Anda di halaman 1dari 25

JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN : KECEPATAN DAN PERCEPATAN


TANGGAL PERCOBAAN : 18 OKTOBER 2012
TUJUAN PERCOBAAN :
1. Memahami pengertian dan mengetahui salah satu cara menentukan kecepatan rata-rata
2. Mengetahui cara menentukan percepatan atau perubahan kecepatan selama waktu
tertentu
NILAI ( RS + TP + LP ) = ………+……..+……..=……../2=………
ASISTEN YANG MEMBIMBING : SHINTA YUSMILASARI
TANDA TANGAN :
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Halliday (1985 : 50) : “Percepatan sebuah partikel adalah laju (rate)
perubahan kecepatan terhadap waktu. Misalkan pada saat t 1 sebuah partikel berada di titik A
dan sedang bergerak dalam bidang x-y dengan kecepatan sesaat v 1, pada saat t2 berikutnya ia
ada di titik B dengan kecepatan sesaat v 2. Percepatan rata-rata ᾱ selama bergerak dari A ke B
didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi dengan selang waktunya, yaitu
v 2−v 1 ∆ v
ᾱ= = ”.
t 2−t 1 ∆ t

Menurut Young (2001 : 3) : “Bahwa kecepatan rata-rata positif pasti menyatakan gerak
ke kanan, sedangkan kecepatan rata-rata negative selalu menyatakan gerak ke kiri. Kecepatan
rata-rata tergantung hanya pada perpindahan total Δx=x2-x1, yang terjadi selama selang waktu
Δt=t2-t1, bukan pada ha-hal yang terjadi selama selang waktu tersebut”.

Menurut Tippler (1998 : 23-23) : “Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan sebagai


perbandingan jarak total yang ditempuh terhadap waktu total yang dibutuhkan.
jarak total
kelajuan rata−rata= . Konsep mencakup arah gerakan. Kecepatan rata-rata
waktu total
partikel didefinisikan sebagai perbandingan antara perpindahan Δx dan selang waktu Δt=t2-t1.
∆ x x 2−x 1
v rata−rata= = ”.
∆ t t 2−t 1

RS = RESPON, TP = TUGAS PENDAHULUAN, LP = LAPORAN PRAKTIKUM


DATA PENGAMATAN

TABEL I

Percobaan Waktu ( s ) Perpindahan ( m ) Kecepatan rata-rata ( m/s )


I 3.41 0.85 0.24
II 2.62 0.85 0.32
III 2.22 0.85 0.38

Grafik

v (m/s)
0.4

0.35

0.3

0.25
v (m/s)
0.2

0.15

0.1

0.05

0
2.2 2.6 3.4

PENGESAHAN/PARAF ASISTEN
TABEL II

Jarak (m) 20 cm = 0.2 40 cm = 0.4 m 60 cm = 0.6 m 80 cm = 0.8


m m
Waktu (s) t1 = 0.59 t2=1.03 t3=1.44 t4=2.00
Kecepatan v1=0.33 v2=0.38 v3=0.41 v4=0.40
(m/s)
v 2−v 1 v 3−v 2 v 4−v 1
t 2−t 1 t 3−t 2 t 4−t 1
Percepatan m/s2) 0.38−0.33 0.41−0.38 0.40−0.33
¿ ¿ ¿
1.03−0.59 1.44−1.03 2.00−0.59
¿ 0.11 ¿ 0.07 0.04

Keterangan :
s = jarak (m)
t = waktu (s)
v = kecepatan (m/s)
a = percepatan (m/s2)

PENGESAHAN/PARAF ASISTEN
DATA PENGAMATAN
TABEL I

 Percobaan I

Dik : t = 3.41 s

s = 0.85 m

Dit : v…???

Jawab :

s 0.85 m m
v= = =0.24
t 3.41 s s

 Percobaan II

Dik : t = 2.62 s

s = 0.85 m

Dit : v…???

Jawab :

s 0.85 m m
v= = =0.32
t 2.62 s s

 percobaan III

Dik : t = 2.22 s

s = 0.85 m

Dit : v…???
Jawab :

s 0.85 m m
v= = =0.38
t 2.22 s s

TABEL II

1. Dik : s = 20 cm = 0.2 m
t1= 0.59 s
v2= 0.38 m/s
t2= 1.03 s

Dit : *v1…?

*a…?

Jawab :

s 0.2m m
v 1= = =0.33
t 0.59 s s

v 2−v 1 ( 0.38−0.33 ) m/ s
a= =
t 2−t 1 ( 1.03−0.59 ) s

m
¿ 0.1
s2

2. Dik : s = 40 cm = 0.4 m
t2= 1.03 s
t3= 1.44 s
v3= 0.41 m/s

Dit : *v2…?

