Anda di halaman 1dari 10

1

2.2. Modul 2 Pembuktian Dalil – Dalil Aljabar Boolean


Aljabar Boolean atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Boolean Algebra adalah matematika yang digunakan untuk menganalisis
dan menyederhanakan Gerbang Logika pada Rangkaian-rangkaian Digital
Elektronika. Boolean pada dasarnya merupakan Tipe data yang hanya
terdiri dari dua nilai yaitu “True” dan “False” atau “Tinggi” dan
“Rendah” yang biasanya dilambangkan dengan angka “1” dan “0” pada
Gerbang Logika ataupun bahasa pemrograman komputer. Aljabar
Boolean ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang Matematikawan
yang berasal dari Inggris pada tahun 1854. Nama Boolean sendiri diambil
dari nama penemunya yaitu George Boole.
a) Hukum Aljabar Boolean
Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat
mengurangi dan menyederhanakan Ekspresi Boolean yang kompleks
sehingga dapat mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan
dalam sebuah rangkaian Digital Elektronika. Dibawah ini terdapat 6 tipe
Hukum yang berkaitan dengan Hukum Aljabar Boolean.
b) Hukum Komutatif (Commutative Law)
Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel
atau sinyal Input tidak akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian
Logika.
Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND)
X.Y = Y.X
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
X+Y = Y+X
Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan posisi
variabel atau dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya akan tetap sama
atau tidak akan mengubah keluarannya.
2

c) Hukum Asosiatif (Associative Law)


Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak
akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.
Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND)
W . (X . Y) = (W . X) . Y
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
W + (X + Y) = (W + X) + Y
Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan
posisi variabel dalam hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya
akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya. Tidak peduli
yang mana dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap akan sama. Tanda
kurung hanya sekedar untuk mempermudah mengingat yang mana akan
dihitung terlebih dahulu.
d) Hukum Distributif
Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau
sinyal Input dapat disebarkan tempatnya atau diubah urutan sinyalnya,
perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi Output Keluarannya.
e) Hukum AND (AND Law)
Disebut dengan Hukum AND karena pada hukum ini
menggunakan Operasi Logika AND atau perkalian.
f) Hukum OR (OR Law)
Hukum OR menggunakan Operasi Logika OR atau Penjumlahan.
g) Hukum Inversi (Inversion Law)
Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum
Inversi ini menyatakan jika terjadi Inversi ganda (kebalikan 2 kali) maka
hasilnya akan kembali ke nilai aslinya. Jadi, jika suatu Input (masukan)
diinversi (dibalik) maka hasilnya akan berlawanan. Namun jika diinversi
sekali lagi, hasilnya akan kembali ke semula.
3

Tujuan dari praktikum ini adalah dapat merangkai rangkaian


digital untuk membuktikan hukum – hukum aljabar Boolean.
2.2.1 Alat dan Bahan
Dalam praktikum pembuktian dalil – dalil aljabar Boolean, membutuhkan
alat dan bahan yaitu :
1) Digital trainer set atau Digital Work
2) Kabel secukupnya
3) IC 7400 (Nand), 7402 (Nor), 7408 (And), 7432 (Or), 7486 (Xor), 7404 (Not)

2.2.2 Prosedur Percobaan


Dalam prosedur percobaan praktikum system digital ini, terdapat beberapa
tahapan yaitu :
a) Rangkailah pintu logika menurut persamaan berikut ini :
Dalil Asosiatif :
(A + B) + C

b) Sambungkan terminal input dengan switch input dan terminal output dengan
lampu LED.
c) Sambungkan terminal supplay dengan +5Volt dan ground.
d) Amati dan catat output terhadap kombinasi keadaan input.
e) Lakukan langkah 1 – 4 untuk rangkaian dalil asosiatif lainnya, yaitu :
A + (B + C)
(A . B) . C
A . (B . C)
Membuktikan dalil distributif
f) Lakukan langkah 1 – 4 untuk rangkaian dalil distributive :
A . (B + C)
(A . B) + (A . C)
A + (B . C)
(A + B) . (A + C)
4

2.2.3 Hasil Percobaan


Hasil Percobaan Dari Dalil Dalil Aljabar Boolean Dengan dalil
rangkaian asosiatif dan disrtibutif dapat dilihat pada penjelasan dibawah
ini:
2.2.3.1 Rangkaian Asosiatif
1) Rangakaian (A+B)+C
Hasil dari percobaan rangkaian (A+B)+C Yang Ditunjukkan Dalam
Bentuk Symbol Pada gambar 2.23 dan IC rangkaian pada gambar 2.24

