Disusun oleh :
Robio Nainggolan
Charles Sihombing
Nezya Pangaribuan
Sarah Butar-Butar
Anggita Simbolon
Friska Sijabat
BAHASA INDONESIA
XI-MIPA 4
SMA NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpah dan anugrahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Seluk Beluk Karya Ilmiah”
Pada Makalah ini juga memuat materi yang akan kami bahas, seperti bagaimana cara
kami menjelaskan tentang cara mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi karya
ilmiah, serta seperti apa pemahaman kelompok kami dalam membuat atau merancang
suatu karya ilmiah. Tujuan kami menyusun makalah ini bukan sekedar untuk
menyelesaikan tugas dan memperoleh nilai saja. Namun, makalah ini kami susun agar
pemahaman dan tingkat wawasan ilmu kami yang terbatas dapat bertambah dari
berbagai sumber pemahaman serta sarana lainnya, seperti buku pelajaran lainnya yang
menunjang dalam dunia pendidikan.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, kami sadar banyak
kekurangan dalam proses pembuatan makalah ini, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran para pembaca dan pendengar untuk membantu memberikan suatu
masukkan agar makalah kami dapat layak disebut makalah yang berguna untuk semua
orang. Oleh karena itu, kami ucapkkan terima kasih dan maaf atas segala kekurangan
kami. Shalom, dan salam sejahtera.
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………….20
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Banyak orang mengenal karya ilmiah dapat berupa makalah atau laporan peneletian. Di
dalamnya diangkat permasalahan yang biasa terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya
permasalahan sosial, sains, bahasa dan politik. Pemecahan permasalahan tersebut
dilakukan dengan pengamatan yang menghasilkan solusi, kemudian didokumentasikan ke
dalam sebuah karya ilmiah.
Siapa yang tak mengenal karya ilmiah? Dari semua tingkat pendidikan tentu sudah
mengenal apa arti dari karya ilmiah, walau secara tak langsung. Seperti, mengamati serta
berpikir bagaimana dan mengapa terjadinya hujan, hal itu saja sudah merupakan suatu
karya ilmiah. Mengapa? Ya, karena dalam sebuah pemikiran timbulah sebuah
pengamatan dari apa yang dilihat dan muncul suatu opini serta niat untuk mencari tau
dari berbagai sumber yang bersifat faktual dan konkret.
Karya ilmiah bisa dikatakan sebagai suatu karangan yang berisikan laporan kegiatan
ilmiah yang dituangkan secara sistematis. Selain itu, karya ilmiah dapat juga dijadikan
sebagai sumber rujukan, informasi, dan pengetahuan. Dapat kita simpulkan bahwa karya
ilmiah memiliki kekhasan dalam bentuk dan cara penulisannya.
Oleh karena itu, dalam karya ilmiah banyak hal yang dapat memperluas ilmu dan
wawasan kita dalam berbagai faktor dan aspek seperti aspek dan faktor sosial dan alam.
Maka, dalam pembahasan ini, kami akan menjelaskan bagaimana mengidentifikasi
informasi, tujuan, dan esensi serta bagaimana merancang suatu karya ilmiah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas maka penulis merumuskan
beberapa masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah gagasan ilmiah ini. Adapun
gagasan masalahnya adalah sebagai berikut:
3. Apa saja yang menjadi suatu ciri-ciri kebahasaan dalam karya ilmiah
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dasar terbentuknya suatu karya ilmiah
2. Mengetahui defenisi suatu karya ilmiah
3. Agar setiap pembaca dan pendengar mampu mengetahui sebuah ciri-ciri kebahasaan
dalam suatu karya ilmiah
4. Agar siswa dapat mengaplikasikan suatu ciri kebahasaan dalam karya ilmiah
5. Mengetahui tujuan dari terbentuknya suatu karya ilmiah
6. Mengetahui struktur suatu karya ilmiah
7. Memahami esensi karya ilmiah
8. Dapat menentukan topik serta merancang sebuah karya ilmiah
Manfaat Penulisan
1. Melatih penulis untuk membentuk suatu karya ilmiah
2. Melatih kemampuan penulis untuk mengetahui defenisi sebuah karya ilmiah
3. Mengasah kemampuan penulis dan lainnya mengetahui ciri-ciri kebahasaan karya ilmiah
4. Meningkatkan pengetahuan dalam mengaplikasikan ciri kebahasaan sebuah karya ilmiah
5. Menambah wawasan penulis dan lainnya tentang tujuan suatu karya ilmiah
6. Menambah wawasan serta pengetahuan struktur dalam suatu karya ilmiah
7. Melatih penulis dan lainnya dalam memahami suatu esensi dalam karya ilmiah
8. Melatih penulis dan semua pembaca/pendengar untuk mampu merancang karya ilmiah
BAB II ISI
Karya ilmiah juga bisa dikatakan sebagai sebagai penyajian fakta mengenai keadaan atau
kegiatan yang telah dilaksanakan. Fakta objektif yang diungkapkan menjadi tanggung jawab
pelapor dan akan menjai tanggun jawab penerima karya tulis ilmiah bila karya tulis ilmiah itu
telag disetujui dan disahkan.