*a…?
Jawab :

s 0.4 m m
v 2= = =0.38
t 2 1.03 s s

v 3−v 2 ( 0.41−0.38 ) m/ s
a= =
t 3−t 2 ( 1.44−1.03 ) s

m
¿ 0.07
s2

3. Dik : s = 60 cm = 0.6 m

t3 = 1.44 s

Dit : v3…???

Jawab :

s 0.6 m m
v 3= = =0.41
t 3 1.44 s s

4. Dik : s = 80 cm = 0.8 m

t4 = 2.00 s

v1 = 0.33 s

t1 = 0.59 s

Dit : *v4…?

*a…?

Jawab :

s 0.8 m m
v 4= = =0.40
t 4 2.00 s s
v 4−v 1 ( 0.40−0.33 ) m/ s
a= =
t 4−t 1 ( 2.00−0.59 ) s

m
¿ 0.04
s2

ANALISIS
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh suatu benda selama waktu tertentu, sedangkan
percepatan adalah perubahan kecepatan selama waktu tertentu. Pada praktikum diatas kita
dapat mengetahui bahwa semakin jauh jarak, maka waktu semakin bertambah atau semakin
lama. Semakin dekat jarak, maka waktu akan semakin cepat dan semakin tinggi posisi dari rel
presisi, menempati tingkat ke 2 atau 3 maka kecepatan semakin bertambah dan waktunya
semakin cepat.

KESIMPULAN
Adapun beberapa kesimpulan dari praktikum diatas, antara lain

 Apabila jarak ditempuh semakin jauh, maka waktu semakin lama dan apabila jarak
tempuh semakin dekat, maka waktu semakin cepat.
 Semakin pendek jarak tempuh, maka kecepatan semakin cepat dan semakin panjang
jarak tempuh, maka kecepatan semakin lama.
 Semakin tinggi tingkat dari posisi rel presisi, maka kecepatannya semakin cepat dan
semakin rendah dari rel presisi, maka kecepatannya semakin lambat.
 Apabila waktu dan kecepatannya semakin cepat, maka percepatannya semakin besar
dan apabila waktu dan kecepatannya, maka percepatannya semakin kecil.
TUGAS
1. Aplikasi GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari-hari

Aplikasi GLB dalam kehidupan sehari-hari.

 Kendaraan yang melewati jalan tol walaupun terdapat lingkungan pada jalan tol,
kendaraan beroda bias melakukan GLB pada jalan tol. Pada jarak tertentu, lintasan
jalan tol lurus. Kendaraan yang bergerak pada jalan tol juga kadang mempunyai
kecepatan yang tetap, tetapi ini hanya berlangsung sementara (hanya beberapa menit
saja).
 Gerekan kereta api atau kereta listrik diatas rel, lintasan rel kereta kadang lurus,
walaupun jaraknya hanya beberapa kilometer. Kereta api melakukan GLB ketika
bergerak diatas lintasan rel yang lurus tersebut dengan laju tetap.
 Gerekan pesawat terbang juga bias melakukan GLB. Setelah lepas landas, pesawat
terbang biasanya bergerak pada lintasan lurus dengan laju tetap. Walaupun
demikian, pesawat juga mengubah arah geraknya ketika hendak tiba di bandara
tujuan.
 Kapal laut yang menyebrangi lautan atau samudra, ketika melewati laut lepas. Kapal
laut biasanya bergerak pada lintasan yang lurus dengan kecepatn tetap. Ketika
hendak tiba di pelabuhan tujuan, biasanya kapal baru berubah dan mengurangi.

Contoh :

1) Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap 36 km/jam. Hitung jarak yang
ditempuh mobil selama 10 sekon !
Penyelesain :
Dik : v = 36 km/jam→10 m/s
t = 10 s
Dit : s …?
Jawab :
10 m
s=v ×t= × 10 s=100 m
s
2) Jika dalam waktu 5 menit seorang atlit berlari menempuh jarak 600 m. Tentukan kelajuan
atlit lari tersebu !
Penyelesain :
Dik : s = 600 m
t = 5 menit → 300 s
Dit : v ….?
Jawab :
s 600 m 2m
v= = =
t 300 s s

Aplikasi GLBB dalam kehidupan sehari-hari

 Gerak seorang penerjun paying


 Gerak mobil dalam balapan mobil
 Gerak jatuh bebas, seperti buah kelapa jatuh dari atas pohon ke bawah.
 Gerak benda dilempar vertical ke atas
 Gerak benda dilempar ke vertical ke bawah
 Gerak sebutir peluru yang ditembak oleh pemburu

Contoh soal :

1) Sebuah mobil menuju dengan kecepatan 72 km/jam dalam waktu 2 menit mengalami
pecepatan 5 m/s2. Tentukan jarak yang ditempuh dan kelajuab akhirnya !
Peyelesaian :
Dik : v0 = 72 km/jam→ 20 m/s
t = 2 menit → 120 s
a = 5 m/s2
Dit : *s…?
*vt..?

