Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN PENYEWAAN ALAT KESEHATAN

RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN


Nomer: ----------------------------------

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : ----------------------------------------------------
Pekerjaan : ----------------------------------------------------
Alamat : ----------------------------------------------------
Nomer KTP / SIM : ----------------------------------------------------
Telepon : ----------------------------------------------------

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan
selanjutnya disebut PEMBELI SEWA.

2. Nama : ----------------------------------------------------
Pekerjaan : ----------------------------------------------------
Jabatan : ----------------------------------------------------
Alamat : ----------------------------------------------------
Telepon : ----------------------------------------------------

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan


( --------------------------------- ) yang berkedudukan di ( -------- alamat
lengkap perusahaan ------ ) dan selanjutnya disebut PENJUAL SEWA.

Pada hari ini ( ------------- ), tanggal [( ----- ) ( ------ tanggal dalam huruf ------ )]
bulan ( ------------------- ) tahun [( ------ ) ( ------ tahun dalam huruf ------ )], kedua
belah telah bersepakat untuk mengikat diri dalam perjanjian sewa – beli atas
alat-alat kesehatan seperti berikut:

1|Page
Nama Barang Merk Type Jumlah Harga

----------------- ------------- ------------- ---------- Rp. ---------------,00

---------------- ------------- ------------ --------- Rp.


---------------,00

---------------- ------------- ------------ ---------- Rp. ---------------,00

Dengan harga keseluruhannya sebesar: Rp. ---------------,00


Terbilang: ---------------------------------------------------------------

Kedua belah pihak telah bersepakat mengadakan Perjanjian Sewa – Beli alat-
alat kesehatan seperti tersebut di atas, dengan syarat-syarat serta ketentuan-
ketentuan yang tertulis dalam 10 (sepuluh) pasal, sebagai berikut:

Pasal 1
KEPEMILIKAN BARANG

Alat-alat kesehatan tersebut di atas adalah milik PENJUAL SEWA yang disewa
oleh PEMBELI SEWA dan kepemilikan tersebut baru akan beralih sepenuhnya
kepada PEMBELI SEWA setelah PEMBELI SEWA membayar lunas seluruh
harga barang beserta denda dan biaya penagihan sesuai dengan Pasal 3 dan
Pasal 5 Surat Perjanjian ini.

Pasal 2
SERAH TERIMA BARANG

Alat-alat kesehatan yang telah diterima oleh PEMBELI SEWA dalam kondisi
baik, berfungsi dengan baik, dan telah disetujui sepenuhnya oleh PEMBELI
SEWA dan selanjutnya segala resiko terhadap barang-barang tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab PEMBELI SEWA.

Pasal 3
CARA PEMBAYARAN

2|Page
Cara pembayaran yang telah disepakati kedua belah pihak diatur dengan cara
sebagai berikut:

1. DP (Down Payment) atau uang muka angsuran sewa – beli pertama


ditetapkan sebesar [(Rp. ------------,00) (------ jumlah uang dalam huruf ------ )]
yang harus dibayar PEMBELI SEWA pada saat serah terima barang.
2. Sisa pembayaran harus diangsur PEMBELI SEWA selama [( ------ ) ( ---
jumlah dalam huruf --- )] kali setiap bulan sebesar [(Rp. ------------,00) (------
jumlah uang dalam huruf ------ )] setiap bulan, terhitung mulai satu bulan
sejak PEMBELI SEWA menerima barang.
3. Pembayaran angsuran sewa – beli tersebut dilakukan PEMBELI SEWA
setiap tanggal [( ------ ) ( --- tanggal dalam huruf --- )] setiap bulannya dengan
mengambil tempat di kantor PENJUAL SEWA yang beralamat di ( ------
alamat lengkap kantor ------ ).
4. PEMBELI SEWA dapat melakukan pembayaran dengan giro dengan tetap
memenuhi ketentuan yang tertulis dalam ayat 2 dan 3 tersebut di atas.

Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN

1. Setiap kali PEMBELI SEWA melakukan pembayaran angsuran akan


diberikan kepadanya kwitansi tanda terima dari PENJUAL SEWA.
2. Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran angsuran yang sah
adalah kwitansi yang dikeluarkan PENJUAL SEWA dengan cap dan
tanda tangan asli petugas yang ditunjuk PENJUAL SEWA. Apabila
kwitansi tanda terima itu, baik bentuk, tanda-tanda maupun kondisinya,
tidak sesuai dengan yang dikeluarkan PENJUAL SEWA, maka angsuran
pembayaran PEMBELI SEWA dianggap tidak sah dan PEMBELI SEWA
dinyatakan belum membayar.
3. Untuk tertib administrasi, PEMBELI SEWA diwajibkan menyimpan
semua kwitansi bukti pembayarannya.
4. Ketidakmampuan PEMBELI SEWA menunjukkan atau memperlihatkan
salah satu atau semua kwitansi bukti pembayarannya sudah cukup
membuktikan bahwa PEMBELI SEWA belum melakukan pembayaran
kepada PENJUAL SEWA.

