Anda di halaman 1dari 20

Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

BAB I
MEMBUAT ALAT UKUR DAN CARA PENGGUNAANNYA
1. Alat ukur Trafo dan FET dengan driver IC LM555
Sebelum kita membahas tentang SMPS nya mari kita buat alat ukur khusus untuk mengukur
Trafo yang kita lilit dan FET yang akan kita gunakan. Karena alat ini berperan penting untuk
sukses atau tidaknya membuat sebuah power supply. Sebetulnya jika kita punya LCR meter atau
osiloskop itu lebih baik, tapi alat tersebut sangatlah mahal & jarang ada di pasaran.

Gb 1.1 Trafo & FET Tester

2. Mengkalibrasi dan melilit kumparan alat ukur (Trafo & FET Tester)
a. Membuat kumparan alat ukur
Sebelum melanjutkan membahas cara pembuatan ada baiknya kita engetahui fungsi
dari kumparan tersebut. Fungsi dari kumparan tersebut adalah untuk mengukur Fet
nantinya.
Selain dari komponen komponen yang tertulis di gambar, coba anda perhatikan yaitu
ada gambar kumparan, nah bagaimanakah cara pembuatan kumparan di atas?
Cara pembuatannya yaitu :
- Sediakan ferit batang diameter 12mm dan kawat 0,6mm secukupnya.
- Lilit kawat tersebut diatas ferit sebanyak 40L lalu buat Centre Tap dan buat kembali
40L di lilit searah jarum jam.
b. Mengkalibrasi alat ukur
Untuk mengkalibrasi alat ukur yang kita buat kita harus sudah memiliki trafo ferit bergap:
- Putar Slektor Avo yang telah di modifikasi seperti gambar di bawah ke 1000VDC
- Tempelkan probe merah ke Pin B (Drain FET Tester), Probe Hitam pada 12VDC atau
input
- Beri supply alat ukur buatan kita dan jangan lupa Switch di geser ke bagian Test
trafo
- Seting atau putar potensio pada FET tester sampai mendekati 200VDC
- Pindahkan slektor AVO ke 250VDC
- Putar kembali Potensio FET tester sampai mendapatkan angka 200VDC
- Matikan alat test dan lepas semua kabel-kabel ke trafo juga ke power supply alat
test nya, lalu ukur hambatan potensio alat test tersebut.
- Nilai hambatan potensio di tambah 4700Ω maka akan di dapat nilai Rb
 Gunakan AVO Jarum agar aman di frekuensi tinggi.
Jika menggunakan rumus maka :
F = 1,44 / Ra + Rb

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 1


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

Keterangan :
F Frekuensi
Ra adalah resistor dari Pin 7 ke Vcc
Rb adalah resistor dari pin 7 ke pin 2 & 6
Catatan : Trafo yang kita buat harus 200VDC jika di ukur dengan perangkat di atas
atau 500µH jika menggunakan LCR meter.
Agar tidak membingungkan cara kalibrasi ataupun mengetest trafo bisa anda lihat pada
gambar berikut ini.

Gb 1.2 Cara kalibrasi atau mengetes trafo

3. Modifikasi Probe AVO meter


Kegunaannya untuk menguukur trafo yang sedang dibuat atau setelah dibuat, juga dapat
untuk test finishing saat smps benar benar sudah jadi.

Gb 1.3 Modifikasi Probe AVO Meter

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 2


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

4. FET (Filed Effect Transistor)


a. Pengertian FET
Fet merupakan salah satu jenis transistor khusus, beda dengan transistor biasa yang bila
mana di beri arus basis. Fet akan menghantar bila di beri tegangan (bukan arus), kaki-kakinya
diberi nama G (Gate), D (Drain) dan S (Source).
Fet terbagi dua jenis yaitu kanal N dan kanal P, kanal N terbuat dari bahan semi
konduktor N dan kanal P terbuat dari bahan semi konduktor P. Ujung atas dinamakan Drain
dan ujung bawah dinamakan Source, pada sisi kanan dan kiri terdapat implant semi
konduktor yang berbeda tipe. Terminal kedua sisi implant ini terhubung secara internal dan
dinamakan Gate.
Filed effect (efek medan listrik) berasal dari prinsip kerja transistor ini yang berkenaan
dengan lapisan deplesi (depletion layer). Lapisan ini terbentuk antara semi konduktor tipe N
dan semi konduktor tipe P, karena bergabungnya elektron dan hole di sekitar daerah
perbatasan. Sama seperti medan listrik, lapisan deplesi ini bisa membesar atau mengecil
tergantung dari tegangan antara Gate dengan Source.
b. Pengukuran kaki Fet
Dalam sebuah Fet kita harus mengetahui kemampuan Vds (harga Voltage (V) yang
terdapat pada kaki D dan S), Rds (harga resistansi (R) yang terdapat pada kaki D dan S saat
Gate mendapat tegangan picu) dan Id (arus pada drain), maka oleh sebab itu kita harus
membuat alat ukur sederhana seperti yang telah di bahas di atas.

 Pengukuran Vds
Cara pengukuran Vds adalah sebagai berikut :
Hubungkan (jumper) kaki FET G (Gate) dan S (Source) dan sambungkan dengan alat
test (yang dimaksud tanda + {plus} di bawah adalah Pin OUT pada skema di atas. (jangan
lupa geser saklar alat test ke bagian test FET), putar potensio kekiri sampai penunjukan V
(Volt) berhenti walaupun potensio terus di putar kekiri. Baca tegangan pada AVOberapa
Volt, harga yang di tunjukan AVO adalah harga Vds FET.
Catatan : Ukur menggunakan AVO digital agar pengukuran sempurna

Gb 1.4 Mengukur Vds FET

 Pengukuran Id & Rds


Untuk besarnya Id memang kita tidak bisa menjelaskan karena sifatnya relatif,
maksudnya Id sebesar apapun jika sirkit tidak mendukung akan jebol juga, namun
biasanya besarnya Id berhubungan dengan yg namanya Rds, apakah itu Rds? Yaitu harga
resistansi(R) yang terdapat pada kaki (D dan S) saat Gate mendapat tegangan picu,
biasanya 10V. Sebagai acuannya yang dusebut dengan Vgs atau tegangan yang ada pada
Gate ke Source.

