SABRINA MAULIDINA
NIM: 0603162018
MEDAN
2020
i
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 0603162018
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
hasil plagiat, maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Sabrina Maulidina
NIM 0603162018
iii
Nama : Sabrina Maulidina
NIM : 0603162018
Judul : Representasi Feminisme
DalamFilm 3 Srikandi
(Studi Analisis Semiotika)
Pembimbing 1 : Dr. Hasan Sazali, MA
Pembimbing 2 : Dra. Zuhriah, MA
ABSTRAK
representasi feminisme dalam film 3 Srikandi dan menemukan makna dan tanda
penelitiannya yaitu Film 3 Srikandi, yang merupakan film produksi Indonesia dan
tayang pada tahun 2016 dengan durasi selama 122 menit. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan teknik analisis semiotika
Representasi feminisme tersebut terlihat dari tanda dan makna yang di telaah
iv
Name : Sabrina Maulidina
ID : 0603162018
Title : Representation of Feminism
in the 3 Srikandi Film
(Semiotic Analysis Studies)
Preceptor 1 : Dr. Hasan Sazali, MA
Preceptor 2 : Dra. Zuhriah, MA
ABSTRACT
feminism in the 3 Srikandi films and to find the meanings and signs used by the 3
Srikandi films in presenting feminism. The theory used to solve this research is
semiotic theory. The object of his research is Film 3 Srikandi, which is a film
produced by Indonesia and aired in 2016 with a duration of 122 minutes. The
method used in this study is a qualitative method with the semiotic analysis
technique of Roland Barthes' model. The results showed that there were several
representation of feminism can be seen from the signs and meanings that are
v
MOTTO HIDUP
“Why Worry? If you’ve done the very best you can, worrying won’t make it any better.”
-Walt Disney-
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan anugerah dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagaimana yang diharapkan. Dan tidak lupa
SAW yang telah membawa risalah Islam berupa ajaran yang haq lagi sempurna
bagi manusia dan merupakan contoh tauladan dalam kehidupan manusia menuju
penyelesaian skripsi ini. Namun penulis juga menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini, baik dari segi isi maupun tata
yang penulis miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat
mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembacanya.
penulisan skripsi ini. Namun berkat adanya pengarahan, bimbingan dan bantuan
yang diterima akhirnya semuanya dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan ini,
motivasi, baik dalam bentuk moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
besarnya kepada kedua orang tua penulis yang sangat luar biasa yaitu Ibunda
tercinta Supinah dan ayahanda tercinta Zainul yang sangat luar biasa atas semua
nasihat dalam segala hal serta doa tulus, limpahan kasih dan sayang yang tiada
henti selalu tercurahkan untuk kesuksesan penulis serta dalam segala kecukupan
yang diberikan dan juga senantiasa memberikan dorongan secara moril maupun
materil sehingga penulis mampu menghadapi segala kesulitan dan hambatan yang
ada, yang pada akhirnya penulis dpaat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Untuk itu, penulis juga dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih
kepada:
Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Qorib, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIN
Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Hasan Sazali, MA selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UIN
viii
5. Ibu Dra. Zuhriah, MA selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
ini.
6. Kakak, abang, adik dan keponakan tercinta Jayanti Maharani, Rizki Arifani,
Iqmal Munthe, Mhd. Kadar Fitrawan dan Raisya Azzahra Munthe yang ikut
7. Para sahabat tersayang Hikmalia, Tiyas Widanty, Annisa Rosady, Sri Anna
Della Lubis, Hafisyah Putri, Fitria Gunawan, Silvia Marissa, Siti Aisyah,
Chairuna, Fikri Muhammad Nasution dan Bayu Prayoga yang telah banyak
8. Para teman-teman saya Azkia, Rahmadani Harahap, Suci Ayu Pratiwi, Qorry
Anggraini, Nis‟atul Hilwa, Indah Syawitri, Syafira Zahra, Nur Syapika Adila
dan Ulfa Fuady yang telah banyak memberikan semangat, mendoakan dan
Sekali lagi peneliti ucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan
dari semua pihak, baik itu bantuan secara moril dan materil, memberikan
ix
dari semua pihak, mungkin skripsi ini tidak dapat diselesaikan secara maksimal.
Semoga kita mendapatkan balasan dari Allah SWT atas perbuatan baik yang kita
Penulis,
Sabrina Maulidina
NIM. 0603162018
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... x
xi
BAB II KAJIAN TEORITIS......................................................................... 10
1. Representasi .................................................................................. 10
2. Film................................................................................................ 11
3. Feminisme ..................................................................................... 11
1. Representasi .................................................................................. 24
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 40
C. Pembahasan ........................................................................................ 55
A. Kesimpulan ......................................................................................... 92
B. Saran ................................................................................................... 93
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
media massa adalah pusat informasi. Semua realitas sosial yang terjadi di
dunia dapat disaksikan dengan sangat mudah, baik secara langsung atau
melalui media. Kecanggihan media massa membuat batas tempat dan waktu
tidak lagi berperan. Media massa menjadi penting karena memiliki kekuatan,
tidak hanya dapat menyampaikan pesan tetapi media juga memiliki fungsi
karya seni kreatif yang menjadi konsumsi massa, salah satunya adalah media
film.
komunikasi audiovisual yang disukai banyak orang yaitu film. Rentang usia
sampai orang tua. Film juga dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan
pesan dan informasi kepada penontonnya lewat sebuah media cerita. Seniman
dan insan perfilman menjadikan film sebagai wadah ekspresi artistik untuk
1
2
merupakan institusi sosial penting. Isi dalam film tidak hanya dapat menjadi
menampilkan objek-objek yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Film
efek, tata suara dan animasi, sehingga film dapat memberikan kesan yang
lebih dramatis daripada peristiwa yang sebenarnya terjadi. Saat ini, bentuk
informasi yang memiliki daya resistensi lebih kuat daripada bentuk informasi-
hanya itu, film juga dapat mengubah atau bahkan menciptakan pola pikir baru
di masyarakat.
seseorang yang ditindas, peran sebagai objek seksualitas laki-laki atau bahkan
visualisasikan sebagai manusia yang rendah diri serta cengeng oleh para
51, 2009:6). Kehadiran pemeran perempuan dalam film bisa dinilai secara
emosional. Dipercaya bahwa semua jenis emosi berasal dari wanita, yang
dianggap sebagai kebiasaan, dan pada akhirnya terkait dengan asumsi bahwa
Ada banyak film tentang perempuan, tetapi sangat sedikit film yang
Selatan (https://cosmopolitanfm.com/3-srikandi-film-yang-dapat-
menginspirasi-perempuan/).
olahraga, film yang disutradarai oleh Imam Brotoseno ini juga dipenuhi
4
dengan masalah keluarga dan tentunya perjuangan dari tiga perempuan untuk
yang mengarah ke sisi lemah dari perempuan. Menurut sudut pandang feminis
hanya digambarkan pada sisi lemah saja, tetapi perjuangan dan kekuatan
secara seimbang, dalam artian berkaitan dengan sisi positif sebagai upaya
yang sama dengan laki-laki, baik dalam aspek ekonomi, sosial, politik dan
pendidikan. Ide feminis mulai muncul di pertengahan abad ke-18, ketika hak-
harus patuh terhadap laki-laki dan juga lemah lembut) yang dibuat oleh laki-
laki (https://medium.com/hipotesa-indonesia/apa-itu-feminisme-
8a28a2577c1b).
5
Banyak dari masyarakat yang sudah mengerti dan paham dengan maksud
gerakan feminisme. Tidak hanya perempuan saja, bahkan ada juga laki-laki
berharga yang harus dihormati dan dilindungi. Di sisi lain, beberapa orang
lebih serius.
penelitian pada film 3 Srikandi karena film ini merupakan film produksi
B. Rumusan Masalah
2. Apa sajakah tanda dan makna yang digunakan film 3 Srikandi dalam
mempresentasikan feminisme?
