Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021

“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran


di Era Society 5.0”. Agustus 2021

ANALISIS PENGGUNAAN KATA BAKU DAN NONBAKU PADA


SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH INDRAMAYU
KECAMATAN HAURGEULIS

Putri Dwi Juliyanti1, Deden Sutrisna2


1,2
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Majalengka
e-mail: 1dwijuliyantiputri@gmail.com, 2dedensutrisna@unma.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi kebutuhan para pembaca pada penggunaan kata baku dan nonbaku pada spanduk
khususnya yang terdapat di wilayah Indramayu kecamatan Haurgeulis. Sekarang ini, banyak sekali pelajar bahkan
masyarakat yang masih rancu menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali
tidak tepat dalam penggunaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan-kesalahan
penggunaan tata bahasa baku dan tidak baku pada spanduk khususnya yang terdapat di wilayah Indramayu kecamatan
Haurgeulis. Sehingga dapat memberikan informasi, bagaimana penggunaan kata baku dan tidak baku yang sesuai
dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dan kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang kembali
pada setiap kegiatan menulis. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini
merupakan kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku pada spanduk. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan teknik catat. Teknik dokumentasi diperoleh dengan bantuan kamera
handphone untuk mendokumentasikan data sebagai suatu bukti nyata. Teknik catat dilakukan dengan melakukan
pencatatan kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku pada spanduk.

Kata Kunci: kata baku, non baku, spanduk

PENDAHULUAN
Penelitian ini dilatarbelakangi kebutuhan para pembaca pada penggunaan kata baku dan
nonbaku pada spanduk khususnya yang terdapat di wilayah Indramayu kecamatan Haurgeulis.
Sekarang ini, banyak sekali pelajar bahkan masyarakat yang masih rancu menempatkan kata
dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali tidak tepat dalam
penggunaannya. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam
penggunaan bahasa baku. Pelajar atau masyarakat sering kali tidak memperhatikan apakah
tulisannya sesuai aturan atau tidak. Yang penting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain
itu, ketidakpahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan di spanduk
tidak sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan
kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan
(EYD). Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak sesuai dengan EYD atau
bahasa baku.
Dalam penelitian ini terdapat salah satu masalah yang membahas mengenai kesalahan pada
penggunaan kata baku dan nonbaku pada spanduk sepanjang jalan di wilayah Indramayu
khususnya pada kecamatan Haurgeulis agar sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam
bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata, dan

19
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata
bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia.
Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan.
Pranowo (1996: 58) menjelaskan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teori yang
dipergunakan untuk menganalisis bahasa antara (interlanguage) pembelajar bahasa. Lebih lengkap
menjelaskan analisis kesalahan berbahasa adalah usaha untuk membantu tercapainya tujuan
belajar bahasa pembelajar dengan mengetahui sebab-sebab dan cara mengatasi kekeliruan-
kekeliruan berbahasa yang mereka lakukan dalam proses menguasai B2. Sedangkan, Ellis (1987)
dalam Tarigan (1988: 300) berpendapat, analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang
digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar,
pengenalan kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-sebabnya yang telah
dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya.
Menurut Kosasih dan Hermawan (2012: 83), kata baku adalah kata yang cara pengucapan
ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang
dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum. Ragam
bahasa baku atau ragam bahasa standar dapat dibatasi dengan beberapa sudut pandang,
diantaranya sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan, sudut pandang informasi, dan sudut
pandang pengguna bahasa. Berdasarkan sudut pandang kebakuan bahasa, bahasa baku adalah
bahasa yang baik tata tulis (jika bahasa tulis), kosakata, maupun tata bahasanya, sesuai dengan
hasil pembakuan bahasa.
Suharianto (1981: 23) berpendapat bahwa bahasa atau kata tidak baku adalah salah satu variasi
bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa
tidak resmi. Sedangkan, Alwasilah (1985: 116) mengemukakan bahwa bahasa tidak baku adalah
bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan
pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan.
Spanduk ialah kain yang membentang yang biasanya juga berada di tepi jalan yang berisi
sebuah teks, berwarna dan juga bergambar. Spanduk merupakan sebuah media informasi, dan
biasanya juga dibuat dengan menggunakan sebuah cat, sablon (screen printing) ataupun dengan
menggunakan cat mesin. Spanduk yang ada pada jaman sekarang merupakan media promosi yang
cukup popular saat ini, dikarenakan harga dari spanduk yang cukup murah dan juga proses dari
pengerjaannya yang cepat. Dimana pada saat ini sudah banyak sekali perusahaan yang bergerak
pada bidang periklanan dan juga mempunyai mesin digital print untuk membuat spanduk.
Menurut Alwi, dkk, (2001: 1086) spanduk mempunyai pengertian kain rentang yang berisi slogan,
propaganda, atau berita yang perlu diketahui umum.
Penelitian yang akan penulis lakukan adalah menganalisis penggunaan kata baku dan tidak
baku yang terdapat pada spanduk khususnya yang terdapat di wilayah Indramayu kecamatan
Haurgeulis. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Afifah, dkk (2017) dengan judul “Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan
Media Luar Ruang di Wilayah Kota Medan”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kesalahan
berbahasa Indonesia pada penulisan media luar ruang di Kota Medan masih banyak dijumpai yang
belum atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk
kesalahan penulisan di media luar ruang di Kota Medan meliputi kesalahan penulisan tanda baca,
kesalahan penulisan singkatan, kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan pemilihan kata,
dan kesalahan penulisan ejaan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Damayanti, Ervina
(2017) yang berjudul “Kesalahan Penggunaan Bahasa Pada Iklan Komersial Media Luar Ruang

20
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

di Kabupaten Kediri”. Hasil analisis menunjukkan bahwa masih ada kesalahan bahasa pada
penggunaan iklan komersial media luar ruang di Kabupaten Kediri. Kesalahan tersebut berupa
kesalahan ejaan dan ketidaktepatan dalam struktur frasa. Kesalahan ejaan terdiri dari kesalahan
pada tanda baca, unsur serapan (kata baku dan tidak baku), dan penulisan kata. Untuk penggunaan
struktur frasa dalam penelitian ini dijumpai adanya papan nama yang menggunakan kosakata
bahasa Inggris dengan struktur frasa bahasa Inggris, penggunaan kosakata bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris, tetapi menggunakan struktur frasa bahasa Inggris, dan yang terakhir penggunaan
kosakata bahasa Inggris dan Indonesia, tetapi menggunakan frasa bahasa Indonesia.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penggunaan
tata bahasa baku dan tidak baku pada spanduk khususnya yang terdapat di wilayah Indramayu
kecamatan Haurgeulis. Sehingga dapat memberikan informasi, bagaimana penggunaan kata baku
dan tidak baku yang sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dan
kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang kembali pada setiap kegiatan menulis.

METODE
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian
deskriptif kualitatif menurut Sukmadinata (2015: 72) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah
ataupun rekayasa manusia. Melalui penelitian kualitatif deskriptif, penulis akan mendeskripsikan
masalah dengan cara mencatat, menganalisis dan memaparkan permasalahan yang berkaitan
dengan data berupa kalimat, yaitu berupa kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku pada
spanduk di wilayah Indramayu.
Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah penggunaan kata baku dan nonbaku dalam
kesalahan berbahasa. Sumber data yang dikaji dalam penelitian ini adalah spanduk yang terdapat
di wilayah Indramayu khususnya kecamatan Haurgeulis.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan
catat. Teknik dokumentasi diperoleh dengan bantuan kamera handphone untuk
mendokumentasikan data sebagai suatu bukti nyata. Teknik catat dilakukan dengan melakukan
pencatatan kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku. Teknik ini dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyimak dan memahami Kesalahan Penggunaan Kata Baku dan Nonbaku pada Spanduk
di Wilayah Indramayu Kecamatan Haurgeulis.
2) Mencatat data berupa kata yang berkaitan dengan Kesalahan Penggunaan Kata Baku dan
Nonbaku pada Spanduk di Wilayah Indramayu Kecamatan Haurgeulis.
3) Mengelompokkan data sesuai dengan Kesalahan Penggunaan Kata Baku dan Nonbaku pada
Spanduk di Wilayah Indramayu Kecamatan Haurgeulis.
4) Menganalisis serta menyimpulkan data berdasarkan hasil dokumentasi dan catatan Kesalahan
Penggunaan Kata Baku dan Nonbaku pada Spanduk di Wilayah Indramayu Kecamatan
Haurgeulis.

Tahapan teknik analisis data yang digunakan penulis dalam meneliti Kesalahan Penggunaan
Kata Baku dan Nonbaku pada Spanduk di Wilayah Indramayu Kecamatan Haurgeulis.

21
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

Koleksi data

Pengolahan data
Tahap Analisis Data
Penyajian data

Penarikan kesimpulan

Gambar 1. Proses Analisis Data

Adapun kartu data sebagai penunjang dari proses pencarian dan penganalisisan data yang
digunakan untuk menganalisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dan Nonbaku pada Spanduk di
Wilayah Indramayu Kecamatan Haurgeulis.

Tabel 1. Kartu Data


No Kata Baku Kata Nonbaku Keterangan
1.
2.
3.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis yang
menyimpang dari faktor-faktor komunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan
menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia yang meliputi kata, kalimat dan kesalahan
penggunaan ejaan yang menyimpang dari sistem ejaan yang sudah ditetapkan.
Fokus penelitian ini adalah kesalahan penggunaan kata baku dan nonbaku pada spanduk di
wilayah Indramayu kecamatan Haurgeulis.

Tabel 1.
No Kata Nonbaku Kata Baku Keterangan
Kata ‘merk’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
1. Merk Merek
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘aksesoris’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
2. Aksesoris Aksesori
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
22
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

Kata ‘weker’ pada data


tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
3. Weker Beker
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘telpon’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
4. Telpon Telepon
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘sholat’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
5. Sholat Salat
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘mushola’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
6. Mushola Musala
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘kendor’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
7. Kendor Kendur
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘imporr’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
8. Import Impor
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘genting’ pada data
tersebut adalah kata tidak
baku. Kata tersebut
9. Genteng Genting
merupakan kata yang
menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.
Kata ‘kaos’ pada data
tersebut adalah kata tidak
10. Kaos Kaus
baku. Kata tersebut
merupakan kata yang

23
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

menyimpang dari
kebahasaan yang berlaku.

Gambar 1.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah kecamatan
Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto diambil pada hari Senin
tanggal 26 Juni 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang terdapat
dalam spanduk tersebut adalah kata ‘merk’. Spanduk disamping
merupakan sebuah promosi jasa pembuatan decal, lis body
striping, menjual aksesori motor dan mobil, cutting stiker, sablon
plastik, sablon cup gelas, cetak spanduk, pembuatan stiker vinyl label atau merek makanan atau
minuman, pembuatan stempel, undangan, kalender, dan papan reklame atau plang toko.
Kata ‘merk’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku. Kata tersebut merupakan kata yang
menyimpang dari kebahasaan yang berlaku. Penulisan kata yang benar adalah ‘merek’ bukan
‘merk’. Arti kata merek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tanda yang
digunakan pengusaha atau perusahaan pada produk yang dihasilkan dan berfungsi sebagai tanda
pengenal.

Gambar 2.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah kecamatan
Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto diambil pada hari Senin
tanggal 26 Juni 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang terdapat
dalam spanduk tersebut adalah kata ‘aksesoris’. Spanduk
disamping merupakan sebuah promosi jasa pembuatan decal, lis
body striping, menjual aksesori motor dan mobil, cutting stiker,
sablon plastik, sablon cup gelas, cetak spanduk, pembuatan stiker vinyl label atau merek makanan
atau minuman, pembuatan stempel, undangan, kalender, dan papan reklame atau plang toko.
Kata ‘aksesoris’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku. Kata tersebut merupakan kata yang
menyimpang dari kebahasaan yang berlaku. Penulisan yang benar dan baku menurut KBBI adalah
‘aksesori’ bukan ‘aksesoris’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aksesori adalah : (1)
barang tambahan; alat ekstra; (2) barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis busana;
(3) yang merupakan tambahan (misalnya saraf aksesori, yakni otak ke-11).

Gambar 3.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah kecamatan
Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto diambil pada hari
Senin tanggal 19 Juli 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang terdapat
dalam spanduk tersebut adalah kata ‘weker’. Spanduk
disamping merupakan spanduk penjualan yang dipasang di sebuah toko yang menjual macam-
macam jam tangan, jam dinding, jam beker, kacamata, dan lain sebagainya.

24
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

Kata ‘weker’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku. Kata tersebut merupakan kata yang
menyimpang dari kebahasaan yang berlaku, sehingga penulisan yang benar adalah ‘beker’.
Penulisan kata yang benar disebut juga dengan kata baku yaitu kata yang penulisannya sesuai
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, beker adalah jam yang dilengkapi
dengan alat yang dapat berdering pada waktu yang dikehendaki (untuk membangunkan orang).

Gambar 4.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah kecamatan
Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto diambil pada hari
Senin tanggal 19 Juli 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang terdapat
dalam spanduk disamping ialah kata ‘telpon’. Spanduk
tersebut merupakan spanduk penjualan pulsa all operator,
kuota internet, paket telepon dan sms, kartu perdana, token listrik, tagihan listrik, bayar BPJS dan
lain-lain.
Kata ‘telpon’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku. Kata tersebut merupakan kata yang
menyimpang dari kebahasaan yang berlaku, sehingga penulisan yang benar adalah ‘telepon’. Kata
telepon sering digunakan dalam pengantar berbagai surat formal untuk keperluan nomor kontak.
Pemilihan kata telepon sebagai kata yang sesuai untuk bahasa Indonesia atau kata baku adalah
karena diserap dari kata bahasa Inggris, telephone, bukan telephone. Jadi, kata telepon dalam
berbagai penulisan untuk tulisan yang benar sesuai kaidah baku atau EYD. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, telepon mempunyai arti yaitu pesawat dengan listrik dan kawat, untuk
bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya, atau percakapan yang disampaikan
dengan pesawat telepon.

Gambar 5.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah
kecamatan Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto
diambil pada hari Senin tanggal 19 Juli 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang
terdapat pada spanduk disamping ialah kata ‘sholat’.
Spanduk tersebut dipasang tepat didepan masjid yang
berada ditengah kota di kecamatan Haurgeulis. Isi
spanduk tersebut merupakan himbauan untuk warga masyarakat Haurgeulis dan sekitarnya untuk
tidak melaksanakan ibadah di masjid atau ibadah dirumah saja. Isi spanduk tersebut merupakan
“PPKM DARURAT. Demi memutus mata rantai covid-19 kegiatan ibadah di masjid/mushola
ditiadakan sementara waktu. Sholat jum’at dilaksanakan dirumah masing-masing, sholat idul adha
1442 H dilaksanakan dirumah bersama keluarga”.
Kata ‘sholat’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku. Kata tersebut merupakan kata yang
menyimpang dari kebahasaan yang berlaku. Bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), kata yang benar adalah ‘salat’. Arti kata salat menurut KBBI, adalah : (1) rukun islam
kedua berupa ibadah kepada Allah SWT, (2) doa kepada Allah.

25
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

Gambar 6.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah
kecamatan Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto
diambil pada hari Senin tanggal 19 Juli 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang
terdapat pada spanduk disamping ialah kata ‘mushola’.
Spanduk tersebut dipasang tepat didepan masjid yang
berada ditengah kota di kecamatan Haurgeulis. Isi
spanduk tersebut merupakan himbauan untuk warga
masyarakat Haurgeulis dan sekitarnya untuk tidak melaksanakan ibadah di masjid atau ibadah
dirumah saja. Isi spanduk tersebut merupakan “PPKM DARURAT. Demi memutus mata rantai
covid-19 kegiatan ibadah di masjid/mushola ditiadakan sementara waktu. Sholat jum’at
dilaksanakan dirumah masing-masing, sholat idul adha 1442 H dilaksanakan dirumah bersama
keluarga”.
Kata ‘mushola’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku. Kata tersebut merupakan kata yang
menyimpang dari kebahasaan yang berlaku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
dijelaskan bahwa yang merupakan bentuk baku adalah ‘musala’, jadi penulisan yang benar adalah
‘musala’. Musala menurut KBBI, adalah tempat salat; langgar; surau.

Gambar 7.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah kecamatan Haurgeulis
kabupaten Indramayu. Foto diambil pada hari Senin tanggal 19 Juli
2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang terdapat pada
spanduk disamping ialah kata ‘kendor’. Spanduk tersebut
merupakan sebuah himbauan kepada masyarakat sekitar untuk menerapkan protokol kesehatan.
Isi spanduk tersebut ialah “JANGAN KENDOR AYO PAKAI MASKER. 4M, Memakai masker,
Mencuci tangan, Menjaga jarak dan, Menjauhi kerumunan”.
Kata ‘kendor’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku menurut KBBI. Kata tersebut
merupakan kata yang menyimpang dari kebahasaan yang berlaku. Kata ‘kendor’ adalah bentuk
tidak baku dari kata ‘kendur’ sehingga penulisan yang benar adalah ‘kendur’. Penulisan kata yang
benar disebut juga dengan kata yang baku yaitu kata yang penulisannya sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata kendur menurut KBBI, adalah : (1) tidak tegang, (2) tidak
erat, (3) menjadi lembap; tidak kencang, (4) melemah, berkurang.

Gambar 8.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah kecamatan Haurgeulis
kabupaten Indramayu. Foto diambil pada hari Senin tanggal 19 Juli 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang terdapat pada spanduk
disamping ialah kata ‘import’. Spanduk tersebut merupakan spanduk
penjualan baju pria maupun wanita. Isi spanduk tersebut adalah “SERBA RP.
35.000 IMPORT”.
Kata ‘import’ pada data diatas adalah kata yang tidak baku. Kata tersebut
merupakan kata yang menyimpang dari kebahasaan yang berlaku. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa yang merupakan bentuk

26
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

baku adalah ‘impor’, jadi penulisan yang benar adalah ‘impor’. Kata impor dalam KBBI memiliki
arti, yaitu pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri.

Gambar 9.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah kecamatan
Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto tersebut diambil
pada hari Senin tanggal 19 Juli 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang
terdapat dalam spanduk tersebut adalah kata ‘genteng’. Spanduk tersebut merupakan sebuah
spanduk penjualan cat tembok kiloan yang berkualitas. Isi dari spanduk tersebut ialah “Prima
Paint. Cat Tembok Berkualitas. Cat Kiloan untuk Tembok, Kayu, Besi, Kolam & Genteng”.
Kata ‘genteng’ pada data diatas merupakan kata yang tidak baku dari kata genting sehingga
penulisan yang benar adalah ‘genting’. Penulisan kata yang benar disebut juga dengan kata baku
yaitu kata yang penulisannya sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata genting
menurut KBBI adalah tutup atap rumah yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar,
bermacam-macam bentuknya.

Gambar 10.
Lokasi spanduk disamping berada di wilayah
kecamatan Haurgeulis kabupaten Indramayu. Foto
tersebut diambil pada hari senin tanggal 19 Juli 2021.
Kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang
terdapat dalam spanduk tersebut adalah kata ‘kaos’. Spanduk tersebut merupakan sebuah spanduk
penjualan macam-macam hijab dan busana muslim wanita atau pria. Isi dari spanduk tersebut
adalah “SYAKIRA Collections. Sedia macam-macam kerudung rabani, elzata, zoya, dll. Busana
muslim. Atasan, Mokena, baju koko, peci, sarung, kaos kaki”.
Kata ‘kaos’ pada data diatas merupakan kata yang tidak baku dari kata ‘kaus’, sehingga penulisan
yang benar adalah ‘kaus’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kedua kata ini
termasuk ke dalam kata baku, hanya saja penggunaannya berbeda sesuai dengan artinya. Kaus
menurut KBBI adalah busur, kasut, sarung (untuk tangan, kaki dsb), kain tipis yang tenunannya
jarang serta terbuat dari bahan katun atau nilon, baju yang terbuat dari kaus, misalnya baju kaus.
Sedangkan, menurut KBBI, kaos bisa juga berarti keadaan kacau balau. Kata ini kemungkinan
besar diserap dari bahasa Inggris, chaos, yang memiliki arti sama. Bila kata kaus atau kaos yang
dimaksud adalah baju atau sarung kaki, maka penulisan yang benar adalah kaus.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sudah selayaknya jika semua warga
negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia baik tulisan maupun lisan, haruslah mempertimbangkan tepat
tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Sebagai warga negara Indonesia harus mempunyai sikap
seperti itu karena siapa lagi yang akan menghargai bahasa Indonesia selain warga negara Indonesia
itu sendiri. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar memang sudah seharusnya
diterapkan, karena hal itu akan menujukkan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan kaidah penulisan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia memang sudah seharusnya diterapkan. Didalam penulisan memang sudah

27
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2021
“System Thinking Skills dalam Upaya Transformasi Pembelajaran
di Era Society 5.0”. Agustus 2021

seharusnya mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar. Untuk itu, sebaiknya harus
mengikuti peraturan yang sudah disepakati tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. (1996). Analisis Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tarigan, H.G. dan Tarigan D. (1995). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:
Humaniora.
Ellis, dan Tarigan Guntur H. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.
Kosasih, E. dan Hermawan, Wawan. (2012). Bahasa Indonesia Berbasis Kepenulisan Karya Ilmiah dan
Jurnal. Bandung: Thursina.
Suharianto, S. (1981). Kompas Bahasa: Pengantar Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
Surakarta: Widya Duta.
Alwasilah, A. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Alwi Hasan, dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional:
Balai Pustaka.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Afifah, dkk. (2017). ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN MEDIA
LUAR RUANG DI WILAYAH KOTA MEDAN. Accessed July 17, 2021. http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/Linguistik/article/view/248
Damayanti, Ervina. (2017). KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA PADA IKLAN
KOMERSIAL MEDIA LUAR RUANG DI KABUPATEN KEDIRI. Accessed July 17,
2021. https://jurnal.unimor.ac.id/JBI/article/view/201

28

Anda mungkin juga menyukai