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 3


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

bagaimana caranya mengetahui besarnya Rds? Kenapa Rds perlu di ketahui? ini
penting dan anda perlu tahu. Jika Rds kecil dengan sendirinya harga Id akan besar, yang
menentukan besarnya arus yang mengalir sebagai pulsa arus, pulsa arus ini yang nanti
ditransfer oleh trafo. Semakin besar Id maka daya yang dihasilkan akan besar juga.
Cara mengetahui harga Rds anda harus membuat alat untuk test Rds yang sederhana
namun akurat, tapi cukup membingungkan bagi yang tidak mengerti.
Lihat alatnya dan cara test Rds sebuah FET.

Gb 1.5 Mengukur Rds FET

Komponen yang di butuhkan adalah :


- 4 buah resistor 39Ω/20wtt yang di paralel
- 1 buah resistor 1kΩ/0,5watt
- 1 buah AVO meter
Untuk cara pengaplikasian silahkan lihat gambar di atas.
Rumus menghitung Rds adalah sebagai berikut :
Vcc = Va + Vb atau Rcc = Ra + Rb(Rds) = Vcc – Va
Contoh :
Vcc di ukur menunjukan harga 12V dan Va adalah 10V dan Vb = 2V maka Rds FET adalah ?
Rds = {(Vcc-Va) : Vb} x Ra
= (2:10) x 9,75 = 1,95Ω
Maka dengan mengetahui batas kemampuan sebuah FET kita akan lebih mudah lagi
dalam menentukan lilitan agar antara FET dan trafo yang kita buat sangat matching. Akan
tetapi banyak sekali orang mengabaikan pengukuran ini ( asal beli gacun langsung tempel
tanpa di hitung dahulu kemampuan kerja FET nya, yang akhirnya FET jebol atau tidak
tahan lama.

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 4


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

BAB II
PERHITUNGAN LILITAN PADA SMPS DAN DAYA YANG DI HASILKAN

1. Cara membuat lilitanatau kumparan dan menghitung banyaknya lilitan


Seringkali diantara kita membuat lilitan yang kebanyakan tidak mengerti berapa lilitan yang
seharusnya dililit dan berapa nilai induktansinya setelah jadi lilitan dan berapakah yang ideal, ini
berhubungan dengan bahan ferit, airgap(celah udara) dan ukuran fisik feritnya, secara nalar
semakin bagus permeabilitas ferit(Bmax) maka semakin sedikit jumlah lilitan, semakin besar
airgap maka semakin banyak lilitan dan semakin besar ukuran fisik ferit maka semakin sedikit
jumlah lilitannya, sehingga dengan penalaran tersebut didapat kesimpulan, jika salah satu atau
ketiga unsur diatas berbeda maka jumlah lilitan sudah barang tentu akan berbeda pula, nah
berapakah jumlah lilitan yang pas dan efisien?
Berdasarkan ujicoba yang berulang ulang nilai induktansi yang ideal adalah 500 µH atau jika
anda tidak punya L meter dapat dipakai cara sebagai berikut :
Tetapkan sebuah tone generator atur pada frekwens 44-45Khz sambungkan lilitan primer
dengan C sebesar 25nF secara seri dan hidupkan generator frek jika terjadi resonansi maka
itulah nilai induktansi sebesar 500µH, apakah tandanya resonansi? Pada L dan C terjadi lonjakan
tegangan yang besar sekali. Cara yang lain Atur frekwensi alat test trafo pada frek 60khz dan
buatlah lilitan agar terbangkit tegangan sebesar 200Volt, maka ini akan menghasilkan
induktansi sebesar 500µH, nah dari metoda diatas manakah yang bisa anda lakukan? jelas
menggunakan L meter yang paling mudah, tapi apakah punya? Jika tidak punya pilih mana
membeli ataumembuat sendiri? jikamembeli sekitar 300rb, jika membuat sendiri sekitar
10rban, jadi pilih yang mana? Saya tetap pilih buat sendiri sebab untukmembeli jelas tidak
mampu dengan harga segitu. Jika membuat seperti apa sih alatnya? Alatnya adalah yang di
jelaskan di Bab I.
Untuk mendapatkan hasil yang mendekati ketepatan dalam mengukur, disarankan alat tes
dicatu dengan tegangan yang tepat 12V jangan lebih atau kurang, jika tidak tepat 12V catu
dayanya, besar kemungkinan hasil pengukuran juga tidak tepat.
Jika cara ini anda sudah mendapatkan yang sesuai petunjuk maka udari/duculi dan hitung
satu persatu berapa jumlahnya, nah sekarang sudah tahu berapa jumlah lilitan untuk
primernya. bagaimana untuk jumlah lilitan yang lainnya? Tetapkan tegangan acuan 200 Volt
untuk tegangan masukan sehingga akan didapat Voltperlilit atau lilitpervol atau n/v atau g/v
setelah didapat n/v maka hitunglah jumlah lilitan dengan perbandingan transformasi.