Jawab :

s = v0 . t + ½ at2 vt = v0 + at

= 20 . 120 + ½ 5 . (120)2 = 20 + 5 . 120

= 36240 m = 620 m/s


2) Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan awal 72 km/jam kemudian direm sehingga
berhenti pada jarak 8 m dari tempat mulainya pengereman. Tentukan nilai
perlambatan yang diberikan pada mobil tersebut !
Penyelesaian :
Dik : v0 = 20 m/s
s=8m
vt = 0
Dit : a…?
Jawab :
vt2 = v02 – 2as
02 = 202 – 2a(8)
16a = 400
a = 400/16
= 25 m/s2

2. Alat ukur kecepatan dan percepatan


 Alat ukur kecepatan
Alat ukur kecepatan dinamakan Velocitymeter. Alat ini dilengkapi dengan
pembacaan angka negative apa bila mobil bergerak mundur. Kecepatan
mereupakan besaran vector sehingga kecepatan harus dinyatakan besarnya dan
juga arahnya.
 Alat ukur kelajuan
Alat pengukuran kelajuan dinamakan speedmometer, digunakan untuk pada
sepeda motor atau kendaraan lainnya. Speedmometer bujanlah alat untuk
mengukur atau mengetahui kecepatan, tetapi kelajuan. Karena pada
speedmometer tidak terdapat keterangan arah. Kelajuan merupakan salah satu
besaran turunn yang tidak bergantung pada arahnya.
JURNAL PRAKTIKUM
JUDUL PERCOBAAN : GETARAN PEGAS
TANGGAL PERCOBAAN : 6 DESEMBER 2012
TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mencari hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas.
2. Mencari hubungan antara periode pegas terhadap massa beban.
NILAI ( RS + TP + LP ) = ………+……..+……..=……../2=………
ASISTEN YANG MEMBIMBING : NOVI KAYATI
TANDA TANGAN :
TINJAUAN PUSTAKA
Menerut Halliday (1978 : 110) : “Benda standar tersebut diikatkan pada ujung bebas
dan diletakkan diatas sebuah meja horizontal yang gesekannya dapat diabaikan. Keduanya
berlaku sebagai lingkungan bagi benda tersebut. Ujung pegas yang lain kita pegang dengan
tangan. Sekarang pegas lain kita tarik horizontal ke kanan dengan coba-coba diusahaka agar
benda mengalami percepatan horizontal konstan 1.0 m/s2”.

Menurut Tippler (1991 : 426) : “Apabila benda disampingkan sejauh x dari


kedudukan setimbangnya, pegaas mengerjakan gaya –kx. Tanda minus pada hokum Hooke
karena gaya pegas ini berlawanan arah dengan simpangan. Jika kita memilih x positif untuk
simpangan ke kanan, maka gaya bernilai negative (ke kiri) bila x positif dan positif (ke
kanan) bila x negative”.

Menurut Zemansky (1963 : 121) : “Sebuah balok bermassa m diatas permukaan


horizontal tanpa gesekan, dihubungkan dengan satu titik tetap oleh sebuah pegas. Pegas ini
dalam keadaan panjangnya normal tidak renggang, jadi gayanya terhadap balok sama
dengan nol. Sekarang umpamanya dari luar dikrejakan gaya sangat kecik ke kanan, sehingg
memberikan percepatan ke kanan yang kecil sekali pada balok, dan menyebabkan balok
bergerak sangat lambat.

RS = RESPON, TP = TUGAS PENDAHULUAN, LP = LAPORAN PRAKTIKUM


DATA PENGAMATAN
TABEL A

W (N) l (m)
0.5 11.4×10-2 m
1.0 16.3×10-2 m
1.5 20.8×10-2 m
2.0 20×10-2 m
2.5 30×10-2 m
3.0 35×10-2 m

TABEL B

Simpangan 0.02 0,03 0.02 0.03 0.02 0.03 0.02 0.03


(m)
Massa beban 0.05 0.05 0.10 0.10 0.15 0.15 0.20 0.20
(kg)
Waktu untuk 4.53 4.48 5.85 5.75 7.57 7.28 8.75 8.10
10 ayunan
(t,s)
Periode (T,s) 0.453 0.448 0.58 0.575 0.757 0.728 0.875 0.810
5