Karya tulis ilmiah dan pengamatan yang ditulis secara resmi memerlukan
pengorganisasian penulisan. Secara garis besar, sebuah karya tulis ilmiah penelitian
dan pengamatan disusun menurut sistematika berikut:
1) Kelengkapan awal:
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar tabel, gambar, dan lain-lain
2) Bagian Inti
Pendahuluan
- Latar belakang masalah
- Rumusan masalah
- Tujuan penulisan
- Manfaat
Kerangka Teoritis
Metodologi penelitian
Pembahasaan
Penutup (Simpulan dan Saran)
3) Kelengkapan akhir
Daftar pustaka
Lampiran
Mengidentifikasi Informasi, Tujuan dan Esensi sebuah Karya Ilmiah yang dibaca
Padahal Lamalera bukan satu-satunya desa pemburu paus di Indonesia. Masih ada satu desa
pemburu paus lagi yang konon katanya mempunyai tradisi berburu paus jauh lebih dulu daripada
Desa Lamalera Namanya Desa Lamakera Memang hanya beda satu hurul, yaitu I dan K tetapi dua
desa ini mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. Lamakera merupakan sebuah perkampungan
di pesisi Pulau Solor yang juga menjadi bagian dari Kabupaten Flores Timur Terletak di ujung timur
Pulau Solor menjadikannya sebagai daerah yang cukup strategis karena menjadi tempat pertemuan
arus dan mudah menjangkau Laut Sawn
Orang Laiakera merupakan nelayan ulung yang memulai tradisi perburuan paus biru dengan hanya
bermodalkan gala" atau tombak dengan bertelanjang dada melesat di atas ganasnya samudra Laskar
Lamakera, nama gelar untuk para penangkap paus Desa Lamakera sejak dahulu Laskar Lamakera
inilab yang memulai tradisi perburuan paus yang kemudian ditiru desa serumpunnya Lamalera di
sebelah selatan Pulau Lomblen (Lembata)
Paus sperma (Physeter macrocphalus) adalah buruan satu-satunya yang dijalankan masyarakat
Lamakera Ikan paus biru (Balaenoptera musculus) pun sering berlalu di hadapan mereka sebagai
mamalia air terbesar yang ada (Cetacean) Namun, paus itu tak pernah diburu, karena selain untuk
menjaga kelestarian satwa laut besar ini. tradisi menyebutkan bahwa Lamakera dan Lembata pada
umumnya pernah diselamatkan paus biru dulu kala Pantangan lain bagi mereka selain membunuh
ikan paus biru, ialah membunuh paus sperma betina yang sedang hamil anak paus dan paus yang
sedang dalam suasana musim kawin Kadang-kadang nelayan harus berjuang sampai enam jan dalam
menangkap ikan paus Ini mungkin tampak kejam, tetapi jika ditelaah jauh hal ini lebih manusiawi
dari armada penangkapan ikan paus di Jepang yang menggunakan perahu besar dan tombak granat
melampiaskan pembantaian pada skala industri Secara tradisi, ikan paus yang didapat dikonsumsi
oleh masyarakat desa dan tidak melebihi kebutuhan hidup secara keseluruhan secara sosial
Terkadang jumlah paus yang ditangkap berfluktuasi sesuai ketersediaan dan keperluan
masyarakatnya.