2. Menentukan besar kawat yang akan di gunakan dan menentukan polaritas ujung-ujung
lilitan.
Sebelum melilit lilitan yangg fixed seperti yang telah dijelaskan di atas, jika setelah diuculi
ternyata 50 lilit maka ukurlah koker terlebih dahulu berapa layer akan dipakai, misal ukuran
koker yang tersedia selebar 2,5cm atau 25mm atau misal lebih besar lagi, ukuran selebar 3,5cm
atau 35mm, maka untuk membuat lilitan double layer, angka 35/50 berarti kawat yang dipakai
adalah ∅= 0,7mm. Tujuannya agar lilitan bisa pas rapat memenuhi koker, jika anda
menggunakan kawat 0,6mm dan lilitan sebanyak 50 lilit maka dalam layer pertama akan ada
sisa sebesar 5mm, atau anda bisa menggunakan multilayer sehingga bisa diterapkan ½ lilitan
primer dahulu dan besar kawat adalah 35 : 25 = 1,4mm. Barulah lilitan skunder dan terakhir
lilitan primer ke2 meneruskan lilita primer yang pertama 25 lilit dan kembali lilit sebanyak 25
lilit, sehingga primer lilitannya jumlah tetap namun ukuran kawar menjadi besar.
Acuan untuk banyaknya lilitan pada bahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan, jika jumlah
lilitan sama maka induktansi akan sama, dirangkap atau tunggal, jika dirangkap artinya
memperbesar ukuran kawat dengan cara menambah jumlah kawat, jika disambung seri jelas

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 5


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

induktansi akan berubah karena jumlah lilitan berbeda.mungkin bisa lebih difahami tentang
memperbesar ukuran kawat dengan menambah jumlah kawat, jadi jumlah lilitan tetap, hanya
digandakan atau rangkap.
Mungkin saat melilit ada sesuatu yang mengganggu sehingga proses melilit dihentikan
sementara, misal keperluan mendadak atau hal apapun, anda kadang bingung sendiri tadi saat
menggulung lilitan searah jarum jam apa tidak ya? bingung, akan dibongkar sudah hampir
selesai atau bahkan telah selesai, tanda ujung-ujungnya lupa tidak di beri tanda, terus arah
melilit juga karena koker dibolak balik jadi pusing. Sering dan bahkan selalu hal demikian terjadi,
apa yang harus anda lakukan agar tidak terjadi kesalahan atau ragu-ragu?
Jika lilitan primer seperti contoh sebanyak 50 lilit dan acuan tegangan masuk 200V makan
n/v sebesar 50/200 atao 0,25lilit pervolt, berapa butuh tegangan extranya? Tinggal di bagi 4
saja, misal untuk kipas 12V yah angka 12/4 sebanyak 3 lilit, misal tone control butuh 24V maka
24/4 sebanyak 6 lilitan, nah mau berapapun terserah anda, misal untuk supply power amplifier
CT60V maka tinggal angka 60/4 sebanyak 15 lilit, karena CT adalah 2 kali maka buatlah lilitan 2x.
Hitungan diatas adalah sebuah contoh saja jadi tidak harus lilitan primer adalah 50lilit,
namun pakailah referensi nilai induktansi 500µH itu berapa lilitan, atau anda dapat baca lagi
keterangan diatas.

3. Mengetahui besarnya daya yang dihasilkan oleh smps.


Mungkin asumsi anda seperti kebanyakan orang lain yang memprediksi jika kawat yang
digunakan besar pasti akan menghasilkan daya yang besar pula, benarkah demikian? Mari kita
bahas.
Apa yang menjadi acuan tentang daya yang dihasilkan oleh smps? Trafo besar, kawatnya
besar? Trafo adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer daya dari primer ke
sekunder besar daya yang dapat ditransfer adalah tergantung dari kemampuan maksimum dari
trafo tersebut untuk mentransfernya, jika trafo daya yang dapat ditransfer akan besat juga, ini
adalah kemampuan untuk transfer, namun apakah dengan trafo yang besar dapat dihasilkan
daya yang besar?
Walaupun kemampuan mentransfer daya sangat besar sebuah trafo namun belum tentu
yang dapat ditransfer besar, mengapapa? Begini penjelasannya :
Misal listrik dirumah kita yang tersedia hanya 450VA dan kita ingin menjalankan sebuah
Power Amplifier dengan daya keluaran 1000Watt, begitu disetel volume kecil suaranya enak,
sehingga volume dibesarkan dan lalu tiba-tiba MCB trip. apanya yang salah? Apa PA rusak?
Begini bahasannya :
Supply catu daya yang tidak mendukung, sehingga walau memakai PA besar suara tidak
akan besar sebab yang masuk daya kecil tetap saja keluaran akan kecil juga, apa PA bisa keluar
1000Watt? Saya kira mustahil .seperti halnya smps walau menggunakan kawat besar dan trafo
mampu mentransfer watt besar jika drivernya hanya mampu watt kecil apa bisa keluar besar?
jika driver smps hanya mampu 100watt walau digunakan trafo 200watt,500watt,1000watt,
atau bahkan 5000watt, keluaran tetap tidak melebihi dari 100watt. ini logikanya, jadi jika ada
yang bertanya dapatkah gacun menghasilkan tegangan 70VCT dan arus 50A? Secara logika saja
sudah terjawab, gacun didesign untuk daya tidak lebih dari 400Watt jika untuk menghasilkan
sesuai keinginan diatas yang secara dihitung adalah 140 x 50 = 7000watt. seberapa besarpun
trafo maka tidak akan tercapai spesifik diatas yaitu 7000watt, namun hanya 400watt
maksimum.
Ada kecenderungan rekan yang jadi referensi adalah welder atau las listrik, mengapa?
Dianggapnya las listrik adalah satu satunya alat yang bisa mrnghasilkan amper besar, benarkah?
Jawabannya benar, sebab las listrik harus dapat menghasilkan amoer besar misal 150Amper,
membayangkan hanya ampernya saja, jika untuk supply power ampli hasilnya akan hebat
benarkah pendapat demikian?Tidak benar jika referensinya hanya amper, saat standby las listrik

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 6


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

menghasilkan tegangan sekitar 60Volt lalu setelah dipakai apa tetap 60Volt? Jika las listrik
tegangannya stabil pada 60V dan Amper 150 maka daya yang keluar sebesar 60x150=9000watt
benarkah? Tidak benar. tegangan output akan drop sampai 8Volt saja dan daya yang dipakai
8x150 = 1200Watt .ini logikanya, jika untuk power ampli dan hanya 8Volt apa bisa bunyi?
Untuk las listrik yang menjadikan tegangan drop adalah dutycycle yang diatur oleh
deadtime, untuk frekwensi tetap, jadi bukan pwm yang mengatur dutycycle,. Semakin kecil
deadtime semakin besar arus yang dijangkitkan dengan tegangan tetap, hanya arus yang
berubah, sehingga pengaturan arus di lakukan oleh deadtime.
Dengan uraian diatas maka jelaslah besar daya yang dihasilkan oleh trafo bukan karena
brsarnya trafo, melainkan daya yang masuk pada trafo, dalam hal ini adalah driver smpsnya.
Kiat kiat atau usaha apa yang harus dilakukan agar memperoleh daya output yang besar
dari trafo? Kiat yang harus ditempuh adalah memperbesar daya yang masuk pada trafo,
misalnya, pemilihan komponen yang mendukung, pemakaian sirkit yang efisiensi tinggi sehingga
sistem beroperasi lebih optimal dan tangguh.

