Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA XI

FLUIDA DINAMIS

XI MIPA 2

Oleh :
Ahmad Ramdani Fathirudin
Muhammad Denno Priasmoro
Muhammad Rafly
Nabil Anugerah Pratama
Roofif Ikhsanul Gefri

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BATUSANGKAR


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
ISI LAPORAN

I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
III. ALAT DAN BAHAN
IV. PROSEDUR KERJA
V. HASIL PENGAMATAN
VI. ANALISIS DATA
VII. KESIMPULAN
VIII. LAMPIRAN FOTO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan
adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak
partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga
merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya
dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya
geser maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida dinamis misalnya
pada semprotan parfum. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai fluida dinamis.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penyusunan makalah ini kami mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya
yaitu :
a. Pengertian fluida dinamis
b. Besaran-besaran pada fluida dinamis

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata pelajaran sekolah, bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dari Fluida Dinamis
2. Mengetahui besaran-besaran pada fluida dinamis
3. Mengetahui penerapan fluida dinamis dalam teknologi

1.4 Manfaat Penulisan


Agar mengetahui, memahami dalam penerapkan sifat- sifat fluida yang ada yang
sering kita tidak sadari pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fluida Dinamis


Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap :
a. Tidak kompresibel artinya bahwa dengan adanya perubhana tekanan ,volume
fluida tidak berubah.
b. Tidak memngalami gesekan, artinya bahwa pada saat fluida mengalir,gesekan
antara fluida dengan dinding tempat mengalir dapat diabaikan.
c. Aliran stasioner, artinya tiap partikel fluida mempunyai garis alir tertentu dan
untuk luas penampang yang sama mempunyai laju aliran yang sama.

JENIS ALIRAN FLUIDA DINAMIS


Ada beberapa jenis aliran fluida. Lintasan yang ditempuh suatu fluida yang sedang
bergerak disebut garis alir. Berikut ini beberapa jenis aliran fluida.
a. Aliran lurus atau laminer yaitu aliran fluida mulus. Lapisan-lapisan yang
bersebelahan meluncur satu sama laindengan mulus. Pada aliran partikel fluida
mengikuti lintasan yang mulus dan lintasan ini tidak saling bersilangan. Aliran
laminer dijumpai pada air yang dialirkan melalui pipa atau selang.
b. Aliran turbulen yaitu aliran yang ditandai dengan adamnya lingkaran-
lingkaran tak menentu dan menyerupai pusaran. Aliran turbulen sering
dijumpai disungai-sungai dan selokan-selokan.

2.2 Besaran dalam Fluida Dinamis


A. DEBIT ALIRAN (Q)
Debit aliran adalah volume aliran yang mengalir dalam satuan waktu tertentu
B. PERSAMAAN KONTINUITAS
Persamaaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam dari suatu tempat ke tempat lain. Air yang mengalir di dalam pipa air
dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat,
maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2,
C. HUKUM BERNOULLI
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan
energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan
(p), energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

BAB III
ALAT DAN BAHAN

Kaleng Bekas Stopwatch


Paku Gunting
Meteran/Penggaris Panjang Lakban/Plester

BAB IV
PROSEDUR KERJA

1. Ambil kaleng bekas dan paku yang sudah di sediakan, lalu bolongi kaleng
menggunakan paku yang berujung tajam. Bolongi secara merata dengan arah
vertical dan beri jarak dengan penggaris sebanyak 3 buah lobang. Lobangi
dengan hati-hati, jangan sampai menyembabkan kerusakan/ cacat pada kaleng.
2. Tutup bolongan pada kaleng menggunakan lakban atau plester yang sudah di
sediakan.
3. Isi kaleng dengan air sampai ke atas permukaan
4. Ukurlah air dari lobang pertama (lobang paling bawah) sampai ke permukaan
air, ulangi pengukuran dari lobang kedua sampai lobang ketiga
5. Saat mencoba pengukuran, letakkan meteran di atas permukaan tanah sambil
lakban atau plester pada kaleng dibuka dan lihatlah di ukuran berapa air itu
turun. Lakukan percobaan tersebut sampai ke 3 lobang.
BAB V
HASIL PENGAMATAN
5.1 Lubang pertama
Percobaan Tinggi lubang Tinggi Lubang dari
Ke - Jarak (s) Waktu (t) dari tanah Permukaan air
1 27 cm/0,27m 0,53 s 22cm/0,22m 14cm/0,14m
2 29cm/0,29m 0,48 s 22cm/0,22m 13cm/0,13m
3 26cm/0,26m 0,35 s 22cm/0,22m 12,5cm/0,125m

5.2 Lubang kedua


Percobaan Tinggi lubang Tinggi Lubang dari
Ke - Jarak (s) Waktu (t) dari tanah Permukaan air
1 19cm/0,19m 0,51 s 27cm/0,27m 7cm/0,07m
2 17cm/0,17m 0,51 s 27cm/0,27m 6cm/0,06m
3 15cm/0,15m 0,41 s 27cm/0,27m 5cm/0,05m

5.3 Lubang ketiga


Percobaan Tinggi lubang Tinggi Lubang dari
Ke - Jarak (s) Waktu (t) dari tanah Permukaan air
1 11cm/0,11m 0,35 s 33cm/0,33m 3cm/0,03m
2 12cm/0,12m 0,35 s 33cm/0,33m 2,7cm/0,027m
3 11cm/0,11m 0,43 s 33cm/0,33m 2,2cm/0,22m
BAB VI
ANALISIS DATA

6.1 Mencari kecepatan pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan


s
rumus v =
t
Lubang Kecepatan (V)
Ke- Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
S = 0,27 m S = 0,29 m S = 0,26 m

1 t = 0,53 s t = 0,48 s t = 0,35 s

(paling bawah) v? v? v?
s 0 ,27 s 0 , 29 s 0 ,26
v= = v = = v= =
t 0 , 53 t 0 , 48 t 0 , 35
= 0,5094m/s = 0,6041m/s = 0,7428m/s

S = 0,19 m S = 0,17 m S = 0,15 m


2 t = 0,51 s t = 0,51 s t = 0,41 s
(bagian tengah) v? v? v?
s 0 ,19 s 0 ,17 s 0 , 15
v= = v= = v= =
t 0 , 51 t 0 , 51 t 0 , 41
= 0,3725m/s = 0,3333m/s = 0,3658m/s

S = 0,11 m S = 0,12 m S = 0,11 m

3 t = 0,35 s t = 0,48 s t = 0,43

(paling atas) v? v? v?
s 0 , 11 s 0 , 12 s 0 ,11
v= = v= = v= =
t 0 ,35 t 0 , 48 t 0 , 43
= 0,3142m/s = 0,25m/s = 0,2558m/s
6.2 Mencari jarak kejauhan pada percobaan yang telah dilakukan
menggunakan rumus s = v.t

Lubang Jarak ( S )
Ke- Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
V = 1,6733m/s V = 1,6124 m/s V = 1,5811 m/s

1 t = 0,2097 s t = 0,2097 s t = 0,2097 s

(paling bawah) s? s? s?
s = v. t s=v.t s=v.t
= 1,6733. 0,2097 = 1,6124 . 0,2097 =1,5811 . 0,2097
= 0,3508 m = 0,3381 m = 0,3315 m
= 35,08 cm = 33,81 cm = 33,15 cm
V = 1,1832m/s V = 1,0954m/s V = 1 m/s
2 t = 0,2323 s t = 0,2323 s t = 0,2323 s
(bagian tengah) s? s? s?
s=v.t s=v.t s=v.t
=1,1832 . 0,2323 = 1,0954 . 0,2323 = 1 . 0,2323
= 0,2748 m = 0,2544 m = 0,2323 m
= 27,48 cm = 25,44 cm = 23,23 cm

V = 0,7745 m/s V = 0,7348m/s V = 0,6633m/s

3 t = 0,2569 s t = 0,2569 s t = 0,2569 s

(paling atas) s? s? s?
s=v.t s=v.t s=v.t
= 0,7745 . 0,2569 = 0,7348 . 0,2569 = 0,6633 . 0,2569
= 0,1989 m =0,1887 m = 0,1704 m
= 19,89 cm = 18,87 cm = 17,04 cm
6.3 Mencari kecepatan pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan
rumus v = √ 2. g . h
Lubang Kecepatan (V)
Ke- Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
G = 10 G = 10 G = 10