Gambar 2.23
Rangakaian Asosiatif (A+B)+C

Gambar 2.24
IC Rangkaian (A+B)+C

Tabel kebenaran percobaan rangkaian Asosiasif (A+B)+C dengan gerbang


logika dapat dilihat pada tabel 2.13
Tabel 2.13
Tabel kebenaran rangkaian (A+B)+C
A B C Y
0 0 0 0
0 1 0 1
0 0 1 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 1 0 1
1 0 1 1
1 1 1 1

2) Rangkaian (A.B). C
Hasil dari percobaan rangkaian (A.B).C Yang Ditunjukkan Dalam
Bentuk Symbol Pada gambar 2.25 dan IC rangkaian pada gambar 2.26
5

Gambar 2.25
Rangkaian (A.B).C

Gambar 2.26
IC Rangkaian (A.B).C

Tabel kebenaran percobaan rangkaian Asosiasif (A.B).C dengan


gerbang logika dapat dilihat pada tabel 2.14
Tabel 2.14
Tabel kebenaran rangkaian (A.B).C
A B C Y
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 1 0 0
1 0 1 0
1 1 1 1

3) Rangkaian A . (B . C)
Hasil dari percobaan rangkaian A . (B . C) Yang Ditunjukkan Dalam
Bentuk Symbol Pada gambar 2.27 dan IC rangkaian pada gambar 2.28

Gambar 2.27
Rangkaian A.(B.C)
6

Gambar 2.28
IC Rangkaian A.(B.C)

Tabel kebenaran percobaan rangkaian Asosiasif A.(B.C) dengan


gerbang logika dapat dilihat pada tabel 2.15
Tabel 2.15
Tabel kebenaran rangkaian A.(B.C)
A B C Y
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 1 0 0
1 0 1 0
1 1 1 1

2.2.4 Rangkaian disrtibutif


1) Rangkaian A.(B+C)
Hasil dari percobaan rangkaian A.(B+C) Yang
Ditunjukkan Dalam Bentuk Symbol Pada gambar 2.29 dan IC
ranagkain pada gambar 2.30
7

Gambar 2.29
Rangkaian A.(B+C)

Gambar 2.30
IC Rangkaian A.(B+C)

Tabel kebenaran percobaan rangkaian disrtibutif A.(B+C) dengan


gerbang logika dapat dilihat pada tabel 2.16
Tabel 2.16
Tabel kebenaran rangkaian A.(B+C)
A B C Y
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 1 0 1
1 0 1 1
1 1 1 1

2) Rangkaian (A . B) + (A . C)
Hasil dari percobaan rangkaian (A . B) + (A . C) Yang
Ditunjukkan Dalam Bentuk Symbol Pada gambar 2.31 dan Ic
rangkaian pada gambar 2.32

Gambar 2.31
Rangkaian (A . B) + (A . C)
8

Gambar 2.32
Rangkaian IC (A.B)+(A.C)
Tabel kebenaran percobaan rangkaian disrtibutif (A.B)+(A.C) dengan
gerbang logika dapat dilihat pada tabel 2.17

Tabel 2.17
Tabel kebenaran rangkaian (A.B)+(A.C)
A B C Y
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 1 0 1
1 0 1 1
1 1 1 1

3) Rangkaian A+(B.C)
Hasil dari percobaan rangkaian A+(B.C) Yang
Ditunjukkan Dalam Bentuk Symbol Pada gambar 2.33 dan Ic
rangkaian pada gambar 2.34

Gambar 2.33
Rangkaian A+(B.C)

Gambar 2.34
IC Rangkaian A+(B.C)
9

Tabel kebenaran percobaan rangkaian disrtibutif A+(B.C) dengan


gerbang logika dapat dilihat pada tabel 2.18
Tabel 2.18
Tabel kebenaran rangkaian A + (B . C)
A B C Y
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 1 0 1
1 0 1 1
1 1 1 1

4) Rangkaian (A+B).(A+C)
Hasil dari percobaan rangkaian (A+B).(A+C) Yang
Ditunjukkan Dalam Bentuk Symbol Pada gambar 2.35 dan IC
rangkaian pada gambar 2.36

Gambar 2.35
Rangkaian (A+B).(A+C)

Gambar 2.36
IC Rangkaian (A+ B).(A + C)
10

Tabel kebenaran percobaan rangkaian disrtibutif (A+B).(A+C) dengan


gerbang logika dapat dilihat pada tabel 2.19
Tabel 2.19
Tabel kebenaran rangkaian (A+ B).(A + C)
A B C Y
0 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 1 1 1
1 0 0 1
1 1 0 1
1 0 1 1
1 1 1 1

Anda mungkin juga menyukai