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 7


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

BAB III
TRAFO INTI FERIT AIR GAP (CELAH UDARA)DAN CARA MELILITNYA

1. Ferrite Air Gap


Pada jenis-jenis SMPS penggunaan trafo sangat beragam yaitu ferit ber gap, ferit non gap
atau bahkan ferit toroid, disini kita akan membahas SMPS yang bekerja dengan ferit ber gap.
Apa itu gap? Gap adalah dimana ada celah pada pertemuan ferit atas dan ferit bawah, maksimal
gap adalah 2mm, mari lihat gambar berikut untuk lebih jelasnya.

Gb 3.1 Gap pada Ferrite

2. Cara membuka/melepas trafo ferrit bekas


Cara 1 :
Di rendam menggunakan thener atau bensin sampai lapisan anchorlack meleleh, tapi
butuh kesabaran atau kadang gagal total dengan cara ini tergantung dari jenis perekatnya
Cara 2 :
- Buka dahulu isolator yang melapisi ferit
- Rebus ferit di air mendidih selama ±5 menit (sampai panas meresap kedalam inti)
- Selagi panas buka ferit dengan cara mencungkil pelan-pelan di bagian sambungannya
supaya bergeser sedikit saja
- Jika masih sulit coba rendam lagi 5 menit, lalu coba buka kembali biasanya mudah terlepas.
Hati-hati dalam membuka, gunakan pelapis (sarung tangan tahan panas)

3. Cara melilit trafo Ferrite


Silahkan perhatikan dan ikuti langkah-langkah sesuai intruksi dan keterangan gambar

Gb 3.2 Mengukur koker dalam

a. Ukur kokernya seperti pada gambar berapa mili meter tinggi koker bagian dalamnya
contoh disini terukur ukuran 27mm

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 8


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

Gb 3.3 Contoh lilitan rapat

b. Lilit dengan kawat ukuran 1mm agar penuh dan rapat,hitung berapa lilitan muatnya pada
koker tersebut. Contoh memuat 25 lilitan, tapi koker akan dirancang jumlah lilitan
primernya 44 lilit, maka lilitan yang 25 lilit ini di buat lilitan primer pertama dan sisanya
nanti.

Gb 3.4 Lilitan Primer awal

c. Tutup dengan isolasi secukupnya, lilitan yg tadi telah dibuat dan selanjutnya kita buat
lilitan sekunder utama....yaitu ambil sebatang kawat ukuran 1mm lilitkan sebanyak 11
lilitan dan berilah sisa kira2 5cm, potong dan lepaskan lagi luruskan, dan potong kawat 3
lagi sepanjang ukuran tadi...sehingga didapat 4 batang kawat yg panjang dan ukuran
sama...1mm. Lihat gambar.

Gb 3.5 Lilitan Sekunder

d. Lilitkan 4 batang kawat sekaligus sebanyak 11 lilit dan berilah tanda agar pemisahan
kawat nantinya benar, ini untuk lilitan sekunder utama. kawat 1mm rangkap 2 nantinya
akan menjadi kutub min dan plus.

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 9


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

Gb 3.5 finishing lilitan sekunder

e. Jika lilitan sekunder telah dibuat maka ada 8 ujung kawat lilitan dan buatlah rangkap 2
dan tambatkan pada kaki koker dengan 4 kaki...dibuat berseberangan agar mudah untuk
membuat CT nya.
Dari ke 4 rangkap tadi silahkan di bagi dua misal 2 lembar kawat dari awal kasih
tanda A 1 dan ujungnya kasih A2, sementara sisa 2 lembar kawat lagi sama juga di beri
tanda misal untuk awal B1 dan akhir B2 agar tidak keliru dalam penyambungan nantinya.

Gb 3.6 Lilitan Primer akhir (ke-2)

f. Buatlah lilitan primer ke 2 yang nanti dihubung seri sebanyak target dikurangi lilitan yang
tlah dibuat. Contoh 25 lilit target 44 lilit, jadi sisanya adalah 19 lilit. ini untuk primer kedua
dan lilitan sekunder terlerak diantara 2 lilitan primer, tujuannya untuk mengurangi
bocornya induksi kemagnetan dan meningkatkan efisiensi transfer daya, melilit lilitan
primer yang ke 2 tentunya kawat lebih sedikit dan ada sisa koker, jadi lilitlah di tengah
saja beri batas pinggir atas bawah, tujuannya agar induksi nantinya terfokus di tengah
gap.

Gb 3.7 Penutupan lilitan akhir

g. Tutup dengan isolasi dan perhatikan gambar ujung sambungan keluar dari celah koker
agar nanti memudahkan dalam menyambung....

