Oleh:
IMRON HAMDANI
NIM: 16112310012
Oleh:
IMRON HAMDANI
NIM: 16112310012
i
ANALISIS MAJAS HIPERBOLA SARKASME DAN PERSONIFIKASI
DALAM FILM MY LECTURER MY HUSBAND 2020
(KAJIAN STILISTIKA)
SKRIPSI
Oleh:
IMRON HAMDANI
NIM: 16112310012
ii
Skripsi dengan judul:
Mengetahui,
Ketua Prodi Pembimbing
iii
PENGESAHAN
skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Darussalam pada
tanggal :
…………………..
Dan telah diterima serta disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Tim Penguji :
Ketua
Dekan
iv
MOTTO
. ص: المنتقى )و تعلم حسن االستماع كما تتعلم حسن القول و ال تقطع على أحد حديثه
(72
“Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana engkau belajar
menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan
orang lain.”
(Al-Muntaqa : hal. 72)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‘alamin...
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, rasa syukur dan bahagia
iman kami.
2. Kedua orang tua Ibu. Hj. Murtilah dan Bapak. H. Sudari yang selalu
dan Mas Riski yang menjadi penyemangat dan motivasi dalam kehidupan.
v
5. Segenap dosen-dosen IAI Darussalam terutama Prodi Tadris Bahasa
6. Untuk sahabat seperjuangan saya Mas Hasan, Mas Hambali, Mbak Sindi,
Mbak Luluk, juga tak lupa Mbak Nuhi, Mbak Vina, Mbak Lana
persahabatan perjuangan ini yang tak akan pernah terlupakan. Semoga kita
sukses bersama dan tercapai apa yang menjadi tujuan dan cita-cita. Amin..
vi
PERNYATAAN
Bismillahirrohmanirrohim.
NIM : 16112310012
b. Skripsi ini benar-benar hasil karya pribadi dan bukan merupakan hasil
c. Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa skripsi ini hasil dari tindak
yang dibebankan.
Yang Menyatakan,
3X4
IMRON HAMDANI
vii
ABSTRACT
Hamdani, Imron. 2021. Analysis of the Hyperbole of Sarcasm and Personification
in My Lecturer My Husband 2020 as a Stylistic Study in 2021. Thesis for
the Indonesian Tadris Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Darussalam Institute of Islamic Religion Blokagung.
viii
ABSTRAK
Hamdani, Imron. 2021. Analisis Majas Hiperbola Sarkasme Dan Personifikasi
Dalam Film My Lecturer My Husband 2020 (Kajian Stilistika) Tahun 2021.
Skripsi Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Institut Agama islam Darussalam Blokagung.
Kata kunci: majas hiperbola, sarkasme, personifikasi, film my lecturer my
husband, kajian silistika.
Bahasa merupakan suatu sarana yang digunakan untuk mengungkapkan
buah pikir seseorang. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia
yang ditunjukkan dengan keberadaannya sebagai alat komunikasi. Stilistika
merupakan bentuk kajian yang menggunakan pendekatan obyektif. Kajian
stilistika digunakan untuk memudahkan menikmati, memahami, dan menghayati
sistem tanda yang digunakan dalam karya sastra yang berfungsi untuk mengetahui
ungkapan ekspresif yang ingin diungkapkan oleh pengarang. Menurut Ratna
(2014: 9) stilistika ilmu sastra yang berkaitan dengan aspek-aspek keindahan.
Alasan peneliti meneliti film My Lecturer My Husband 2020 karena di dalam film
ini sangat mengajarkan bahwa banyak gambaran kehidupan didunia nyata yang
dapat kita pelajari dari film tersebut seperti halnya percintaan dan keluarga. Bisa
dilihat juga dari dialog film tersebut banyak terdapat gaya bahasa atau majas yang
bisa diteliti. Khususnya majas hiperbola, sarkasme, dan personifikasi. Dengan
penelitian ini pula kita dapat mengetahui bahwa gaya bahasa sangat diperlukan
dalam suatu karya sastra yang berguna untuk memperindah dan menghidupkan
suatu karya sastra tersebut. Dalam hal ini peniliti memfokuskan penelitian pada
wujud penggunaan majas hiperbola, sarkasme dan personifikasi dalam film My
Lecturer My Husband 2020. Juga pada makna majas hiperbola, sarkasme dan
personifikasi dalam film My Lecturer My Husband 2020.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan teknik simak catat, yang dilanjutkan dengan analisis data
Menurut Milles dan Huberman melalui analisis kualitatif dilakukan secara
interaktif dan bersifat terus menerus yakni dengan reduksi, penyajian data dan
terakhir adalah penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsyahan data teknik
triangulasi digunakan dalam penelitian ini untuk pengujian kridibilitas data dari
pelbagai sumber dengan berbagai cara.
