Anda di halaman 1dari 106

ANALISIS NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN

BERORGANISASI DI SEKOLAH PADA PENGURUS


ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DI SMA
NEGERI 1 TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

OLEH:

LIZA TANIA PARIZ


NIM. A1A319013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
ANALISIS NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN
BERORGANISASI DI SEKOLAH PADA PENGURUS
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DI SMA
NEGERI 1 TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Jambi


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

OLEH:

LIZA TANIA PARIZ


NIM. A1A319013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Analisis Nilai-Nilai Demokrasi Dalam Kegiatan


Berorganisasi di Sekolah Pada Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMA
Negeri 1 Tanjung Jabung Barat”. Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, yang disusun oleh Liza Tania Pariz, Nomor Induk
Mahasiswa A1A319013 telah diperiksa dan disetujui untuk di uji.

Jambi, 2023
Pembimbing I

Dr. Drs. Firman, M.Si


NIP. 195906221985031002

Jambi, 2023
Pembimbing II

Dona Sariani, S.Pd., M.Pd


NIP. 201707052014

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Analisis Nilai-Nilai Demokrasi Dalam Kegiatan


Berorganisasi di Sekolah Pada Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMA
Negeri 1 Tanjung Jabung Barat: Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang disusun oleh Liza Tania Pariz, Nomor Induk Mahasiswa
A1A319013 telah dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal.

Tim Penguji

1. Dr. Drs. Firman, M.Si Ketua..................................


NIP. 195906221985031002

2. Dona Sariani, S.Pd., M.Pd Sekretaris............................


NIP. 201707052014

Mengetahui,
Ketual Program Studi

Drs. M.Salam, M.Si.


NIP.195907111985031002

iv
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Liza Tania Pariz
Nim : A1A319013
Program Studi : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri
dan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila dikemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau plagiat,
saya bersedia menerima sanksi di cabut gelar dan ditarik ijazah.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaraan dan tanggung jawab.

Jambi,....................... 2023
Yang membuat pernyataan,

Liza Tania Pariz


NIM. A1A319013

v
MOTTO

“Sistem pendidikan yang bijaksana setidaknya akan mengajarkan kita


betapa sedikitnya yang belum diketahui oleh manusia, seberapa
banyak yang masih harus ia pelajari”.
(Sir John Lubbock)
Jangan sampai kita bodoh alias tidak tau apa-apa karena tidak
mau belajar, tapi merasa bodoh itu perlu agar kita lebih semangat
lagi dalam mempelajari ilmu-ilmu yang baru.

vi
ABSTRAK

Pariz, Liza Tania. 2023. Analisis Nilai-Nilai Demokrasi Dalam Kegiatan


Berorganisasi di Sekolah Pada Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah di
SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat: Skripsi, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
FKIP, Universitas Jambi, Pembimbing: (I) Dr. Drs. Firman, M.Si (II) Dona
Sariani, S.Pd., M.Pd.

Kata kunci : Pembentukan nilai-nilai demokrasi, Kegiatan OSIS

Penelitian ini membahas tentang; 1) pembentukan nilai-nilai demokrasi dalam


kegiatan osis. 2) kegiatan yang mendukung pembentukan nilai-nilai demokrasi,
dan, 3) Faktor pendukung serta penghambat dalam membentukan nilai-nilai
demokrasi di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi.


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Narasumber yang diwawancara dalam penelitian ini adalah guru dan
siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai-nilai demokrasi dapat di bentuk melalui


kegiatan OSIS (Organisasi Intra Sekolah) adapun nilai-nilai demokrasi yang
berusaha di bentuk melalui kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung
Barat meliputi toleransi kebebasan berpendapat, menghormati perbedaan
pendapat, memahami keanekaragaman, percaya diri, tidak ketergantungan
terhadap orang lain, kegiatan yang dapat membentuk nilai-nilai demokrasi
diantaranya yaitu melalui kegiatan rapat pengurus melalui kegiatan rapat peserta
didik atau pengurus OSIS mampu membentuk kebebasan menyatakan pendapat,
menghormati perbedaan pendapat, pemilihan ketua OSIS dapat membentuk
kebebasan menyatakan pilihan atau pendapat, kepercayaan diri, memghormati
orang lain, dan musyawarh besar dapat membentuk kebebasan menyatakan
pendapat, menghormati perbedaan pendapat, faktor pendukung dalam
pembentukan nilai-nilai demokrasi di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat ialah
pihak sekolah dan guru. Sedangkan faktor penghambat nya ialah faktor internal
dan faktor eksternal, dalam faktor internal berkaitan dengan dana yang kurang
menunjang untuk kegiatan-kegiatan, dan faktor eksternalnya ialah kurangnya
dukungan dari orang tua kepada peserta didik dalam kegiatan OSIS.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Analisis Nilai-Nilai Demokrasi Dalam Kegiatan Berorganisasi di Sekolah
Pada Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung
Barat”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
S1 dan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Dalam proses penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun, kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidak lain atas bantuan
dari bimbingan dari segenap pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Prof. H. Dr. M. Rusdi, M.Sc selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi.
3. Dr. Rosmiati, S.Pd., M.Pd selaku ketua jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP
Universitas Jambi
4. Drs. M Salam, M.Si. selaku ketua program studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Universitas Jambi
5. Bapak Dr. Drs. Firman, M.Si selaku Pembimbing Skripsi I yang selalu ikhlas
dan sabar dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dona Sariani, S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing Skripsi II yang selalu
ikhlas dan sabar dalam membimbing dan mengarahkan penulis agar dapat
menyusun skripsi ini dengan baik.
7. Bapak Drs. Irzal Anderson, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan arahan yang berarti.
8. Serta Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
9. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu, Adik, dan Saudaraku yang selalu
memberikan dukungan dan semangat, bantuan moril, materil, doa, serta
curahan kasih sayang yang tiada henti.

viii
10. Kerabat angkatan 2019, terkhususnya teman-teman yang selalu ada untuk
memberikan semangat selama kuliah dan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyususunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempura, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga dengan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat di
kemudian hari.

Jambi, .................... 2023

Liza Tania Pariz


NIM. A1A319013

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN .............................................................................................. v
MOTTO .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 9
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 9
1.4 Kegunaan Penulisan ....................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORETIK


2.1 Kajian Teori dan Penulisan Relevan .............................................. 12
2.1.1 Pengertian Nilai Demokrasi ........................................................ 12
2.1.2 Indikator-indikator Nilai Demokrasi ........................................... 20
2.1.3 Manfaat Nilai Demokrasi ............................................................ 21
2.1.4 Tujuan Nilai Demokrasi .............................................................. 22
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Demokrasi.................. 23
2.1.6 Konsep Organisasi Siswa Intra Sekolah ..................................... 24
2.1.7 Pendidikan Demokrasi di Sekolah .............................................. 29
2.1.8 Penulisan Relevan ....................................................................... 31
2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................... 34

BAB III METODE PENULISAN


3.1 Tempat dan Waktu Penulisan......................................................... 36
3.2 Pendekatan dan Jenis Penulisan ..................................................... 36
3.3 Data dan Sumber Data ................................................................... 37
3.4 Informan Penulisan ........................................................................ 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 38
3.6 Uji Validitas Data ........................................................................... 39
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................... 40
3.8 Prosedur Penulisan ......................................................................... 42

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek/Lokasi Penelitian ................................................................. 44
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 45
4.2.1 Nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan organisasi siswa intra Sekolah
di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat .................................... 46
4.2.2 Kendala dalam pembentukan nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan
organisasi siswa intra Sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung
Barat ............................................................................................ 59
4.2 Pembahasan .................................................................................... 61

BAB V KEIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan .......................................................................................... 68
5.2 Saran ............................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71


LAMPIRAN .................................................................................................... 74

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1. Pencalonan Ketua Osis SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat .......... 7
Tabel 3.1 Lembar pengamatan observasi ......................................................... 38

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 35

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Transkip Observasi ........................................................................ 74


Lampiran II Transkip Wawancara ................................................................... 76
Lampiran III. Dokumentasi .............................................................................. 87

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses untuk mengembangkan diri

peserta didik berupa pengetahuan, kesadaran, sikap, ketrampilan dan kemauan,

serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam proses politik. Demokrasi

lingkupnya tidak hanya dalam negara maupun masyarakat, bahkan di sekolah

demokrasi dikenalkan terhadap siswa. Siswa merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari generasi muda. Mereka adalah penerus cita-cita perjuangan

bangsa dan merupakan sumber insan bagi pembangunan nasional.

Salah satu cara pengembangan budaya atau nilai demokrasi yaitu melalui

proses pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi merupakan suatu proses

untuk mengembangkan pada diri peserta didik berupa pengetahuan, kesadaran,

sikap, keterampilan dan kemauan, serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam

proses politik. Kegiatan menyambut hari proklamasi di sekolah, dengan

membentuk panitia dan berbagai rencana kegiatan merupakan kegiatan politik

yang didalamnya terkait dengan unsur demokrasi.

Menurut Zamroni dalam Taniredja dkk (2012: 56) partisipasi generasi baru

dalam sistem politik yang demokratis akan terjadi apabila generasi baru memiliki

kualitas dan kemampuan antara lain: (1) memiliki identitas diri termasuk

komitmen untuk tujuan-tujuan sosial yang lebih luas dan kemampuan untuk

berkelompok secara terorganisir dalam kehidupan bermasyarakat; (2) memiliki

kesadaran bahwa kebijakan yang diputuskan dalam proses politik baik langsung

1
2

maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan mereka; (3) memiliki

pengetahuan dan kemampuan untuk memperoleh informasi guna memberikan

pedoman dalam kehidupan sosial politik termasuk di dalamnya memahami

demokrasi dan fungsi-fungsi lembaga yang ada, isu-isu yang penting, dan cara-

cara berpartisipasi yang efektif; (4) memiliki keseimbangan antara kepercayaan

(trust) dan keraguraguan (skeptis) atas kehidupan politik yang ada, sehingga

memberikan suatu pemikiran, sikap dan tindakan tidak asal ikut atau sebaliknya

tidak asal berbeda, melainkan partisipasi yang rasional; (5) memiliki kebebasan

untuk memilih dan mengambil keputusan; (6) memiliki kapasitas dan kemauan

untuk bersama-sama membicarakan perbedaan dengan penuh toleransi; (7)

memiliki rasa hormat kepada individu baik dalam kelompoknya maupun yang ada

di luar kelompoknya; (8) memiliki kemampuan untuk bekerja sama dan

berorganisasi, termasuk kemampuan untuk bekerja dalam suatu tim dan

menyajikan secara efektif argumentasi yang dimiliki tanpa menghina pendapat

fihak lain; (9) memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengambil peran

kepemimpinan saat diperlukan; (10) memiliki keyakinan atas kemampuanya

untuk dapat berbuat kebaikan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-

sama, termasuk memiliki keyakinan bahwa institusi yang ada harus memberi

respon yang baik terhadap tindakan yang dilakukan oleh warga masyarakat.

Kualitas dan kemampuan yang dikemukakan di atas tidak akan muncul

dengan sendirinya dalam diri generasi muda, melainkan hasil rekayasa sosial

dalam wujud pendidikan yang di kembangkan dan dipelajari dalam pendidikan

pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Menurut Taniredja dkk (2012:57) untuk

melahirkan kemampuan tersebut, maka PPKn harus memberikan kesempatan bagi


3

peserta didik untuk memperoleh pendidikan bermakna sehingga setiap peserta

didik: (1) memiliki kpengetahuan tentang sistem politik ekonomi, (2) memahami

dan menyadari nilai-nilai masyarakat demokrasi, (3) mampu mendiskusikan isu-

isu kontrovesial, (4) mampu menemukan secara personel model-model yang dapat

dijadikan teladan, (5) memahami kontribusi organisasi-organisasi dalam

masyarakat madani, termasuk di dalamnya kelompok-kelompok advokasi, serta

(6) memiliki self esifikasi yang positif dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan

politik.

Tanpa adanya sosialisasi di kalangan remaja atau pelajar akan terjadi

gejolak politik yang berkepanjangan yang merupakan pencerminan tidak adanya

dukungan dari masyarakat terhadap sistem poltik yang ada, yang akan membawa

akibat sistem politik runtuh dan diganti. Oleh karena itu pendidikan

kewarganegaraan sebagai wujud sisialisasi politik perlu di tingkatkan dan

dikembangkan di sekolah melalui organisasi-organisasi siswa demi tercapainya

tujuan untuk menyiapkan generasi muda yang berwawasan global dan memiliki

pengetahuan tentang demokrasi yang baik.

Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20

Tahun 2003, pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta

tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,

nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Oleh karena itu setia negara atau

pemerintahan demokrasi akan menerapkan dan melaksanakan sosialisasi nilai-

nilai demokrasi dikalangan warganya khusunya dikalangan generasi muda dan

pelajar. Penerapan sosialisasi nilai-nilai demokrasi lewat keluarga, media masa,


4

dan terutama lewat sistem persekolahan. Berdasarkan hal tersebut penerapan nilai-

nilai demokrasi di sekolah akan menjadi tujuan penulisan ini.

Jika dilihat dalam Undang-Undang tersebut bahwasannya disamping

membekali generasi bangsa yang kritis, pendidikan juga berkewajiban untuk

membentuk warga negara yang berperilaku demokratis. Namun, kenyataannya di

lapangan bertolak belakang dengan dalam Undang-Undang. Sejalan dengan

pendapat Alvian (2014:1) menyatakan bahwa: Asumsi tentang pendidikan sebagai

sarana dan instrumen untuk mengalihkan ilmu pengetahuan bukan hanya telah

mereduksi makna hakiki dan fungsi pendidikan, tetapi juga menyepelekan warga

didik dan arah ke depan. Hakikat sesungguhnya dari pendidikan adalah untuk

memanusiakan manusia dengan cara yang manusiawi, dalam rangka membangun

dan mengembangkan potensi karakter seorang manusia agar menjadi sosok

manusia yang sesungguhnya dan bermakna dalam kehidupan.

Implementasi budaya demokrasi di lingkungan sekolah sangat penting

untuk diwujudkan di era milenial ini yang mempunyai dua mata sisi uang, disatu

sisi merupakan peluang untuk kemajuan dan di sisi lain ancaman terhadap krisis

identitas suatu bangsa dengan menghadirkan revolusi industry 4.0 yang seiring

dengan mudahnya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di

dunia masuk dan tidak sepenuhnya cocok dengan budaya masyarakat Indonesia.

Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumber daya manusia yang bermutu

dan profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis, sehingga memiliki

resistence yang kokoh di tengah tengah konflik peradaban.

Langkah konkret yang menarik untuk direalisasikan bersama, terutama

oleh insan pendidik dan pihak-pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan,


5

adalah menciptakan ruang hidup dan praktek pendidikan sebagai sebuah

kehidupan yang nyata. Kehidupan sekolah merupakan jembatan atau transisi bagi

anak dalam rangka penanaman nilai-nilai demokrasi dalam diri seorang anak. Hal

ini dilakukan sekolah merupakan pengganti orang tua dalam mendidik seorang

anak.

Oleh karena itu, dalam rangka untuk mengaplikasikan nilai-nilai

demokrasi yang telah diajarkan maka sekolah memberikan sarana kepada siswa

berupa organisasi. Organisasi ini bertujuan mengajarkan kepada siswa untuk lebih

bersifat demokratis, bertanggung jawab, serta menghargai sehingga diharapkan

dapat berguna sebagai bekal siswa yang nantinya akan terjun dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari organisasi-organisasi yang ada

tersebut OSIS merupakan salah satu organisasi yang dapat melaksanakan nilai-

nilai demokrasi di sekolah, karena OSIS merupakan suatu organisasi yang berada

dalam lingkungan sekolah. Sejalan pendapat Winarno (2014:22) menyatakan

tentang Pendidikan Demokrasi di Sekolah bahwa: “Selama ini di Sekolah

Menengah Atas sudah dilaksanakan pendidikan demokrasi melalui pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan ataupun mata pelajaran sebelumnya, PPKn ataupun

Civics, terlihat adanya perilaku demokratis yang ditunjukkan siswa di sekolah (di

dalam kelas, di luar kelas atau lingkungan sekolah). Perilaku yang tampak di

dalam kelas diantaranya ketika sedang proses belajar mengajar berlangsung

terutama dalam diskusi siswa terlihat berani mengemukakan pendapat,

menghargai pendapat teman-teman dan mau mendengarkan temannya yang

sedang mengemukakan pendapatnya. Sedangkan perilaku demokratis siswa yang

tampak di luar kelas atau lingkungan sekolah diantaranya bebas berpendapat


6

dalam rapat OSIS, bebas memilih dan dipilih menjadi pengurus OSIS, adanya

kerja sama antar individu atau kelompok dalam menyelesaikan masalah, adanya

kepercayaan kepada guru, kepala sekolah dan staf petugas sekolah”.

Dari pemaparan di atas nilai-nilai demokrasi sudah dilaksanakan baik

dalam pembelajaran maupun di luar kelas atau lingkungan sekolah. Adanya

hubungan antara implementasi nilai-nilai demokrasi dengan Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) tentu saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya

karena didalam suatu organisasi itu harus mengandung nilai-nilai demokrasi.

Dalam pembelajaran demokrasi seperti adanya organisasi kesiswaan yang

di mana sebagai wadah di sekolah untuk menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi siswa intra sekolah maupun

kehidupan demokrasi lainnya yang terjadi di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan penulis pada tanggal 6

Februari s/d 15 Februari 2023 di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat disini

penulis mewawancarai Ibu TS beliau merupakan guru bidang studi PPKn

sekaligus Pembina OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat, di dapatkan

informasi bahwasannya kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

sendiri sudah menerapkan apa yang menjadi nilai-nilai demokrasi. Seperti nilai

toleransi, contohnya seluruh anggota OSIS di ajarkan untuk saling menghargai

satu sama lain menghargai perbedaan keyakinan perbedaan budaya dan lain-lain.

Berbagai kegiatan OSIS di sekolah menunjukkan pentingnya

keberadaannya bagi siswa. Pembentukan OSIS di sekolah tidak lepas dari peran

pembina, mulai dari pemilihan pengurus OSIS sampai dengan pemilihan ketua

OSIS yang dilakukan secara demokratis. Seperti pada pemilihan ketua OSIS yang
7

diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat pada 8 Februari 2023.

Dalam acara pemilihan tersebut terdapat 4 kandidat yang sudah terseleksi dari 8

calon kandidat. Proses seleksi ketua OSIS melalui beberapa tahapan seleksi

diantaranya pemaparan visi misi, video profil, dan seleksi wawancara, dari

tahapan tersebut berhasil terpilih 4 kandidat utama calon ketua OSIS yaitu

Azzahra Maulida Putri (XI-AN4), Silfi Saskia Wardani (XI-DG2), Aditya Arya

Yudha (XI-PG3), dan Hanggayuh Restu Gusti (XI-PG3) menyampaikan visi misi,

debat antar calon ketua OSIS, dan berikutnya dilakukan pemungutan suara. Dalam

pemungutan suara yang dilakukan diperoleh hasil Aditya dengan suara terbanyak

174 suara, Silfi memperoleh 147 suara, Azzahra memperoleh 98 suara, dan

Hanggayuh memperoleh 68 Suara. Pembina OSIS Ibu TS menyampaikan bahwa

inilah hasil dari demokrasi dan pastinya akan menjadi yang terbaik untuk masa

depan dan kemajuan OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat, kegiatan

pemilihan ketua OSIS diharapkan dapat membekali siswa tentang karakter dan

kecakapan dalam berorganisasi. Pemilihan ketua OSIS ini dilaksanakan dengan

transparan dan akan menjadi pembelajaran bagi siswa-siswi di SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Barat.

Tabel 1. Daftar pencalonan Ketua Osis SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

No Nama Siswa Kelas


1 Azzahra Maulida Putri XI-AN4
2 Silfi Saskia Wardani XI-DG2
3 Aditya Arya Yudha XI-PG3
4 Hanggayuh Restu Gusti XI-PG3
Sumber: Dokumentasi sekolah SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

Hal ini sejalan dengan pendapat Alamsyah (2014:77) yang menjelaskan

bahwa dalam pengukuran nilai-nilai demokrasi dapat di lihat melalui; 1)

Memberikan kebebasan dalam hal yang diinginkan sesuai dengan norma dan etika
8

yang berlaku, 2) Memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta,

3) Saling menghargai terhadap sesama.

Selain itu ada juga kegiatan lainnya seperti kegiatan penerimaan siswa

baru atau MOS yang dilakukan oleh kepengurusan OSIS di SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Barat. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari pembina dan

pengurus OSIS tersebut menyatakan bahwa OSIS berperan sebagai wadah bagi

siswa untuk berorganisasi yaitu sebagai penggerak untuk membantu sekolah

dalam menjalankan kegiatan-kegiatan tertentu. Selain itu juga melalui program

kegiatannya OSIS diharapkan mampu membentuk karakter siswa seperti

kepemimpinan, keberanian, percaya diri dan tanggung jawab.

Pada saat sebelum diadakan kegiatan MOS pengurus dan pembina OSIS

mengadakan rapat bersama untuk membahas segala persiapan kegiatan MOS.

Beberapa pengurus OSIS ditunjuk untuk mendampingi kegiatan MOS disetiap

kelasnya untuk membimbing siswa baru mengikuti kegiatan MOS selain itu juga

bertugas untuk menjemput pemateri yaitu guru SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Barat yang bertugas untuk memberikan materi MOS kepada siswa baru, hal ini

bertujuan apabila guru yang bersangkutan lupa bisa segera diingatkan dengan cara

dijemput sebelum jam pemberian materi dimulai.

Dari pernyataan diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa pembina OSIS

dan pengurus OSIS menyatakan bahwa OSIS berperan sebagai wadah bagi siswa

untuk belajar berorganisasi. Melalui OSIS, siswa pengurus OSIS belajar bekerja

sama dan membantu sekolah untuk menjalankan dan menggerakkan berbagai

macam kegiatan, misalnya kegiatan MOS, kegiatan class meeting dan lainnya.

Selain itu OSIS juga berperan sebagai tempat untuk belajar bekerja sama baik
9

antar pengurus OSIS, antara pengurus OSIS dengan pembina OSIS sebagai

pembimbing yang telah ditunjuk oleh sekolah. Antara pengurus OSIS dan

pembina harus mampu saling berkeja sama untuk membawa OSIS mencapai

tujuannya. Jika peranan OSIS sebagai penggerak telah berjalan maka selanjutnya

peranan OSIS sebagai peranan yang bersifat preventif akan terlaksana.

Dalam hal ini siswa di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat menarik

untuk dicermati, oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas hal ini secara

lebih mendalam. Hal ini didasarkan karena sikap dan prilaku demokratis ini

nantinya akan tercipta kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Karena alasan tersebut peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: “Analisis

Nilai-Nilai Demokrasi Dalam Kegiatan Berorganisasi di Sekolah Pada Pengurus

Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penulisan ini

adalah:

1. Bagaimana nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan organisasi siswa intra

Sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat?

2. Apa saja kendala dalam pembentukan nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan

organisasi siswa intra Sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat?”

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penulisan ini adalah:


10

1. Untuk mengetahui nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan organisasi siswa

intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

2. Untuk mengetahui kendala dalam pembentukan nilai-nilai demokrasi

dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada siswa pengurus organisasi

siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

1.4 Kegunaan Penulisan

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penulisan ini memiliki kegunaan sebagai bahan masukan dalam

teori pendidikan demokrasi di dunia pendidikan, khususnya di sekolah pada

masa-masa yang akan datang atau selanjutnya. Selain itu, penulisan ini juga

diharapkan sebagai tambahan keilmuan dalam pembentukan karakter siswa

pada pembelajaran PKn, Organisasi Siswa Intra Sekolah, Pramuka dan

organisasi siswa lainnya di sekolah.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penulisan ini akan berguna bagi :

a) Bagi masyarakat:

Hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat agar mengetahui

fungsi pentingnya pendidikan demokrasi serta masyarakat juga dapat

bertindak langsung dalam upaya meningkatkan pemahaman dan penerapan

pendidikan demokrasi dan semoga saja hasil penulisan ini juga bermanfaat

untuk para orang tua dalam mendidik anak.


11

b) Bagi sekolah

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

sekolah dalam pelaksanaan pendidikan demokrasi dalam membentuk

pribadi setiap para peserta didiknya. Serta dapat memberikan solusi

terhadap permasalahan atau kendala dalam berorganisasi siswa di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

c) Bagi Jurusan

Penulisan ini dilakukan dengan pemberian insentif kepada para

dosen/penulis perguruaan tinggi yang kompetetif berdasakan kompetensi

yang relevan dengan fokus bidang kajian secara mendalam dan untuk

memberikan informasi dan gambaran memungkinkan berguna dikalangan

akademik dalam melanjutkan penulisan yang sejenis dengan penulisan ini

pada masa yang akan datang.

d) Bagi Penulis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat berguna untuk mengetahui lebih

dalam mengenai penidikan demokrasi siswa di sekolah. Hasil penulis ini

juga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan penulisan selanjutnya.


BAB II

KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Penulisan Relevan

2.1.1 Pengertian Nilai Demokrasi

Menurut Zamroni, (2014:34) nilai (Value) adalah suatu standar prilaku

yang telah di yakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

Misalnya standart perilaku guru dalam pembelajaran demokratis). Sedangkan

menurut Zuriah, (2014:45) nilai demokrasi merupakan sikap toleransi,

menghormati perbedaan pendapat, memahami dan menyadari keanekaragaman

dilingkungan sekolah, mampu mengendalikan diri sehingga tidak mengangu

orang lain, kebersamaan, percaya diri tidak mengantungkan diri pada orang lain

dan mematuhi perutaran yang berlaku disekolah.

Diperlukan upaya pembudayaan nilai-nilai demokrasi disekolah dalam

pendidikan karakter agar dunia pendidikan mampu menaburkan benih-benih

demokrasi kepada peserta didik dan melahirkan demokrat-demokrat yang ulung,

cerdas, dan andal.

Salah satu contoh nilai demokrasi di lingkungan sekolah adalah melalui

OSIS. Nilai-nilai demokrasi yang dapat diambil dari kegiatan OSIS menurut

Musthofiyah (2012) yaitu:

1. Nilai-nilai demokrasi yang terdapat dalam pemilihan ketua OSIS adalah

adanya pesamaan hak, dimana para siswa diberikan kesempatan yang

sama untuk memilih dan menyalurkan aspirasi sesuai dengan hati nurani

masing-masing tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Selain itu juga

12
13

pemilihan ketua OSIS mengajarkan kepada para siswakebebasan untuk

menyatakan pendapat, sekaligus mengajarkan kepada para siswa tentang

cara berdemokrasi secara baik dan benar sejak dini,

2. Nilai-nilai demokrasi dalam proses penetapan kepanitian dalam OSIS

dapat dilihat dari kegiatan musyawarah penetapan kepanitiaan.

3. Nilai-nilai demokrasi yang diperoleh dalam kegiatan ini adalah kebebasan

mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang lain, tanggung jawab

bersama atas hasil musyawarah, kerjasama antar pengurus OSIS, dan

persaman hak antara MPK dan pengurus OSIS.

Menurut Arif, (2012:7) nilai demokrasi merupakan sebuah pandangan

hidup yang tidak hanya berkaitan dengan kepentingan individu saja tetapi juga

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah, maupun

dalam masyarakat.

Nilai demokrasi adalah pandangan hidup yang mengutamakan persamaan

hak dan kewajiban, menghargai kebebasan berpendapat, memahami dan

menyadari keanekaragaman lingkungan sekolah, serta perlakuan yang sama bagi

semua siswa. Menurut Suseno, (2013:67) nilai demokrasi adalah nilai yang harus

dijunjung tinggi dalam kehidupan berdemokrasi sebgai makhluk sosial dalam

menyelesaikan setiap persoalan yang timbul dilingkungan tersebut.

Sukarno (2013:23-24) menyatakan “dalam kehidupan, nilai itu banyak

sekali jumlah dan sangat bervariasi nilai yang banyak tersebut dapat

diklasifikasikan atau digolong-golongkan, nilai juga memiliki tingkatan adapun

yaitu sebagai berikut. Jadi yang dimaksud nilai-nilai demokrasi adalah takaran,

harga sebuah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
14

dan kewajiban, menghargai kebebasan berpendapat, memahami dan menyadari

keanekaragaman dalam masyarakat, serta perlakuan yang sama bagi semua warga

negara.

Nilai-nilai demokrasi sesungguhnya merupakan nilai-nilai yang diperlukan

untuk mengembangkan pemerintahan demokratis. Berdasarkan nilai atau kondisi

inilah, sebuah pemerintahan demokratis dapat ditegakkan. Sebaliknya, tanpa

adanya kondisi ini, pemerintahan tersebut akan sulit ditegakkan. Nilai-nilai

demokrasi antara lain sebagai berikut:

1. Kebebasan Berpendapat

Kebebasan berpendapat adalah hak bagi warga negara biasa yang

wajib dijamin dengan undang-undang dalam sebuah sistem politik demokratis

(Dahl, 1971). Kebebasan ini diperlukan karena kebutuhan untuk menyatakan

pendapat senantiasa muncul dari setiap warga negara dalam era pemerintahan

terbuka saat ini. Dalam masa transisi menuju demokrasi saat ini, perubahan-

perubahan politik, sosial, ekonomi, budaya, agama, dan teknologi seringkali

menimbulkan persoalan bagi warga negara maupun masyarakat pada

umumnya.

Hak untuk menyampaikan pendapat ini wajib dijamin oleh pemerintah

sesuai dengan undang-undang yang berlaku sebagai bentuk kewajiban negara

untuk melindungi warga negaranya yang merasa dirugikan oleh tindakan

pemerintah atau unsur swasta. Semakin cepat dan efektif cara pemerintahan

memberikan tanggapan, semakin tinggi pula kualitas demokrasi pemerintahan

tersebut. (Baso dan Hasan, 2014:18)


15

Dalam rezim otoriter, kebebasan menyampaikan pendapat pada

umumnya di batasi. Hanya pendapat-pendapat yang mendukung atau memuja

rezim berkuasa saja yang diberi kesempatan untuk berkembang. Sebaiknya,

pendapat yang miring atau bertolak belakang dengan garis kebijakan rezim di

anggap sebagai ancaman bagi rezim yang berkuasa. Bila pendapat ini di

salurkan melalui tulisan, buku, produk seni, atau yang lain, maka pemerintah

represip akan melarang peredaran atau perwujudan buku tersebut.

Di masa rezim orde baru, tindakan pemasungan kebebasan mengatakan

oprasionalkan secara maksimal untuk memantau setiap pendapat yang muncul

atau gerak-gerik tokoh. Para intelejen sangat represif yang terlalu sering

melanggar hak asasi manusia untuk menindas kebebasan berpendapat tersebut.

2. Kebebasan Berkelompok

Berkelompok dalam suatu organisasi merupakan nilai dasar demokrasi

yang diperlukan bagi setiap warga. Kebebasan berkelompok ini yang

diperlukan untuk membentuk organisasi mahasiswa, partai politik, organisasi

massa, perusahaan, dan kelompok-kelompok lain. Kebutuhan berkelompok

merupakan naluri dasar manusia yang tak mungkin diingkari. Masyarakat

primitif berkelompok dalam mencari makan dan perlindungan dari kejaran

hewan liar maupun kelompok lain yang jahat.

Dalam era modern ini, kebutuhan berkelompok ini tumbuh semakin

kuat. Persoalan yang muncul ditengah masyarakat yang sedemikian kompleks

seringkali memerlukan organisasi untuk menemukan jalan keluar. Ketika

banjir melanda suatu daerah, upaya penyelamatan dan pemberian bantuan

akan lebih cepat dilakukan secara berkelompok. (Dahl, 1971)


16

Kebebasan berkelompok dalam rezim Orde Baru dibatasi, misalnya,

dengan melarang pembentukan partai selain apa yang disetujui oleh rezim

pada waktu itu. Demokrasi menjamin kebebasan warga negara untuk

berkelompok, termasuk membentuk partai baru maupun mendukung partai

apapun. Demokrasi memberikan alternatifyang lebih banyak dan lebih sehat

bagi warga negara.

3. Kebebasan Berpastisipasi

Kebebasan berpastisipasi ini sesungguhnya merupakan gabungan dari

kebebasan berpendapat dan berkelompok. Jenis yang pertama adalah

pemberian suara dalam pemilihan umum, baik pemilihan anggota DPR

maupun pemilihan presiden bentuk partisipasi kedua yang belum berkembang

luas di negara demokrasi baru adalah apa yang disebut sebagai

kontak/hubungan dengan pejabat pemerintah.

Bagi masyarakat transisi seperti indonesia, mengorganisasi diri untuk

melakukan kritik terhadap pejabat semakin menjadi kebutuhan yang

mendesak. Persoalan yang dihadapi mesyarakat akan berkembang lebih cepat

dari kemampuan eksekutif dan legislatif dalam menangani persoalan tersebut.

Oleh karena itu, urgensi untuk mengembangkan budaya kontak lansung ini

akan membantu masyarakat sendiri dalam mencari solusi atas persoalan

kehidupan yang semakin kompleks.

Di samping itu, dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi

seperti telepon, internet dll, maka kesempatan masyarakat untuk melakukan

hubungan langsung dengan pejabat akan semakin besar. Oleh karena itu,

kendala utamanya adalah pendidikan politik kepada masyarakat luas tentang


17

manfaat jenis partisipasi ini, sehingga masyarakat mencapai tingkat kesadaran

yang diperlukan. Meski demikian, karena model ini memerlukan kemampuan

nego atau tawar menawar.

Melakukan protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah

adalah bentuk partisipasi ketiga yang diperlukan negara demokrasi, agar

sistem politik bekerja lebih baik. Bentuk yang keempat adalah mencalonkan

diri dalam pemilihan jabatan mulai dari pemilihan lurah, bupati, walikota,

gubernur, anggota DPR, hingga presiden, sesuai dengan sistem pemilihan

yang berlaku.

4. Kerjasama

Kerjasama untuk mengatasi persoalan yang muncul dalam tubuh

masyarakat. Akan tetapi, kerjasama hanya mungkin terjadi jika setiap orang

atau kelompok bersedia untuk mengorbankan sebagian dari apa yang

diperoleh dari kerjasama tersebut. Kerjasama bukan berarti menutup

munculnya perbedaan pendapat antar individu atau antar kelompok.

Kerjasama tidak cukup untuk membangun masyarakat terbuka.

Diperlukan kompetisi satu sama lain sebagai pendorong bagi kelompok untuk

meningkatkan kualitas masing-masing. Kerjasama diperlukan bagi kelompok-

kelompok untuk menopang upaya persaingan dengan kelompok lain.

Demokrasi tidak hanya memerlukan hubungan kerjasama antar

individu dan antar kelompok. Kompetisi, kompromi, dan kerjasama merupan

nilai-nilai yang mampu mendorong terwujudnya demokrasi.


18

5. Kesetaraan Antar-Warga

Kesetaraan atau egalitarisme merupakan salah salah satu nilai

fundamental yang diperlukan bagi pengembangan demokrasi di Indonesia.

Kesetaraan disini diartikan sebagai adanya kesempatan yang sama bagi setiap

warga negara. Kesetaraan memberikan tempat bagi setiap warga negara tanpa

membedakan etnis, bahasa, daerah, maupun agama. Nilai ini diperlukan bagi

masyarakat heterogen seperti Indonesia yang sangat multi etnis.

Nilai-nilai kesetaraan perlu dikembangkan dan dilembagakan dalam

semua sektor pemerintahan dan masyarakat. Diperlukan usaha keras agar tidak

terjadi diskriminasi atas kelompok etnis, bahasa, daerah atau agama.

Kesetaraan sulit diharapkan dalam rezim otoriter seperti era Orde Baru. Dalam

era reprisif itu, tidak semua warga negara memiliki hak dan kesempatan yang

sama.

6. Kedaulatan Rakyat

Dalam negara demokraasi, rakyat memiliki kedaulatan. Hal ini berarti

bahwa rakyat berdaulat dalam menentukan pemerintahan. Warga negara

sebagai bagian dari rakyat memiliki kedaulatan dalam pemilihan.

Dalam Orde Baru, para politisi boleh dikatakan tidak accountabilitas.

Mereka berbuat sesuka hati dalam bentuk menikmati semua fasilitas dan

kekuasaan yang dimilikinya untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Akuntabilitas tergolong ke dalam kelompok nilai-nilai demokrasi yang

sulit dikembangkan. Dalam era ORBA, praktis para politisi bisa dikatakan

tidak accauntable. Mereka berbuat sesuka hati alam bentuk menikmati semua

fasilitas dan kekuasaan yang dimilikinya untuk kepentingan pribadi dan


19

kelompok. Kondisi rezim ini sangat bertolak belakang dengan kondisi rezim

demokrasi. Dalam demokrasi, justru harus accountabilitas, yakni melayani

segala kebutuhan rakyat.

7. Rasa Pecaya (Trust)

Rasa percaya antar kelompok masyarakat merupakan nilai dasar lain

diperlukan agar demokrasi dapat terbentuk. Sebuah pemerintahan demokrasi

akan sulit berkembang bila rasa saling percaya satu sama lain tidak

tumbuh. Rasa percaya antar Kelompok masyarakat merupakan minyak

pelumas untuk melancarkan relasi-relasi sosial politik yang ada dalam

masyarakat yang sering terhalang oleh rasa ketakutan, kecurigaan, dan

permusuhan yang berpotensi memendekkan proses demokrasi. Pada masa

Orde Baru, kepercayaan terhadap polisi sangatlah rendah. Rakyat, khususnya

aktivis politik yang tidak mengikuti kemauan pemeritah untuk mendukung

partai atau kebijakan pemerintah sering dibayangi rasa ketakutan dan

kekhawatiran terhadap pejabat pemerintah khususnya aparat militer.

8. Kesetaraan gender

Kesetaraan gender adalah sebuah keniscayaan demokrasi, di mana

kedudukan laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama di depan umum,

karenanya semuanya memiliki kodrat yang sama. Oleh karena itu, demokrasi

tanpa kesetaraan gender akan berdampak pada ketidakadilan sosial. Kontruksi

sosial yang diskriminatif terhadap perempuan seringkali dilakukan atas nama

tradisi dan agama. Kontruksi sosial seringkali memandang bahwa perempuan

tidak boleh melebihi laki-laki.


20

Dalam demokrasi, kesetaraan gender harus diwujudkan. Proses ke arah

itu memang memerlukan waktu yang panjang. Dalam proses politik,

perkembangan ke arah kesetaraan gender dalam politik di era pasca-reformasi

1998. Namun, hal itu hanyalah sebagian kecil solusi dalam persoalan

kesetaraan gender. Masih ada banyak hal yang perlu dilakukan dalam

mewujudkan kesetaraan gender, baik di bidang sosial, politik, ekonomi,

pendidikan, budaya, dan lain-lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai demokrasi

adalah sebuah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak

dan kewajiban, menghargai kebebasan berpendapat, memahami dan menyadari

keananekaragaman dalam lingkungan sekolah, serta perlakuan yang sama bagi

semua siswa.

2.1.2 Indikator-indikator nilai demokrasi

Menurut Rauf, (2014:19) mengemukakan nilai dalam demokrasi, adalah

sebagai berikut:

1. Interaksi dan komunikasi yang lancar antara guru, siswa, dan orang

dilingkungan sekolah.

2. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.

3. Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah.

4. Menghadiri acara yang diadakan sekolah.

5. Saling menghargai pendapat orang lain.

Sedangkan menurut Kurniawan (2013:83) menyebutkan keterkaitan nilai

dan indikator untuk sekolah dasar sikap demokratis adalah sebagai berikut:

1. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman.


21

2. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas.

3. Mengemukakan pendapat tentang teman yang jadi pemimpinnya.

4. Memberikan kesempatan pada teman yang menjadi pemimpinnya untuk

bekerja.

5. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang menjadi

pemimpinnya.

Menurut Alamsyah, (2014:77) nilai dalam demokrasi yaitu:

1. Memberikan kebebasan dalam hal yang diinginkan sesuai dengan norma

dan etika yang berlaku.

2. Memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat.

3. Saling menghargai terhadap sesama.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai dalam demokrasi didalam

sebuah lingkungan sekolah maupun masyarakat tidak secara langsung ditanamkan

pada diri seseorang tersebut, melainkan melalui tahap demi tahapan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka indikator yang

penulis gunakan yaitu menurut pendapat dari teori Alamsyah (2014:77) yang

menjelaskan bahwa dalam pengukuran nilai-nilai demokrasi dapat di lihat melalui;

1) Memberikan kebebasan dalam hal yang diinginkan sesuai dengan norma dan

etika yang berlaku, 2) Memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat

serta, 3) Saling menghargai terhadap sesama.

2.1.3 Manfaat Nilai Demokrasi

Menurut Purwanto, (2012:23) mengemukakan manfaat nilai demokrasi

adalah sebagai berikut:

1. Membuat siswa memiliki rasa tanggung jawab.


22

2. Kerjasama antar sesama untuk mendapatkan tujuan yang di inginkan.

3. Meningkatkan rasa empati sesama siswa.

4. Terbangunnya nilai demokrasi yang baik antar siswa.

5. Rela berbakti untuk kepentingan sesama dan kesejahteraan bersama.

Menurut Arifin, (2014:4-5) berpendapat manfaat nilai demokrasi adalah

sebagai berikut:

1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat antar sesama siswa.

2. Menghormati dan melindungi antar sesama siswa.

3. Memahami kewajiban diri sendiri.

4. Menciptakan komunikasi yang aktif.

5. Memberikan kesejahteraan bersama.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat nilai demokrasi

terhadap siswa dapat mempererat persaudaran antar siswa tanpa memandang

status sosial. Dalam pendidikan nilai demokrasi yang ditanamkan adalah tidak

memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik itu hubungan antara

siswa dengan siswa atau hubungan siswa dengan gurunya seperti sikap saling

menghargai dan menghormati.

2.1.4 Tujuan Nilai Demokrasi

Menurut Kurniasih dan Sani, (2016:31) mengemukakan tujuan nilai

demokrasi adalah sebagai berikut:

1. Mendidik siswa dan mengantarkan mereka menuju kedewasaan.

2. Memberikan kepercayaan kepada siswa untuk dapat menyelesaikan

berbagai persoalan disekolah.

3. Memberikan keterampilan intelekual, keterampilan pribadi dan sosial.


23

4. Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.

Menurut Pendapat Fathurrohman, (2014:56) tujuan nilai demokrasi adalah

sebagai berikut:

1. Terwujudnya kerja sama dan terhindar dari pertikaian sesama siswa.

2. Menerima pendapat orang lain yang berseberangan dengan pendapat

kita.

3. Merunding bersama-sama untuk dapat menyelesaikan masalah sekolah

atau tugas.

4. Menjunjung tinggi sikap jujur dan pikiran yang sehat.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan nilai demokrasi yaitu

mendidik siswa-siswa dan mengantarkan mereka menuju tahap kedewasaan, agar

mereka dapat bersikap mandiri baik itu dalam cara berfikir maupun berinteraksi

dengan lingkungannya sehingga siswa-siswa tersebut dapat menyesuaikan diri

dengan keadaan atau tempat mereka berada.

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai demokrasi

Menurut Irwanto dan Suryana, (2016:40) mengemukakan faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai demokrasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah.

2. Adanya kualitas pemahaman demokrasi siswa di sekolah.

3. Adanya partisipasi siswa di lingkungan sekolah.

4. Adanya toleransi antar siswa di sekolah.

Menurut Sunarti dan Rahmawati, (2014:16) faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai demokrasi adalah sebagai berikut :


24

1. Berperan aktif dalam seluruh komponen siswa dalam menenntukan

sasaran yang diinginkan.

2. Memiliki karakter siswa yang baik.

3. Adanya potensi yang baik untuk dikembangkan.

Menurut Syah, (2010:180) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai demokrasi yaitu :

1. Tingginya inisiatif kebijakan siswa.

2. Tumbuhnya sikap berpartisipasi siswa.

3. Perkembangan inovasi, baru dalam semua aspek.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai demokrasi adalah dengan adanya kepedulian terhadap

pendidikan yang turut menunjang peningkatan kualitas belajar siswa dan dapat

memahami adanya perbedaan dilingkungan sekolah. Faktor-faktor dalam nilai

demokrasi dapat menjadi penentu keberhasilan dan kualitas demokrasi disekolah.

2.1.6 Konsep Organisasi Siswa Intra Sekolah

2.1.6.1 Pengertian Organisasi

Triana (2015:2) menyatakan bahwa organisasi merupakan suatu wadah

interaksi orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Pandangan terkini melihat

organisasi sebagai suatu hal yang lebih dinamis dari pada sebuah wadah.

Organisasi dilihat sebagai sebuah satuan sistem sosial yang bertujuan untuk

mencapai tujuan bersama melalui usaha yang dilakukan secara bersama-

bersama/kelompok. Hajar (2018:50) organisasi adalah struktur pembagian kerja

dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang

bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.


25

Menurut Roya (2014), organisasi adalah bentuk perserikatan manusia

untuk mencapai suatu tujuan bersama.akan tetapi perlu kita fahami bahwa yang

menjadi dasar organisasi,bukan “siapa” akan tetapi “apanya” yang berarti bahwa

yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang organisasi,tetapi

“apakah”tugas dari organisasi.

Duha (2018:2) menyatakan organisasi adalah “kesatuan yang terbentuk

oleh beberapa orang yang memiliki sifat atau semua kesamaan tentang latar

belakang, identitas, harapan, dan berbagai hal lainnya untuk mencapai tujuan

bersama secara bersama-sama”.

Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan oleh para ahli diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi merupakan sebuah wadah atau struktur

kecil yang diadakan guna mengkoordinasi kegiatan dua orang atau lebih, dengan

pembagian kerja yang terstruktur guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2.1.6.2 Pengertian OSIS

Nugroho (2015) OSIS adalah satusatunya organisasi siswa yang ada

disekolah. OSIS di suatu sekolah tidak mempunyai hubungan organisatoris

dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat organisasi lain di luar

sekolah. OSIS sebagai suatu sistem merupakan tempat siswa bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang sama. OSIS juga sebagai kumpulan siswa yang

mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi untuk

mencapai tujuan.

1. Secara Semantis

Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah


26

adalah OSIS. OSIS adalah Organisasi Intra Sekolah yang masing-masing kata

mempunyai pengertian, sebagai berikut :

1) Organisasi Secara umum adalah kelompok kerja sama yang diadakan

untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan

sebagai satuan atau kelompok kerjasama yang dilakukan oleh para siswa

yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung

terwujudnya pembinaan kesiswaan.

2) Siswa adalah orang-orang yang datang ke suatu lembaga pendidikan untuk

mempelajari beberapa tipe pendidikan.

3) Intra Berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi

siswa yang ada didalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

4) Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar yang dalam hal ini Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah

atau Sekolah yang sederajat.

2. Secara Organis

OSIS adalah satu-satunya tempat organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh

karena itu, setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS) yang independen dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan

OSIS di sekolah yang lainnya serta tidak menjadi bagian dari organisasi lain

yang ada di luar sekolah.

3. Secara Fungsional

Secara fungsional khususnya di bidang pembinaan kesiswaan, arti yang

terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari
27

empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu

latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala.

4. Secara Sistemik

Secara sistemik OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang

sebagai suatu sistem yang dimana sekumpulan para siswa mengadakan

koordinasi dalam upaya menciptakan organisasi yang mampu mencapai tujuan

tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

2.1.6.3 Tujuan OSIS

Tujuan OSIS adalah :

1. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa yang bertaqwa dan

beriman.

2. Menghargai dan memahami lingkungan hidup dan nilai-nilai moral yang

harus diperhatikan dalam mengambil keputusan yang tepat

3. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam

kontek kemajuan budaya bangsa

4. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah

air dalam era globalisasi

5. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan erja

sama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis

6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya

artistik, budaya dan intelektual

7. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani


28

OSIS dibentuk dengan tujuan pokok : Menghimpun ide, pemikiran, bakat,

kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari

berbagai macam pengaruh negatif dari luar sekolah. Sebagai tempat dan sarana

untuk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, gagasan dalam usaha untuk

mematangkan kemampuan berfikir, wawasan, dan pengambilan keputusan akan

dapat mempengaruhi perkembangan sikap kepemimpinan siswa yang

berpartisipasi dalam kegiatan OSIS tersebut (Kadek, 2015).

2.1.6.4 Fungsi OSIS

OSIS memiliki 3 fungsi yaitu :

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai Wadah Organisasi Siswa Intra

Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah

bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya

pembinaan kesiswaan. OSIS sebagai wadah organisasi artinya tempat dimana

para siswa melakukan kegiatan bersama, bertukar ilmu, bertukar pikiran,

mengeluarkan pendapat untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama.

2. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai Penggerak / Motivator OSIS

sebagai motivator artinya mempengaruhi semangat para siswa untuk berbuat

dan melakukan kegiatan bersama-sama dalam mencapai tujuan. Motivasi

adalah suatu perangsang dan dorongan bagi seseorang agar dapat melakukan

sesuatu yang lebih baik dan produktif. Sedangkan motivator adalah yang

melakukan suatu dorongan tersebut.

3. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai Pembinaan Siswa OSIS

sebagai pembinaan kesiswaan merupakan jalur pembinaan yang berusaha

memberi bekal pengetahuan dan pengalaman kepada siswa untuk memimpin


29

dirinya, orang lain, dan lingkungannya dalam mengikuti kegiatan sekolah dan

kehidupan sosial sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk

mencapai keberhasilan pendidikan siswa di sekolah.

2.1.6.5 Tata Tertib Ruang Osis SMA Negeri 1 Tanjab Barat

1. Menepati Janji Osis yang telah di ikrarkan

2. Melaksanakan tata tertib sekolah

3. Menerapkan 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)

4. Wajib Menghadiri pertemuan rutin dan rapat OSIS

(NB: tidak hadir tanpa keterangan maksimal 3x)

5. Keterlambatan hadir diatas 1 menit dikenakan sanksi

6. Dilarang menggunakan sepatu didalam ruangan OSIS

7. Tidak diperbolehkan menggunakan gadget selama rapat

8. Dilarang Membuka Forum dalam Forum saat rapat berlangsung

9. Rapat diluar jam sekolah menggunakan pakaian rapi dan sopan

10. Wajib membayar uang kas OSIS setiap minggu

11. Merapikan ruangan OSIS setelah digunakan

12. Wajib melaksanakan Piket sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Bagi pengurus yang piket WAJIB hadir 20 menit sebelum jam pelajaran

pertama dimulai.

13. Selain pengurus OSIS dilarang masuk kedalam ruangan tanpa izin

2.1.7 Pendidikan Demokrasi di Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah seharusnya untuk melahirkan

insan yang demokratis, karena sekolah memiliki kewajiban untuk membina

peserta didik menjadi sosok seorang warga negara yang baik. Seperti apa yang
30

tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Tahun 2003

yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan demokratis di sekolah didapatkan melalui mata pelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang pada hakikatnya membentuk

karakter demokratis peserta didik. Menurut Moldovan dan Nicoleta dalam Hamisa

dan Murdiono (2018:196) Pendidikan Kewarganegaraan adalah unsur penting

dalam pendidikan, dapat membuat warga agar berpartisipasi aktif dalam

berdemokrasi untuk mengetahui apa yang menjadi hak dan tanggung jawab

mereka melalui kompetensi dan keterampilan yang diperlukan. Dwiwibawa dan

Riyanto (dalam Hamdi, dkk, 2019) Sebagai salah satu upaya pembinaan

kesiswaan, “OSIS berperan sebagai wadah, penggerak/motivator dan bersifat

preventif”.

Dapat peneliti simpulkan OSIS merupakan peran sentral dalam

runglingkup sekolah, anggota atau orang-orang yang terlibat dalam OSIS di

pandang sebagai seseorang yang rajin, disiplin, bahkan cerdas. Dapat di amati dan

disimpulkan bawasannya pengembangan nilai demokrasi dalam organisasi siswa

disekolah khususnya dalam organisasi OSIS sudah berjalan, dimana muatan yang

tercantum dalam tujuan OSIS sudah sangat jelas demokrasi menjadi salah satu

point penting di dalam kegiatan OSIS, OSIS sendiri merupakan organisasi intra

sekolah yang dimana mempunyai tugas sebagai perwakilan dari seluruh peserta
31

didik sekaligus motor atau penggerak dalam setiap kegiatan yang berkaitan

langsung dengan peserta didik.

Menurut Branson (dalam Supandi, 2010:103) Tujuan dari Pendidikan

Kewarganegaraan diatur dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuannya adalah agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti-korupsi.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakterkarakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menanamkan nilai-

nilai demokrasi serta membentuk karakter warga negara yang cerdas dan

berpartisipasi aktif dalam memajukan bangsa.

2.1.8 Penulisan Yang Relevan

Penulisan ini relevan dengan penulisan yang dilakukan oleh beberapa

orang terdahulu sebagai berikut:


32

1. Pembudayaan Nilai–Nilai Demokrasi di Sekolah dalam Perspektif Pendidikan

Karakter Kabupaten Semarang Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu

Pendidikan dan Keguruan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Hasil penulisan dan pembahasan yang dihasilkan adalah pembudayaan

nilai-nilai demokrasi di sekolah dalam perspektif pendidikan karakter

diwujudkan dengan berbagai kegiatan diantaranya: kegiatan Osis dan kegiatan

Pramuka. Kegiatan itu dilakukan untuk melatih siswa saling bekerja sama

dengan siswa lain, melatih siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara

musyawarah asalkan dapat menghargai orang lain dan melatih siswa untuk

dapat bersosialisasi didalam maupun diluar lingkungan sekolah serta

membentuk karakter siswa.

Persamaan Penulisan yang dilakukan Musthofiyah dengan penulis

yaitu sama-sama meneliti tentang Nilai Demokrasi, sedangkan perbedaannya

Musthofiyah lebih fokus kepada Nilai-Nilai Karakter Demokrasi di Sekolah

sedangkan penulis lebih fokus kepada pembentukan Nilai-nilai Demokrasi

dalam kegiatan Berorganisasi di sekolah SMA Negeri 1 Tanjab Barat.

2. Penanaman Pendidikan Karakter Demokratis Dan Toleransi Siswa Melalui

Program Bina Kelas Tahun Pelajaran 2015/2016) Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Hasil penulisan yang dilakukan oleh Helmi Pratama yaitu siswa

memiliki sikap tidak mementingkan diri sendiri, berani mengemukakan

pendapat, Penegasan mengenai sikap saling menghargai, memberikan

motivasi agar siswa lebih aktif, memberikan motivasi agar dapat menerima
33

kekurangan orang lain, melakukan konsultasi dengan siswa yang merasa

minder dengan temannya, pemberian ketegasan melalui peraturan sehingga

bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi.

Persamaan Penulisan yang telah dilakukan Helmy Pratama dengan

penulis yaitu sama-sama meneliti tentang Nilai Demokrasi. Sedangkan

perbedaannya Helmy Pratama lebih fokus kepada Penanaman Pendidikan

Karakter Demokrasi dan Toleransi sedangkan penulis lebih fokus kepada

pembentukan Nilai-nilai Demokrasi dalam kegiatan Berorganisasi di sekolah

SMA Negeri 1 Tanjab Barat.

3. Penerapan Nilai Demokrasi dalam Kegiatan Berorganisasi di sekolah pada

siswa pengurus OSIS tahun 2015/2016 Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Oleh

Agus Reza Suyono, Tahun 2016, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas

Muhammadiyah Ponorogo.

Hasil penulisan yang dilakukan oleh Agus Reza Suyono dapat

disimpulkan bahwa penerapan Nilai-nilai Demokrasi dalam Berorganisasi di

sekolah pada siswa pengurus OSIS Tahun 2015/2016 Ngadirojo, Kabupaten

Pacitan yaitu: 1) Konsep pendidikan demokrasi yang diterapkan adalam

kurikulum pembinaan kesiswaan, hubungan dengan masyarakat serta

melakukan simulasi demokrasi oleh siswa dan, 2) sekolah maupun dalam

OSIS telah dilaksanakan dengan baik.

Persamaan penulisan ini dengan penulisan yang akan penulis lakukan

adalah sama-sama meneliti tentang Nilai Demokrasi Pada Siswa, sedanglan

perbedaannya adalah pada penulisan ini lebih terfokus pada bagaimana


34

menerapkan Nilai Demokrasi pada siswa dalam Berorganisasi, sedangkan

penulis meneliti tentang pembentukan nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan

berorganisasi di sekolah pada siswa pengurus OSIS di SMA Negeri 1 Tanjab

Barat.

2.2 Kerangka Pikir

Pembentukan karakter peserta didik perlu diterapkan sejak usia dini karena

karakter membentuk karakter sejak dini sangat penting untuk mencetak generasi

yang berkarakter baik. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

20 tahun 2003 yang menjelaskan tentang pembentukan karakter peserta didik.

Karakter peserta didik bermacam-macam salah satunya pembentukan karakter

demokrasi. Menurut Alamsyah (2014:77) pengukuran nilai-nilai demokrasi dapat

dilihat melalui; 1) Memberikan kebebasan dalam hal yang diinginkan sesuai

dengan norma dan etika yang berlaku, 2) Memberikan kesempatan untuk

mengemukakan pendapat serta, 3) Saling menghargai terhadap sesama.

Dalam penulisan ini penulis ingin mengetahui analisis nilai-nilai

demokrasi dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi

siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Untuk lebih jelasnya,

berikut skema bagan kerangka pikir :


35

Pembentukan
Nilai-Nilai Demokrasi

Kegiatan Organisasi

nilai - nilai demokrasi melalui


Kegiatan yang mendukung
kegiatan organisasi (OSIS) di
pembentukan nilai-nilai demokrasi
SMA Negeri 1
Tanjung Jabung Barat

1. Mengadakan Rapat Pengurus


OSIS 1) Memberikan kebebasan dalam
2. Pemilihan Ketua OSIS hal yang diinginkan sesuai
3. Mengadakan musyawarah dengan norma dan etika yang
besar OSIS berlaku,
2) Memberikan kesempatan
untuk mengemukakan
pendapat serta,
3) Saling menghargai terhadap
sesama.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu Penulisan

Penulisan ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat pada

semester genap tahun ajaran 2023. Penulisan ini tentang analisis nilai-nilai

demokrasi dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi

siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penulisan

Menurut Sugiyono (2013:8), format penulisan ini adalah penulisan

kualitatif. Sebab seputar fenomena yang dialami topik penulisan seperti perilaku,

persepsi, motivasi dan kata-kata dan bahasa dalam konteks khusus yang

menggunakan berbagai metode alamiah yang alami dalam format yang holistik

dan deskriptif. Selain itu, penulisan dilakukan di alam dan diperoleh data berupa

informasi maupun opini. Oleh karena itu, penulis menggunakan kualitatif karena

membahas isu-isu di arena sosial. Creswell (2016:4) berpendapat bahwasannya

penulisan kualitatif adalah cara menyelidiki dan menafsirkan makna dari individu

atau kelompok orang yang berbeda yang ditugaskan untuk masalah sosial atau

kemanusiaan.

Merujuk pada penjelasan diatas, maka penulisan ini termasuk dalam jenis

penulisan fenomenologi. Hal ini tercermin dari tujuan penulisan yang ingin

dicapai dalam penulisan yaitu untuk mengetahui analisis nilai-nilai demokrasi

36
37

dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi siswa intra

sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

3.3 Data dan Sumber Data

Pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data secara langsung

kepada pengumpul data dan sumber data sekunder adalah sumber yang tidak

memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya oleh orang

lain atau dokumen. Oleh karena itu, sumber data primer berasal dari wawancara

dan observasi sedangkan sumber data sekunder berasal dari dokumen.

Dalam hal ini dengan menggunakan data kualitatif kita dapat mengetahui

analisis nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada

pengurus organisasi siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

Sumber data utama dalam penulisan ini adalah dokumen yang berasal dari data-

data yang mendukung data utama.

3.4 Informan Penulisan

Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

guru, anggota OSIS dan siswa kelas VII SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

Hal ini berdasarkan pada hasil pengamatan dari penulis saat penulisan. Melalui

informan, penulis menemukan berbagai informasi terkait analisis nilai-nilai

demokrasi dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi

siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.


38

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini digunakan tiga teknik pengumpulan data untuk

menunjang keabsahan data yaitu sebagai berikut:

1. Pengamatan/Observasi

Observasi yang digunakan adalah observasi tanpa partisipasi. Penulis

tidak berpartisipasi secara langsung, tetapi hanya sebagai pengamat

independen. Penulis menganalisis dan menarik kesimpulan tentang analisis

nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus

organisasi siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

Mengenai peralatan yang digunakan, penulis menggunakan observasi

terstruktur karena observasi dilakukan dan diamati secara sistematis. Kapan

dan dimana tempatnya.

Tabel 3.1 Lembar pengamatan observasi

INDIKATOR ASPEK YANG DIAMATI KET


Kegiatan yang mendukung 1. Mengadakan Rapat Pengurus
pembentukan nilai-nilai OSIS
demokrasi di SMA Negeri 1 2. Pemilihan Ketua OSIS
Tanjung Jabung Barat 3. Mengadakan musyawarah besar
OSIS
nilai-nilai demokrasi melalui 1) Memberikan kebebasan dalam
kegiatan organisasi (OSIS) di hal yang diinginkan sesuai
SMA Negeri 1 Tanjung Jabung dengan norma dan etika yang
Barat berlaku,
2) Memberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapat serta,
3) Saling menghargai terhadap
sesama.
Sumber : dimodifikasi oleh penulis melalui teori Alamsyah (2014:77)

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan terjadi

antara sumber kepada pewawancara. Tujuan wawancara adalah agar


39

mempermudah dalam mendapatkan informasi bahwa pewawancara

mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab dengan orang yang diwawancarai.

Wawancara dalam penulisan ini ditujukan guru, anggota OSIS serta siswa

kelas VII SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Adapun wawancara ini

bertujuan untuk mengetahui analisis nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan

berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi siswa intra sekolah di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah terjadi. Dokumen

tersebut dapat berupa karya seseorang, patung atau karya monumental.

Dokumen tertulis seperti buku harian, kisah hidup, cerita, biografi, peraturan,

kebijakan, dll. Dokumen dalam format gambar seperti foto, gambar langsung

dan sketsa. Dokumen berupa karya seni, seperti patung, film, dll. Adapun

dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan data-data baik itu berupa ADRT, Stuktur Organisasi dan

Program-program kerja guna untuk mengetahui penerapan nilai-nilai

demokrasi dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

3.6 Uji Validitas Data

Triangulasi dalam uji reliabilitas ini diartikan sebagai memvalidasi data

dari sumber yang berbeda dengan cara yang berbeda dan pada waktu yang

berbeda. Ada tiga jenis triangulasi: triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan

triangulasi waktu. Penulis melakukan triangulasi sumber dengan mengekstrak

informasi dari kepala sekolah, triangulasi guru dan memperluasnya kepada siswa.
40

Data dari sumber-sumber tersebut menjelaskan dan mengkategorikan apa yang

berbeda dan apa yang konkrit dalam pandangan yang sama. Triangulasi teknik

dilakukan dengan membandingkan data dari kepala sekolah, guru, observasi

siswa, wawancara dan dokumentasi. Data dikatakan reliabel jika hasil dari ketiga

crosscheck tersebut relevan. Penulis kemudian memperluas pengamatan. Artinya,

penulis tidak melakukan observasi hanya sekali.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2016:157), analisis data kualitatif memanipulasi data,

mengorganisasikannya, mengkategorikannya ke dalam unit-unit yang dapat

dikelola, mensintesisnya, mencari dan menemukan pola, apa yang penting dan apa

upaya yang tergantung pada apa yang ditemukan serta menentukan apa yang harus

dikatakan kepada orang lain.

Metode analisis data yang dipakai dalam penulisan ini merupakan metode

analisis data deskriptif kualitatif. Miles dan Huberman dalam Satori dan Komariah

(2013:218) mengusulkan untuk melakukan kegiatan analisis data kualitatif secara

interaktif dan berkesinambungan hingga data jenuh. Penulis menggunakan analisis

data dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Model tersebut terdiri

dari tiga fase: reduksi data, visualisasi data dan kesimpulan. Di bawah ini adalah

penjelasan lebih rinci tentang skema analisis data dan model analisis data oleh

Miles dan Huberman.

1. Reduksi data

Sugiyono (2016:338) mengatakan bahwa mereduksi data artinya

merangkum, memilih yang paling penting, memfokuskan pada yang penting,


41

mencari tema dan pola serta membuang yang tidak diperlukan. Selama periode

pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Data yang telah dikumpulkan kemudian dipilah sesuai dengan kategori

masing-masing agar lebih rinci dan mudah diolah. Penulis memilah-milah data

yang berupa penanaman nilai demokrasi, serta hasil observasi analisis nilai-

nilai demokrasi dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus

organisasi siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Data

yang diperoleh tersebut merupakan data yang masih kompleks.

Kemudian penulis melakukan reduksi data melalui cara seperti

mengambil yang pokok dan esensial, serta menyisihkan data yang dianggap

tidak diperlukan. Misalnya saat wawancara dengan kepala sekolah atau guru

terdapat jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan seperti dalam

pedoman wawancara, maka jawaban tersebut tidak dipakai. Kemudian apabila

jawaban dari kepala sekolah atau guru terlalu luas maka akan diambil inti dari

jawaban tersebut.

2. Display data

Sugiyono (2016:338) menjelaskan bahwa melakukan display data,

dapat dipaparkan dalam bentuk uraian singkat, flowchart, bagan dan lainnya.

Penulis menyajikan data berupa analisis nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan

berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi siswa intra sekolah di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Dalam penulisan ini, data tersebut disajikan

secara deskriptif.
42

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan tahap akhir dalam analisis data dilakukan dengan melihat

hasil reduksi data yang mengacu pada rumusan masalah sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai. Setelah itu data dibandingkan antara data satu dengan

data lainnya kemudian dapat ditarik kesimpulan yang menjadi jawaban dari

suatu permasalahan.

3.8 Prosedur Penulisan

Prosedur dalam penulisan ini dilakukan dengan tiga tahapan yang dimana

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian dengan penyusunan

laporan. Pada tahap pertama yaitu tahap perencanaan diawali dengan menentukan

tempat penulisan yaitu SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Pemilihan sekolah

tersebut didasari pada landasan dalam penulisan ini yaitu analisis nilai-nilai

demokrasi dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi

siswa intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Selanjutnya

menentukan permasalahan dalam penulisan yaitu analisis nilai-nilai demokrasi

dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi siswa intra

sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Kemudian penulis menyusun

instrumen dan kisi-kisi wawancara.

Pada tahap pelaksanaan, penulis mengumpulkan data dengan berbagai

teknik yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data diperoleh dan

dikumpulkan, data tersebut dianalisis dengan menggunakan model Miles dan

Huberman dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Kemudian pada tahapan terakhir yaitu tahap penyelesaian, penulis


43

melakukan penyusunan laporan berdasarkan data yang diperoleh dan telah di

analisis. Selain itu hasil penulisan akan menjawab rumusan masalah yang telah

dibuat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek/Lokasi Penelitian

SMA negeri ini pertama kali berdiri pada tahun 2019. Pada waktu ini

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat memakai panduan kurikulum belajar

pemerintah yaitu SMA 2013 IPS. SMAN 1 Tanjung Jabung Barat dibawah

kepemimpinan seorang kepala sekolah yang bernama Kadiman dibantu oleh

operator bernama Syaipulloh. SMAN 1 Tanjung Jabung Barat adalah salah satu

satuan pendidikan dengan jenjang SMA di Sriwijaya, Kec. Tungkal Ilir, Kab.

Tanjung Jabung Barat, Jambi. Dalam menjalankan kegiatannya, SMAN 1 Tanjung

Jabung Barat berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SMAN 1 Tanjung Jabung Barat beralamat di Jl. Jend. Sudirman No. 172,

Sriwijaya, Kec. Tungkal Ilir, Kab. Tanjung Jabung Barat, Jambi, dengan kode pos

36512. SMAN 1 Tanjung Jabung Barat menyediakan listrik untuk membantu

kegiatan belajar mengajar. Sumber listrik yang digunakan oleh SMAN 1 Tanjung

Jabung Barat berasal dari PLN. SMAN 1 Tanjung Jabung Barat menyediakan

akses internet yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar

menjadi lebih mudah. Provider yang digunakan SMAN 1 Tanjung Jabung Barat

untuk sambungan internetnya adalah Telkom Speedy. Pembelajaran di SMAN 1

Tanjung Jabung Barat dilakukan pada Pagi. Dalam seminggu, pembelajaran

dilakukan selama 6 hari. SMAN 1 Tanjung Jabung Barat memiliki akreditasi A,

berdasarkan sertifikat 458/BAN-SM/SK/2020.

44
45

1. Visi SMAN 1 Tanjung Jabung Barat:

Menjadikan OSIS SMAN 1 Tanjung Jabung Barat bertaqwa kepada Tuhan

yang maha esa, kreatif, cinta keberagaman, cinta lingkungan dan menyenangkan

serta menjadikan siswa maupun siswi berakhlak mulia yang berasas kepada

pancasila.

2. Misi SMAN 1 Tanjung Jabung Barat:

1) Mengutamakan ketuhanan yang maha Esa dalam segala aspek

2) Meningkatkan kedisiplinan siswa siswi SMAN 1 Tanjung Jabung Barat

dalam hal pakaian, waktu dan kebersihan.

3) Mengadakan kegiatan yang dapat memacu kreatifitas siswa SMAN 1

Tanjung Jabung Barat

4) Melanjutkan dan mengembangkan kinerja OSIS

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Guna memperoleh gambaran data tentang analisis nilai-nilai demokrasi

dalam kegiatan berorganisasi di sekolah pada pengurus organisasi siswa intra

sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat, maka dapat disajikan deskripsi

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai berikut:


46

4.2.1 Nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan organisasi siswa intra Sekolah di

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

1. Kegiatan yang mendukung pembentukan nilai-nilai demokrasi di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

Adapun cara dalam membentuk nilai demokrasi disekolah dapat melalui

berbagai kegiatan yang ada di sekolah salah satunya melalui kegiatan OSIS,

kegiatan yang dapat membetuk nilai demorasi melalui kegiatan OSIS antara lain :

1. Mengadakan Rapat Pengurus OSIS

Mengadakan rapat perwakilan kelas merupakan salah satu program

kerja Organisasi intra sekolah (OSIS) di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

yang dihadiri oleh seluruh pengurus OSIS serta terkadang melibatkan

pembina. Rapat tersebut membahas tentang pembagian tugas serta mekanisme

pelaksaan kegiatan pemilihan ketua OSIS. Peneliti melakukan observasi pada

tanggal 13 Mei 2023 yaitu pada saat rapat persiapan untuk pemilihan ketua

OSIS, Rapat dilaksanakan sepulang sekolah jam 13.00 di ruang OSIS SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Barat, rapat tersebut merupakan agenda rapat yang

membahas tentang pelaksanaan kegiatan pemilihan ketua OSIS pembagian

tugas dan rencana kerja.

Selain itu, dalam perencanaan program kerja tersebut, pengurus OSIS

membuat rencana tahunan dan mendebatkan anggaran dari setiap program

kerja yang tertuang dalam rencana tahunan. Rencana tahunan berisi jadwal

program kerja kepengurusan OSIS selama masa jabatan (rencana tahunan

terlampir). Rencana tahunan ini terdiri atas dua jenis program kerja yang harus

dilakukan oleh pengurus OSIS. Adapun program kerja OSIS terbagi dua yakni
47

program kerja pokok dan insidental. Progam kerja pokok adalah program kerja

yang harus dilakukan oleh pengurus OSIS. Sedangkan program kerja

insidental adalah program kerja yang apabila waktu tidak memungkinkan,

program kerja tersebut boleh tidak dilakukan.

Tujuan dari dilaksanakannya rapat pengurus sendiri selain membuat

rancangan kerja ada pembentukan nilai-nilai demokrasi didalamnya yaitu

seperti siswa atau pengurus OSIS dilatih untuk bersikap aktif mengemukakan

pendapat, berpikir kritis, partisipatif, percaya diri dan mandiri.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh RA selaku Ketua OSIS

(Mitratama) periode 2022-2023, dia mengungkapkan bahwa:

“Kami melakukan perencanaan program kerja pada awal masa


jabatan dalam acara Rapat Besar Pengurus OSIS (RBPO). Kami
menentukan program kerja dalam setahun ke depan yang
tertuang dalam rencana tahunan. Program kerja kami dibagi dua
yakni program kerja pokok dan program kerja insidental. Jadi
program kerja pokok adalah program kerja yang harus dilakukan
sedangkan program kerja insidental adalah program kerja
pilihan, apabila waktu tidak memungkinkan boleh tidak
dilakukan. Jadi sudah dari awal masa jabatan sudah ditentukan,
program kerja ini bulan apa kami sudah mengetahui dari papan
jadwal program kerja yang ada di sekretariat OSIS. (wawancara
tanggal 14 Mei 2023).

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh saudari Duena Firsta

selaku Wakil Ketua II (Mitramuda II) OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Barat periode 2022-2023. Dia mengatakan bahwa:

“Program-program kerja kami sudah tertuang dalam rencana


tahunan. Rencanan tahunan ini telah terjadwal dalam papan
jadwal program kerja di sekretariat OSIS dari bulan November
2022 sampai November 2023. Rencana tahunan ini juga
merupakan pedoman kami dalam melaksankan program kerja
kami secara teratur baik itu program kerja pokok atau program
kerja insidental).” (wawancara 14 Mei 2023)
48

Dalam melakukan perencanaan, pengurus OSIS juga berpatokan pada

apa yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat, tepatnya dalam bab VIII tentang

program kerja dan laporan pertanggungjawaban OSIS, pasal 15 ayat 1 dan 2

yang berbunyi:

Untuk setiap masa bakti, pengurus dilengkapi program kerja dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Program kerja OSIS disesuaikan dengan GBHK yang disusun berdasarkan

Musyawarah Besar dengan masing-masing perwakilan kelas dan

merupakan aspirasi semua siswa.

2) Program kerja ditinjau ulang setiap 6 bulan sekali dalam satu tahun.

Selain menentukan rencana tahunan yang merupakan pengaturan

kegiatan-kegiatan juga dibahas debat anggaran kegiatan dan presentasi

program kerja. Debat anggaran kegiatan ini dilakukan untuk membahas

pembagian dana kepada OSIS dan sub seksi dibawah kepengurusan OSIS.

Sedangkan presentasi kegiatan merupakan sosialisasi awal yang dilakukan

oleh pengurus OSIS, sebelum dilakukan sosialisasi menjelang

dilaksanakannya kegiatan.

Dari pernyataan di atas, dapat kita ketahui bagaimana pengurus OSIS

melakukan perencanaan di dalam kepengurusan mereka. Perencanaan program

kerja mereka tertuang dalam rencana tahunan yang dibuat ketika awal masa

jabatan. Dalam rencana tahunan ini berisi berbagai macam program kerja yang

telah terjadwal dari bulan November sampai November lagi. Rencana tahunan

ini juga merupakan pedoman pengurus OSIS dalam melaksanakan berbagai


49

macam kegiataan. Selain membuat rencana tahunan, pengurus OSIS juga

melakukan debat anggaran dan mempresentasikan program kerja yang telah

direncanakan tadi. Rencana tahunan dan daftar program kerja pengurus OSIS

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat terlampir pada daftar lampiran.

2. Pemilihan Ketua OSIS

Sementara itu, OSIS dalam menjalankan programnya dikelola oleh

pengurus yang berasal dari siswa disekolah. Pembentukan pengurus OSIS

diawali dengan pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS yang dilakukan

dengan cara pemilihan umum. Pemilihan umum ini dikoordinir oleh Majelis

Perwakilan Kelas (MPK), mereka yang mengkoordinir semua jalannya

pemilihan umum. Dimulai dari pemasangan oleh ketua dan wakil hingga

peresmian ketua OSIS dan wakil ketua OSIS.

Pemilihan ketua atau wakil ketua OSIS dilaksanakan setiap satu tahun

sekali, pemilihan ketua OSIS sudah menjadi agenda rutin yang di muat dalam

AD/ART OSIS sebagai program kerja OSIS. Berdasarkan observasi yang

peneliti lakukan pada (tanggal 15 Mei 2023) pemilihan ketua, wakil ketua

OSIS dilaksanakan ditiap kelas, kotak suara dibawa oleh panitia ketiap tiap

kelas bukan dengan berkumpul atau antri ketempat pemilihan tujuannya agar

tidak ada siswa yang golput maka OSIS membagi beberapa pengurusnya

untuk setiap tiap kelas, sebelumnya OSIS sudah memberikan arahan terlebih

dahulu kepada setiap KM agar mengkondisikan tiap kelasnya. Dalam kegiatan

pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS dapat membentuk nilai-nilai demokrasi

diantaranya siswa dibentuk untuk partisipatif dalam kebebasan pendapat,

percaya diri dan lain-lain.


50

Berdasarkan wawancara peneliti dengan SH (Wawancara, 23 Mei

2023) Selaku Waka Kesiswaan sebagai berikut: Bagaimana bentuk pemilihan

ketua OSIS?

“Jadi, Pengurus OSIS dibentuk melalui pemilihan umum.


Berangkat dari pembina OSIS dan ada pula yang mengajukan
diri menjadi ketua OSIS. Pembina OSIS dan Waka Kesiswaan
berkoordinasi untuk menentukan pasangan ketua OSIS dan wakil
ketua OSIS. Setelah itu diadakan pemilihan umum. Seluruh
siswa disekolah berhak memilih ketua OSIS dan Wakil ketua
OSIS dalam pemilihan umum tersebut. Semua kegiatan tersebut
diakomodir oleh Majelis Perwakilan Kelas (MPK), mereka yang
mengadakan pemilihan serta menjadi panitia dalam kegiatan
tersebut, MPK pula yang memberi kebebasan untuk menentukan
ketua OSIS dan wakil ketua OSIS.”

Berdasarkan data diatas bisa dijelaskan bahwa prinsipnya, siapapun

boleh dan bisa menjadi ketua dan pengurus OSIS. Namun, mengingat tugas

dan tanggung jawab pengurus OSIS. Namun, mengingat tugas dan tanggung

jawab pengurus OSIS cukup berat, maka diperlukan seleksi untuk menentukan

siapa saja yang boleh dan berhak menjadi pengurus OSIS. Seleksi ini penting

karena citra baik sebuah sekolah juga tergantung pada image yang dibangun

oleh pengurus OSIS, melalui kegiatan yang mereka rencanakan dan lakukan.

3. Mengadakan musyawarah besar OSIS

Musyawarah besar OSIS adalah salah satu kegiatan atau program kerja

OSIS yang dilaksanakan setelah masa bakti OSIS sebelumnya berakhir dan

memunculkan ketua OSIS yang baru artinya setelah pemilihan ketua dan

wakil ketua OSIS, tujuan dan proses musyawarah adalah menetapkan

AD/ART baru atau membuat kegiatan-kegiatan baru untuk masa bakti ketua

OSIS yang baru musyawarah ini dihadiri oleh perwakilan lintas organisasi
51

seperti rohis, paskibra, pramuka, PMR, serta perwakilan dan setiap kelas dan

sebagainya.

Dalam musyawarah ini setiap anggota yang hadir memberi usulan serta

gagasannya terkait dengan rancangan kegiatan atau program kerja satu tahun

kedepan, dalam kegiatan musyawarah ini pembentukan nilai demokrasi sangat

terlihat seperti kebebasan mengemukakan pendapat, saling menghargai,

kebersamaan serta melakukan komunikasi secara terbuka. Sebagaimana

pernyataan yang disampaikan oleh bapak AR selaku guru sebagai berikut:

“Pelaksanaan musyawarah ini dilakukan untuk memberikan


pengetahuan dan wawasan bagi calon pengurus OSIS. Melalui
kegiatan musyawarah ini dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
kemampuan kepemimpinan calon pengurus OSIS dalam
mengelolah kegiatan OSIS”.

Berdasarkan hasil observasi (20 Mei 2023), peneliti berkesempatan

melihat bagaimana mereka bermusyawarah dengan pembina membahas

kedatangan tamu studi banding dari OSIS sekolah lain. Setiap pengurus OSIS

mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dalam musyawarah

tersebut. Artinya dalam musyawarah tersebut tidak ada individu-individu yang

ingin menonjolkan dirinya dalam musywarah. Setiap pendapat-pendapat dari

para pengurus OSIS akan ditampung terlebih dahulu. Kemudian pendapat-

pendapat tadi akan dipertimbangkan untuk dijadikan keputusan dalam

musyawarah. Namun, apabila dalam musyawarah itu terjadi perbedaan

pendapat, pengurus akan melakukan voting. Voting ini diambil sebagai

langkah apabila pengurus OSIS tidak menemukan solusi untuk menyelesaikan

permaslaahn yang dibahas. Dan tentunya voting ini dilakukan setelah

melewati berbagai macam pertimbangan yang telah dipikirkan sebelumnya.


52

Berdasarkan wawancara dengan saudara RAI selaku kepala seksi (kasi) I

OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat periode 2022-2023. Dia

mengatakan bahwa:

“Ketika kami melaksanakan musyawarah, kami berusaha tidak


membeda-bedakan antara satu pengurus satu dengan pengurus
yang lain. Setiap pengurus OSIS diberikan kebebasan untuk
menyampaikan pendapatnya, diminta memberikan masukan,
mengajukan interupsi apabila ada hal yang kurang tepat dan
sebagainya. Seperti contoh, Mitratama kami, saudara Rizal
Arnadi tidak pernah terlalu menonjolkan dirinya dalam
musyawarah. Menonjolkan diri disini maksudnya bahwa dia
adalah Mitratama. Apa-apa harus berdasar ketua, sama sekali
tidak. Dia menghargai teman-teman yang lain dalam
musywarah.” (wawancara 14 Mei 2023).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara Yuwananabdha Syahbi

Syagata, selaku kepala seksi (kasi) VIII OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Barat periode 2022-2023. Dia mengatakan bahwa:

“Dalam musyawarah atau rapat di dalam kepengurusan kami,


semua kedudukan, hak dan kewajiban semua pengurus OSIS
sama. Tidak ada yang lebih tinggi antara satu sama lain hanya
karena posisi mereka masingmasing dalam kepengurusan. Setiap
pengurus diberikan kesempatan yang sama. Hal ini tidak hanya
berlaku pada pengurus OSIS semata. Namun, hal ini juga berlaku
apabila kami mengajak musyawarah atau rapat dengan subsie-
subsie dibawah kepengurusan kami atau perwakilan kelas-kelas.
Kemudian apabila dalam musyawarah tersebut, kami tidak
menemukan solusi, maka jalan terakhir yang kami ambil adalah
dengan melakukan voting. Dalam voting tersebut akan dimabil
suara terbanyak untuk kemudian akan dijadikan keputusan dalam
musyawarah tersebut. Dan tentu saja voting tersebut dilakukan
setelah mengambil berbagai macam pertimbangan yang telah
dipikirkan oleh kami sebelumnya.” (wawancara 20 Mei 2023).

2. Pembentukan nilai-nilai demokrasi melalui kegiatan organisasi (OSIS) di

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi mengenai

bagaimana pembentukan nilai-nilai demokrasi, peneliti mereduksi data yang


53

didapatkan. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan pada tanggal 13 Mei sampai

8 Juni 2023, dapat dijelaskan bahwa pembentukan nilai-nilai demokrasi di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Barat diantaranya:

a) Memberikan Kebebasan

Kebebasan berpendapat merupakan sarana penyampaian aspirasi

secara bebas tanpa di batasi sesuai dengan kehendak dan pemikiran masing-

masing. Dalam kegiatan OSIS kebebasan berpendapat ditunjukan dalam

kegiatan rapat yaitu setiap anggota yang hadir diberi kesempatan

menyampaikan ide dan gagasannya secara terbuka tanpa diskriminasi, hal lain

yang dilakukan OSIS adalah membuat kotak saran guna mengetahui apa saja

yang dikeluhkan oleh siswa terhadap kinerja OSIS.

Berdasarkan hasil wawancara dengan saudara RA selaku anggota

OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Dia mengatakan bahwa:

“Ketika kami melaksanakan musyawarah, kami berusaha tidak


membeda-bedakan antara satu pengurus satu dengan pengurus
yang lain. Setiap pengurus OSIS diberikan kebebasan untuk
menyampaikan pendapatnya, diminta memberikan masukan,
mengajukan interupsi apabila ada hal yang kurang tepat dan
sebagainya”.

Berdasarkan hasil observasi (13 Mei sampai 8 Juni 2023), pengurus

OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat dalam menyampaikan pendapat

atau aspirasinya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan

pemaksaan kehendak terhadap orang lain. Ketika ingin melakukan

musyawarah, pengurus OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat, berusaha

untuk menjadikan musyawarah atau rapat tersebut dapat berjalan lancar. Salah

satu cara mereka adalah dengan memberikan ruang bagi peserta musyawarah

untuk aktif berpartisipasi agar musyawarah seperti memberikan kebebasan


54

dalam mengeluarkan pendapat, memperbolehkan interupsi untuk menanggapi

suatu pendapat anggota lain dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan

dimaksudkan agar musyawarah itu berjalan dengan arahan yang jelas sehingga

ada maksud dan tujuan yang ingin dicapai.

Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat juga pernah

mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat ini cukup sering terjadi

dalam musyawarah yang sering mereka lakukan. Terutama musyawarah intern

OSIS. Mereka mengungkapkan bahwa pernah sesekali ada pengurus yang

kurang bisa mengontrol emosi mereka sehingga keegoisan masing-masing

pengurus timbul. Misalnya dalam membahas pelaksanaan program kerja

pokok OSIS yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Dalam pembahasan

yang dipimpin oleh saudara DK selaku Mitramuda I, pengurus OSIS

melakukan musyawarah bersama Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) dan

perwakilan kelas untuk menentukan lokasi, tema kegiatan dan lain sebagainya.

Saat membahas lokasi, pengurus OSIS sedikit mengalami silang pendapat

dengan perwakilan kelas. Banyak perwakilan kelas melakukan interupsi

sehingga pengurus OSIS cukup kewalahan dalam mengatasi suasana tersebut.

Ditambah lagi masing-masing perwakilan kelas terlihat tampak

mempertahankan masing-masing pendapat mereka sehingga menambah panas

suasana musyawarah.

Akibat perwakilan kelas yang saling mempertahankan pendapat, emosi

dari pengurus OSIS dan para perwakilan kelas tidak terkontrol sehingga

peserta musyawarah tampak emosional. Akan tetapi saudara RA selaku


55

Mitratama bersama pengurus MPK berusaha untuk menengahkan keadaan

sehingga suasana dapat kondusif kembali.

Ketika mengalami kondisi seperti ini, tentunya pemikiran tidak jernih.

Mereka berpendapat bahwa perbedaan pendapat dalam suatu musyawarah atau

rapat adalah hal yang wajar di mata mereka. Namun keadaan ini mampu

disikapi dengan bijak oleh mereka. Cara mereka menyikapi hal ini, dengan

mencatat semua pendapat yang ada. Setelah pendapat-pendapat itu dicatat,

pengurus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing dari

pendapat-pendapat tersebut agar perwakilan kelas merasa suara mereka

didengarkan. Setelah ditemukan satu pendapat yang bagus, barulah mereka

akan mengambil sebuah keputusan. Terlepas banyaknya perbedaan pendapat

diantara pengurus OSIS, mereka semaksimal mungkin untuk menghindari

pemaksaan kehendak terhadap orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh

saudara DZY, selaku kasi IX OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

Tahun 2023. Dia mengatakan bahwa:

“ketika dalam rapat atau musyawarah, kami berusaha untuk


mengerti satu sama lain. Perbedaan pendapat dalam suatu forum,
saya rasa adalah hal yang wajar. Dalam kepengurusan kami pun
tidak dapat saya pungkiri, ada beberapa pengurus memiliki ego
yang cukup tinggi, emosi yang kurang stabil sehingga terlihat
agak memaksakan kehendaknya. Namun kami berusaha untuk
profesional menanggapi hal ini. Sedikit bercerita mas, sebelum
kami dilantik menjadi pengurus OSIS, kami mengalami tahap-
tahap penyeleksian pengurus OSIS. Tahap-tahap itu terdiri dari
LKS 1, LKS II, dan LDK. Sedikit banyak karena kami merasa
adalah teman-teman seperjuangan yang telah lulus dalam
penyeleksian itu, kami merasa saling mengenal watak dan
karakter satu sama lain. Untuk menyelesaikan masalah tersebut
kami berusaha bagaimana cara kita menyikapinya untuk tidak
sampai melakukan pemaksaan kehendak terhadap orang lain.
Bahkan, kami pengurus OSIS pun pernah rapat atau musyawarah
berulang-ulang demi mendapatkan keputusan terbaik.”
(wawancara 16 Mei 2023).
56

Pasca kejadian tersebut, pengurus OSIS, MPK dan perwakilan kelas

saling bersalaman menandakan tidak ada permasalahan diantara mereka. Dan

kejadian tersebut juga menjadi pemebelajaran bagi pengurus OSIS untuk

tampak lebih bijak lagi dalam kedepannya. Mereka berpendapat bahwa

perbedaan pendapat dalam suatu musyawarah atau rapat adalah hal yang wajar

di mata mereka.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat peneliti tarik kesimpulan

bahwa OSIS sudah berupaya membentuk nilai demokrasi peserta didik

melalui kegiatan yang ada salah satunya melalui kegiatan rapat.

b) Memberikan Kesempatan Berpendapat

Dalam mengemukakan pendapat tentunya tidak semua orang dapat

memahami serta menyetujui apa yang menjadi ide atau gagasan kita terkadang

terdapat perbedaan-perbedaan namun bagaimana cara menyikapi perbedaan

dengan santun dan tetap menghormati sesama.

Dalam kegiatannya OSIS menghormati perbedaan pendapat

merupakan sikap dan prilaku seseorang dalam memberikan kesempatan

kepada orang lain untuk mengungkapkan ide atau gagasannya. Tidak

memaksakan pendapatnya sendiri meskipun pendapat itu bebeda dengan orang

lain, jika terdapat perbedaan pendapat hendaknya diputuskan dengan

musyawarah untuk mufakat tanpa merugikan salah satu pihak.

Berdasarkan hasil observasi (20 Mei 2023), peneliti berkesempatan

melihat bagaimana mereka bermusyawarah dengan pembina membahas

kedatangan tamu studi banding dari OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Barat. Setiap pengurus OSIS mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
57

sama dalam musyawarah tersebut. Artinya dalam musyawarah tersebut tidak

ada individu-individu yang ingin menonjolkan dirinya dalam musywarah.

Setiap pendapat-pendapat dari para pengurus OSIS akan ditampung terlebih

dahulu. Kemudian pendapat-pendapat tadi akan dipertimbangkan untuk

dijadikan keputusan dalam musyawarah. Namun, apabila dalam musyawarah

itu terjadi perbedaan pendapat, pengurus akan melakukan voting. Voting ini

diambil sebagai langkah apabila pengurus OSIS tidak menemukan solusi

untuk menyelesaikan permaslaahn yang dibahas. Dan tentunya voting ini

dilakukan setelah melewati berbagai macam pertimbangan yang telah

dipikirkan sebelumnya. Berdasarkan wawancara dengan saudara Rico

Anugerah Iman selaku kepala seksi (kasi) I OSIS SMA Negeri 1 Tanjung

Jabung Barat periode 2023-2024. Dia mengatakan bahwa:

“Ketika kami melaksanakan musyawarah, kami berusaha tidak


membeda-bedakan antara satu pengurus satu dengan pengurus
yang lain. Setiap pengurus OSIS diberikan kebebasan untuk
menyampaikan pendapatnya, diminta memberikan masukan,
mengajukan interupsi apabila ada hal yang kurang tepat dan
sebagainya. Seperti contoh, Mitratama kami, saudara Rizal
Arnadi tidak pernah terlalu menonjolkan dirinya dalam
musyawarah. Menonjolkan diri disini maksudnya bahwa dia
adalah Mitratama. Apa-apa harus berdasar ketua, sama sekali
tidak. Dia menghargai teman-teman yang lain dalam
musywarah.” (wawancara 14 Mei 2023).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara YSS, selaku kepala

seksi (kasi) VIII OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat periode 2023-

2024. Dia mengatakan bahwa:

“Dalam musyawarah atau rapat di dalam kepengurusan kami,


semua kedudukan, hak dan kewajiban semua pengurus OSIS
sama. Tidak ada yang lebih tinggi antara satu sama lain hanya
karena posisi mereka masing-masing dalam kepengurusan.
Setiap pengurus diberikan kesempatan yang sama. Hal ini tidak
hanya berlaku pada pengurus OSIS semata. Namun, hal ini juga
58

berlaku apabila kami mengajak musyawarah atau rapat dengan


subsie-subsie dibawah kepengurusan kami atau perwakilan
kelas-kelas. Kemudian apabila dalam musyawarah tersebut, kami
tidak menemukan solusi, maka jalan terakhir yang kami ambil
adalah dengan melakukan voting. Dalam voting tersebut akan
dimabil suara terbanyak untuk kemudian akan dijadikan
keputusan dalam musyawarah tersebut. Dan tentu saja voting
tersebut dilakukan setelah mengambil berbagai macam
pertimbangan yang telah dipikirkan oleh kami sebelumnya.”
(wawancara 20 Mei 2023).
Seperti yang diungkapkan oleh saudara DZ, selaku anggota OSIS

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Dia mengatakan bahwa:

“ketika dalam rapat atau musyawarah, kami berusaha untuk


mengerti satu sama lain. Perbedaan pendapat dalam suatu forum,
saya rasa adalah hal yang wajar. Dalam kepengurusan kami pun
tidak dapat saya pungkiri, ada beberapa pengurus memiliki ego
yang cukup tinggi, emosi yang kurang stabil sehingga terlihat
agak memaksakan kehendaknya. Namun kami berusaha untuk
profesional menanggapi hal ini”.

Dalam kegiatanya OSIS telah berupaya membentuk nilai menghormati

perbedaan pendapat tersebut dengan ditunjukan misalnya dalam kegiatan rapat

semua anggota tidak diperkenankan memotong pembicaraan orang lain

sekalipun hal tersebut berbeda, selain itu jika ada perbedaan sekalipun cara

penyelesaiannya pun cukup baik yaitu dengan menampung terlebih dahulu

setiap usulan dan gagasan lalu dipilah dan dipilih dan setelahnya disepakati

oleh setiap anggota.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat peneliti tarik kesimpulan

bahwa salah satu bentuk menghormati perbedaan pendapat adalah dengan cara

tidak memotong pembicaraan orang lain serta tidak mengintimidasi perbedaan

pendapat yang ada, karena perbedaan pendapat merupakan buah dari

pemikiran yang berbeda-beda.


59

c) Saling menghargai

Saling menghargai merupakan sikap menjunjung tinggi hak-hak orang

lain serta memberi kesempatan yang sama terhadap orang lain. Kita tidak

dapat memaksakan setiap kehendak kita diterima oleh orang laian, terkadang

kita harus memahami ada beberapa orang yang tidak dapat sependapat dengan

kita.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat peneliti tarik kesimpulan

bahwa dalam kegiatan OSIS pembentukan saling menghargai dilakukan dalam

kegiatan rapat atau musyawarah hal tersebut ditunjukan dengan tidak boleh

ada anggota rapat atau musyawarah yang memotong penyampaian pendapat

temananya.

4.2.2 Kendala dalam pembentukan nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan

organisasi siswa intra Sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung

Barat

Pada bagian ini akan dibahas mengenai kendala dalam pembentukan nilai

demokrasi dalam kegiatan organisasi intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung

Jabung Barat. Semua hal-hal yang menghambat atau bahkan menghalangi OSIS

dalam membentuk nilai demokrasi akan dibahas pada bagian ini. Setiap organisasi

dalam menjalankan perannya pasti mengalami hambatan. Begitu pula dengan

OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat yang mengalami kendala dalam

membentuk nilai demokrasi siswa.


60

a. Faktor penghambat

Berdasarkan hasil observasi (14 Mei sampai 8 Juni 2023), faktor-faktor

yang menjadi penghambat dalam pembentukan nilai demokrasi dalam

kegiatan organisasi intra sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

sendiri ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi terhahadap pembentukan nilai-nilai demokrasi adalah

kurangnya dana untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS anggaran yang

diberikan atau di alokasikan pihak sekolah masih belum mencukupi kebutuhan

dalam pelaksaan kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

Untuk faktor eksternalnya adalah dukungan orang tua yaitu terkadang orang

tua tidak mengijinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan OSIS dengan

berbagai alasannya adalah karena kegiatan contoh rapat diadakan sepulang

sekolah maka anak akan pulang terlalu sore sehingga membuat orang tua

khawatir.

b. Faktor pendukung

Faktor pendukung pembentukan nilai-nilai demokrasi melalui kegiatan

organisasi OSIS (Oraganisasi Intra Sekolah) Faktor pendukung organisasi

OSIS (Oraganisasi Intra Sekolah) yaitu pihak sekolah, serta motivasi siswa

tersebut. Faktor tersebut sangat berperan bagi organisasi OSIS (Oraganisasi

Intra Sekolah) di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat dalam membentuk

nilai-nilai demokrasi pada siswa.

Adanya dukungan dari pihak sekolah seperti kepala sekolah wakasek

kesiswaan dan Pembina OSIS dan guru-guru ikut mendukung dan

mengarahkan setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS Dengan


61

dukungan yang dilakukan oleh pihak-pihak sekolah yaitu wakasek kesiswaan,

Pembina OSIS serta para pendidik berperan penting terhadap kelangsung

sebuah kegiatan yang dipelopori OSIS pihak sekolah ikut serta bertanggung

jawab memfasilitasi mengawasi serta mengarahkan seluruh pelaksanaan

kegiatan yang di selenggarakan OSIS.

Faktor pendukung yang sangat berperan lainnya adalah adanya

kemauan dalam diri siswa. Karena kemauan dari siswa merupakan tujuan yang

ingin dicapai dari diri individu tersebut. Dengan adanya kemauuan tersebut

siswa akan sangat antusias mengikuti kegiatan (Oraganisasi Intra Sekolah)

ikut berprtisipasi dalam kegiatan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik

karena kegiatan yang diadakan oleh OSIS sangat berperan terhadap

keterlibatan siswa.

4.3 Pembahasan

Setelah memaparkan data umum, data khusus, serta penyajian data obyek

penelitian di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat. Maka yang akan dilakukan

adalah menganalisis hasil observasi dan wawancara dari informan. Berdasarkan

dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi. Maka dapat diketahui organisasi

OSIS telah berupaya membentuk nilai-nilai demokrasi melalui kegiatanya, berikut

hasil penelitian diantaranya:

1. Kegiatan yang mendukung pembentukan nilai-nilai demokrasi di SMA

Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

Menurut Budimansyah dalam Taniredja dkk (2015:51) Demokrasi dalam

suatu Negara akan tumbuh subur apabila dijaga oleh warga Negara yang memiliki
62

kehidupan demokratis. Oleh karena itu, sekolah-sekolah sebgai suatu institusi

penting, perlu menciptakan kehidupan yang demokratis.

Menurut Zamroni (2013:33) pendidikan harus mampu melahirkan

manusia-manusia yang “demokratis”. Tanpa manusia-manusia yang memegang

teguh nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan merupakan

impian belaka. Kehidupan masyarakat yang demokratis harus didasarkan pada

kesadaran warga bangsa atas cita-cita demokrasi yang melahirkan kesadaran serta

keyakinan bahwa hanya dalam masyarakat yang demokratislah dimungkinkan

warga bangsa untuk memaksimalkan kesejahteraan dan kebebasan.

Adapun cara dalam membentuk nilai demokrasi disekolah dapat melalui

berbagai kegiatan yang ada di sekolah salah satunya melalui kegiatan OSIS,

kegiatan yang dapat membetuk nilai demorasi melalui kegiatan OSIS antara lain :

a) Mengadakan Rapat Pengurus OSIS

Mengadakan rapat perwakilan kelas merupakan salah satu program

kerja Organisasi intra sekolah (OSIS) di SMP Negeri 1 Pandeglang yang

dihadiri oleh seluruh pengurus OSIS serta terkadang meilbatkan pembina.

Tujuan dari dilaksanakannya rapat pengrus sendiri selain membuat rancangan

kerja ada pembentukan nilai-nilai demokrasi disalamnya yaitu seperti peserta

didik atau pengurus OSIS dilatih untuk bersikap aktif mengemukakan

pendapat, berpikir kritis, partipatif, percaya diri dan mandiri.

b) Pemilihan Ketua OSIS

Sementara itu, OSIS dalam menjalankan programnya dikelola oleh

pengurus yang berasal dari siswa disekolah. Pembentukan pengurus OSIS

diawali dengan pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS yang dilakukan
63

dengan cara pemilihan umum. Pemilihan umum ini di koordinir oleh Majelis

Perwakilan Kelas (MPK), mereka yang mengkoordidnir semua jalannya

pemilihan umum. Dimulai dari pemasangan oleh ketua dan wakil hingga

peresmian ketua OSIS dan wakil ketua OSIS.

Berdasarkan data diatas bisa dijelaskan bahwa prinsipnya, siapapun

boleh dan bisa menjadi ketua dan pengurus OSIS. Namun, mengingat tugas

dan tanggung jawab pengurus OSIS. Namun, mengingat tugas dan tanggung

jawab pengurus OSIS cukup berat, maka diperlukan seleksi untuk menentukan

siapa saja yang boleh dan berhak menjadi pengurus OSIS. Seleksi ini penting

karena citra baik sebuah sekolah juga tergantung pada image yang dibangun

oleh pengurus OSIS, melalui kegiatan yang mereka rencanakan dan lakukan.

c) Mengadakan musyawarah besar OSIS

Musyawarah besar OSIS adalah salah satu kegiatan atau program kerja

OSIS yang dilaksanakan setelah masa bakti OSIS sebelumnya berakhir dan

memunculkan ketua OSIS yang baru artinya setelah pemilihan ketua dan

wakil ketua OSIS, tujuan dan proses musyawarah adalah menetapkan

AD/ART baru atau membuat kegiatan-kegiatan baru untuk masa bakti ketua

OSIS yang baru musyawarah ini dihadiri oleh perwakilan lintas organisasi

seperti rohis, paskibra, pramuka, PMR, serta perwakilan dan setiap kelas dan

sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, ketika melaksanakan

pengorganisasian, OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat menerapkan

semua nilai-nilai demokrasi. Dalam melakukan pengorganisasian yang

meliputi struktur kepengurusan, pengelompokan kegiatan, hubungan antar


64

pengurus OSIS, dan pembagian tugas kepada masing-masing pengurus,

mereka terlebih dahulu melakukan musyawarah. untuk mencapai mufakat. Hal

itu dilakukan, agar ketika akan melaksanakan program-program kerja yang

telah ditetapkan dalam perencanaan, pengurus OSIS dapat mengetahui apa

yang menjadi tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Tentunya hal ini

dilakukan untuk menghindari tumpang tindih kerja dalam kepengurusan. Oleh

sebab itu ketika struktur kepengurusan dibagi berdasarkan kompetensi

masing-masing, tentunya pengurus OSIS dapat fokus dalam menjalankan

hubungan-hubungan diantara sesama pengurus. Lalu dampaknya tugas-tugas

yang menjadi tanggung jawab pada saat pengelompokan kegiatan, dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

Kemudian saat melakukan musywarah yang berhubungan dengan

pengorganisasian, pengurus OSIS juga memperhatikan kedudukan, hak, dan

kewajiban yang harus disamakan antar pengurus, menggunakan akal sehat dan

hati nurani yang luhur dan memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang

dipercayai untuk melakukan permusyawaratan. Menurut pengurus OSIS,

musyawarah adalah jalan terbaik untuk mencapai kesepakatan atau mufakat.

Lalu mereka juga berpendapat bahwa ketika sebuah keputusan itu sudah

dikeluarkan, maka wajib bagi pengurus OSIS untuk menghormati dan

menjunjung tinggi hasil musywarah tersebut tanpa terkecuali. Pada intinya

semua pengurus OSIS harus dengan penuh kesadaran untuk beritikad baik dan

mempunyai rasa bertanggung jawab untuk menerima dan melaksanakan hasil

musyawarah. Karena kesepakatan yang dicapai dalam musywarah itu sendiri

merupakan keputusan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama bukan


65

kepentingan pribadi atau golongan. Meskipun ketika mencapai mufakat dalam

musyawarah, pengurus OSIS mengalami benturan kepentingan seperti silang

pendapat, emosi yang kurang terkontrol dan lain sebagainya. Menurut

pengurus OSIS, itu semua merupakan hal yang lumrah terjadi dalam suatu

organisasi. Dari penjelasan diatas, tindakan yang telah dilakukan oleh

pengurus OSIS dalam hal pengorganisasian sudah mencerminkan kesepuluh

nilai-nilai Demokrasi yang telah dikemukakan oleh Rochamdi.

2. Pembentukan nilai-nilai demokrasi melalui kegiatan organisasi (OSIS) di

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

a) Memberikan kebebasan

Kebebasan berpendapat merupakan sarana penyampaian aspirasi

secara bebas tanpa di batasi sesuai dengan kehendak dan pemikiran masing-

masing. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dahl dalam

Taniredja (2013:140). Kebebasan menyatakan pendapat adalah sebuah hak

bagi warga negra biasa yang wajib dijamin dengan undang-undang dalam

sebuah sistem politik demokrasi.

Kebebasan berpendapat sangat diperlukan dalam proses pembelajaran,

bahwa setiap orang berhak untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya.

Kebebasan berpendapat harus berdampingan dengan tanggung jawab yang

tinggi atas setiap jawaban serta pertanyaan yang diajukan. Kebebasan

berpendapat menjadi salah satu dari nilai-nilai demokrasi yang ditanamkan

oleh guru dalam mengajar. Berpendapat menjadikan peserta didik memahami

bagaimana sebuah nilai demokrasi dapat berjalan dengan baik, karena dengan

berpendapat peserta didik dapat memahami karakter, belajar mengahargai,


66

serta menerima perbedaan antara satu dan yang lainnya. Kebebasan

berpendapat bukan berarti menyalahkan seseorang dalam berpendapat. Setiap

pendapat yang benar harus diterima dan diakui kebenarannya, dan setiap

pendapat yang salah dapat diluruskan. Sehingga dengan seperti itu tercipta

kata mufakat antar sesama dalam berpendapat. Kebebasan berpendapat saat ini

perlu dikedepankan dengan tanggung jawab yang dipikul atas setiap pendapat

yang disampaikan. Untuk membentuk kepercayaan diri seseorang dalam

berpendapat.

Dalam kegiatan OSIS kebebasan berpendapat ditunjukan dalam

kegiatan rapat yaitu setiap anggota yang hadir diberi kesempatan

menyampaikan ide dan gagasannya secara terbuka tanpa diskriminasi, hal lain

yang dilakukan OSIS adalah membuat kotak saran guna mengetahaui apa saja

yang di keluhkan oleh peserta didik terhadap kinerja OSIS.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat peneliti tarik kesimpulan

bahwa OSIS sudah berupaya membentuk nilai demokrasi peserta didik

melalui kegiatan yang ada salah satunya melalui kegiatan rapat.

b) Memberikan kesempatan berpendapat

Dalam kegiatanya OSIS telah berupaya membentuk nilai menghormati

perbedaan pendapat tersebut dengan ditunjukan misalnya dalam kegiatan rapat

semua anggota tidak diperkenankan memotong pembicaraan orang lain

sekalipun hal tersebut berbeda, selain itu jika ada perbedaan sekalipun cara

penyelesaiannya pun cukup baik yaitu dengan menampung terlebih dahulu

setiap usulan dan gagasan lalu dipilah dan dipilih dan setelahnya disepakati

oleh setiap anggota.


67

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Taniredja (2013:140) menjelaskan

bahwa pendapat adalah sebuah hasil pemikiran atau anggapan seseorang

terhadap sesuatu hal setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda.

Perbedaan pendapat dari setiap individu harus dihargai dan di hormati.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat peneliti tarik kesimpulan

bahwa salah satu bentuk menghormati perbedaan pendapat adalah dengan cara

tidak memotong pembicaraan orang lain serta tidak mengintimidasi perbedaan

pendapat yang ada, karena perbedaan pendapat merupakan buah dari

pemikiran yang berbeda-beda.

c) Saling menghargai

Saling menghargai merupakan sikap menjunjung tinggi hak-hak orang

lain serta memberi kesempatan yang sama terhadap orang lain. Kita tidak

dapat memaksakan setiap kehendak kita diterima oleh orang lain, terkadang

kita harus memahami ada beberapa orang yang tidak dapat sependapat dengan

kita.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat peneliti tarik kesimpulan

bahwa dalam kegiatan OSIS pembentukan saling menghargai dilakukan dalam

kegiatan rapat atau musyawarah hal tersebut ditunjukan dengan tidak boleh

ada anggota rapat atau musyawarah yang memotong penyampaian pendapat

temananya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Taniredja (2013:140)

menjelaskan bahwa menghargai adalah setiap orang harus menghormati,

mengindahkan, memulikan, dan menjunjung tinggi, pendapat dan keyakinan

orang lain.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembentukan nilai-nilai demokrasi melalui

kegiatan organisasi disekolah maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai demokrasi yang ditanamkan melalui kegiatan organisasi OSIS di

SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat adalah nilai-nilai: Memberikan

kebebasan, memberikan kesempatan dalam berpendapat, dan saling

menghargai. Nilai-nilai tersebut dapat dibentuk melalui kegiatan-kegiatan

OSIS seperti kegiatan rapat OSIS, pemilihan ketua OSIS, musyawarah OSIS,

LDKS, lomba-lomba, Pembentukan nilai-nilai demokrasi melalui kegiatan

OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat telah dilaksanakan dengan

cukup baik melalui beberapa kegiatan yang ada di organisasi OSIS yang telah

tercantum dalam AD/ART OSIS. Kegiatan-kegiatan tersebut secara tidak

langsung membentuk nilai-nilai demkorasi baik peserta didik sebagai anggota

maupun peserta didik sebagai pengurus OSIS. Kegiatan yang mendukung

pembentukan nilai-nilai demokrasi di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat

adalah: kegiatan rapat pengurus OSIS. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan

pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS. Yang terakhir kegiatan musyawarah

besar OSIS

2. Faktor pendukung dalam pembentukan nilai-nilai demokrasi di SMA Negeri 1

Tanjung Jabung Barat adalah pertama dari pihak sekolah yang ikut

berpartisipasi dan memberikan dukungan terhadap setiap program kerja OSIS,

yang kedua faktor motivasi atau kemauan dari peserta didik sebagai anggota

68
69

dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS. Selain faktor

pendukung tentunya dalam membentuk nilai-nilai demokrasi melalui kegiatan

organisasi di sekolah SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat ini terdapat

beberapa kendala yang menjadi penghambat bagi kegiatan organisasi OSIS.

Faktor penghambat tersebut terbagi dari faktor internal dan eksternal untuk

faktor internal yaitu kendala dalam pelaksanaan kegiatan OSIS adalah dana,

dana yang diberikan atau dianggarkan pihak sekolah masih belum bisa

mencukupi setiap kegiatan, selanjutnta dari faktor eksternal yaitu masih

kurangnya dukungan orang tua yang terkadang tidak mengizinkan anaknya

untuk mengikuti kegiatan OSIS dengan berbagai alasan sepeti contoh; OSIS

terkadang melaksanakan rapat setelah pulang sekolah tentu hal tersebut

membuat orang tau khawatir karena dengan mengikuti rapat biasanya peserta

didik akan pulang sore untuk kendala eksternal sendiri Pembina memiliki

inisiatif untuk terlebih dahulu peserta didik meminat ijin kepada orang tua.

5.2 Saran

1. Bagi sekolah agar lebih optimal serta mempersiapkan dan memperhitungkan

anggaran atau dana untuk setiap pelaksanaan kegiatan yang telah ada dalam

program kerja OSIS di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat.

2. Bagi pembina lebih maksimal dalam mengontrol dan mengarahkan memberi

bimbingan terhadap kegiatan organisasi OSIS.

3. Bagi peserta didik baik anggota atau pengurus agar lebih semangat lagi dalam

mengikuti kegiatan yang ada di dalam organisasi OSIS.


70

4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya hasil penelitian ini dijadikan referensi

untuk melakukan jenis penelitian yang sama mengenai pembentukan nilainilai

demokrasi melalui kegiatan organisasi di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Afandi dkk. (2013). Model-model Pembelajaran. Semarang: Sultan Agung Press

Alvian Rokhmansyah. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal


Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu

Andi Rahman Alamsyah, (2014). Pendidikan Demokrasi Pada Masyarakat,


Bandung: PT. Bumi Aksara

Andi Baso, Nasrun Hasan. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan. Makassar:


Media Sembilan-sembilan.

Creswell, John W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif,


Kuantitatif dan Campuran. Edisi Keempat (Cetakan Kesatu). Yogyakarta :
Pustaka pelajar.

Daryanto dan Suryatri, Darmiatun. (2013). Pendidikan Karakter di Sekolah.


Yogyakarta : Gava Media

Hamdi, I., Soetrisnaadisendjaja, D., & Lestari, R. Y. (2019). Pembentukan Nilai-


Nilai Demokrasi Melalui Kegiatan Organisasi Di Sekolah. Untirta Civic
Education Journal, 4(1).

Helmy Pratama, “Penanaman Pendidikan Karakter Demokratis DanToleransi


Siswa Melalui Program Bina Kelas (Studi Kasus di SMK Negeri 8
Surakarta tahun pelajaran 2015/2016” Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surabaya tahun 2016.

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, (2016). Demokrasi Ekonomi. (Jakarta: Kata Pena)

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter Konsepsi dan Implementasi


Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, PerguruanTinggi, dan
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Musthofiyah, Pembudayaan Nilai-Nilai Demokrasi di Sekolah Dalam Perspektif


Pendidikan Karakter (Studi Kasus SMP Islam Sudirman Tengaran
Kabupaten Semarang). Jurnal. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012.

Maswadi Rauf, (2014). Dasar-dasar ilmu pendidikan, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Muhammad Fathurrohman, (2014). Islam dan Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

71
72

Muhibbin Syah, (2010). Demokrasi Pancasila. (Jakarta: Raja Grafindo Persada)

Musthofiyah, “Pembudayaan Nilai–Nilai Demokrasi di Sekolah dalam Perspektif


Pendidikan Karakter (Studi Kasus SMP Islam Sudirman Tanggerang
Kabupaten Semarang)”, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas
Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Muhammadiyah Surabaya tahun
2012)

McMillan, J.H. & Schumacher S. 2010. Research in Education. New Jersey:


Pearson Education.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Nurul Zuriah, (2014). Nilai-nilai Karakter Bangsa, Jakarta: Kencana

Ngalim Purwanto, (2012). Desaian Pembelajaran Demokratis. (Bandung, PT.


Remaja Rosdakarya)

Nur Irwanto dan Yusuf Suryana, (2016). Demokrasi di indonesia Teori dan
Praktik. (Surabaya: Genta Group Production)

SISDIKNAS, Bandung: Citra Umbara, 2010

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2013). Metodologi Penulisan Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

Syaiful Arif, (2012). Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Suseno, (2013). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Gravindo Persada

Sunarti dan Selly Rahmawati, (2014). Demokrasi (Yogyakarta: CV Andi)

Sugiyono, (2016). Metodelogi Penulisan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.


(Bandung: ALFABETA).

Sukarno, (2013). Paradigma Baru Pendidikan kewarganegaraan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Triwiyanto, Teguh. (2014). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Winarno. (2014). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan: Panduan


Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
73

Zamroni, (2014). Pendidikan Pancasila, Bandung: Alfabeta

Zainal Arifin, (2014). Demokratis Pembelajaran, (Bandung, PT. Rosda Karya)


74

Lampiran I. Transkip Observasi


HASIL OBSERVASI OSIS

Hari/Tanggal : ....................................................................
Pukul : ....................................................................
Narasumber : ....................................................................

INDIKATOR SUB INDIKATOR JAWABAN


Kegiatan yang 4. Mengadakan Perencanaan program kerja mereka
mendukung Rapat Pengurus tertuang dalam rencana tahunan yang
pembentukan nilai- OSIS dibuat ketika awal masa jabatan.
nilai demokrasi di Dalam rencana tahunan ini berisi
SMA Negeri 1 berbagai macam program kerja yang
Tanjung Jabung telah terjadwal dari bulan November
Barat sampai November lagi. Rencana
tahunan ini juga merupakan pedoman
pengurus OSIS dalam melaksanakan
berbagai macam kegiataan. Selain
membuat rencana tahunan, pengurus
OSIS juga melakukan debat anggaran
dan mempresentasikan program kerja
yang telah direncanakan tadi.
Rencana tahunan dan daftar program
kerja pengurus OSIS SMA Negeri 1
Tanjung Jabung Barat terlampir pada
daftar lampiran.
5. Pemilihan Berdasarkan data diatas bisa
Ketua OSIS dijelaskan bahwa prinsipnya,
siapapun boleh dan bisa menjadi
ketua dan pengurus OSIS. Namun,
mengingat tugas dan tanggung jawab
pengurus OSIS. Namun, mengingat
tugas dan tanggung jawab pengurus
OSIS cukup berat, maka diperlukan
seleksi untuk menentukan siapa saja
yang boleh dan berhak menjadi
pengurus OSIS. Seleksi ini penting
karena citra baik sebuah sekolah juga
tergantung pada image yang
dibangun oleh pengurus OSIS,
melalui kegiatan yang mereka
rencanakan dan lakukan.
6. Mengadakan Setiap pengurus OSIS mempunyai
musyawarah kedudukan, hak, dan kewajiban yang
besar OSIS sama dalam musyawarah tersebut.
Artinya dalam musyawarah tersebut
tidak ada individu-individu yang
75

ingin menonjolkan dirinya dalam


musywarah. Setiap pendapat-
pendapat dari para pengurus OSIS
akan ditampung terlebih dahulu.
Kemudian pendapat-pendapat tadi
akan dipertimbangkan untuk
dijadikan keputusan dalam
musyawarah. Namun, apabila dalam
musyawarah itu terjadi perbedaan
pendapat, pengurus akan melakukan
voting. Voting ini diambil sebagai
langkah apabila pengurus OSIS tidak
menemukan solusi untuk
menyelesaikan permaslaahn yang
dibahas. Dan tentunya voting ini
dilakukan setelah melewati berbagai
macam pertimbangan yang telah
dipikirkan sebelumnya. Berdasarkan
wawancara dengan saudara RAI
selaku kepala seksi (kasi) I OSIS
SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat
periode 2022-2023.
nilai-nilai 4) Memberikan 1. Bahwa OSIS sudah berupaya
demokrasi melalui kebebasan membentuk nilai demokrasi
kegiatan organisasi dalam hal yang peserta didik melalui kegiatan
(OSIS) di SMA diinginkan yang ada salah satunya melalui
Negeri 1 Tanjung sesuai dengan kegiatan rapat.
Jabung Barat norma dan etika
yang berlaku, 2. salah satu bentuk menghormati
5) Memberikan perbedaan pendapat adalah
kesempatan dengan cara tidak memotong
untuk pembicaraan orang lain serta
mengemukakan tidak mengintimidasi perbedaan
pendapat serta, pendapat yang ada, karena
6) Saling perbedaan pendapat merupakan
menghargai buah dari pemikiran yang
terhadap berbeda-beda.
sesama.
3. dalam kegiatan OSIS
pembentukan saling menghargai
dilakukan dalam kegiatan rapat
atau musyawarah hal tersebut
ditunjukan dengan tidak boleh
ada anggota rapat atau
musyawarah yang memotong
penyampaian pendapat
temananya.
76

Lampiran II. Transkip Wawancara

HASIL WAWANCARA KEPADA PEMBINA OSIS

Hari/Tanggal : ....................................................................
Pukul : ....................................................................
Narasumber : ....................................................................

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pelaksanaan program Biasanya awal kepengurusan ini kita
kerja OSIS? akan membentuk rapat koordinasi
kemudian kita akan merecruitmen
anak-anak dari kelas 10 dan 11
kemudian nanti dari kelas 10 dan 11
itu akan kita sharing dan kita adakan
tes tulis dan tes wawancara. Untuk
petugas yang mewawancarainya ya
dari anak-anak periode sebelumnya,
ternyata antusiasnya tinggi, anak-anak
senang dalam mewawancarainya.
Karena yang menjadi pewawancara
sendiri dari anggota OSIS sendiri,
pembina hanya menyiapkan dengan
anak-anak OSIS pengurus inti untuk
menyiapkan instrumennya, jadi
panduan yang di pertanyakan untuk
calon anggota OSIS itu sama semua
cuma yang membedakan adalah
penanyanya saja. Ternyata itu
dampaknya bagus mereka mempunyai
semangat yang tinggi.

Jadi setelah ada tes wawancara itu


kemudian kita saring yang terbaik,
otomatis kita akan mencari anak-anak
yang memang niat untuk OSIS. Setelah
itu kita bentuk kepengurusan dan kita
adakan seleksi untuk pengurus inti
yaitu ketua, wakil ketua, seketaris,
wakil seketaris, bendahara, wakil
bendahara. Nah dari enam ini saya
kemaren dari awal sudah membidik
siapa yang akan menjadi pengurus inti,
termasuk ketika LDKS pada tahun
2022-2023 kita adakan LDKS di
trawas pasuruan untuk mencari anak-
anak yang akan menjadi pengurus inti,
77

dan saya meminta kepada tutor untuk


menyaring enam anak yang akan
menjadi pengurus inti, rekomendasinya
juga dari tim itu. Jadi untuk
menentukan pengurus inti kita adakan
LDKS dulu baru dibentuk surat
keputusan, ini di kepengurusan yang
dulu yang sekarang kita setting lagi
setelah surat keputusan jadi baru kita
LDKS, setelah semua surat keputusan
selesai kemudian yang kita cari enam
dari pengurus inti itu nanti kita akan
adakan debat kandidat, nanti kita
biasanya sewa terop untuk panggung,
jadi nanti enam itu akan jadi tiga
kandidat, iya satu kandidat dua anak
kita pajang mereka di panggung
dengan di tonton semua anak kelas 10,
11, dan 12 tapi sebelumnya kan kita
suru buat program, programnya apa
visi misinya apa itu kita sudah siapkan
nanti akan dibimbing oleh guru setelah
itu jadi mereka debat kandidat itu ada
panelisnya mereka ditanya dari bapak
ibu dewan guru, satu tentang
keagamaan, dua tentang organisasi jadi
itu ini mereka bertanya nanti salah satu
dari panelis akan meminta satu
stetemen penutup dari masing-masing
kandidat itu, setelah itu ada pemilihan
ketua dan wakil ketua siapa yang
terbanyak belum tentu jadi ketua, saya
adakan rapat lagi dari keenam itu, saya
tanya kamu nilainya besar tinggi siap
kah anda untuk menjadi pengurus
OSIS, saya tawarkan terlebih dahulu
karena saya tidak mau nanti ditengah
perjalanan kemudian dia mundur
karena ketua paling tidak dia nanti
akan membawai anggotanya rapat di
depan kan begitu jadi saya tanya
jawabnya siap pak, betul siap iya ? siap
pak. Iya sudah tapi kadang saya setting
juga dari enam ini yang layak untuk
jadi itu kita harus tau namanya masih
anak-anak, kita harus cari yang
sekiranya nanti bisa untuk
menjalankan roda OSIS ini jadi kadang
78

saya setting.

Biasanya anak-anak itu ketika lihat


programnya satu kadang di lihat dari
tampannya, kadang juga dilihat dari
lucunya, humorisnya yang kedua
programnya, saya lihat programnya
yang saya bidik ketika ada programnya
akan saya beri sanksi saya suru hapus
kamu sudah tidak di pilih, misal kamu
jadi kandidat ya terus bilang nanti
kalau telat saya kasih ini, sudah tidak
dipilih sama anak-anak itu ya kita
memang harus gitu tetapi enam itu
menjadi pengurus inti yang memang
sejak awal sudah kita bidik setelah itu
jadi baru keluar surat keputusan dari
bapak kepala sekolah. Kemudian kita
adakan pelantikan di hari senen pada
saat upacara dan itu latihan
pelantikannya di bimbing oleh Bapak
selaku guru pramuka setelah itu kita
adakan LDKS, setelah itu LDKS
selesai kita membuat program kan
sudah terbentuk semua jadi ketua,
wakil ketua, seketaris, wakil seketaris,
bendahara, wakil bendahara kan sudah
semua termasuk sekbidsekbid ada
semua kita buat program kerja kita
adakan raker (rapat kerja). Karena
memang satu lagi ini anak SMA sangat
jauh berbeda dengan ketika di tingkat
yang lebih tinggi ya memang agak sulit
tapi jadi tapi agak lama. Program
kerjanya gimana? Dari program itu
akan muncul skedul kegiatan, kita
membuat program dari ketua sampai
sekbid itu nanti kita buat skedul
kegiatan, kemudian 1 kegiatan
pembinaan public speaking terus rapat
evaluasi terus organisasi managemen
termasuk nanti terakhir akan di tutup
dengan sholat berjamaah bareng nah
ini termasuk bagian membentuk
karakter ya salah satunya itu.
2 Apakah semua program kerja Setelah itu kan ada program kerjanya,
yang direncanakan berjalan pelaksanaan program kerja OSIS ya di
dengan baik? laksanakan sesuai dengan itu ya
79

memang ada beberapa kendala yang


mungkin terjadi, mungkin karena
terkait dengan kayak seperti hari
pahlawan kebetulan pas hari sabtu kan
tidak mungkin di laksanakan dan
akhirnya acaranya batal, kadang karena
libur akhirnya program yang hari ini,
skedul yang seharusnya berjalan, tidak
berjalan, tetapi kita berjalan sesuai
dengan skedul yang ada yaitu setiap
hari jum’at itu dan tidak di ganti hari
lain karena kalau hari lain itu hari
sabtu sini itu di buat ekstrakulikuler
karena lebih banyak yang
terlaksanakan dari pada yang tidak.
Cuma hanya tahun ini saja yang karena
memang kendala pandemi ini
akhirnya, tapi satu kali kemaren kita
ngadakan zoom metting anak OSIS
cuma hanya beberapa saja yang bisa
masuk ya jadi kendalanya memang di
situ mereka membahas terkait dengan
program yang sudah di rencanakan
kemaren jadi karena ini kan ajarannya
sudah masa peralihan. Yang kedua
terkait dengan pemilihan OSIS yang
tahun ini akan kita laksanakan.
3 Bagaimana minat pengurus OSIS saya kira semua juga sangat terlibat
dalam keikutsertaan program jadi kami itu sudah membuatkan grup
kerja? dan nanti berapa minggu sekali kami
evaluasi, evaluasinya di hari apa? iya
di hari jum’at habis dhuhur itu jadi ada
skedulnya minggu pertama ini apa,
minggu kedua ini apa gitu, jadi sesuai
dengan jadwal tiap dua minggu sekali
ada evaluasi kegiatan termasuk ada
evaluasi terhadap anak-anak yang tidak
aktif, pak si ini tidak aktif pak, pak si
ini mau keluar pak, bilang saja sama
saya keluar aja gpp, mala ngeribeti
mbak, pak ini katanya mau keluar
bilang ke saya setelah itu gpp kok saya
keluarkan. Karena memang anak OSIS
ini kan satu nama organisasi ya
membutuhkan tenaga pikiran bahkan
uang, jadi ada iuran tiap pertemuan itu
2000, itu untuk apa? Ya untuk
kegiatannya mereka jadi kita mau apa
80

gitu ya uang dari situ nanti di


manfaatkan, mala ada tahun kemaren
2020-2021 mala ada sekitar berapa gitu
masih di bawah bendahara “buat
makan-makan pak” ya terserah kamu
itu hak kamu, Cuma saya minta satu
tolong lah di belikan flesdist untuk
pengurus yang baru, biar kalau ada
file-file apa-apa bisa di perlihatkan jadi
itu untuk infestarisir OSIS saya bilang
gitu. Yang berminat memang saya kira
semua ikut mbak kecuali yang agak
malas tapi hanya satu dua artinya itu
saja yang mereka karena memang
ingin keluar karena kan nanti kan di
absen tiap pertemuankan di absen,
kadang izin saya tidak ikut ada ini
berartikan minat masih ada cumakan
benturan kita tidak bisa maksa.
4 Dalam OSIS, ada kegiatan yang Iya betul sangat memberikan pengaruh
disebut Latihan Dasar karena salah satunya materi LDKS itu
Kepemimpinan (LDK) OSIS. kan bagaimana anak itu bisa bekerja
Apakah kegiatan LDK OSIS sama yang pentingkan itu, kita kalau di
memberikan pengaruh terhadap tahun 2019 itu kita ngadakan LDKS
pembentukan nilai demokrasi satu hari di sini materi dewan guru
siswa? yang mengisi, hari keduanya kita
mengadakan di halaman sekolah
mengadakan rafting, kalau yang tahun
kemaren 2020-2021 kita mengadakan
di luar kita menginap disana, ya salah
satu itu tadi ada pembentukan karakter
bagaimana mereka bisa bekerja sama,
bagaimana mereka empati terhadap
teman pengurus OSIS yang lain, jadi
kalau di tanya pengaruhnya besar? oh
sangat besar sekali sehingga kan bisa
berjalan program itu.
5 Apa saja contoh kegiatan dalam Ya kerja sama jadi di situ itu mereka di
LDK OSIS yang dapat latih untuk kerja sama jadi yang
membentuk nilai demokrasi melatih kan bukan kita tapi dari tim
siswa? sana termasuk bagaimanan cara
makannya cara minumnya juga,
minumnya kemaren kalau tidak salah
di luar sekolah harus satu tempat, di
buang di sampah suruh ngambil
bersihkan untuk lagi nanti tidak boleh
di buang seketat itu melatih mereka itu
salah satu contohnya di situ.
81

6 Bagaimana bentuk dorongan Gini ketika ada kegiatan-kegiatan yang


yang dilakukan OSIS dalam membutuhkan OSIS, pengumuman-
pembentukan nilai demokrasi pengumuman itu misalnya maka OSIS
siswa dalam peranannya sebagai akan menyebar dikelas-kelas dari pagi,
wadah organisasi? termasuk ketika ada bencana alam atau
apa atau bencana apa yang besar-besar
itu, nah kita minta infaq sumbangan
dari siswa dengan cara apa melibatkan
OSIS kita buatkan kardus itu kita kasih
tulisan misalnya untuk sumbangan
siapa-siapa dari anak OSIS, itu salah
satu contohnya ya di situ sebagai
wadah organisasi membentuk karakter
siswa itu, iya termasuk ketika kita jaga
di gerbang itu kan itu termasuk juga itu
wadahnya itu, anak tidak disiplin di
tulis nanti di sampaikan nanti di
panggil sama waka kesiswaan baru di
beri peringatan, terus yang tidak sholat
nanti di panggil itu, yang sholatnya
ramai nanti di catat itu nanti di kasih
kan ini sebagai wadah sehingga
menunjang untuk membentuk nilai
demokrasi siswa secara umum melalui
wadah organisasi itu. Kami sudah
menyampaikan kan bahwa anak OSIS
itu harus sebagai teladan, teladan
dalam karakter sosial itu.
7 Bagaimana bentuk dorongan Kami selalu memberikan motivasi-
yang dilakukan OSIS untuk motivasi yang baik harus semangat
menumbuhkan semangat para memang melalui apa ketika ada
siswa melakukan aktivitas dan pembinaan itu ketika ada rapat. Dan
kegiatan OSIS? biasanya OSIS memberikan motivasi
siswa-siswa melalui kejadian-kejadian
yang besar-besar itu kemudian ketika
ada kegiatan kita kan melibatkan anak-
anak nah itu anak-anak OSIS tidak
diam tetapi ada proloknya ada
penyemangat, motivasi, dari mana ?
iya dari anak OSIS. Karena memang
kita tidak bisa kalau setiap saat kita
keluar masuk ya tidak bisa karena kita
mengganggu dengan pembelajaran.
Ada kegiatan apa misalnya ada lomba
apa, ya itu anak masuk kelas, ada
event-event tertentu tidak terjadwal,
ada event tertentu yang melibatkan
anak OSIS baru itu bisa di laksanakan
82

karena kita terbentur dengan jadwal


pelajaran.
8 Bagaimana bentuk dorongan dari Saya kira sama lah dari event-event itu,
OSIS dalam membina siswa kemudian dari keteladanan ketika
untuk membentuk nilai mereka di dalam suatu organisasi
demokrasi siswa? kemudian mereka berpencar ke
kelasnya masing-masing di situlah
pembentukan karakter OSIS akan
terjadi dengan temannya bagaimana
cara dia berbicara, bagaimana cara dia
beprilaku yakan sebagai keteladanan
saya kalau misalnya di kelas saya akan
hafal anak itu kadang juga lupa juga
namanya siapa,,, saya Cuma “hey anak
OSIS ya” “iya pak” itu tidak boleh
kadang mala bercanda ada, ketuanya
kadang seneng bercanda tapi lucu jadi
temennya di buat ketawa terus, kadang
kita ingatkan “hayo boleh tertawa tapi
jaga lah kamu ini” “iya pak itu anak
OSIS pak” tapi ada di situ memang
jadi pembentukan karakter siswa
melalui OSIS itu ya tadi itu
keteladanan tadi itu di kelas cara
berbicaranya dan sebagainya karena
mereka di soroti. Saya banyak laporan
dari anak-anak “apa pak anak OSIS
saya lihat boncengan cewek cowok”
“dimana nak? Mana buktinya” “saya
kirimi fotonya pak” di kirimi fotonya
mbak dan beneran, saya panggil
anaknya saya tanya “kamu kenal siapa
ni ?” “enggak pak” “jujur saja beneran
ta gak kenal” “iya pak gak kenal”
“saya punya bukti ini loh, jujur saja”
akhirnya saya lihatkan ini siapa ?
“hihihi iya pak” jadi gitu jadi memang
pengaruh besar pembentukan karakter
siswa itu terhadap karakternya
pengurus OSIS sendiri itu kan besar,
karena di balik punggung mereka itu
ada tulisan besar pengurus OSIS.
Mangkannya ketika rapat di skedul ada
evaluasi itu kita sampaikan, saya dapat
laporan ini, ini, ini saya tau namanya
siapa, saya tau anak ini kelasnyua
mana jangan diulangi lagi kemudian
kita panggil yang lain juga gitu, “pak
83

saya dapat informasi ini pak” “benerta


ini?” “valid pak” “mana buktinya?
Gitu mbak karena salah satu iya itu
tadi membina siswa untuk membentuk
karakter sosial siswa itu di situ,
mangkannya memang sulit jadi
membentuk karakternya namanya
anak, kalau kita jadi Pembina OSIS di
tingkat SMA itu kita memberikan satu
intruksi itu kurang, satu intruksi, dua
intruksi, bahkan sampai lima intruksi,
kalau SMA enak kita sekali aja
memberikan intruksi udah selesai dan
itu butuh kesabaran. Nah itu salah satu
kejadian yang saya katakan tadi ya itu
“pak anak OSIS itu loh tingkanya
begini-begini pak, pak anak OSIS itu
loh pak lihat pak ada yang tidak sholat
pak, waktunya sholat tidak sholat pak
tidak turun pak” padalan seluruh siswa
sholat tidak sholat harus turun dari
kelas, itu kan aspirasi kan kita bahas,
biasanya kita bahas di tingkat internal
dari pengurus OSIS inti nanti kita
sampaikan ke pengurus inti dan
mereka yang menyampaikan ke
pengurus lainnya, saya hanya jadi
penguatnya saja silahkan di sampaikan
begini karena memang kalau kita
biarkan begini diem mereka. Pademi
ini kemaren sebelum puasa saya
biarkan gitu diem mala, akhirnya saya
bilang ke pengurus inti ayo nak masak
tidak ada gerget apa gitu buat apa gitu
misalnya kan punya IG buat aja lah
tulisan selamat menjalankan ibadah
puasa OSIS gitu kan itu salah satu
kegiatan keagamaan yang di jadwal
“oh iya pak” kalau selesai ya udah
selesai mbak namanya juga anak SMA
mbak kalau kita diam iya juga ikut
diam tidak ada inspirasi kita harus beri
dulu akhirnya mereka jalan tetep yang
buat nanti mereka termasuk ada
lombah flok kemaren tentang pademi
saya giniin “ayo ini share” “iya pak”
saya tunjuk sudah, kamu buat, kamu
buat, kamu buat, ya jadi akhirnya tapi
84

mereka yang buat.


9 Apa saja kendala yang dihadapi Ya kembali lagi keteladanan, ya
OSIS dalam menjalankan gimana karakter siswa kan di bentuk
peranannya dalam membentuk dari dalam, mangkanya tadi, iya tidak
nilai demokrasi siswa? semua tidak semua ketika di suruh
turun kebawah tidak turun kebawah,
tidak semua ketika jadwal tetapi tidak
jadwal, tidak semua tetapi kendalanya
ya di keteladanan itu yang kedua
kadang mungkin mereka sudah tidak
mood atau gimana ketika ada yang
tidak jaga saya tanya juga iya pak
kadang lupa, iya kalau lupakan saya
kan iya atau tidak kan saya tidak tau,
ketika kita tanya “iya pak saya lupa
tadi pak” iya itu kendalanya.

Iya termasuk karena memang apa ya


kendalanya ini kan siswanya banyak
jadi mungkin padalan OSIS iya banyak
juga tapi mbak kalau dulu tujuh sekbid
sekarang saya tambahi jadi sepuluh
sekbid ternyata tidak maksimal maka
harus saya kurangi lagi nanti itu,
sedikit tapi maksimalkan mending
kalau sepuluh sekbid itu sesuai dengan
ada dasarnya tapi kan tidak maksimal
banyak itu seperti club inggris dan
sebagainya banyak yang kurang. Jadi
setelah di adakan penyaringan tadi itu
nanti pengurus inti kan rapat sama di
dampingi oleh pengurus yang lama itu
nah mereka kan ada yang tau oh iya ini
anak ini di masukkan ini salah satunya
di agama itu ada yang ketika ada acara
apa itu di suruh pidato pidatonya enak,
ngajinya enak akhirnya dia milih “ini
aja pak jadi koordinator keagamaan”
“loh kenapa?” “karena ini alasannya
ini, ini, ini pak” “oh iya sudah” mereka
yang milih maka nanti di setorkan ke
saya akhirnya kita buatkan surat
keputusan di tanda tangani oleh Bapak
Kepala Sekolah.
85

HASIL WAWANCARA KEPADA PENGURUS OSIS

Hari/Tanggal : ....................................................................
Pukul : ....................................................................
Narasumber : ....................................................................

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa alasan anda memilih menjadi Untuk menjadi pemimpin yg lebih
pengurus OSIS? baik dan menjadi contoh untuk
teman-teman di lingkungan sekolah
dan di rumah dll
2 Apa saja syarat menjadi pengurus Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
OSIS? Esa, memiliki budi pekerti yang
baik dan sopan santun terhadap
orang tua, guru dan temanteman,
memiliki bakat sebagai pemimpin.
3 Sikap apa saja yang seharusnya Menjadi pemaham yang baik,
dimiliki oleh pengurus OSIS? mampu berkomunikasi dengan baik,
mampu bertanggung jawab, mampu
bersahabat, menjadi teladan
4 Bagaimana pelaksanaan program Alhamdulilah baik.
kerja OSIS? Apakah semua program
kerja yang direncanakan berjalan
dengan baik ?
5 Apa sajahkan bentuk program kerja Keagamaan, membentuk
OSIS yang dapat membentuk nilai ekstrakurikuler keagamaan untuk
demokrasi siswa? setiap agama di sekolah.

Budi pekerti, melakukan


penggalangan dana ketika ada
saudara atau teman yang terkena
musibah.

Kesenian.

Kebersihan lingkungan sekolah.


6 Bagaimana minat pengurus OSIS Sangat antusias sekali dalam
dalam keikutsertaan program kerja? menjalankan tugas selalu semangat
dan memberikan masukan-masukan
untuk setiap kegiatan
7 alam OSIS, ada kegiatan yang (LDKS) mencetak generasi muda
disebut Latihan Dasar yang berkarakter merupakan sebuah
Kepemimpinan (LDK) OSIS. Apa bentuk kegiatan yang bertolak ukur
yang kamu ketahui tentang LDK kepada peningkatan sumber daya
OSIS? peserta untuk mendalami dan
memahami tentang konsep-konsep
atau dasar-dasar sebuah organisasi
86

di sekolah seperti, organisasi siswa


intra sekolah (OSIS)
8 Apakah kegiatan LDK OSIS Iya sangat memberikan dan
memberikan pengaruh terhadap merupakan suatu kegiatan
pembentukan nilai demokrasi siswa? bimbingan siswa untuk menjadi
lebih mandiri dan bersikap tegas
serta menjadikan kita saling peduli
terhadap sesama dan saling solid.
9 Apa saja contoh kegiatan dalam Seperti latihan LBB, wawancara di
LDK OSIS yang dapat membentuk depan umum, game kekompakan
nilai demokrasi siswa? dalam kelompok, dll
10 Apa saja yang anda lakukan dalam Menyusun dan melaksanakan
kegiatan OSIS? program kerja sesuai dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga OSIS, selalu menjunjung
tinggi nama baik kehormatan dan
martabat sekolah. Bersifat kolektif
dalam mengambil keputusan
menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada rapat
perwakilan kelas pada akhir masa
penjabatannya.
87

Lampiran III. Dokumentasi

Gedung sekolah

Wawancara kepada kepala sekolah


88

Wawancara kepada salah satu anggota OSIS


89

Calon kandidat OSIS


90

Rapat MPK/OSIS 2023

Rapat Program Kerja OSIS


91

Pelaksanaan Tahap Seleksi Anggota Osis


92

Kegiatan pemilihan OSIS

Anda mungkin juga menyukai