasi di
Berdasarkan hasil data Ho ditolak dan Ha diterima Indonesia, di harapkan dapat terus
yang mana terdapat variabel antara Pendapatan dan meningkatkan pendapatan karena berdasarkan
Biaya Operasional pengaruh signifikan secara hasil penelitian pendapatan memiliki pengaruh
simultan terhadap Laba Bersih. positif terhadap laba bersih. Yang bermaksud,
jika pendapatan meningkat besar maka laba
Koefisien Determinasi bersih yang didapatkan juga meningkat.
Semakin kecil pendapatan maka semakin
Tabel 16 Hasil Koefisien Determinasi menurun laba yang didapatkan.
b. Sebaiknya perusahaan dalam mengeluarkan
biaya operasional seminimal mungkin agar
mendapatankan laba yang maksimal.
Perusahaan juga diharapkan dapat
meningkatkan nilai biaya-biaya yang
dikeluarkan supaya dapat meningkatkan nilai
pendapatan.
2.“Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat
Hasil tabel koefisien determinasi nilai R mengidentifikasi menggunakan variabel, tahun,
sebesar 0,986 atau 98,6% yang mana dapat metode analisi dan perusahaan yang berbeda atau
diinterpretasikan tingkat hubungan variabel lebih beragam. Juga bisa menambahkan variabel,
independen dengan variabel dependen yaitu sangat tahun dan perusahaan lain, hal tersebut bertujuan
kuat dikarenakan bernilai diantara 0,80-1,000 untuk mendapatkan hasil yang lebih
berdasarkan interpretasi koefisien korelasi. Sedangkan akurat.”Sehingga penelitian yang dihasilkan bisa
R square 0,972 atau 97,2% yang memperlihatkan memberikan pengetahuan serta informasi yang baru.
bahwa variabel bebas bisa menjelaskan variabel juga dapat dijadikan referensi untuk peneltian
dependen sebesar 97,2% sedangkan sisinya 98,6% selanjutnya.
dipengaruhi oleh variabel yang tidak termasuk
penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN DAN SARAN Badan Pusat Statistik (12 Oktober 2021). Statistik
Telekomunikasi Indonesia 2020.
Kesimpulan
https://www.bps.go.id/publication/2021/
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 10/11/e03aca1e6ae93396ee660328/
dengan tujuan untuk mengetahui dan menguji statistik-telekomunikasi-indonesia-
pengaruh Pendapatan dan Biaya Operasional
Terhadap Laba Bersih Pada Sub Sektor Perusahaan
2020.html
Telekomunikasi di Indonesia Periode 2013-2021. Farhan, Ali. (2021). Teori Akuntansi – Perjalanan
Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Filosofis Akuntansi dari Teori Menuju Praktik.
Sidoarjo: CV Globalcare
1. “Terdapat pengaruh signifikan secara parsial Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis
Pendapatan terhadap Laba Bersih pada Sub Sektor Multivariate. Semarang: Badan Penerbit
Perusahaan Telkomunikasi di Indonesia Periode Universitas Diponegoro
2013-2021.” Hanafi, M. M. (2018). Manajemen Keuangan Edisi
2. “Terdapat pengaruh signifikan secara parsial Biaya Kedua. Yogyakarta:BPFE
Operasional terhadap Laba Bersih pada Sub Sektor Harahap, Sofyan Syafitri. (2011). Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. Jakarta: Grafindo
“Vol. XX, No. XX, Juli 2021, pp. 01~06”
“E-ISSN: 2828-4437”
“Journal homepage: https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jiabi/index”

Harjito. Agus & Martono. (2014). Manajemen


Keuangan. Yogyakarta: Ekonosia
Hermawan, A & Yusran, H, Laela. (2017). Penelitian
Bisnis (Edisi Pertama ed). Jakarta: Kencana
Hery. (2012). Cara Mudah Memahami Akuntansi.
Jakarta: Prenadamedia Group
Hery. (2013). Konsep Penting Akuntansi & Auditing.
Yogyakarta: Gava Media
Ismail. (2015). Akuntansi Bank: Teori & Aplikasi
dalam Rupiah Edisi Revisi. Jakarta: Kencana
Kasmir. (2016). Analisi Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada
Kasmir. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan
Edisi Kedua. Jakarta:Prenadamedia Group
Kominfo. (13 Desember 2018). Ekonomi Digital
Bergeliat, Industri Telekomunikasi Akan
TumbuhPesat.
https://m.kominfo.go.id/content/detail/15642/eko
nomi-digital-bergeliat-industri-telekomunikasi-
akan-tumbuh-pesat/0/sorotan_media
Martani, Dwi dkk. (2015). Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba
Empat
Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi. Yogyakarta:
Salemba Empat
Murhadi, Wener R. (2013). Analisa Laporan
Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat
Setiawati, L. & Anastasia D. (21017). Akuntansi
Keuangan Menengah. Yogyakarta: Andi
Suwartini & Sumiyati. (2019). Produk Kreatif dan
Kewirausahaan Akuntansi dan Keuangan
Lembaga. Jakarta: PT Gramedia Widiasarna
Indonesia
Sodik, S. S. (2021). Dasar Metodologi Penelitian.
Sleman: Literasi Media Publishing
Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta

“Melalui Media Online”


“www.bps.go.id”
“www.Telkom.co.id”
“https://indosatooredoo.com”
“www.xlaxiata.co.id”
“www.smartfren.com”

Anda mungkin juga menyukai