Hasil penelitian tersebut ditemukan jenis majas hiperbola terdapat 15 data,
sarkasme 9 data, dan personifikasi terdapat 6 data. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat 30 majas yang terdapat Film My Lecturer My
Husband 2020. Tuturan imperatif rumusan pertanyaan, 20 tuturan imperatif
rumusan pernyataan permintaan, 8 tuturan imperatif rumusan pernyataan
keharusan, 7 tuturan imperatif rumusan imperatif. Dari penelitian ini paparan data,
temuan data, dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa majas yang terdapat dalam kata atau kalimat dalam dialog percakapan di
film My Lecturer My Husband 2020. Adapun majas yang terdapat dalam film
tersebut diantaranya majas hiperbola, majas sarkasme, dan majas personifikasi.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji pada Allah Swt, skripsi ini hanya bisa selesai
semata karena rahmat, ridho dan kasih-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap
sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas kepada:
2. Dr. H. Ahmad Munib Syafa’at, Lc. M.E.I, selaku Rektor IAI Darussalam.
Tegalsari Banyuwangi.
6. Ali Manshur, M.Pd. Sebagai Dosen Pembimbing yang sangat telaten dan
7. Dan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
skripsi ini.
Tiada balas jasa yang dapat diberikan oleh penulis kecuali hanya do’a
kepada Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih, semoga kebaikan beliau
x
semua mendapatkan balasan dari-Nya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis berharap akan saran dan kritik yang konstruktif. Dan atas segala
Penulis
Imron Hamdani
xi
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM..............................................................................................i
HALAMAN PERSYARATAN GELAR.........................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................vii
ABSTRACT.......................................................................................................viii
ABSTRAK.........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................x
DAFTAR ISI......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian....................................................................................1
B. Fokus Penelitian.......................................................................................6
C. Tujuan Penelitian......................................................................................7
D. Batasan Masalah.......................................................................................7
E. Manfaat Penelitian....................................................................................7
F. Kajian Terdahulu......................................................................................8
G. Sistematika Penulisan...............................................................................10
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu.................................................................................11
B. Teori.........................................................................................................12
1. Pengertian Bahasa..............................................................................12
2. Hubungan Antara Bahasa dan Sastra.................................................22
3. Pengertian Stilistika dan Gaya Bahasa...............................................24
4. Sendi Gaya Bahasa.............................................................................26
5. Majas..................................................................................................28
6. Majas Hiperbola.................................................................................42
7. Majas Sarkasme..................................................................................43
8. Majas Personifikasi............................................................................43
9. Fungsi Majas atau Gaya Bahasa.........................................................43
10. Pengertian Film My Lecturer My Husband 2020...............................45
C. Alur Pikir Penelitian.................................................................................46
D. Preposisi...................................................................................................48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian...............................................................................49
xii
B. Objek Penelitian.......................................................................................50
C. Kehadiran Peneliti....................................................................................50
D. Subyek Penelitian.....................................................................................50
E. Jenis Penelitian dan Sumber Data............................................................50
F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................52
G. Teknik Pemeriksaan Keabsaan Data........................................................53
H. Teknik Analisis Data................................................................................54
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian....................................................................................56
B. Pembahasan..............................................................................................59
Majas Hiperbola.......................................................................................59
Majas Sarkasme........................................................................................65
Majas Personifikasi..................................................................................68
BAB V PENUTUP
C. Simpulan...................................................................................................72
D. Saran.........................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................74
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................75
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
media lain selain bahasa, namun bahasa adalah sarana komunikasi yang paling
tertuang dalam isi sumpah pemuda yakni, “Kami putra dan putri Indonesia,
kehidupan akan berjalan dengan lancar. Menurut Alek (2018: 9) bahasa adalah
ciri pembeda yang paling menonjol, karena lewat bahasa tiap kelompok sosial
Bahasa menjadi salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra.
Sebagai salah satu unsur terpenting, maka bahasa berperan sebagai sarana
1
2
dengan pembacanya. Nurgiyantoro (2019: 36) bahasa dalam seni sastra dapat
disamakan dengan cat dalam seni lukis. Maksudnya kedua hal tersebut
merupakan unsur bahan, alat dan sarana yang diolah untuk dijadikan sebuah
hasil dari karangan manusia. Karya sastra menggunakan bahasa untuk unsur
pengalaman tersebut lalu diolah menjadi sebuah karya sastra yang mengandung
nilai-nilai estetika, nilai-nilai sosial budaya, dan nilai-nilai ajaran hidup. Serta
karya sastra yang mempunyai arti kreatif, artinya adalah hasil cipta manusia
yang berupa sebuah karya sastra yang bersifat estetika atau keindahan,
misalnya adalah cerpen, puisi, lirik, novel, drama dan sebagainya. Dengan
adanya karya sastra, orang akan mengetahui adanya adat istiadat, nilai-nilai
karya sastra yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Dengan ini, dapat
3
dikatakan bahwa, jika tidak ada kehadiran manusia, mungkin sampai saat ini
tidak ada sebuah sastra. Mencermati akan hal tersebut, sangat jelas manusia
Karya sastra, bukan hanya penggunaan bahasa saja yang penting, gaya
bahasa juga sangat penting. Gaya bahasa terdapat dalam semua teks. Gaya
berbahasa dari pengarang satu dengan pengarang lainnya tentu sangat berbeda,
dan cara pandang nya pun berbeda. Menurut Keraf (2010: 113) gaya bahasa
Sastra dan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan.
Hubungan antara sastra dan bahasa dikatakan seperti dua sisi mata uang,
keduanya tidak bisa dipisahkan sebab nilainya tergantung dari kualitas antar
karya.
