Kelompok 1 - Artikel Konsumsi Sumbar
Kelompok 1 - Artikel Konsumsi Sumbar
Kelompok 1 - Artikel Konsumsi Sumbar
DI SUMATERA BARAT
Anggi Deprison (1), Sri Khaviva(2), Ahmad Fandi(3), Media Intan Peruzia (4)
Melisa Herma Fitria(5), Adinda Sri Pratama(6)
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (kampus 2), Universitas Andalas
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur dalam melihat dan
menganalisis tingkat perkembangan ekonomi wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini
berfokus pada menganalisis faktor yang mempenggaruhi konsumsi PDRB di Sumatera
Barat diantaranya adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi
pemerintah, dan inflasi pada periode 2012 - 2021. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini merupakan data time series yang diperoleh dari BPS Sumatera Barat. Dalam
menentukan tujuan tersebut maka digunakan analisis dengan metode Ordinary Least
Square (OLS).Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengeluaran pemerintah
berpenggaruh signifikan terhadap konsumsi di Sumatera Barat. Sedangkan untuk
pengeluaran rumah tangga dan inflasi tidak berpenggaruh signifikan terhadap konsumsi
di Sumatera Barat.Oleh karenanya, pemerintah perlu melakukan upaya meningkatkan
PDRB sebagai faktor yang signifikan terhadap menentukan jumlah konsumsi
pemerintah dan rumah tangga agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu,
pemerintah juga perlu mendorong sektor rill sehingga dapat meningkatkan output
dimana konsumi dan pertumbuhan ekonomi dapat mengalami peningkatan.
Kata Kunci : Konsumsi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah, Rumah
Tangga, Inflasi
Abstract
Economic growth is one of the benchmarks in viewing and analyzing the level of
economic development in the region. The purpose of this study focuses on analyzing the
factors that affect GRDP consumption in Sumatera Barat including household
consumption expenditure, government consumption expenditure, and inflation in the
period 2012 - 2021. The data obtained in this study is time series data obtained from the
West Sumatra BPS. In determining these goals, an analysis using the Ordinary Least
Square (OLS) method is used. The results of this study show that government spending
has a significant effect on consumption in Sumatra Barat. Meanwhile, household
expenditure and inflation do not significantly affect consumption in West Sumatra.
Therefore, the government needs to make efforts to increase GDP as a significant factor
in determining the amount of government and household consumption for high
economic growth. In addition, the government also needs to encourage the real sector
so that it can increase output where consumption and economic growth can increase.
Keywords: Consumption, Economic Growth, Government Spending, Households,
Inflation
I. LATAR BELAKANG
2
Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang
mempengaruhi kosumsi di sumatera barat. Selain itu untuk menganalisis pengaruh
kosumsi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
3
Deposito
4. (Ningsih, 2016) -Pertumbuhan Signifikan Positif Two stages
Ekonomi least square
-Konsumsi Signifikan Positif (TSLS)
-Investasi Signifikan Positif
-Pengeluaran Signifikan Positif
Pemerintah
- Net Ekspor Signifikan Positif
Disposibel
- Konsumsi Signifikan Positif
Periode
Signifikan Positif
Sebelumnya
- Suku Bunga
5. (Nurhuda.N et al., - Konsumsi Signifikan Positif Berganda
2557) - Pertumbuhan Signifikan Positif
Ekonomi
- Konsumsi Signifikan Positif
Periode
Sebelumnya
- Pendapatan Signifikan Positif
Disposibel
Signifikan Positif
- Kapital
Signifikan Positif
- Tenaga kerja
4
swasta Signifikan Positif
- Belanja
pembangunan
dan PAD Signifikan Positif
- Perekonomian
daerah
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis metode OLS (Ordinary
Least Square). Metode OLS adalah metode dasar yang digunakan untuk menyelesaikan
suatu masalah dalam data dengan penyelesaian berbentuk model regresi linier. Metode
ini bertujuan untuk meninalisir jumlah kuadrat kesalahan dengan mengestimasi suatu
garis regresi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari lembaga atau intansi yang terkait laporan tahunan, statistik ekonomi, BPS (Badan
Pusat Statistik). Dimana dalam ini menggunakan uji linearitas,heterokedastisitas,uji
autokorelasi,uji normalitas dan juga uji multikoleraritas.
Pada penelitian ini dapat dari mdel yang digunakan pada penelitian sebelumnya
kemudian ditransformasikan ke mdel sederhana yaitu:
y=β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + μ
Dimana Y = PDRB
X1 = Inflasi
X2 = Konsumsi rumah tangga
X3 = Konsumsi pemerintah
Uji asumsi klasik
1. Uji linearitas
5
Uji linearitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah 2 atau lebih variabel yang
di teliti mempunyi hubungan yang signifikan
Jika nilai porbabilitas nya > 0,05 maka hubungan antara variabel X dan
variabel Y nya signifikan.
Jika nilai probabilitas nya < 0,05 maka hubugan antara variabel X dan
juga variabel Y nya tidak signifikan.
2. Uji heterokedastisitas
uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihatapakah mempunyai ketidaksamaan
varian dari residual dari pengamatan satu dengan pengamatan lainnya. Jika
terjadinya ketidksamaan dalam varian berarti adanya masalah dalam
heterokedastisitas.
Jika nilai probabilitas > 0,05,maka hipotesisnya Ho tidak ditolak dan H1
ditolak.
Jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka hipotesisnya Ho di tolak dan H1
tidak di tolak.
3. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi ini nertujuan untuk melihat ada atau tidaknya yang terjadi pada
asumsi klasik. Syarat nya yaitu tidak terjadinya autokorelasi dalam model
regresi.
Jika probabilitas nya > 0,05 berarti uji tersebut memenuhi asumsi yaitu
tidak terjadinya autokorelasi.
Jika probabilitas nya < 0,05 berarti uji tersebut tidak memenuhi asumsi
yaitu adanya autokorelasi.
4. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa data sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Jika nilai probabilitas nya > 0,05 artinya data sampel tersebut
terdistribusi normal.
6
Jika nilai probabilitasnya < 0,05 artinya data sampel yang digunakan
tidak terdistribusi normal.
5. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan
mempunyai korelasi yang tinggi antara variabel bebas.
Jika vif > 0,10 berarti uji tersebut mengalami multikolinearitas.
Jiak vif < 0,10 berarti uji tersebut tidak mengalami multikolinearitas.
HASIL
y=β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + μ
7
Nilai estimasi variabel bebas dan konstan
Jika yang bersangkutan inflasi,maka PDRB turun sebesar 0,09 artinya jika yang
bersangkutan tidak inflasi maka PDRB tidah mengalami perubahan
Jika pngeluaran konsumsi rumah tangga naik satu tingkat,maka inflasi juga naik sebesar
0,04
Jika pengeluaran konsumsi pemerintah naik satu tahun,maka PDRB inflasi juga naik
sebesar 0,66
Uji Hipotesis
Variabel inflasi
inflasi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara parsial tidak signifikan
memenuhi nilai PDRB.Pengeluaran konsumsi pemerintah secara parsial signifikan
memenuhi nilai PDRB
8
R-SQUARE
Diketahui r-square sebesar 0.98 x 100% = 98,% artinya variabel terikat dapat
dijelaska sebesar 98% dan 2% dijelaskan oleh error.
1. Uji Linearitas
F(3, 3) = 9.23
Prob > F = 0.0503
2. Heteroskedastisitas
chi2(1) = 0.65
Prob > chi2 = 0.4208
Dilihat dari hasil di atas, dapat dikatakan bahwa nilainya di atas/besar dari
0,05.nilai 0,65>0,05 sehingga datanya homoskedastisitas.
9
Cameron & Trivedi's decomposition of IM-test
Source chi2 df p
Chi2 = 10.00
Prob > chi2 = 0.3505
3. Uji Autokorelasi
1 2.483 1 0.1151
Berdasarkan data diatas uji Breusch-Godfrey Lm test dengan signifikan > 0,05
(0,1151 > 0,05) maka model regresi tidak terdapat masakah autokorekasi.
4. Uji Normalitas
. swilk uhat
10
Berdasarkan data diatas nilai signifikan (p) shapiro-Wilk adalah 0,39971 ( p > 0,05 ),
sehingga berdasarkan uji normalitas shapiro-wilk data terdistribusi normal.
5. Uji Multikoleraritas
. vif
1. PEMBAHASAN
11
mengurangi pola konsumsi masyarakat.Hal ini disebabkan masyarakat lebih memilih
untuk menabung sebagian oendau ketimbang untuk pengeluaran konsumsi karena
kompensasi bunga yang diterima.Keadaan ini menggy bahwa berapapun tingginya suku
bunga tidak akan mempengaruhi masarakaty untuk melakukan pengeluaran.
12
V. PENUTUP
Kesimpulan
13
pada uji R-square sebesar 0.98 x 100% = 98,% artinya variabel terikat dapat dijelaska
sebesar 98% dan 2% dijelaskan oleh error.
3. Uji autokorelasi: pada uji uji Breusch-Godfrey Lm test dengan signifikan > 0,05
(0,1151 > 0,05) maka model regresi tidak terdapat masalah autokorekasi
4. Uji mormalitas: pada uji ini nilai prob shapiro-Wilk 0,39971 yang mana besar
dari 0,05 ( p >0,05 ), sehingga berdasarkan uji normalitas shapiro-wilk data
terdistribusi normal.
5. Uji multikoleraritas: pada uji ini merupakan model regresi bebas yang mana
hasil VIF < 10 .Hasil tersebut menjelaskan bahwa uji muktikolinearitas tidak
terjadi muktikolinearitas.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang di anjurkan oleh penulis yaitu penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengeluaran pemerintah berpenggaruh signifikan
terhadap konsumsi di Sumatera Barat. Kemudian pengeluaran rumah tangga dan inflasi
tidak berpenggaruh signifikan terhadap konsumsi di Sumatera Barat.Inflasi mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Bagi peneliti diharapkan dapat memperluas data maupun sampel yang lebih luas lagi
sehingga dapat menambah data yang lebih baru lagi. Sehingga dapat mrnyempurnakan
banyak peneliti-peneliti sebelumnya.
14
VI. DAFTAR PUSTAKA
Zainal, R., Harahap, A., Harahap, D., Fauzan, M., & Nasution, A. A. (2022).
Analisis Faktor-Faktor Yang. Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah, 7(2), 864–891.
Gulanda, S., Amar, S., & Aimon, H. (2013). Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perekonomian, Konsumsi, dan Investasi di Sumatera Barat. Jurnal
Kajian Ekonomi, II(1), 123–136.
15