Anda di halaman 1dari 6

Tugas Akidah Akhlak:

Nama: Ahmad Setya Adien Haqi

No.Absen:2

Nama sekolah:MTsN 1 Lamongan


SEJARAH MAQAM IBRAHIM

Kisah Maqam Nabi Ibrahim

1.Asal usul Maqam Ibrahim, Jejak Sang Pembangun Ka’bah

Maqam Ibrahim sejatinya adalah bekas tapak kaki Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam sewaktu membangun
Ka’bah. Kemudian kini diabadikan dalam bentuk prasasti dengan dua lubang diatasnya. Dikisahkan,
setelah Nabi Ismail bersedia membantu Ayahnya Nabi Ibrahim untuk membangun Ka’bah, mereka
bersegera membangun di tempat yang telah ditunjukkan oleh Allah.

Ada dua riwayat yang mengatakan bahwa Allah meninggikan tanah landasan Baitullah sebelum
dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Landasan Baitullah itu tidak terkena bencana alam ketika
taufan besar melanda.

Sedangkan riwayat yang lain mengatakan bahwa landasan tersebut telah runtuh seperti bangunan besar
lainnya pada saat terjadi badai angin besar itu. Setelah peristiwa badai besar itu, tidak ada orang lain
yang mulai membangunnya lagi kecuali Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihimassalam.

2. Nabi Ibrahim Membangun Ka’bah dan Asal-usul Maqam Ibrahim


Mulailah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka’bah. Nabi Ibrahim menyusun batu keatas
sementara Nabi Ismail membantunya dari bawah seraya berdoa. Sebagaimana yang telah disebutkan
dalam Al Qur’an:

“Dan ingatlah ketika Nabi Ibrahim bersama anaknya Nabi Ismail meninggikan landasan Baitullah,
keduanya berdoa ‘Wahai Tuhan kami, terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi
maha mengetahui’.” (QS. Al Baqarah : 127)

Ketika bangunan sudah mulai meninggi, Nabi Ismail mengulurkan batu yang cukup besar kepada
ayahnya Nabi Ibrahim hingga bangunan itu hampir selesai. Atas kehendak Allah, baru saja Nabi Ibrahim
menapakkam kakinya di batu tersebut, telapak kaki Nabi Ibrahim melekat di batu itu hingga membekas.
Hingga jadilah seperti sekarang seperti yang terdapat di dekat Baitullah Ka’bah.

Ketika agama Islam datang, Allah mensyariatkan untuk bersembahyang di belakang Maqam Ibrahim
sebagaimana firman Allah:

“Dan jadikanlah olehmu Maqam Ibrahim itu tempat sembahyang.”(QS. Al Baqarah:125)

Jadi yang dimaksud dengan maqam Ibrahim adalah bekas kedua telapak kaki Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,
bukan kuburan Nabi Ibrahim.

3.Perintah Menyeru Umat Manusia Untuk Melaksanakan Ibadah Haji

Setelah selesai membangun Ka’bah, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru umat manusia di
seluruh dunia menunaikan Ibadah Haji di Baitullah. Dikatakan pada saat Nabi Ibrahim menerima
perintah tersebut ia menjawab “Ya Allah, bagaimana aku dapat memerintah seluruh manusia di muka
bumi ini?” kemudian di jawab oleh Allah “Kamu hanya kuperintah untuk menyeru, aku yang
mendatangkan”.

Sebagaimana firman Allah:

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus [1] yang datang dari segenap penjuru yang
jauh.” (QS. Al Hajj)

[1] Yang dimaksu unta yang kurus diatas adalah menunjukkan jauh dan sukarnya perjalanan yang
ditempuh oleh jamaah haji.

Setelah itu lalu Nabi Ibrahim naik ke gunung Abi Qubais, yaitu gunung yang paling dekat dengan Ka’bah.
Disana Nabi Ibrahim memanggil dengan nama Allah:

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhanmu telah membangun satu rumahnya bagimu, oleh
karena itu hendaklah kalian semua menunaikan ibadah haji disana.”

Nabi Ibrahim menyeru ke kanan dan ke kiri seperti orang yang sedang mengumandangkan adzan.
Kemudian Allah menyampaikan seruan Nabi Ibrahim pada setiap manusia yang diciptakan dalam bacaan
talbiah.

Dan itulah pernyataan semua manusia yang mengerjakan fardhu haji, yang tanpa talbiah itu haji
seseorang tidak akan menjadi sah. Inilah bacaan talbiah “Labbaikallaahumma labbaik”, yang artinya
“Aku datang memenuhi panggilanmu Ya Allah.”
. Kisah Makam Nabi Muhammad SAW

1.makam nabi Muhammad

Nabi Muhammad SAW (Shalallaahu Alaihi Wassalaam) wafat pada 632 di rumah istrinya Aisyah RA
(Radhiyallahu Anha). Setelah wafat, Rasulullah dimakamkan di dalam rumah Aisyah yang juga istri ketiga
dan termuda. Situs berita online Republika.co.id mengutip buku Tapak Sejarah: Seputar Mekkah-
Madinah karya Muslim Nasution. Saat Rasulullah wafat, para sahabat sempat berdebat mengenai lokasi
makam Nabi Muhammad SAW. Ada sahabat yang memberikan saran agar Rasulullah dimakamkan di
mimbar tempat beliau berkhutbah. Sahabat lain mengusulkan saran kalau Nabi Muhammad SAW
dimakamkan di mihrab tempat beliau menjadi imam salat. Lantas Abu Bakar berkata, “Aku pernah
mendengar Rasulullah SAW bersabda, tak seorang Nabi pun meninggal dunia kecuali dimakamkan di
tempat dia meninggal.” Apa yang disampaikan oleh Abu Bakar menjadi penengah perdebatan para
sahabat mengenai makam Rasulullah.Hal ini juga menjawab kenapa dan mengapa Nabi Muhammad
SAW dimakamkan di kamar Aisyah.

2.Makam Nabi Muhammad SAW Ternyata Bersebelahan dengan Dua Makam Sahabat

Sebenarnya, makam Nabi Muhammad SAW bersebelahan dengan dua makan sahabatnya Abu Bakar dan
Umar Bin Khattab. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar menjadi pemimpin umat Islam dan menjadi
khalifah pertama. Abu Bakar yang juga ayah Aisyah meninggal dua tahun setelah Rasulullah wafat yaitu
pada 634. Usai Rasulullah wafat, empat sahabat terdekat menjadi khalifah dan dikenal sebagai Khulafaur
Rasyidin.Abu Bakar wafat dalam usia 60 tahun lantaran sakit dan kemudian dimakamkan di samping
Rasulullah. Sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab menjadi pengganti Abu Bakar sebagai khalifah dari 634
hingga 644. Umar meninggal pada 644 setelah ditikam saat menjadi imam salat subuh. Umar wafat tiga
hari setelah peristiwa penusukan. Lantas Umar dimakamkan di samping makam Nabi Muhammad SAW
dan makam Abu Bakar di rumah Aisyah.

3.Makam Nabi Muhammad SAW Tidak Bisa Dimasuki Sembarangan Bagi yang pernah menunaikan
ibadah haji atau ibadah umroh, pastinya pernah melihat kubah hijau Masjid Nabawi. Di bawah kubah
itulah letak makam Nabi Muhammad SAW dan juga makam kedua sahabat beliau. Para peziarah bisa
mengunjungi makam ini, namun memang tidak ada pintu atau jendela untuk melihat ke dalam. Siapa
pun tidak bisa masuk ke dalam makam Nabi Muhammad SAW tanpa izin Pemerintah Kerajaan Arab
Saudi. Akses masuk ke dalam makam hanya melalui bangunan yang dulunya merupakan rumah Fatimah,
putri tercinta Rasulullah. Biasanya para peziarah hanya bisa melihat ada dinding yang menutupi makam
Nabi Muhammad SAW.

4.Perluasan Masjid Nabawi Hingga ke Makam Nabi Muhammad SAWSetelah masa pemerintahan empat
khalifah, kekhalifahan Umayyah memimpin umat Islam dari 661 hingga 750. Salah satu khalifahnya, Al
Walid I memerintahkan untuk memperluas Masjid Nabawi dengan memasukkan makam Nabi
Muhammad SAW. Lantas ada penambahan Kubah Hijau atau Green Dome pada masa pemerintahan
Kesultanan Mamluk, Al Mansur Qawalun pada abad ke-13. Kubah Hijau ini dibangun persis di atas
makam Rasulullah, makam Abu Bakar, dan juga Umar bin Khattab.

Kesultanan Mamluk memerintah sejumlah kawasan Timur Tengah termasuk Madinah pada abad ke-13
hingga ke-16. Warna kubah hijau ini baru ditambahkan pada pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah,
Sulaiman I pada abad ke-16. Sulaiman I juga dikenal sebagai Sulaiman yang Agung dalam masa
Utsmaniyah yang lebih dikenal dengan nama Ottoman. Masjid Nabawi merupakan masjid terbesar
kedua di dunia setelah Masjidil Haram di Mekkah dengan kapasitas 1 juta jamaah. Rasulullah mendirikan
masjid ini saat hijrah ke Madinah. Masjid ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Saat pindah
atau hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW memiliki dua istri, salah satunya adalah Aisyah.Setiap
istri memiliki rumah yang terdiri dari satu kamar dengan ukuran 5 x 4 meter dan dilengkapi halaman
belakang. Rumah kedua istri Rasulullah ini juga berdekatan dengan rumah putrinya Fatimah dan sang
menantu Ali Bin Abi Thalib. Rumah yang ditempati Rasulullah dan Aisyah memiliki dua pintu, salah
satunya akses langsung ke Masjid Nabawi. Jadi perluasan Masjid Nabawi hingga mencapai ke rumah
Aisyah memang terbilang sangat dekat sekali.

Jabal Rahmah, Tempat Bertemunya Kembali Adam & Hawa

Jabal Rahmah, sebuah bukit tempat bertemunya kembali Nabi Adam dan Siti Hawa setelah berpisah
ratusan tahun, usai diturunkan ke bumi dari surga karena memakan buah terlarang, khuldi. Padahal
Allah telah melarang mereka, tapi setan terus menggoda. Begitu riwayat tertulis dalam kitab suci
Alquran.

Sesuai namkanya, Jabal berarti bukit, sementara Rahijmah adalah kasih sayang. Bukit itu terletak persis
di tepi Padang Arafah, pinggiran timur Kota Makkah.

Di puncak Jabal Rahmah, kini telah dibangun monumen dari beton yang tingginya mencapai delapan
meter, lebar sekitar 1,8 meter. Dibangun juga sebanyak 168 anak tangga untuk memudahkan mendaki
ke puncak.
Meski Ulama Saudi sendiri sudah menegaskan, ziarah ke Jabal Rahmah bukan hal yang disunahkan
apalagi diwajibkan dalam melaksanakan rukun haji, dan umrah. Namun setiap hari, jemaah yang sedang
beribadah umrah dari berbagai belahan dunia datang ke tempat ini termasuk dari Indonesia.

Di sana mereka menyempatkan berdoa sambil menengadahkan tangan. Tidak sedikit yang menulis
namanya dengan pasangan pada batu-batu di bukit Jabal Rahmah, dengan harapan kelancaran jodoh
serta diawetkan hubungan laksana Adam dan Hawa.

Anda mungkin juga menyukai