Pada penciptaan sebuah karya sastra tak pernah terlepas dari penggunaan
gaya bahasa. Sangat mustahil bila sebuah karya sastra lahir tanpa adanya
semakin pekat penggunaan gaya bahasa dalam sastra, semakin terasa pula nilai
estetik yang terkandung di dalamnya. Bahasa di dalam karya sastra yang dikaji
membedakan sistem bahasa yang satu dengan sistem-sistem bahasa lain Wellek
bertentangan.
Stilistika sendiri dalam pengertian sempit sebagai bagian ilmu sastra juga
merupakan kajian yang berfokus pada wujud penggunaan system tanda dalam
memahami, dan menghayati sistem tanda yang digunakan dalam karya sastra
oleh pengarang. Jika berbicara tentang stilistika maka tidak akan terlepas dari
Majas adalah suatu gaya bahasa yang berupa tulisan dan lisan yang
Dalam karya sastra kata majas memiliki arti yaitu cara pengarang
dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat
wacana ilmiah dengan cara mengarang dalam kreasi sastra, dengan demikian
jumpai dalam karya sastra seperti dalam buku, novel, puisi dan lain-lain. Tidak
hanya itu majas juga dapat kita jumpai dalam film. Seperti pada film My
Lecturer My Husband 2020, dalam film tersebut terdapat banyak sekali majas
majas yang terkandung di dalam film, dengan begitu perlunya kita melakukan
bahasa yang disusun secara seni. Fakta serta pernyataan yang sederhana dapat
6
diungkapkan dengan cara langsung dan sederhana. Pada penelitian ini, peneliti
karena gaya bahasa yang digunakan sangat bervariasi. Hal ini bisa dilihat dari
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengkaji aspek yang terdapat dalam
dengan konteks penelitian diatas, penulis tertarik meneliti tentang majas film
Karena di dalam film itu banyak dialog, kata-kata atau kalimat yang
mengandung majas.
dalam film ini sangat mengajarkan bahwa banyak gambaran kehidupan didunia
nyata yang dapat kita pelajari dari film tersebut seperti halnya percintaan dan
keluarga. Bisa dilihat juga dari dialog film tersebut banyak terdapat gaya
bahasa atau majas yang bisa diteliti. Dengan penelitian ini pula kita dapat
mengetahui bahwa gaya bahasa sangat diperlukan dalam suatu karya sastra
tersebut.
B. Fokus Penelitian
berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Masalah
pembahasan yang disampaikan agar tidak terlalu melebar, dalam hal ini
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoretis
2. Secara praktis
Husband 2020.
F. Kajian Terdahulu
menjawab secara lengkap dan tepat terhadap semua permasalahan yang ada.
Hal ini dilakukan guna tidak terjadi duplikasi atau pengulangan dalam
penelitian yang memiliki kajian serupa dengan yang penulis teliti dalam skripsi
yaitu:
Surakarta, 2018 berjudul “Diksi dan Majas Dalam Kumpulan Puisi Hujan
berjudul “Diksi, Citraan, Dan Majas Dalam Kumpulan Lirik Lagu Banda
Tabel I.1
G. Sistematika Penulisan
review pedoman penulisan skripsi dalam Buku Panduan Skripsi 2021 memiliki
5 bab, yang berurutan dimulai dari bab I pendahuluan, bab II tinjauan teori, bab
III metode penelitian, bab IV temuan penelitian dan pembahasan, dan yang
sesuai dengan judul bab tersebut. Bab I terdapat 7 poin pembahasan meliputi
pikir penelitian, preposisi. Masuk pada pertengahan skripsi bab III membahas
penelitian, kehadiran peneliti, subyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik pemeriksaan keabsahan data, dan yang terahir teknik
analisis data. Kemudian bab IV, sesuai dengan judul bab tersebut bab IV
TINJAUAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
menjawab secara lengkap dan tepat terhadap semua permasalahan yang ada.
Hal ini dilakukan guna tidak terjadi duplikasi atau pengulangan dalam
penelitian yang memiliki kajian serupa dengan yang penulis teliti dalam skripsi
yaitu:
Surakarta, 2018 berjudul “Diksi Dan Majas Dalam Kumpulan Puisi Hujan
11
12
berjudul “Diksi, Citraan, Dan Majas Dalam Kumpulan Lirik Lagu Banda
B. Teori
1. Pengertian Bahasa
merupakan objek konkret karena parole itu berwujud ujaran nyata yang
merupakan objek yang abstrak karena langue itu berwujud system suatu
komunikasi”. Jawaban ini tidak salah, tetapi tidak benar, sebab jawaban itu
bahwa bahasa itu adalah sebuah sistem, bahasa itu berwujud lambang,
bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna,
bahasa itu bersifat konvensional, bahasa itu bersifat unik, bahasa itu bersifat
bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial,
“hourse”. Sedangkan dalam bahasa jawa kuda disebut juga “jaran”. Namun
System ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu
mendapatkan pengertian yang lebih baik, kita ambil contoh yang konkret,
yaitu sebuah sepeda atau kereta angin. Sebuah sepeda disebut sebagai
itu tidak dapat berfungsi sebagai sebuah sepeda, karena susunannya itu
14
tidak membentuk sebuah system. Barang tersebut barang kali lebih tepat
Maha Esa: serta gambar padi dan kapas yang merupakan lambang asas
dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut
Bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran
tekanan udara. Bunyi ini bisa bersumber pada gesekan atau benturan
15
benda-benda, alat suara pada binatang dan manusia. Lalu yang dimaksud
dengan bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah
bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Chaer (2012: 42).
Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak
termasuk bunyi bahasa. Tetapi juga tidak semua bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa. Bunyi teriak, bersin,
dihasilkan oleh alat ucap manusia, karena semuanya itu tidak termasuk
yang primer adalah yang diucapkan, yang dilisankan, yang keluar dari
Menurut Chaer (2012: 44) bahasa itu adalah sistem lambang yang
berwujud bunyi, atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang
suatu konsep, ide, atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu
maka jenis maknanya pun tidak sama. makna yang berkenaan dengan
morfem dan kata disebut makna leksikal: yang berkenaan dengan frase,
Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan
biasa dikendarai”.
dengan bunyi (kuda). Mengapa, misalnya, bukan (aduk) atau (akud) atau
“barang cair yang biasa dipakai untuk minum, mandi, atau masak”, yang
rumus kimia H2O. mengapa dilambangkan dengan bunyi (ria) atau (ari),
Indonesia lainnya; dan berarti pula dia telah keluar dari konvensi itu.
yang dilambangkannya serta sifat konvensional dari bahasa itu, ada tiga
Menurut Chaer (2012: 49) kata produktif adalah bentuk ajektif dari
kata benda produksi. Arti produktif adalah “banyak hasilnya”, atau lebih
18
bahasa Indonesia dapat juga dilihat pada jumlah kalimat yang dapat
dibuat.
hanya berjumlah lebih kurang 60.000 buah, kita dapat membuat kalimat
ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Lalu, kalau
ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini
berikan tekanan, maka makna kata itu tetap, yang berubah adalah makna
keseluruhan kalimat.
Keunikan yang menjadi salah satu ciri bahasa ini terjadi pada
atau bahasa cina. Kalau keunikan terjadi pada sekelompok bahasa yang
berada dalam satu rumpun atau sekelompok bahasa lebih baik jangan
disebut keunikan, melainkan ciri dari rumpun atau golongan bahasa itu.
itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vocal dan konsonan.
pembentukan itu bersifat khas, hanya dimiliki oleh sebuah bahasa, maka
hal itu merupakan keunikan dari bahasa itu. Kalau ciri itu dimiliki
sejumlah bahasa dalam satu rumpun atau satu golongan bahasa, maka ciri
bahasa tersebut.
selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah. Karena itulah
jelas, dan paling banyak terjadi, adalah pada bidang leksikon dan
semantik. Hampir setiap saat ada kata-kata baru muncul sebagai akibat
parubahan budaya dan ilmu atau ada kata-kata lama yang muncul dengan
makna baru. Perubahan dalam bahasa ini dapat juga bukan terjadi berupa
belakang budaya yang tidak sama. Anggota masyarakat bahasa itu ada
yang berpendidikan ada yang tidak, ada yang tinggal di kota ada yang
tinggal di desa, ada orang dewasa ada pula kanak-kanak. Ada yang
profesi dokter ada yang petani, pegawai kantor, nelayan, dan sebagainya.
tidak sama, maka bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi dan
21
beragam. Di mana antara variasi atau ragam yang satu dengan yang lain
ini ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu idiolek, dialek, dan ragam.
masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Ragam atau ragam
bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau
hidup “kebinatangannya” itu saja. Kalau pun ada binatang yang dapat
sastra berasal dari bahasa sebab medium utamanya adalah bahasa. Meskipun
demikian belum banyak disadari bahwa dalam proses tersebut masih banyak
proporsional.
memahami baik bahasa maupun sastra. Sampai saat ini seolah-olah antara
bahasa dengan sastra sudah tidak ada hubungan, seperti berdiri sendiri.
Tidak ada karya sastra tanpa bahasa. Mempelajari sastra pada dasarnya
Seperti disinggung di atas, bagi karya sastra bahasa adalah alat, sarana,
system itu bekerja pada tataran pertama, dan dengan sendirinya melalui
kerja ini sering dilakukan terhadap system kedua sehingga seolah-olah tidak
ada perbedaan antara analisis stilistika bahasa dan analisis stilisitika sastra.