1 H = 0,14 m H = 0,13 m H = 0,125 m

(paling bawah) V? V? V?
v = √ 2. g . h V = √ 2. g . h V = √ 2. g . h
= √ 2.10 .0 ,14 = √ 2.10 .0 ,13 = √ 2.10 .0,125
=√ 2 ,8 = √ 2 ,6 = √ 2 ,5
= 1,6773m/s = 1,6124m/s = 1,5811m/s

G = 10 G = 10 G = 10
2 H = 0,07 m H = 0,06 m H = 0,05 m
(bagian tengah) V? V? V?
V = √ 2. g . h V = √ 2. g . h V = √ 2. g . h
= √ 2.10 .0 ,07 = √ 2.10 .0 ,06 = √ 2.10 .0 ,05
= √1 , 4 = √ 1 ,2 = √1
= 1,1832m/s = 1,0954 m/s = 1m/s

G = 10 G = 10 G = 10

3 H = 0,03 H = 0,027 H = 0,022 m

(paling atas) V? V? V?
V = √ 2. g . h V = √ 2. g . h V= √ 2. g . h
= √ 2.10 .0 ,03 = √ 2.10 .0,027 = √ 2.10 .0,022
= √0, 6 = √ 0 , 54 = √ 0 , 44
= 0,7745m/s = 0,7348m/s = 0,663m/s
6.4 Mencari waktu lajunya pada percobaan yang telah dilakukan

menggunakan rumus t =
√ 2h
g
Lubang Waktu (t)
Ke- Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
G = 10 G = 10 G = 10
H = 0,22 m H = 0,22 m H = 0,22 m
T? T? T?
1
(paling bawah) T=
√2h
g
T=
√2h
g
T=
√2h
g

=
√ 2.0 , 22
10
=
√ 2.0 , 22
10
=
√ 2.0 , 22
10
= 0,2079 s = 0,2079 s = 0,2079 s
G = 10 G = 10 G = 10
2 H = 0,27 m H = 0,27 m H = 0,27 m
(bagian tengah) T? T? T?

T=
√2h
g
T=
√2h
g
T=
√2h
g

=
√ 2.0 , 27
10
=
√ 2.0 , 27
10
=
√ 2.0 , 27
10
= 0,2323 s = 0,2323 s = 0,2323 s

G = 10 G = 10 G = 10

3 H = 0,33 m H = 0,33 m H = 0,33 m

(paling atas) T? T? T?

T=
√2h
g
T=
√2h
g
T=
√2h
g

=
√ 2.0 , 33
10
=
√ 2.0 , 33
10
=
√ 2.0 , 33
10
= 0,2569 s = 0,2569 s = 0,2569 s

BAB VII
KESIMPULAN
fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas.
Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya
berada merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang
sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan
manusia masa kini seperti untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan
pesawat terbang, penyemprot parfum, penyemprot racun serangga dan lain
sebagainya.
Selain kesimpulan tersebut, kita juga bisa menarik kesimpulan yang lain, yaitu :
1. Semakin tinggi lubang dari permukaan air maka semakin cepat kecepatan air
yang keluar, sedangkan jika semakin rendah lubang dari permukaan air maka
semakin lambat kecepatan air yang keluar
2. Semakin rendah lubang dari tanah maka semakin sebentar waktu yang
diperlukan oleh air ketika keluar, sedangkan jika semakin tinggi lubang dari
tanah maka semakin lama waktu yang diperlukan oleh air ketika keluar
3. Semakin cepat kecepatan dan semakin sebentar waktu yang diperlukan maka
jarak akan semakin jauh, sedangkan jika semakin lambat kecepatan dan
semakin lama waktu yang diperlukan maka jarak akan semakin dekat
4. Diantara ketiga lubang, lubang yang mengeluarkan air dengan jarak yang jauh
adalah lubang ke 1 dan jarak yang palung dekat adalah lubang ke 3

Anda mungkin juga menyukai