Pasal 5
DENDA DAN BIAYA PENAGIHAN

1. Apabila terjadi kelambatan pembayaran angsuran dari PEMBELI SEWA


sesuai Pasal 3 ayat 1 dan 2 Surat Perjanjian ini, maka PEMBELI SEWA
harus membayar dan karenanya terhitung denda sebesar [(------ ) % ( ---
jumlah dalam huruf ---)] persen per hari dari besarnya angsuran
pembayaran sewa – beli yang tertunggak atau sebesar [(Rp. ------------,00)

3|Page
(------ jumlah uang dalam huruf ------ )] per hari beserta biaya penagihan
yang ditetapkan sebesar [(Rp. ------------,00) (------ jumlah uang dalam huruf
------ )] setiap kali PENJUAL SEWA melakukan penagihan.
2. Apabila pembayaran PEMBELI SEWA melalui giro dan terjadi penolakan,
maka PEMBELI SEWA dianggap belum melakukan pembayaran yang
karenanya kepada PEMBELI SEWA dikenakan denda seperti ayat 1
tersebut di atas berikut ongkos administrasi sebesar [(Rp. ------------,00)
(------ jumlah uang dalam huruf ------ )].

Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PEMBELI SEWA

PEMBELI SEWA bertanggung jawab penuh untuk:


1. Merawat dan menjaga keutuhan dan kebaikan kondisi barang yang belum
dilunasi pembayarannya.
2. Membayar pajak atau iuran atas barang tersebut sesuai peraturan
Pemerintah yang berlaku untuk itu.

Pasal 7
KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BARANG

Apabila terjadi kerusakan atau kehilangan barang, maka PEMBELI SEWA


tetap diwajibkan untuk:
1. Mengeluarkan biaya akibat kerusakan yang timbul karena pemakaian
barang, seperti: membayar ongkos perbaikan atau service, membayar
biaya penggantian suku cadang yang rusak, dan lain sebagainya.
2. Melaksanakan kewajiban pembayaran angsuran sesuai Pasal 3 Surat
Perjanjian ini.

Pasal 8
PEMINDAHTANGANAN BARANG

PEMBELI SEWA dilarang untuk menjual, menggadaikan,


memindahtangankan atau melakukan perbuatan-perbuatan lain yang bertujuan
untuk memindahtangankan kepemilikan barang-barang milik PENJUAL
SEWA yang merupakan tindak pidana sesuai Pasal 372 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, kecuali PEMBELI SEWA pindah alamat dengan
memberitahukan secara tertulis kepada PENJUAL SEWA disertai keterangan
dari Lurah atau Ketua RT dan Ketua RW setempat.

4|Page
Pasal 9
PEMBATALAN

1. Dengan tidak dilakukannya pembayaran angsuran sewa – beli sesuai


dengan Pasal 3 Surat Perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran
terlebih dahulu dari PENJUAL SEWA, telah cukup membuktikan bahwa
PEMBELI SEWA dalam keadaan lalai atau wan prestasi.
2. Keadaan lalai atau wan prestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa –
beli ini batal dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari Pengadilan
Negeri yang berarti kedua belah pihak telah menyetujui untuk melepas
segala ketentuan yang telah termuat dalam Pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
3. Dalam hal pembatalan perjanjian ini maka seluruh pembayaran dari
PEMBELI SEWA kepada PENJUAL SEWA dianggap sebagai uang sewa
atas pemakaian barang-barang tersebut.
4. Selanjutnya PEMBELI SEWA memberi kuasa penuh kepada PENJUAL
SEWA yang atas kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil
barang milik PENJUAL SEWA, baik yang berada di tempat PEMBELI
SEWA atau di tempat pihak lain yang mendapat hak dari padanya.
5. Apabila diperlukan, PENJUAL SEWA berhak meminta bantuan pihak
yang berwajib untuk melaksanakan pengambilan barang tersebut dan
segala biaya pengambilan barang-barang tersebut sepenuhnya menjadi
beban dan tanggung jawab PEMBELI SEWA.

Pasal 10
PENUTUP

1. Kedua belah pihak dengan ini menyatakan dalam membuat persetujuan


perjanjian ini telah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan sesuai Pasal
1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang karenanya berlaku
sebagai undang-undang sesuai dengan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
2. Surat perjanjian ini dibuat bersama kedua belah pihak dengan sebenarnya,
dalam keadaan sehat tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak
manapun juga.
3. Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materei
secukupnya yang berkekuatan hukum yang sama yang masing-masing
dipegang PENJUAL SEWA dan PEMBELI SEWA dan mulai berlaku sejak
ditandatangani kedua belah pihak.

PEMBELI SEWA PENJUAL SEWA

5|Page
[ ------------------------- ] [ ------------------------ ]

6|Page

Anda mungkin juga menyukai