Pemahaman gaya bahasa sebagai bagian ilmu bahasa terbatas sebagai analisi
postruktur.
adalah stile, bahasa yang dipakai dalam konteks tertentu, dalam ragam
menjadi ‘stile’ atau ‘gaya bahasa’, istilah stylistic juga dapat diperlakukan
sama, yaitu diadaptasi menjadi ‘stilistika’. Istilah stilistika juga lebih singkat
dan efisien dari pada terjemahannya yang ‘kajian gaya bahasa’ atau ‘kajian
stile’.
tentang stilistika, kesan yang muncul selama ini mesti terkait dengan
karya sastra itu yang menjadi fokus kajian. Padahal, seperti ditunjukkan
ragam bahasa yang lain dan tidak terbatas pada ragam sastra saja. Keadaan
itu mungkin disebabkan oleh faktor yang dilakukan orang dalam melakukan
dalam suatu teks (sastra). Menurut Keraf (2010: 125) Gaya atau khususnya
gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style
diturunkan dari kata Latin stilu. Yaitu semacam alat untuk menulis pada
dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah
Walaupun kata style berasal dari bahasa Latin, orang Yunani sudah
mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang
terkenal, yaitu :
menurut mereka ada ungkapan yang memiliki style ada juga yang tidak
memiliki style.
memiliki gaya dan ada karya yang sama sekali tidak memiliki gaya.
gaya, tetapi ada karya yang memiliki gaya yang tinggi ada juga karya yang
memiliki gaya yang rendah, atau dalam artian selalu ada karya yang baik
Dilihat dari segi bahasa secara umum, gaya bahasa adalah cara
penilaian orang yang diberikan kepadanya. Style atau gaya bahasa dapat
situ juga terdapat berbagai perangkat atau sendi yang menguatkan gaya
bahasa seprti: Sendi Gaya Bahasa dan Jenis-jenis Majas yang akan di
yang membedakan antara gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang
kurang baik, untuk dapat menjadi gaya bahasa yang baik perlu memenuhi 3
baik dan benar dalam berbahasa. Dalam pemakaian kata yang tidak
menandakan bahwa pembicara atau penulis tidak tahu apa yang akan
alat untuk kita bertemu dan bergaul. Sebab itu ia harus digunakan pula
kata yang sesuai dalam pergaulan masyarakat. Rasa hormat dalam bahasa
pendengar memeras keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau
variasi akan menghindari dari monotomi dalam nada, pilihan kata dan
5. Majas
Menurut Waridah (2017: 248) majas atau gaya bahasa adalah susunan
perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati
jadi, majas atau gaya bahasa adalah cara berbahasa penulis yang
menimbulkan kesan tertentu pada diri pembaca. Majas banyak kita temui
tidak sebenarnya.
makna denotatif.
adalah makna kiasan atau bahasa kiasan. Majas bisa temui pada karya sastra
Majas adalah suatu gaya bahasa yang berupa tulisan dan lisan yang
majas ialah penggunaan kata-kata oleh penyair tetapi susunan dan artinya
pertautan antara satu hal dengan hal lain yang maknanya sudah dipahami
oleh pembaca. Majas atau gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam
sudut pandang. Untuk melihat gaya bahasa secara luas, maka diperlukan
a. Nonbahasa
tertentu. Misalnya ada gaya lama, gaya klasik, sastra modern, dan
sebagainya.
dalam arti alat komunikasi. Tiap bahasa, karena struktur dan situasi
yang ditulis dalam bahasa Jerman akan memiliki gaya yang berlainan
sebagainya.
ekspresi bahasanya. Ada gaya Jakarta, Jogja, ada gaya Medan, Ujung
cocok untuk rakyat banyak. Ada gaya sopan yang cocok untuk
luhur, gaya teknis atau infornasional, dan nada gaya ada gaya
humoris.
membandingkan suatu benda tertentu atau hal lain yang lebih umum.
b. Bahasa
tertentu. Dalam bahasa baku pada majas dapat dibagi menjadi gaya
bahasa resmi.
b) Gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa atau majas yang umum
sebaliknya.
33
yang mengacu dalam rangkaian kata yang terdapat pada suatu wacana
kalimat yang bermakna pada unsur kalimat tersebut. ada kalimat yang
dan mati.
diantaranya:
konstruksi.
kalimat berturut-turut.
kalimat berurutan.
kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat
berikutnya.
makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos. Akan tetapi bila
sudah ada perubahan makna, entah berupa makna konotatif atau sudah
secara emotif dari bahasa biasa. Entah dari ejaan, pembentuk kata,
lainnya. Dalam hal ini majas dibedakan atas dua kelompok yaitu, gaya
5. Majas Perbandingan
dan antithesis.
ungkapan lain untuk objek atau konsep lain yang berdasarkan kias
puisi ataupun prosa. Contoh majas alegori adalah fable dan parabel.
baik”.
6. Majas Pertentangan
remuk, hidup tidak bergairah lagi, bumi ini terasa gelap, tidak ada
lagi harapan masa datang, seakan lebih baik memilih mati saja dari
pada hidup”.
sifat sombong dan angkuh. Contoh majas litotes adalah “Aku ini
39
hanyalah orang biasa saja (padahal dia adalah orang yang sangat
sudah Subuh)”.
dan abstrak. Contoh majas zeugma adalah “Ibu Meli adalah guru
7. Majas Pertautan
Menurut Suhardi (2015: 155) majas pertautan terdiri atas enam jenis,
nama ciri yang dikaitkan dengan orang, barang, atau hal sebagai
(serumah)”.
c) Majas alusi adalah majas merujuk secara tidak langsung pada suatu
kasar dengan kata yang rasanya lebih baik yang sebagai bentuk
(K hilang).
pipinya”.
menyewa ruko. Kini ruko tersebut telah dibelinya dan Mas Joko
8. Majas Perulangan
jenis, yaitu majas aliterasi, majas antitesis, majas kaismus, dan majas
sebagai berikut.
