PRAKTIKUM PERPETAAN
ACARA 1
PENGENALAN ALAT
Disusun oleh:
SAMARINDA
2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari mengenai cara-
cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi
relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam
memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.
Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup
penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal secara Bersama-sama dalam suatu
gambar (Fish, 2007).
Menurut Fish (2007), jenis pengukuran dalam ilmu ukur tanah diantaranya sebagai
berikut,
a. Pengukuran horizontal
Pengukuran horizontal terdiri dari dua macam pengukuran, yaitu, pengukuran
poligon utama dan pengukuran poligon bercabang.
b. Pengukuran beda tinggi
Menurut Leonard (2011), jenis survey yang biasa dilakukan untuk menetapkan suatu
lokasi yang cocok bagi pendirian sebuah compass-base sebagai berikut,
a. Initial survey
Initial survey merupakan survey awal yang dilakukan penetapan suatu lokasi
untuk menentukan besar penyimpangan secara kasar, sehingga dapat ditentukan
rencana klas base yang diingkan.
b. Establishment survey
Survey pendirian ini melaksanakan pengambilan pengukuran lebih detil dengan
titik arah yang lebih banyak serta interval jarak yang lebih rapat.
c. Periodic resurvey
Survey ulang berkala dilakukan setelah sebuah base selesai dibangun, harus
dilakukan survey kembali secar detil dengan interval waktu.
d. Annual-check
Pemeriksaan tahunan dilakukan untuk memeriksa atau memastikan tanda-tanda
(marka) dan batas masih dapat terlihat jelas atau tidak dilakukan penambahan
Peta topografi merupakan gambaran permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, berupa
objek alami maupun buatan. Peta topografi menyajikan objek-objek dipermukaan bumi
dengan ketinggian yang dihitung dari permukaan air laut dan digambarkan dalam
bentuk garis-garis kontur. Garis-garis kontur tersebut menggambarkan suatu ketinggian
pada daerah yang digambarkan. Peta topografi memiliki dua unsur utama yaitu ukuran
planimetrik (ukuran permukaan bidang datar) dan ukuran relief (variasi elevasi). Ukuran
planimetrik pada peta topografi digambarkan dengan koordinat X dan Y, sedangkan
ukuran relief digambarkan dalam koordinat Z. Elevasi pada peta topografi ditampilkan
dalam bentuk garis-garis kontur untuk menghubungkan titik-titik di permukaan bumi
yang memiliki ketinggian yang sama (Afani, 2019).
Kompas berasal dari bahasa latin yaitu, Compassus, artinya jangka. Kompas merupakan
alat penentu arah mata angin. Kompas terdiri dari jarum magnetik sebagai penunjuk
arah dan dapat berputar bebas. Pada pengukuran tanah, kompas yang digunakan
merupakan kompas geologi. Kompas geologi memiliki fungsi khusus yaitu selain
mengukur arah mata angin dapat juga mengukur kedudukan suatu bidang atau garis
(Dhamayanti, 2015).
Kompas adalah alat penunjuk arah dengan menggunakan jarum penunjuk magnetis.
Kompas sering digunakan dalam kegiatan navigasi, pengukuran dan keperluan intansi
militer. Selain itu, Kompas berfungsi untuk membidik sasaran dan menunjukkan arah
sudut yang dibentuk suatu objek (Rijal, 2019).
Kompas merupakan suatu alat sederhana yang bekerja atas dasar medan magnet bumi,
terdiri dari batang magnet serta dilengkapi card sebagai penunjuk satuan derajat.
Kompas berfungsi menunjukkan arah terbang pesawat (heading) yang berkaitan dengan
keempat titik kardinalnya, yaitu utara, selatan, timur, dan barat. Karena Kompas
merupakan alat sederhana, Kompas merupakan alat yang kurang reliable, bahkan tidak
dapat digunakan pada daerah dengan derajat lintang tertentu terutama di kutub magnet
bumi, dimana garis-garis daya medan (line of force) magnet bumi mulai mengarah ke
permukaan bumi dan tegak lurus pada kutubnya. Kemiringan medan magnet ke arah
permukaan bumi membentuk sudut yang disebut dengan istilah angle of dip atau
inklinasi. Ketidakmampuan sebuah Kompas untuk menunjuk arah dengan benar
Teodolit merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pengukuran.
