Anda di halaman 1dari 3

NUTRISI IKAN

“Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Penggunaan Karbohidrat”

NAMA : RADHI MUSAID RUSLAN


NIM : L01211014
KELAS : NUTRISI IKAN A

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN AJARAN 2022
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang terdiri atas unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Menurut (Yazid & Nursanti, 2015), Karbohidrat merupakan
senyawa karbon yang banyak dijumpai sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-
tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum =
gula).
Karbohidrat memiliki peran yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup
manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Yang dimana karbohidrat ini merupakan nutrisi
yang menjadi sumber energi utama bagi sel, jaringan dan organ tubuh makhluk hidup.
Selain itu, Menurut Maryam (2016), karbohidrat berfungsi untuk mencegah agar
protein tidak diolah sebagai penghasil energi. Apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh dan jika tidak terdapat cadangan lemak yang cukup di dalam
makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh sangat sedikit, maka protein
akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian, protein
akan meninggalkan fungsi utamanya, yaitu sebagai penyusun organ tubuh serta
memelihara dan mengganti jaringan tubuh yang rusak.
Jika kita membicarakan karbohidrat dalam bidang akuakultur, tentunya ini sangat
berkaitan dengan pakan. Hal ini dikarenakan, dalam pembuatan pakan kandungan
karbohidratnya perlu diperhitungkan dengan baik agar pertumbuhan kultivan dapat
optimal. Dalam pembuatan pakan, sebaiknya formulasi pakan tersebut mengandung
karbohidrat yang cukup dan protein yang tidak terlalu tinggi. Karena jika kadar protein
pada pakan sangat tinggi, akan menyebabkan tingginya biaya pembuatan dan limbah yang
dihasilkan dalam bentuk amoniak-N dapat menurunkan kualitas air media budidaya
(Zainudin et al., 2014).
Hari et al. (2014) menyatakan bahwa dengan penambahan karbohidrat dalam pakan
justru akan meningkatkan Total Amoniak Nitrogen (TAN) dan meningkatkan jumlah
bakteri heteroprok di perairan dan sedimen sehingga berkontribusi terhadap nutrisi udang
vanamei.

Adapun pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap penggunaan karbohidrat


menurut Zainudin et al., (2014) dalam penelitiannya mendapati bahwa frekuensi pemberian
pakan cukup mempengaruhi penggunaan karbohidrat pada juvenil udang vanamei. Dalam
penelitiannya, beliau mendapati bahwa rasio konversi pakan juvenil udang vanamei
terendah dicapai pada kombinasi perlakuan kandungan karbohidrat pakan 50% dan
frekuensi pemberian pakan 6 kali perhari. Hal ini menunjukkan bahwa juvenil udang
vanamei mampu memanfaatkan pakan dengan kandungan karbohidrat pakan hingga 50%
dengan meningkatkan frekuensi pemberiannya hingga 6 kali perhari.

Frekuensi pemberian pakan yang lebih banyak dapat meningkatkan kemampuan


pemanfaatan karbohidrat. Dengan pemberian pakan yang kontinyu, dapat meningkatkan
penggunaan karbohidrat dan meningkatkan cadangan lemak melalui peningkatan proses
lipogenesis (Zainudin et al., 2014).

Daftar Pustaka

Hari, B., B. M. Kurup, P, J. T. Varghese & J.W. Schrama. 2004. Effects of Carbohydrate
Addition on Production in Extensive shrimp Culture Systems. Aquaculture 241:
179-194
Maryam, S. 2016. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta. Penerbit Salmeba Medika

Yazid Estien dan Lisda Nursanti.2015. Biokimia Praktikum Analis Kesehatan.


Jakarta:EGC.

Zainuddin, Abustang & Siti Aslamyah. 2009. Penggunaan probiotik pada pakan buatan
untuk pembesaran udang windu. Laporan Penelitian Hibah Kompetitif Prioritas
Nasional. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Zainudin, Haryati, Siti Aslamyah, Surianti. 2014. Pengaruh Level Karbohidrat dan
Frekuensi Pakan Terhadap Rasio Konversi Pakan Sintasan Juvenil Litopenaeus
Vannamei. Jurnal Perikanan, vol.16, No. 1, Hal:29-34.

Anda mungkin juga menyukai