Walau masih menuai kritik dari beberapa kalangan tradisi masyarakat Lamakera berburu ikan paus
diberi izin oleh lembaga konservasi dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Aktivitas
kultural ini juga diakui sebagai tradisi secara internasional Perburuan paus di Desa Lamakera
merupakan bagian budaya turun temurun dan dilakukan secara tradisional Walaupun menuai kritik
dari para pemerhati lingkungan, namun budaya ini sah di mata internasional Perburuan paus
tradisional sudah diakui dunia internasional hanya ada di Kanada dan Indonesia saja Dalam
perburuan paus im ada seluruh rangkaian budaya dan dimensi sosialitas rakyat. Menghilangkan
budaya ini, sama dengan membunuh seluruh rakyatnya, begitulah, Lamakera memang tidak bisa
dipisahkan dari laut dan paus Alam rupanya juga senantiasa berpihak kepada masyarakat Lamakera
dengan mengantarkan paus ke lautan di hadapan tanah air mereka. Sebab setiap tahun, ikan-ikan
paus itu bermigrasi antara Samudera Hindia dan Pasifik selama bulan Mei sampai Oktober.
1. Ekspos media dan promosi wisata yang besar-besaran memang membuat nama Desa Lamalera kondang
bukan hanya di Indonesia, melainkan sampai ke berbagai penjuru dunia.
2. Walaupun menuai kritik dari para pemerhati lingkungan, namun budaya ini sah di mata internasional
3. Ekspos media dan promosi wisata yang besar-besaran memang membuat nama Desa Lamalera
kondang bukan hanya di Indonesia, melainkan sampai ke berbagai penjuru dunia.
4. Terkadang jumlah paus yang ditangkap berfluktuasi sesuai ketersediaan dan keperluan masyarakatnya
Pada kedua kalimat tersebut terdapat kata-kata yang seringkalu dianggap tidak baku, yaitu
sebagai berikut:
2. Tradisi Adat kebiasaan turun-temurun Masih ada satu desa pemburu paus
lagi yang konon katanya mempunyai
tradisi berburu paus jauh lebih dulu
daripada Desa Lamalera
7. Skala Perbandingan ukuran besarnya Ini mungkin tampak kejam, tetapi jika
gambar dan sebagainya dengan ditelaah jauh hal ini lebih manusiawi
keadaan yang sebenarnya. dari armada penangkapan ikan paus di
Jepang, yang menggunakan perahu
besar dan tombak granat
melampiaskan pembantaian pada
skala industri
8. Sosial Berkenan dengan masyarakat Secara traidisi, ikan paus yang didapat
dikonsumsi oleh masyarakat desa an
tidak melebihi kebutuhan hidup
secara keseluruhan secara sosial
10. Konservasi Pemeliharaan dan pelindungan Walau masih menuai kritik dari
sesuatu secara teratur untuk beberapa kalangan, traisi masyarakat
mencegah kerusakan dan Lamakera berburu ikan paus diberi ijin
kemusnaan. oleh lembaga konservasi dan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif
11. Aktivitas Kerja atau salah satu kegiatan Aktivitas kultural ini juga diakui
yang dilaksanakan dalam tiap sebagai tradisi secara internasional
bagian di dalam perusahaan.
13. Internasional Menyangkut bangsa atau negri Aktivitas kultural ini juga diakui
seluruh dunia. sebagai tradisi secara internasional
14. Kritik Kecaman atau tanggapan Walau masih menuai kritik dari
beberapa kalangan, traisi masyarakat
Lamakera berburu ikan paus diberi ijin
oleh lembaga konservasi dan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif
Bukti Kalimat:
1. Maklum, desa yang terletak di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, memang sudah
terkenal seantero dunia sebagai pemburu paus
2. Lamakerta merupakan sebuah perkampungan di pesisir Pulau Solor yang juga menjadi bagian dari
Kabupaten Flores Timur, terletak di ujung timur Pulau Solor menjadikannya sebagai daerah yang
cukup strategis karena menjadi tempat pertemuan arus dan mudah menjangkau Laut Sawu.
3. Kadang-kadang nelayan harus berjuang sampai 6 jam dalam menangkap ikan paus.
4. Perburuan paus tradisional sudah diakui di dunia internasional, hanya ada di Kanada dan di
Indonesia saja.
C. Gagasan Utama
Bila mendengar perburuan ikan paus, pikiran kita biasanya akan melayang ke
Desa Lamalera
Terletak di ujun timur Pulau Solor menjadikannya sebagai daerah yang cukup
strategis karena menjadi tempat pertemuan arus dan mudah menjangkau Laut
Sawu
D. Istilah Asing
Ikan paus biru (Balaenoptera musculus) pun sering berlalu dihadapan mereka
sebagai mamalia air terbesar yang ada (Cetacean).
Paus sperma (Physeter macrocphalus) adalah buruan satu-satunya yang
dijalankan masyarakat Lamakera.
Informasi Penting dalam Setiap Paragraf
Paragraf I
Jika mendengar perburuan ikan paus, pikiran kita biasanya akan melayang ke Desa
Lamalera. Maklum, Desa yang terletak di pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini
memang sudah terkenal seantero dunia sebagai desa pemburu paus.
Paragraf II
Lamalera merupakan sebuah perkampungan di pesisir Pulau Solor yang juga menjadi
bagian dari Kabupaten Flores Timur. Terletak di ujung timur Pulau Solor menjadikannya
sebagai daerah yang cukup strategis karena menjadi tempat pertemuan arus dan mudah
menjangkau Laut Sawu.
Paragraf III
Orang Lamakera merupakan nelayan ulun yang memulai tradisi perburuan paus biru
dengan hanya bermodalkan “gala”atau tombak dengan bertelanjang dada melesat
diatas ganasnya samudra.
Paragraf IV
Ikan paus biru (Balaenoptera musculus) pun serin berlalu ihadapan mereka sebagai
mamalia air terbesar yang ada (Cetacean). Namun, paus itu tak pernah diburu, karena
selain untuk mejaga kelestarian satwa laut besar ini tradisi menyebutkan bahwa
Lamakera dan Lembata pada umumnya pernah diselamatkan paus biru dulu kala.
Pantangan lain bagi mereka selain membunuh ikan paus biru, ialah membunuh paus
sperma bertina yang sedang hamil, anak paus, an paus yang sedang dalam suasana
musim kawin.
Paragraf V
- Walau masih menuai kritik dari beberapa kalangan,tradisi
masyarakat lamakera berburu ikan paus diberi izin oleh lembaga
konservasi dan kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif
- Dalam perburuan paus ini,ada seluruh rangkaian budaya dan
dimensi sosialitas rakyat.membuang budaya ini,sama dengan
membunuh semua rakyatnya.
Merancang Karya Imiah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, karya ilmiah adalah dokumen hasil pengamatan.
Artinya, dalam menyusun sebuah karya ilmiah harus didasari dengan sebuah pengamatan.
Kemudian, dilanjutkan dengan membuat rancangan karangan. Tujuannya agar setiap
pembahasan permasalahan ilmiah dapat tersampaikan secara runtut.
- Judul adalah penamaan karya yang menggambarkan isi, ditulis secara singkat,
menarik pembaca, dan tidak provokatif.
Misalnya; upaya meningkatkan minat belajar siswa/i di era globalisasi salah satunya
dalam penggunaan teknologi
Topik permasalahan bisa diambil dari berbagai isu, misalnya isu sosial,
ekonomi, budaya, bahasa dan lain-lain. Pemilihan topik permasalahan dalam
menulis karya ilmiah memiliki beberapa persyaratan. Diantaranya sebagai
berikut;
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
Pada zaman yang serba canggih atau dikatakan sebagai zaman modern di era
globalisasi ini tentunya memberikan banyak sekali kepuasan tersendiri bagi banyak
orang. Hal itu dapat di lihat dari penggunaan teknologi dari banyak generasi, baik itu
muda dan tua, atau pelajar dan pekerja.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang menjadi dampak menurunnya minat belajar siswa/i?