7
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Istilah
memahami penelitian ini. Adapun batasan istilah pada penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
melalui sebuah media cerita yang dikemas sedemikian rupa agar pesannya
sebagai medium ekspresi artistic sebagai alat bagi para seniman dan insan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
tentang representasi feminisme dalam film. Selain itu juga dapat menjadi
KAJIAN TEORITIS
A. Defenisi Konseptual
1. Representasi
10
11
2. Film
oleh masyarakat. Setiap cerita dalam film dikemas dengan cermat agar
besar, mulai dari aspek estetika karena mengajarkan dialog, alur cerita,
2012:100).
3. Feminisme
dari bahasa latin “femina” yang artinya yaitu feminine (memiliki sifat
Poerardaminta, 1976:281).
(https://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme).
permpuan juga.
a. Feminisme Eksistensialisme
b. Feminisme Liberal
c. Feminisme Sosialis/Marxist
keluarga.
d. Teologi Feminis
perempuan.
a. Feminisme Radikal
tinggi.
16
b. Ekofeminisme
terkait dengan peran dan status perempuan di dalam keluarga dan juga
keadilan gender maka harus adanya relasi gender yang harmonis antara
a. Feminisme Psikoanalis
kompleksitas kastrasi.
4. Analisis Semiotika
berarti tanda atau seme yang artinya penafsiran tanda, dalam bahasa
film, dan karya sastra yang juga termasuk musik atau hasil kebudayaan
lainnya tanpa adanya sistem tanda. Karena semua hal yang dapat
diamati disebut sebagai tanda. Untuk itu, tanda tidak hanya terbatas
yang luas. Selain itu, media juga dapat menjadi alat yang efektif untuk
dari kondisi atau kodrat Tuhan, tetapi buatan manusia atau konstruksi
19
daripada laki-laki.
laki-laki dan tidak berdaya. Bahkan pada zaman itu, lahirnya anak
Jika tidak dibunuh, anak perempuan hanya sebagai pemuas kaum pria.
Islam memberikan status yang mulia agar perempuan tidak lagi merasa
bahwa surga itu berada dibawah kaki seorang ibu. Hadist tersebut
Dhu‟afa‟ Ar-Rijal.
itu di bawah telapak kaki-kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki,
melaui seorang ibu. Dalam Islam, seorang ibu sangatlah mulia dan
Rasulullah pun menyebut nama Ibu sebanyak tiga kali, sementara ayah
Bukhari).
Albab, yaitu yang berzikir dan memikirkan tentang kejadian dan bumi.
Al-qur‟an, Ulil Albab tidak terbatas pada laki-laki tetapi juga untuk
perempuan.
(https://www.researchgate.net/publication/32930305_feminisdalamper
ayat 195.
(http://afi.unida.gontor.ac.id/2019/04/12/feminisme-dalam-pandangan-
islam-analisis-gerakan-feminisme/#_ftn28).
B. Kerangka Teori
1. Representasi
penafsiran itu biasa disebut representasi. Menurut Stuart Hall ada dua
dalam proses konstruksi makna. Dimana konsep dasar yang ada dalam
konsep serta ide-ide mengenai suatu hal dengan tanda dari simbol-
terdapat tiga proses yang terjadi menurut John Fiske, ketiga proses itu
Tabel 2.1
Pertama Realitas
Kedua Representasi
Ketiga Ideologi
selalu siap memberi sinyal. Kedua, artinya dalam proses ini realitas
sebuah objek. Selain itu juga karena akan terus ada pemaknaan baru
2001:53).
isyarat adalah tanda, bendera adalah tanda dan lainnya. Barthes juga
tanda itu memunculkan pemaknaan lain yang disebut konotasi. Hal ini
apa yang terjadi dalam teks dan apa yang dialami sesuai dengan
berarti bahwa hampir semua orang dapat memahami suatu hal tanpa
menghubungkan tanda yang ada melalui aspek budaya yang lebih luas.
mitos.
30
C. Penelitian Terdahulu
Peneltian mengenai analisis semiotika dalam film telah banyak dilakukan oleh peneliti dalam bidang Ilmu
Komunikasi. Adanya penelitian terdahulu bertujuan agar tidak terjadinya kesamaan dalam segala hal, salah satunya yaitu
objek penelitian dan juga dijadikan sebagai perbandingan dengan penelitian yang sudah ada. Berikut penelitian terdahulu
Tabel 2.2
Bentuk
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Metodologi Persamaan Perbedaan
Jurnal/Skripsi
Smile.
film Spy.
BAB III
METODE PENELITIAN
menghasilkan data dalam bentuk lisan, tulisan serta gambar dan bukan berupa
untuk meneliti dokumen yang berupa teks, simbol, gambar dan lain
sebagainya agar dapat memahami budaya pada suatu konteks sosial tertentu
(Moleong, 2012:3).
32
33
B. Objek Penelitian
C. Jadwal Penelitian
Oktober 2020. Pada penelitian ini, peneliti tidak memiliki lokasi fisik
Sumber data pada penelitian ini menggunakan dua data, yaitu data
primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah data yang
serta kerangka teori yang ada untuk akhirnya dapat ditarik kesimpulan
secara sistematis, data bisa diperoleh dari observasi, wawancara dan lain-
observasi, maka teknik analisis datanya yaitu dengan mecari dan menata
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi. Data-data yang
mengolahnya sesuai dengan fokus data, yaitu data yang dianggap dapat
penting dan juga menarik tentang suatu kebudayaan. Oleh karena itu,
jelas terlihat bahwa hubungan keseluruhan dari masalah umum yang ada
di atas sistem lain yang sudah ada sebelumnya. Sistem tataran kedua
Tabel 3.1
Signifikasi Dua Tahap Roland Barthes
1. Signifier 2. Signified
Dilihat dari peta Barthes diatas bahwa tanda denotatif (3) terdiri
atas penanda (1) dan petanda (2). Namun, di saat yang bersamaan juga,
Keterangan :
bentuk penanda berupa citra bunyi (suara) atau citra akustik yang
2. Signified (Petanda) adalah aspek mental dari tanda atau disebut juga
tertentu.
4. Mitos adalah pola tiga dimensi penanda, petanda dan tanda, tetapi
lain, makna pada tanda konotatif yang muncul berasal dari penafsiran
peneliti yang lahir dari petanda dan penanda denotatif, kemudian hal
G. Proses Analisis
proses analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti
Tabel 3.2
Tabel Kerja Analisis
Scene
No Durasi Keterangan
(Capture)
konotatif.
secara kualitatif.
BAB IV
oleh Iman Brotoseno, film ini berdurasi selama 122 menit dan dibintangi oleh
artis Indonesia papan atas seperti Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Tara
Basro dan juga Chelsea Islan. Film 3 Srikandi merupakan film drama
Film ini diangkat dari kisah nyata perjuangan tim panahan putri
Indoensia pada saat itu. Ketiga atlet perempuan tersebut yakni Nurfitriyana
(Bunga Citra Lestari), Lilies (Chelsea Islan) dan Kusuma (Tara Basro), dilatih
oleh seorang pelatih panahan Donald Pandiangan yang diperankan oleh Reza
tersebut, yang saat itu pemikiran para orang tua masih sangat konservatif
(kolot).
Pribadi Donal Pandiangan sebagai pelatih yang keras, militan dan juga
sangat disiplin harus dapat membentuk Yana, Lilies dan Suma meraih puncak
39
40
Gambar 4.1.1
B. Data Penelitian
Berikut data penelitian yang diperoleh melalui menonton secara keseluruhan film 3 Srikandi.
Tabel 4.2.1
atlet.
kebugaran tubuh.
panahan.
menyelesaikan skripsinya
memanah.
delegasi/perwakilan atlet
menggambarkan perempuan
menjadi atlet.
53
untuk Indonesia.
54
C. Pembahasan
dianggap relevan dengan judul dan rumusan masalah dalam penelitian ini.
manusia.
dengan memakai teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teori-
langsung dengan cara menonton film tersebut. Pada film 3 Srikandi ini,
Film 3 Srikandi berlatar tahun 1988, pada masa itu, para orangtua
di masa depan.
Berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan juga daerah
yang berbeda. Yana, Lilies dan Suma memiliki tekad yang kuat untuk
negara, menjadi berarti buat orang lain tetapi tidak untuk keluarganya.
56
Menurut bapak Suma, hidup akan lebih terjamin jika Suma menjadi PNS.
Memiliki jam kerja yang tetap, naik pangkat, mendapat tunjangan pensiun
memperjuangkan mimpinya.
Berbeda dari keluarga Yana dan Suma, Lilies memiliki orang tua
oleh kedua orang tua Lilies. Tetapi permasalahannya muncul karena Lilies
memiliki kekasih yang juga seorang atlet, hal ini yang membuat orang tua
kekasihnya.
Yana, Lilies dan Suma di latih oleh pelatih bernama Donald Pandiangan
tangguh ini atau dijuluki sebagai 3 Srikandi dilatih setiap hari, mulai dari
latihan mental dan juga fisik. Setiap pagi, ketiga srikandi harus berlari
displin dan juga tegas. Ketiga srikandi harus mengikuti dan mengerjakan
setiap peraturan yang dibuat olehnya. Setiap hari ketiga srikandi berlatih
Olimpiade dan berhasil meraih medali untuk Indonesia. Perasaan haru dan
bangga saat mereka berhasil meraih mimpinya. Keluarga Yana, Lilies dan
Suma pun ikut merasa bahagia dan bangga, bapak Yana dan Lilies juga
sosok yang lemah, tidak cerdas dan tidak dapat diandalkan dapat
dipatahkan.
58
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.1
Dialog/Teks/Suara
kegirangan, hmm”
Penanda
Petanda
Tataran Denotatif
Tataran Konotatif
Pada scene pertama ini, Yana yang baru pulang dari lomba
wajahnya bahwa Yana sangat senang dan bahagia saat itu. Tetapi
berbeda dengan Yana dan ibunya yang senang dengan hal itu, bapak
yang marah dan kesal, dan juga dialog bapak Yana yang berkata “Lalu
berarti dimata orang lain, tetapi tidak untuk keluarganya. Sifat orang
pilihan tersebut adalah sesuatu yang baik. Dalam gambar ini terlihat
bertahan pada pilihannya karena perempuan itu tahu apa yang terbaik
untuk dirinya.
61
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.2
Dialog/Teks/Suara
Bapak Suma : “Hei masih mau kau pergi. Lebih enak tuh jadi
Penanda
kepala.
Petanda
menajdi PNS datang, lalu timbul konflik kecil di dalam gambar pada
scene ini.
Tataran Denotatif
dan ikat kepala. Terlihat juga orang tua yang berdiri de belakang
perempuan tersebut dengan raut wajah kecewa dan kesal. Orang tua
Tataran Konotatif
“Suma mau pergi untuk pelatnas Pak.” Lalu Bapak Suma menjawab
“Hei masih mau kau pergi. Lebih enak tuh jadi pegawai, jam kerja
jelas, naik pangkat kau, pensiunan dapat, lagian kau gak kepanasan di
impian itu adalah hal yang baik. Seorang anak yang sudah dewasa,
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.3
Dialog/Teks/Suara
Penanda
Petanda
Tataran Denotatif
yaitu medium close up, dimana objek pada gambar terlihat lebih dekat
Tataran Konotasi
Pada scene ini, Yana dan Lilies baru selesai latihan, masuk ke
mukanya terlihat seperti melongo ke arah Yana. Saat itu, Yana sedang
dipilih terlihat tidak feminin. Perempuan tetap bisa bersolek dan tidak
atlet. Sikap Yana yang perduli dengan orang yang ada disampingnya
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.4
Dialog/Teks/Suara
Penanda
Petanda
Tataran Denotatif
Gambar pada scene ini diambil dengan teknik extreme long shot,
Tataran Konotasi
diandalkan.
69
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.5
Dialog/Teks/Suara
Donald : “Mulai dari sekarang, area ini akan menjadi area latihan
Penanda
Petanda
Tataran Denotatif
yang ketiga berdiri tepat di hadapan laki-laki itu dengan memakai kaos
Tataran Konotasi
“Mulai dari sekarang, area ini akan menjadi area latihan untuk
bahwa perempuan adalah sosok yang kuat dan tangguh, tidak semua
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.6
Dialog/Teks/Suara
Lilies : “Luar biasa iki, mba Yana ini loh Samson betina!”
bahagia.
Penanda
lehernya.
73
Petanda
oleh Donald.
Tataran Denotasi
Tataran Konotasi
barbel, sedangkan Lilies dan Suma berada di samping kanan dan kiri
mengangkat barbel.
gembira. Lilies mengatakan “Luar biasa iki, mba Yana ini loh Samson
memiliki kekuatan dan badan yang besar, Lilies mengatakan saat itu
bahwa Yana memiliki kekuatan yang sama seperti Samson. Hal ini
dengan laki-laki.
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.7
Dialog/Teks/Suara
Penanda
Petanda
Tataran Denotasi
orang menyikat lantai, terlihat lantai yang sudah berbusa dan satu lagi
gambar di ambil dari atas atau high angle dan menggunakan teknik
medium shot.
Tataran Konotasi
Donald yang memiliki disiplin dan juga sifat militan melatih Yana,
Lilies dan Suma untuk menjadi sosok perempuan yang displin dan
tahan banting. Walaupun sudah lelah berlatih mulai dari pagi sampai
Yana, Lilies dan Suma pun selalu mengerjakan apa pun yang
diberikan oleh Donald. Tidak ada yang mengeluh karena mereka tahu
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.8
Dialog/Teks/Suara
menegangkan.
Penanda
dengan posisi badan yang tegap dan pandangan yang fokus ke depan.
lengkap.
77
Petanda
Tataran Denotasi
Pada scene ini terlihat tiga orang perempuan yang sedang fokus
masing-masing objek.
Tataran Konotasi
fokus walaupun suara ombak pantai sangatlah riuh. Pada gambar ini
yang memiliki fokus yang tinggi dan keseriusan saat melakukan suatu
pekerjaan.
78
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.9
Dialog/Teks/Suara
bersemangat.
Penanda
salam.
79
Petanda
Tataran Denotasi
Pada scene ini terlihat tiga orang laki-laki yang sedang berdiri
terlihat ada in focus dan juga layarnya. Gambar ini menggunkan teknik
medium long shot, dimana tidak hanya objek yang terlihat tetapi sisi
Tataran Konotasi
Bapak dan Ibunya untuk tetap mengerjakan skripsi saat berlatih. Selain
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.10
Dialog/Teks/Suara
waktu tidak akan pernah ada habisnya. Lagu ini sebagai penyemangat
Penanda
panah dan hendak meluncurkan anak panah yang ada ditangan mereka
Petanda
Tataran Denotasi
sedang berdiri dengan posisi tubuh tegap dan mata fokus ke arah
Tataran Konotasi
yang sangat fokus untuk berlatih pahanan. Dimana mereka selalu siap
dalam kondisi atau keadaan apapun untuk dapat tetap fokus saat
hujan deras dan bisa tetap fokus ke satu tujuan, yaitu memanah. Tidak
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.11
Dialog/Teks/Suara
musik dramatis dan juga suara riuh penonton yang bertepuk tangan.
Penanda
Petanda
Tataran Denotasi
Tataran Konotasi
sebagai sosok yang kuat dan tangguh. Hal ini tentunya dapat
tidak cerdas.
84
Visual (Tanda)
Gambar 4.3.12
Dialog/Teks/Suara
perjuangan dalam meraih cita-cita, suka dan duka dilewati hingga bisa
Penanda
Petanda
Tataran Denotasi
laki yang sedang saling merangkul. Laki-laki itu mengenakan jaket dan
pada scene ini diambil dengan teknik medium close up, menggunakan
Tataran Konotasi
hari, mulai dari pagi hingga sore akhirnya membuahkan hasil yang
meraih cita-cita.
menjadi latarbelakang jalan cerita dalam film ini. Sehingga membuat isi
menciptakan mitos. Maksud dari mitos di sini yaitu tidak selalu mengarah
kuno, legenda dan lainnya. Mitos menurut Barthes merupakan sebuah cara
dalam pemaknaan suatu pesan dan ia juga menyatakan bahwa mitos secara
2010:138).
membentuknya (https://www.kompasiana.com/meidamartha1851/5e5e11a
5d541df6fe8704222/apa-gender-itu?page=1).
yang terjadi dalam masyarakat ditentukan oleh factor sosial dan budaya.
tersebut memahami sesuatu. Mitos juga berarti cerita yang digunakan oleh
sejarah, yang berarti mitos merupakan produk dari kelas sosial yang
terlihat tidak terbantahkan, karena hal tersebut terjadi seperti alamiah atau
dianggap sebagai makhluk yang lemah dan tak berdaya. Namun, dalam
film ini Yana digambarkan sebagai seseorang yang tangguh dan kuat, ia
perempuan yang berasal dari kedua orang tua mantan atlet. Mimpinya
untuk menjadi seorang atlet tentulah sangat di dukung oleh orang tuanya.
Tetapi orang tua Lilies tidak ingin anaknya menikah dengan seorang atlet
juga, dengan alesan karena orang tuanya sudah merasakan hidup sebagai
seorang atlet itu tidak mudah. Dalam film 3 Srikandi ini, diceritakan juga
hari sering kita dengar mitos bahwa anak perempuan harus menikah
89
hidup dalam hal materi belum tentu menjamin kehidupan tersebut bahagia
atau bertahan lama. Untuk menolak mitos tersebut, Lilies menolak untuk
adalah Suma. Tidak jauh berbeda dari keluarga Yana, bapak Suma juga
Suma, anak perempuannya lebih baik menjadi seorang PNS. Hal ini juga
merupakan mitos yang ada sampai sekarang, dimana banyak orang tua
yang ingin anaknya untuk menjadi seorang PNS. Merasa sudah dewasa
perempuan. Ketiga tokoh utama dalam film ini, yaitu Yana, Lilies dan
perilaku dan aktivitas yang mereka lakukan. Sedangkan jika dilihat dari
feminisme.
cerita, hal ini yang disebut oleh Barthes sebagai mitos baru dlaam film,
A. Kesimpulan
berikut
film 3 Srikandi.
juga melalui tanda dan makna yang ada di dalam film 3 Srikandi.
91
92
B. Saran
dalam film.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Barker, Chris, 2004. Cultural Studies, Teori & Praktik, Penerjemah: Nurhadi.
Pustaka Pelajar.
Fiske, John. 2007. Cultural and Communication Studies: Suatu Pengantar Paling
Yogyakarta: Jalasutra.
Nasional.
93
94
Rosdakarya.
Pustaka.
Puspitawati, Herein. 2013. Konsep, Teori Dan Analisis Gender. Bogor: Fakultas
Foundation.
Jurnal
ProTVF Vol. 1 Nomor 2. Diakses pada 29 Agustus 2020, pukul 14.37 wib.
95
wib.
Writers‟ Work: With Special Reference to Anne Sexton and Audre Lorde.
wib.
96
Internet
10.02 wib.
https://medium.com/hipotesa-indonesia/apa-itu-feminisme-8a28a2577c1b.
https://cosmopolitanfm.com/3-srikandi-film-yang-dapat-menginspirasi-
http://afi.unida.gontor.ac.id/2019/04/12/feminisme-dalam-pandangan-islam-
wib.
https://www.kompasiana.com/meidamartha1851/5e5e11a5d541df6fe8704222/apa
https://www.researchgate.net/publication/329390305_feminis_dalam_perspektif_i