Gb 3.8 Penyambungan kawat primer

h. Solder sambungan lilitan primer pertama dengan primer kedua. Yaitu ujung yang di
sambung adalah akhir kawat primer pertama ke awal primer ke dua, sementara awal
primer pertama nantinya di hubungkan ke 300VDC dan akhir primer ke 2 nantinya ke
kabel merah gacun. lipat kedalam agar tampak rapi

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 10


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

Gb 3.9 Finishing Primer

i. Kita telah melilit semua yg diperlukan dan tutuplah dengan isolasi serapi mungkin

Gb 3.10 Memasukan koker ke Ferit

j. Masukan ferrit kedalam kokeer dan ferit harus masuk, jika tidak masuk kekokernya
maka tekanlah lilitan agar bisa masuk.

k. Penyambungan kawat sekunder, jika tadi kita telah memberi tanda pada ujung-
ujung kawat sekunder, sekarang perhatikan secara seksama penyambungan
kawatnya agar tidak salah. Awal lilitan (A1) di buat untuk negatif (min dalam
pemasangan dioda) akhir lilitan (A2) kita sambung dengan awal lilitan (B1) untuk
CT (Ground) dan akhir lilitan (B2) sebagai positif (plus dalam pemasangan dioda)

Gb 3.11 Pengetesan trafo

l. Test trafo dengan alat test trafo dan tentukan frekwensi sebesar 40-60khz berapa
volt yang ditunjukan? Jika penunjukan volt sudah 200V dan frekwensi antara 40-
60khz maka pembuatan trafo sukses, namun jika harga tidak sesuai anjuran maka
buatlah gap dikaki ferit agar didapat harga tersebut. jika ini sukses maka selesailah
membuat trafo smps

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 11


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

BAB IV
PEMBUATAN SMPS DENGAN PWM GACUN
1. Skema dan Komponen yang di perlukan
Sebelum melanjutkan ke tahap perakitan sebuah smps sebaiknya anda pahami dulu cara
pembuatan trafo dan pembacaan skema agar tidak ada kesalahan, berikut ini adalah skema
sederhana pembuatan smps dengan pwm gacun dan komponen-komponennya.

Gb 4.1 Skema SMPS Gacun

2. Blok-blok pada SMPS


a. Blok Emi ( Elektromagnet interferensi) dan Blok penyearah (Rectifier)
b. Blok pencacah (Snubber) dan Blok Secondary Rectifier
c. Blok switching dan Blok Error amp detector
Ada baiknya jika bahas satu demi fungsinya.

a. Blok Emi Filter dan penyearah


 Blok Emi Filter
Setiap catudaya smps sangat membutuhkan rangkaian ini yang bekerja meredam
getaran-getaran yang tidak di kehendaki muncul di jaringan input (PLN) dari 2 sisi,
baik dari dalam smpsnya ataupun dari luar. Wujudnya berupa 2 kumparan simetris
yang di apit oleh 2 kapasitor MKM/AC bertegangan diatas 250VAC. Sekring utama
terletak di paling depan yang bertujuan agar jika ada hubung singkat atau kebocoran
pada emi filter ataupun beban dapat memutuskan sekring ini. Besarnya sekring

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 12


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

tergantung daya dari beban. Blok emi filter jika lengkap maka susunannya adalah
sebelum masuk ke emi filter ada sebuah VDR yang paralel jaringan, fungsinya
membatasi kenaikan tegangan sumber (PLN) di kisaran 240VAC.
Keluaran emi filter biasanya mendapatkan thermistor (PTC/NTC) yang di seri ke
beban (dioda bridge). Fungsinya adalah untuk memperkecil arus starting supaya
MCB tidak mengalami trip. Setelah melewati thermistor maka arus AC di searahkan
dengan 4 buah dioda bridge yang bertegangan tinggi di paralel dengan c milar
10nF/103, funsi c ini adalah untuk bypass/meloloskan frewensi tinggi yang
menyebabkan dioda cutoff, sehingga frekwensi tinggi tidak ikut di searahkan,
melainkan di redam/di buang oleh kapasitor filter ke ground. Itu sebabnya di
butuhkan c kramik 104 yang di paralel dengan elko filter atau thunder di setiap
penyearah tegangan AC. Baik frekwensi rendah (menggunakan trafo step down)
ataupun frekwensi tinggi (dengan trafo choper/smps).

 Blok penyearah (Rectifier)


Blok penyearah berfungsi untuk menyearahkan arus AC menjadi DC.
Komponen-komponen penyearah terdiri dari dioda-dioda dan kapasitor elko, yang
masing-masing berperan yaitu dioda untuk menyearahkan arus AC lalu di haluskan
riak nya (ripple) oleh kapasitor tersebut (filter). Jenis penyearah umumnya
menggunakan metode bridge rectifier yang mempunyai kelebihan tingginya isolasi
antara tegangan Dc yang di hasilkan dengan tegangan masuk.
Tegangan masuknya sekitar 220VAC setelah di searahkan dan melalui elko maka
berubah menjadi sekitar 308VDC, karena 1,4 x 220.
Jika elko pada penyearah kering tegangan 308 tersebut menjadi tidak tercapai
sekaligus terdapat ripple, akibat terburuknya adalah SMPS akan menjadi lebih panas
(karena berusaha menstabilkan output dan tegangan bentuk pulsanya oleh Dc
ripple). Cara termudah mendeteksi ini adalah dengan mengukur tegangan 308VDC
nya atau munculnya suara mendecit /mengerik pada trafo utama.

Gb 4.2 Blok EMI Filter & Penyearah 300VDC

b. Blok pencacah (Snubber), Blok Secondary Rectifier


 Blok Snubber
Snubber jika di artikan secara harfiah Snubber = mencerca , memang sedikit
salah kaprah, tapi tujuannya seperti itu. Pada sistem SMPS trafo di switch (diberi
tegangan oleh Transistor atau FET Final) dengan lama tertentu, kemudian
Transistor/FET akan melepaskan (meng Offkan). Trafo ketika di beri tegangan, inti

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 13


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

trafo menjadi magnet sesaat hingga trafo di offkan, trafo akan mentransfer energi
magnet ke lilitan sekunder hingga trafo di On-kan lagi dan begitu seterusnnya. Akan
tetapi tidak semua energi magnet dapat di transferkan (akibat tidak sempurnanya
trafo) mengakibatkan masih adanya magnet yang tertinggal di dalam inti trafo,
energi magnet yang tertinggal tersebut secara langsung masuk ke Transistor/FET
melalui kaki Kolektor/Drain dengan tegangan mungkin lebih tinggi dari kemampuan
kerja Transistor/FET tersebut. Fungsi utama dari snubber adalah untuk
menghilangkan tegangan tersebut (mempercepat demagnetisasi) selain itu snubber
juga di gunakan untuk menentukan/meng-adjust frekwensi kerja trafo. Karena
sifatnya mencacah smps tersebut akhirnya disebut snubber. Ciri utama snuber circuit
adalah tersusunnya Resistor dan kapasitor secara seri pada umumnya, namun ada
juga yang menggunakan dioda dan capasitpr yang di susun paralel terhadap lilitan
primer trafo.

 Secondary Rectifier
Tegangan sekunder pada trafo smps bukan berbentuk tegangan Ac akan tetapi
tegangan Dc yang berbentuk pulsa. Tegangan yang muncul pada sekunder di
searahkan dan di filter untuk mendapatkan tegangan Dc sekunder. Karakteristik
penyearah/dioda harus mempunyai sifat Fast rectifier misal UF4002 bukan IN4002.
Fast rectifier yang di maksud adalah agar mampu menyearahkan pulsa dengan
frekwensi tinggi, elko perata cukup menggunakan ukuran ratusan sampai 2200µF
saja, karena frekwensi tegangan yang keluar dari trafo cukup tinggi, jadi cepat
merecovery/mengisi ulang muatan secara cepat.
Untuk gambar bagian snubber dan secondary rectifier bisa lihat gambar di bawah
ini.

Gb 4.3 Snubber & secondary rectifier

c. Blok Switching dan Error AmpDetector


 Blok Switching
Karena smps menggunakan frekwensi kerja antara 30-40Khz dan frekwensi
tersebut tidak di temukan dalam tegangan Dc maka sistem smps harus membuat
atau mengeserkan sendiri pulsa denyut, metode yang paling sering di temukan
adalah dengan metode self oscilating (osilasi sendiri). Pada jenis ini smps ibarat
sebagai rangkaian osilator frekwensi daya tinggi. Tidak jarang juga di temukan smps
yang menggunakan IC untuk membuat pulsa tersebut, misalnya TDA8380, TEA2661
atau STR-grup dan lain sebagainya.
Dalam setiap sistem osilator dibutuhkan tegangan awal sebagai pemicu, yang
berfungsi sebagai pemicu awal rangkaian osilator agar beriosilasi. Tegangan pemici

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 14


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

ini muncul beberapa saat setelah smps mendapat tegangan masuk(AC). Besar
tegangan pemicu ini tergantung dari jenis rangkaian smps yang di gunakan. Misalnya
pada STR-F665x osilator akan bekerja jika tegangan pemicu sudah mencapai 16v.
Karena sifatnya hanya sebagai pemicu maka tegangan ini tidak di pakai lagi ketika
smps sudah bekerja. Pada umumnya tegangan pemicu di ambil langsung dari
308VDC dengan melalui resistor atau transistor start up.
Jika osilasi sudah mantap dan mengeluarkan frekwensi tinggi maka blok switching
akan bekerja sebagai penswitch utama. Transformator umumnya menggunakan
Transistor atau FET. Karakteristik switcher harus mampu menahan arus
kolektor/drain yang cukup besar untuk menahan tegangan pada lilitan primer
transformator. Arus ini bukan arus konstan melainkan arus sesaat tergantung lebar
pulsanya yang menggerakan.
Selain kemampuan arus, transistor/FET switcher harus mempunyai frekwensi
kerja yang cukup untuk dipekerjakan sebagai switcher.
Karena blok yang sedang kita bahas sudah satu bundel dari start up & switching
yaitu produk gacun jadi kita tidak perlu repot membuatnya, anda bisa lihat skema
gacun di bawah ini untuk mempelajarinya.

Gb 4.4 Skema Blok Switching

Bentuk sinyal pada Gate (FET) sangat penting kita selidiki, karena akan
menentukan sinyal outputnya.
Pengukuran pada Gate FET adalah sebagai berikut :
1. Jika di ukur dengan AVO meter DC maka akan menunjukan hasil 0.05Volt saja
2. Jika di ukur menggunakan osiloskop maka akan tampak seperti gambar

Gb 4.5 Sinyal Gate FET


3. Dari gambar osiloskop dapat di simpulkan sementara bahwa :
a. Lebar pulsa denyut = 1µS
b. Priode denyut (T) = 44µS
c. Frekwensi F = 1/T = 1/44
µS = 22.727Hz = 23Khz
d. Tegangan denyut terukur 10Vpp
Fungsi VR pada gacun

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 15


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

Dengan memutar VR dari minimum ke maksimum maka yang berubah adalah


lebar denyut, yang tadinya 1µS menjadi 2,5µS. Efeknya pada tegangan out smps
misal dari 12Volt menjadi 18Volt frekwensi.
Dengan bertambahnya lebar denyut maka duty cyclenya bertambah dilakukan
dengan cara memutar trimpotnya.

 Blok Error amp detector


Rangkaian ini berfungsi sebagai stabiliser tegangan output, cara kerjanya adalah
membandingkan tegangan output (di ambil dari lilitan sekunder trafo dengan
tegangan referensi yang stabil. Jika tegangan output terlalu tinggi rangkaian ini akan
mengendalikan rangkaian primer untuk segera menurunkan tegangan. Kunci dari
Auto voltage berada pada blok ini.
Tegangan sekunder dinaikan dengan cara melebarkan pulsa yang di switcher oleh
Fet ke lilitan primer trafo dan juga sebaliknya jika menurunkan tegangan maka
menyempitkan lebar pulsa yang di transfer FET ke primer trafo.
Jika rangkaian error amp ini gagal atau bahkan tidak di pasang maka rangkaian
smps akan di paksa menswitching lilitan primer dengan lama yang melebihi
kemampuan switcher itu sendiri, akibat fatalnya Transistor/FET final akan rusak
Simak skema rangkaian Error amp detector ysng telah di gabung dengsn modul
switchingnya (gacun)

Gb 4.5 Blok Error amp

Untuk bahasan cara pemasangan rangkaian ini kita bahas di bab cara memodif
gacun.

Rangkaian tambahan selain dari ke 6 point di atas adalah rangkaian smps


protektor, namun mohon maaf kami tidak bisa menampilkan gambarnya, silahkan
cari tau di http://google.com
Blok proteksi yang penting untuk kesempurnaan smps antara lain :
1. OVP (Over Voltage Protector)
Berfungsi untuk memproteksi dari tegangan yang berlebihan, blok ini akan
meng-off-kan smps ketika mendeteksi tegangan diatas tegangan kerja smps
2. OCP (Over Current Protector)
Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi bebean lebih, smps akan off jika
terdeteksi pemakaian berlebihan
3. OHV (Over Heat Protector
Rangkaian ini berfungsi untuk memproteksi smps jika pemakaian
menimbulkan panas berlebihan, maka smps akan otomatis shut down
Hampir semua blok sudah masuk ke dalam IC smps, misalnya STR-w575x, STR-f665x
dan lain sebagainya.

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 16


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

BAB V
MODIFIKASI GACUN

Banyak yang mengeluh atau problem dalam mengaplikasikannya, sebenarnya GACUN sudah
didesign dengan sesimple mungkin agar mudah dalam aplikasinya, namun karena kita banyak
keinginannya dan tentu saja yang membuat kit ini tidak tahu keinginan anda, sehingga dengan jalan
apapun kit gacun dipaksa untuk memenuhi selera anda. Kiat apa yang anda lakukan terhadap kit
GACUN? Jika anda mengaplikasikan tidak tepat pada speknya tentu saja gacun akan mangkir atau
tidak mau diperintah oleh anda, bagaimana agar GACUN menerima perintah anda? Perlakukan
GACUN dengan layak dengan menu yang dia suka "Modifikasi Gacun"
Tahukah anda berapa frekwensi GANCU yang dipergunakan? Mungkin tidak semua gacun
beroperasi dengan frekwensi yang sama, bagaimana cara mengetahui frekwensinya? Dan jika anda
mau merubah frekwensi operasi bagian mana yang perlu dirubah atau diganti? Perhatikan gambar
berikut.

Gb 5.1 Modifikasi Gacun

Apa yang perlu di modif? Ada 3 lokasi yang perlu disesuaikan. lihat gambar, yang di beri kotak
merah adalah bagian yang mungkin perlu di modifikasi atau diubah.
Apapun keperluan anda namun ini jenis single fet jadi sebesar besarnya single fet tetep masih
kalah dengan dobel fet(halfbridge) dan 4 fet(fullbridge).
Gacun beroperasi pada frek 80khz, bagaimana dengan trafo yang anda buat? Masih ingatkah
dengan nilai induktansi 500uH? Nah kunci sukses dimulai dari sini, juga masih hafalkah dengan angka
200V, nah kedua angka ini mutlak anda tahu dan bisa menerjemahkannya, karena ini adalah angka
aplikasi single fet smps.
Jika anda mempergunakan L atau lilitan primer sebesar 500uH maka trafo yang anda buat dapat
dioperasikan dari frek 40khz sampai 60 khz. Frekwensi sebesar itu sebenarnya kurang cocok untuk
gacun, maka frek gacun diubah atau dimodif agar dapatberoperasi pada frek 40-60khz, gunakanlah
rumus. Ambilah bilangan antara 40 - 60 yaitu 50khz. bagaimana caranya? Jika C10nF kita besarkan
maka frekwensi akan menurun dan berapa nilai C yang tepat tersebut? F = 1,2/R+C
Jika anda menghendaki frek 50 khz maka C perlu dibesarkan sesuai rumus didapat 16nF, adakah
C sebesar ini di toko? Jika tidak ada anda bisa memakai 15nF dan berapakah jika pake 15nF

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 17


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

frekwensinya? Sesuai rumus didapat frek sebesar 53,3 khz. Dapatkah ini diaplikasikan? Tentu saja
bisa ! mari simak gambar berikut

Gb 5.2 R C Frekwensi gacun

F =1,2 / R C
Resistor standar gacun 1K5Ω
Capasitor standar gacun 10nF
Jadi frekwensi gacun standar adalah 80Khz

Hampir semua yang mengaplikasikan gacun mengeluhkan kenapa ya gacun jika dipakai untuk
amplifier kena bass kok drop? Ada yang berusaha memakai optokopler namun dipasang di mana dan
bagaimana cara pasangnya?
Lihat gambar gacun di atas. Ada 4 kotak merah itu yang perlu dimodifikasi.
1. Frekwensidibuat 50khz yang semula 10nF diganti menjadi 16nF atau 15nF.
2. Optokopler
Bagaimana agar GACUN outnya stabil? Pakailah umpanbalik yang menerapkan optokopler
atau photocoupler atau PC. Di mana dan bagaimana cara pasangnya? Ikuti petunjuk, jangan
sampai salah, cabutlah VR yang 20k ohm. Dan bekas cabutan kaki tengah dan kanan hubungkan
atau di jumper lalu hubungkan dengan optokopler kaki no. 3 dan kaki no 4 hubungkan dengan
lobang bekas VR tadi yang tersisa, atau kaki bekas VR yang kiri (dilihat dari atas depan, yang ada
tempat trimpot) dan kaki no 1 dan 2 opto sambung ke referensi tegangan out yang akan di
regulasi. Berapa volt yang anda kehendaki. Gacun biar ikuti anda jangan anda ikuti gacun.
Bagaimana dan apa itu referensi tegangan out?
Dengan dipasangnya umpan balik maka tegangan output bisa stabil, walau terkena bass,
goyang sedikitpun tidak, asal tidak melebihi kemampuan daya gacun nya.
3. Penyesuaian daya
Yaitu merubah harga R0,22ohm/2watt, jika anda membeli gacun jangan langsung dipasang
ke listrik tapi test dulu dengan alat test yang sudah kita bahas di bab 1, jika anda belum buat
resikonya tidak tahu kemampuan FET yang digunakan, besarnya harga R tergantung dari FET
yang terpasang, jadi jangan mengandalkan bahwa gacun. gunakanlah FET yang sesuai dengan
maunya anda, test FET nya untuk mengetahui Vds nya, jika tahu Vds nya maka aplikasinya akan
tahu.
Cara memasang optokopler dengan referensi tegangan output.
perhatikan gambar ini.