2. Siapa saja orang-orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan minat belajar
siswa/i?
3. Bagaimana cara mengembangkan minat belajar siswa/i?
4. Apa yang dapat dilakukan siswa/i dalam menyikapi diri di era globalisasi.?
C. Tujuan Penulisan
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulisan ini memiliki beberapa tujuan, seperti;
1. Mengetahui dampak yan menyebabkan penurunan minat belajar pada siswa/i
2. Mengetahui peranan orang sekeliling yang mampu membantu mempengaruhi
perkembangan minat belajar siswa/i
3. Mampu mengetahui cara dalam mengembangakan minat belajar siswa/i
4. Mengetahui bagaimana harus mengontrol serta menyiakpi diri dalam menghadapi
perkembangan di era globalisasi
Bab II Pembahasan
A. Minat Belajar
Dalam era globalisasi saat ini,murid terkena dampak yang sangat besar dalam
pembelajaran. Kurangnya minat belajar siswa menjadi salah satu dampak negatif yang
dialami siswa saat ini. Saat ini,murid lebih tertarik dengan menggunakan teknologi sebagai
media hiburan daripada media untuk membantu proses pembelajaran,yang dimana
seharusnya teknologi digunakan sebaik mungkin. Selain teknologi ada lagi dampak lain yang
menyebabkan berkurangnya minat belajar siswa.
B. Penyebab Kurangnya Minat Belajar Siswa
Selain karena teknologi ternyata banyak juga hal lain yang menjadi penyebab
berkurangnya minat belajar siswa, yaitu;
kurangnya dukungan dari orang orang terdekat, misalnya orang tua dan
teman.
Kurangnya dukungan dari orang tua sangat berdampak pada perkembangan minat
belajar siswa, begitu juga dengan teman,tanpa adanya teman, kita tidak dapat tempat
untuk berdiskusi
Kesimpulan
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa dalam era globalisasi mungkin saja
memberikan berbagai dampak yang dirasakan banyak kalangan terutama dalam
dunia pendidikan. Salah satu bukti nyata yang dirasakan oleh kalangan pelajar dalam
dunia pendidikan adalah dengan adanya perkembangan teknologi berupa gadget,
mungkin dalam perkembangan ini, memiliki banyak dampak negatif walau dalam
kenyataannnya terbesit dari itu perkembangan teknoloi berupa gadget bagi dunia
pendidikan memiliki sedikit atau banyak suatu dampak positif.
Oleh karena itu untuk menghindari suatu permasalahan yang menghambat diri kita
sebagai pelajar dalam era globalisasi ini adalah dengan cara Tetap semangat belajar
jangan jadikan teknologi yang merajaimu, tetapi kau lah yang harus merajai
teknologi.
KESIMPULAN
Dengan demikian kesimpulan yang dapat kita ambil ialah, suatu karya ilmiah
merupakan suatu karangan yang membutuhkan pengamatan, tanpa adanya
pengamatan, maka karya ilmiah tak akan terjadi. Dalam karya ilmiah ini juga sudah
menjelaskan bagaimana cara mengidentifikasi suatu informasi, tujuan esensi suatu
karya ilmiah serta bagaimana caranya merancang sebuah karya ilmiah secara
sederhana.
Dengan demikian hasil makalah kami yang telah didiskusikan, Sekiranya dapat
dimaklumi apabila kami dalam menyusun dan menyampaikan hasil diskusi masih
memiliki banyak kekurangan. Karena, umumnya segala sesuatu yang di bumi tak
akan luput dari kata sempurna, selain dari Tuhan. Apabila, ada kritik, saran serta
masukkan terhadap pembahasan makalah kami, kami akan senantiasa menerima
dengan lapang dada dan sepenuh hati. Sekian dan Terimakasih, Shalom.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyanis, Tika Hatikah. 2017. Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Erlangga.
Rasyidah, Ainun dkk. 2021. Bahasa Indonesia. Medan: Aneka Industri dan jasa
Ruangguru. 2014. The Brainers. Indonesia: PT Ruang Raya Indonesia
Ganesha Operation. 1984. Buku pelajaran revolusi Belajar Koding. Bandung: Para
Bimbingan Belajar Ganesha Operation