42
aliterasi adalah sebagai berikit: aku dan akut, kalau kamu kabur,
sahabatku.
masyarakat”.
atau inversi hubungan dua kata dalam satu kalimat. Berikut contoh
setinggi langit dan bumi, sayangku padamu sekuat besi dan baja
kenyataan aslinya Keraf (2010: 135). Gaya hiperbola biasanya dipakai jika
Majas dalam karya sastra menurut Aminuddin (2014: 72) adalah cara
media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna
dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca.
Berbicara tentang masalah gaya, pada akhirnya kita memang tidak dapat
lepas dari pembicaraan tentang (a) masalah media berupa kata dan kalimat,
(b) masalah hubungan gaya itu sendiri baik dengan kandungan makna dan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
pembaca dan pendengar yakin dan percaya dengan apa yang disampaikan
penulis.
disampaikan penulis.
juga disebut gaya bahasa merupakan suatu kata yang digunakan penulis atau
sifat audio visual, yang bisa mencapai khalayak banyak, sehingga mampu
disajikan sebagai bentuk hiburan. Film juga sering disebut movie atau
gambar diam, yang ketika ditampilkan pada layar akan menciptakan ilusi
yang bergerak karena efek fenomena phi. Ilusi optik ini memaksa penonton
untuk melihat gerakan berkelanjutan antar objek yang berbeda secara cepat
dan berturut-turut.
Kridalaksana (1984: 32) Pengertian film adalah media massa yang memiliki
sifat audio visual, yang bisa mencapai khalayak banyak. Menurut Michael
ini telah ditayangkan sejak desember 2020 pukul 08.00 WIB yang bisa di
ini dibintangi oleh Reza Rahardian dan Prilly Latuconsina sebagai pemeran
dengan baik oleh masyarakat. Saya juga berterima kasih kepada WeTV atas
husband ini dapat ditonton dua episode sekaligus ditayangkan setiap hari
Alur pikir penelitian merupakan sebuah model atau juga gambaran yang
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Alur pikir penelitian ini juga
beberapa dari konsep serta juga proposisi yang digunakan untuk memudahkan
berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan
peahaman lainnya. Jadi alur pikir penelitian ialah sebuah pemahaman yang
paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk
FILM
MAJAS
JENIS-JENIS MAJAS
Majas Hiperbola
Majas Sarkasme
Majas Personifikasi
HASIL PENELITIAN
48
D. Preposisi
Preposisi ialah kata yang merangkai dalam kata-kata atau sebuah kalimat.
sebagai berikut:
2. Majas suatu gaya bahasa yang berupa tulisan dan lisan yang digunakan
kemanusiaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
yang menjadi fokus perhatian yang ingin dijelaskan. Jenis penelitian deskriptif
gaya bahasa yang ada dalam film My Lecturer My Husband 2020. Penelitian
49
50
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
Data yang diambil dalam peneliti berupa analisis majas hiperbola, sarkasme,
B. Objek Penelitian
Husband 2020 yang mana film tersebut sudah perbarui menjadi film series
C. Kehadiran Peneliti
Peneliti sendiri yang berperan sebagai pengumpul data, penganalisis data, dan
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini yang diambil dari kajian stilistika yang berfokus
pada majas penelitian ini yaitu: majas hiperbola, sarkasme dan personifikasi
instrumennya adalah peneliti itu sendiri, metode kualitatif ini biasa juga disebut
pada kondisi yang alamiah karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
menganalisis, dan menafsirkan data yang ada mulai dari pengumpulan data,
penelitian ini berupa karya sastra berbentuk film yang diadaptasi dari novel
1. Data Primer
data deskriptif yaitu beberapa kata atau kalimat dalam percakapan yang
2. Data Sekunder
primer yang telah diperoleh dari bahan pustaka, penelitian terdahulu dan
buku.
film My Lecturer My Husband 2020. Data yang dipakai dalam penelitian ini
macam diantaranya adalah metode simak, metode cakap, dan metode catat.
relevan. Jadi dalam penelitian ini dapat digunakan dengan metode simak dan
catat. Dalam penelitian ini yang harus pertama dilakukan adalah dengan cara
mencatat kalimat atau dialog yang mengandung majas hiperbola, sarkasme dan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2017: 330). Sedangkan
kredibilitas data dari pelbagai sumber dengan berbagai cara. Dalam hal ini
1. Triangulasi sumber
sudah ada akan dideskripsikan dan dikategorikan data yang sama. Dengan
54
2. Triangulasi teknik
3. Triangulasi waktu
Cara ini dapat dilakukan dengan cara pengecekan kembali saat observasi
penelitian.
digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data Milles dan Hubermen.
55
data hasil pengamatan dari film dan mencatat hal penting mengenai dialog
1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Penarikan kesimpulan
Langkah yang terakhir dalam analisis data menurut Milles dan Huberman
dengan beberapa tahap. Tahap awal bersifat sementara, jika ada data-data
mengambil tindakan.
BAB IV
A. Temuan Penelitian
Temuan dari penelitian ini yaitu analisis majas hiperbola, sarkasme dan
personifikasi. Penelitian ini dilakukan dengan teknik simak dan catat dialog
berupa kalimat atau kata yang diperoleh dari sumber data berupa film yang
mengandung unsur ke tiga majas tersebut, setelah itu data yang telah
dalam tabel.
Tiwa, adaptasi dari novel wattpad karya Gitlicious dan diproduksi oleh MD
Arya, Ryan Bakri sebagai Arya Muda, Prilly Latuconsina sebagai Inggit,
Firmstone sebagai lim, Sonia Alyssa sebagai Joana, Maura Gabrielle sebagai
Rara, Nicho Bryant sebagai Andre, Cinta Brian sebagai Ryan, Tegar Satrya
sebagai Ayah Inggit, Aida Nurmala sebagai Ibu Inggit, Farhan Rasyid sebagai
Dave, Willy Felix sebagai Pak Wiryo, Dini Vitri sebagai Bu Wiryo.
56
57
Tabel 4.2
JENIS MAJAS
NO KUTIPAN DIALOG KODE
H S P
C. Pembahasan
personifikasi dalam film. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk teks
bahasa Indonesia dan juga disertai kode atau tanda untuk menghasilkan data
1. Hiperbola
kenyataan aslinya.
a. Data 1
telur di taruh kepalaku itu bisa jadi telor ceplok/ rasanya sangat
60
berlebihan jika dikatakan telor ditaruh diatas kepala bisa jadi telor
ceplok. Pada kenyataanya telor bisa jadi telor ceplok ketika di goreng
pada wajan yang panas. Karena yang di maksud disini kepalanya sudah
b. Data 2
c. Data 3
mungkin yang namanya akal bisa dibunuh. Pada kenyataannya yang bisa
d. Data 4
61
“Tristan: maafin aku ya nggit. Aku sadar, aku terlalu fokus sama
impianku. Sampai aku lupa kalau kamu adalah bagian terpenting dari
impian itu”
(8/10.05 eps. 2)
“aku lupa kalau kamu adalah bagian terpenting dari impian itu” kalimat
e. Data 5
lebih meyakinkan.
f. Data 6
luar biasah ini daging ter enak pernah saya makan” pernyataan luar
biasah dan ter enak terlalu berlebihan seakan tidak ada sesuatu makanan
g. Data 7
“Inggit: Lagian mas sendiri, ngapain mau saya jadi istri mas
(Arya). Jadi murid aja saya nggak sempurna apa lagi jadi istri”
(17/26.03 eps. 4)
kecacatan.
h. Data 8
i. Data 9
j. Data 10
63
berarti sangat mahir dan tidak ada tandingannya. Padahal masih banyak
orang yang bisa memasak makanan enak seperti yang dirasakan ibu
Inggit.
k. Data 11
“Inggit: mas Arya jangan kayak gini lagi kek, nanti kalo mas Arya
mati gimana
Arya: saya kalau mati nggak demi kamu, trus demi siapa lagi”
(23/31.54 eps. 6)
berbunyi /Saya kalau mati nggak demi kamu, trus demi siapa lagi/
l. Data 12
m. Data 13
“Arya: saya mungkin tidak bisa berjanji banyak. Tapi saya pasti
akan menjaga Inggit baik-baik, dan saya akan berusaha dengan sekuat
tenaga saya dengan hati untuk bisa membahagiakan Inggit, dan
meletakkan kebahagiaannya diatas kebahagiaan saya”
(25/19.23 eps.7)
bagaikan tangan atau kaki yang mempunyai tenaga. Pada kalimat yang
n. Data 14
“Arya: saya punya janji sama bapak, yang saya pegang terus
sampai hari ini. Kalau saya akan meletakkan kebahagiaan kamu diatas
kebahagiaan saya”
(26/24.28 eps. 8)
diatas kebahagiaan saya/ sama halnya seperti yang ada dalam data
o. Data 15
(27/27.54 eps. 8)
65
2. Sarkasme
p. Data 16
(1/01.04 eps.1)
mahasiswa yang sedang selfi dan berfoto dikampus. Dengan nada yang
q. Data 17
r. Data 18
s. Data 19
sangat disayangkan.
t. Data 20
(12/01.53 eps. 3)
67
pacarnya.
u. Data 21
“Arya: nungguin balon kan. Iya kemarin saya liat kamu seneng
sekali dikirimi balon sama pacar kamu, ini kebetulan ada sisa balon dari
uang tahun ponakan saya
Inggit: saya tau mungkin perasaan saya itu receh buat mas. Mas
nggak akan ngerti, karena mas gak punya hati”
(13/21.38 eps 3)
nggak akan ngerti, karena mas gak punya hati/. Ungkapan gak punya
hati dapat diartikan bahwa suaminya (Arya) tidak mau mengerti perasaan
Inggit.
v. Data 22
“Inggit: Saya itu emang nggak kena virus corona. Tapi saya kena
virus dosen killer tau nggak. Makin pusing saya. Kenapa sih nggak bisa
diajak kerja sama, dasar nyebelin
(14/32.09 eps. 3)
Majas sarkasme pada dialog ini dikatakan bahwa /Tapi saya kena
virus dosen killer tau nggak/. Pernyataan dosen killer ini secara tidak
hati.
w. Data 23
68
“Inggit: saya gak suka kopi pait mas. Mubazir lo ini (sambil
menyeruput kopi pait). Pait kayak muka mas”
(18/30.52 eps. 4)
x. Data 24
Kenapa gak semuanya aja lu telpon suruh main kesini, satu angkatan
sekalian biar kena covid19/. Kalimat ini mengandung sindiran yang tidak
3. Personifikasi
y. Data 25
z. Data 26
aa. Data 27
Inggit sudah menikah, diibaratkan bagai bangkai yang pasti akan kecium
bb. Data 28
“Arya: nungguin balon kan. Iya kemarin saya liat kamu seneng
sekali dikirimi balon sama pacar kamu, ini kebetulan ada sisa balon dari
uang tahun ponakan saya
70
Inggit: saya tau mungkin perasaan saya itu receh buat mas. Mas
nggak akan ngerti, karena mas gak punya hati”
(13/21.38 eps 3)
saya itu receh buat mas/. Pernyataan perasaan saya “receh” buat mas.
cc.Data 29
“Inggit: saya gak suka kopi pait mas. Mubazir lo ini (sambil
menyeruput kopi pait). Pait kayak muka mas”
(18/30.52 eps. 4)
Majas personifikasi terdapat pada kalimat /Saya gak suka kopi pait
mas. Pait kayak muka mas/. Pernyataan “pait kayak muka mas”
dd. Data 30
yang keluar dari mulut seseorang (Iim) dengan nada sedikit keras dan
PENUTUP
A. Simpulan
Sebuah karya sastra khusunya film, tidak terlepas dari gaya bahasa
atau majas. Majas tersebut terdapat dalam dialog yang diucapkan antar
majas. Dalam hal ini, film My Lecturer My Husband 2020 terdapat tiga
majas yang diucapkan oleh beberapa tokoh. Majas majas tersebut meliputi
sebagai berikut:
2. Sedangkan makna majas yang diperoleh dari data yang ada, majas
71
72
B. Saran
73
Lampiran - lampiran
PENJARINGAN DATA SEGI WUJUD
Jumlah
No Majas Kata atau kalimat
Data
Saking emosinya. kalau ada telor ditaruh
1
kepalaku, itu bisa jadi telor ceplok
2 Kesehatan mentalku meronta-ronta
3 Pak arya itu bunuh akal sehatku
Aku terlalu fokus sama impianku. Sampai
4 aku lupa kalau kamu adalah bagian
terpenting dari impian itu
5 Memperjuangkanmu
6 Daging terenak yang pernah saya makan
Jadi murid aja saya gak sempurna apa lagi
7
jadi istri
8 Hiperbola Aku gak bisa ngurusi ratusan, ribuan orang 15
9 Impianku dari dulu untuk kamu
Jeng Sri paling jago kalau udah masak
10
ayam
Saya kalau mati gak demi kamu, trus demi
11
siapa lagi
12 Paling ayu (cantik) se antero jagad
Berusaha sekuat tenaga saya dengan hati
13
untuk bisa membahagiakan Inggit
Meletakkan kebahagiaan kamu diatas
14
kebahagiaan saya
15 Kebahagiaan kamu diatas segalanya
16 ini kampus bukan tempat buat konten
Silahkan keluar, tahu pintu keluarnya
17
dimana kan
18 Bakwan bohongan buat suami bohongan
19 Romantis. Tapi sayang gak bisa masak
20 Bagus juga sapunya kayak bunga
Sarkasme 9
21 Karena mas gak punya hati
22 Saya kena virus dosen killer
23 Pait kayak muka mas
Kenapa gak semuanya lu telpon suruh main
24 kesini, satu angkatan sekalian biar kena
covid
25 Mulut cabainya
Tampangmu pencahayaannya dinaikin
26
sedikit, gelap amat
27 Perasaan saya itu receh 6
Personifikasi
28 Bangkai kalau ditutupi pasti kecium juga
29 Pait kayak muka mas
30 ngegas
30
PENJARINGAN DATA SEGI MAKNA
Jumlah
No Majas Kata atau kalimat
Data
Hiperbola (Saking emosinya. kalau ada telor ditaruh 15
kepalaku, itu bisa jadi telor ceplok)
“rasanya sangat berlebihan jika dikatakan
1 telor ditaruh diatas kepala bisa jadi telor ceplok.
Pada kenyataanya telor bisa jadi telor ceplok ketika
di goreng pada wajan yang panas. Karena yang di
maksud disini kepalanya sudah pusing dan muak
menghadapi dosennya.”
(Kesehatan mentalku meronta-ronta)
“menunjukkan betapa berlebihan seakan ada
sesuatu yang keluar dari otaknya. Dikarenakan
2 sudah tidak tahan dengan sikap seseorang (dosen
galak) yang selalu membuatnya jengkel dan
marah”
Jenjang Nama
Tahun Tahun Bidang
Pendidika Sekolah/Perguruan
Masuk Lulus studi
n Tinggi
TK Kartika Genteng,
TK 2001 2003 -
Banyuwangi
SDN 7 Genteng,
SD/MI 2003 2009 -
Banyuwangi
MTs Kebunrejo
SMP 2009 2012 -
Genteng, Banyuwangi
SMA Darussalam
SMA 2012 2015 IPA
Blokagung, Banyuwangi