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 18


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

Gb 5.3 Pemasangan Optocuppuler (referensi tegangan)

Dengan dipasannya rangkaian referensi ini maka anda dapat mengatur tegangan output
gacun. Tentang berapa amper kemampuannya kita tidak membahasnya, silakan dicoba dan
anda bisa buktikan sendiri.
Dengan ditambahkannya referensi ini berapakah tegangan output gacun yang dihasilkan?
perhatikan sekema diatas, setiap 1k ohm terdapat tegangan 1,5Volt, berapa yang anda mau?
Berapakah R diatas yang dipakai? Jumlahkan saja R nya tegangan minim adalah
(10+47)=57x1,5V =85,5V ini artinya sama dengan CT42,75V, dan maximum adalah
67x1,5=100,5V atau CT50,25V, jika posisi trimpot ditengah maka tegangan output sebesar 93V
atau CT46,5Volt. Dengan referensi ini anda dapat mengatur gacun sesuai keinginan anda. Jika
ingin pengaturan yang berbeda anda dapat mengganti R47K sesuai referensi tegangan diatas.
1K=1,5Volt. Jangan ubah
tegangan zenner nanti referensi tegangan akan berubah, maka buatlah sama seperti skema
dengan Dz 15V. Dijamin anda bisa.
Kenapa memasang referensi ke (+) dan (-) saja tidak ke CT? CT tidak perlu disambungkan,
ini menyensor tegangan total, jika tegangannya CT maka setiap sayap mendapat separuh
tegangan totalnya.

4. Resistor 0,22Ω/2Watt.
Fungsinya untuk apa R 0,22Ω/2watt? Secara internal ada komparatif yang berfungsi untuk
me-Reset pwm, komparatif ini bekerja setelah tegangan di RS mencapai 1Volt pulsa, jika R yang
terpasang sebesar 0,22 ohm berarti arus akan terbatasi sebesar 1/0,22 atau kurang dari 5A
pulsa. Untuk dijadikan Amper rms maka besarnya ⅓ dari arus pulsa sehingga sekitar 1,8 amper
rms, dan jika demikian maka kit gacun hanya mampu menyerap daya sebesar 1,8x220 = 396VA,
dan jika sistem transfer memiliki efektifitas 80% maka daya keluaran maksimum sebesar 316VA.
Gacun memberi batasan daya tertinggi yang dapat diserap adalah 396VA dan ini menurut
saya lebih besar, namun jika anda menghendaki daya yang lebih besar maka anda perlu
menyesuaikan karakteristik FET yang dipakai.
Spesifik seperti apa yang harus diterapkan? Untuk menghasilkan daya besar pilihlah FET
dengan Vds yang tinggi minimal Vds=800V disamping itu harga Id minimal 10A, ika anda bisa
memenuhi karakteristik yang seperti ini maka anda dapat mengubah besarnya RS yang semula
0,22 Ω/2Watt dapat diperkecil sampai 0,11 Ω atau R0,22 Ω sebanyak 2 buah diparalel. Ini akan
menaikan arus pulsa menjadi 10Amper dan 3,3A arus rms sehingga daya yang diserap bisa
mencapai 800VA dan bagaimana kita tahu harga Vds FET yang ada di KIT Gacun? Anda bisa test
Vds Gacun dengan cara seperti ini

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 19


Modul Pembuatan Switching Mode Power Supply (SMPS) ©2015

Gb 5.4 Test Vds

Perhatikan gambar Sambungan Gacun dengan PC yang dipakai sebagai pengatur output
gacun. yang di jumper adalah kaki bekas VR yang tengah dan kanan perhatikan gambar, dan
hubungkan ke kaki (pin) 3 PC kaki yang kiri VR di hubungkan ke pin 4 PC jangan sampai terbalik,
Jika terbalik referensi tidak berfungsi.

Mungkin Tuser terbantu dengan cara seperti ini dengan mengganti sirkit utama yang tidak
bisa diperbaiki dan ganti gacun sudah normal tidak perlu disetting ulang atau dibuat lilitan baru
cukup di hubungkan bagian PC aslinya dengan kit gacun tegangan langsung sesuai dengan
sendirinya tanpa drop sedikitpun. Misal TV, DVD, SubWoofer dan lain sebagainya yang psu nya
menggunakan ACmatic.
Semua jenis ferrit dapat diaplikasikan dengan acuan diatas terutama untuk single FET,
500uH sebagai acuan banyaknya lilitan primer trafo dan 200V sebagai acuan banyaknya lilitan
per volt.
Semakin tinggi tegangan output maka semakin tinggi pula tegangan input dan semakin
tinggi juga tegangan yang ada pada Drain (Vds) maka Vds sebaiknya ditest atau saat smps
sedang dioperasikan anda dapat mengukur besarnya Vds saat beroperasi yaitu dengan bantuan
probe yang anda buat. Jika belum buat maka segeralah karena dapat memantau apa yang
sedang berlangsung.

“Alhamdulillah ini adalah rangkuman-rangkuman hasil bongkar file, diskusi, di grup bersama semua
teman-teman, dan para Suhu dan Master. Saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada para
Suhu, Master yang sudi membimbing kami hingga bisa membuat smps bukan sekedar keluar
tegangan, akan tetapi tau teori dan cara ukur mengukur. Semoga para Suhu dan Master tidak bosan
membagikan ilmu yang bermanfaat kepada kami”

Selamat Berkarya & bereksperimen......


Salam Solder Panas

Written By Cahyo Pranoto & Abu HanifahEdited By nsr86fast 20

Anda mungkin juga menyukai