Teodolit dapat membantu dalam menentukan system koordinat dari suatu lahan dalam
dimensi horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi (engineer) dalam
proses penggambaran ataupun penentuan sumbu bangunan. Teodolit terdiri dari dua
tipe, yaitu, teodolit digital dan manual. Kedua tipe teodolit tersebut memiliki perbedaan
yaitu pada proses sentring alat dan pembacaan sudut koordinat (Suhendra, 2011).
Teodolit merupakan alat ukur optis untuk mengkur sudut yaitu sudut horizontal dan
vertikal. Sudut yang terbentuk berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegal
diantara dua buah titik lapangan. Teodolit merupakan alat untuk meninjau dan
merencanakan kerja serta untuk mengukur tempat yang tak dapat dijangkau dengan
berjalan (Rijal, 2019).
Global Positioning System (GPS) adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan
suatu posisi reatif di permukaan bumi dengan system radio navigasi dan penentu posisi
menggunakan satelit. Penggunaan GPS tidak bergantung pada waktu dan cuaca. GPS
Global Positioning System (GPS) merupakan sistem navigasi yang dapat memberikan
informasi tentang sebuah lokasi. Awalnya, GPS merupakan teknologi yang digunakan
untuk kepentingan militer. Namun, sekarang GPS dapat digunakan sebagai kepentingan
masyarakat biasa. GPS merepresentasikan posisi objek yang dideteksi dengan bentuk
titik koordinat garis bujur dan garis lintang. GPS dapat memberikan informasi lokasi
dengan menggunakan minimal 3 satelit (Musthafa, 2016).
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penetuan posisi
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan
posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di
seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan bagi banyak orang secara simultan. Saat ini
GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi
yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang
teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari
beberapa milimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter (Amarrohman, 2019).
Menurut Arrohman (2019), pada dasarnya GPS terdiri dari 3 segmen utama, yaitu:
a. Segmen angkasa (space segment)
Terdiri dari 24 satelit yang terbagi dalam 6 orbit dengan iklinasi 55° dan
ketinggian 20.200 km dan periode orbit 11 jam 58 menit.
b. Segmen sistem control (control system segment)
Mempunyai tanggung jawab untuk memantau satelit GPS supaya satelit GPS
dapat tetap berfungsi dengan tepat. Misalnya untuk snkronisasi waktu, prediksi
orbit, dan monitoring ‘kesehatan’ satelit.
c. Segmen pemakai (user segment)
BAB III
METODOLOGI PENGAMBILAN DATA
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
1. Ditandai satu titik di atas permukaan tanah menggunakan patok yang diberi paku
payung.
2. Didirikan statif tepat di atas titik yang sudah ditandai dengan cara :
a. Menggunakan unting-unting : Didirikan kaki statif menggunakan sekrup
yang ada di bagian bawah statif sedemikian rupa hingga titik dapat terlihat
melalui sekrup. Lalu, dipasang unting-unting dan theodolit pada statif.
b. Menggunakan cara optis : Didirikan statif dan dipasang theodolit.
Ditancapkan salah satu kaki statif dan dipegang dua kaki statif lainnya
sambil dilihat okuler sentring optis theodolit. Digerakkan statif sedemikian
rupa hingga bayangan titik kira-kira masuk tepat dalam tanda sentring optis.
Ditancapkan kedua kaki statif jika bayangan telah masuk tanda sentring
optis.
3. Diseimbangkan nivo kotak pada theodolit dengan cara diatur kaki statif.
4. Dilihat posisi unting-unting atau tanda sentring optis jika nivo kotak telah
seimbang dan dipastikan posisinya sudah tepat mengarah ke titik di tanah.
5. Diatur nivo tabung pada theodolit menggunakan sekrup A, B, C.
Perpetaan merupakan suatu bidang ilmu yang berhubungan erat dengan peta atau bentuk
permukaan bumi. Selain mempelajari bentuk permukaan bumi, perpetaan juga
mempelajari mengenai proses pemetaan atau pengukuran tanah (surveying). Pemetaan
atau pengukuran tanah (surveying) merupakan proses menyajikan informasi mengenai
permukaan bumi baik berupa bentuk maupun sumber daya alam berdasarkan skala peta,
system proyeksi peta serta symbol-simbol dari unsur muka bumi. Secara umum,
pemetaan atau pengukuran tanah (surveying) merupakan bidang ilmu yang bertujuan
untuk mengukur dan mengumpulkan informasi mengenai fisik bumi dan lingkungan.
Dari pemetaan ini informasi terkait, keputusan perencanaan, penggunaan lahan
pengembangan sumber daya, serta aplikasi pelestarian lingkungan dapat diketahui.