Keterangan :

W = gaya berat (N)

F = gaya (N)

l = simpangan (m)

m = massa beban (kg)

t = waktu ayunan (s)

T = pereiode (s)

PENGESAHAN/PARAF ASISTEN
A. Grafik pertambahan panjang terhadap penambahan gaya

W (N)
3.5

2.5

2 W (N)

1.5

0.5

0
4.6 9.5 14 18.2 23.2 28.2

B. Grafik hubungan T2 rehadap massa beban (m)


 2 cm

T₂ (s²)
0.8

0.7

0.6

0.5
T₂ (s²)
0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.2 0.4 0.600000000000001 0.8

PENGESAHAN/PARAF ASISTEN
 3 cm

T₂ (s²)
0.7

0.6

0.5

0.4 T₂ (s²)

0.3

0.2

0.1

0
0.2 0.4 0.600000000000001 0.8

PENGESAHAN/PARAF ASISTEN
PENGOLAHAN DATA
A. Tabel A
1. Dik : W = 0.5 N
l0 = 6.8×10-2 m
l1 = 11.4×10-2 m

Dit : *Δl…?

*k…?

Jawab :

*Δl = (l1-l0)m

= (11.4×10-2-6.8×10-2) m

= 4.6×10-2 m

W 0.5 N N
¿k= = =10.86
Δl 4.6 ×10 m
−2
m

2. Dik : W = 1.0 N
l0 = 6.8×10-2 m
l1 = 16.3×10-2 m

Dit : *Δl…?

*k…?

Jawab :

*Δl = l1-l0

= (16.3×10-2-6.8×10-2) m

= 9.5×10-2 m

W 1.0 N N
¿k= = =10.52
∆ l 9.5 ×10 m
−2
m
3. Dik : W = 1.5 N
l0 = 6.8×10-2 m
l1 = 20.8×10-2 m

Dit : *Δl…?

*k…?

Jawab :

*Δl = l1-l0

= (20.8×10-2-6.8×10-2) m

= 14×10-2 m

W 1.5 N N
¿k= = =10.71
∆ l 14 × 10 m
−2
m

4. Dik : W = 2.0 N
l0 = 6.8×10-2 m
l1 = 25×10-2 m

Dit : *Δl…?

*k…?

Jawab :

*Δl = l1-l0

= (25×10-2-6.8×10-2) m

= 18.2×10-2 m

W 2.0 N N
¿k= = =10.98
∆ l 18.2 ×10 m−2
m

5. Dik : W = 2.5 N
l0 = 6.8×10-2 m
l1 = 30×10-2 m
Dit : *Δl…?

*k…?

Jawab :

*Δl = l1-l0

= (30×10-2-6.8×10-2) m

= 23.2×10-2 m

W 2.5 N N
¿k= = =10.77
∆ l 23.2 ×10 m−2
m

6. Dik : W = 3.0 N
l0 = 6.8×10-2 m
l1 = 35×10-2 m

Dit : *Δl…?

*k…?

Jawab :

*Δl = l1-l0

= (35×10-2-6.8×10-2) m

= 28.2×10-2 m

W 3.0 N N
¿k= = =10.63
∆ l 28.2 ×10 m−2
m

(10.86+ 10.52+ 10.71+10.98+10.77 +10.63 ) N N


64.47
m m N
k rata−rata= = =10.745
6 6 m

Sumber-sumber kesalahan percobaan, yaitu :


 Kesalahan pembacaan skala
 Ketidaksamaan pengukuran
 Kesalahan pada alat, seperti elastisitas pegas yang sudah berkurang, karena sering
dipakai.

B. Tabel B

1. Dik : l = 0.02 m
m = 0.05 kg
t = 4.53 s
n = 10

Dit : *T…?
*k…?

Jawab :

t 4.53 s
¿T= = =0.453 s
n 10

4 π 2 m 4 π 2 0.05 1 π 2 kg
¿k= = =
T2 ( 0.453 )2 s2

2. Dik : l = 0.03 m
m = 0.05 kg
t = 4.48 s
n = 10

Dit : *T…?

*k…?

Jawab :

t 4.48 s
¿T= = =0.448 s
n 10

4 π 2 m 4 π 2 0.05 0.2 1 π 2 kg
¿k= = = = 2
T2 ( 0.448 )2 0.2 s
3. Dik : l = 0.02 m
m = 0.10 kg
t = 5.85 s
n = 10

Dit : *T…?

*k…?

Jawab :

t 5.85 s
¿T= = =0.585 s
n 10

4 π 2 m 4 π 2 0.10 0.4 1.3 π 2 kg


¿k = = =
T2 ( 0.585 )2 0.3 s2

4. Dik : l = 0.03 m
m = 0.10 kg
t = 5.75 s
n = 10

Dit : *T…?

*k…?

Jawab :

t 5.75 s
¿T= = =0.575 s
n 10

4 π 2 m 4 π 2 0.10 0.4 1.3 π 2 kg


¿k= = = =
T2 ( 0.575 )2 0.3 s2

5. Dik : l = 0.02 m
m = 0.15 kg
t = 7.57 s
n = 10

Dit : *T…?
*k…?

Jawab :

t 7,57 s
¿T= = =0.757 s
n 10

4 π 2 m 4 π 2 0.15 0.6 1.2 π 2 kg


¿k= 2
= = =
T ( 0.757 )2 0.5 s
2

6. Dik : l = 0.03 m
m = 0.15 kg
t = 7.28 s
n = 10

Dit : *T…?

*k…?

Jawab :

t 7.28 s
¿T= = =0.728 s
n 10
2 2 2
4 π m 4 π 0.15 0.6 1.2 π kg
¿k= 2
= = =
T ( 0.728 )2 0.5 s
2

7. Dik : l = 0.02 m
m = 0.20 kg
t = 8.75 s
n = 10

Dit : *T…?

*k…?

Jawab :

t 8.75 s
¿T= = =0.875 s
n 10
4 π 2 m 4 π 2 0.20 0.8 1.1 π 2 kg
¿k= = = =
T2 ( 0.875 )2 0.7 s2

8. Dik : l = 0.03 m
m = 0.20 kg
t = 8,10 s
n = 10

Dit : *T…?

*k…?

Jawab :

t 8.10 s
¿T= = =0.810 s
n 10

4 π 2 m 4 π 2 0.20 0.8 1.3 π 2 kg


¿k= = = =
T2 ( 0.810 )2 0.6 s2

( 1+1+1.3+1.3+1.2+1.2+1.1+ 1.3 ) π 2 9.4 π 2


k rata−rata= =
8 8

kg
¿ 1.175 2
s
ANALISIS
Jika sebuah bneda diberikan gaya hokum Hooke hana berlaku sepanjang daerah
elastis sampai titik yang menujukkan batas hokum Hooke. Jika benda diberikan gaya yang
sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah
plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula,
benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda
mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.

KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat diambil kesimpulan, antara lain :

1. Semakin kecil simpangan maka semakin besar yang diperlukan untuk 10 ayunan.
2. Semakin kecil simpangan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk 10
ayunan.
3. Konstanta pegas dipengaruhi oleh bahan penyusunnya.
4. Semakin besar gaya beratnya maka semakin besar pula pertambahan panjangnya.
5. Pegas merupakan benda yang elastic, karena jika digantungkan beban, maka pegas
akan berubah bentuknya dan jika beban dipindahka, maka pegas akan kembali ke
bentuk semula.
I. Fs = m.a
v r
= m . → v=
t t
v r
m . →t=
= r v
v
2
v
Fs = m. → v =ωr
R
2
m ( ωr )
=
R
2 2
mω r
=
R

Fs =m ω2 R → Fs=F pegas

k . ∆ x =m ω2 R

k.R =m ω2 R

k =m ω2

k =m ¿
2

k =m 2
T
2
T .k =m 4 π 2

2 m4π2
T =
k


2
T = m4 π
k

T =2 π
√ m
k
1
II. f =
T

1
f =

√ m
k


f = m

√k

f = 1×
√k
2 π √m

f =
1
2π √ k
m

Keterangan :

T : periode (s)

m : massa (kg)

k : konstanta

f : frekuensi (Hz)
TUGAS
1. Sebuah benda bermassa 5 kg. Dengan k nya 4.6×10-2 N/m. Hitunglah periodenya !
2. Sebuah benda bermassa 5 kg dengan k nya 4.6×10-2 N/m. Hitunglah frekuensinya !

Jawab :

1. Dik : m = 5 kg
k = 4.6×10-2 N/m

Dit : T…?

Jawab :

√ √
m 5 kg
T =2 π =2 π
k 10−2 N
4.6 ×
m

¿ 2 π √ 108.69

T =2 π .10 .42=20.84 π s

2. Dik : m = 5 kg
k = 4.6×10-2 N/m

Dit : f..?

Jawab :

√ √
−2
1 k 1 4.6 ×10
f= =
2π m 2π 5

1
¿ √ 0.0092

1
¿ .0 .095=0.0475 π Hz

Anda mungkin juga menyukai