Anda di halaman 1dari 4

1.

Point pertama
Tujuan Validasi: Identifikasi tujuan validasi, yaitu apa yang ingin Anda capai melalui proses
validasi.

Fokus Validasi: Tentukan fokus validasi, yaitu area di mana model akan digunakan atau
diterapkan.

Konteks Validasi: Identifikasi konteks validasi, yaitu situasi atau lingkungan di mana model
akan digunakan atau diuji.

Point kedua
Membantu menetapkan standar: Acuan pembanding dan dokumen terkait/relevan
membantu menetapkan standar untuk proses pengembangan model dan validasi, sehingga
proses tersebut dapat dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan praktik terbaik.

Memastikan keakuratan model: Acuan pembanding dan dokumen terkait/relevan dapat


membantu memastikan keakuratan model dengan membandingkan hasilnya dengan hasil
yang telah teruji dan terbukti, serta memastikan bahwa data yang digunakan dalam
pengembangan dan validasi model telah diverifikasi dan valid.

Memperkuat kepercayaan: Acuan pembanding dan dokumen terkait/relevan dapat


membantu memperkuat kepercayaan pengguna dan pemangku kepentingan terhadap
model, karena proses pengembangan dan validasi telah dilakukan sesuai dengan standar
industri yang telah ditetapkan.

Meningkatkan kesesuaian: Dokumen terkait/relevan, seperti panduan pengguna dan


dokumen spesifikasi teknis, dapat membantu meningkatkan kesesuaian model dengan
tujuan bisnis dan kebutuhan pengguna.

Contoh:
Dokumen Validasi: Dokumen validasi adalah dokumen yang berisi hasil pengujian model,
termasuk informasi tentang metrik kinerja, dataset yang digunakan, dan parameter yang
digunakan dalam pengembangan model. Dokumen ini membantu memvalidasi model
dengan memberikan bukti kinerja dan akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Point pertama
Verifikasi Data: Aspek validasi ini melibatkan memverifikasi integritas data yang digunakan
dalam pengembangan model. Pengembang perlu memastikan bahwa dataset yang
digunakan telah dibersihkan dan diproses dengan benar, serta mewakili populasi yang
relevan dengan aplikasi yang diinginkan. Selain itu, pengembang juga perlu memastikan
bahwa dataset yang digunakan mencakup data yang cukup untuk menguji model dan
mewakili variasi situasi yang mungkin terjadi di dunia nyata.

Evaluasi Interpretasi: Aspek validasi ini melibatkan memeriksa interpretasi model dan
memastikan bahwa hasil prediksi yang dihasilkan dapat dipahami dan dijelaskan. Hal ini
penting untuk menentukan apakah model mengambil keputusan secara adil dan sesuai
dengan nilai-nilai etis dan moral yang diinginkan.

Uji Aplikasi: Uji aplikasi dilakukan untuk memastikan bahwa model dapat berfungsi dengan
benar di lingkungan yang sesungguhnya. Pengembang perlu melakukan uji aplikasi untuk
memastikan bahwa model dapat menghasilkan hasil prediksi yang akurat dan relevan dalam
situasi yang nyata dan memenuhi persyaratan kinerja yang diinginkan.

Point kedua
Salah satu aspek validasi yang belum memenuhi aturan bukti dan prinsip asesmen pada
MKVA adalah kurangnya validitas konstruk dalam pengembangan model. Validitas konstruk
adalah sejauh mana model mencerminkan dan mengukur konstruk yang dimaksud secara
akurat.
Prinsip asesmen yang berhubungan dengan masalah ini adalah prinsip validitas, yang
menyatakan bahwa asesmen harus memenuhi tujuan yang dimaksudkan dan mengukur
konstruk yang relevan dengan asesmen tersebut. Selain itu, prinsip reliability juga harus
dipenuhi, yang menyatakan bahwa asesmen harus konsisten dan dapat diandalkan dalam
mengukur konstruk yang dimaksud.
3. Point pertama
Penggunaan data yang tidak sah: Penggunaan data yang tidak sah atau data yang dicuri
dapat memengaruhi kinerja dan validitas model.
Rekomendasi: Perlu memastikan bahwa data yang digunakan dalam pengembangan model
valid dan sesuai dengan prinsip-prinsip privasi dan etika data. Pengembang perlu memeriksa
sumber data dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa data
digunakan dengan sah.

Point kedua
Salah satu contoh aspek validasi yang memenuhi aturan bukti dan prinsip asesmen dalam
MKVA adalah generalisasi. Generalisasi adalah sejauh mana model dapat diterapkan pada
data baru yang belum pernah dilihat sebelumnya, yang mewakili populasi yang sama dengan
data yang digunakan untuk melatih model.
3. point pertama
Kebutuhan modifikasi dan kontekstualisasi dalam perencanaan asesmen muncul karena adanya
perbedaan individual dalam karakteristik dan kebutuhan pembelajaran. Setiap individu memiliki
keunikan dalam profil kognitif, pengalaman, dan gaya belajar, sehingga model asesmen harus
disesuaikan dengan kebutuhan individu. Dalam konteks ini, modifikasi dan kontekstualisasi
perencanaan asesmen dapat membantu memastikan bahwa proses asesmen dapat mencerminkan
kebutuhan individu dan memfasilitasi proses belajar yang efektif.

4. point pertama
Instrumen asesmen yang tersedia perlu dianalisis dan dimodifikasi jika perlu, karena setiap individu
memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar yang berbeda. Instrumen asesmen yang digunakan
harus cocok dengan profil kognitif, gaya belajar, dan tingkat kemampuan individu yang diuji,
sehingga dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kemajuan belajar.

Dengan menganalisis instrumen asesmen yang tersedia, maka dapat ditemukan kelemahan atau
kekurangan dalam instrumen tersebut. Misalnya, instrumen asesmen mungkin tidak mencakup
semua aspek dari kurikulum, atau mungkin tidak sesuai dengan karakteristik belajar individu yang
diuji. Dalam hal ini, modifikasi perlu dilakukan untuk memastikan instrumen asesmen dapat
mencerminkan profil individu secara akurat dan valid.

Point kedua
Pemenuhan terhadap standar dan kebutuhan tempat kerja harus selalu menjadi salah satu acuan
dalam pengembangan instrumen asesmen ,karena tujuan utamanya adalah untuk membantu
meningkatkan pembelajaran dan kinerja individu di tempat kerja. Oleh karena itu, instrumen
asesmen yang digunakan harus relevan dengan tuntutan tugas dan kinerja di tempat kerja.

Selain itu, instrumen asesmen yang relevan juga harus mempertimbangkan standar kinerja yang
diperlukan di tempat kerja. Standar kinerja ini dapat berupa kriteria kinerja yang telah ditetapkan
oleh organisasi, standar industri, atau standar pemerintah. Instrumen asesmen yang relevan dapat
membantu individu dan organisasi untuk memenuhi standar kinerja ini, sehingga mereka dapat
mencapai tingkat kinerja yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai