Anda di halaman 1dari 106

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT

BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN


PPKN DI SMP N 5 KOTA JAMBI

SKRIPSI

OLEH

AN NISAA ZUMI
A1A316002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Belajar


Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMP N 5 Kota Jambi: Skripsi
Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, yang disusun oleh
An Nisaa Zumi, Nomor Induk Mahasiswa A1A316002 telah diperiksa dan
disetujui untuk diuji.

Jambi, 29 September 2020


Pembimbing I

Drs. M. Salam, M.Si


NIP.195907111985031002

Jambi, 17 Oktober 2020


Pembimbing II

Heri Usmanto, M.Pd


NIDN.201501051010

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat


Belajar Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMP N 5 Kota Jambi:
Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang disusun
oleh An Nisaa Zumi, Nomor Induk Mahasiswa A1A316002 telah dipertahankan
di depan Dewan Penguji pada Senin, 02 November 2020.

Dewan Penguji

1. Drs. M. Salam, M.Si Ketua 1……………..


NIP. 195907111985031002

2. Heri Usmanto, M.Pd Sekretaris 2……………..


NIDN. 201501051010

3. Drs. Irzal Anderson, M.Si Penguji Utama 3……………..


NIP. 196003301985031008

4. Drs. H.Irwan, M.Pd Anggota I 4……………..


NIP. 195809271985031001

5. Dr. Kuswanto, M.Si Anggota II 5……………..


NIP. 197706142006041003

Jambi, November 2020

Mengesahkan
Dekan FKIP Ketua Jurusan

Prof. Dr. rer. nat. H.Asrial, M.Si Dr. Rosmiati, S.Pd.,M.Pd


NIP. 196308071990031002 NIP. 197703062003012001

ii
!'°^a bertanda tangan di bawah ;ni

A I A3 t6002
Pendi‹ldan Pancaslla dnn Kewar negarag;t
F d 8n flmc Penyefahuan Sosial
Keguruar\ aa« IIo›« P ndidiLa»

I •miki Bn pcmyataan ini dibuat dengan penuh kesadareq p gg g


ABSTRAK

Zumi, An Nisaa. 2020. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Belajar


Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran PPKn Di SMP N 5 Kota Jambi.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP Universitas Jambi,
Pembimbing (I) Drs. M. Salam, M.Si, (II) Heri Usmanto, M.Pd

Kata Kunci: Lingkungan, Keluarga, Minat, Belajar


Minat adalah suatu rasa suka atau rasa ketertarikan pada suatu kegiatan
yang ditunjukan dengan keinginan dan kecenderungan untuk memperhatikan
kegiatan tersebut. Minat merupakan sumber motivasi seseorang sehingga minat
itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan seseorang. Minat korelasi
dengan belajar yakni suatu usaha untuk membangkitkan terhadap sesuatu yang
menjadi kebutuhan untuk mencapai keberhasilan belajar.

Lingkungan menjadi sumber belajar yang dapat membangun pengetahuan


baru siswa melalui pengalaman empiris mereka, dan keluarga merupakan
lingkungan pertama anak yang berisi orang-orang penting yang menjadi landasan
bagi pola sikap dan perilaku diri mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga


terhadap minat belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota
Jambi. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
PPKn.
Metode penelitian pada penelitian ini adalah kuantitatif. Sehubungan
dengan penelitian ini, pendekatan yang digunakan peneliti adalah penelitian
kuantitatif yang berjenis survey. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa variabel lingkungan keluarga (X) berpengaruh signifikan
terhadap variabel minat belajar (Y) siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di
SMP N 5 Kota Jambi. Pengaruh yang ditimbulkan variabel lingkungan keluarga
(X) terhadap variabel minat belajar (Y) memiliki arah yang positif. Hal tersebut
dapat diketahui pada uji koefisien determinasi lingkungan keluarga terhadap
minat belajar diperoleh nilai R= 0,666 menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara lingkungan keluarga dengan minat belajar yang positif. Sedangkan R
Square sebesar 0,443 memberi pengertian bahwa minat belajar dipengaruhi
lingkungan keluarga sebesar 44,3% sedangkan sisanya (100%-44,3%= 55,7%)
merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“You might be poor, your shoes might be broken, but your mind is a palace.”

(Kamu mungkin miskin, sepatu mu mungkin rusak, tetapi pikiran


mu adalah sebuah istana)

-Frank McCourt
(1999)-

Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua ku, ayah


dan ibu tercinta yang dengan segala Do’a dan kerja keras
nya dapat menghantarkan ku hingga aku bisa menyelesaikan
kuliah strata 1 (S1). Semoga aku dapat menjadi anak yang
kalian harapkan, semoga aku dapat membahagiakan kalian,
kalian adalah harta yang paling berharga yang aku miliki.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi
kalian. Aamiin.

- An Nisaa Zumi
v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas IX Pada
Mata Pelajaran PPKn Di SMP Negeri 5 Kota Jambi”. Penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku rektor Universitas
Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Asrial, M. Si selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
3. Ibu Dr. Rosmiati, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi.
4. Bapak Drs. Irzal Anderson, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi.
5. Bapak Drs. M. Salam, M.Si selaku Pembimbing Skripsi I yang telah
banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam
memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak Heri Usmanto,S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing Skripsi II yang
telah banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam
memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi ini.
7. Bapak Drs. H. Irwan.,M.Pd selaku Validator yang telah memberi
motivasi, dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi PPKn Universitas Jambi yang telah
memberikan ilmu dan mendidik penulis dengan penuh kesabaran.
9. Bapak Ihsan. S.Pd selaku Kepala SMP N 5 Kota Jambi, serta Ibu Rita
Siringo-ringo, S.Pd selaku guru mata pelajaran PPKn SMP N 5 Kota
Jambi yang telah mengizinkan peneliti untuk meneliti di SMP N 5
Kota Jambi serta bersedia membantu peneliti dalam rangka
mengumpulkan data untuk penyusunan skripsi ini.
10. Terima kasih secara mendalam penulis sampaikan kepada kedua orang
tua, kakak dan adik atas do’a, dukungan, dan kasih sayang yang
diberikan sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi
ini.

vi
11. Serta teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi.
Penulis sadar, meskipun usaha telah maksimal namun pasti tetap ada
kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik dari berbagai
pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis sangat berharap karya ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata dengan tulus penulis berdo’a semoga amal kebaikan semua
pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian skripsi ini mendapat pahala yang
terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin.

Jambi, November 2020

An Nisaa Zumi
NIM. A1A316002

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN ............................................................................................. iii
ABSTRAK...................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................... 8
1.3. Pembatasan Masalah .......................................................................... 8
1.4. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
1.7. Definisi Operasional ........................................................................ 10

BAB II KAJIAN TEORITIK ..................................................................... 12


2.1. Minat Belajar................................................................................... 12
2.1.1 Pengertian Minat Belajar........................................................ 12
2.1.2 Pembentukan Minat Belajar ................................................... 14
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ............................ 16
2.1.4 Indikator Minat Belajar .......................................................... 17
2.2. Lingkungan Keluarga...................................................................... 18
2.2.1 Pengertian Lingkungan Keluarga ........................................... 18
2.2.2 Fungsi Lingkungan Keluarga ................................................. 22
2.2.3 Suasana Rumah/Keluarga ...................................................... 24
2.2.4 Indikator Lingkungan Keluarga ............................................. 25
2.3. Pembelajaran PPKn............................................................................... 28
2.4. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Belajar................. 32
2.5. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 34
2.6. Kerangka Berfikir ........................................................................... 36
2.7. Hipotesis ......................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 39


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 39
3.2. Desain Penelitian ............................................................................ 39
3.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 40
3.3.1 Variabel Independen .............................................................. 40
3.3.2 Variabel Dependen ................................................................ 40
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 41
viii
Halaman
3.4.1 Populasi ................................................................................. 41
3.4.2 Sampel................................................................................... 42
3.5. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 42
3.6 Jenis Dan Sumber Data ................................................................... 44
3.6.1 Data Primer ........................................................................... 44
3.6.2 Data Sekunder ....................................................................... 44
3.7. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 44
3.7.1 Angket ................................................................................... 45
3.7.2 Penyebaran Instrumen ............................................................ 45
3.7.3 Penarikan Instrumen .............................................................. 46
3.8. Teknik Validitas Instrumen Penelitian ............................................. 46
3.8.1 Uji Validitas Instrumen .......................................................... 47
3.8.2 Uji Reliabilitas ....................................................................... 48
3.9. Teknik Analisis Data ....................................................................... 50
3.9.1 Uji Prasyarat Analisis Data .................................................... 50
3.9.1.1 Uji Normalitas ............................................................ 50
3.9.1.2 Uji Linear ................................................................... 51
3.9.1.3 Uji Homogenitas ........................................................ 51
3.10. Uji Hipotesis ................................................................................. 52
3.10.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ...................................... 52
3.10.2 Uji T .................................................................................. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 54


4.1. Deskripsi Data ................................................................................ 54
4.1.1 Deskripsi Data Variabel Lingkungan Keluarga ....................... 54
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar ................................... 59
4.2 Uji Prasyarat Analisis ...................................................................... 63
4.2.1 Uji Normalitas ....................................................................... 63
4.2.2 Uji Linearitas ......................................................................... 64
4.2.3 Uji Homogenitas .................................................................... 64
4.3. Analisis Data................................................................................... 65
4.4.1 Uji Hipotesis .......................................................................... 65
4.4.2 Koefisien Determinasi............................................................ 67
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 68
4.4.1 Analisis Variabel Lingkungan Keluarga ................................. 68
4.4.2 Analisis Variabel Minat Belajar ............................................. 69
4.4.3 Analisis Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat
Belajar ............................................................................................ 69

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 73


5.1. Simpulan......................................................................................... 73
5.2. Implikasi ......................................................................................... 73
5.3 Saran............................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75


LAMPIRAN ................................................................................................... 77

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Angket Pendahuluan Lingkungan Keluarga Siswa ..................... 3


1.2 Kategori Nilai Persentase...................................................................... 3
1.3 Hasil Angket Pendahuluan Minat Belajar Siswa .................................. 5
3.1 Populasi Siswa Kelas IX......................................................................... 41
3.2 Proporsi Sampel Perwakilan Kelas IX .................................................... 43
3.3 Skala Likert ............................................................................................ 45
3.4 Hasil Pengujian Validitas Angket ........................................................... 48
3.5 Hasil pengujian reliabilitas variabel lingkungan keluarga ........................ 49
3.6 Hasil pengujian reliabilitas variabel minat belajar ................................... 49
4.1 Deskriptif data variabel lingkungan keluarga .......................................... 55
4.2 Distribusi frekuensi variabel lingkungan keluarga................................... 55
4.3 Analisis indikator cara mendidik anak .................................................... 56
4.4 Analisis indikator hubungan orang tua dan anak ..................................... 57
4.5 Analisis indikator contoh/bimbingan dari orang tua ................................ 58
4.6 Analisis indikator suasana rumah/keluarga ............................................. 59
4.7 Deskriptif data variabel minat belajar ..................................................... 59
4.8 Distribusi frekuensi variabel minat belajar .............................................. 60
4.9 Analisis indikator pemusatan perhatian................................................... 61
4.10 Analisis indikator perasaan senang ......................................................... 62
4.11 Analisis indikator kemauan untuk terlibat aktif ....................................... 62
4.12 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 63
4.13 Hasil Uji Linearitas ................................................................................ 64
4.14 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 64
4.15 Koefisien regresi lingkungan keluarga terhadap minat belajar ................. 66
4.16 Koefisien determinasi lingkungan keluarga terhadap minat belajar ......... 67
4.17 Tabel Interprestasi Koefisien Korelasi .................................................... 67

x
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................. 37

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-Kisi Angket Penelitian .................................................................... 77


2 Angket Penelitian ................................................................................... 78
3 Uji Validitas Instrumen Uji Coba ........................................................... 80
4 Jawaban Angket Penelitian ..................................................................... 82
5 Dokumentasi .......................................................................................... 86
6 Lembar Persetujuan Hasil Seminar Proposal Skripsi ............................... 88
7 Surat Persetujuan Instrumen Penelitian ................................................... 89
8 Surat Izin Penelitian ............................................................................... 90
9 Surat Balasan Penelitian ......................................................................... 91
10 Daftar Riwayat Hidup ............................................................................ 92

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya sadar untuk

mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, sesuai dengan Undang-

undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3

disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melihat betapa

pentingnya pendidikan, maka peserta didik diharapkan senantiasa senang dalam

belajar dan menaruh perhatiannya secara utuh terhadap pelajaran tersebut.

Perhatian akan muncul jika adanya minat. Dalam dunia pendidikan, minat

memegang peranan penting dalam belajar. Karena minat merupakan suatu

kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap

seseorang, suatu benda, atau kegiatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar

pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar

tersebut. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi

itulah yang memungkinkan peserta didik belajar lebih giat dan memahami

pelajaran dengan baik. Secara sederhana menurut Enjang Idrus (2018:79) minat

adalah rasa suka atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat korelasi

dengan belajar yakni suatu usaha untuk membangkitkan terhadap sesuatu yang

menjadi kebutuhan untuk mencapai keberhasilan belajar.


2

Adapun menurut Darmadi (2017:312) minat seseorang terhadap pelajaran

dan proses pembelajaran tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak

faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Salah satu faktor yang dapat

membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan

diajarkan kepada siswa. Minat juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dan

lingkungan.

Lingkungan menjadi sumber belajar yang dapat membangun pengetahuan

baru siswa melalui pengalaman empiris mereka, dan keluarga merupakan

lingkungan pertama anak yang berisi orang-orang penting yang menjadi landasan

bagi pola sikap dan perilaku diri mereka. Keluarga adalah sekolah pertama bagi

anak, dan orang tua adalah guru pertamanya. Sebagai guru, orang tua memiliki

andil yang besar dalam pendidikan anaknya, baik dalam segi waktu, materi, dan

tenaga. Orang tua diharap mampu membuat kondisi rumah sedemikian rupa agar

mampu menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Sesuai

dengan nalurinya, anak senantiasa ingin mengetahui segala hal dan mencoba

sesuatu yang baru.

Keluarga yang kurang harmonis, pertengkaran suami istri, perhatian orang

tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang

kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari memiliki pengaruh

terhadap perkembangan anak. Sebaliknya keluarga yang harmonis, bersahabat,

saling membantu akan berdampak positif bagi perkembangan anak, maka

kemampuan anak semakin berkembang serta pola pikir dan sosialnya menjadi

lebih dewasa.
3

Peneliti melakukan sebaran angket yang kemudian diisi oleh 76 orang

tua/wali murid siswa untuk mendapatkan data lingkungan keluarga siswa, seperti

data pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Hasil Angket Pendahuluan Lingkungan Keluarga Siswa Di SMP Negeri 5 Kota
Jambi
NO. Indikator Lingkungan Keluarga Persentase (%)

1. Cara Mendidik Anak

2. Hubungan Orang Tua Dan Anak

3. Contoh/Bimbingan Dari Orang Tua

4. Suasana Rumah/Keluarga

5. Keadaaan Ekonomi Keluarga

Rata-Rata
Sumber: Hasil olahan data oleh peneliti

Berdasarkan tabel 1.1 diatas hasilnya menunjukan bahwa dari cara orang

tua mendidik anak sebanyak 54%, hubungan orang tua dan anak sebanyak 61%,

contoh/bimbingan dari orang tua sebanyak 72%, suasana rumah/keluarga

sebanyak 55%, kemudian keadaan ekonomi keluarga hanya sebanyak 49%.

Tabel 1.2 Kategori Nilai Persentase


Persentase Batas
NO. Kategori Penilaian
Interval
1. 0% - 20% Sangat Rendah
2. 21% - 40% Rendah
3. 41% - 60% Sedang
4. 61% - 80% Tinggi
5. 81% - 100% Sangat Tinggi
Sumber: Arikunto, 1998:57

Berdasarkan tabel 1.2 diatas dapat terlihat bahwa dari rata-rata hasil angket

lingkungan keluarga siswa yaitu sebanyak 58% masih dalam kategori sedang

(Arikunto,1998:57).
4

Melihat fenomena diatas, jika dikaitkan dengan kondisi lingkungan

keluarga siswa yang dilihat dari pekerjaan orang tua siswa, mayoritas pekerjaan

orang tua siswa adalah berdagang, hal tersebut membuat orang tua siswa tidak

menetapkan jam/waktu belajar anak dirumah serta tidak memiliki banyak waktu

untuk mendampingi anak belajar dirumah, sehingga anak kurang mendapatkan

motivasi dari orang tua agar giat belajar. Orang tua yang jarang meluangkan

waktunya untuk berdiskusi berbagai hal dengan anak-anaknya, membuat anak

enggan untuk menceritakan masalah yang ia hadapi di sekolah kepada orang tua,

sehingga anak memilih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain diluar

daripada bersama keluarga.

Dilihat dari tingkat persentase, keadaan ekonomi keluarga berada pada

tingkat persentase yang paling rendah. Peneliti menemukan kesenjangan sosial di

lingkungan keluarga siswa, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tempat tinggal

siswa, banyak siswa yang tinggal di sekitar pasar dan dekat dengan jalan raya

yang mana merupakan lingkungan yang ramai dan bising,. Hal tersebut tentu

mengganggu anak untuk konsentrasi belajar, dikarenakan tempat belajar atau

lingkungan tempat tinggal yang ramai dan bising membuat keadaan rumah

menjadi tidak nyaman dan tidak tenang untuk belajar. Kemudian status

kepemilikan rumah yang mereka tempati juga beragam, ada yang milik pribadi,

namun tidak sedikit juga yang mengontrak, dan tinggal dengan kondisi rumah

yang sederhana. Tidak semua orang tua bisa menyediakan fasilitas yang anak

butuhkan untuk belajar dirumah seperti menyediakan ruang belajar khusus untuk

anak.
5

Hal tersebut bisa saja menjadi penyebab kurang berminatnya siswa dalam

kegiatan belajar. Seperti yang dikatakan oleh Ahmad Susanto (2013:65) siswa

yang status sosial ekonominya diatas rata-rata, memiliki kecenderungan lebih

berminat terhadap suatu objek atau pelajaran tertentu, disebabkan karena

tersedianya fasilitas belajar yang dimilikinya cenderung lebih komprehensif.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMPN 5 Kota Jambi,

Permasalahan yang peneliti temukan ialah siswa kelas IX SMP N 5 Kota yang

kurang berminat dalam pembelajaran PPKn. Hal tersebut terlihat saat peneliti

melakukan pengamatan saat proses kegiatan belajar mengajar PPKn, terdapat

siswa yang tidak memperhatikan guru ketika guru sedang menjelaskan materi,

siswa justru mengobrol, mengganggu teman, telat masuk kelas, mengantuk, dan

izin keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung. Gejala–gejala tersebut

menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai minat yang kuat untuk belajar. Hal ini

mengakibatkan materi yang disampaikan kurang diserap dengan baik oleh peserta

didik, seperti data pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.3 Hasil Angket Pendahuluan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn Di
SMP Negeri 5 Kota Jambi
NO. Indikator Minat Belajar Persentase (%)

1. Perasaan Senang

2. Ketertarikan Siswa

3. Perhatian Dalam Belajar

4. Keterlibatan Siswa Dalam Belajar

Rata-Rata
Sumber: Hasil olahan data oleh peneliti
6

Berdasarkan tabel 1.3 diatas yang berupa penyebaran angket kepada 40

siswa di SMP N 5 Kota Jambi, dapat dilihat bahwa dari rata-rata hasil angket

minat belajar siswa masih dalam kategori sedang (Arikunto,1998:57) yaitu

sebanyak 45%. Siswa yang memiliki perasaan senang terhadap pelajaran PPKn

sebanyak 50%, siswa yang memiliki ketertarikan terhadap pelajaran PPKn

sebanyak 43%, siswa yang menaruh perhatian dalam belajar PPKn sebanyak 45%,

kemudian siswa yang memiliki keterlibatan dalam belajar PPKn hanya sebanyak

42%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum sepenuhnya

memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar PPKn tersebut. Padahal dalam

proses belajar mengajar, minat belajar siswa dapat menentukan jalannya proses

pembelajaran yang efektif, minat belajar mempunyai peranan yang penting untuk

mempengaruhi kegiatan-kegiatan siswa dalam belajar agar tujuan dalam proses

belajar mengajar tercapai.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan saat observasi dengan siswa

di SMP N 5 Kota Jambi, yaitu Pajri Gunawan, dan Amanda Tasya mereka

mengatakan kurang berminat terhadap mata pelajaran PPKn, dikarenakan guru

kurang kreatif dalam menyajikan materi, materi pembelajaran yang bersifat

hafalan, tugas yang diberikan terkesan membosankan, serta keluarga yang tidak

memberikan perhatian pada kegiatan belajar nya disekolah, sehingga mereka tidak

memiliki dorongan untuk berminat dan aktif dalam belajar. Kemudian ibu Rita

Siringo-ringo, S.Pd selaku guru mata pelajaran PPKn SMP N 5 Kota Jambi

membenarkan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dalam

kategori sedang, ia menuturkan bahwa tidak semua siswa memperhatikan ketika ia

mengajar, serta masih ada siswa yang tidak aktif dalam proses belajar mengajar
7

pelajaran PPKn. Ia juga menjelaskan bahwa memang benar sebagian besar

lingkungan keluarga siswa di SMP N 5 Kota Jambi dalam kategori menengah

kebawah, kebanyakan siswa kurang mendapat perhatian dan pengajaran dari

orang tuanya, dan hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memiliki minat untuk

belajar.

Oleh karena itu, perlu sekali peran orang tua untuk memberikan dorongan

kepada anak agar tumbuh semangat untuk belajar, sehingga minat belajar tumbuh

dalam diri anak. Disinilah dapat dilihat betapa pentingnya peran lingkungan

keluarga yang nyaman dan kondusif sehingga anak memiliki minat belajar yang

kuat untuk mengikuti proses pembelajaran disekolah maupun belajar dirumah.

Tidak perlu diragukan lagi, orang tua menduduki posisi sentral dalam proses

tumbuh kembang anak, termasuk minat belajar, disamping lembaga pendidikan

formal dan masyarakat. Orang tua perlu memberi anak suatu lingkungan

kehidupan yang aman, sehingga anak memiliki minat belajar. Keluargalah yang

memahami kebutuhan anak, serta orang tualah yang menyediakan sarana dan

fasilitas yang dapat membantu anak memenuhi rasa ingin tahunya. Sehingga

memungkinkan untuk menghasilkan anak yang berprestasi disekolah. Oleh sebab

itu dalam proses pembelajaran di sekolah hendaknya setiap siswa memiliki minat

yang tinggi terhadap pelajaran yang diikutinya, dalam hal ini pelajaran PPKn agar

tercapainya keberhasilan dalam belajar.

Berdasarkan uraian diatas, serta menyadari pentingnya pengaruh

lingkungan keluarga terhadap minat belajar seperti yang dikatakan Dalyono

(2005:130) besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta


8

jasmani dan rohaninya. Senada dengan yang dikatakan Dalyono, Darmadi

(2017:315) mengatakan bahwa faktor lingkungan juga merupakan faktor yang

mempengaruhi minat seseorang. Membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat

Belajar Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran PPKn di SMP Negeri 5 Kota

Jambi”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat peneliti identifikasikan masalah-

masalah yang ada yaitu sebagai berikut:

1. Orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan anak.

2. Keadaan sosial keluarga siswa dalam kategori menengah kebawah.

3. Kurangnya minat belajar siswa pada mata Pelajaran PPKn.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan diatas, supaya

penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin di teliti serta

karena keterbatasan kemampuan dari peneliti, maka masalah yang diteliti dibatasi

dalam hal pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat belajar siswa kelas IX

pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian yakni apakah terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat

belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi?
9

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat belajar siswa kelas IX pada mata

pelajaran PPKn di SMPN 5 Kota Jambi.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah melaksanakan penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk penelitian selanjutnya

terutama dibidang peningkatan minat belajar dilihat dari faktor lingkungan

keluarga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan siswa mampu

meningkatkan minat belajarnya, khususnya pada mata pelajaran PPKn.

b. Bagi pihak SMPN 5 Kota Jambi

1. Memberikan kontribusi dalam menyumbang pemikiran untuk

menambah kajian ilmu maupun referensi bagi sekolah untuk

mengambil kebijakan yang berkaitan dengan usaha meningkatkan

minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru untuk lebih

memahami kondisi anak dalam belajar.


10

c. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sebagai calon

pendidik mengenai minat belajar siswa.

1.7 Definisi Operasional

Adapun yang menjadi definisi operasional ialah sebagai berikut:

a. Minat belajar

Menurut Enjang Idrus (2018:79) minat adalah rasa suka atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat korelasi dengan belajar yakni

suatu usaha untuk membangkitkan terhadap sesuatu yang menjadi

kebutuhan untuk mencapai keberhasilan belajar. Berangkat dari konsep

bahwa minat merupakan motif yang dipelajari, yang mendorong dan

mengarahkan individu untuk menemukan serta aktif dalam kegiatan-

kegiatan tertentu, akan dapat diidentifikasi indikator-indikator minat

dengan menganalisis kegiatan-kegiatan yang dilakukannya atau objek-

objek yang dijadikan kesenangan.

Menurut Darmadi (2017:318) indikator untuk mengetahui minat

seseorang dalam pembelajaran adalah:

1. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek

terhadap pembelajarn karena adanya ketertarikan.

2. Adanya perasaan senang terhadap pembelajaran.

3. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk

terlibat aktif dalam pembelajaran serta untuk mendapat hasil yang

terbaik.
11

b. Lingkungan keluarga

Menurut Hasbullah (2001:38) Lingkungan keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam lingkungan inilah

anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga

dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari

kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang

paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.


12

BAB II
KAJIAN TEORETIK

2.1 Minat Belajar


2.1.1 Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian

terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui dan mempelajari

maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena adanya perhatian

yang mendalam terhadap suatu obyek. di mana perhatian tersebut menimbulkan

keinginan untuk mengetahui, mempelajari, serta membuktikan lebih lanjut. Hal itu

menunjukkan, bahwa dalam minat, di samping perhatian juga terkandung suatu

usaha untuk mendapatkan sesuatu dari obyek minat tersebut.

Menurut Eliza Herijulianti (2001:19-20) minat dapat diartikan sebagai

suatu yang menjadi sumber identifikasi anak dengan keberadaan pribadinya.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu yang diinginkannya. Minat merupakan kecenderungan yang sifatnya tetap

atau konstan dalam memperhatikan dan mengulang suatu kegiatan. Pada semua

usia minat merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang dan ini akan

berdampak pada sikap dan perilaku.

Menurut Darmadi (2017:312) minat merupakan sifat yang relative

menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhmya, dengan minat

seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat

seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Menurut (Djaali:121) minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut,semakin besar minatnya. Minat yang telah disadari terhadap


13

bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa

menguasai pelajarannya. Pada gilirannya, prestasi yang berhasil akan menambah

minatnya, yang bisa berlanjut sepanjang hayat.

Menurut Darmadi (2018:142) minat adalah sesuatu yang sangat penting

bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik, sebagai aspek kejiwaan,

minat tidak saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat

mendorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyebabkan seseorang

menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan.

Menurut Dalyono (2005:56) minat dapat timbul karena daya tarik dari luar

dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap segala sesuatu

merupakan modal yang besar, artinya untuk mencapai atau memperoleh benda

atau tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan

prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi

yang rendah.

Dari berbagai pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan minat adalah suatu rasa suka atau rasa ketertarikan pada suatu

kegiatan yang ditunjukan dengan keinginan dan kecenderungan untuk

memperhatikan kegiatan tersebut. Minat merupakan sumber motivasi seseorang

sehingga minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan

seseorang.

Keberhasilan proses kegiatan belajar dan pembelajaran, selain dipengaruhi

oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri. Tingkah laku

siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat mengindikasikan akan

ketertarikan siswa tersebut terhadap pembelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa


14

tidak tertarik dengan pembelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang sering

dikenal dengan istilah minat.

Menurut Enjang Idrus (2018:79) minat adalah rasa suka atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat korelasi dengan belajar yakni suatu usaha

untuk membangkitkan terhadap sesuatu yang menjadi kebutuhan untuk mencapai

keberhasilan belajar. Menurut Moh Zaiful Rosyid, (2019:17) dengan ditandai

timbulnya minat belajar siswa secara tidak langsung mereka tergerak untuk

melakukan aktivitas, namun minat tersebut masih perlu adanya sentuhan-sentuhan

agar supaya minat yang timbul pada seseorang (siswa) tersebut akan terarah

kepada tujuan tertentu (tujuan pembelajaran) yang sesuai dengan kebutuhan

mereka.

Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa orang yang mempunyai

minat terhadap sesuatu, ia akan berusaha lebih keras untuk memperoleh sesuatu

yang diminatinya atau dengan kata lain dengan adanya minat dalam diri

seseorang, maka ia akan termotivasi untuk mendapatkan sesuatu itu.

2.1.2 Pembentukan Minat Belajar

Menumbuhkan minat belajar sejak dini memang perlu dilakukan karena ini

mempunyai banyak manfaat. Kemudian mendorong individu untuk mempelajari

dan menekuni segala hal yang berkaitan dengan minatnya tersebut. Apalagi dalam

pembelajaran, minat seseorang (siswa) dapat menentukan jalannya proses

pembelajaran yang efektif.


15

Minat adalah rasa antusias yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

suatu hal. Minat merupakan sesuatu yang harus ada dalam belajar supaya timbul

motivasi. Menurut Enjang Idrus (2018:72) usaha motivasi yang dapat dilakukan

untuk menumbuhkan minat dan bakat, yaitu:

1. Mengembangkan minat dan bakat yang telah ada untuk mencapai

keberhasilan belajar,

2. Menumbuhkan sikap berorientasi pada masa depan (bercita-cita),

3. Memberikan tujuan yang jelas dari pengembangan bakat,

4. Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam belajar,

5. Memberikan insentif (hadiah/pujian) bagi siswa yang berprestasi serta

memberikan bantuan bagi siswa yang dianggap kurang mampu.

Selanjutnya menurut Enjang Idrus (2018:80 ) untuk membangkitkan minat

belajar, yakni dengan cara:

1. Menyampaikan materi yang dikaitkan dengan kegunaannya secara

langsung,

2. Dapat memberikan hadiah bagi siswa yang sungguh-sungguh dan

berprestasi,

3. Menjelaskan materi pembelajaran untuk masa depan,

4. Mengembangkan motif yang sudah ada,

5. Menstimulus pencapaian tujuan,

6. Mengetahui tujuan (prestasi) yang telah dicapai di masa lalu sebagai

pendorong.
16

Menurut Ahmad Susanto (2013:64) kecenderungan siswa dalam memilih

atau menekuni suatu mata pelajaran secara intensif dibanding dengan mata

pelajaran lainnya pada dasarnya dipengaruhi oleh minat siswa yang bersangkutan.

Proses pemilihan sampai diambilnya suatu keputusan oleh siswa untuk menekuni

ini secara psikologis sangat ditentukan oleh minatnya terhadap mata pelajaran itu

sendiri. Sebagai contoh, jika minat siswa terhadap mata pelajaran IPS misalnya,

pada dasarnya banyak yang memengaruhinya. Di antaranya iika materi IPS yang

diberikan guru berhubungan langsung dengan geiala-geiala kehidupan sosial yang

dapat diamati dan dirasakan oleh siswa secara langsung (meaningful). Selain itu,

bisa saja minat siswa terhadap mata pelajaran IPS diduga juga dipengaruhi oleh

status sosial ekonominya. Siswa yang status sosial ekonominya di atas rata-rata,

memiliki kecenderungan lebih berminat terhadap suatu objek atau pelajaran

tertentu, disebabkan karena tersedianya fasilitas belajar yang dimilikinya

cenderung lebih komprehensif.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi minat belajar pada anak.

Karena anak tidak dilahirkan lengkap dengan minat, hal tersebut karena minat

merupakan hasil dari pengalaman belajar. Pada semua usia, minat memiliki

peranan penting dalam kehidupan seseorang, dan memiliki dampak atas perilaku

dan sikap.

Menurut Darmadi (2017:312) minat seseorang terhadap pelajaran dan

proses pembelajaran tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor

yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Salah satu faktor yang dapat

membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan
17

diajarkan kepada siswa. Minat juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dan

lingkungan. Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang

bersifat internal ataupun eksternal. Seorang siswa yang ingin memperdalam PKn

tentang hukum misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku

tentang hukum, mendiskusikannya, dan sebagainya. Faktor lingkungan juga

merupakan faktor yang mempengaruhi minat seseorang. Di samping itu, faktor

lain yang dapat mempengaruhi timbulnya minat seseorang adalah adanya

kesempatan. Jadi, dengan adanya kesempatan yang diberikan pada seseorang yang

pada awalnya tidak berminat terhadap pelajaran PKn, namun karena adanya

kesempatan dan faktor lainnya, kemungkinan sekali ia akan menjadi berminat

untuk mempelajari pelajaran tersebut.

2.1.4 Indikator Minat Belajar Siswa

Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan akan berusaha lebih keras

untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan.

Minat memberikan kesenangan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang.

Berangkat dari konsep bahwa minat merupakan motif yang dipelajari, yang

mendorong dan mengarahkan individu untuk menemukan serta aktif dalam

kegiatan-kegiatan tertentu, akan dapat diidentifikasi indikator-indikator minat

dengan menganalisis kegiatan-kegiatan yang dilakukannya atau objek-objek yang

dijadikan kesenangan.
18

Menurut Darmadi (2017:318) indikator untuk mengetahui minat seseorang

dalam pembelajaran adalah:

1. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek terhadap

pembelajarn karena adanya ketertarikan.

2. Adanya perasaan senang terhadap pembelajaran.

3. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk terlibat

aktif dalam pembelajaran serta untuk mendapat hasil yang terbaik.

Minat diperoleh melalui suatu proses belajar yang timbul melalui proses

mengamati suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian-penilaian

tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat seseorang. Penilaian-penilaian

terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar itulah yang kemudian

menghasilkan suatu keputusan tentang adanya ketertarikan atau ketidak tertarikan

seseorang terhadap objek yang dihadapinya.

Jadi, bila anak-anak berminat terhadap suatu kegiatan, pengalaman mereka

akan jauh lebih menyenangkan daripada mereka yang kurang berminat atau

merasa bosan. Berdasarkan uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa yang menjadi

indikator minat belajar dalam penelitian ini adalah adanya pemusatan perhatian,

adanya perasaan senang terhadap pembelajaran, dan adanya kemauan atau

kecenderungan pada diri subyek untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

2.2 Lingkungan Keluarga


2.2.1 Pengertian Lingkungan Keluarga

Lingkungan menjadi sumber belajar yang dapat membangun pengetahuan

baru siswa melalui pengalaman empiris mereka, dan keluarga merupakan

lingkungan pertama anak yang berisi orang-orang penting yang menjadi landasan

bagi pola sikap dan perilaku diri mereka.


19

Menurut Umar Tirtarahardja (2008:166) manusia sepanjang hidupnya

selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni

keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiganya disebut tripusat pendidikan.

Lingkungan pendidikan yang mula-mula tetapi terpenting adalah keluarga.

Menurut Umar Tirtarahardja (2008:163) Manusia memiliki sejumlah

kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu

terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut

dengan pendidikan. Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut

lingkungan pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seperti diketahui, lingkungan pendidikan

pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah usia seseorang, peranan

lingkungan pendidikan lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting

meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.

Menurut Hafi Ansari (1983:90) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada

disekitar anak, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi, maupun

kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada anak

yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan dimana

anak-anak bergaul sehari-harinya.

Menurut Fuad Ihsan (2011:16) kegiatan pendidikan selalu berlangsung

didalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang ada di luar diri anak. Lingkungan yang dengan

sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu: lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyrakat. Didalam konteks


20

pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan

menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan membutuhkan dan

mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religius.

Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia

membutuhkan pertolongan dari orang lain yang telah dewasa, anak harus dapat

berkembang secara bebas tapi terarah.

Menurut Dalyono (2005:130) lingkungan sangat berperan dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak. Besar kecilnya pengaruh lingkungan

terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung kepada keadaan

lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Menurut Hasbullah

(2001:38) lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama,

karena dalam lingkungan inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan

bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari

kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling

banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Keluarga juga merupakan

wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan

membentuk diri dalam fungsi sosial nya.

Menurut Hasbullah (2001:114) umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu,

dan anak dimana masing-masing anggota keluarga tersebut saling mempengaruhi,

saling membutuhkan, semua meladeni seorang dan seorang meladeni semua.

Untuk membawa anak kepada kedewasaan, maka orang tua harus memberi

teladan yang baik karena anak suka mengimitasi kepada orang yang lebih tua atau

orang tua nya. Dengan teladan yang baik, anak tidak merasa dipaksa. Dalam

memberikan sugesti kepada anak tidak dengan cara otoriter melainkan dengan
21

sistem pergaulan sehingga dengan senang anak melaksanakannya. Hubungan

orang tua dengan anak dalam keluarga itu sendiri satu sama lain saling

berinteraksi, saling berpengaruh mempengaruhi dan tidak lepas dari adanya

faktor-faktor interaksi. Antar anak dalam keluarga belajar tukar menukar

pengalaman sehingga makin banyaklah hal-hal yang diketahui tentang baik dan

buruk, tentang hak dan kewajiban, tentang saling menyayangi dan sebagainya

dengan adanya hubungan satu sama lain. Dengan cara pergaulan antara orang tua

terhadap anak-anaknya dan terhadap adiknya dalam usaha mendewasakan,

menunjukkan bahwa pergaulan dalam keluarga mengandung gejala-gejala

pendidikan.

Menurut Fuad Ihsan (2011:57) keluarga merupakan lembaga pendidikan

yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia

dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara

pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.

Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak

sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya disekolah. Dalam rangka

pelaksanaan pendidikan nasional, peranan keluarga sebagai lembaga pendidikan

semakin tampak dan penting. Peranan keluarga terutama dalam penanaman sikap

dan nilai hidup, pengembangan bakat serta pembinaan bakat dan kepribadian.

Menurut Dalyono (2005:59) Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak

serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya

pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian
22

dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau

tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi

dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

Disamping itu, faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan

belajar. Besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada atau tidaknya peralatan atau

media belajar seperti papan tulis, gambar, peta, ada atau tidak kamar atau meja

belajar, dan sebagainya, semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belajar

seseorang.

Jadi, dengan adanya kontak antara anak dengan anggota yang berada

dalam lingkungan keluarga akan mempengaruhi pola sikap dan perilaku sang anak

dikemudian hari.

2.2.2 Fungsi Lingkungan Keluarga

Peran orang tua begitu diperlukan dalam mendidik anaknya, karena

sekolah hanyalah sebuah institusi formal yang mendukung anak-anak menjadi

lebih terarah dan kondusif dalam menuntut ilmu. Menurut Umar Tirtarahardja

(2008: 164) secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta

didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan

budaya) dengan berbagai lingkungan sekitarnya yang tersedia, agar dapat dicapai

tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan itu terutama

dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan efektif.

Seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat

interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan

konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan

menyimpang dari tujuan pendidikan.


23

Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan

mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang

pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya atau dana

yang seminimal mungkin. Dengan demikian diharapkan mutu sumber daya

manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila

setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagai

mana mestinya.

Menurut Fuad Ihsan (2011:18) fungsi keluarga sebagai lembaga

pendidikan, yaitu:

1. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak.

2. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan

emosional anak untuk tumbuh dan berkembang.

3. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan pendidikan moral.

4. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong-menolong, tenggang rasa,

sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera.

5. Keluarga merupakan lembaga yang memang berperan dalam

meletakkan dasar-dasar pendidikan agama.

6. Di dalam konteks membangun anak sebagai mahkluk individu

diarahkan agar anak dapat mengembangkan dan menolong dirinya

sendiri.

Jadi, peran orang tua sangat menentukan hubungan keluarga, jika orang

tua memberikan contoh sikap positif, maka tidak akan ada masalah. Namun, jika

orang tua memberikan contoh sikap yang negatif maka akan mempengaruhi

hubungan keluarga antara orang tua dan anak sampai pada masa dewasanya.
24

2.2.3 Suasana Rumah/Keluarga

Rumah adalah tempat membangun peradaban. Dari rumahlah terlahir dan

terbentuk generasi-generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, membuat suasana

rumah menjadi nyaman dan tentram adalah sebuah keharusan. Rumah yang

memberikan kenyamanan akan memberikan semangat hidup. Mereka yang

mendapatkan kebahagiaan dirumah, biasanya lebih kreatif dan produktif bila

dibandingkan mereka yang tidak mendapatkan kebahagian dirumahnya.

Menurut Yulia Singgih (2002:9) perlu suatu suasana yang dilatarbelakangi

oleh pikran-pikran yang penuh cinta kasih, untuk menciptakan suasana yang baik.

Upaya mencapai komunikasi yang baik, yaitu dengan membina dan memelihara

komunikasi didalam keluarga. Hubungan orang tua dengan anak pada umumnya

mudah terbentuk karena orang tua biasanya merawat, memelihara anaknya,

sehingga banyak waktu bersama anak. Suasana kekeluargaan dan kelancaran

berkomunikasi antara anggota keluarga dapat tercapai apabila setiap anggota

keluarga menyadari dan menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing sambil

menikmati hak nya sebagai anggota keluarga.

Menurut Yulia Singgih (2002:13) agar komunikasi dan hubungan timbal balik

dapat terpelihara dengan baik, maka hubungan timbal balik dalam keluarga harus

menggambarkan kaitan yang kuat sebagai berikut:

 Hubungan suami istri berdasarkan cinta kasih

 Hubungan orang tua dengan anak didasarkan kasih sayang

 Hubungan orang tua dengan anak remaja berdasarkan kasih sabar

 Hubungan antara anak didasarkan antar kasih sesama


25

 Komunikasi antar keluarga akan memberi rasa aman dan damai bila

berlandaskan kasih

Suami istri perlu membentuk suasana kasih sayang mencakup seluruh

keluarga sehingga mempersatukan semua anggota keluarga. Mereka tidak

menyimpan marah dan dendam, sehingga setiap hari yang baru dapat dimulai

dengan suasana yang segar dalam kasih dan damai, yang memberi kekuatan dan

kesempatan kepada setiap anggota keluarga untuk mengembangkan dirinya sesuai

dengan derap kemajuan dan pembangunan.

2.2.4 Indikator Lingkungan Keluarga

Terdapat banyak faktor dalam lingkungan keluarga yang mempengaruhi

minat belajar anak. Pada dasarnya faktor di lingkungan keluarga yang

mempengaruhi minat ditentukan oleh pola kehidupan keluarga, keadaan keluarga

dan juga sikap serta perilaku berbagai anggota keluarga terhadap anak dalam

keluarga tersebut.

Menurut Dalyono (2005:130) keluarga, dimana akan diasuh dan

dibesarkan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.

Terutama keadaan keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan

orang tua merawat juga sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani

anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap

perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.

Anak yang dibesarkan dalama lingkungan keluarga berada umumnya akan

menghasilkan anak yang sehat dan cepat pertumbuhan badannya, dan anak dari

keluarga berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.


26

Adapun yang termasuk indikator lingkungan keluarga menurut Dalyono

(2005:238) antara lain adalah:

Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari

kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling

banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Keluarga juga merupakan

wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan

membentuk diri dalam fungsi sosial nya.

Adapun yang termasuk indikator lingkungan keluarga menurut Dalyono

(2005:238) antara lain adalah:

1. Faktor Orang Tua

a. Cara Mendidik Anak

Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-

anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan

belajar anak-anaknya akan menjadi kesulitan belajarnya. Orang tua

yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak

sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak dapat tentram,

tidak senang dirumah, ia pergi mencari teman sebayanya, hingga ia

lupa belajar. Sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya pandai,

baik, cepat berhasil, tapi malah menjadi takut hingga rasa harga

diri kurang. Orang tua yang lemah suka memanjakan anak, ia tidak

rela anaknya bersusah payah belajar, menderita, berusaha keras,

akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan bahkan

sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha, malas

menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun.


27

Kedua sikap itu pada umumnya orang tua tidak memberikan

dorongan kepada anaknya, hingga anak menyukai belajar, bahkan

karena sikap orang tua nya yang salah, anak bisa benci belajar.

b. Hubungan orang tua dan anak

Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Faktor ini

penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak. Yang

dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh pengertian atau

kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan, dan lain-lain.

Kasih sayang dari orang tua, perhatian atau penghargaan kepada

anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak. Kurangnya

kasih sayang akan menimbulkan emosional insecuritry. Demikian

juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh akan menyebabkan hal yang

serupa. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa:

1. Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk omong-

omong bergurau dengan anak-anaknya.

2. Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan

anak-anaknya. Seorang anak akan mengalami kesulitan/

kesukaran belajar karena faktor-faktor diatas.

a. Contoh/Bimbingan Dari Orang Tua

Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala

yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-

anaknya. Karenanya sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak

baik, hendaknya dibuang jauh-jauh. Demikian juga belajar,

memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan


28

tanggung jawab tumbuh pada diri anak. Orang tua yang sibuk

bekerja, terlalu banyak anak yang diawasi, sibuk organisasi, berarti

anak tidak mendapat pengawasan/bimbingan dari orang tua, hingga

kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar.

2. Suasana rumah/keluarga

Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh, tidak mungkin anak dapat

belajar dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya, sehingga

sukar untuk belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang

selalu banyak cekcok diantara anggota keluarga selalu ditimpa

kesedihan, antara ayah dan ibu selalu cekcok atau selalu membisu akan

mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat

mentalnya. Anak akan tidak tahan dirumah, akhirnya pergi keluar

bersama anak lain yang menghabiskan waktunya untuk hilir mudik,

sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun. Untuk itu,

hendaknya suasana dirumah selalu dibuat menyenangkan, tentram,

damai harmonis, agar anak betah tinggal dirumah. Keadaan ini akan

menguntungkan kemajuan belajar anak.

Jadi bisa disimpulkan yang menjadi indikator lingkungan keluarga dalam

penelitian ini adalah cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak,

contoh/bimbingan dari orang tua, dan suasana rumah/keluarga.

2.3 Pembelajaran PPKn

Menurut Ani Sri Rahayu (2018:1) Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran wajib dari sekolah dasar

hingga perguruan tinggi. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan


29

mampu memberikan perhatiannya kepada pengembangan nilai, moral dan sikap

perilaku peserta didik. Sejatinya, PPKn adalah studi tentang kehidupan kita

sehari-hari, mengajarkan bagaimana menjadi warga Negara yang baik dan

menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar Negara Indonesia.

Menurut Ani Sri Rahayu (2018:3) tujuan utama PPKn adalah

menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan

perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa

Pancasila. Sedangkan secara universal, manfaat PPKn yang wajib diikuti oleh

semua murid dan pendidik mulai dari sekolah dasar hingga tingkat perguruan

tinggi adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan nilai-nilai luhur pancasila

Pancasila merupakan ideologi landasan negara kita. Segala

perbuatan yang kita lakukan, bahkan hingga aturan perundang-

undangan pun mengacu pada nilai dari pancasila itu sendiri. Dengan

demikian, bisa disimpulkan bahwa pancasila merupakan salah satu

landasan paling luhur yang ada di negara kita. Oleh karena itu,

pendidikan pancasila sangat penting diberikan pada anak-anak sejak

dini. Agar mereka mengerti dan memahami nilai luhur dari pancasila

bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2. Membantu memahami arti sebenarnya dari pancasila

Pancasila merupakan ideologi, yang berarti masih ada

kemungkinan banyak orang belum memahami arti sebenarnya secara

mendalam. Bisa saja kita hafal kelima sila yang terkandung dalam

pancasila, namun apakah kita sudah memahami arti sebenarnya dari


30

sila tersebut? Maka dari itu, dioerlukan pendidikan pancasila di

berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

universitas. Hal ini tidak lain agar kita sebagai warga negara Indonesia

yang baik memahami betul apa arti sebenarnya dari pancasila sebagai

landasan ideologi bangsa.

3. Membantu individu untuk mencintai Negara Indonesia

Bagi mereka yang tidak dapat mengenal pancasila dengan baik

maka mereka tidak akan mencintai Indonesia. Karena untuk mencintai

Indonesia, paling tidak kita juga harus mencintai landasan ideologis

yang membentuk Indonesia. Artinya, dengan adanya pendidikan

pancasila ini, kita dapat mencintai negara Indonesia. Dengan

mempelajari pancasila, secara tidak langsung kita akan mengenal

Indonesia dari dasarnya.

4. Agar individu dapat berperilaku sesuai dengan isi dari butir-butir

pancasila

Pancasila, sesuai namanya memiliki lima sila yang berbeda-beda.

Masing-masing dari kelima sila tersebut memiliki butir-butir sila

tersendiri yang merupakan ekstraksi atau penjabaran dari setiap sila

yang terdapat pada pancasila. Manfaat yang diharapkan dari

pendidikan pancasila adalah berperilaku sesuai dengan apa yang ditulis

melalui butir-butir pancasila tersebut.

5. Individu dapat mengamalkan pancasila disegala situasi

Masih dasi perilaku, pendidikan pancasila diharapkan dapat

membantu warga negara Indonesia dalam mengamalkan segala macam


31

nilai, butir, dan juga perilaku yang sejalan dengan pancasila. Nilai dan

butir-butir yang terkandung dalam pancasila merupakan hal yang baik

terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini membuat

individu sebagai warga negara yang baik wajib mengamalkan berbagai

macam nilai-nilai luhur dari pancasila.

6. Pedoman menjadi warga Negara yang baik

Pancasila tak ubahnya merupakan suatu buku pedoman. Buku

pedoman yang berisi lima poin penting atau yang kita kenal dengan

nama lima sila yang berisi bagaimana cara agar kita dapat menjadi

warga negara yang baik. Bagaimana kita dapat menjadi warga negara

yang baik dan berguna bagi masyarakat, apabila kita tidak pernah

belajar mengenai pedoman menjadi warga negara yang baik yang

dapat diperoleh melalui pendidikan pancasila.

7. Memahami ideologi bangsa Indonesia

Sebenarnya, dari awal sudah dijelaskan bahwa pancasila

merupakan landasan ideologi dari negara kesatuan republik Indonesia

(NKRI). Ideolog sendiri merupakan suatau ide tau gagasan yang

terbentuk untuk melandasi atau menyelesaikan suatu masalah. Artinya,

dengan adanya pendidikan pancasila, maka kita sebagai warga negara

akan memahami mengenai ideologi dan juga dasar-dasar negara

Indonesia dengan baik.

8. Membangun karakter warga Negara yang bermartabat

Pancasila merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi

Indonesia dan juga warga negaranya. Hal ini disebabkan karna


32

pancasila sendiri selain merupakan landasan ideologis bagi negara,

juga merupakan cerminan karakteristik dari masyarakat Indonesia itu

sendiri. Maka dari itu, manfaat pendidikan pancasila sangatlah penting,

karena melalui pendidikan pendidikan pancasila dapat terbangun

karakter dari masyarakat Indonesia yang baik, bermartabat, dan

berintegrasi dalam melakukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

9. Mewujudkan kehidupan bermoral dalam kehidupan

Moral merupakan hal yang sulit diperoleh. Kita bisa mewujudkan

kehidupan bermoral dalam kehidupan kita sehari-hari, salah satunya

adalah dengan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.

Dari tujuan dan manfaat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang

telah disebutkan diatas, diharapkan pemahaman kita terhadap Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan bisa menumbuhkan rasa kecintaan kita pada

tanah air Indonesia.

2.4 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Belajar Siswa

Menurut Syamsu Yusuf LN (2006:175) lingkungan adalah segala hal yang

mempengaruhi individu, sehingga individu itu terlibat/terpengaruh karenanya.

Dengan kata lain, individu akan menerima pengaruh dari lingkungan, memberi

respon kepada lingkungan, mencontoh atau belajar tentang berbagai hal dari

lingkungan. Menurut Dalyono (2005:130) besar kecilnya pengaruh lingkungan

terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung kepada keadaan lingkungan

anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.


33

Menurut Hafi Ansari (1983:91) lingkungan sedikit banyak mempunyai

pengaruh terhadap seorang anak, sedangkan besar dan kecilnya pengaruh tersebut

ditentukan oleh intensitet lingkungan itu sendiri. Begitu pula kadang-kadang

pengaruh yang diberikan oleh lingkungan ada kalanya positif dan kadang-kadang

negatif. Positif apabila lingkungan memberikan kesempatan yang luas dan

menyeluruh terhadap kemampuan dasar anak dan memberikan dorongan dan

motivasi terhadap pembentukan dan perkembangan anak. Negatif apabila terjadi

sebaliknya, yaitu tidak memberikan kesempatan yang baik dan menghambat

terhadap pelaksanaan pendidikan.

Menurut Darmadi (2017:312) minat seseorang terhadap pelajaran dan

proses pembelajaran tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor

yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Salah satu faktor yang dapat

membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan

diajarkan kepada siswa. Minat juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dan

lingkungan. Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang

bersifat internal ataupun eksternal. Seorang siswa yang ingin memperdalam PKn

tentang hukum misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku

tentang hukum, mendiskusikannya, dan sebagainya. Faktor lingkungan juga

merupakan faktor yang mempengaruhi minat seseorang. Di samping itu, faktor

lain yang dapat mempengaruhi timbulnya minat seseorang adalah adanya

kesempatan. Jadi, dengan adanya kesempatan yang diberikan pada seseorang yang

pada awalnya tidak berminat terhadap pelajaran PKn, namun karena adanya

kesempatan dan faktor lainnya, kemungkinan sekali ia akan menjadi berminat

untuk mempelajari pelajaran tersebut.


34

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat ditegaskan bahwa

lingkungan keluarga memiliki pengaruh terhadap minat belajar anak.

2.5 Penelian Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dan dijadikan acuan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah:

1. Pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar PKN pada

siswa kelas VII SLTP Negeri 3 Polokarto kabupaten Sukoharjo tahun

ajaran 2007/2008. (Eni Sulastri, 2009). Berdasarkan pengajuan

hipotesis dan hasil analisis data, adapun kesimpulannya adalah ada

pengaruh signifikan antara keharmonisan keluarga terhadap prestasi

belajar PKn pada siswa kelas VII SLTP Negeri 3 Polokarto Kabupaten

Sukoharjo Tahun Ajaran 2007/2008”. Hal ini didasarkan atas hasil

analisis data yaitu hasil Fhitung=6.30 dan telah dikonsultasikan dengan

Ftabel pada taraf signifikansi 5% ternyata Fhitung lebih besar dari

Ftabel atau 6.30 > 3.96.

2. Pengaruh Kondisi Lingkungan Belajar Dan Minat Belajar Terhadap

Motivasi Belajar PKn. (Cahya Melati, 2012). Hasil penelitian ini

adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi lingkungan

belajar terhadap motivasi belajar PKn siswa kelas VII SMP Tunas

Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran

2012/2013 dan terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar

siswa pada mata pelajaran PKn terhadap motivasi belajar PKn siswa

kelas VII SMP Tunas Dharma Way Galih Kabupaten Lampung Selatan

Tahun Ajaran 2012/2013.


35

3. Pengaruh Penerapan Motivasi Dan Disiplin Dalam Keluarga Terhadap

Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Nganjuk. (Pramita

Anggarini , 2013). Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka simpulan yang dapat diambil adalah: (1) Ada

pengaruh secara bersama - sama variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat hasil belajar PKn siswa SMPN 7 Nganjuk (Y) berdasarkan hasil

uji F. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “terdapat

pengaruh secara bersama-sama yang signifikan antara motivasi

keluarga (X1) dan disiplin keluarga (X2) terhadap hasil belajar PPKn

siswa SMPN 7 Nganjuk” telah diterima kebenarannya. Nilai dari

koefisien determinasi dari hasil perhitungan adalah 0,931 yang berarti

bahwa sebesar 93.1% hasil belajar PKn siswa SMPN 7 Nganjuk

(variabel terikat) mampu dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan

6.9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

regresi (faktor galat).

4. Hubungan Antara Prestasi Belajar Dan Peranan Orang Tua Serta

Interaksi Teman Sebaya Mata Pelajaran PKn siswa kelas IV, V, dan VI

SDN 3 Banyuasri Tahun Ajaran 2015/2016. (Ni Putu Suryanita, 2016).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang

signifikan antara peranan orang tua dan prestasi belajar PKn, dengan

Fhitung = 4,83 > Ftabel = 4,02, (2) terdapat hubungan yang signifikan

antara interaksi teman sebaya dan prestasi belajar PKn, dengan Fhitung

= 9,55 > Ftabel = 4,02, (3) terdapat hubungan yang signifikan secara

bersama-sama antara prestasi belajar PKn dan peranan orang tua serta
36

interaksi teman sebaya, dengan Fhitung = 5,55 > Ftabel = 3,17.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa peranan orang tua

dan interaksi teman sebaya memengaruhi prestasi belajar siswa.

5. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Mata

Pelajaran PPKn Siswa Kelas Xi Ips Sma N 1 Muaro Jambi. (Mahmudi,

2018). Berdasarkan hasil penelitian ini lingkungan keluarga

mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap motivasi belajar

mata pelajaran PPKn siswa kelas XI IPS SMA N 1 Muaro Jambi. Dari

hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada

penelitian ini lingkungan keluarga mempunyai pengaruh sebesar

39,8% terhadap motivasi belajar. Hal tersebut menunjukkan

pentingnya menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman dan

kondusif sehingga anak memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti

proses pembelajaran disekolah.

2.5 Kerangka Berfikir

Dalam dunia pendidikan, minat memegang peranan penting dalam belajar.

Karena minat ini merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan

seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau kegiatan

tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar pada diri siswa, maka siswa akan

memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar tersebut. Adapun menurut

Darmadi (2017:312) minat seseorang terhadap pelajaran dan proses pembelajaran

tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat

mempengaruhi munculnya minat. Salah satu faktor yang dapat membangkitkan

dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada
37

siswa. Minat juga dipengaruhi oleh faktor motivasi dan lingkungan.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam

pendidikan, memberikan landasan dasar untuk menanamkan minat belajar.

Faktor-faktor fisik, sosial dan psikologis yang ada dalam keluarga sangat

berpengaruh terhadap perkembangan minat belajar anak. Lingkungan keluarga

yang baik, dalam hal ini adanya pola asuh, relasi, perhatian orang tua, keadaan

ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana keluarga yang baik

akan menimbulkan dorongan dan minat pada diri seseorang untuk belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1 : Kerangka Berpikir

Lingkungan keluarga Minat belajar


(X) (Y)

2.7 Hipotesis

Menurut Bambang Prasetyo (2014: 76) hipotesis merupakan proposisi

yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas

pertanyan penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diajukan, kajian teoretik

dan penjelasan dalam kerangka berfikir, maka peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:
38

Ha: Terdapat pengaruh signifikan lingkungan keluarga (X) terhadap minat

belajar siswa (Y) kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5

Kota Jambi.

Ho: Tidak terdapat pengaruh signifikan lingkungan keluarga (X) terhadap

minat belajar siswa (Y) kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N

5 Kota Jambi.
39

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Jambi yang berlokasi di

Jl. Prof. DR. Moh. Yamin, Payo Lebar, Jambi Luar Kota, Kota Jambi, Jambi

36135. Waktu pelaksanaan penelitian ini terdiri dari observasi pada tanggal 27-31

Januari 2020, selanjutnya dilakukan uji coba angket penelitian pada tanggal 13

Juli 2020 dan penyebaran angket penelitian pada tanggal 16-27 Juli 2020.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Metode penelitian pada penelitian ini

adalah kuantitatif. Menurut Sandu Siyoto (2015:17) penelitian kuantitatif

merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,

terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian

yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

Sehubungan dengan penelitian ini, pendekatan yang digunakan peneliti

adalah penelitian kuantitatif yang berjenis penelitian survey. Menurut Bambang

Prasetyo (2014:143) penelitian survey merupakan suatu penelitian kuantitatif

dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak

orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah,

dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur/sistematis tersebut dikenal dengan istilah

kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

lingkungan keluarga terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PPKn,
40

yang nantinya hasil dari penelitian ini berupa angka-angka dan kemudian

dianalisis menggunakan analisis statistik regresi sederhana dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 24.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Lijan Poltak Sinambela (2012:46) variabel penelitian adalah

suatu atribut, nilai atau sifat dari objek, individu atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk

dipelajari dan dicari informasi yang terkait dengannya serta ditarik

kesimpulannya. Menurut hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain

secara konsep dalam penelitian, dapat dibedakan menjadi:

3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Lijan Poltak Sinambela (2012:47) variabel bebas adalah variabel

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen/bebas adalah lingkungan

keluarga (X).

3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Lijan Poltak Sinambela (2012:48) variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen/terikat adalah minat

belajar siswa (Y).


41

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Sugiyono (2015:117) mengartikan populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek, subyek, yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Berkenaan dengan temuan masalah dalam penelitian ini maka

yang akan dijadikan populasi dalam penelitian adalah siswa kelas IX yang terdiri

dari kelas IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IX F, VIII G, IX H, IX I, dan IX J

SMPN 5 Kota Jambi yang berjumlah 327 orang. Pemilihan populasi siswa

merupakan objek pokok dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas IX SMP N 5 Kota Jambi

Jumlah Siswa
No. Kelas
(Populasi)

1. IX-A 30

2. IX-B 36

3. IX-C 32

4. IX-D 31

5. IX-E 33

6. IX-F 33

7. IX-G 30

8. IX-H 30

9. IX-I 36

10. IX-J 36

Jumlah 327
Sumber: Tata Usaha (TU) SMP N 5 Kota Jambi
42

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2015:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk menentukan

besaran sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin. Adapun menurut Bambang

Prasetyo (2014:137) rumus Slovin adalah sebagai berikut:

n= N
1+Ne2

n= Besaran sampel

N= Besaran populasi

e= Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran


ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel yang ditetapkan peneliti 10%)

n= 327 = 327 = 76.5


2
1+327(0.10) 1+3.27

Populasi berjumlah 327, maka penarikan sampel penelitiannya menjadi

76.5 dibulatkan menjadi 76 orang. Dengan demikian sampel penelitian ini adalah

76 orang siswa.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik acak

sederhana (simple random sampling). Menurut Syahrum (2014:116) Simple

Random Sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung

dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai

unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi
43

sampel atau mewakili populasi. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan

diambil untuk perwakilan tiap kelas peneliti menggunakan rumus Slovin, yakni

sebagai berikut:

= N
1+Ne2

= Besaran Sampel

N= Besaran Populasi

e= Nilai Kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran


ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sample).

Tabel 3.2 Proporsi Sampel Perwakilan Tiap Kelas


Jumlah Siswa Jumlah Siswa
No. Kelas Proporsi Sampel
(Populasi) (Sampel)

1. IX-A 30 7

2. IX-B 36 8

3. IX-C 32 8

4. IX-D 31 7

5. IX-E 33 8

6. IX-F 33 8

7. IX-G 30 7

8. IX-H 30 7

9. IX-I 36 8

10. IX-J 36 8

Jumlah Jumlah
327 76
Populasi Sampel
Keterangan: Sampel merupakan hasil olahan data oleh peneliti
44

3.6 Jenis dan Sumber Data

Menurut Salim (2019:103) data adalah fakta empirik yang dikumpulkan

oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan

penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan

dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data

yang berbentuk angka atau bilangan. Dalam perolehan data terdapat berbagai

sumber yang bisa diakses oleh peneliti untuk menghasilkan informasi.

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis,

yaitu data primer dan data sekunder.

3.6.1 Data Primer

Menurut Syofian Siregar (2015:37) data primer adalah data dikumpulkan

sendiri oleh peneliti secara langsung dari sumber pertama atau tempat objek

penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari siswa kelas

IX di SMP N 5 Kota Jambi melalui bantuan kuesioner (angket).

3.6.2 Data Sekunder

Menurut Syofian Siregar (2015:37) data sekunder adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Dalam

penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah data siswa kelas IX yang

diperoleh dari TU di SMP N 5 Kota Jambi.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sandu Siyoto (2015:67) data adalah sesuatu yang belum

mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu

pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
45

matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan

sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Menurut Syahrum (2014:131) pengumpulan data yaitu cara-cara yang ditempuh

oleh peneliti untuk mengumpulkan data secara objektif. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.7.1 Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiono (2015:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dangan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan kuesioner (angket) dengan menggunakan skala Likert.

Menurut Sugiyono (2015:134) Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu

fenomena sosial. Skala Likert umumnya menggunakan 5 angka penelitian, yaitu:

Tabel 3.3 Skala Likert


No. Jenis Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Ragu-ragu (R) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber:Sugiyono (2015:135)

3.7.2 Penyebaran Instrumen

Setelah diketahui validitas dan realibilitas intrumen tersebut, kemudian

instrumen tersebut disebar kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya.

Cara penyebaran angket yakni peneliti terlebih dahulu mendatangi sekolah dan

menemui staf tata usaha yang berwenang untuk meminta izin melakukan

penyebaran instrumen disertai dengan membawa surat izin penelitian dari pihak

akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unjiversitas Jambi. Setelah


46

diizinkan oleh pihak sekolah untuk melakukan penelian, peneliti dirujuk untuk

menemui guru mata pelajaran PPKn yang bersangkutan, yaitu ibu Rita Siringo-

ringo,S.Pd. Didampingi oleh guru mata pelajaran PPKn, peneliti menemui

responden di tiap kelas dan memberikan angket untuk diisi oleh responden.

Sebelum pengisian angket, peneliti menjelaskan maksud dari kedatangan peneliti

dan meminta responden untuk mengisi angket yang peneliti berikan, peneliti

menjelaskan bagaimana aturan pengisian angket tersebut dan peneliti

mempersilahkan bertanya bagi responden yang kurang mengerti tentang angket

tersebut. Setelah responden mengerti tentang angket tersebut barulah peneliti

mempersilahkan responden untuk mengisi angket tersebut.

3.7.3 Penarikan Instrumen

Setelah instrumen disebarkan dan semua pernyataan telah dijawab oleh

responden, peneliti mengumpulkan angket tersebut kembali kemudian dilakukan

pengecekan terhadap angket tersebut, dan jika terdapat pertanyaan yang belum

terisi maka angket akan dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi atau di

isi kembali. Berdasarkan angket yang telah lengkap tersebut peneliti melakukan

proses analisis data.

3.8 Teknik Validitas Instrumen Penelitian

Menurut Sandu Siyoto (2015:84) alat ukur atau instrumen yang akan

disusun tentu saja harus memiliki validitas dan reliabilitas, agar data yang

diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas dan

reliabilitas alat ukur atau validitas dan reliabilitas instrumen. Dominikus Dolet

Unaradjan (2019:163) mengatakan instrumen penelitian harus berkualitas.


47

Kualitas itu sudah di standarkan dalam kriteria teknik pengujian validitas dan

realibilitas.

3.8.1 Uji Validitas Instrumen

Menurut Slamet Riyanto (2020:63) validitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument penelitian. Dalam

penelitian ini, untuk uji validitas instrument menggunakan rumus pearson product

moment yaitu sebagai berikut.

rhitung= n(∑XY)- (∑X).(∑Y)

√{n.∑X2-(∑X)2}.{n.∑Y2-(∑Y)2}

Dimana:
rhitung = Koefisien korelasi

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Kriteria putusan: Jika r hitung > r tabel berarti valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel berarti

tidak valid.

Pada penelitian ini, untuk menguji validitas instrumen, peneliti

menyebarkan instrumen penelitian kepada siswa di SMP N 5 Kota Jambi dengan

jumlah 20 responden. Pengujian uji validitas pada istrumen penelitian ini

dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi 24. Berdasarkan pengujian

tersebut didapatkan hasil uji sebagai berikut :


48

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Angket


Variabel No.item Rhitung Rtabel Keputusan Variabel No.item Rhitung Rtabel Keputusan
1. 0.917 0,444 Valid 1. 0,797 0,444 Valid
L 2. 0.938 0,444 Valid 2. 0,772 0,444 Valid
I 3. 0.871 0,444 Valid 3. 0,584 0,444 Valid
N 4. -0.926 0,444 Tidak Valid 4. 0,603 0,444 Valid
G M
5. 0.909 0,444 Valid 5. 0,558 0,444 Valid
K I
U 6. 0.886 0,444 Valid N 6. 0,563 0,444 Valid
N 7. 0.476 0,444 Valid A 7. 0,499 0,444 Valid
G 8. 0.813 0,444 Valid T 8. 0,595 0,444 Valid
A 9. 0.922 0,444 Valid 9. -0,022 0,444 Tidak Valid
N 10. 0.485 0,444 Valid B 10. 0,458 0,444 Valid
11. 0.698 0,444 Valid E 11. 0,563 0,444 Valid
K 12. 0.648 0,444 Valid L 12. -0,290 0,444 Tidak Valid
E 13. 0.532 0,444 Valid A 13. -0,101 0,444 Tidak Valid
L 14. 0.450 0,444 Valid J 14. 0,825 0,444 Valid
U 15. 0.826 0,444 Valid A 15. 0,530 0,444 Valid
A R
16. -0.793 0,444 Tidak Valid 16. 0,592 0,444 Valid
R
G 17. 0.542 0,444 Valid 17. 0,670 0,444 Valid
A 18. -0.548 0,444 Tidak Valid 18. 0,670 0,444 Valid
19. -0.892 0,444 Tidak Valid 19. 0,645 0,444 Valid
20. 0.807 0,444 Valid 20. 0,530 0,444 Valid
Sumber: Output SPSS 24

Berdasarkan tabel 3.5 diatas, menunjukkan bahwa dari 20 item pernyataan

angket variabel lingkungan keluarga, terdapat 16 item pernyataan yang valid,

sedangkan pernyataan angket variabel minat belajar dari total 20 item terdapat 17

item pernyataan yang valid. Kemudian untuk pernyataan yang tidak valid

dianggap gugur dan tidak digunakan pada saat penelitian karena sudah diwakilkan

dengan pernyataan lain yang masih satu indikator. Adapun untuk mengetahui r tabel

adalah dengan n = 20 dan α = 5%.

3.8.2. Uji Reliabilitas

Menurut Slamet Riyanto (2020:75) Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan

atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Menurut Sandu

Siyoto (2015:91) secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh

suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Soal (perangkat soal) yang valid

pasti reliabel, tetapi soal yang reliabel belum tentu valid. Oleh karena itu soal
49

yang valid secara teoritis, juga sudah reliabel (andal) secara teoritis. Dalam

penelitian ini untuk menguji reliabelnya yaitu menggunakan rumus alpha

cronbach yaitu:

r11= k {1-∑ σ²b} k-


1 σ²t

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen

k = Jumlah butir pertayaan

∑σ²b = jumlah varian butir soal

σ²t = Varian total

Adapun kriteria pengujian adalah instrumen dikatakan reliabel jika nilai

bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Sebaliknya jika diketahui (r11) < 0,6 maka

instrumen yang dimaksud tidak reliabel. Adapun perhitungan dalam uji reabilitas

ini dihitung dengan bantuan SPSS 24.

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Angket Variabel Lingkungan Keluarga


UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics
N of
Cronbach's Alpha Items
0.709 20
Sumber: Output SPSS 24

Berdasarkan tabel 3.5 di atas menunjukkan hasil bahwa nilai cronbach’s

alpha sebesar 0,709 > 0,6 maka angket variabel lingkungan keluarga dinyatakan

reliabel.

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Angket Variabel Minat Belajar


UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics
N of
Cronbach's Alpha Items
0.803 20
Sumber: Output SPSS 24
50

Berdasarkan tabel 3.5 di atas menunjukkan hasil bahwa nilai cronbach’s

alpha sebesar 0,803 > 0,6 maka angket variabel minat belajar dinyatakan reliabel.

3.9 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2015:207) dalam penelitian kuantitatif, analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel

sehingga teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi sederhana.

Sebelum dilakukan uji regresi sederhana, maka terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat analisis data seperti uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas.

3.9.1 Uji Prasyarat Analisis Data

Peneliti dalam menguji hipotesis menggunakan uji statistik regresi

sederhana. Untuk dapat melakukan pengujian hipotesis dengan uji regresi

sederhana, menuntut dipenuhinya persyaratan (uji asumsi), antara lain:

3.9.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu uji asumsi klasik yang bertujuan untuk

membuktikan bahwa data yang akan diuji berdistribusi normal. Dalam penelitian

ini uji normalitas dilakukan dengan uji Kolgomorov Smirnov dengan bantuan

aplikasi SPSS 24. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan kriteria

pengujian sebagai berikut:


51

Kriteria putusan: Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka distribusi data

dinyatakan normal, sebaliknya jika nilai signifikansinya <0,05 maka data

dinyatakan tidak normal.

3.9.1.2 Uji Linear

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan dalam

bentuk garis lurus antara variabel bebas dan variabel terikat. Pengujian linieritas

pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 24 pada taraf signifikansi

0,05. Adapun kriteria pengujian adalah apabila nilai signifikansinya >0,05 maka

hubungan antara variabel adalah linier atau berbentuk garis lurus, sebaliknya jika

nilai signifikansinya <0,05 maka hubungan antara variabel adalah non-linier atau

tidak berbentuk garis lurus.

3.9.1.3 Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti mempunyai

varian yang sama. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

Fhitung= Varian terbesar


Varian terkecil

Adapun kriteria pengujian adalah apabila nilai signifikansinya >0,05 maka

distribusi data berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen),

sebaliknya jika nila signifikansinya <0,05 maka distribusi data tidak berasal dari

populasi yang memiliki variansi yang sama (tidak homogen). Untuk

mempermudah melakukan pengujian homogenitas data, maka dalam proses

pengujian dilakukan degan bantuan aplikasi SPSS versi 24.


52

3.10 Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat telah terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian

hipotesis yang telah diajukan. Karena hipotesis merupakan proposisi yang akan

diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyan

penelitian (Bambang Prasetyo, 2014: 76) maka perlu pengujian hipotesis, peneliti

melakukannya dengan bantuan program SPSS versi 24. Adapun langkah yang

dilakukan adalah:

3.10.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Syofian Siregar (2015:379) regresi linier sederhana digunakan

hanya untuk satu variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas

(dependent). Tujuan penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau

memprediksi besaran nilai variabel tak bebas (dependen) yang dipengaruhi

variabel bebas (independent).

Secara matematis model analisis regresi linier sederhana dapat

digambarkan sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana:

Y = Variabel terikat

X = Variabel Bebas

a dan b = Bilangan konstanta

Untuk nilai a dan b ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

a= (∑X2) . (∑Y)- (∑X)(∑XY)


n∑X2-(∑X)2

b= n∑XY-(∑X)(∑Y)
n∑X2-(∑X)2
53

3.10.2 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian

parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk melakukan

pengujian t maka dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut:

thitung= √ -2
√1- 2

Keterangan :

thitung = nilai t yang dicari


r = korelasi antar variabel
n = jumlah subjek atau responden yang diolah

Distribusi (Tabelt) untuk =0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2). Kaidah

keputusan:

Jika thitung> ttabel berarti hipotesis alternatif diterima, sebaliknya


Jika thitung< ttabel berarti hipotesis alternatif ditolak.

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan uji hipotesis, maka

peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 24.


54

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI DATA

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 5 Kota Jambi, dengan mengambil

subyek penelitian yaitu pada kelas IX yang jumlah populasinya sebanyak 327

orang. Penelitian ini menggunakan teknik penentuan sampel dengan

menggunakan random sampling yaitu penentuan sampel yang dilakukan secara

acak sehingga setiap responden memiliki kesempatan yang sama untuk dapat

digunakan sebagai sample, dalam penentuan sample, peneliti menggunakan teknik

slovin dengan taraf kesalahan 10% sehingga sample yang didapat dalam

penelitian ini sebanyak 76 orang. Sebelum angket disebarkan angket terlebih

dahulu diuji coba dengan jumlah responden sebanyak 20 orang yang kemudian

diuji validitas nya menggunakan rumus product person moment serta diuji

reabilitasnya menggunakan rumus alpha cronbach dengan bantuan SPSS versi 24.

Setelah diketahui validitas dan reabilitasnya barulah angket tersebut disebarkan

pada responden yang telah ditentukan.

4.1.1 Deskripsi Data Variabel Lingkungan Keluarga (X)

Variabel lingkungan keluarga dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan angket pernyataan tertutup yang berjumlah 16 item, dengan skor

jawaban terendah adalah 1 dan skor jawaban tertinggi adalah 5. Untuk mengetahui

hasil analisis variabel lingkungan keluarga, peneliti menggunakan bantuan SPSS

versi 24. Berdasarkan output dari analisis data, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:
55

Tabel 4.1 Hasil deskriptif data variabel lingkungan keluarga


Descriptive Statistics
Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean Deviation
Lingkungan_Keluarga 76 15 39 54 3559 46.83 3.048

Valid N (listwise) 76
Sumber: Output SPSS 24

Berdasarkan hasil deskriptif data variabel lingkungan keluarga (X) dalam

tabel diatas diterangkan bahwa terdapat 76 orang (responden) yang mengisi

angket dengan jangkauan kelas (range) sebesar 15; skor minumum sebesar 39;

skor maximum sebesar 54; jumlah (sum) sebesar 3559; rata-rata (mean) sebesar

46,83; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,048.

Untuk mengetahi tinggi rendahnya variabel lingkungan keluarga dapat

dijelaskan dengan tabel distribusi frekuensi berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi variabel lingkungan keluarga


Persentase
No. Kelas Interval Kategori Frekuensi (%)
1 65 - 80 Sangat Baik 0 0%
2 49 - 64 Baik 30 39%
3 33 - 48 Cukup Baik 46 61%
4 17 - 32 Kurang Baik 0 0%
5 1 - 16 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban

siswa terhadap angket variabel lingkungan keluarga yang dikelompokkan kedalam

lima kategori yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 30

responden (39%), cukup baik 46 responden (61%), kurang baik 0 responden (0%),

dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%). Jika dilihat dari nilai rata-rata (mean)

variabel lingkungan keluarga yakni sebesar 46,83 berada pada kelas interval 33-48

dengan jumlah frekuensi 46 (responden) dan persentase sebesar 61%


56

menunjukkan bahwa kondisi/keadaan lingkungan keluarga siswa berada pada

kategori cukup baik. Dalam variabel lingkungan keluarga, terdapat empat

indikator yang digunakan sebagai ukuran untuk mengukur lingkungan keluarga

siswa kelas IX di SMPN 5 Kota Jambi, indikator tersebut adalah: cara mendidik

anak, hubungan orang tua dan anak, contoh/bimbingan dari orang tua, dan suasana

rumah/keluarga. Untuk melihat tinggi rendahnya kategori dari setiap indikator

dalam variabel lingkungan keluarga dapat dilihat dalam pembahasan di bawah ini:

a. Analisis indikator cara mendidik anak

Dalam indikator cara mendidik anak terdapat tiga pernyataan. Berdasarkan

data yang telah terkumpul dari responden melalui angket, maka untuk melihat

tinggi rendahnya kategori indikator cara mendidik anak dapat dilihat melalui tabel

distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indikator Cara Mendidik Anak


Persentase
No. Kelas Interval Kategori Frekuensi (%)
1 13 - 15 Sangat Baik 0 0%
2 10 - 12 Baik 29 38%
3 7 - 9 Cukup Baik 46 61%
4 4 - 6 Kurang Baik 1 1%
5 1 - 3 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban siswa

terhadap indikator cara mendidik anak dikelompokkan kedalam lima kategori

yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 29 responden

(38%), cukup baik sebanyak 46 responden (61%), kurang baik sebanyak 1

responden (1%), dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%). Berdasarkan tabel di
57

atas, dapat diketahui indikator cara mendidik anak berada dalam kategori cukup

baik dengan persentase 61% yang terletak pada interval 7-9.

b. Analisis indikator hubungan orang tua dan anak

Dalam indikator hubungan orang tua dan anak terdapat empat pernyataan.

Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden melalui angket, maka

untuk melihat tinggi rendahnya kategori indikator hubungan orang tua dan anak

dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Hubungan Orang Tua Dan Anak
Persentase
No. Kelas Interval Kategori Frekuensi (%)
1 17 - 20 Sangat Baik 0 0%
2 13 - 16 Baik 19 25%
3 9 - 12 Cukup Baik 54 71%
4 5 - 8 Kurang Baik 3 4%
5 1 - 4 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban siswa

terhadap indikator hubungan orang tua dan anak dikelompokkan kedalam lima

kategori yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 19

responden (25%), cukup baik sebanyak 54 responden (71%), kurang baik

sebanyak 3 responden (4%), dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%).

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui indikator hubungan orang tua dan anak

dalam kategori cukup baik dengan persentase 71% yang terletak pada interval 9-

12.
58

c. Analisis indikator contoh/bimbingan dari orang tua

Dalam indikator contoh/bimbingan dari orang tua terdapat empat pernyataan.

Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden melalui angket, maka

untuk melihat tinggi rendahnya kategori indikator contoh/bimbingan dari orang

tua dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

4.5 Distribusi
Frekuensi Indikator Contoh/Bimbingan Dari Orang Tua
Persentase
No. Kelas Interval Kategori Frekuensi (%)
1 17 - 20 Sangat Baik 0 0%
2 13 - 16 Baik 32 42%
3 9 - 12 Cukup Baik 44 58%
4 5 - 8 Kurang Baik 0 0%
5 1 - 4 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban siswa

terhadap indikator contoh/bimbingan dari orang tua dikelompokkan kedalam lima

kategori yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 32

responden (42%), cukup baik sebanyak 44 responden (58%), kurang baik

sebanyak 0 responden (0%), dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%).

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui indikator contoh/bimbingan dari orang

tua dalam kategori cukup baik dengan persentase 58% yang terletak pada interval

9-12.

d. Analisis indikator suasana rumah/keluarga

Dalam indikator suasana rumah/keluarga terdapat lima pernyataan.

Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden melalui angket, maka

untuk melihat tinggi rendahnya kategori indikator suasana rumah/keluarga dapat

dilihat melalui tabel distribusi frekuensi di bawah ini:


59

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Suasana Rumah/Keluarga


No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 21 - 25 Sangat Baik 0 0%
2 16 - 20 Baik 4 5%
3 11 - 15 Cukup Baik 63 83%
4 6 - 10 Kurang Baik 9 12%
5 1 - 5 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban siswa

terhadap indikator suasana rumah/keluarga dikelompokkan kedalam lima kategori

yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 4 responden (5%),

cukup baik sebanyak 63 responden (83%), kurang baik sebanyak 9 responden

(12%), dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%). Berdasarkan tabel di atas,

dapat diketahui indikator suasana rumah/keluarga berada dalam kategori cukup

baik dengan persentase 83% yang terletak pada interval 11-15.

4.1.2 Deskripsi Data Variabel Minat Belajar (Y)

Variabel minat belajar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

angket pernyataan tertutup yang berjumlah 17 item, dengan skor jawaban terendah

adalah 1 dan skor jawaban tertinggi adalah 5. Untuk mengetahui hasil analisis

variabel minat belajar, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 24. Berdasarkan

output dari analisis data, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil deskriptif data variabel minat belajar


Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Minat_Belajar 76 13 43 56 3835 50.46 2.595
Valid N (listwise) 76
Sumber: Output SPSS 24
60

Berdasarkan hasil deskriptif variabel minat belajar (Y) dalam tabel diatas

menerangkan bahwa terdapat 76 orang (responden) yang mengisi angket dengan

jangkauan kelas (range) sebesar 13; skor minumum sebesar 43; skor maximum

sebesar 56; jumlah (sum) sebesar 3835; rata-rata (mean) sebesar 50,46; dan

simpangan baku (standar deviasi) sebesar 2,595. Untuk mengetahi tinggi

rendahnya variabel minat belajar dapat dijelaskan dengan tabel distribusi

frekuensi berikut ini:

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi variabel minat belajar


Persentase
No. Kelas Interval Kategori Frekuensi (%)
1 69 - 85 Sangat Baik 0 0%
2 52 - 68 Baik 28 37%
3 35 - 51 Cukup Baik 48 63%
4 18 - 34 Kurang Baik 0 0%
5 1 - 17 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban

siswa terhadap angket variabel minat belajar yang dikelompokkan kedalam lima

kategori yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 28

responden (37%), cukup baik 48 responden (63%), kurang baik 0 responden (0%),

dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%). Jika dilihat dari nilai rata-rata (mean)

variabel lingkungan keluarga yakni sebesar 50,46 berada pada skala 35-51 dengan

jumlah frekuensi 48 (responden) dan persentase sebesar 63% menunjukkan bahwa

minat belajar siswa berada pada kategori cukup baik. Dalam variabel minat

belajar, terdapat tiga indikator yang digunakan sebagai ukuran untuk mengukur

minat belajar siswa kelas IX di SMPN 5 Kota Jambi, indikator tersebut adalah:

pemusatan perhatian, perasaan senang, dan kemauan untuk terlibat aktif. Untuk
61

melihat tinggi rendahnya kategori dari setiap indikator dalam variabel minat

belajar dapat dilihat dalam pembahasan di bawah ini:

a. Analisis indikator pemusatan perhatian

Dalam indikator pemusatan perhatian terdapat enam pernyataan. Berdasarkan

data yang telah terkumpul dari responden melalui angket, maka untuk melihat

tinggi rendahnya kategori indikator pemusatan perhatian dapat dilihat melalui

tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Pemusatan Perhatian


No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 25 - 30 Sangat Baik 0 0%
2 19 - 24 Baik 22 29%
3 13 - 18 Cukup Baik 53 70%
4 7 - 12 Kurang Baik 1 1%
5 1 - 6 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban siswa

terhadap indikator pemusatan perhatian dikelompokkan kedalam lima kategori

yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 22 responden

(29%), cukup baik sebanyak 53 responden (70%), kurang baik sebanyak 1

responden (1%), dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%). Berdasarkan tabel di

atas, dapat diketahui indikator pemusatan perhatian berada dalam kategori cukup

baik dengan persentase 70% yang terletak pada interval 13-18.

b. Analisis indikator perasaan senang

Dalam indikator perasaan senang terdapat lima pernyataan. Berdasarkan data

yang telah terkumpul dari responden melalui angket, maka untuk melihat tinggi

rendahnya kategori indikator perasaan senang dapat dilihat melalui tabel distribusi

frekuensi di bawah ini:


62

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Perasaan Senang

No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)


1 21 - 25 Sangat Baik 0 0%
2 16 - 20 Baik 33 43%
3 11 - 15 Cukup Baik 40 53%
4 6 - 10 Kurang Baik 3 4%
5 1 - 5 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban siswa

terhadap indikator perasaan senang dikelompokkan kedalam lima kategori yaitu:

sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 33 responden (43%),

cukup baik sebanyak 40 responden (53%), kurang baik sebanyak 3 responden

(4%), dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%). Berdasarkan tabel di atas, dapat

diketahui indikator perasaan senang berada dalam kategori cukup baik dengan

persentase 53% yang terletak pada interval 11-15.

c. Analisis indikator kemauan untuk terlibat aktif

Dalam indikator kemauan untuk terlibat aktif terdapat empat pernyataan.

Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden melalui angket, maka

untuk melihat tinggi rendahnya kategori indikator kamauan untuk terlibat aktif

dapat dilihat melalui tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Kemauan Untuk Terlibat Aktif

No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)


1 25 - 30 Sangat Baik 0 0%
2 19 - 24 Baik 12 16%
3 13 - 18 Cukup Baik 62 82%
4 7 - 12 Kurang Baik 2 3%
5 1 - 6 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 76 100%
Sumber: Microsoft office excel
63

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai frekuensi jawaban siswa

terhadap indikator kemauan untuk terlibat aktif dikelompokkan kedalam lima

kategori yaitu: sangat baik sebanyak 0 responden (0%), baik sebanyak 12

responden (16%), cukup baik sebanyak 62 responden (82%), kurang baik

sebanyak 2 responden (3%), dan tidak baik sebanyak 0 responden (0%).

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui indikator kemauan untuk terlibat aktif

berada dalam kategori cukup baik dengan persentase 82% yang terletak pada

interval 13-18.

4.2 UJI PRASYARAT ANALISIS


4.2.1 UJI NORMALITAS
Tabel 4.12 Hasil uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 76
a,b Mean .0000000
Normal Parameters
Std. Deviation 1.93553579
Most Extreme Differences Absolute .082
Positive .081
Negative -.082
Test Statistic .082
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 24

Berdasarkan output tersebut, diketahui nilai signifikasi (sig=,200) atau

0.200 lebih besar dari alpa (α=0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

saya uji berdistribusi normal.


64

4.2.2 UJI LINEARITAS

Untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut memiliki hubungan

yang linear (garis lurus) maka perlu dilakukan uji linearitas terlebih dahulu. Untuk

menguji linearitas data pada penelitian ini peneliti dibantu dengan program SPSS

versi 24, yang hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.13 Hasil uji linearitas


ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Minat Belajar * Between (Combined) 294.340 14 21.024 6.091 .000
Lingkungan Groups Linearity 223.909 1 223.909 64.873 .000
Keluarga Deviation from 70.431 13 5.418 1.570 .119
Linearity
Within Groups 210.541 61 3.451
Total 504.882 75
Sumber: Output SPSS 24

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar

0,119. Sesuai dengan syarat uji linearitas, apabila nilai probabilitas > 0,05 maka

terdapat hubungan yang linear. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05

atau 0,119 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel lingkungan

keluarga dan variabel minat belajar mempunyai hubungan yang linier.

4.2.3 UJI HOMOGENITAS

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diteliti mempunyai

varian yang sama. Untuk mempermudah melakukan pengujian homogenitas data,

maka dalam proses pengujian dilakukan degan bantuan aplikasi SPSS 24.

Tabel 4.14 Hasil uji homogenitas


Test of Homogeneity of Variances
Lingkungan Keluarga
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.118 9 63 .363
Sumber: Output SPSS 24
65

Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan diatas maka dapat dikatakan

bahwa varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama

(homogen). Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel

lingkungan keluarga sebesar (sig=,363) atau 0,363 lebih besar dari alpa (α=0.05),

artinya distribusi data berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama

(homogen).

4.3 ANALISIS DATA


4.3.1 UJI HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh

antara lingkungan keluarga terhadap minat belajar siswa kelas IX pada mata

pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi. Untuk mengetahui apakah lingkungan

keluarga (X) berpengaruh signifikan terhadap minat belajar (Y) digunakan analisis

regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS Versi 24. Dengan kaidah pengujian

hipotesis sebagai berikut:

Ha = Terdapat pengaruh signifikan lingkungan keluarga terhadap minat belajar

siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi

Ho = Tidak Terdapat pengaruh signifikan lingkungan keluarga terhadap minat

belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik

analisis regresi linier sederhana dengan bantuan aplikasi SPSS versi 24, diperoleh

hasil sebagai berikut:


66

Tabel 4.15 Koefisien regresi lingkungan keluarga terhadap minat belajar


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 23.914 3.464 6.903 .000
Lingkungan .567 .074 .666 7.679 .000
Keluarga
a. Dependent Variable: Minat Belajar

Sumber: Output SPSS 24

Dari tabel diatas didapatkan besarnya konstanta (a) = 23,914 dan diperoleh

koefisien regresi (b) antara lingkungan keluarga terhadap minat belajar sebesar

0,567 sehingga dimasukan dalam persamaan regresi sederhana sebagai berikut:

Y=a+bX

Y=23,914+0,567X

Persamaan tersebut menunjukan bahwa apabila lingkungan keluarga (X)

meningkat “1” maka minat belajar (Y) akan meningkat 0,567. Semakin besar nilai

lingkungan keluarga (X), akan semakin mendorong besarnya nilai minat belajar

(Y) siswa pada mata pelajaran PPKn. Selanjutnya, melakukan pengujian Uji-t

dengan kaidah pengujian jika t hitung > ttabel berarti terdapat hubungan yang

signifikan sebaliknya jika t hitung < ttabel berarti tidak terdapat pengaruh yang

signifikan. Selanjutnya untuk mencari nilai t tabel, peneliti menggunakan bantuan

microsoft office excel dengan tingkat signifikansi (α) = 0.05, df (derajat

kebebasan) = jumlah data (n) – banyak variabel (k) = 76 – 2 = 74, diperoleh hasil

ttabel yaitu 1,992 sehingga diketahui bahwa t hitung > ttabel atau 7,679 >1,992 . Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan

keluarga terhadap minat belajar.


67

4.3.2 KOEFISIEN DETERMINASI

Setelah mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel lingkungan

keluarga (X) terhadap variabel minat belajar (Y). Tahap selanjutnya adalah

mencari besaran pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y), peneliti menggunakan bantuan SPSS Versi 24 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.16 Koefisien determinasi lingkungan keluarga terhadap minat belajar


Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .666 .443 .436 1.949
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Keluarga

Sumber: Output SPSS 24

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa besaran korelasi lingkungan

keluarga terhadap minat belajar diperoleh nilai R= 0,666 menunjukan bahwa

terdapat hubungan antara lingkungan keluarga dengan minat belajar yang positif.

Sedangkan R Square sebesar 0,443 memberi pengertian bahwa minat belajar

dipengaruhi oleh lingkungan keluarga sebesar 44,3% sedangkan sisanya (100%-

44,3%= 55,7%) merupakan kontribusi variabel lain di luar dari variabel yang

diteliti oleh peneliti. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan kedua variabel

yang diteliti, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17 Tabel Interprestasi Koefisien Korelasi


No. Koefisien Tingkat Hubungan
1. 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
2. 0,20 – 0,399 Rendah
3. 0,40 – 0,599 Sedang
4. 0,60 – 0,799 Kuat
5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sinambela, 2014:208
68

Berdasarkan tabel diatas, karena nilai R Square = 0,443 maka dapat

disimpulkan bahwa pengaruh yang ditimbulkan variabel lingkungan keluarga (X)

terhadap variabel minat belajar (Y) berada dalam kategori sedang.

4.4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.4.1 Analisis Variabel Lingkungan Keluarga (X)

Lingkungan keluarga secara sederhana dapat diartikan sebagai lingkungan

pendidikan yang pertama, karena dalam lingkungan inilah anak pertama-tama

mendapatkan didikan dan bimbingan. Berdasarkan analisis data yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga siswa kelas IX

berada dalam kategori cukup baik. Kategori tersebut berkaitan dengan indikator

cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, contoh atau bimbingan dari

orang tua, dan suasana rumah/keluarga. Orang tua diharapkan mampu

mengoptimalkan peran nya agar menciptakan suasana rumah yang tetram dan

nyaman sehingga kondisi/keadaan lingkungan keluarga siswa menjadi baik atau

bahkan sangat baik.

Menurut Hafi Ansari (1983:91) lingkungan sedikit banyak mempunyai

pengaruh terhadap seorang anak, sedangkan besar dan kecilnya pengaruh tersebut

ditentukan oleh intensitet lingkungan itu sendiri. Begitu pula kadang-kadang

pengaruh yang diberikan oleh lingkungan ada kalanya positif dan kadang-kadang

negatif. Positif apabila lingkungan memberikan kesempatan yang luas dan

menyeluruh terhadap kemampuan dasar anak dan memberikan dorongan dan

motivasi terhadap pembentukan dan perkembangan anak. Negatif apabila terjadi

sebaliknya, yaitu tidak memberikan kesempatan yang baik dan menghambat

terhadap pelaksanaan pendidikan.


69

4.4.2 Analisis Variabel Minat Belajar (Y)

Minat belajar yakni suatu usaha untuk membangkitkan terhadap sesuatu

yang menjadi kebutuhan untuk mencapai keberhasilan belajar. Berdasarkan

analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar

siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi berada dalam

kategori cukup baik. Kategori tersebut berkaitan dengan indikator pemusatan

perhatian, perasaan senang, serta berkaitan juga dengan kemauan untuk terlibat

aktif. Peserta didik diharapkan senantiasa senang dalam belajar dan menaruh

perhatiannya secara utuh terhadap pelajaran agar minat belajarnya semakin baik

atau bahkan sangat baik.

Menurut Moh Zaiful Rosyid, (2019:17) dengan ditandai timbulnya minat

belajar siswa secara tidak langsung mereka tergerak untuk melakukan aktivitas,

namun minat tersebut masih perlu adanya sentuhan-sentuhan agar supaya minat

yang timbul pada seseorang (siswa) tersebut akan terarah kepada tujuan tertentu

(tujuan pembelajaran) yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

4.4.3 Analisis Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Belajar

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap

minat belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta analisis data yang

dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap minat belajar siswa kelas IX pada mata

pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini

berhasil membuktikan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan yaitu terdapat


70

pengaruh signifikan lingkungan keluarga (X) terhadap minat belajar (Y) siswa

kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5 Kota Jambi.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan keluarga (X) terhadap

variabel minat belajar (Y) siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di SMP N 5

Kota Jambi bernilai positif, hal tersebut menunjukan jika keadaan lingkungan

keluarga siswa semakin baik atau mengalami peningkatan, maka hal tersebut akan

mendorong minat belajar siswa kelas IX di SMP N 5 Kota Jambi khususnya pada

mata pelajaran PPKn. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hafi Ansari

(1983:91) lingkungan sedikit banyak mempunyai pengaruh terhadap seorang

anak, sedangkan besar dan kecilnya pengaruh tersebut ditentukan oleh intensitet

lingkungan itu sendiri. Begitu pula kadang-kadang pengaruh yang diberikan oleh

lingkungan ada kalanya positif dan kadang-kadang negatif. Positif apabila

lingkungan memberikan kesempatan yang luas dan menyeluruh terhadap

kemampuan dasar anak dan memberikan dorongan dan motivasi terhadap

pembentukan dan perkembangan anak. Negatif apabila terjadi sebaliknya, yaitu

tidak memberikan kesempatan yang baik dan menghambat terhadap pelaksanaan

pendidikan.

Oleh karena itu diharapkan orang tua mampu menciptakan suasana yang

nyaman ketika dirumah sehingga karena jika hal tersebut tercapai tentunya anak

akan memiliki minat belajar yang tinggi ketika belajar, baik disekolah maupun

dirumah.

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di SMP N 5 Kota

Jambi untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh lingkungan keluarga

terhadap minat belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn, secara parsial
71

menggunakan uji-t yang hasilnya bahwa nilai t hitung adalah 7,679 dan nilai t tabel

adalah 1,992. Karena nilai t hitung > ttabel atau 7,679 >1,992, maka disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga terhadap

minat belajar. Hal tersebut sesuai dengan kaidah pengujian Uji-t, yaitu jika thitung >

ttabel berarti terdapat hubungan yang signifikan, sebaliknya jika thitung < ttabel

berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis data

tersebut, kesimpulannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat beberapa ahli bahwa lingkungan keluarga mempengaruhi minat

belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh Syamsu Yusuf LN (2006:175)

lingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu, sehingga individu itu

terlibat/terpengaruh karenanya. Dengan kata lain, individu akan menerima

pengaruh dari lingkungan, memberi respon kepada lingkungan, mencontoh atau

belajar tentang berbagai hal dari lingkungan. Kemudian, menurut Darmadi

(2017:312) Minat seseorang terhadap pelajaran dan proses pembelajaran tidak

muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi

munculnya minat. Salah satu faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang

minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Minat juga

dipengaruhi oleh faktor motivasi dan lingkungan.

Adapun besar pengaruh antara variabel lingkungan keluarga terhadap

minat belajar dapat dilihat dari koefisien determinasi R Square sebesar 0,443

memberi pengertian bahwa minat belajar dipengaruhi oleh lingkungan keluarga

sebesar 44,3% sedangkan sisanya (100%-44,3%= 55,7%) merupakan kontribusi

variabel lain di luar dari variabel yang diteliti oleh peneliti. Pengaruh yang

ditimbulkan variabel lingkungan keluarga (X) terhadap variabel minat belajar (Y)
72

berada dalam kategori cukup baik, hal tersebut berkaitan dengan peran orang tua

dalam cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, contoh atau bimbingan

dari orang tua, suasana rumah/keluarga belum maksimal. Sehingga diharapkan

orang tua mampu untuk mengoptimalkan lingkungan keluarga yang nyaman agar

tercipta lingkungan keluarga yang kondusif guna untuk pembentukan dan

perkembangan anak menjadi lebih baik atau bahkan sangat baik.


73

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel lingkungan keluarga (X) berpengaruh signifikan

terhadap variabel minat belajar (Y) siswa kelas IX pada mata pelajaran PPKn di

SMP N 5 Kota Jambi. Pengaruh yang ditimbulkan variabel lingkungan keluarga

(X) terhadap variabel minat belajar (Y) memiliki arah yang positif. Hal tersebut

dapat diketahui pada uji koefisien determinasi lingkungan keluarga terhadap minat

belajar diperoleh nilai R = 0,666 menunjukan bahwa terdapat hubungan antara

lingkungan keluarga dengan minat belajar yang positif. Sedangkan R Square

sebesar 0,443 memberi pengertian bahwa minat belajar dipengaruhi lingkungan

keluarga sebesar 44,3% sedangkan sisanya (100%-44,3%= 55,7%) merupakan

kontribusi variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Pengaruh yang positif ini

memberikan pengertian bahwa semakin tinggi keadaan/kondisi lingkungan

keluarga, maka akan semakin mendorong minat belajar siswa, khususnya pada

mata pelajaran PPKn.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara

teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh terhadap minat belajar siswa pada

mata pelajaran PPKn. Siswa yang memiliki lingkungan keluarga yang nyaman

dan kondusif tentunya akan memiliki minat belajar yang tinggi. Diharapkan orang

tua mampu menciptakan suasana yang nyaman ketika dirumah sehingga anak
74

akan memiliki minat belajar yang tinggi ketika belajar, baik disekolah maupun

dirumah.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi keluarga siswa dalam

menciptakan suasana rumah yang tentram dan nyaman sehingga anak akan merasa

nyaman ketika dirumah dan mampu meningkatkan minat belajarnya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang penulis sarankan

antara lain:

1. Bagi keluarga siswa sebagai masukan agar mampu menciptan suasana rumah

yang tetram dan nyaman ketika siswa berada dirumah dan senantiasa memberikan

masukan ataupun dorongan sehingga anak bersemangat ketika belajar disekolah.

2. Bagi sekolah diharapkan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pihak

keluarga siswa sehingga antara pihak keluarga dan sekolah mampu mengontrol

dan mengarahkan siswa agar lebih bersemangat ketika belajar disekolah.

3. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat menganalisis variabel lain yang

mempengaruhi minat belajar selain dari variabel lingkungan keluarga.


75

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Hafi. (1983). Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi. (2017). Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran Dalam


Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish

Darmadi. (2018). Membaca Yuk: Strategi Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak
Sejak Usia Dini. Jakarta: Guepedia

Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Gunarsa, Yulia Singgih. (2002). Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta:


Gunung Mulia

Hasbullah. (2001). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Herijulianti, Eliza. (2001). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC

Idrus, Enjang. (2018). Membongkar Psikologi Belajar Aplikatif. Majalengka:


Guepedia

Ihsan, Fuad. (2011). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Prasetyo, Bambang. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers

Rahayu, Ani Sri. (2018). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).


Jakarta: Bumi Aksara

Riyanto, Slamet. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian Di Bidang


Manajemen, Teknik, Pendidikan Dan Eksperimen. Sleman: Deepublish

Rosyid, Moh Zaiful. (2019). Prestasi Belajar. Malang: Literasi Nusantara

Salim. (2019). Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, Dan Jenis. Jakarta:


Kencana

Sinambela, Lijan Poltak. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Siregar, Syofian. (2015). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif.


Jakarta: Bumi Aksara
76

Siyoto, Sandu. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media


Publishing

Sugiyono. (2015). MetodePenelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.


Jakarta: Prenadamedia

Syahrum. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media

Tirtaraharja, Umar. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Unaradjan, Dominikus Dolet. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:


Universitas Katholik Indonesia Atma Jaya

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal


3

Yusuf, Syamsu. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya
77

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Penelitian


No. Variabel Indikator Deskriptor Item Jumlah
1. Lingkungan 1. Cara a. Orang tua mendidik anak 1 1
Keluarga mendidik anak dengan sikap tegas (otoriter)
b. Orang tua memberikan 2 1
dukungan kepada anak (perhatian)
c. Orang tua mendidik anak 3 1
dengan sikap demokratis
2. Hubungan a. Kasih sayang dari orang tua 4,5 2
orang tua dan b. Orang tua bersikap keras 6 1
anak terhadap anak
c. Orang tua memanjakan anak 7 1
3. Contoh atau a. Orang tua sibuk 8,9 2
bimbingan dari c. Orang tua membimbing anak 10,11 2
orang tua
4. Suasana a. Suasana rumah yang nyaman 12,13, 3
rumah/keluarga untuk belajar 14
b. Kurangnya keharmonisan dalam 15, 16 2
keluarga
2. Minat 1. Pemusatan a. Perhatian siswa saat mengikuti 1,2 2
Belajar perhatian pembelajaran
b. Siswa tidak memberikan 3,4,5,6 4
pemusatan perhatian pada
pembelajaran
2. Perasaan a. Perasaan siswa terhadap 7,8 2
senang pelajaran
b. Perasaan siswa terhadap guru 9,10 2
e. Suasana kelas yang tidak 11 1
kondusif untuk belajar
3. Kemuauan a. Siswa memiliki kemauan untuk 12,13 2
untuk terlibat terlibat aktif dalam belajar
aktif c. Siswa tidak memiliki kemauan 14,15, 4
untuk terlibat aktif dalam belajar 16,17
78

Lampiran 2. Angket Penelitian

ANGKET LINGKUNGAN KELUARGA

Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :

A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut dimohon kesediaan anda untuk membaca petunjuk
pengisian
2. Jawablah dengan jujur pernyataan-pernyataan dibawah ini
3. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia menurut pengalaman masing-masing.
4. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

B. PERNYATAAN
JAWABAN
No. PERNYATAAN SS S R TS STS
A. CARA MENDIDIK ANAK
Orang tua mendidik anak dengan sikap keras, segala sesuatu ditentukan
1.
oleh orang tua
2. Orang tua memberi motivasi agar anak giat belajar
Orang tua senantiasa memastikan anak faham apa yang anak
3.
harapkan/impikan
B. HUBUNGAN ORANG TUA DAN ANAK
4. Orang tua meluangkan waktu untuk bersenda gurau dengan anak-anak
5. Orang tua membicarakan kebutuhan keluarga bersama anak-anak
6. Orang tua memarahi anak ketika anak melakukan kesalahan
7. Orang tua memanjakan anak dengan memberikan apapun yang anak minta
C. CONTOH/BIMBINGAN DARI ORANG TUA
Orang tua terlalu sibuk bekerja sehingga kurang memiliki waktu untuk
8.
membimbing anak-anak
Orang tua memiliki banyak anak yang harus diurus sehingga kurang
9.
memahami permasalahan yang dihadapi anak
10. Orang tua menyempatkan waktu untuk membimbing anak belajar dirumah
11. Orang tua mencontohkan perilaku yang baik di rumah
D. SUASANA RUMAH/KELUARGA
12. Tempat belajar anak jauh dari kebisingan
Jika saya mengalami kesulitan belajar, maka saudara saya membantu saya
13.
mengatasi kesulitan belajar tersebut
Anggota keluarga memberikan dukungan kepada saya untuk belajar dengan
14. tidak menyalakan TV, radio, musik atau berbincang dengan keras saat saya
belajar
15. Saya sering bertengkar/berselisih faham dengan saudara saya
16. Pendapat atau gagasan saya tidak dihargai dalam musyawarah keluarga
79

ANGKET MINAT BELAJAR

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut dimohon kesediaan anda untuk membaca petunjuk
pengisian
2. Jawablah dengan jujur pernyataan-pernyataan dibawah ini
3. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia menurut pengalaman masing-masing.
4. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

B. PERNYATAAN
Pernyataan Jawaban
No.
SS S R TS STS
A. PEMUSATAN PERHATIAN
Saya memperhatikan materi yang diberikan oleh guru saat pelajaran
1.
PPKn
2. Saya memahami materi yang telah disampaikan oleh guru
3. Saya berbicara dengan teman ketika guru mengajar
4. Saya mengantuk ketika guru mengajar
5. Saya sering meminta izin keluar kelas ketika guru PPKn mengajar
6. Saya bermain sendiri ketika guru sedang mengajar
B. PERASAAN SENANG
Saya membaca buku PPKn terlebih dahulu ketika guru PPKn belum
7.
datang ke kelas pada saat jam pelajaran PPKn
8. Saya selalu bersemangat mengerjakan soal-soal dan tugas PPKn
Saya suka jika guru memberikan tugas dengan metode yang berbeda
9.
dari sebelumnya
10 Saya kurang bersemangat untuk belajar karena guru membosankan
Suasana kelas yang ramai membuat saya tidak bersemangat untuk
11.
belajar
C. KEMAUAN UNTUK TERLIBAT AKTIF
Saya berusaha menyampaikan gagasan saya ketika proses
12.
pembelajaran PPKn berlangsung
13. Saya selalu maju kedepan kelas jika guru menunjuk saya
Saya tidak pernah bertanya kepada guru apabila mengalami
14.
kesulitan belajar
15. Saya malas mengerjakan PR
16. Saya lebih memilih bermain daripada harus belajar
17. Saya sering membolos pada saat jam pelajaran PPKn
80

Lampiran 3. Uji Validitas Instrumen Uji Coba


SKOR UJI COBA ANGKET LINGKUNGAN KELUARGA (X)
No.
NO. SOAL Total
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 5 2 2 2 2 4 71
2. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 5 2 2 2 2 4 71
3. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 4 2 2 2 2 4 70
4. 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 3 2 2 4 74
5. 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 2 3 2 2 4 69
6. 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 5 4 5 4 2 3 2 2 4 69
7. 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 2 4 72
8. 4 4 3 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 71
9. 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 70
10. 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 68
11. 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 69
12. 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 68
13. 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 64
14. 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 62
15. 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 3 3 60
16. 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 61
17. 1 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 2 57
18. 1 2 2 4 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 2 57
19. 1 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 2 4 4 2 56
20. 1 2 2 4 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 2 55
Skor Total 62 66 57 54 61 74 63 60 72 61 70 84 74 79 76 61 54 68 56 62
Rhitung 0.917 0.938 0.871 -0.926 0.909 0.886 0.476 0.813 0.922 0.485 0.698 0.648 0.532 0.45 0.826 -0.793 0.542 -0.548 -0.892 0.807
Rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Tidak Tidak Tidak Tidak
Keputusan Valid Valid Valid
Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid
Valid
Valid Valid
Valid
81

SKOR UJI COBA ANGKET MINAT BELAJAR (Y)


No.
NO. SOAL Total
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. 4 4 2 2 2 2 5 4 5 5 2 1 1 3 4 4 3 3 2 1 59
2. 4 4 2 2 2 2 5 4 5 5 2 2 1 3 4 4 3 3 2 1 60
3. 4 4 2 2 2 2 5 4 4 4 2 2 2 3 4 4 3 3 2 1 59
4. 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 58
5. 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 57
6. 4 5 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 63
7. 4 5 2 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 61
8. 4 5 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 63
9. 5 5 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
10. 4 5 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
11. 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
12. 4 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64
13. 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63
14. 4 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 59
15. 4 5 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 59
16. 4 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 58
17. 4 5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 57
18. 4 5 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 54
19. 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 44
20. 3 3 1 1 2 2 2 2 3 3 2 5 3 2 2 2 2 2 2 1 45
Skor Total 79 91 49 53 53 53 71 71 67 74 53 56 50 58 54 55 53 53 47 42
Rhitung 0.797 0.772 0.584 0.603 0.558 0.563 0.499 0.595 -0,02 0.458 0.563 -0.29 -0.101 0.825 0.53 0.592 0.67 0.67 0.645 0.53
Rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Tidak Tidak Tidak
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
82

Lampiran 4. Jawaban Angket Penelitian


SKOR ANGKET PENELITIAN LINGKUNGAN KELUARGA (X)
No.
NO. SOAL Total
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 44
2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 1 1 4 3 44
3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 1 1 1 3 3 43
4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 43
5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 43
6 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 1 1 50
7 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 49
8 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 1 1 50
9 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 48
10 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 46
11 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 46
12 5 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 4 3 47
13 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 48
14 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 2 1 49
15 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 2 1 49
16 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 2 1 49
17 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 3 1 50
18 4 4 4 4 4 2 2 2 2 5 5 3 4 5 2 2 54
19 2 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 3 3 4 1 2 50
20 3 4 4 4 4 2 2 2 2 5 5 2 3 4 1 2 49
21 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 49
22 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 3 4 2 1 49
23 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 3 3 2 3 49
24 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 48
25 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 48
26 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 5 5 2 2 53
27 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 1 1 50
28 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 49
29 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 48
30 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 44
31 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 1 1 3 4 44
32 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 46
33 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 1 2 2 3 3 45
34 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 44
35 5 2 2 3 2 5 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 44
36 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 44
83

37 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 1 2 2 3 3 43
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 44
39 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 44
40 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 45
41 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 44
42 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 48
43 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 3 42
44 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 4 43
45 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 43
46 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 46
47 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 1 1 2 3 3 45
48 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 49
49 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 49
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1 1 49
51 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 1 2 2 3 3 46
52 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 3 1 2 3 3 46
53 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 1 3 4 45
54 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 46
55 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 45
56 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 47
57 3 2 2 3 3 1 1 2 2 3 4 2 3 3 3 3 40
58 3 2 1 3 3 1 1 2 2 3 4 2 3 3 3 3 39
59 4 2 1 3 3 1 1 2 2 3 4 2 3 3 3 3 40
60 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 46
61 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 48
62 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 47
63 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 47
64 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 50
65 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 2 52
66 4 4 4 4 3 2 2 3 3 4 5 2 4 4 1 1 50
67 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 49
68 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 1 1 49
69 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 3 4 2 2 51
70 5 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 50
71 5 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 50
72 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 47
73 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 2 49
74 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 49
75 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 49
76 4 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43
84

SKOR ANGKET PENELITIAN MINAT BELAJAR (Y)


No.
NO. SOAL Total
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 2 4 4 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 53
2 1 2 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 53
3 1 1 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 52
4 1 1 4 4 4 4 2 2 2 4 5 1 2 4 4 4 4 52
5 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 4 4 4 3 52
6 5 5 2 2 2 2 4 5 4 2 3 4 4 2 2 2 1 51
7 4 4 2 2 2 2 5 4 4 2 3 4 4 2 2 2 2 50
8 4 4 2 2 2 2 5 5 4 2 3 4 4 2 2 2 2 51
9 4 4 2 2 2 2 4 5 4 2 3 4 4 2 2 2 1 49
10 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 4 4 4 3 47
11 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 49
12 3 3 4 4 4 4 1 1 3 3 3 1 1 4 4 4 3 50
13 5 5 2 2 2 2 4 5 4 2 3 4 4 2 2 2 1 51
14 5 5 2 2 2 2 5 5 4 2 2 4 4 2 2 2 2 52
15 5 5 2 2 2 2 4 5 5 2 2 4 4 2 2 2 2 52
16 5 5 2 2 2 2 4 5 4 2 3 4 4 2 2 2 2 52
17 5 5 2 2 2 2 4 4 4 1 2 5 5 2 2 2 2 51
18 5 5 2 2 2 2 5 5 5 2 2 5 5 1 1 1 1 51
19 5 5 2 2 2 2 3 4 4 2 2 5 4 2 2 2 1 49
20 5 5 2 2 2 2 5 5 5 1 2 4 4 2 2 2 2 52
21 5 5 2 2 2 2 5 5 5 2 3 4 4 2 2 2 2 54
22 5 5 2 2 2 2 5 5 5 1 2 5 5 2 2 2 2 54
23 5 5 2 2 2 2 5 5 5 2 2 5 5 2 2 2 1 54
24 5 5 2 2 2 2 5 5 5 2 2 5 5 2 2 1 1 53
25 5 5 2 2 2 2 5 5 5 2 3 5 4 2 2 1 1 53
26 5 5 2 2 2 2 5 5 5 3 2 5 5 2 2 2 2 56
27 5 5 2 2 2 2 4 5 5 2 3 5 5 2 2 2 2 55
28 5 5 2 2 2 2 5 5 5 2 3 5 5 2 1 1 1 53
29 4 4 2 2 2 2 5 5 5 2 3 5 5 2 1 1 1 51
30 1 1 5 4 4 4 1 1 1 5 5 1 1 4 4 4 3 49
31 2 2 4 4 4 3 1 1 2 4 4 1 1 4 4 4 4 49
32 4 4 1 1 1 1 4 4 4 2 2 5 5 2 1 1 1 43
33 2 2 5 5 4 4 1 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 51
34 2 2 4 4 4 4 1 2 2 4 4 1 1 4 4 4 4 51
35 2 2 4 3 3 3 1 1 2 4 4 1 1 4 4 4 4 47
36 2 2 4 4 4 4 1 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 49
37 2 2 4 4 4 4 1 1 2 3 3 1 1 4 4 4 4 48
85

38 2 2 4 4 4 4 1 1 2 4 3 1 1 4 4 4 4 49
39 1 1 5 4 4 4 1 1 1 5 5 1 1 4 4 4 3 49
40 2 2 4 4 4 4 1 1 1 5 4 1 1 4 4 4 4 50
41 2 2 4 4 4 3 1 1 2 4 4 1 1 4 4 4 4 49
42 5 5 2 2 2 2 4 5 5 2 2 5 5 1 1 1 1 50
43 2 2 3 3 3 3 1 1 3 4 4 1 1 4 4 4 4 47
44 2 2 4 3 3 3 1 1 3 4 4 1 1 4 4 4 4 48
45 2 2 4 4 3 3 1 1 3 4 4 1 1 4 4 4 3 48
46 4 4 2 2 2 2 4 5 5 2 3 5 5 1 1 1 1 49
47 2 2 5 4 4 4 1 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 50
48 5 5 2 2 2 2 3 4 4 1 3 5 5 2 2 2 2 51
49 5 4 2 2 2 2 4 4 4 1 2 5 5 2 2 2 2 50
50 5 5 2 2 2 2 3 4 4 2 2 5 4 2 2 2 2 50
51 2 2 4 4 4 4 1 1 2 4 4 1 1 4 5 4 4 51
52 1 1 4 4 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 51
53 2 2 4 4 4 4 1 1 2 4 4 1 1 4 4 4 4 50
54 2 2 5 5 4 4 1 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 51
55 4 4 2 2 2 1 4 4 4 1 2 5 5 2 2 2 2 48
56 2 2 4 4 4 4 1 1 3 2 3 2 2 4 4 4 4 50
57 4 4 2 1 2 2 4 4 4 2 4 4 4 1 1 1 1 45
58 4 4 1 1 2 2 4 4 4 2 4 4 4 1 1 1 1 44
59 4 4 1 2 2 2 4 4 4 1 2 4 4 2 2 2 1 45
60 4 4 2 2 2 2 4 5 5 2 3 5 5 1 1 1 1 49
61 4 4 2 2 2 2 4 5 5 2 3 5 5 1 1 1 1 49
62 2 2 3 3 3 3 1 1 2 5 4 1 1 5 4 4 4 48
63 2 2 4 3 3 3 1 1 3 4 4 1 1 4 4 4 4 48
64 5 4 2 2 2 2 4 4 5 2 3 5 5 2 2 2 2 53
65 5 5 2 2 2 2 4 5 5 2 3 5 5 2 2 2 2 55
66 4 4 2 2 2 2 4 5 5 2 3 5 5 2 2 2 2 53
67 5 5 2 2 2 2 3 4 4 1 3 5 5 2 2 3 2 52
68 4 4 2 2 2 2 4 5 4 2 3 5 5 2 2 2 2 52
69 5 4 2 2 2 2 4 5 5 2 3 5 5 2 2 2 2 54
70 1 1 5 5 5 5 1 1 1 5 5 1 1 4 4 4 4 53
71 5 5 2 2 2 2 4 4 5 2 3 5 5 2 2 2 2 54
72 2 2 5 4 4 4 1 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 50
73 4 4 2 2 2 2 4 4 5 2 3 5 5 2 2 2 2 52
74 2 2 5 5 5 4 1 1 1 4 4 1 1 4 4 4 4 52
75 3 2 4 4 4 4 1 1 2 4 4 1 1 4 5 4 4 52
76 2 2 3 3 4 3 1 1 1 4 3 1 1 4 4 4 4 45
86

Lampiran 5. Dokumentasi
87
88

Lampiran 6. Lembar persetujuan hasil seminar proposal skripsi


89

Lampiran 7. Surat persetujuan instrumen penelitian


90

Lampiran 8. Surat izin penelitian


91

Lampiran 9. Surat balasan penelitian


92

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

An Nisaa Zumi, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 Juli 1998 dari pasangan
suami istri yang bernama Zulkifli dan Rumiyati. Peneliti merupakan anak ke dua
dari tiga bersaudara. Peneliti mengawali pendidikan sekolah dasar di SDN 08 PG
Kramat Jakarta Pusat pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2010. Kemudian
peneliti melajutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N 2 Jakarta
Pusat pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMA N 10 Muaro Jambi pada tahun 2013 dan lulus pada tahun
2016. Pada tahun 2016, peneliti melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi,
tepatnya di Universitas Jambi. Peneliti memilih Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi melalui jalur
SBMPTN. Peneliti menyelesaikan kuliah Strata 1 (S1) pada tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai